Berita Borneotribun: Dunia Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Dunia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia. Tampilkan semua postingan

Jumat, 30 Mei 2025

Bentrokan Tentara Thailand vs Kamboja di Perbatasan Usai KTT ASEAN: Salah Paham atau Provokasi?

Bentrokan Tentara Thailand vs Kamboja di Perbatasan Usai KTT ASEAN: Salah Paham atau Provokasi?
Bentrokan Tentara Thailand vs Kamboja di Perbatasan Usai KTT ASEAN: Salah Paham atau Provokasi? (Gambar ilustrasi)

JAKARTA -- Baru sehari setelah KTT ASEAN ke-46 selesai digelar di Malaysia, suasana damai yang sempat digaungkan malah langsung tercoreng. 

Pada Rabu, 28 Mei 2025, terjadi bentrokan bersenjata antara tentara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan yang masih jadi sengketa, tepatnya di dekat Provinsi Ubondra Chatni, Thailand.

Menurut informasi dari pihak militer Thailand, pasukan Kamboja disebut-sebut melintasi garis perbatasan dan menembak duluan. 

Hal inilah yang bikin tentara Thailand merasa perlu membalas serangan tersebut. 

Juru bicara militer Thailand, Wintai Sufari, menegaskan kalau tidak ada korban dari pihak mereka dalam kejadian itu.

Tapi, dari sisi Kamboja, ceritanya agak beda. Juru bicara militer Kamboja, Maupala, menyampaikan kalau justru satu prajurit mereka meninggal dunia dan beberapa lainnya terluka. 

Ia mengklaim kalau pasukannya saat itu cuma lagi patroli rutin di area perbatasan, tapi malah ditembaki lebih dulu oleh pasukan Thailand.

Situasi ini jelas bikin tegang. Namun, Menteri Pertahanan Thailand, Putamwe Chaya Chai, coba menenangkan dengan mengatakan bahwa bentrokan ini kemungkinan besar terjadi karena miskomunikasi alias salah paham. 

Beliau menyebut saat ini pihak Thailand dan Kamboja sedang berdiskusi untuk meredakan ketegangan yang ada.

Walau begitu, Thailand tetap bersikukuh tidak akan menarik mundur tentaranya dari wilayah tersebut sampai pasukan Kamboja juga menghentikan aktivitas mereka di perbatasan termasuk penggalian parit yang katanya bikin suasana makin panas.

Kalau bicara soal hubungan Thailand-Kamboja, ketegangan di perbatasan memang bukan hal baru. 

Sengketa wilayah antara dua negara tetangga ini sudah berlangsung lama, walaupun dalam beberapa tahun terakhir mereka terlihat berusaha menjaga hubungan bilateral tetap adem. 

Konflik besar terakhir terjadi pada 2011, yang menelan banyak korban jiwa.

Yang bikin ironis, bentrokan ini terjadi hanya sehari setelah pertemuan besar ASEAN yang tujuannya justru untuk memperkuat perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. 

Komitmen untuk damai yang baru saja disuarakan terasa seperti cuma janji manis tanpa tindakan nyata di lapangan.

Masyarakat berharap semoga ketegangan ini nggak berlarut-larut, dan kedua negara bisa menyelesaikan perbedaan mereka lewat meja dialog, bukan lewat peluru. 

Karena, yang rugi tetap rakyat kecil di sekitar perbatasan yang hidup dalam ketakutan setiap kali suara tembakan terdengar.

Senin, 19 Mei 2025

Joe Biden Terdiagnosis Kanker Prostat Agresif yang Sudah Menyebar ke Tulang

Joe Biden Terdiagnosis Kanker Prostat Agresif yang Sudah Menyebar ke Tulang
Joe Biden Terdiagnosis Kanker Prostat Agresif yang Sudah Menyebar ke Tulang.

JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari mantan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Pria berusia 82 tahun ini didiagnosis menderita kanker prostat agresif yang sudah menyebar ke tulang. Hal ini disampaikan langsung oleh kantornya dalam pernyataan resmi pada hari Minggu.

Diagnosis tersebut ditemukan pada hari Jumat setelah Biden mengalami gejala gangguan saluran kemih. Saat diperiksa lebih lanjut, dokter menemukan benjolan kecil di area prostatnya. Sayangnya, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kanker yang dideritanya cukup agresif, dengan skor Gleason 9 – yang berarti termasuk kategori paling ganas dan berisiko tinggi menyebar cepat.

Meski begitu, pihak Biden menyampaikan bahwa kanker ini tergolong sensitif terhadap hormon. Ini membuka peluang untuk pengobatan yang bisa membantu mengendalikan perkembangan penyakitnya.

“Walaupun ini bentuk kanker yang cukup agresif, kanker ini masih merespons terhadap terapi hormon, yang berarti masih ada opsi pengobatan yang efektif,” bunyi pernyataan resmi dari kantornya.

Kabar ini langsung memicu gelombang simpati dan dukungan dari berbagai tokoh, baik dari AS maupun internasional. Mantan Presiden Donald Trump, lewat akun media sosial Truth Social, menyatakan rasa sedihnya dan menyampaikan harapan terbaik untuk Biden dan istrinya, Jill.

“Kami mendoakan kesembuhan yang cepat dan sukses untuk Joe,” tulis Trump.

Tak ketinggalan, mantan Wakil Presiden Kamala Harris dan suaminya Doug Emhoff juga menunjukkan dukungannya lewat media sosial. Kamala menyebut bahwa Biden adalah sosok pejuang sejati.

Presiden ke-44 AS, Barack Obama, juga angkat suara. Ia dan istrinya, Michelle, menyampaikan bahwa mereka sedang memikirkan keluarga Biden dan yakin Biden akan menghadapi kondisi ini dengan keteguhan dan semangat juangnya seperti biasa.

“Tak ada yang lebih berkomitmen dalam mencari pengobatan kanker selain Joe. Kami yakin dia akan melawan ini dengan kekuatan dan keteguhan hatinya,” tulis Obama di platform X.

Dari Inggris, Perdana Menteri Keir Starmer juga menyampaikan simpati dan harapannya agar Biden bisa menjalani pengobatan dengan sukses.

Mundur dari Politik karena Faktor Kesehatan

mantan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden
Mantan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Perlu diketahui, Biden sebelumnya sudah menarik diri dari pencalonan dalam Pemilu Presiden AS 2024 karena masalah kesehatan dan usianya yang semakin lanjut. Keputusannya mundur terjadi setelah penampilannya dalam debat melawan Donald Trump pada bulan Juni lalu dinilai kurang meyakinkan oleh publik.

