Berita Borneotribun: Pertanian Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Maret 2023

Harga TBS Sawit di Kalbar Naik Rp 47,18/Kg untuk Umur 10-20 Tahun pada Maret 2023! Cek Harga Lengkapnya!

Harga TBS Sawit di Kalbar Naik Rp 47,18/Kg untuk Umur 10-20 Tahun pada Maret 2023! Cek Harga Lengkapnya!
Gambar ilustrasi. Harga TBS Sawit di Kalbar Naik Rp 47,18/Kg untuk Umur 10-20 Tahun pada Maret 2023! Cek Harga Lengkapnya!
PONTIANAK, KALBAR – Berdasarkan hasil dari Tim Penetapan Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), harga sawit untuk periode I-Maret 2023 telah ditetapkan.

Harga sawit umur 10-20 tahun naik sebesar Rp 47,18/kg menjadi Rp 2.617,83/kg, dan penetapan harga ini dilakukan pada hari Selasa (7/3/2023) seperti beritakan oleh infosawit.com.

Berikut adalah daftar harga sawit di Provinsi Kalbar yang didasarkan pada informasi dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar.

Sawit umur 3 tahun Rp 1.951,44/Kg.
Sawit umur 4 tahun Rp 2.091,88/Kg.
Sawit umur 5 tahun Rp 2.239,35/Kg.
Sawit umur 6 tahun Rp 2.309,67/Kg.
Sawit umur 7 tahun Rp 2.392,44/Kg.
Sawit umur 8 tahun Rp 2.470,61/Kg.
Sawit umur 9 tahun Rp 2.513,80/Kg.
Sawit umur 10-20 tahun Rp 2.617,83/Kg.

Lantas sawit umur 21 tahun 2.568,53/Kg.
Sawit umur 22 tahun Rp 2.555,93/Kg.
Sawit umur 23 tahun Rp 2.491,39/Kg.
Sawit umur 24 tahun Rp 2.402,78/Kg dan
Sawit umur 25 tahun Rp 2.319,64/Kg.

Minyak sawit mentah (CPO) ditetapkan Rp 12.190,41/Kg.

Kernel (inti sawit) Rp 5.890,95/Kg serta Indeks K 89,74%. 

(T2) Disclaimer: Pemberitaan ini sesuai dengan harga Dinas Perkebunan setempat, bisa jadi harga di lapangan akan berbeda.

Baca artikel lainnya:

Enam Fakta Menarik Seputar Kelapa Sawit Yang Mungkin Jarang Diketahui

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang sangat penting keberadaannya.

Tanaman ini mampu menghasilkan minyak sawit yang berguna bagi banyak sektor kehidupan, mulai dari bahan pengolahan makanan, bahan kosmetik, hingga bahan bakar.

Ada beberapa fakta menarik seputar tanaman kelapa sawit yang perlu diketahui.

Enam fakta menarik seputar kelapa sawit yang mungkin jarang diketahui.

Simak beberapa fakta menarik di bawah ini!

1. Merupakan Penyumbang Tertinggi Devisa Negara

Fakta yang pertama adalah ekspor minyak kelapa sawit merupakan penyumbang devisa negara tertinggi dalam sektor non-migas.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) juga mengungkapkan bahwa nilai ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada tahun 2021 mencapai USD 35 miliar.

2. Perkebunan Kelapa Sawit Merupakan Kegiatan Ekonomi yang Inklusif

Industri kelapa sawit termasuk dalam kegiatan ekonomi yang inklusif.

Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan ekspor minyak kelapa sawit yang tidak hanya meningkatkan pendapatan perkebunan kelapa sawit (direct effect), namun juga meningkatkan pendapatan pada berbagai sektor perekonomian nasional (indirect effect dan induced consumption effect).

3. Ada Kebijakan Hilirisasi pada Industri Minyak Sawit di Indonesia

Kebijakan hilirisasi industri minyak sawit di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah pada produk yang dihasilkan.

Percepatan hilirisasi dan peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit juga akan mempercepat pertumbuhan nilai tambah tersebut.

4. Kebun Sawit Termasuk Ramah Lingkungan

Perkebunan kelapa sawit termasuk ramah lingkungan karena memiliki kemampuan konservasi tanah dan air yang baik.

Hal ini disebabkan oleh adanya tiga mekanisme yang secara sinergi melindungi tanah dan air, yaitu mekanisme tata kelola lahan kebun sawit, mekanisme sistem perakaran kelapa sawit, dan mekanisme struktur dan naungan kanopi.

5. Industri Kelapa Sawit Menyerap Banyak Tenaga Kerja

Faktanya, industri kelapa sawit memiliki kontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan jumlah tenaga kerja di industri sawit yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian tahun 2019, jumlah petani yang terlibat pada perkebunan kelapa sawit sebanyak 2,67 juta orang, sementara jumlah tenaga kerjanya sebanyak 4,42 juta pekerja.

6. Tanaman Kelapa Sawit Termasuk Hemat Air

Jika dibandingkan dengan tanaman perkebunan lain, kelapa sawit termasuk tanaman yang hemat air.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gerbens-Leenes, dkk pada tahun 2009 dengan judul "The Water Footprint of Energy from Biomass: A Quantitative Assessment and Consequences of an Increasing Share of Bioenergy Supply", setiap GJ (Giga Joule) bioenergi yang dihasilkan dari kelapa sawit hanya menggunakan air sebanyak 75 m3.

Itulah enam fakta menarik seputar kelapa sawit yang mungkin jarang diketahui. Jangan lupa untuk mengunjungi website Borneotribun untuk informasi seputar berita sawit lainnya. 

Editor: Yakop

Presiden Jokowi Berhenti di Tengah Perjalanan, Temukan Masalah Harga Gabah dan Pupuk dari Para Petani

Presiden Jokowi Berhenti di Tengah Perjalanan, Temukan Masalah Harga Gabah dan Pupuk dari Para Petani
Presiden Jokowi berbincang dengan para petani ketika melintasi Jalan Lingkar Baru Soreang, Jawa Barat, Senin (06/03/2023). (Foto: BPMI Setpres/Kris)

JAKARTA - Setelah meninjau Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq di Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Senin (06/03/2023), Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Iriana Joko Widodo bersama rombongan kembali ke Kota Bandung.

Di luar agenda yang direncanakan, ketika melintasi Jalan Lingkar Baru Soreang, Presiden Jokowi meminta berhenti saat melihat sejumlah petani yang sedang memanen padi.

Setelah itu, Presiden turun dari mobil dan menghampiri para petani tersebut untuk berbincang sejenak sambil mengecek langsung kondisi padi yang dipanen saat itu.

"Berapa harga gabah basah, berapa harga gabah kering, udah tadi ketemu dan masih tinggi," jelas Presiden dalam keterangannya.

Presiden Jokowi menyebutkan bahwa harga gabah kering yang diungkapkan oleh petani tersebut berada di angka Rp6.000 per kilo. Mendengar hal itu, Presiden menilai harga tersebut masih tergolong baik.

"Ya baik dong kalau enam ribu (Rupiah), hanya dikejar oleh harga pupuk yang tinggi yang dikeluhkan," ucapnya.

Selain masalah harga gabah, petani juga menyampaikan aspirasinya tentang kesulitan mereka dalam mendapatkan pupuk. Ani, misalnya, menilai harga pupuk saat ini masih tergolong mahal.

"Pupuknya susah, baru-baru ini ada lagi, tapi harganya masih mahal," ucap Ani.

Setelah berbincang dengan para petani, Presiden Jokowi melanjutkan perjalanan menuju Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara, Kota Bandung untuk kemudian lepas landas menuju Jakarta.

Editor: Yakop

Sabtu, 04 Maret 2023

Ketua HKTI dan Pj Bupati Landak Panen Raya Padi Dusun Serimbu, Produksi Capai 6 Ton Setahun

Ketua HKTI dan Pj Bupati Landak Panen Raya Padi Dusun Serimbu, Produksi Capai 6 Ton Setahun
Ketua HKTI dan Pj Bupati Landak Panen Raya Padi Dusun Serimbu, Produksi Capai 6 Ton Setahun. (Foto-Dekky)

Landak, BorneoTribun.com - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Landak Karolin Margret Natasa bersama Penjabat (Pj) Bupati Landak Samuel melaksanakan Panen Raya Padi Dusun Serimbu, Desa Serimbu, Kecamatan Air Besar yang sudah melakukan panen padi dua kali dalam satu tahun dengan produksi padi setiap panen mencapai tiga ton.

Karolin merasa bersyukur bahwa petani di Kecamatan Air Besar sudah melakukan panen padi dua kali dalam setahun, karena selain untuk kebutuhan pribadi hasil panen tersebut juga bisa menjadi pendapatan untuk para petani.

Ketua HKTI dan Pj Bupati Landak Panen Raya Padi Dusun Serimbu, Produksi Capai 6 Ton Setahun
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Landak Karolin Margret Natasa.

“Program kita berarti tepat sasaran karena ketika Saya menjabat sebagai Bupati Landak, Saya bisa membantu masyarakat Kabupaten Landak untuk meningkatkan perekonomian, maka program kita banyak berada di sekitar pertanian. Produktivitas secara umum di Kabupaten Landak kita paling tinggi di Kalimantan Barat, bahkan untuk Desa Serimbu Saya menyaksikan sendiri produktivitasnya perlahan mulai meningkat karena di serimbu ini sawah tidak banyak, dan dari sekian desa di Kecamatan Air Besar ini tidak semua desa punya sawah bahkan ada yang masih berladang, sehingga tentu pembinaannya sesuai dengan kondisi,” ucap Karolin, sabtu (04/03/23).

Bupati Landak periode 2017-2022 mengungkapkan bahwa saat ini jumlah petani di Kabupaten Landak yang terdata pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) sudah mencapai 68.000 petani dan untuk jumlah kelompok taninya ada 3.187 kelompok tani, serta selama menjabat Karolin sudah memberikan kurang lebih 3.300 unit Alat Mesin Pertanian (Alsintan) yang sudah diberikan kepada para petani.

Pada panen raya desa serimbu ini memiliki luas areal lahan sawahnya mencapai 50 hektar yang terbagi dalam dua wilayah areal lahan sawah dengan menggunakan varietas unggul Arjuna 02, Inpari 32 dan varietas unggul benih lokal dan memiliki provitas padi mencapai enam ton per tahun.

“Kita bersyukur petani serimbu sudah bisa panen dua kali setahun, kalau untuk panen tiga kali setahun mungkin kita perlu banyak perbaikan infrastruktur, tapi dua kali pun bagi saya sudah luar biasa. Saya ingat waktu dulu untuk memberikan bantuan ke Kecamatan Air Besar ini dinas ragu untuk merealisasikannya, tetapi Saya tetap memberikan bantuan alsintan dan benih di beberapa kelompok tani walaupun belum bisa semuanya diberikan sebagai bentuk motivasi para petani disini,” ungkap Karolin.

