Menteri Budi Arie Setiadi Ungkap 8 Tantangan KopDes Merah Putih, Pemerintah Siap Gerak Cepat! | Borneotribun

Senin, 05 Mei 2025

Menteri Budi Arie Setiadi Ungkap 8 Tantangan KopDes Merah Putih, Pemerintah Siap Gerak Cepat!

Menteri Budi Arie Setiadi Ungkap 8 Tantangan KopDes Merah Putih, Pemerintah Siap Gerak Cepat!
Menteri Budi Arie Setiadi Ungkap 8 Tantangan KopDes Merah Putih, Pemerintah Siap Gerak Cepat!

JAKARTA - Program Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih jadi salah satu gebrakan besar pemerintah untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat desa. Tapi ternyata, menurut Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Budi Arie Setiadi, masih ada delapan tantangan serius yang harus dihadapi agar program ini bisa berjalan lancar dan sukses.

Dalam keterangannya yang dikutip dari laman resmi RRI pada Sabtu (3/5/2025), Budi Arie menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak. "Saatnya kita bergerak dan maju bersama. Delapan tantangan ini harus kita atasi bersama-sama. Karena kunci kemajuan dan kemandirian koperasi itu ada di SDM-nya, organisasinya, dan sistem yang kuat," jelasnya.

Nah, biar makin paham, yuk simak delapan tantangan utama yang dihadapi KopDes Merah Putih versi Menkop Budi Arie:

1. Rendahnya Partisipasi Masyarakat

Banyak masyarakat desa yang belum paham pentingnya koperasi. Partisipasi aktif masih minim karena kesadaran kolektif belum terbentuk dengan baik.

2. Citra Negatif Koperasi

Sayangnya, masih banyak yang menganggap koperasi itu ketinggalan zaman atau bahkan mencurigakan. Hal ini nggak lepas dari maraknya kasus pinjaman online ilegal yang mengatasnamakan koperasi.

3. Kurang Adaptif Terhadap Teknologi

Banyak koperasi belum bisa memanfaatkan teknologi digital secara maksimal. Padahal, di era sekarang, teknologi itu penting banget buat efisiensi dan transparansi pengelolaan.

4. Skala Ekonomi dan Potensi Desa yang Berbeda

Setiap desa punya kondisi ekonomi dan sumber daya yang beda-beda. Ini bikin penerapan sistem koperasi jadi tantangan tersendiri, karena nggak bisa pakai pola yang sama untuk semua.

5. Kapasitas SDM yang Belum Merata

Sumber Daya Manusia di tiap desa punya kemampuan yang beda-beda. Ada yang sudah siap menjalankan koperasi dengan baik, tapi ada juga yang masih butuh banyak pelatihan dan pendampingan.

6. Risiko Elite Capture

Dalam pembentukan dan pengelolaan koperasi, ada potensi hanya segelintir orang yang mengambil alih kendali. Ini bisa bikin koperasi jadi nggak inklusif dan jauh dari semangat gotong royong.

7. Kemungkinan Fraud dan Pengelolaan yang Tidak Transparan

Kalau koperasi dikelola dengan cara yang nggak profesional, transparan, dan akuntabel, bisa-bisa malah jadi ladang penyimpangan. Ini tentu harus diwaspadai sejak awal.

8. Keberlanjutan Koperasi di Masa Depan

Tantangan terakhir adalah soal keberlanjutan. Apakah koperasi ini bisa terus berjalan dan berkembang dalam jangka panjang? Ini perlu strategi yang matang dan komitmen dari semua pihak.

Program Prioritas Nasional: KopDes Merah Putih

Sebagai informasi, KopDes Merah Putih adalah salah satu program prioritas nasional yang akan resmi diluncurkan pada 12 Juli 2025, bertepatan dengan Hari Koperasi Indonesia. Dasar hukum program ini sudah kuat, yaitu lewat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih, yang ditandatangani langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 27 Maret 2025 lalu.

Pemerintah menargetkan sebanyak 80 ribu koperasi akan tergabung dalam KopDes Merah Putih. Bahkan, dalam waktu dekat, Kementerian Koperasi dan UKM juga akan membentuk 80 koperasi percontohan di seluruh provinsi di Indonesia.

Dengan mengenali delapan tantangan ini sejak awal, diharapkan semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat desa, maupun pelaku koperasi bisa bekerja sama menciptakan koperasi yang sehat, kuat, dan berdampak langsung pada kesejahteraan warga.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.