Setelah mundur, posisi calon presiden dari Partai Demokrat diambil alih oleh Kamala Harris.

Fakta Tentang Kanker Prostat

Menurut Cleveland Clinic, kanker prostat adalah jenis kanker kedua yang paling banyak menyerang pria setelah kanker kulit. Data dari CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS) menyebutkan bahwa 13 dari setiap 100 pria akan mengalami kanker prostat dalam hidup mereka, dan usia menjadi faktor risiko utama.

Dr. William Dahut, Kepala Ilmuwan di American Cancer Society, menjelaskan bahwa kanker prostat yang sudah menyebar ke tulang biasanya tidak dianggap bisa disembuhkan total. Tapi, ia menambahkan bahwa pasien biasanya merespons baik terhadap pengobatan awal, termasuk terapi hormon.

“Pasien dengan kondisi seperti ini bisa hidup bertahun-tahun setelah diagnosis, terutama jika pengobatan dilakukan dengan tepat,” jelas Dr. Dahut kepada BBC.

Meski telah meninggalkan Gedung Putih, Biden tetap dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap isu kesehatan, khususnya kanker. Pada tahun 2022, ia bersama istrinya kembali meluncurkan program Cancer Moonshot yang bertujuan mencegah lebih dari 4 juta kematian akibat kanker hingga tahun 2047.

Biden juga punya pengalaman pribadi dengan kanker. Anak sulungnya, Beau Biden, meninggal dunia pada tahun 2015 akibat kanker otak. Pengalaman itu makin memantapkan komitmennya untuk mendukung riset kanker.

Kebakaran Besar di Gudang Pengolahan Kayu Coevorden, Warga Dapat Peringatan NL-Alert

Kebakaran Besar di Gudang Pengolahan Kayu Coevorden, Warga Dapat Peringatan NL-Alert
Kebakaran Besar di Gudang Pengolahan Kayu Coevorden, Warga Dapat Peringatan NL-Alert.

DUNIA - Hai, teman-teman! Ada kabar penting nih dari Coevorden, Belanda. Tadi pagi, sekitar pukul 03.00 WIB, terjadi kebakaran besar di sebuah gudang yang digunakan untuk produksi pallet kayu di kawasan Marconiweg. 

Kebakaran ini cukup serius dan menghasilkan asap tebal yang membuat pihak berwenang harus mengirimkan peringatan NL-Alert kepada warga sekitar.

Jadi, gudang itu memang tempat di mana kayu diolah menjadi serat kayu yang kemudian dipadatkan menjadi pallet. 

Di sekitar bangunan juga ada tumpukan besar serbuk kayu dan serpihan kayu, yang jadi perhatian khusus tim pemadam kebakaran agar tidak ikut terbakar.

Beberapa tim pemadam dari berbagai daerah sudah dikerahkan untuk memadamkan api. Demi keselamatan, jalan di Marconiweg ditutup sementara, dan kereta api yang biasanya lewat rute antara Mariënberg dan Nieuw-Amsterdam juga dihentikan sampai api benar-benar padam, diperkirakan hingga sekitar pukul 07.45 WIB. Nah, untuk mengantisipasi perjalanan penumpang, bus pengganti sudah disiapkan.

Sampai sekarang, belum diketahui pasti penyebab kebakaran ini. Yang pasti, petugas terus berupaya keras agar api cepat padam dan tidak menyebar lebih luas. Semoga semuanya cepat tertangani ya!

Rabu, 14 Mei 2025

Presiden Prancis Emmanuel Macron Akan Kunjungi Inggris Juli 2025: Apa Makna di Baliknya?

Presiden Prancis Emmanuel Macron Akan Kunjungi Inggris Juli 2025: Apa Makna di Baliknya?
Presiden Prancis Emmanuel Macron Akan Kunjungi Inggris Juli 2025: Apa Makna di Baliknya?

JAKARTA – Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris pada 8–10 Juli 2025. Kabar ini diumumkan secara resmi oleh Istana Buckingham dan menjadi sorotan internasional, terutama karena hubungan antara Inggris dan Prancis sempat mengalami ketegangan setelah Brexit.

Kunjungan ini juga menarik perhatian karena berlangsung di tengah jadwal padat Raja Charles III yang masih menjalani perawatan kanker. Meski demikian, keluarga kerajaan tetap aktif menjalankan agenda diplomatik, termasuk kunjungan luar negeri dan menerima tamu kenegaraan.

Disambut di Windsor Castle

Selama kunjungan tiga hari di Inggris, Presiden Macron dan istrinya, Brigitte Macron, akan disambut langsung oleh Raja Charles III dan Ratu Camilla di Kastel Windsor. Biasanya, kunjungan kenegaraan seperti ini berlangsung di Istana Buckingham. Namun, karena sedang ada renovasi besar-besaran di sana, acara-acara resmi dialihkan ke Kastel Windsor.

Kegiatan tradisional seperti jamuan makan malam kenegaraan (state banquet), yang biasa dilakukan di ballroom Istana Buckingham, juga akan dipindahkan ke tempat lain di dalam kompleks Windsor.

Kunjungan Balasan yang Sarat Makna

Kunjungan Macron ini dianggap sebagai balasan atas kunjungan kenegaraan Raja Charles dan Ratu Camilla ke Prancis pada September 2023 lalu. Kala itu, Raja Charles mendapat sambutan luar biasa, termasuk standing ovation saat berpidato di Senat Prancis. Dalam pidatonya, Raja Charles menyuarakan dukungan kuat terhadap Ukraina atas invasi Rusia yang disebutnya “mengerikan”.

Selain acara resmi, Raja dan Ratu juga mengunjungi proyek lingkungan dan pasar makanan di Bordeaux, menandai eratnya hubungan bilateral yang tidak hanya terbatas pada aspek politik dan pertahanan, tetapi juga budaya dan keberlanjutan lingkungan.

Diplomasi “Soft Power” di Tengah Ketidakpastian Global

Kunjungan kenegaraan seperti ini sebenarnya lebih dari sekadar seremoni. Ini adalah bentuk diplomasi “soft power” yang memiliki pengaruh besar dalam membangun dan memperkuat kerja sama antarnegara, khususnya di bidang perdagangan, pertahanan, dan budaya.

Dalam konteks saat ini, di mana Eropa dan dunia tengah menghadapi ketidakpastian mulai dari isu Ukraina, ancaman tarif dari Amerika Serikat, hingga geopolitik yang makin dinamis kunjungan Macron ke Inggris menjadi upaya penting memperkuat aliansi strategis.

Inggris dan Prancis, sebagai dua negara besar Eropa, memiliki sejarah panjang hubungan bilateral. Meski sempat renggang akibat Brexit, upaya memperbaiki hubungan kini makin nyata. Kunjungan Macron adalah bagian dari misi mempererat kerja sama yang sempat merenggang.

Raja Charles Tetap Aktif Meski Sedang Jalani Perawatan

Meskipun tengah menjalani perawatan kanker, Raja Charles menunjukkan komitmen tinggi terhadap tugas-tugas kenegaraan. Selain menjamu Presiden Macron, Raja juga baru saja kembali dari kunjungan kenegaraan ke Italia bersama Ratu Camilla pada bulan lalu. Di sana, mereka disambut antusias oleh masyarakat Roma dan Ravenna.

Yang menarik, kunjungan ke Italia tersebut juga bertepatan dengan peringatan ulang tahun pernikahan ke-20 Raja dan Ratu. Bahkan, mereka sempat melakukan pertemuan pribadi dengan Paus Fransiskus di Vatikan.

Tak berhenti di situ, Raja Charles juga akan bertolak ke Kanada bulan ini untuk menghadiri pembukaan sidang Parlemen di Ottawa. Ini merupakan kali pertama dalam hampir 50 tahun seorang raja menghadiri pembukaan Parlemen Kanada secara langsung sebuah simbol dukungan terhadap kedaulatan Kanada.

Tahun yang Sibuk bagi Diplomasi Kerajaan

Tahun 2025 bisa dibilang menjadi tahun yang sangat sibuk bagi keluarga kerajaan Inggris. Selain menerima kunjungan dari Presiden Macron, Raja Charles juga kabarnya akan menerima Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk kunjungan kenegaraan kedua.

Meski tanggal pastinya belum ditentukan, Trump telah menyatakan kemungkinan datang ke Inggris pada bulan September. Menariknya, kunjungan Presiden Macron disebut-sebut telah direncanakan jauh sebelum undangan untuk Trump dikeluarkan. Hal ini menandakan bahwa hubungan Inggris–Prancis tetap menjadi prioritas penting di tengah kesibukan diplomatik kerajaan.

Kunjungan Kenegaraan Prancis Sebelumnya

Sebagai catatan, kunjungan kenegaraan terakhir oleh presiden Prancis ke Inggris terjadi pada Maret 2008. Saat itu, Presiden Nicolas Sarkozy bersama istrinya Carla Bruni menjadi tamu kehormatan Ratu Elizabeth II.

Jamuan makan malam kala itu berlangsung megah, dengan dekorasi bunga-bunga indah dan protokol kenegaraan yang penuh wibawa. Momen tersebut memperlihatkan betapa pentingnya hubungan antara kedua negara.

Kini, setelah lebih dari 15 tahun, kunjungan kenegaraan dari pemimpin Prancis kembali terjadi. Bedanya, kali ini suasananya sangat berbeda — dengan latar dunia pasca-Brexit, perang di Ukraina, dan tantangan diplomatik global yang lebih kompleks.

Apa Arti Kunjungan Ini bagi Publik?

Bagi masyarakat umum, kunjungan Presiden Macron ke Inggris mungkin terasa jauh dari kehidupan sehari-hari. Namun, sebetulnya momen seperti ini memiliki dampak jangka panjang yang penting. Lewat kunjungan ini, Inggris menunjukkan bahwa mereka tetap memiliki peran signifikan di panggung global, terutama dalam menjalin hubungan dengan sekutu Eropa.

Sementara itu, bagi pelaku bisnis dan pengamat internasional, kunjungan ini bisa membuka peluang kerja sama baru mulai dari perdagangan, inovasi teknologi, energi hijau, hingga budaya.

Tidak menutup kemungkinan akan ada penandatanganan kesepakatan penting selama kunjungan ini, meskipun detailnya belum diumumkan.

Diplomasi yang Tetap Hidup Meski Dunia Berubah

Di tengah perubahan besar di dunia, satu hal yang tetap konsisten adalah pentingnya hubungan diplomatik antarnegara. Kunjungan kenegaraan Presiden Macron ke Inggris bukan sekadar seremoni, tetapi bagian dari strategi memperkuat jembatan kerja sama di tengah gejolak global.

Raja Charles dan Ratu Camilla pun menunjukkan bahwa, meski usia dan kesehatan menjadi tantangan, komitmen mereka terhadap diplomasi dan hubungan internasional tetap tinggi.

Dengan semakin padatnya agenda internasional tahun ini, publik dunia akan terus menyoroti bagaimana Inggris memainkan perannya dalam menjaga stabilitas dan memperkuat kerja sama di dunia yang semakin kompleks.

Selasa, 13 Mei 2025

Donald Trump Akui Akan Musnahkan Israel Jika Masih Menyerang Palestina: Benarkah?

Donald Trump Akui Akan Musnahkan Israel Jika Masih Menyerang Palestina: Benarkah?
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

JAKARTA - Berita tentang ketegangan antara Israel dan Palestina kembali memunculkan berbagai spekulasi dan klaim yang kontroversial. Salah satu klaim yang belakangan mencuri perhatian banyak orang adalah pernyataan Presiden Amerika Serikat yang ke-45, Donald Trump, yang diduga mengatakan akan "memusnahkan Israel" jika negara tersebut terus menyerang Palestina. 

Apakah benar Donald Trump mengeluarkan pernyataan seperti itu? Apa artinya untuk masa depan hubungan Amerika Serikat dengan Israel dan Palestina, khususnya dalam konteks perang Gaza yang sedang berlangsung? Mari kita telusuri lebih dalam.

1. Perang Palestina-Israel: Sejarah Panjang Konflik

Sebelum kita masuk ke dalam klaim yang melibatkan Donald Trump, penting untuk memahami latar belakang perang Palestina-Israel yang telah berlangsung puluhan tahun. 

Konflik ini dimulai sejak abad ke-20 dan berakar pada perebutan wilayah antara rakyat Palestina dan negara Israel. 

Meskipun banyak upaya perdamaian yang telah dilakukan, seperti perjanjian Oslo pada 1993, ketegangan antara kedua belah pihak tetap tinggi.

Perang Gaza sendiri merupakan salah satu bagian dari konflik yang lebih luas, di mana wilayah Gaza menjadi salah satu titik fokus serangan. 

Dengan serangan udara dan darat yang terjadi dari kedua belah pihak, situasi di Gaza semakin memprihatinkan. 

Serangan Israel yang tidak henti-hentinya terhadap wilayah Gaza telah memicu protes internasional, dan perang ini menyebabkan ribuan korban jiwa, terutama dari kalangan warga sipil Palestina.

2. Donald Trump dan Pandangannya terhadap Konflik Palestina-Israel

Selama masa kepresidenannya, Donald Trump dikenal dengan kebijakan luar negeri yang kontroversial, terutama terkait dengan Israel dan Palestina. 

Salah satu keputusan besar Trump adalah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017, yang menuai kecaman dari banyak negara dan organisasi internasional, termasuk Palestina.

Namun, apakah Trump benar-benar mengancam untuk "memusnahkan Israel" jika negara tersebut terus menyerang Palestina? Faktanya, klaim ini berasal dari interpretasi yang salah atau pernyataan yang disalahartikan. 

Trump memang dikenal dengan gaya bicaranya yang blak-blakan, tetapi tidak ada bukti yang sahih bahwa dia mengeluarkan ancaman langsung semacam itu terhadap Israel.

Sebagai gantinya, Trump lebih sering menekankan pentingnya Amerika Serikat untuk mendukung Israel sebagai sekutu utama di Timur Tengah. 

Selama masa jabatannya, ia menandatangani perjanjian-perjanjian penting yang menguntungkan Israel, seperti normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab di bawah perjanjian Abraham pada 2020.

3. Apa Yang Mungkin Dimaksud Trump?

Dalam beberapa kesempatan, Donald Trump memang menunjukkan kekhawatirannya terkait eskalasi kekerasan di Gaza. 

Jika kita merujuk pada retorika Trump yang lebih mengarah pada ancaman terhadap negara yang melakukan kekerasan atau tidak mengikuti perjanjian perdamaian, bisa jadi klaim "memusnahkan Israel" merupakan penyampaian yang berlebihan atau sensasional dari pihak lain.

Trump pernah mengatakan bahwa jika negara tertentu tidak menghormati kesepakatan atau melakukan tindakan yang merugikan keamanan global, Amerika Serikat akan mengambil tindakan tegas. 

Namun, ini lebih berupa ancaman kepada negara yang mengancam stabilitas, bukan sebagai dukungan terhadap pihak Palestina untuk menghancurkan Israel.

4. Kondisi Perang Gaza: Mengapa Ini Penting?

Ketika berbicara tentang perang Gaza, sangat penting untuk mengetahui dampak yang terjadi. Serangan Israel di Gaza telah mengakibatkan ribuan warga Palestina kehilangan nyawa dan rumah mereka hancur. 

Di sisi lain, serangan dari kelompok militan Palestina seperti Hamas juga mengakibatkan banyak korban jiwa di pihak Israel. 

Konflik ini telah berlanjut selama beberapa dekade, dan sampai sekarang, solusi perdamaian yang langgeng masih sulit dicapai.

Dukungan internasional terhadap Palestina semakin menguat, dengan banyak negara menyerukan penghentian serangan dan pencapaian solusi dua negara, yang mengharuskan Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai. 

Namun, dengan kebijakan luar negeri yang cenderung berpihak kepada Israel seperti yang dilakukan oleh Trump, upaya perdamaian yang inklusif dan adil menjadi semakin sulit.

5. Tanggapan Dunia terhadap Pernyataan Donald Trump

Meskipun Donald Trump dikenal dengan gaya komunikasi yang kontroversial, dunia internasional sangat memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulutnya, terutama terkait dengan kebijakan luar negeri. 

Beberapa pihak mungkin merasa klaim ini sebagai bagian dari permainan politik untuk mendapatkan perhatian atau untuk mempengaruhi opini publik di luar Amerika Serikat.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa retorika Trump mempengaruhi pandangan banyak orang terhadap Israel dan Palestina. 

Bahkan setelah meninggalkan jabatannya, pengaruhnya terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Timur Tengah masih terasa. 

Hal ini juga menjadi bahan perdebatan di kalangan politisi, akademisi, dan masyarakat internasional.

6. Kesimpulan: Apakah Benar Trump Akan Memusnahkan Israel?

Jadi, apakah benar Donald Trump mengancam untuk memusnahkan Israel jika negara tersebut terus menyerang Palestina? Berdasarkan analisis dan fakta yang ada, klaim tersebut tampaknya lebih merupakan misinterpretasi dari pernyataan Trump yang lebih luas mengenai kebijakan luar negeri Amerika Serikat. 

Meski Trump sering memberikan pernyataan yang keras dan kontroversial, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia akan mengambil tindakan ekstrem terhadap Israel. 

Sebaliknya, ia lebih banyak berfokus pada mendukung Israel sebagai sekutu penting di kawasan tersebut.

Yang pasti, perang Gaza dan konflik Palestina-Israel masih menjadi isu internasional yang sangat kompleks. 

Solusi damai yang adil dan langgeng tetap menjadi harapan banyak pihak, meskipun tantangan besar masih ada.

Benarkah Dunia Akan Kiamat? Ini Penjelasan Elon Musk yang Bikin Heboh Netizen!

Benarkah Dunia Akan Kiamat? Ini Penjelasan Elon Musk yang Bikin Heboh Netizen!
Elon Musk kembali bikin heboh dengan pernyataan soal dunia kiamat. Apa maksudnya? Baca penjelasan lengkapnya di sini dan temukan jawaban kapan dunia kiamat menurut sains.

JAKARTA - Beberapa waktu terakhir, jagat maya kembali dihebohkan oleh pernyataan Elon Musk yang menyebutkan kemungkinan dunia akan kiamat. 

Banyak orang langsung panik dan bertanya-tanya, "Beneran nih? Dunia kiamat dalam waktu dekat? Elon Musk ngomong gitu kenapa?"

Tenang dulu! Sebelum kita langsung percaya dan sibuk bikin bunker di halaman rumah, yuk kita bahas bareng-bareng apa sebenarnya yang dikatakan Elon Musk, apa maksud di balik ucapannya, dan seberapa masuk akalnya prediksi soal dunia kiamat ini.

Siapa Sih Elon Musk?

Sebelum ngomongin soal kiamat, penting buat kita tahu dulu siapa sebenarnya Elon Musk. Elon Musk adalah CEO dari beberapa perusahaan teknologi paling canggih di dunia, seperti Tesla (mobil listrik), SpaceX (roket luar angkasa), Neuralink (chip otak), sampai X (dulu Twitter).

Dia dikenal sebagai sosok visioner yang sering bikin pernyataan kontroversial. Kadang-kadang ucapannya bikin kagum, kadang bikin geleng-geleng kepala. Nah, salah satu pernyataannya yang bikin heboh baru-baru ini adalah soal kemungkinan bumi mengalami kiamat karena berbagai faktor.

Elon Musk dan Ramalan Dunia Kiamat

Elon Musk tidak secara gamblang bilang "tanggal sekian dunia akan kiamat". Tapi, dia menyampaikan beberapa kekhawatiran serius tentang masa depan umat manusia. Dalam beberapa wawancaranya, Musk menyebutkan potensi ancaman global yang bisa bikin peradaban manusia musnah, seperti:

  1. Perang Nuklir
    Musk pernah bilang, “Selama senjata nuklir masih ada, kemungkinan perang dunia ketiga dan kehancuran besar selalu terbuka.”

  2. Kecerdasan Buatan (AI)
    Ia juga khawatir AI bisa berkembang menjadi entitas yang lebih pintar dari manusia, lalu mengambil alih kendali. “AI bisa lebih berbahaya dari bom nuklir,” katanya.

  3. Pemanasan Global & Krisis Iklim
    Elon Musk sangat serius soal perubahan iklim. Ia percaya kalau umat manusia gak segera berubah, maka bumi bisa jadi tempat yang tak layak huni.

  4. Asteroid & Bencana Alam Skala Global
    Walau kemungkinannya kecil, Musk percaya kita harus siap dengan kemungkinan adanya asteroid besar yang menghantam bumi.

  5. Populasi Menurun
    Uniknya, Elon Musk juga menyebut penurunan populasi global bisa menjadi ancaman serius bagi masa depan umat manusia. "Banyak orang takut dunia overpopulasi. Tapi yang saya khawatirkan justru underpopulasi," ujarnya.

Jadi, Kapan Dunia Kiamat?

Pertanyaan "kapan dunia kiamat" memang bikin penasaran semua orang, dari dulu sampai sekarang. Tapi kalau kamu berharap Elon Musk memberikan tanggal pastinya, sayangnya dia nggak pernah menyebut itu. Yang dia tekankan adalah: kita harus siap dan berusaha agar skenario terburuk tidak terjadi.

Menurut Musk, cara terbaik untuk memastikan keberlangsungan hidup manusia adalah dengan membuat koloni di luar angkasa khususnya di Mars. Karena itu juga dia begitu semangat membangun SpaceX. Visi dia: bikin manusia jadi multi-planet species, alias bisa hidup di lebih dari satu planet.

Dunia Kiamat Itu Nyata atau Cuma Ketakutan?

Kalau ngomongin soal kiamat, gak cuma Elon Musk yang pernah menyuarakan kekhawatiran. Banyak ilmuwan, penulis, dan tokoh dunia juga sering bahas ini. Tapi mereka umumnya gak ngomong kiamat secara mistis atau religius, melainkan dalam konteks sains dan risiko global.

Sebetulnya, menurut para ilmuwan, ada beberapa kemungkinan skenario dunia kiamat:

  • Kiamat alamiah, seperti tabrakan asteroid besar atau letusan supervulkanik.

  • Kiamat buatan manusia, seperti perang nuklir atau bencana akibat eksperimen teknologi.

  • Kiamat perlahan, seperti krisis iklim, kelangkaan sumber daya, atau keruntuhan ekosistem.

Tapi ingat ya, ini semua baru kemungkinan. Belum tentu terjadi, dan kita masih punya waktu untuk mencegahnya.

Elon Musk: Bukan Menakut-nakuti, Tapi Mengingatkan

Elon Musk nggak ngomong soal dunia kiamat buat cari sensasi atau bikin orang takut. Justru, dia pengen kita semua sadar dan lebih peduli dengan masa depan. Karena kalau kita cuma santai-santai dan gak peduli, bisa-bisa ancaman itu benar-benar jadi kenyataan.

Dengan teknologi yang makin canggih, manusia sebenarnya punya kesempatan besar buat mencegah hal-hal buruk. Tapi syaratnya, kita harus bijak dalam menggunakannya.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kita mungkin bukan Elon Musk, tapi sebagai warga bumi, kita tetap punya peran. Hal-hal kecil seperti:

  • Mengurangi penggunaan plastik

  • Mendukung energi terbarukan

  • Tidak menyebar hoaks atau ketakutan palsu

  • Belajar tentang teknologi secara kritis

  • Menjaga bumi dan lingkungan sekitar

Itu semua bisa jadi bagian dari langkah menjaga masa depan.

Kesimpulan: Dunia Kiamat Itu Mungkin, Tapi Bukan Sekarang

Elon Musk memang bilang dunia bisa kiamat karena berbagai risiko. Tapi bukan berarti itu akan terjadi dalam waktu dekat. Pernyataan Elon Musk soal dunia kiamat lebih sebagai peringatan, bukan ramalan pasti. Dia mendorong manusia untuk lebih siap, lebih peduli, dan tidak egois terhadap masa depan.

Jadi, daripada panik nunggu kapan dunia kiamat, lebih baik kita fokus untuk jadi bagian dari solusi. Bumi masih indah dan bisa diselamatkan kok asal kita semua mau bergerak bersama.

Rabu, 07 Mei 2025

Perkuat Kemitraan Strategis, PM Vietnam dan PM Australia Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Kawasan

Perkuat Kemitraan Strategis, PM Vietnam dan PM Australia Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Kawasan
Perkuat Kemitraan Strategis, PM Vietnam dan PM Australia Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Kawasan.

JAKARTA - Perdana Menteri Vietnam, Phạm Minh Chính, melakukan pembicaraan via telepon dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, pada hari Selasa. Dalam percakapan tersebut, PM Chính menyampaikan selamat atas kemenangan Albanese dalam pemilu federal Australia yang baru-baru ini digelar.

Menurut PM Chính, kemenangan tersebut menunjukkan betapa besar kepercayaan masyarakat Australia terhadap kepemimpinan Albanese dan stabilitas pemerintahan dari Partai Buruh, terutama di tengah situasi global yang penuh tantangan.

