Berita Borneotribun: Olahraga Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Juni 2025

Ronaldo dan Mbappé Pilih Dembélé untuk Ballon d'Or 2025, Lamine Yamal Terabaikan?

Ronaldo dan Mbappé Pilih Dembélé untuk Ballon d'Or 2025, Lamine Yamal Terabaikan?
Ronaldo dan Mbappé Pilih Dembélé untuk Ballon d'Or 2025, Lamine Yamal Terabaikan?

JAKARTA -- Persaingan Ballon d'Or 2025 makin panas nih, terutama setelah musim 2024/25 berakhir dengan segudang drama dan aksi luar biasa dari para bintang dunia. 

Dua nama yang mencuri perhatian banget musim ini: Ousmane Dembélé dan wonderkid Barcelona, Lamine Yamal. 

Tapi yang bikin heboh, dua superstar Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappé justru lebih menjagokan Dembélé dan seperti ‘menyampingkan’ Yamal.

Dembélé vs Yamal: Duel Dua Bintang

Kalau ngomongin pencapaian, dua pemain ini emang gak main-main. Dembélé sukses nganterin Paris Saint-Germain meraih quadruple bersejarah termasuk Liga Champions pertama mereka sepanjang sejarah klub! 

Di sisi lain, Lamine Yamal tampil luar biasa bareng Barcelona, bantu klubnya angkat trofi domestik treble di usia yang baru 17 tahun. Gokil, kan?

Tapi saat ditanya siapa yang layak dapat Ballon d’Or, Mbappé langsung tunjuk satu nama tanpa ragu: Dembélé.

“Apakah saya bakal pilih Dembélé buat menang Ballon d’Or 2025? Iya, jelas. Gak perlu dijelasin panjang-panjang,” kata Mbappé dengan yakin. “Orang-orang ngomongin soal Yamal dan Dembélé, tapi pilihan saya jelas: Dembélé.”

Statistik Bikin Nganga

Dembélé musim ini emang lagi gila-gilanya. Dari total 49 pertandingan, dia cetak 33 gol dan 15 assist. Di Liga Champions, kontribusinya juga krusial banget 14 kontribusi gol, termasuk dua assist di final lawan Inter Milan. Jadi gak heran kalau Mbappé, yang pernah satu tim sama dia di PSG, menjagokan rekannya itu.

Meskipun sekarang Mbappé udah pindah ke Real Madrid, keduanya masih sering bareng di Timnas Prancis. Jadi bisa dibilang Mbappé tahu banget kualitas dan kontribusi nyata dari Dembélé.

Yamal Tetap Dapat Pujian

Walau gak dipilih Mbappé, bukan berarti Lamine Yamal diabaikan total. Cristiano Ronaldo, yang sudah lima kali menang Ballon d’Or, juga kasih komentar soal persaingan ini. Meski cenderung lebih mendukung pemain yang juara Liga Champions yang artinya Dembélé Ronaldo tetap kasih apresiasi buat talenta muda Spanyol ini.

“Menurut saya, yang menang Ballon d’Or seharusnya dari tim yang menjuarai Liga Champions,” ujar Ronaldo. “Yamal pemain yang sangat berbakat. Biarkan dia berkembang tanpa tekanan. Dia punya masa depan cerah.”

Siapa yang Paling Pantas?

Dua legenda besar udah kasih pendapat, tapi keputusan akhir tetap di tangan pemilih Ballon d’Or. Dembélé punya keunggulan dalam hal trofi dan statistik musim ini, tapi Yamal punya pesona muda dan performa yang gak kalah mengesankan. Bahkan di semifinal UEFA Nations League, Yamal sempat jadi momok Prancis lewat dua golnya saat Spanyol menang dramatis 5-4.

Jadi, menurut kamu siapa yang paling pantas bawa pulang Ballon d'Or 2025? Dembélé si pemain matang yang lagi on fire, atau Yamal si bintang muda yang terus mencuri hati fans sepak bola?

Prediksi Final UEFA Nations League 2025: Portugal vs Spanyol, Duel Panas di Allianz Arena

Prediksi Final UEFA Nations League 2025: Portugal vs Spanyol, Duel Panas di Allianz Arena
Prediksi Final UEFA Nations League 2025: Portugal vs Spanyol, Duel Panas di Allianz Arena.

JAKARTA -- Final UEFA Nations League 2025 akan mempertemukan dua tetangga panas dari Semenanjung Iberia: Portugal dan Spanyol

Pertandingan bergengsi ini bakal digelar di Allianz Arena, Munich, pada Senin, 9 Juni 2025, dan jadi momen penentuan siapa yang bakal membawa pulang trofi kedua mereka di ajang ini.

Dua tim kuat ini sama-sama sudah pernah merasakan juara Nations League Portugal di edisi 2019, sementara Spanyol jadi kampiun tahun lalu. 

Jadi, laga ini bukan cuma soal rivalitas negara tetangga, tapi juga soal siapa yang lebih layak jadi raja Eropa versi Nations League tahun ini.

Performa Terbaru: Siapa Lagi Panas?

Portugal baru saja bikin kejutan dengan menumbangkan tuan rumah Jerman 2-1 di semifinal. Cristiano Ronaldo, si mega bintang abadi, kembali menunjukkan kelasnya dengan mencetak gol ke-137 di level internasional edan! Comeback mereka cepat dan penuh semangat setelah Florian Wirtz bikin Jerman unggul lebih dulu.

Sementara itu, Spanyol juga nggak kalah dramatis. Mereka meladeni Prancis dalam duel sembilan gol yang super menegangkan dan akhirnya menang 5-4. 

Walau sempat nyaris disamakan, anak-anak asuhan Luis de la Fuente tetap bisa amankan tiket final. FYI, pelatih ini juga yang sukses bawa Spanyol juara Euro 2024 dan Nations League 2023 lagi on fire banget pokoknya.

Jadwal dan Lokasi Pertandingan

  • Lokasi: Allianz Arena, Munich, Jerman

  • Tanggal: Senin, 9 Juni 2025

  • Kick-off: Pukul 02.00 WIB

  • Wasit: Sandro Schärer (Swiss)

  • VAR: Fedayi San (Swiss)

Nonton di Mana?

Untuk kamu yang nggak pengen ketinggalan laga seru ini, berikut channel yang bakal siarkan pertandingan:

  • Amerika Serikat: FOX Sports, fuboTV, Tubi

  • Inggris: ITV 1, ITVX, STV

  • Meksiko: Sky Sports

  • Indonesia: Belum dikonfirmasi, tapi biasanya bisa nonton via platform streaming sepak bola atau TV kabel langganan.

Head-to-Head Terbaru (5 Laga Terakhir)

  • Portugal: 0 menang

  • Spanyol: 1 menang

  • Imbang: 4

  • Pertemuan terakhir: Portugal 0-1 Spanyol (27 September 2022)

Prediksi Starting XI

Portugal (Formasi 4-2-3-1):

Diogo Costa; Semedo, Rúben Dias, Inácio, Nuno Mendes; Vitinha, João Neves; Bernardo Silva, Bruno Fernandes, Pedro Neto; Cristiano Ronaldo

Pelatih Roberto Martínez kemungkinan besar bakal turunkan komposisi yang sama seperti lawan Jerman. Vitinha mungkin kembali jadi starter, dan di sisi kanan serang, dia masih harus pilih antara Bernardo Silva, Trincão, atau Conceição.

Spanyol (Formasi 4-3-3):

Unai Simón; Pedro Porro, Le Normand, Dean Huijsen, Cucurella; Pedri, Zubimendi, Fabián Ruiz; Lamine Yamal, Oyarzabal, Nico Williams

Luis de la Fuente juga nggak banyak ubah komposisi tim. Oyarzabal diperkirakan tetap jadi andalan di lini depan, dan Dean Huijsen bakal jaga jantung pertahanan. Sementara Rodri dan Ferran Torres absen karena alasan kebugaran.

Prediksi Skor Portugal vs Spanyol

Kalau lihat performa dan komposisi pemain, Spanyol terlihat sedikit lebih diunggulkan. Mereka punya lini tengah yang luwes, serangan yang tajam, dan mental juara yang terbentuk dari beberapa tahun terakhir.

Tapi jangan remehkan Portugal. Mereka punya Ronaldo yang masih haus gol dan pengalaman bermain di laga-laga besar.

Prediksi akhir: Portugal 1-2 Spanyol
Tapi ingat, ini pertandingan bisa saja lanjut ke perpanjangan waktu, bahkan penalti, karena dua-duanya punya kualitas yang mirip banget.