Ketua HKTI dan Pj Bupati Landak Panen Raya Padi Dusun Serimbu, Produksi Capai 6 Ton Setahun
Ketua HKTI dan Pj Bupati Landak Panen Raya Padi Dusun Serimbu, Produksi Capai 6 Ton Setahun.

Dalam kegiatan tersebut Pemerintah Kabupaten Landak juga memberikan bantuan alsintan, serta menyerahkan santunan jaminan kematian kepada ahli waris penerima dan menyerahkan kartu perserta BPJS Ketenagakerjaan agar para petani juga bisa memiliki hak jaminan sosial ketenagakerjaan.

(Yakop/Dekky)

Rabu, 01 Maret 2023

Alexander Wilyo Hadiri Panen Raya dan Serahkan Bantuan Alat Pertanian

Alexander Wilyo Hadiri Panen Raya dan Serahkan Bantuan Alat Pertanian
Sekda Ketapang, Alexander Wilyo Hadiri Panen Raya dan Serahkan Bantuan Alat Pertanian. (Prokopim Setda Ketapang)
Ketapang, Kalbar - Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang Alexander Wilyo, S.STP.,M.Si serahkan Bantuan Alat Pertanian kepada Kelompok Tani di Desa Tanjung Baik Budi Kecamatan Matan Hilir Utara.

Kegiatan dilakukan Sekda saat menghadiri Panen Raya Padi Kelompok Tani Jaya Abadi Tanjung Baik Budi, Selasa (28/02/2023).


Sekda dalam kesempatan tersebut mengapresiasi kelompok tani tersebut yang sangat terkenal sebagai daerah penghasil beras.

"Potensi ini harus kita jaga, selama kita masih mengkonsumsi beras atau nasi, tidak mungkin kita akan meninggalkan pertanian, khususnya padi," ujar Beliau.


Oleh sebab itu dikatakan Sekda, Pemda Ketapang menjadikan pertanian ini sebagai salah satu program yang penting di Kabupaten Ketapang melalui program IPDMIP, program dari pusat. 

"Melalui program dari pusat ini kita bisa membantu, bahkan membina para petani. Jadi tidak ada halangan secara administratif," ujar Beliau.


Selanjutnya terkait jalan pertanian Beliau berharap kedepan ada bantuan pembangunan dari Pemerintah Daerah. 

"Ini bisa diupayakan melalui kelompok tani, seperti tanah harus dihibahkan dulu secara administratif ke Pemda, setelah itu baru dibangun dan juga infrastruktur lain seperti pintu air, penahan air laut dan tanggul, yang menjadi prioritas agar tidak ada kendala gagal panen karena intrusi air laut," pungkasnya.


Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota DPRD Ketapang Mia Gayatri, S.E, Staff Ahli Bupati Ketapang Junaidi Firrawan, S.Sos.,ME, Kabag Ekbang, Kabid Pertanian, Bapedda, Camat MHU, Kades Tanjung Baik Budi dan lainnya.

(Yakop/Fery)

Jumat, 27 Januari 2023

Petani Binaan PT CMI Panen Raya di Kayong Utara, Berharap Jadi Produk Unggulan

Petani Binaan PT CMI Panen Raya di Kayong Utara, Berharap Jadi Produk Unggulan. 
Petani Binaan PT CMI Panen Raya di Kayong Utara, Berharap Jadi Produk Unggulan. 
Kayong Utara - Kelompok Tani Tunas Baru binaan PT Cita Mineral Investindo Tbk (CMI) melaksanakan panen raya padi di Desa Matan Jaya, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Rabu (25/01/2023).

Manager CSR CMI site Sandai, Hendra Kusnadi, berharap beras hasil panen ini menjadi produk pertanian unggulan di Kabupaten Kayong Utara.

“Rencana ke depan akan terus dilakukan pendampingan kepada anggota kelompok tani dan memperluas lahan sawah serta menambah anggota kelompok baru,” ujar Hendra.

Hendra menjelaskan, para petani di Desa Matan Jaya merupakan petani musiman dengan sistem bakar lahan dan ladang berpindah. Dengan inisiasi program CMI, para petani berubah menjadi menetap dan berkelanjutan.
Petani Binaan PT CMI Panen Raya di Kayong Utara, Berharap Jadi Produk Unggulan. 
Petani Binaan PT CMI Panen Raya di Kayong Utara, Berharap Jadi Produk Unggulan. 
"Sistem kelompok tani dibentuk sebagai wadah diskusi dan berbagi ilmu antar anggota kelompok. Antusiasme warga dalam mengikuti program ini cukup tinggi, tercatat 15 anggota aktif berasal dari Desa Matan Jaya" kata Hendra. 

Program ini mengungsung konsep pertanian sehat, ramah lingkungan dan berkelanjutan atau PSRLB yang mengajak petani untuk menggunakan padi tanpa residu dengan jenis bibit Citra Kayong yang merupakan hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Pemkab Kayong Utara dan Infari 32

Hendra menjelaskan, konsep PSRLB yang diinisiasi CMI sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 

Yaitu berkontribusi dalam mencapai tujuan global, Tanpa Kemiskinan, Tanpa Kelaparan, Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, Ekosistem Daratan, dan Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. 

Ketua kelompok tani Tunas Baru, Mohsin, menceritakan hasil panen kali ini. 

"Sebelum dibina oleh CMI, sawah garapan kami hanya menghasilkan kuang dari 2,5 ton per 6 hektar per tahun. Pada panen kali ini, hasil panen mencapai 5,4 ton per 6 hektar per 4 bulan. Ada kenaikan lebih dari 2,7 ton per hektar. Kenaikan ini karena kami mengikuti pelatihan yang diberikan dan menerapkan konsep pertanian sehat, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Mohsin.

Penanaman padi Simpang Keramat desa Matan Jaya merupakan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) CMI yang dimulai dari tahun 2021. 

Turut hadir dalam panen raya tersebut perwakilan kelompok tani binaan CMI dari Desa Matan Jaya, perwakilan CMI site Sandai dan Penyuluh Lapang Dinas Pertanian Kayong Utara.

Oleh: Muzahidin

Rabu, 19 Oktober 2022

Panen Jagung Hibrida di Kecamatan Balai, Ini Pesan Wakil Bupati Sanggau

Panen Jagung Hibrida di Kecamatan Balai, Ini Pesan Wakil Bupati Sanggau
Panen Jagung Hibrida di Kecamatan Balai. (Ho-Diskominfo Sanggau)

SANGGAU, KALBAR - Wakil Bupati Sanggau, Drs Yohanes Ontot M.Si panen jagung hibrida hasil tanaman Kelompok Tani “Dua Saudara” di Dusun Mali Raya, Desa Temiang Mali Kecamatan Balai. Senin (17/10/2022).


Ucapan terima kasih disampaikan oleh Camat Balai Poheng Gew, S.Pd., M.A, kepada Wakil Bupati Sanggau atas perhatiannya kepada kelompok tani di wilayah Balai Batang Tarang ini.


“Semoga perhatian dari Bapak Wakil Bupati akan menjadi penyemangat para petani dalam memajukan pertanian untuk mensejahterakan masyarakat”. ujarnya.


“Lokasi kebun jagung hibrida ini adalah milik bapak Sibun, dengan luas lahan 1,5 hektar dengan perkiraan hasil panen berjumlah 4,5 ton yang anggotanya merupakan binaan KSP CU Banuri Harapan,” ujarnya.


Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi refleksi kita bersama pemerintah untuk menghadapi krisis pangan.


“Tentu ini merupakan suatu kebijakan dari Pemerintah Republik Indonesia sampai ke daerah dan jawaban bagi kita untuk menghadapi tantangan dunia yang sudah pernah di perhitungkan pada tahun 2040 mendatang yaitu krisis pangan,” pungkasnya.


Ia menegaskan bahwa pemerintah bersama dinas terkait sudah memetakan dan membuat strategi untuk menghadapi inflasi.


“Ketakutan kita sekarang adalah peningkatan inflasi yang semakin melonjak dan akan membahayakan bagi suatu negara. Oleh karena pemerintah sampai ke daerah harus memformulasikan strategi untuk menghadapi ini semua,” tegasnya.


Ia juga berharap agar kegiatan seperti ini dapat berlanjut demi keberlangsungan ekonomi serta sosial masyarakat. Proteksi dan kolaborasi dari berbagai pihak terkait untuk saling mendukung.


“Saya berharap setidaknya ini dapat membantu mengurangi atau menanggulangi krisis pangan di negara Indonesia yang kita mulai di daerah khsususnya Kabupaten Sanggau. Semoga ini berlanjut, buat strategi atau pemetaan yang baik agar negara kita dapat memproteksi ini demi ketahanan pangan kita,” harapnya.


Pada acara panen jagung tersebut Wakil Bupati didampingi oleh Kepala Dinas Ketahanan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan Kabupaten Sanggau Kubin, SP. M.Si, Camat Balai Poheng Gew, S.Pd., M.A, Ketua Pengurus KSP CU Banuri Harapan Kita Herkulanus Oni, ST, MT, Anggota DPRD Toni dan kimsuan, serta Kelompok Tani Dua Saudara.


(Libertus/Diskominfo Sanggau)

Kamis, 13 Oktober 2022

BPDASHL Kapuas Siapkan 700 Ribuan Bibit Pohon Untuk Penghijauan

BPDASHL Kapuas Siapkan 700 Ribuan Bibit Pohon Untuk Penghijauan
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Kapuas Remran (tengah) meninjau aktivitas pembibitan di Persemaian Permanen BPDASHL di Sungai Selamat, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. (ANTARA/Jessica HW)
Pontianak, Kalbar- Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Kapuas menyiapkan 700 ribuan bibit pohon gratis bagi warga yang ingin melakukan penghijauan lahan.

"Intinya kami siapkan bibit tanaman atau pohon, baik itu bibit buah-buahan maupun tanaman hias bagi masyarakat yang berkeinginan atau berminat menanami lahannya agar tidak gundul," kata Kepala BPDASHL Kapuas Remran di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Rabu.

Dia mengajak warga menanam bibit pohon di lahan-lahan yang kosong. Selain menjadikan lingkungan hijau dan asri, penanaman pohon juga bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi warga.

Remran mengatakan bahwa BPDASHL Kapuas menyiapkan 700 ribuan bibit pohon gratis yang mencakup 16 varietas pohon buah dan kayu unggul untuk mendukung kegiatan penghijauan.

Bibit-bibit pohon yang berasal dari persemaian di wilayah Kecamatan Pontianak Utara tersebut, menurut dia, juga disiapkan untuk mendukung upaya penanaman pohon di lahan-lahan kritis yang berada di dalam maupun luar kawasan hutan di 14 kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Barat.