Lebih lanjut, PM Vietnam juga memberikan apresiasi terhadap peran penting Albanese dalam meningkatkan hubungan bilateral kedua negara menjadi Comprehensive Strategic Partnership (Kemitraan Strategis Komprehensif) pada Maret 2024. Hal ini dianggap sebagai bukti kepercayaan strategis yang kuat antara Vietnam dan Australia.

Dalam percakapan yang berlangsung hangat tersebut, PM Chính juga mengajak Australia untuk terus mendukung kawasan Asia Tenggara, termasuk Vietnam. Ia menekankan pentingnya kerja sama di berbagai bidang, seperti ekonomi, perdagangan, bantuan pembangunan resmi (ODA), perubahan iklim, hingga transisi energi.

PM Chính menyambut baik Southeast Asia Economic Strategy dari Australia dan optimis bahwa strategi ini bisa mendorong kerja sama ekonomi yang lebih erat antara kedua negara. Ia juga mengusulkan agar Vietnam dan Australia memaksimalkan berbagai kerangka kerja perdagangan multilateral untuk menghadapi tantangan global bersama.

Tak hanya itu, PM Chính juga menyampaikan keinginan Vietnam untuk menjalin pembicaraan lebih lanjut mengenai perjanjian kerja sama perdagangan dan investasi bilateral, dengan target ambisius untuk meningkatkan nilai perdagangan menjadi 20 miliar dolar AS serta menggandakan investasi dua arah.

Dalam kesempatan yang sama, PM Chính turut meminta agar pemerintah Australia terus memberikan perlindungan dan kemudahan bagi komunitas warga Vietnam yang tinggal dan bekerja di Negeri Kanguru tersebut.

Menanggapi ucapan selamat dari PM Vietnam, PM Albanese menyampaikan rasa terima kasihnya dan menegaskan komitmen untuk memperkuat kemitraan strategis yang telah dibangun. Ia juga memuji kepemimpinan Vietnam dan pencapaian luar biasa negara tersebut yang kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi utama di Asia Tenggara.

Mengenai tantangan ekonomi global saat ini, PM Albanese sepakat bahwa Vietnam dan Australia perlu bekerja sama untuk menjaga sistem perdagangan multilateral yang terbuka dan bebas, serta memperluas akses pasar bagi produk dan jasa dari kedua negara.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga komunikasi intensif melalui berbagai saluran, termasuk pertemuan tahunan tingkat tinggi antara pemimpin kedua negara, agar hubungan bilateral tetap kuat dan dinamis ke depannya.

Hubungan Vietnam dan Australia semakin kokoh, ditandai dengan kesepakatan untuk terus memperkuat kerja sama strategis di berbagai bidang. Percakapan antara kedua pemimpin ini menjadi sinyal positif bahwa kedua negara serius membangun masa depan yang saling menguntungkan, baik dari sisi ekonomi, investasi, maupun hubungan antarwarga.

India Gempur Wilayah Pakistan Usai Serangan Teroris di Kashmir, Ketegangan Memanas

India Gempur Wilayah Pakistan Usai Serangan Teroris di Kashmir, Ketegangan Memanas
India Gempur Wilayah Pakistan Usai Serangan Teroris di Kashmir, Ketegangan Memanas.

India Gempur Wilayah Pakistan Usai Serangan Teroris di Kashmir, Ketegangan Memanas

Borneotribun.com [Dunia] - Dua minggu setelah serangan teroris berdarah di wilayah Kashmir yang dikuasai India, pemerintah India akhirnya mengambil tindakan tegas. Rabu pagi waktu setempat, India mengumumkan telah meluncurkan serangan ke sembilan lokasi di wilayah Pakistan, termasuk daerah yang dikuasai Pakistan di Kashmir. Namun, India menegaskan bahwa mereka tidak menyasar fasilitas militer Pakistan.

Serangan ini merupakan respons langsung atas tragedi 22 April lalu, di mana sekelompok militan bersenjata menembaki wisatawan dan warga sipil di Kashmir, menewaskan 26 orang dan melukai belasan lainnya. Tragedi ini disebut sebagai salah satu serangan paling mematikan terhadap warga sipil India dalam beberapa dekade terakhir.

India: Serangan Kami Terukur, Bukan untuk Memicu Perang

Dalam pernyataannya, pemerintah India menegaskan bahwa operasi militer ini bersifat “terukur dan tidak untuk memicu eskalasi lebih lanjut.” Operasi ini diberi nama “Sindoor,” yang diambil dari nama bubuk merah yang biasa dipakai wanita Hindu yang sudah menikah—simbol kesedihan dan kehilangan, karena banyak istri menyaksikan suami mereka dibunuh dalam serangan itu.

Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, menyuarakan semangat nasionalisme dengan menulis “Kemenangan untuk Ibu Pertiwi!” di platform X (dulu Twitter).

Pakistan: Serangan Ini Akan Dibalas

India Gempur Wilayah Pakistan Usai Serangan Teroris di Kashmir, Ketegangan Memanas. [nytimes.com]
India Gempur Wilayah Pakistan Usai Serangan Teroris di Kashmir, Ketegangan Memanas. [image:nytimes.com]

Di sisi lain, pemerintah Pakistan tidak tinggal diam. Mereka mengutuk serangan tersebut dan menyatakan akan membalas "pada waktu dan tempat yang mereka tentukan sendiri." Dalam pernyataannya, Pakistan mengatakan bahwa “kesenangan sesaat India akan berubah menjadi duka yang berkepanjangan.”

Militer Pakistan menyebut bahwa lima lokasi terkena dampak serangan, termasuk wilayah Punjab dan Kashmir yang mereka kuasai. Salah satu lokasi yang diduga menjadi sasaran adalah sebuah situs di dekat Muzaffarabad, ibu kota wilayah Kashmir versi Pakistan, yang dulunya digunakan oleh kelompok militan Lashkar-e-Taiba.

Selain itu, wilayah lain seperti Bahawalpur, Kotli, Bagh, dan Muridke juga disebut-sebut terkena dampak serangan. Beberapa lokasi ini terkait dengan kelompok militan yang berbasis di Pakistan, seperti Jaish-e-Mohammad.

Kekhawatiran Dunia Internasional

Ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir ini langsung menarik perhatian dunia. Presiden AS, Donald Trump, menyebut situasi ini sebagai hal yang menyedihkan dan berharap konflik ini segera berakhir. Sementara itu, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan kedua negara untuk menahan diri, karena dunia tidak bisa menanggung risiko perang besar antara India dan Pakistan.

