Tambang Emas Ilegal di Kalbar: Dampak, Dilema, dan Tanggapan Warga | Borneotribun

Jumat, 23 Mei 2025

Tambang Emas Ilegal di Kalbar: Dampak, Dilema, dan Tanggapan Warga

Tambang Emas Ilegal di Kalbar: Dampak, Dilema, dan Tanggapan Warga
Tambang Emas Ilegal di Kalbar: Dampak, Dilema, dan Tanggapan Warga. (Gambar ilustrasi)

PONTIANAK - Penambangan emas ilegal di Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi isu yang semakin mencuat ke permukaan. Di satu sisi, aktivitas ini memberikan mata pencaharian bagi sebagian masyarakat. Tapi di sisi lain, penambangan ilegal ini membawa dampak serius terhadap lingkungan dan kehidupan sosial. Lalu, bagaimana sebaiknya kita menyikapi fenomena ini? Setuju atau tidak dengan tambang emas ilegal?

Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana penambang emas ilegal di Kalbar, bagaimana dampak dari penambang emas ilegal di Kalbar, dan bagaimana tanggapan masyarakat Kalbar terkait tambang emas ilegal.

Apa Itu Penambangan Emas Ilegal?

Penambangan emas ilegal adalah kegiatan menambang emas tanpa izin resmi dari pemerintah. Biasanya, kegiatan ini dilakukan secara tradisional, tanpa memperhatikan standar keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan.

Di Kalbar, tambang emas ilegal banyak ditemukan di wilayah Kapuas Hulu, Ketapang, Sintang, Sanggau, Sekadau, dan Melawi. Penambang biasanya menggunakan alat berat sederhana dan bahan kimia berbahaya seperti merkuri untuk memisahkan emas dari tanah.

Bagaimana Penambang Emas Ilegal di Kalbar Beroperasi?

Kegiatan tambang ilegal di Kalbar umumnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi, namun cukup masif. Para penambang membentuk kelompok dan masuk ke kawasan hutan atau sungai yang mengandung emas.

Alat yang digunakan beragam, dari dulang tradisional hingga mesin dompeng yang lebih modern. Ironisnya, sebagian dari mereka adalah masyarakat lokal yang terpaksa ikut menambang karena sulitnya mencari pekerjaan lain.

Tak jarang, penambang ilegal juga menyuap oknum tertentu agar aktivitas mereka tidak diganggu. Inilah yang membuat penertiban tambang ilegal menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah.

Bagaimana Dampak dari Penambang Emas Ilegal di Kalbar?

Dampaknya? Jangan ditanya. Penambangan emas ilegal memberikan kerugian besar, baik dari sisi lingkungan, sosial, hingga kesehatan.

1. Kerusakan Lingkungan

Kegiatan tambang ilegal merusak ekosistem hutan dan sungai. Banyak kawasan yang sebelumnya hijau kini menjadi tandus dan berlubang-lubang. Air sungai menjadi keruh dan tercemar merkuri, bahan kimia berbahaya yang bisa mencemari rantai makanan.

Merkuri juga bisa menyebabkan kerusakan sistem saraf dan gangguan kesehatan lainnya bagi manusia dan hewan. Sungai Kapuas, salah satu sungai terpanjang di Indonesia, bahkan mulai menunjukkan tanda-tanda pencemaran akibat aktivitas ini.

2. Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati

Kalbar adalah rumah bagi banyak spesies langka dan dilindungi. Ketika habitat mereka dirusak oleh tambang ilegal, populasi satwa pun terancam. Hutan yang seharusnya menjadi tempat berlindung orangutan, burung enggang, dan berbagai flora unik kini berubah jadi lahan gersang.

3. Konflik Sosial

Tambang ilegal juga menimbulkan konflik antarwarga. Ada yang mendukung karena melihatnya sebagai sumber penghasilan, tapi banyak juga yang menolak karena dampaknya merusak desa dan lingkungan.

Bahkan, beberapa konflik berujung pada kekerasan karena rebutan lahan tambang.

Bagaimana Tanggapan Masyarakat Kalbar Terkait Tambang Emas Ilegal?

Tanggapan masyarakat Kalbar terhadap tambang emas ilegal sangat beragam. Ada yang mendukung, ada juga yang menolak keras.

Yang Mendukung

Sebagian masyarakat, terutama yang tinggal di daerah terpencil, mendukung aktivitas ini karena memberikan pekerjaan. Dengan sulitnya akses pendidikan dan lapangan kerja, tambang emas dianggap sebagai solusi ekonomi cepat.

“Kalau tidak menambang, kami makan dari mana?” begitu ungkapan yang sering terdengar dari penambang lokal.

Yang Menolak

Namun, banyak pula yang menolak keras. Mereka melihat dampak jangka panjang dari tambang ilegal jauh lebih berbahaya. Warga yang hidup di sekitar sungai mengeluhkan kualitas air yang menurun, ikan-ikan yang menghilang, dan lahan pertanian yang rusak.

Komunitas pecinta lingkungan dan tokoh adat juga aktif menyuarakan penolakan terhadap tambang ilegal. Mereka menilai bahwa kekayaan alam harus dijaga, bukan dieksploitasi sembarangan.

Dilema Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah Kalbar berada di posisi sulit. Di satu sisi, mereka harus menegakkan hukum dan melindungi lingkungan. Di sisi lain, mereka juga harus memikirkan kesejahteraan masyarakat.

Upaya penertiban tambang emas ilegal memang dilakukan, bahkan beberapa kali dilakukan operasi gabungan antara TNI, Polri, dan pemerintah daerah. Namun sayangnya, setelah operasi selesai, para penambang sering kembali beraktivitas seperti biasa.

Beberapa pihak menyarankan agar pemerintah membuat regulasi yang memungkinkan penambang tradisional mendapatkan izin resmi dan pelatihan ramah lingkungan. Dengan begitu, kegiatan ekonomi tetap jalan, dan lingkungan pun bisa lebih terlindungi.

Setuju atau Tidak?

Setuju atau tidak dengan penambangan emas ilegal di Kalbar? Jawabannya tentu tergantung dari sudut pandang kita.

Kalau melihat dari sisi ekonomi masyarakat lokal, mungkin kita bisa paham kenapa mereka menambang. Tapi kalau kita melihat dari sisi lingkungan dan masa depan anak cucu, jelas bahwa tambang ilegal bukan solusi jangka panjang.

Yang paling penting sekarang adalah mencari jalan tengah yang bisa menjaga kelestarian alam sekaligus memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat, persoalan ini bisa pelan-pelan diselesaikan.

Penambangan emas ilegal di Kalbar adalah realita yang tidak bisa diabaikan. Kini saatnya kita semua bertanya, bukan hanya “setuju atau tidak”, tapi juga “apa yang bisa kita lakukan agar masalah ini tidak terus memburuk?”. Karena menyelamatkan Kalbar bukan cuma tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab kita bersama.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar