![]() |
Marc Marquez dan Alex Marquez Dominasi MotoGP, Tapi Kok Banyak yang Curiga? Ini Penjelasannya! |
JAKARTA - Persaingan antara Marc Marquez dan adiknya, Alex Marquez, di MotoGP musim ini jadi sorotan tajam. Duo kakak beradik dari tim Gresini Racing ini tampil luar biasa dan berkali-kali finish di posisi satu dan dua, membuat banyak orang mulai bertanya-tanya: apakah Alex sengaja ‘ngalah’ kalau duel lawan sang kakak?
Bayangin aja, dari 20 balapan yang sudah digelar tahun ini (10 Sprint Race dan 10 Grand Prix), mereka finish 1-2 sebanyak 14 kali! Dan menariknya, Marc selalu menang dalam duel tersebut, kecuali sekali saat Alex berhasil unggul di Sprint Race Silverstone.
Kecurigaan Muncul Usai GP Italia
Setelah GP Italia di Mugello, di mana Marc finish di depan Alex dengan selisih hampir dua detik, banyak kritik mulai bermunculan. Beberapa pengamat MotoGP menilai Alex terlihat seperti menahan diri ketika berhadapan dengan kakaknya sendiri, berbeda saat ia bertarung melawan pembalap lain seperti Francesco Bagnaia.
Hal ini makin ramai dibicarakan karena di Sprint Race akhir pekan lalu mereka kembali finish 1-2. Sayangnya, di balapan utama, Alex harus keluar lintasan lebih awal setelah kecelakaan dengan Pedro Acosta yang menyebabkan tangannya patah.
Marc Marquez pun angkat bicara. Ia kesal karena dianggap adiknya tidak bertarung maksimal saat melawannya. Marc menjelaskan bahwa dirinya justru menggunakan banyak strategi bertahan agar pembalap lain, termasuk Alex, kesulitan menyalip.
Pendapat Para Eks Rider MotoGP
Michael Laverty dan Sylvain Guintoli, dua mantan pembalap MotoGP yang kini menjadi analis, turut memberikan pendapat mereka.
Laverty, yang pernah ikut 37 balapan MotoGP, menilai bahwa motor MotoGP terlalu besar dan cepat, membuat Alex sulit mencari celah untuk menyalip.
“Kalau di World Superbike, setelah tikungan cepat di Turn 12 masih bisa cari celah. Tapi di MotoGP, trek lurusnya terlalu pendek dan motornya lebih lebar. Sulit banget untuk menyodok masuk,” kata Laverty kepada TNT Sports.
Ia juga menyebut bahwa di beberapa momen, Alex sebenarnya hampir bisa mencoba menyalip, tapi kemungkinan besar ia berpikir itu belum waktunya dan memilih menunggu momen yang lebih pas, seperti di lap terakhir.
Sementara itu, Guintoli menambahkan bahwa faktor aerodinamika juga bikin motor MotoGP susah dikendalikan saat kecepatan tinggi. Motor lebih cenderung ‘ngotot’ jalan lurus, jadi manuver tajam jadi makin sulit.
“Dengan beban aero seperti itu, motor jadi sulit dibelokkan. Apalagi di kecepatan tinggi. Saya rasa Alex memang nggak punya peluang buat nyalip,” ujar Guintoli.
Marc Marquez: Kecelakaan, Cedera, Tapi Masih Menang!
Balapan di Sirkuit Assen, Belanda, jadi bukti mental baja Marc Marquez. Meski sempat dua kali jatuh di sesi latihan Jumat dan performa kualifikasinya juga kurang oke—Marc hanya start dari posisi keempat dia tetap berhasil memenangi Sprint Race hari Sabtu.
“Dia sempat jatuh parah dua kali dan jelas-jelas kesakitan. Tapi dia bangkit dan menang di Sprint Race. Gila banget sih performanya,” puji Guintoli.
Nggak berhenti sampai di situ, Marc bahkan sukses menyapu bersih dengan kemenangan di balapan utama hari Minggu, yang jadi kemenangan perdananya di Dutch TT sejak tahun 2018!
Jadi, apakah Alex sengaja ngalah sama kakaknya? Menurut para pakar, kecil kemungkinan. Faktor teknis seperti ukuran motor, aerodinamika, hingga kondisi trek jadi penghalang utama. Alex bukan tidak mau menyalip, tapi memang sangat sulit mencari celah di tengah ketatnya persaingan dan teknologi MotoGP yang makin kompleks.
Untuk kamu penggemar MotoGP, jangan lewatkan aksi seru mereka di race berikutnya. Semua balapan MotoGP, World Superbike, dan balap motor lainnya bisa kamu tonton di TNT Sports dan discovery+!