Saling Tuduh dan Akar Konflik yang Dalam

India sejak lama menuduh Pakistan mendukung kelompok-kelompok separatis yang kerap menebar kekacauan di Kashmir. Tuduhan ini kembali menguat setelah serangan teroris terbaru. Meskipun Pakistan membantah terlibat, India sudah mengambil berbagai langkah hukuman, bahkan mengancam akan mengganggu pasokan air dari sungai utama yang mengalir ke Pakistan.

Situasi di Kashmir pun makin panas. India melakukan penyisiran besar-besaran, menangkap ratusan orang dalam upaya mencari pelaku serangan. Bentrokan senjata ringan pun terus terjadi di sepanjang perbatasan setelah insiden tersebut.

Konflik yang Tak Kunjung Usai

Konflik antara India dan Pakistan memang sudah berlangsung sejak lama, terutama soal perebutan wilayah Kashmir yang sejak pemisahan India-Pakistan tahun 1947 tak pernah benar-benar selesai. Kini, ketegangan kembali meningkat dan dunia berharap kedua negara bisa menahan diri sebelum semuanya jadi tak terkendali.

Jumat, 02 Mei 2025

Gaza dalam Krisis: Pelanggaran Gencatan Senjata, Serangan Brutal, dan Kelaparan Massal

Gaza dalam Krisis: Pelanggaran Gencatan Senjata, Serangan Brutal, dan Kelaparan Massal
Gaza dalam Krisis: Pelanggaran Gencatan Senjata, Serangan Brutal, dan Kelaparan Massal.

JAKARTA - Situasi di Jalur Gaza makin memburuk menjelang pertengahan tahun 2025. Setelah pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, serangan militer kembali diluncurkan dan menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar, terutama di kalangan warga sipil. Blokade yang terus berlangsung memperparah krisis kemanusiaan, menyebabkan kelaparan massal dan kekurangan air bersih. Dunia internasional, termasuk Indonesia, semakin vokal dalam mengecam tindakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia.

Pelanggaran Gencatan Senjata dan Kembalinya Serangan Brutal

Pada pertengahan Maret 2025, militer Israel melancarkan serangan udara dan darat ke sejumlah wilayah di Gaza, termasuk Khan Younis dan Rafah. Padahal sebelumnya wilayah tersebut telah ditetapkan sebagai zona aman bagi warga sipil. Serangan ini merupakan pelanggaran sepihak terhadap kesepakatan gencatan senjata yang sudah disepakati sebelumnya.

Dalam serangan terbaru ini, lebih dari 100 warga Palestina tewas dalam waktu kurang dari 48 jam. Rumah-rumah hancur, fasilitas umum lumpuh, dan banyak keluarga kehilangan tempat tinggal. Yang paling mengkhawatirkan adalah fakta bahwa sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak.

Langkah ini langsung menuai kecaman dari berbagai organisasi kemanusiaan dan negara-negara yang selama ini menjadi penengah konflik. Banyak pihak menyebut bahwa tindakan ini merupakan bentuk agresi militer yang tidak proporsional dan melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan.

Kelaparan Massal dan Krisis Kemanusiaan

Blokade total terhadap Gaza yang diterapkan sejak awal Maret 2025 menjadi penyebab utama dari meningkatnya krisis kelaparan. Penutupan akses masuk di perbatasan Karm Abu Salem dan Beit Hanoun membuat truk bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk ke wilayah tersebut. Akibatnya, warga Gaza terputus dari suplai makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Kelaparan mulai menyebar secara masif, dan laporan dari berbagai organisasi kemanusiaan menunjukkan bahwa hampir setengah dari penduduk Gaza kini menderita kekurangan gizi parah. Anak-anak menjadi kelompok paling rentan, dengan peningkatan signifikan pada kasus malnutrisi akut.

Tidak hanya makanan, akses terhadap air bersih juga menjadi sangat terbatas. Banyak warga terpaksa mengonsumsi air asin atau tercemar, yang menyebabkan berbagai penyakit pencernaan dan infeksi kulit. Rumah sakit tidak lagi mampu menangani jumlah pasien yang terus bertambah akibat kurangnya peralatan medis dan obat-obatan.

Kerusuhan dan Penjarahan karena Putus Asa

Karena kelaparan yang ekstrem, berbagai wilayah di Gaza mulai dilanda kerusuhan. Warga yang frustrasi dan putus asa mulai menyerbu toko-toko dan gudang penyimpanan bantuan. Salah satu insiden paling mencolok adalah penjarahan besar-besaran di kompleks milik UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.

Ribuan orang dilaporkan menyerbu fasilitas tersebut untuk mencari makanan, air, dan obat-obatan. Dalam prosesnya, banyak kendaraan dan peralatan dirusak. Para relawan kemanusiaan mengungkapkan bahwa kondisi ini menandakan betapa rusaknya struktur sosial dan betapa dalamnya rasa frustasi warga Gaza.

Kerusuhan ini juga menambah tekanan terhadap organisasi-organisasi bantuan internasional yang selama ini berupaya membantu. Banyak di antara mereka kini harus mempertimbangkan kembali kehadiran mereka karena situasi keamanan yang memburuk.

Korban Jiwa dan Kerusakan Infrastruktur

Sejak pecahnya konflik pada Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Gaza telah melebihi 52.000 orang. Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk lebih dari 20.000 anak-anak dan wanita. Jumlah luka-luka bahkan melebihi 118.000 orang, banyak di antaranya mengalami cacat permanen akibat luka berat dan keterbatasan perawatan medis.

Selain itu, infrastruktur vital seperti rumah sakit, sekolah, dan saluran air bersih mengalami kerusakan parah atau bahkan hancur total. Lebih dari setengah fasilitas kesehatan di Gaza tidak lagi berfungsi. Warga harus hidup di tenda-tenda darurat, tanpa akses listrik, air bersih, atau fasilitas sanitasi yang layak.

Kecaman Dunia Internasional

Berbagai negara telah mengecam keras pelanggaran yang dilakukan Israel. Indonesia, dalam sidang Mahkamah Internasional yang digelar pada awal Mei 2025, menyatakan bahwa Israel telah melanggar hukum internasional, termasuk piagam PBB dan konvensi Jenewa. Menteri Luar Negeri Indonesia menegaskan bahwa tindakan Israel telah menghilangkan hak rakyat Palestina untuk hidup aman dan menentukan nasib sendiri.