Dia mengutip data dari tim riset BPDASHL Kapuas yang menunjukkan luas lahan kritis di Kalimantan Barat mencapai sekitar 969.032 hektare, yang tersebar di 14 kabupaten/kota.

Menurut dia, BPDASHL Kapuas secara bertahap melakukan penghijauan untuk memulihkan lahan-lahan yang kritis menggunakan alokasi dana yang disiapkan hingga tiga tahun ke depan.

(yk/antara)

Sabtu, 08 Oktober 2022

Pemkab Kayong Utara Buat Regulasi Cegah Alih Fungsi Lahan

Pemkab Kayong Utara Buat Regulasi Cegah Alih Fungsi Lahan
Bupati Kayong Utara, Citra Duani bersama OPD dan Forkopimda saat panen raya di Desa Pangkalan Buton . (BorneoTribune/ANTARA/HO-Humas Kayong Utara)

Kayong Utara, Kalbar - Bupati Kayong Utara Kalimantan Barat, Citra Duani mengatakan saat ini pemerintah setempat sedang menggodok regulasi tentang lahan pertanian dan pangan berkelanjutan untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian di kabupaten itu.


"Tujuannya kita mencegah alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian, makanya harus cepat diselesaikan," kata Citra Duani di Sukadana, Sabtu.


Dia menjelaskan, dalam beberapa tahun ke depan bukan tidak mungkin potensi alih fungsi lahan pertanian terus terjadi, untuk itu pihaknya mengambil langkah dengan membuat Peraturan Bupati (Perbup) terkait Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan (LP2B).


"Dengan regulasi LP2B, kami berharap penyusutan areal pertanian dapat terkontrol dengan baik dan menekan lajunya alih fungsi lahan pertanian, sehingga kita bisa mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan di daerah," ujarnya.


Untuk itu, ia mengajak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar lebih inovatif dalam mengembangkan sektor pertanian di Kayong Utara.


Dia menambahkan, regulasi tersebut juga bertujuan untuk melindungi kepemilikan lahan pertanian bagi petani, meningkatkan kemakmuran, serta kesejahteraan petani dan masyarakat.


"Tugas kita ini mengurus rakyat, turun langsung ke lapangan sehingga kehadiran pemerintah dirasakan langsung oleh para petani dalam membantu mereka mengembangkan sektor pertanian," katanya.


Pewarta : Andilala/Antara

Sabtu, 01 Oktober 2022

Fakultas Pertanian UPR Berikan Edukasi Pertanian Bagi Anak Usia Dini

Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR) melalui Laboratorium Instalasi Kebun Percobaan, Jurusan Budidaya Pertanian, memberikan edukasi pertanian bagi anak usia dini sebagai upaya meningkatkan, menggugah, dan menumbuhkan minat untuk bertani sejak dini
Fakultas Pertanian UPR Berikan Edukasi Pertanian Bagi Anak Usia Dini
Fakultas Pertanian UPR edukasi anak usia dini mengenai pertanian di Palangka Raya, beberapa waktu lalu. (borneoPalangkaraya/ANTARA/HO-Fakultas Pertanian UPR)
borneoPalangkaraya, Kalteng - Salah satu edukasi itu kami lakukan saat anak-anak melakukan kunjungan ke laboratorium pertanian yang kami kelola. Hal itu dikatakan Dekan Fakultas Pertanian UPR Sosilawaty di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sabtu (1/10/2022).

Di lingkungan laboratorium pertanian itu, seluruh peserta didik dikenalkan sejumlah hal tentang pertanian, mulai dari peralatan, cara menanam, mengenalkan berbagai jenis tanaman hingga cara perawatan.

Kepala Instalasi Kebun Percobaan Titin Apung Atikah mengatakan pendidikan anak sejak usia dini penting dilakukan, salah satunya melalui pengenalan berbagai hal tentang pertanian.

“Melalui kegiatan ini, anak-anak bisa bermain sambil belajar tentang dunia pertanian dan dapat menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan hijau," katanya.

Dia mengatakan salah satu momen pengenalan pertanian pada anak usia dini tersebut dilakukan saat adanya kunjungan dari TK dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tiara Az-Zahra Kota Palangka Raya.

Pada kesempatan itu, 75 peserta didik dikenalkan tentang jenis alat pertanian beserta fungsi serta cara penggunaannya.

"Selain itu juga ada pengenalan jamur tiram, jagung, tomat, terong, lombok dan jahe merah, bunga kol baik yang dibudidayakan secara hidroponik dan nonhidroponik. Kemudian juga kita ajarkan cara menanam tanaman hias dalam botol bekas dan praktek menanam tanaman secara microgreen," katanya.

Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Robertho Imanuel menambahkan pihaknya akan selalu siap menerima kunjungan dari pihak manapun yang ingin belajar atau sekadar ingin mengenal pertanian.

Pada pelaksanaan kegiatan edukasi di luar ruangan itu, pihaknya menyiapkan pendamping dari tim Instalasi Kebun Percobaan dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Jurusan Budidaya Pertanian.

Kepala Sekolah TK dan PAUD Tiara Az-Zahra, Siti Zumaroh, menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran tentang pertanian ini baik dan diperlukan bagi peserta didiknya.

"Semoga anak-anak kami semakin kenal dengan pertanian sehingga nantinya menjadi sosok petani milenial yang sukses," katanya.

Pewarta : Rendhik Andika
Editor: Yakop

Minggu, 25 September 2022

Hari Tani Nasional Mendorong Perkembangan Teknologi Pertanian

Hari Tani Nasional Mendorong Perkembangan Teknologi Pertanian
Ketua Generasi Penggerak Pertanian (Gegertani) Kabupaten Sambas, Juliadi.
Borneotribuncom, Sambas - Petani muda Sambas, Kalimantan Barat pada momen Hari Tani Nasional 2022 mendorong semua pihak terutama dari kalangan institusi pemerintah untuk bersinergi dalam mengembangkan teknologi pertanian di daerah sehingga Indonesia ke depannya bisa menjadi negara maju.

"Saat ini sudah saatnya gencar kita gencar dalam pengembangan teknologi pertanian, IoT (internet of things), dan digitalisasi dengan smart farming wajib dilakukan agar kita bisa bersaing dengan pangsa pasar lain sehingga Indonesia bisa menjadi negara maju di 2030-2040 dengan bonus demografi," ujar Ketua Generasi Penggerak Pertanian (Gegertani) Kabupaten Sambas, Juliadi saat dihubungi di Sambas, Sabtu.

Juliadi menambahkan agar minat dan semangat petani muda atau milenial kian bersemai di daerah, maka perlu betul-betul perhatian pemerintah baik dari tingkat pusat maupun daerah untuk bisa sinergi program dalam rangka membantu kalangan petani milenial.

"Perlu juga permudah akses bantuan modal usaha buat generasi muda pertanian dan langkah-langkah pembinaan dan pendampingan buat petani milenial," ucap dia.

Khusus untuk Kabupaten Sambas, perlu dimaksimalkan Inpres Nomor 1 Tahun 2021 guna meningkatkan ekonomi daerah perbatasan. Inpres tersebut menurutnya harapan baru untuk kemajuan Kabupaten Sambas.

"Inpres Nomor 1 Tahun 2021 ini tentang percepatan pembangunan ekonomi pada kawasan perbatasan negara di Aruk, Motaain dan Skouw. Inpres menjadi jawaban dan harapan kemajuan Sambas yang memiliki perbatasan darat langsung dengan Sarawak, Malaysia," ucap dia.

Juliadi yang juga Ketua Komda (Komisariat Daerah) Jaringan Pertanian Nasional Kabupaten Sambas dan sekaligus petani milenial Sambas itu belum lama ini mendapat penghargaan saat acara sarasehan Petani Milenial yang dilakukan Kementerian Pertanian.

(yk/ant)

Rabu, 20 April 2022

Bupati Landak: 971 Kebun Sawit milik PTPN13 berhasil panen Program PSR dari Presiden Jokowi

BorneoTribun Landak, Kalbar – Bupati Landak Karolin Margret Natasa melakukan panen perdana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Desa Amboyo Utara, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak. 

Bupati Landak mengatakan bahwa Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) tersebut merupakan program dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan untuk mendapatkan program tersebut, membutuhkan perjuangan serta perjalanan yang panjang.

“Perjuangan kita untuk mendapatkan PSR ini sangat luar biasa, karena Saya merasakan bagaimana menyakinkan para pekebun agar program PSR ini kita ambil dari Pemerintah. Pada saat meminta program ini ke Pusat juga tidak mudah, dan kalau Saya tidak dibantu oleh Ibu Puan Maharani yang pada waktu itu Menko PMK, Saya tidak bakalan bisa panen sawit hari ini,” ucap Karolin, selasa (19/04/22).

Bupati Karolin menjelaskan bahwa ada 971 pekebun dengan luas lahan 2.540,53 hektare serta sebanyak 9 koperasi yang sudah berhasil panen program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang mana lokasi tersebut merupakan perkebunan sawit milik PTPN13.

“Ini salah satu bentuk komitmen kami dalam membantu pekebun sawit di Kabupaten Landak. Yang namanya mengurus PSR ini sangat banyak tantangannya, karena yang kita urus adalah masyarakat dan yang berkomentar di media sosial juga banyak. Tetapi Saya tetab bekerja mendorong kepala dinas untuk mensukseskan program ini, sehingga hari bisa Saya jawab dengan hasilnya saja panen sawit rakyat ini,” jelas Karolin.

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Landak Yulianus Edo Natalaga menambahkan bahwa salah satu kabupaten dengan potensi besar kebun sawit rakyat adalah Kabupaten Landak seluas 31.291 hektare, dan direncanakan akan meremajakan sawit seluas 8.000 hektare dengan target produksi yang akan dicapai 10/Ha/Tahun.

“Karena program ini dijalankan secara benar dan Saya tahu sendiri bagaiman Ibu Bupati dengan sangat kerasnya mengawal program ini supaya berada dijalan yang benar. Bibit sudah dipastikan bibit yang baik karena diumur 24 bulan sudah selesai ksatrasi 3 kali sehingga lebih cepat panennya,” kata Edo.

Kegiatan dihadiri Sekretaris Dinas Perkebunan dan Peternakkan Kalimantan Barat, Camata Ngabang, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Landak, Kepala Desa Amboyo Utara, Kepala Desa Amboyo Selatan, Kepala Desa Amboyo Inti, Pengurus Koperasi dan Kelompok Tani yang terlibat dalam program PSR. (*) 

Minggu, 20 Februari 2022

Petani Bertahan di Tengah Gempuran Alih Fungsi Lahan

BORNEOTRIBUN YOGYAKARTA — Ratusan ribu hektar lahan pertanian hilang setiap tahunnya, dan beralih fungsi ke sektor lain. Upaya pengendalian dilakukan, namun lajunya seolah tak tertahan karena sejumlah faktor.

