BWI optimalkan potensi wakaf di Kalbar | Borneotribun

Senin, 07 Juli 2025

BWI optimalkan potensi wakaf di Kalbar

BWI optimalkan potensi wakaf di Kalbar
BWI optimalkan potensi wakaf di Kalbar. (ANTARA)
Pontianak - Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Ahmad Zubaidi, menegaskan wakaf merupakan instrumen filantropi yang sangat potensial dalam Islam dan berperan penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi umat.

"Wakaf bukan hanya sebatas ibadah, tapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang luar biasa. Melalui wakaf, aset-aset bisa diabadikan untuk kepentingan umum seperti pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi umat, dan kesejahteraan masyarakat," kata Zubaidi saat melantik Ketua BWI Kalbar di Pontianak, Senin.

Ia menilai Kalimantan Barat memiliki potensi wakaf yang besar, baik dalam bentuk tanah, bangunan, maupun wakaf uang. Namun, hingga saat ini potensi tersebut belum tergarap secara optimal. Untuk itu, ia berharap kehadiran kepengurusan BWI Kalbar yang baru dapat mengubah keadaan.

"BWI Kalbar harus menjadi lembaga yang inovatif dan adaptif dalam mengelola wakaf, termasuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pendataan dan pengelolaan aset wakaf. Penting juga melibatkan seluruh elemen, mulai dari ulama, akademisi, praktisi ekonomi syariah, hingga masyarakat luas," tuturnya.

Di tempat yang sama, Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menyampaikan dukungannya terhadap penguatan pengelolaan wakaf di daerah. Ia mencontohkan keberhasilan pengelolaan wakaf di Malaysia yang telah mampu mendirikan pusat-pusat ekonomi produktif dari aset wakaf.

"Di Kuching, dari aset wakaf bisa dibangun mall yang hasilnya kembali disalurkan untuk kesejahteraan umat. Ini menunjukkan bahwa wakaf produktif bisa menjadi pilar pembangunan. Kalbar juga punya potensi serupa," kata Norsan.

Ia menambahkan bahwa keberhasilan wakaf sangat tergantung pada pengelolaan yang profesional, serta semangat kolaborasi dan integritas dari para pengurusnya. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat siap mendukung setiap program strategis BWI untuk kemajuan perwakafan di daerah.

KH Ahmad Zubaidi dalam sambutannya juga menggarisbawahi bahwa wakaf adalah bagian dari konsep ibadah dalam Islam yang bersifat inklusif. Menurutnya, peruntukan wakaf tidak hanya terbatas untuk masjid atau makam, melainkan juga bisa diarahkan untuk kemaslahatan umum, termasuk pembangunan sekolah, rumah sakit, bahkan penguatan ekonomi masyarakat.

"Wakaf adalah jejak abadi yang menjadi bentuk investasi spiritual untuk kehidupan setelah mati. Dalam sejarah peradaban, wakaf terbukti menjadi pilar penting. Maka, bekerja di perwakafan adalah kehormatan, karena ini bukan sekadar pekerjaan administratif, tetapi amanah untuk kemanusiaan dan peradaban," tuturnya.

Ia pun mendorong pengurus BWI untuk menjadikan semangat perwakafan sebagai bagian dari indikator utama pembangunan daerah. Salah satunya adalah inklusi keuangan syariah yang saat ini mulai diintegrasikan dalam sistem pembangunan nasional dan daerah.

"Saya titip perwakafan ini kepada semua pihak. Mari kita bangun jejak kebaikan bersama-sama. Tidak ada kata pensiun dalam wakaf. Selama hidup, kita bisa terus memberi manfaat," kata Norsan.*

Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
  

Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Tombol Komentar