Kecaman juga datang dari negara-negara Eropa, Amerika Latin, dan organisasi seperti Amnesty International serta Human Rights Watch. Mereka menyerukan agar segera dilakukan penyelidikan independen atas dugaan kejahatan perang yang terjadi di Gaza. Selain itu, desakan untuk memberikan sanksi terhadap Israel semakin kuat, terutama dari negara-negara dengan populasi muslim besar.

Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan konkret dari Dewan Keamanan PBB yang mampu menghentikan serangan dan membuka akses kemanusiaan ke Gaza. Veto dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat masih menjadi penghalang utama untuk lahirnya resolusi tegas terhadap Israel.

Kondisi Gaza saat ini bukan sekadar konflik bersenjata biasa, tetapi sudah masuk dalam kategori krisis kemanusiaan besar. Pelanggaran gencatan senjata, serangan militer tanpa henti, dan blokade total telah menciptakan penderitaan yang luar biasa bagi jutaan warga Palestina.

Dunia tidak bisa terus diam. Diperlukan langkah nyata untuk menghentikan kekerasan, membuka akses bantuan kemanusiaan, dan menegakkan keadilan internasional. Rakyat Gaza membutuhkan solidaritas dan aksi nyata dari masyarakat global, bukan hanya sekadar pernyataan kecaman.

Jika situasi ini terus dibiarkan, bukan hanya masa depan Palestina yang terancam, tetapi juga kredibilitas hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini dijunjung tinggi oleh dunia.

Kamis, 01 Mei 2025

Kepercayaan Jepang Terhadap AS Mulai Runtuh, Warga Ragukan Komitmen Keamanan di Era Trump

Kepercayaan Jepang Terhadap AS Mulai Runtuh, Warga Ragukan Komitmen Keamanan di Era Trump
Kepercayaan Jepang Terhadap AS Mulai Runtuh, Warga Ragukan Komitmen Keamanan di Era Trump.

Tokyo – Warga Jepang semakin skeptis terhadap janji-janji keamanan dari Amerika Serikat, terutama di bawah kepemimpinan Donald Trump. Menurut hasil survei terbaru dari Asahi Shimbun, sebanyak 77% warga Jepang tidak yakin AS akan membantu jika negara mereka mengalami krisis militer. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh gaya kepemimpinan Trump yang dinilai tidak konsisten terhadap kepercayaan publik Jepang.

Padahal, Jepang dan Amerika sudah menjalin perjanjian pertahanan sejak tahun 1960 melalui Treaty of Mutual Cooperation and Security. Namun, hanya sekitar 15% responden dari 3.000 orang yang percaya kalau AS benar-benar akan turun tangan jika Jepang dalam bahaya. Sebelumnya, tingkat kepercayaan itu berada di angka 40% lebih.

Kekhawatiran yang Meningkat Seiring Gaya Trump yang Tak Terduga

Menurut Stephen Nagy, pakar hubungan internasional dari International Christian University Tokyo, meningkatnya rasa pesimis ini sangat wajar. Ia menyebut bahwa pemerintahan Trump sering menunjukkan sikap yang berubah-ubah, mulai dari kebijakan luar negeri, negosiasi perdagangan, hingga respons terhadap konflik internasional seperti di Ukraina.

“Warga Jepang melihat sendiri bagaimana kebijakan Trump terhadap isu global sering membingungkan. Jadi wajar kalau banyak yang mulai ragu apakah AS akan benar-benar membantu kalau Jepang dalam situasi genting,” kata Nagy.

Pulau Sengketa Jadi Titik Panas

Salah satu isu yang bikin Jepang was-was adalah konflik sengketa kepulauan di Laut China Timur. Jepang menguasai wilayah itu, tapi China tetap ngotot mengklaim kepulauan Diaoyu (versi Jepang: Senkaku) sebagai milik mereka. Pemerintah Jepang sempat mendapat konfirmasi dari Menhan AS, Pete Hegseth, bahwa pulau-pulau itu masih masuk dalam cakupan perjanjian keamanan Jepang-AS. Tapi tetap saja, hasil survei membuktikan mayoritas warga Jepang tetap merasa khawatir.

Aliansi Bertahan, Tapi Rasa Percaya Menurun

Meski begitu, Nagy menilai kerja sama militer antara Jepang dan AS di kawasan Indo-Pasifik sebenarnya masih solid. Pemerintahan Trump tetap menjalin kerja sama dengan Jepang dan Korea Selatan melalui kerangka keamanan trilateral. Bahkan ada rencana kerja bareng dalam pembangunan dan perawatan kapal militer.

Kunjungan Menhan Hegseth ke Jepang pada Maret lalu, termasuk ke Pulau Iwo Jima, juga disebut sebagai simbol kuatnya hubungan militer antara dua negara. Setelah itu, Hegseth menyampaikan pesan serupa saat mengunjungi Filipina yang juga berselisih dengan China di Laut China Selatan.

Namun, banyak warga Jepang yang belum bisa merasa tenang.

Seruan untuk Perkuat Pertahanan Regional

Sanae Takaichi, politisi konservatif dari Partai Demokrat Liberal, bahkan menyuarakan kekhawatiran terbuka saat menghadiri acara di Taiwan. Ia menyarankan Jepang, Taiwan, dan negara-negara kawasan untuk membentuk semacam aliansi pertahanan baru demi mengantisipasi ketidakpastian kebijakan dari Trump.

Menurut Takaichi, terlalu banyak orang Jepang yang masih menganggap AS akan selalu membela Jepang tanpa syarat, padahal sikap Trump sering bertolak belakang dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya. Ia mendorong negara-negara di kawasan untuk lebih mandiri dalam menjaga keamanan dan kedaulatan wilayahnya.

Warga Jepang Butuh Kepastian, Bukan Janji Politik

Meski perjanjian keamanan dengan AS masih berlaku, keraguan publik Jepang terhadap loyalitas sekutunya kini semakin kuat. Sikap Trump yang sulit ditebak jadi alasan utama kenapa banyak yang merasa tidak aman. Di tengah ketegangan di Laut China Timur dan ketidakpastian geopolitik global, Jepang tampaknya mulai sadar bahwa bergantung sepenuhnya pada AS bukanlah pilihan yang bijak.

Jadi, apakah Jepang akan mulai membangun kekuatan pertahanannya sendiri tanpa terlalu mengandalkan AS? Waktu yang akan menjawab.