Dengan sepeda motor bebek tua, Santoso berkendara di jalanan batu, kawasan pertanian Kledung, Temanggung, Jawa Tengah. Di jok belakang, dia meletakkan kotak kayu dengan bibit tanaman di dalamnya. Petani berumur 60-an tahun itu menggarap sepetak kebun di lahan miring kaki Gunung Sindoro itu.
“Ini tanah sewa tahunan, kalau tanah saya sendiri sudah saya jual, ha..ha..ha. Ini tanah saya sewa setahun Rp5 juta. Luasnya sekitar 4 ribu meter persegi. Setiap tahun sewanya nambah, kalau enggak mau nambah, diminta tanahnya,” ujarnya sambil tertawa.

Tanah garapan Santoso itu awalnya milik petani setempat, namun telah dibeli oleh seorang konglomerat dari Jakarta. Berhektar-hektar tanah itu akan dijadikan obyek wisata. Lokasinya memang tepat, berada di lembah antara dua gunung, yaitu Sindoro dan Sumbing di Jawa Tengah. Hawa sejuk, kabut, dan wajah gunung itu ketika cuaca cerah menjadi daya tarik tersendiri.

Sholeh, rekan Santoso yang juga sedang berada di kebunnya, turut menggarap lahan sewaan. Keduanya menanam tanaman bergantian sesuai musim, aneka sayuran, kentang, dan jagung. Di ladang yang berbeda, tanaman kopi juga ada, sebagian bahkan sedang panen.
Namun, ketika ditanya berapa hasil dari bertani, Sholeh hanya tertawa.

“Petani itu, kalau pas panen harganya malah anjlok. Yaa, hasilnya cuma bisa buat beli tahu sama tempe. Terus, namanya tinggal di desa, banyak kebutuhan sosial, ada orang meninggal, melahirkan, menikah,” kata Sholeh tergelak.

Di lahan yang kini milik konglomerat itu, berdiri sebuah kafe yang menyediakan kopi, makan dan aneka camilan. Secangkir kopi, dijual Rp25 ribu, sedangkan sepiring kecil kentang goreng, harganya Rp20 ribu. Kedua petani itu kembali tertawa terbahak-bahak mendengar harga keduanya.
Bagaimana tidak, sekilo kentang hanya bisa mereka jual di kisaran Rp10 ribu. Tidak terbayangkan, harga kentang goreng di samping kebun mereka, yang mungkin irisan dari dua butir kentang, harganya dua kali lipat dari satu kilogram kentang mereka .

Sholeh bercerita awalnya, hanya sawah di tepi jalan besar yang terjual. Pelan-pelan, lahan di sampingnya berpindah tangan satu persatu.

“Sekarang sudah sampai sana, jauh dekat jalur listrik itu,” kata Sholeh sambil menunjuk kabel listrik tegangan tinggi yang melintasi kawasan tersebut.
Sementara seorang petani perempuan yang sedang menabur pupuk di tanaman cabainya, mengaku tak akan pernah mau menjual sawah itu.

“Kalau ini dijual, saya enggak ada kegiatan. Nanti anak-anak saya juga bingung mau kerja apa buat cari rejeki,” ujarnya kepada VOA.

Upaya Pemerintah Tak Cukup

Data Kementerian Pertanian menyebut luas lahan yang beralih fungsi pada 2011 sebesar 110 ribu hektar. Pada 2019, angkanya naik menjadi 150 ribu hektar.

Jawa Tengah sendiri kehilangan tahan pertanian seluas lebih 54 ribu hektar selama 2013-2019, menurut data Badan Pertanahan setempat. Kebutuhan untuk pemukiman, tambang, dan ekspansi sektor pariwisata menjadi beberapa penyebabnya. Di Kledung, yang memiliki daya tarik wisata alam luar biasa, bisnis pariwisata nampaknya menjadi ancaman dominan.

Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Jawa Tengah, Edi Sutrisno, menilai pemerintah setempat tidak melakukan upaya yang cukup untuk menahan laju alih fungsi lahan pertanian. Sebenarnya, kata dia, petani tidak akan pernah mau menjual lahannya jika harga produk mereka dilindungi pemerintah.

“Selama ini, kan petani masih bertahan walaupun pemerintah tidak ikut campur tangan. Pemerintah memberi standar harga, tetapi tidak menjamin pembelian. Yang agak susah itu,” kata Edi ketika dihubungi VOA.

Edi mengatakan, selama ini petani bekerja dengan baik dan menghasilkan produk yang juga baik. Proses menanam padi, cabai, atau tanaman lain mayoritas memberi hasil sesuai dengan harapan. Namun setelah produk itu dipanen, petani tidak memiliki kuasa atas pasar produk pertanian. Harga biasanya anjlok, sehingga kinerja petani yang baik itu tidak menerima hasil yang baik juga.

Kondisi semacam itu, yang kadang mendorong petani terpaksa menjual lahan mereka. Eko meyakinkan, tidak ada petani yang berniat menjual lahan, karena itu menjadi sumber panghasilan. Alih fungsi lahan, lebih banyak terjadi karena faktor eksternal, seperti harga produk pertanian yang buruk terus menerus, ijin pertambangan oleh pemerintah, atau proyek-proyek besar yang merusak lahan pertanian. Termasuk diantaranya, kebijakan impor produk pertanian.

“Untuk menahan laju alih fungsi lahan pertanian, kebijakan impor harus ditekan. Memfungsikan hasil dalam negeri saja, wong kita sendiri produksi kok, kenapa beli dari luar. Logikanya kan begitu. Pemerintah itu yang menguasai soal harga, artinya yang bisa mengatur,” tambahnya.