Jangan lewatkan laga penentuan penuh gengsi ini! Siapapun yang menang, yang jelas sepak bola indah akan tersaji di Munich. Kamu tim Portugal atau Spanyol, nih?

Jerman vs Prancis: Prediksi Laga Perebutan Tempat Ketiga UEFA Nations League 2025, Siapa yang Bangkit?

Jerman vs Prancis: Prediksi Laga Perebutan Tempat Ketiga UEFA Nations League 2025, Siapa yang Bangkit?
Jerman vs Prancis: Prediksi Laga Perebutan Tempat Ketiga UEFA Nations League 2025, Siapa yang Bangkit?

JAKARTA -- Setelah sama-sama gagal melangkah ke final UEFA Nations League 2025, kini Jerman dan Prancis harus puas saling berhadapan dalam laga perebutan posisi ketiga. Pertandingan ini akan berlangsung di MHPArena, Stuttgart, hari Minggu, 8 Juni 2025.

Meski statusnya hanya laga hiburan, duel dua raksasa Eropa ini tetap menarik banget buat disimak, apalagi mereka punya sejarah panjang saling sikut di berbagai ajang internasional.

Ayo Flashback Dulu…

Di semifinal kemarin, Jerman yang jadi tuan rumah harus menelan pil pahit usai tumbang 1-2 dari Portugal. Sementara itu, Prancis justru terlibat dalam pertandingan gila lawan Spanyol, yang berakhir dengan skor 5-4. Bayangin aja, mereka sempat tertinggal 1-5 dan hampir bikin comeback dramatis!

Jerman sebenernya ngincar gelar perdana mereka di ajang ini, sedangkan Prancis pernah jadi juara Nations League 2021. Sayangnya, keduanya harus legowo bertarung buat tempat ketiga, alias perebutan medali perunggu.

Head-to-Head: Tipis Banget!

Kalau ngomongin rekor pertemuan, Jerman dan Prancis sama-sama kuat. Dari 10 pertemuan terakhir, masing-masing tim menang empat kali, dan dua sisanya imbang. Yang menarik, dua pertemuan terakhir malah dimenangi Jerman, termasuk kemenangan 2-0 di laga uji coba bulan Maret 2024 lalu.

Jadwal dan Info Pertandingan

  • Lokasi: MHPArena, Stuttgart, Jerman

  • Tanggal: Minggu, 8 Juni 2025

  • Kick-off: 20.00 WIB

  • Wasit: Ivan Kružliak (Slovakia)

  • VAR: Michael Fabbri (Italia)

Rekor 5 Laga Terakhir

Jerman:

  • Kalah 1-2 vs Portugal

  • Imbang 3-3 vs Italia

  • Menang 2-1 vs Italia

  • Imbang 1-1 vs Hungaria

  • Menang 7-0 vs Bosnia

Prancis:

  • Kalah 4-5 vs Spanyol

  • Menang adu penalti vs Kroasia

  • Kalah 0-2 vs Kroasia

  • Menang 3-1 vs Italia

  • Imbang 0-0 vs Israel

Kabar Tim Jerman

Pelatih Julian Nagelsmann kemungkinan besar bakal melakukan beberapa rotasi tipis-tipis. Niclas Füllkrug diprediksi masuk starting XI menggantikan Nick Woltemade di lini depan, dan Pascal Groß juga punya peluang main sejak menit awal.

Nama Florian Wirtz lagi naik daun, apalagi setelah cetak gol ke gawang Portugal. Winger muda yang kabarnya bakal gabung Liverpool ini bakal jadi tumpuan utama karena Jamal Musiala absen.

Di lini belakang, Jerman nggak bisa menurunkan Antonio Rüdiger dan Nico Schlotterbeck. Jadi, Robin Koch dan Waldemar Anton kemungkinan bakal kembali jadi partner Jonathan Tah di formasi tiga bek.

Prediksi Line-up Jerman (3-4-2-1):
Ter Stegen; Tah, Koch, Anton; Kimmich, Goretzka, Groß, Mittelstädt; Sané, Wirtz; Füllkrug.

Kabar Tim Prancis

Didier Deschamps kemungkinan besar bakal kasih kesempatan starter ke Rayan Cherki, yang tampil apik sebagai pemain pengganti di semifinal. Di lini tengah, Lucas Hernandez dan Aurélien Tchouaméni bisa jadi pilihan buat menyegarkan skuad.

Meskipun Désiré Doué tampil brilian di final Liga Champions, dia kemungkinan bakal diistirahatkan. Lini serang masih akan dipercayakan ke trio maut: Dembélé, Michael Olise, dan sang kapten, Kylian Mbappé.

Prediksi Line-up Prancis (4-2-3-1):
Maignan; Gusto, Konaté, L. Hernandez, T. Hernandez; Tchouaméni, Rabiot; Cherki, Olise, Dembélé; Mbappé.

Prediksi Skor: Siapa yang Unggul?

Laga perebutan tempat ketiga sering kali penuh kejutan dan permainan lepas, karena tekanan udah nggak seberat laga final. Kedua tim punya pemain muda dan ofensif yang haus gol, jadi kemungkinan besar kita bakal disuguhkan pertandingan seru!

Jerman memang main di kandang sendiri, tapi kondisi skuad mereka yang nggak 100% fit bisa jadi hambatan. Sementara itu, Prancis punya kedalaman skuad yang lebih solid dan kualitas serangan yang lebih tajam.

Prediksi skor akhir:
Jerman 2-3 Prancis

Cara Nonton Pertandingan

Live Streaming:

  • Indonesia: Belum diumumkan resmi, kemungkinan akan ditayangkan melalui layanan streaming olahraga berbayar.

  • AS: fuboTV, Tubi, ViX

  • UK: Amazon Prime Video

  • Meksiko: Sky Sports

  • Kanada: Tidak disiarkan

Meski bukan laga final, pertandingan antara Jerman dan Prancis ini tetap patut ditunggu. Selain gengsi dua negara besar Eropa, ini juga bisa jadi ajang unjuk gigi para pemain muda masa depan. Yuk, siapin camilan dan jangan sampai kelewatan!

Klarifikasi Marc Marquez dan Pedro Acosta soal Kontak di MotoGP Sprint Aragon

Klarifikasi Marc Marquez dan Pedro Acosta soal Kontak di MotoGP Sprint Aragon
Klarifikasi Marc Marquez dan Pedro Acosta soal Kontak di MotoGP Sprint Aragon.

JAKARTA -- Di balapan sprint MotoGP Aragon, terjadi insiden kontak antara Marc Marquez dari tim Ducati dan Pedro Acosta dari KTM. Nah, kedua pembalap ini sudah kasih penjelasan mereka tentang kejadian tersebut, dan seru banget buat disimak!

Jadi ceritanya, waktu start sprint race, Marquez dan Acosta sempat bersentuhan saat masuk ke Tikungan 1. Tapi lucunya, nggak ada yang mau saling menyalahkan. Marquez bilang ini cuma "insiden balap biasa."

Menurut Marquez, dia sempat agak terlambat dan harus mengerem dengan sangat keras. Kenapa? Karena kalau nggak, bagian depan dan belakang motor nggak akan pas posisi optimalnya. Dia juga bilang, insiden kayak gini biasanya terjadi kalau ada pembalap yang startnya kurang bagus, lalu pembalap lain datang dengan kecepatan lebih tinggi. Apalagi di Tikungan 1 Aragon yang terkenal tricky, jadi wajar kalau begini.

Sementara itu, Acosta punya pandangan lain tapi nggak jauh beda. Dia bilang Marquez nggak dapat start terbaik, dan dia datang dengan kecepatan cukup kencang. Mungkin Marquez mau ke kiri, tapi Acosta datang tiba-tiba dan mereka pun saling bersenggolan. "Itu cuma situasi balap biasa, nggak ada yang aneh," kata Acosta santai.

Meski begitu, Marquez tetap berhasil finis di posisi pertama di sprint race hari Sabtu, walaupun sempat turun ke posisi empat setelah insiden itu. Dia juga sempat membahas soal spesifikasi motornya yang menurut dia berbeda dibanding motor Ducati versi 2024 milik Alex Marquez dan Fermin Aldeguer yang cukup kompetitif.

Sekarang, Marc Marquez memimpin klasemen MotoGP dengan selisih 24 poin dari adiknya, Alex Marquez. Sementara itu, Pedro Acosta yang start dari posisi kelima, berhasil mempertahankan posisi tersebut dan menjadi pembalap non-Ducati terbaik di sprint race ini.

Jadi, intinya insiden di Tikungan 1 itu memang bagian dari dinamika balap, nggak ada yang sengaja atau saling nyalahin. Justru keduanya tetap menunjukkan performa hebat di lintasan!

Maverick Vinales Melesat di Aragon MotoGP: Riding Like the Top Guys Meski Alami Highside di Kualifikasi

Maverick Vinales Melesat di Aragon MotoGP: Riding Like the Top Guys Meski Alami Highside di Kualifikasi
Maverick Vinales Melesat di Aragon MotoGP: Riding Like the Top Guys Meski Alami Highside di Kualifikasi.

JAKARTA -- Maverick Vinales tampil cukup impresif di Sprint Race MotoGP Aragon meski sempat mengalami kendala di sesi kualifikasi. Pembalap Tech3 KTM ini berhasil finis di posisi ke-7, tertinggal sekitar 7,2 detik dari pemenang lomba, Marc Marquez.

Namun, Vinales sebenarnya sempat kehilangan waktu cukup banyak di awal balapan. Dalam empat lap pertama, dia terpaut 5,6 detik karena start yang kurang mulus dan masalah teknis saat sesi kualifikasi yang membuat posisinya kurang ideal.

Setelah berada di lintasan yang lebih bersih, Vinales justru menunjukkan performa yang solid. Dia mencatatkan lap tercepat ketiga, hanya kalah dari Marc Marquez dan Alex Marquez. Di akhir lomba, jaraknya hanya 2,5 detik dari pembalap Fermin Aldeguer yang menempati posisi ketiga.

“Saya nggak tahu kenapa, tapi saat kualifikasi kemarin kami menggunakan dua ban yang ternyata nggak cocok sama kondisi lintasan,” ujar Vinales.

“Kami sudah cek datanya, dan perbedaannya sangat kecil, sekitar 0,1 detik di satu titik dan 0,1 detik di titik lain. Kalau saja nggak ada masalah ini, saya pasti start dari posisi ke-4.”

Vinales juga menceritakan pengalaman sulitnya saat sesi pemanasan ban: “Saya hampir beberapa kali highside di lap pemanasan. Saya pikir mungkin saya perlu menghangatkan ban lebih dulu. Tapi sampai lap pertama dan kedua, highside tetap terjadi.”

“Tapi saya tetap percaya dengan potensi ban kedua yang saya pakai. Sisi kanan ban itu sebenarnya sangat bagus,” lanjutnya.

“Tapi sayangnya, saya tetap highside di tikungan 10 dan tikungan 17. Itu bikin saya kehilangan sekitar tiga persepuluh detik yang sebenarnya bisa bikin saya start di baris kedua.”

Meski begitu, saat balapan berlangsung, Vinales berhasil menemukan ritme yang bagus. “Lap ke-9 saya mencatat waktu 47,1 detik. Saat saya dapat ruang, saya bisa ngejar pembalap-pembalap papan atas, termasuk Diggia dan rombongan di depan. Jadi motor KTM ini benar-benar bekerja dengan baik.”

“Ini jadi sinyal positif untuk balapan hari Minggu, karena saya merasa nyaman dengan ban belakang medium. Kami nggak akan mengubah setup motor lagi,” tambahnya optimis.

Nicolas Goyon, manajer tim, juga memberikan komentar positif. “Maverick sudah kembali ke performa terbaiknya seperti sebelum Silverstone. Yang paling penting, dia senang dengan set-up motor dan bagaimana motor bekerja, jadi kita yakin dia akan lanjutkan performa bagus di hari Minggu.”

Di sisi lain, pembalap KTM lainnya, Pedro Acosta, berhasil finis di posisi 5, hanya 1,1 detik lebih cepat dari Vinales. Namun, rekan setim Vinales, Enea Bastianini, masih kesulitan dan hanya mampu finis di posisi ke-17.

“Ini hari yang sulit buat kami. Kami sudah coba tampil lebih depan dan push maksimal di kualifikasi, tapi hasilnya belum maksimal,” kata Bastianini yang masih berjuang mengatasi masalah saat melepaskan rem depan di tikungan.

Marc Marquez Tegaskan: Aku Pakai Motor Ducati yang Sama dengan Rider Lain di GP24, Ini Alasannya!

Marc Marquez Tegaskan: Aku Pakai Motor Ducati yang Sama dengan Rider Lain di GP24, Ini Alasannya!
Marc Marquez Tegaskan: Aku Pakai Motor Ducati yang Sama dengan Rider Lain di GP24, Ini Alasannya!

JAKARTA -- Marc Marquez, sang pemimpin klasemen MotoGP 2025, baru saja bikin heboh dengan kemenangan sprint ketujuhnya di seri Aragon. Meski hanya dirinya yang masuk lima besar dari para rider Ducati pabrikan, Marquez yakin dirinya memakai motor yang “persis sama” dengan rekan-rekannya di Ducati GP24.

Di sprint Aragon, Marc berhasil dari posisi pole dan menyalip Alex Marquez dari tim Gresini dengan selisih waktu 2,080 detik. Meski sempat terjatuh ke posisi bawah akibat start yang kurang mulus, ia sukses mengambil alih pimpinan balapan di lap ke-6 dari total 11 lap, lalu menjauh dan memperlebar jarak poin di klasemen jadi 27 angka menuju balapan utama hari Minggu.

Menariknya, Marc Marquez jadi satu-satunya pembalap Ducati pabrikan yang masuk lima besar sprint ini. Fabio Di Giannantonio menempati posisi keenam dengan jarak 6,379 detik, sementara Pecco Bagnaia malah gagal dapat poin dan finis di posisi ke-12 setelah balapan yang berat.

Sebenarnya, Ducati sudah memastikan kalau motor pabrikan mereka memang memakai mesin yang sedikit berbeda dari versi penuh GP24. Ada juga upgrade kecil seperti perangkat pengatur ketinggian belakang yang masih menggunakan basis mesin tahun lalu. Namun saat ditanya mengapa hanya dirinya yang mampu bersaing ketat, Marquez malah bingung karena dia yakin motornya sama dengan motor rekan satu timnya.

"Saya sudah tanya berkali-kali ke insinyur dan selalu jawabannya sama: saya pakai motor yang sama persis dengan Alex, Fermin, dan Morbidelli," ungkap Marquez.

Ia juga menambahkan kalau di beberapa seri seperti Le Mans dan Silverstone sempat pakai spek motor berbeda, tapi kini ia kembali ke versi yang sama dengan yang lain, dan akan coba pengaturan lain saat tes hari Senin.

Soal start, memang sempat kurang mulus dengan masalah roda belakang yang slip dan membuatnya turun ke posisi empat. Tapi Marquez bilang tim Ducati sudah tahu cara memperbaikinya sebelum balapan utama. Saat menyalip Alex Marquez di tikungan pertama lap keenam, ia juga mengakui sempat terkunci roda depan, tapi itu satu-satunya cara untuk menyalip rider secepat Alex yang juga melakukan pengereman maksimal.

“Di lap kualifikasi saya ambil risiko besar, malah jadi lebih lambat karena memaksakan diri. Motor dan ban nggak bisa diajak lebih cepat, jadi saya slide-slide dan nggak nyaman. Tapi itu cukup buat dapat pole,” katanya jujur.

“Balapan sprint lebih terkendali. Saya merasa kontrol penuh sama motor. Waktu overtake Alex, ada sedikit terkunci roda depan, tapi memang harus begitu kalau mau lewat rider yang cepat dan pengeremannya kuat seperti dia,” jelas Marc.

Satu insiden kecil juga terjadi di awal sprint ketika Marquez bertabrakan dengan Pedro Acosta di tikungan pertama. Namun Marquez menganggap ini cuma insiden balapan biasa yang terjadi karena perbedaan kecepatan saat start, apalagi start di Aragon memang dikenal tricky.

"Saya agak tertinggal, lalu rem keras supaya perangkat depan dan belakang bisa bekerja dengan benar. Insiden seperti ini sering terjadi kalau ada rider yang startnya bermasalah, dan lainnya datang dengan kecepatan berbeda," tutupnya.

Pecco Bagnaia dan Tantangan Ducati GP25: Kenapa Test Rider GP24 Bisa Jadi Solusi?

Pecco Bagnaia dan Tantangan Ducati GP25: Kenapa Test Rider GP24 Bisa Jadi Solusi?
Pecco Bagnaia dan Tantangan Ducati GP25: Kenapa Test Rider GP24 Bisa Jadi Solusi?

JAKARTA -- Pecco Bagnaia sedang menghadapi musim yang penuh tantangan di MotoGP 2025. Terbaru, di sesi sprint Grand Prix Aragon, performanya belum juga membaik. Meski sempat start dari posisi ke-4, ia gagal mendapatkan poin setelah finis di posisi ke-12.

Apa sih masalah utama Pecco? Ia masih terus berjuang dengan masalah “front locking” atau penguncian roda depan saat pengereman, yang membuatnya beberapa kali melebar, salah satunya di Tikungan 7 saat balapan sprint. Pecco pun mengaku bingung dan belum tahu kenapa motornya Ducati GP25 ini jadi sulit dikendalikan.

Apakah tes dengan motor GP24 bisa bantu Pecco?

Ketika ditanya soal kemungkinan tes menggunakan motor GP24 di sesi tes pasca-Aragon hari Senin, Pecco punya pandangan menarik. Ia merasa, mungkin bukan dia yang paling diuntungkan kalau tes motor lama. Menurut Pecco, akan lebih berguna jika rider yang masih fresh dengan motor GP24 seperti Alex Marquez yang mencoba motor GP25.

“Kalau aku harus pakai GP25 terus dan nggak bisa ganti motor, jadi nggak yakin tes GP24 bakal banyak bantu aku,” katanya. “Tapi buat rider lain yang baru dengan GP24, seperti Alex atau Franky Morbidelli, mungkin ini akan sangat berguna. Alex sih yang paling pas.”

Tapi, menurut Pecco, semua orang di tim sekarang fokus untuk memperbaiki kondisi motor, jadi agak sulit juga untuk melakukan eksperimen seperti itu.

Kenapa Pecco merasa kesulitan di Aragon?

Pecco juga menjelaskan bahwa ia sudah tahu bakal sulit tampil bagus di sprint karena masalah motor sudah ia rasakan sejak sesi latihan bebas pagi hari (FP2). Ia merasa kehilangan feeling yang pas saat mencoba motor di FP2.

“Di kualifikasi aku sudah ngasih maksimal dan berani ambil risiko, jadi start dari posisi ke-4. Tapi pas balapan, aku sudah coba segala cara, tapi nggak bisa push lebih keras,” ungkap Pecco.

Ia mengalami understeer yang parah dan kesulitan saat pengereman keras. Saat mencoba meniru gaya pengereman rider di depannya di Tikungan 7, roda depan mulai mengunci dan akhirnya melebar.

Untuk balapan besok, Pecco dan timnya berencana coba pendekatan berbeda, termasuk mengganti ban ke jenis medium yang diharapkan bisa mengurangi masalah understeer.

Pecco dan Tim Ducati: Tetap Kompak Hadapi Masa Sulit

Meskipun musim berjalan sulit dan jarak poin dengan pemimpin klasemen, Marc Marquez, makin jauh (Pecco kini tertinggal 84 poin), ia menegaskan hubungan dengan tim tetap solid.

“Aku heran kenapa banyak yang bertanya soal hubungan aku dengan tim. Kami semua tahu ini masa sulit, dan kami terus bekerja bersama,” katanya santai.

Pecco dan tim Ducati kompak berusaha mencari solusi terbaik agar masalah motor bisa segera teratasi. Mereka sadar ini bukan cuma masalah rider, tapi juga tim teknis yang harus paham apa yang sebenarnya terjadi dengan motor GP25.

Kanada Tampil Ganas, Meksiko Tumbang di Laga Uji Coba Seru Jelang Piala Emas 2025

Kanada Tampil Ganas, Meksiko Tumbang di Laga Uji Coba Seru Jelang Piala Emas 2025
Kanada Tampil Ganas, Meksiko Tumbang di Laga Uji Coba Seru Jelang Piala Emas 2025.

JAKARTA -- Menjelang bergulirnya Piala Emas 2025, dua tim kuat asal CONCACAF, yakni Kanada dan Meksiko, sama-sama turun dalam laga uji coba internasional. Hasilnya? Berbanding terbalik! Kanada tampil meyakinkan dengan menaklukkan Ukraina 4-2 di Toronto, sementara Meksiko harus menelan kekalahan dengan skor identik saat menghadapi Swiss di Salt Lake City.

Jonathan David Bersinar, Kanada Hajar Ukraina

Meski sempat dihantui isu tak sedap soal dugaan “keracunan” pemain Vancouver Whitecaps usai kekalahan mereka dari Club America di final CONCACAF Champions Cup, skuad Kanada tetap tampil garang di lapangan. Pelatih Jesse Marsch bahkan sempat menyebut insiden itu sebagai sesuatu yang mencurigakan, namun performa anak-anak asuhnya justru menunjukkan sebaliknya.

Jonathan David menjadi bintang dalam laga ini. Penyerang andalan Kanada itu sukses mencetak dua gol cepat dalam 24 menit pertama pertandingan. Gol pertamanya lahir dari kemelut di depan gawang, sementara gol keduanya merupakan sundulan tajam ke sudut atas setelah menerima umpan sepak pojok dari Tajon Buchanan.

Tak berhenti di situ, pemain muda bernama Promise David langsung mencuri perhatian di laga debutnya. Ia sukses mencetak gol ketiga usai merebut bola dari bek Ukraina dan menaklukkan kiper dengan tenang. Buchanan kemudian menambah satu gol lagi di menit ke-81, memastikan kemenangan Kanada tetap nyaman meski Ukraina sempat membalas lewat Ilia Zabarnyi dan Oleksandr Zinchenko di menit-menit akhir.

Meksiko Keok dari Swiss, Pertahanan Rapuh Jadi Sorotan

Sementara itu, Meksiko harus gigit jari setelah kalah 2-4 dari Swiss. Di atas kertas, laga ini berlangsung seimbang, namun Swiss tampil lebih tajam dalam memaksimalkan peluang.

Breel Embolo membuka keunggulan Swiss di menit ke-20 setelah mengecoh kiper Meksiko dan menceploskan bola ke gawang kosong. Di babak kedua, Meksiko sempat menyamakan skor lewat sundulan Santiago Gimenez yang juga mengakhiri paceklik golnya sejak final Piala Emas 2023 lalu. Tapi kegembiraan itu tak bertahan lama.

Zeki Amdouni membawa Swiss kembali unggul, lalu Dan Ndoye pahlawan Bologna di Coppa Italia memperlebar jarak jadi 3-1. Angel Sepulveda sempat memperkecil ketertinggalan, tapi gol penutup dari Fabian Rieder memastikan kemenangan Swiss di menit ke-90.

Statistik Menarik: David dan Gimenez Cetak Gol Penting

Jonathan David kini sudah mengoleksi 34 gol dalam 62 penampilan bersama timnas Kanada. Dengan rata-rata 0,55 gol per pertandingan, striker yang kini berstatus bebas transfer ini jelas jadi incaran banyak klub top Eropa.

Di sisi lain, meski Meksiko kalah, gol Santiago Gimenez patut dicatat. Itu adalah gol pertamanya setelah 13 pertandingan bersama El Tri tanpa mencetak satu pun gol. Sayangnya, performa tim secara keseluruhan masih jauh dari kata solid Swiss lebih unggul dalam jumlah tembakan (15 banding 10) serta nilai expected goals (1,81 vs 1,13).

Laga Selanjutnya: Kanada vs Honduras, Meksiko Tantang Republik Dominika

Kanada dijadwalkan membuka kampanye Piala Emas mereka dengan menghadapi Honduras pada 17 Juni di Vancouver. Sementara itu, Meksiko bakal lebih dulu berlaga tiga hari sebelumnya melawan Republik Dominika. Kedua tim tentu berharap bisa memperbaiki performa mereka dari laga uji coba ini demi tampil maksimal di turnamen utama.

Kekalahan Ketiga Beruntun! Timnas Amerika Serikat Tumbang 1-2 dari Turki Jelang Gold Cup

Kekalahan Ketiga Beruntun! Timnas Amerika Serikat Tumbang 1-2 dari Turki Jelang Gold Cup
Kekalahan Ketiga Beruntun! Timnas Amerika Serikat Tumbang 1-2 dari Turki Jelang Gold Cup.

JAKARTA -- Timnas Amerika Serikat harus kembali menelan kekalahan, kali ini dengan skor 1-2 saat menjamu Turki dalam laga uji coba internasional di East Hartford, Sabtu kemarin. Hasil ini jadi kekalahan ketiga beruntun bagi skuad asuhan Mauricio Pochettino, dan tentu jadi sinyal bahaya jelang bergulirnya CONCACAF Gold Cup.

Di laga ini, Pochettino harus memutar otak karena beberapa pemain utama absen, termasuk sang kapten Christian Pulisic. Hasilnya, delapan pemain dari Major League Soccer (MLS) diturunkan sejak menit awal sebuah keputusan yang cukup berani mengingat lawan mereka berasal dari Eropa. Menariknya, ini jadi kali pertama sejak Mei 2003 Amerika Serikat menurunkan sebanyak itu pemain MLS saat menghadapi tim UEFA di luar jadwal kamp musim dingin.

Start Cepat, Tapi Gagal Konsisten

Padahal, pertandingan sempat berjalan manis buat tim tuan rumah. Baru satu menit laga berjalan, Jack McGlynn sukses membuka keunggulan lewat sepakan melengkung yang cantik ke pojok kiri bawah gawang Turki. Gol tersebut jadi gol tercepat Amerika ke gawang tim asal Eropa sepanjang sejarah mereka!

Tapi keunggulan itu cuma bertahan sebentar.

Turki langsung tancap gas dan membalikkan keadaan dalam waktu singkat. Arda Guler menyamakan skor dengan cara yang cukup aneh bola tendangan buangan Johnny Cardoso malah memantul ke Guler dan melewati kiper Matt Freese. Belum sempat Amerika bangkit, tiga menit kemudian Turki unggul lewat sepakan Kerem Akturkoglu yang menyambar bola muntah di dalam kotak penalti.

Babak Kedua Lebih Hidup, Tapi Tetap Gagal

Setelah jeda, permainan Amerika mulai membaik. Max Arfsten hampir mencetak gol penyama lewat sundulan yang masih melebar tipis. Malik Tillman juga punya peluang emas setelah mendapat umpan matang dari Tyler Adams, tapi tendangannya bisa diamankan oleh kiper Turki, Berke Ozer.

Turki pun sempat mengancam balik lewat serangan cepat setelah Tillman kehilangan bola, tapi Baris Alper Yilmaz gagal memanfaatkannya dan hanya menendang melebar.

Statistik Menarik: Permulaan Cepat, tapi Turki Lebih Efektif

Meskipun kalah, ada beberapa hal positif yang bisa diambil dari penampilan Timnas AS. Gol cepat McGlynn tercatat sebagai gol tercepat mereka ke gawang tim Eropa. Tapi, dua gol Turki yang hanya berselang dua menit 22 detik menunjukkan betapa mudahnya lini pertahanan AS ditembus. Ini jadi rekor kebobolan tercepat kedua mereka sejak 2018 saat lawan Inggris.

Dari segi statistik, di babak kedua Amerika mencatatkan expected goals (xG) sebesar 1.08 dari 10 tembakan, sementara Turki hanya 0.21 dari dua upaya. Artinya, peluang Amerika cukup menjanjikan sayangnya, penyelesaian akhir belum maksimal.

Apa Selanjutnya?

Selanjutnya, Amerika Serikat akan kembali berlaga dalam uji coba melawan Swiss hari Rabu mendatang. Setelah itu, mereka akan membuka perjalanan di Gold Cup dengan melawan Trinidad dan Tobago.

Apakah Pochettino bisa memperbaiki performa anak asuhnya sebelum turnamen resmi dimulai? Atau justru tren negatif ini akan terus berlanjut?

Depay dan Dumfries Antar Belanda Kalahkan Finlandia 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Depay dan Dumfries Antar Belanda Kalahkan Finlandia 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Depay dan Dumfries Antar Belanda Kalahkan Finlandia 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

JAKARTA -- Timnas Belanda sukses mengawali langkah mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan kemenangan meyakinkan atas Finlandia. Dalam laga tandang yang berlangsung di Helsinki, Memphis Depay dan Denzel Dumfries jadi pahlawan lewat dua gol yang membawa Oranje menang 2-0.

Kemenangan ini membuat Belanda kini mengoleksi tiga poin dan berada hanya tiga angka di belakang Polandia yang ada di puncak klasemen Grup G. Menariknya, Belanda masih punya satu laga sisa yang belum dimainkan. Jadi peluang untuk merebut posisi teratas masih sangat terbuka.

Start Sempurna di Tengah Tekanan

Setelah mengikuti perempat final UEFA Nations League di jeda internasional bulan Maret, skuad asuhan Ronald Koeman langsung menghadapi tekanan besar. Polandia sudah menang dua kali, dan itu berarti Belanda nggak boleh terpeleset sedikit pun kalau ingin menjaga asa lolos otomatis ke Piala Dunia.

Tapi Oranje tampil meyakinkan sejak menit awal. Baru enam menit laga berjalan, Memphis Depay membuka keunggulan. Dia memanfaatkan kesalahan lini belakang Finlandia dan melepaskan tembakan kaki kanan ke pojok bawah gawang yang nggak mampu dijangkau Lukas Hradecky.

Dumfries Cetak Gol, Gakpo Kirim Assist Cantik

Setelah gol cepat Depay, Belanda makin percaya diri. Pada menit ke-23, giliran Denzel Dumfries menggandakan keunggulan lewat sundulan hasil umpan lambung dari Cody Gakpo. Crossing-nya gantung banget, dan Dumfries tinggal menyelesaikannya dengan tenang. Skor 2-0, dan Belanda makin nyaman menguasai permainan.

Jeremie Frimpong, rekrutan anyar Liverpool, hampir menambah gol lewat sundulan yang memaksa Hradecky melakukan penyelamatan luar biasa. Sementara itu, Tijjani Reijnders – gelandang AC Milan yang kabarnya akan pindah ke Manchester City – nyaris mencetak gol ketiga tapi tembakannya masih melenceng tipis.

Finlandia Gagal Bangkit, Belanda Tetap Dominan

Di babak kedua, Belanda tetap agresif cari gol tambahan. Depay nyaris cetak brace tapi tembakannya membentur pemain lawan dan berhasil diamankan Hradecky. Frenkie de Jong juga punya peluang, sayangnya penyelesaiannya belum maksimal.

Finlandia sendiri sulit membalas. Mereka cuma mencatatkan lima tembakan sepanjang laga, dan hanya sedikit yang benar-benar mengancam. Kekalahan ini membuat mereka tertahan di empat poin dari tiga pertandingan.

Statistik Menarik: Depay Dekati Rekor Van Persie, Dumfries Cetak Sejarah

Dari sisi statistik, Belanda benar-benar mendominasi. Mereka menciptakan 17 tembakan berbanding lima milik tuan rumah. Dari expected goals (xG), Belanda mencatatkan 2,06 sementara Finlandia hanya 0,2 – bukti nyata siapa yang layak menang.

Memphis Depay kini mengoleksi 48 gol untuk Timnas Belanda. Dia cuma butuh dua gol lagi untuk menyamai rekor legenda Oranje, Robin van Persie, sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa.

Sementara itu, Denzel Dumfries mencatat sejarah baru. Golnya ke gawang Finlandia menjadi gol ke-10-nya bersama timnas, menjadikannya bek tersubur Belanda di abad ke-21. Dia resmi melewati Virgil van Dijk yang punya sembilan gol.

Belanda menunjukkan kelasnya sebagai salah satu kandidat kuat di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dengan barisan pemain top seperti Depay, Dumfries, dan Gakpo, serta cadangan strategi yang solid dari Ronald Koeman, jalan menuju Piala Dunia terbuka lebar. Apalagi mereka masih punya satu laga tunda. Kemenangan ini jelas jadi sinyal kuat: Belanda siap kembali bersaing di level tertinggi dunia!

Nico Williams Ogah Pindah ke Inggris? Arsenal dan Chelsea Terancam Gigit Jari

Nico Williams Ogah Pindah ke Inggris? Arsenal dan Chelsea Terancam Gigit Jari
Nico Williams Ogah Pindah ke Inggris? Arsenal dan Chelsea Terancam Gigit Jari.

JAKARTA -- Bursa transfer musim panas belum benar-benar panas, tapi satu nama sudah bikin dua klub Premier League Arsenal dan Chelsea mulai pusing: Nico Williams. Pemain muda andalan Timnas Spanyol itu kabarnya kurang tertarik pindah ke luar negeri, yang artinya peluang The Gunners dan The Blues buat dapetin tanda tangannya makin menipis.

Nico Williams Lebih Pilih Bertahan di Spanyol?

Menurut laporan dari SPORT dan diperkuat oleh Football Espana, Nico Williams rupanya gak terlalu kepincut sama tawaran dari luar negeri, termasuk dari klub-klub top Inggris. Padahal, Arsenal dan Chelsea siap menebus klausul rilisnya di Athletic Bilbao. Tapi ya, tanpa lampu hijau dari sang pemain sendiri, semua cuma angan-angan aja.

Jurnalis transfer terpercaya, Fabrizio Romano, juga bilang hal yang sama—Williams punya kecenderungan buat tetap bermain di Spanyol. Kalau emang dia gak pindah, kemungkinan besar Athletic Bilbao bakal segera sodorin kontrak baru dengan klausul rilis yang lebih tinggi. Tujuannya jelas: biar gak terus-terusan digoda klub lain.

FYI, kontrak Nico Williams di Bilbao masih aktif sampai 2027, dan namanya mulai sering dibahas sejak tampil impresif bareng Timnas Spanyol di Euro 2024. Gak heran sih, banyak yang naksir.

Arsenal Lagi Butuh Tambahan Amunisi di Lini Serang

Mikel Arteta lagi cari-cari striker baru buat musim depan, dan kabarnya Arsenal udah mengajukan pendekatan resmi buat Benjamin Šeško. Tapi selain striker, pemain sayap juga masuk daftar belanja mereka. Soalnya, performa Gabriel Martinelli dan Leandro Trossard musim lalu kurang konsisten—masing-masing cuma cetak 8 gol di Premier League. Gak cukup buat bersaing dengan tim seperti Liverpool, yang musim lalu tampak jauh lebih tajam.

Kalau bisa dapet winger seperti Nico Williams, Arsenal bisa lebih fleksibel dan juga ngurangin beban Bukayo Saka. Apalagi, Saka sempat absen tiga bulan gara-gara cedera hamstring. Jadi, tambahan pemain di sisi kiri bakal jadi solusi jitu.

Di sisi lain, Chelsea juga gak kalah aktif di bursa transfer. Mereka udah resmi dapetin Liam Delap dari Ipswich Town buat nambah opsi di lini depan. Kalau bisa dapet Williams, Enzo Maresca bakal punya senjata baru di sisi sayap yang bisa dipadukan dengan Cole Palmer. Ini jelas bisa jadi kompetisi sehat buat Noni Madueke dan Pedro Neto, apalagi Jadon Sancho udah balik ke Manchester United.

Tapi ya itu tadi, kalau Nico Williams udah mantap mau tetap di Spanyol, Chelsea juga harus siap-siap cari opsi lain. Sayap cepat dan kreatif tetap jadi kebutuhan utama buat mereka musim depan.

Arsenal & Chelsea Harus Siap Patah Hati

Meski awalnya jadi target panas, sepertinya Nico Williams bukan sosok yang gampang tergoda uang Premier League. Kalau memang dia milih bertahan di La Liga, Arsenal dan Chelsea harus cepat-cepat putar arah cari alternatif lain sebelum kehabisan waktu dan opsi.

Prediksi Starting XI Spanyol vs Portugal: Yamal Incar Tahta Ronaldo di Final UEFA Nations League

Prediksi Starting XI Spanyol vs Portugal: Yamal Incar Tahta Ronaldo di Final UEFA Nations League
Prediksi Starting XI Spanyol vs Portugal: Yamal Incar Tahta Ronaldo di Final UEFA Nations League.

JAKARTA -- Spanyol Siap Rebut Gelar UEFA Nations League Lagi, Yamal Jadi Sorotan! Timnas Spanyol punya kans besar buat nambah koleksi trofi mereka saat menghadapi Portugal di partai final UEFA Nations League, Minggu nanti. Kalau berhasil menang, ini bakal jadi gelar Nations League kedua secara beruntun buat La Roja, sekaligus trofi ketiga mereka dalam tiga tahun terakhir. Keren banget, kan?

Setelah jadi juara Nations League 2023, Spanyol juga sukses bawa pulang gelar Euro 2024. Nah, pelatih Luis de la Fuente sekarang ngincar hattrick prestasi dengan menargetkan Nations League tahun ini sebelum fokus ke Piala Dunia 2026.

Tapi jangan salah, lawan mereka bukan tim sembarangan. Portugal yang jadi juara edisi pertama Nations League siap kasih perlawanan sengit. Meski begitu, Spanyol tampil konsisten dan garang banget beberapa tahun terakhir. Bukti nyatanya? Mereka baru aja ngalahin Prancis tengah pekan kemarin!

Prediksi Susunan Pemain Spanyol vs Portugal (Formasi 4-3-3)

Kiper: Unai Simón
Meski ada David Raya, posisi utama di bawah mistar masih dipegang Unai Simón. Kiper Athletic Bilbao ini tampil stabil sejak era Luis de la Fuente dimulai.

Bek Kanan: Pedro Porro
Porro lagi dalam performa top! Setelah bawa Tottenham juara Liga Europa, dia berpeluang nambah trofi Nations League dan Piala Super Eropa dalam dua bulan ke depan.

Bek Tengah: Robin Le Normand
Saat lawan Prancis, Le Normand tampil solid. Gawang Spanyol cuma kebobolan sekali saat dia di lapangan. Setelah dia diganti, Prancis malah cetak tiga gol. Kebayang kan seberapa penting perannya?

Bek Tengah: Dean Huijsen
Rekrutan anyar Real Madrid ini dipercaya tampil sejak awal dan tampaknya bakal tetap dipertahankan. Pau Cubarsí harus sabar dulu nunggu kesempatan.

Bek Kiri: Marc Cucurella
Cucurella kini jadi andalan di sisi kiri. Aksinya yang rajin naik turun bantu serangan dan pertahanan bikin dia nggak tergantikan di lini belakang Spanyol.

Gelandang Tengah: Pedri
Pemain Barcelona ini bakal adu kreativitas sama Vitinha dari PSG. Pedri udah buktiin kualitasnya dengan cetak gol di semifinal. Jadi, duel lini tengah bakal panas!

Gelandang Bertahan: Martín Zubimendi
Target transfer Arsenal ini kemungkinan dipasang lagi buat mengawal Bruno Fernandes yang jadi otak serangan Portugal. Misi utamanya? Bikin Bruno mati gaya.

Gelandang Serang: Fabián Ruiz
Meskipun Mikel Merino tampil oke lawan Prancis, Fabián kemungkinan bakal balik ke starting XI setelah bantu PSG jadi juara Liga Champions.

Winger Kanan: Lamine Yamal
Pemain muda Barcelona ini lagi on fire! Cetak dua gol dan tampil luar biasa lawan Prancis. Duelnya lawan Nuno Mendes pasti jadi tontonan seru.

Striker: Mikel Oyarzabal
Meski nggak cetak gol di semifinal, Oyarzabal kasih dua assist penting. Kontribusinya cukup besar, jadi peluang dia starter lagi sangat besar.

Winger Kiri: Nico Williams
Sama kayak Yamal, Nico juga tampil memukau. Cetak gol plus assist, bikin bek-bek Prancis kelabakan. Portugal harus siap-siap hadapi serangan dari dua sisi sayap ini.

Spanyol atau Portugal yang Bakal Angkat Trofi?

Dengan skuad muda yang lapar gelar dan performa yang konsisten, Spanyol jadi salah satu favorit kuat buat juara. Tapi Portugal juga nggak akan menyerah begitu aja, apalagi ini jadi ajang pembuktian buat generasi baru mereka.

Yang jelas, duel Yamal vs Ronaldo (dalam konteks simbolik) jadi daya tarik tersendiri. Apakah bocah ajaib Spanyol ini bisa mulai menyaingi dominasi Ronaldo di panggung internasional? Kita tunggu aja laga panas Minggu malam nanti!

Prediksi Starting XI Jerman vs Prancis: Wirtz Diprediksi Bersinar di Perebutan Posisi Ketiga Nations League

Prediksi Starting XI Jerman vs Prancis: Wirtz Diprediksi Bersinar di Perebutan Posisi Ketiga Nations League
Prediksi Starting XI Jerman vs Prancis: Wirtz Diprediksi Bersinar di Perebutan Posisi Ketiga Nations League.

JAKARTA -- Timnas Jerman sebenarnya berharap bisa melaju ke final UEFA Nations League 2024–25. Tapi kenyataan berkata lain. Mereka kini harus puas bertarung memperebutkan tempat ketiga melawan Prancis di Stuttgart, Minggu ini.

Pada semifinal hari Rabu lalu, Jerman harus mengakui keunggulan Portugal lewat comeback cepat. Gol Cristiano Ronaldo di babak kedua jadi penentu yang menghentikan langkah pasukan Julian Nagelsmann menuju partai puncak. Sekarang fokus mereka beralih ke laga menghadapi Prancis, yang tentu nggak kalah beratnya.

Bulan Juni ini memang penuh tantangan buat Jerman. Sejumlah pemain kunci seperti Jamal Musiala dan Antonio Rüdiger harus absen karena cedera. Tapi jangan salah, skuad Die Mannschaft tetap punya banyak amunisi bintang buat diturunkan menghadapi Les Bleus.

Berikut prediksi susunan pemain Jerman vs Prancis dengan formasi 3-4-2-1:

Prediksi Starting XI Timnas Jerman vs Prancis

Kiper: Marc-André ter Stegen
Kiper Barcelona ini akhirnya kembali membela Timnas setelah lama absen karena cedera. Di laga nanti, dia bakal diuji habis-habisan sama lini serang Prancis yang dipenuhi pemain cepat dan teknikal.

Bek Tengah: Jonathan Tah
Tah baru saja resmi pindah ke Bayern Munich, dan laga melawan Portugal kemarin bukan penampilan terbaiknya. Dia bakal menghadapi ujian berat saat mencoba menghentikan Kylian Mbappé dkk.

Bek Tengah: Robin Koch
Musim ini Koch tampil oke bareng Eintracht Frankfurt. Absennya Rüdiger dan Schlotterbeck jadi peluang emas buat Koch buat tampil starter lagi. Ini bakal jadi caps ke-14-nya bersama timnas.

Bek Tengah: Waldemar Anton
Tanpa cedera pemain lain, Anton mungkin nggak akan tampil starter. Tapi sekarang, pemain Borussia Dortmund ini bakal berusaha maksimal untuk jaga pertahanan dari gempuran Prancis.

Wing-back Kanan: Joshua Kimmich
Biasanya main sebagai gelandang, Kimmich dipasang di sisi kanan saat lawan Portugal dan berhasil ngasih assist ke Wirtz. Penampilan kemarin juga jadi laga ke-100-nya bareng Timnas Jerman. Gokil!

Gelandang Tengah: Leon Goretzka
Goretzka kembali dipercaya jadi motor lini tengah. Lawan Prancis yang punya lini tengah agresif dan teknikal, Goretzka bakal jadi andalan dalam duel-duel fisik.

Gelandang Tengah: Pascal Groß
Groß kemungkinan besar akan gantikan Pavlovic yang masih muda. Meski belum main di semifinal, performanya bareng Dortmund musim ini cukup menjanjikan.

Wing-back Kiri: Maximilian Mittelstädt
Bermain di kandang sendiri di Stuttgart, Mittelstädt mungkin bakal lebih fokus bertahan ketimbang bantu serangan. Pasalnya, dia harus berhadapan langsung sama pemain-pemain cepat kayak Dembélé dan Cherki.

Sayap Kanan: Leroy Sané
Sané tampil kurang meyakinkan lawan Portugal, tapi dengan absennya Musiala, dia diharapkan bisa lebih kreatif dan agresif dalam menyerang.

Striker: Niclas Füllkrug
Woltemade jadi starter kemarin, tapi kemungkinan besar Füllkrug bakal diturunkan sejak menit awal kali ini. Dengan 14 gol dari 23 caps, striker West Ham ini punya insting tajam di depan gawang.

Sayap Kiri: Florian Wirtz
Bintang muda yang satu ini lagi jadi sorotan, apalagi dia dirumorkan bakal gabung Liverpool. Tapi Wirtz tetap fokus dan mampu cetak gol ke gawang Portugal. Banyak yang memprediksi dia bakal jadi pemain kunci Jerman di laga lawan Prancis.

Laga perebutan tempat ketiga ini bukan sekadar formalitas. Buat Jerman, ini jadi ajang pembuktian sekaligus evaluasi menjelang turnamen besar berikutnya. Meski beberapa pemain inti absen, Nagelsmann tetap punya skuad dengan kombinasi pengalaman dan talenta muda yang siap tampil maksimal.

Florian Wirtz jadi salah satu nama yang paling ditunggu-tunggu. Dengan form-nya yang lagi naik daun, jangan kaget kalau dia kembali mencuri perhatian dunia.

Prediksi Lineup Portugal vs Spanyol: Ronaldo Siap Antar Selecao Juara Nations League Lagi

Prediksi Lineup Portugal vs Spanyol: Ronaldo Siap Antar Selecao Juara Nations League Lagi
Prediksi Lineup Portugal vs Spanyol: Ronaldo Siap Antar Selecao Juara Nations League Lagi.

JAKARTA -- Portugal kembali membidik trofi UEFA Nations League saat menghadapi Spanyol di partai final akhir pekan ini. Setelah jadi juara di edisi perdana kompetisi ini, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan kini ingin mengulang kejayaan mereka dan sepertinya, CR7 masih jadi andalan utama!

Yap, walau usianya sudah kepala empat, Ronaldo tetap jadi mesin gol Portugal. Di semifinal kemarin, gol tunggalnya ke gawang Jerman membawa Seleção lolos ke partai puncak. Nggak heran kalau banyak yang yakin dia akan kembali jadi penentu saat menghadapi Spanyol nanti.

Tapi, mengalahkan tim kuat seperti La Roja jelas bukan tugas mudah. Pelatih Portugal, Roberto Martínez, harus pintar-pintar menyusun strategi dan memilih pemain terbaik agar bisa menyaingi kekuatan Spanyol yang bertabur bintang.

Berikut ini prediksi susunan pemain Portugal melawan Spanyol dengan formasi 4-2-3-1:

Kiper

Diogo Costa
Penjaga gawang FC Porto ini tampil gemilang di Euro tahun lalu, terutama saat adu penalti. Kalau laga nanti harus ditentukan lewat titik putih, Costa bisa jadi penyelamat Portugal sekali lagi.

Lini Belakang

RB: Nélson Semedo
Di semifinal, posisi bek kanan sempat diisi João Neves, tapi kemungkinan besar Semedo akan diturunkan sejak awal untuk menjaga sisi kanan pertahanan dari gempuran Nico Williams.

CB: Rúben Dias
Dias jadi palang pintu utama. Entah menghadapi Morata atau Oyarzabal, bek Manchester City ini dikenal tenang dan tangguh dalam duel.

CB: Gonçalo Inácio
Pemain muda yang mulai jadi incaran klub-klub besar ini tampil impresif saat lawan Jerman. Ia kemungkinan besar tetap dipasang mendampingi Dias.

LB: Nuno Mendes
Baru saja angkat trofi Liga Champions bareng PSG, sekarang Mendes berpeluang menambah koleksi gelarnya di level internasional. Tugasnya bakal berat karena harus meredam kecepatan Lamine Yamal.

Gelandang Bertahan

Vitinha
Sempat jadi cadangan saat semifinal, gelandang PSG ini diprediksi bakal kembali ke starting XI menggantikan Rúben Neves. Duelnya lawan Fabián Ruiz akan jadi penentu ritme laga.

João Neves
Pemain muda ini kembali ke posisi naturalnya di tengah. Selain harus mengawal Ruiz, Neves juga harus siap berhadapan dengan ancaman dari Pedri.

Lini Serang

RW: Bernardo Silva
Meskipun Conceição bikin gol keren lawan Jerman, Bernardo Silva yang lebih berpengalaman kemungkinan bakal dipilih main sejak awal untuk bantu pertahanan dan serangan dari sisi kanan.

AM: Bruno Fernandes
Jadi kreator utama Manchester United musim ini, Bruno juga tampil memukau bareng timnas. Di Nations League A, hanya dua pemain yang menciptakan lebih banyak peluang darinya.

LW: Pedro Neto
Walau ada Diogo Jota dan Rafael Leão yang ngintip posisi, Pedro Neto mendapat kepercayaan dari Martínez di semifinal. Ia bisa kembali diturunkan untuk mengeksploitasi celah di sisi kanan pertahanan Spanyol yang dijaga Pedro Porro.

Penyerang

Cristiano Ronaldo
CR7 udah nyetak 137 gol buat Portugal. Di usia 40 tahun, dia masih jadi sosok yang diandalkan di lini depan. Gol kemenangannya lawan Jerman jadi bukti bahwa ia belum habis. Jangan kaget kalau dia kembali mencetak gol penentu di final nanti.

Pertarungan Portugal vs Spanyol di final Nations League kali ini bakal jadi ajang pembuktian siapa yang paling siap secara mental dan taktik. Dengan kombinasi pemain muda dan senior, plus motivasi tinggi dari Ronaldo, Portugal punya semua senjata untuk meraih gelar kedua mereka di ajang ini.

Pertanyaannya sekarang: apakah Ronaldo bisa menulis cerita epik lain dalam sejarahnya? Kita tunggu saja di laga puncak nanti!

Harry Kane Cetak Gol ke-450, Inggris Menang Tipis Lawan Andorra di Kualifikasi Piala Dunia

Harry Kane Cetak Gol ke-450, Inggris Menang Tipis Lawan Andorra di Kualifikasi Piala Dunia
Harry Kane Cetak Gol ke-450, Inggris Menang Tipis Lawan Andorra di Kualifikasi Piala Dunia.

JAKARTA -- Harry Kane kembali jadi pahlawan buat Timnas Inggris! Kali ini, satu golnya cukup buat mengantar Inggris menang tipis 1-0 atas Andorra di lanjutan kualifikasi Piala Dunia. Walaupun tampil kurang meyakinkan, kemenangan ini tetap menjaga rekor sempurna Thomas Tuchel sebagai pelatih baru The Three Lions.

Kemenangan Ketiga Tuchel, Tapi Masih Banyak PR

Ini adalah kemenangan ketiga beruntun Inggris sejak Thomas Tuchel mengambil alih kursi pelatih. Tapi, performa tim di laga ini jauh dari kata mengesankan. Melawan tim sekelas Andorra, banyak fans berharap skor yang lebih meyakinkan. Namun kenyataannya, justru butuh perjuangan keras buat bisa cetak satu gol saja.

Babak Pertama: Banyak Peluang, Tapi Masih Mandul

Sejak peluit awal dibunyikan, Inggris langsung tancap gas. Jude Bellingham dan Noni Madueke sempat memaksa kiper Andorra, Iker Alvarez, buat kerja ekstra di 15 menit pertama lewat tembakan jarak jauh. Tapi penyelesaian akhir masih jadi masalah.

Peluang emas datang di menit ke-19 ketika umpan Madueke nyaris berbuah gol lewat Curtis Jones dan Harry Kane, tapi sayangnya, penyelesaian Kane masih melebar. Tekanan terus dilancarkan, tapi hingga babak pertama berakhir, skor masih 0-0.

Gol Kane Jadi Penyelamat

Baru lima menit babak kedua berjalan, akhirnya kebuntuan pecah. Setelah tembakannya sempat ditepis Alvarez, Kane memanfaatkan umpan matang dari Madueke dan langsung menceploskan bola ke gawang dari jarak dekat. Gol ini bukan cuma penting untuk Inggris, tapi juga spesial buat Kane karena itu adalah gol ke-450 dalam karier profesionalnya—baik di level klub maupun timnas!

Madueke dan Eze Curi Perhatian

Madueke tampil jadi salah satu pemain paling aktif malam itu. Selain menyumbang assist, dia juga mencatatkan statistik tertinggi untuk sentuhan di kotak penalti lawan (11), peluang tercipta (4), dan dribel sukses (3).

Eberechi Eze juga hampir bikin gol setelah masuk di menit ke-65, tapi sundulannya masih bisa ditepis kiper. Sementara di menit akhir, Madueke hampir mencetak gol kedua buat Inggris, tapi gagal menyambut umpan silang dari Morgan Gibbs-White.

Data Menarik: Tuchel Cetak Rekor, Kane Samai Crouch

Walaupun permainan Inggris masih perlu banyak pembenahan, Thomas Tuchel mencetak rekor manis. Dia jadi manajer Inggris pertama yang memenangi tiga pertandingan kompetitif pertamanya tanpa kebobolan.

Secara keseluruhan, Tuchel adalah pelatih kelima Inggris yang sukses menang di tiga laga pertamanya, menyusul nama-nama seperti Ron Greenwood, Glenn Hoddle, Sven-Goran Eriksson, dan Fabio Capello.

Sementara itu, gol Kane menjadikannya pemain kedua setelah Peter Crouch yang selalu mencetak gol dalam tiga laga pertama di bawah pelatih baru timnas Inggris.

Menang ya, tapi cara menangnya bikin banyak fans geleng-geleng kepala. Laga ini jadi pengingat bahwa masih banyak yang harus dibenahi oleh Tuchel dan timnya, terutama dalam hal penyelesaian akhir. Tapi setidaknya, rekor sempurna masih bertahan, dan itu tetap jadi modal penting untuk laga-laga berikutnya.

Sabtu, 07 Juni 2025

Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!

Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!
Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!

JAKARTA - Pecco Bagnaia akhirnya buka suara soal rumor yang sempat ramai di media sosial soal kemungkinan dirinya pindah ke Yamaha musim depan. Meski kontraknya bareng Ducati masih berlaku sampai akhir 2026, nama Bagnaia sempat disebut-sebut sebagai target impian Yamaha.

Rumor ini awalnya berhembus dari media Italia yang menyebut Yamaha ingin merekrut Bagnaia sebagai gebrakan besar mereka. Tapi Bagnaia dengan santai membantah semua itu saat sesi MotoGP Aragon.

“Saya juga bingung kok bisa ada kabar begitu,” kata Bagnaia setelah sesi latihan hari Jumat. “Dari dulu saya selalu bilang, kalau saya sudah teken kontrak, saya akan komit sampai akhir. Nggak bakal saya langgar. Itu prinsip saya.”

Bagnaia juga menegaskan kalau hubungannya dengan Ducati sangat kuat dan mereka sama-sama ingin terus bekerja sama, bahkan setelah kontrak saat ini selesai.

“Saya dan Ducati saling ingin terus bareng. Saya juga sering lihat postingan editan saya pakai baju balap biru [warna khas Yamaha], tapi semua itu cuma khayalan aja.”

Bagnaia juga sadar, di saat performanya sedang naik-turun, banyak spekulasi bisa bermunculan. Tapi dia menegaskan, kondisi sekarang bukan berarti dia akan cabut.

Perjuangan Setting Motor Ducati GP25 di Aragon

Di MotoGP Aragon, Bagnaia terus mencoba berbagai pengaturan motor dan gaya balap demi memaksimalkan potensi Ducati GP25. Dia sempat menjajal suspensi depan model ‘long forks’ dari Ohlins, tapi hasilnya belum terlalu berbeda dari sebelumnya.

“Hari ini kita coba suspensi panjang, tapi rasanya kurang lebih sama,” jelasnya. “Masalah utama saya ada di kecepatan masuk tikungan. Dari awal musim, itu yang bikin saya kesulitan.”

Menurut Bagnaia, trek di Aragon punya grip yang sangat rendah. Hal itu makin menyulitkan karena membuatnya kurang percaya diri saat masuk tikungan cepat.

“Begitu saya coba masuk lebih kencang, ban depan malah sering kehilangan cengkeraman. Apalagi saat pakai ban belakang soft untuk time attack, malah makin parah.”

Dengan ban belakang medium, Bagnaia merasa lebih stabil dan konsisten. Meski masih tertinggal dari Marc Marquez yang tampil luar biasa jarak waktunya dengan pembalap lain cukup dekat.

“Pasang ban belakang soft, saya malah makin banyak masalah. Understeer makin terasa, dan front locking juga makin sering.”

Ubah Gaya Balap Demi Adaptasi

Bagnaia juga sedang berusaha meninggalkan gaya balap lamanya yang terkenal agresif saat pengereman. Menurutnya, pendekatan itu tidak cocok lagi dengan karakter GP25.

“Dulu saya selalu ngerem sekuat mungkin, tapi sekarang malah sering kehilangan grip ban depan. Bahkan hari ini sempat 30 meter ban depan ngunci. Jadi saya harus coba cara lain.”

Meskipun tantangan teknis masih banyak, Bagnaia tetap optimistis. Targetnya untuk akhir pekan ini masih sama: menang.

“Saya selalu optimis. Kadang perubahan kecil bisa berdampak besar. Targetnya sih bisa start dari baris depan dan coba menang balapan.”

Fokus ke Detail, Bersaing Lawan Marc Marquez

Bagnaia menyadari Marc Marquez jadi rival paling tangguh di Aragon kali ini. Terutama di sektor 2, Marquez bisa unggul sampai lima persepuluh detik. Tapi Bagnaia percaya, dengan terus fokus dan kerja keras, peluang menang tetap ada.

“Kita tahu Marc luar biasa di sini. Tapi kita juga tahu potensinya ada, tinggal cari cara yang pas buat saya.”

Soal sesi kualifikasi nanti, Bagnaia juga menyoroti pentingnya posisi start. Selain dekat ke depan, dia berharap bisa menempati sisi trek yang punya grip lebih baik.

“Kita udah bahas soal grid di Safety Commission. Bukan cuma soal debu, tapi grip di beberapa bagian grid memang rendah banget. Tadi aja sempat spin waktu start dari posisi ketiga.”

Meski diterpa rumor soal pindah ke Yamaha, Pecco Bagnaia tetap setia pada Ducati dan fokus penuh di MotoGP Aragon. Ia terus melakukan penyesuaian demi mengeluarkan potensi terbaik dari motornya, sambil bersaing ketat dengan rival-rival tangguh seperti Marc Marquez.

Kata Kunci SEO: Pecco Bagnaia, Ducati MotoGP, Yamaha MotoGP, MotoGP Aragon, Rumor Transfer MotoGP, Marc Marquez, Ducati GP25

Kalau kamu fans MotoGP, pantengin terus perjuangan Bagnaia dan drama seru lainnya musim ini ya!