Pontianak - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mendorong transformasi ekonomi daerah yang berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi produk unggulan lokal sebagai langkah konkret menuju visi pembangunan Kalbar yang adil, demokratis, religius, sejahtera, dan berwawasan lingkungan.
"Transformasi ekonomi tidak bisa lagi mengandalkan pendekatan bisnis eksklusif. Kita harus mencari model pembangunan yang efektif, inklusif, dan berkelanjutan," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalimantan Barat, Mahmuda, saat membuka Lokakarya Strategi Transformasi Ekonomi Daerah Berbasis Produk Unggulan Lokal, di Pontianak, Senin.
Menurut dia, tiga kabupaten di Kalbar yakni Sintang, Sanggau, dan Kapuas Hulu menjadi wilayah strategis dan berperan penting dalam penguatan ekonomi hijau. Ketiganya merupakan jantung ekologi kawasan Heart of Borneo serta menjadi penyangga utama lingkungan dan potensi ekonomi Kalbar.
"Secara ekologis, ketiga kabupaten ini berpengaruh besar terhadap kondisi ekosistem provinsi. Secara ekonomi, mereka memiliki potensi produk unggulan seperti kopi, tengkawang, madu hutan, dan rotan yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan," tuturnya.
Mahmuda menyampaikan bahwa penguatan ekonomi lokal ini sejalan dengan misi ke-6 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalbar, yakni mengembangkan perekonomian berbasis potensi unggulan daerah dan kearifan lokal.
Pemerintah Provinsi Kalbar juga tengah mematangkan konsep Produk Unggulan Daerah (PUD) yang tidak hanya unggul dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas dan kesinambungan. Mahmuda menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi harus berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan.
"Jika ekonomi tumbuh tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan, kita akan menghadapi konsekuensi jangka panjang yang merugikan," katanya.
Sinergi ini, lanjutnya, akan mendukung misi ke-9 tentang peningkatan kualitas lingkungan hidup, misi ke-10 peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), serta misi ke-11 yang berfokus pada pengembangan ekonomi kreatif.
Mahmuda menekankan bahwa arah pembangunan Kalbar lima tahun ke depan berfokus pada penguatan ekonomi daerah berbasis alam dan pelibatan aktif semua pemangku kepentingan.
Forum lokakarya ini, menurutnya, bukan hanya sebagai wadah diskusi, tetapi juga forum pengambilan keputusan dan aksi nyata.
"Forum ini harus menghasilkan kesepakatan berbasis bukti yang dapat dipertanggungjawabkan dan terintegrasi dalam perencanaan daerah masing-masing," kata dia.
Ia juga mengapresiasi kerja keras para mitra pembangunan yang telah memberikan kajian dan pendampingan terhadap pelaksanaan program di daerah.
Dirinya juga menekankan bahwa keberhasilan transformasi ekonomi yang berkelanjutan hanya bisa dicapai melalui kolaborasi lintas sektor dan level pemerintahan.
"Kami berharap kegiatan ini mampu memperkuat kapasitas teknis seluruh pemangku kepentingan dalam mengaplikasikan strategi transformasi ekonomi daerah yang inklusif dan berbasis potensi lokal. Semoga lokakarya ini menjadi titik tolak aksi nyata untuk masa depan Kalbar yang lebih baik," katanya.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News