Eko juga menyayangkan, Indonesia sudah memiliki UU Perlindungan Petani sejak 2013, tetapi sampai saat ini di daerah tidak ada Perda yang mendukungnya. Dia juga menyebut, UU Cipta Kerja akan menjadi ancaman serius bagi sektor pertanian, dalam kaitannya lahan. Meski pemerintahn berulangkali memberika klaim yang berkebalikan, yaitu bahwa UU tersebut justru akan membantu petani.

Jaga Produksi di Lahan Menyusut

Pemerintah tentu menyadari lahan pertanian semakin menyusut. Kementerian pertanian menyebut, setiap tahun lahan yang hilang itu setara dengan 300 ribu ton produk tani.
Berbagai langkah dilakukan, salah satunya mengembangkan varietas padi yang lebih baik, yang diberi nama IP 400. Pejabat Kementerian Pertanian, Enie Tauruslina Amarullah, mengatakan varietas padi ini mampu dipaneh empat kali dalam setahun, atau satu kali lebih banyak dari varietas yang ada saat ini.

“IP 400 itu salah satu program yang dicanangkan untuk meningkatkan produksi dalam rangka swasembada pangan, yang akan kita penuhi targetnya tahun ini. Jadi produksi nasional 9 juta ton, untuk tahun 2022, kita harapkan itu,” kata Enie di Yogyakarta, Rabu (16/2).

Varietas baru ini memang penting, karena program swasembada dicanangkan di tengah situasi lahan pertanian yang menyusut.

“Ditengah alih fungsi lahan yang marak, penanaman padi IP400 yang bisa dipanen empat kali setahun ini merupakan wujud ketahanan pangan,”kata dia lagi.

Pertengahan Januari 2022, pemerintah pusat juga telah menetapkan peta Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) di delapan provinsi. Delapan provinsi terpilih itu adalah Sumatra Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.

Pemerintah meyakini, penetapan LSD adalah upaya menjaga lahan sawah agar tidak tergerus alih fungsi lahan. Pada gilirannya, upaya itu juga mendukung terwujudnya swasembada pangan yang digadang-gadang sejak lama. Melalui kebijakan tersebut, kementerian dan lembaga terkait berkomitmen menjaga luasan sawah dari ekspansi sektor lain. Pemetaan dengan teknologi maju juga dilakukan, agar penerapannya di lapangan tepat sasaran. [ns/ab]

Oleh: VOA Indonesia

Kamis, 11 November 2021

Petani Sayur Merugi, Harga Pupuk Terlalu Mahal, Dinas Pertanian dan Perkebunan Mohon kroscek Harga Pupuk

Salah satu petani sayur. 

BorneoTribun Bengkayang, Kalbar -- Lagi-lagi petani sayur beriak dan merugi akibat harga pupuk terlalu mahal dipasaran.

Para petani sayur yang ada di kabupaten bengkayang mengeluhkan harga pupuk yang meroket sehingga membuat hasil panen tidak berimbang.

Salah satu petani sayur sebut saja Rudi mengeluhkan nasibnya, bahwa hasil panen bulan ini merasa rugi akibat harga pupuk dan obat meroket. 

"Jika harga pupuk dan obat tetap tinggi harganya, maka sudah pasti semua petani sayur yang ada  di 17 kecamatan gulung tikar, untuk saat ini kami tanam tomat, buncis, Loba, Kacang Panjang, Terong, Timun, Gambas, Cabe dan Padi," keluhnya. 

Rudi melanjutkan bahwa sudah mendatangi bosnya untuk menanyakan penyebab harga begitu rendah, penjelasan bosnya karena saat ini  tomat di datangkan dari pulau jawa sehingga mempengaruhi harga tomat. 

Dengan adanya petani lokal khususnya yang tanam tomat dan berapa jenis sayur merasa di rugikan, akibat harga anjlok. 

Diharapkan dinas pertanian dan perkebunan kabupaten bengkayang sudah seharusnya turun lapangan untuk mengkroscek harga pupuk dan obat yang meroket.

Pemerintah seharusnya turun kelapangan untuk melakukan sidak ke pasar-pasar yang di duga mempermainkan harga pupuk sama obat.

(Rinto Andreas)

Selasa, 14 September 2021

Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah Bagikan Masker Untuk Petani dan Pedagang

Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah Bagikan Masker Untuk Petani dan Pedagang
Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah Bagikan Masker Untuk Petani dan Pedagang. 

BORNEOTRIBUN BANJARNEGARA - Pandemi Covid 19 yang melanda dunia termasuk Indonesia menjadi pukulan berat bagi masyarakat, termasuk para petani. Pemuda Tani HKTI sebagai salah satu organisasi dengan focus pada bidang pertanian, turut mengambil bagian, turun tangan untuk gotong royong mensupport program pemerintah dalam rangka melawan covid 19 dengan "Gerakan Peduli Prokes Gerakan Pemuda Tani HKTI Peduli Prokes" dilakukan dengan membagi masker kepada keluarga-keluarga petani dan ekosistem perikanan di berbagai daerah yang menjadi binaan Pemuda Tani HKTI yaitu diwilayah Jakarta, Jawa Tengah, Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, dan Flores NTT. 

Ketua Umum HKTI Jend (Purn) TNI Dr.Moeldoko menginstruksikan kepada Pemuda Tani HKTI untuk turut berperan, membantu para petani agar mereka bisa beraktivitas dengan tetap taat pada protokol kesehatan, memakai masker disetiap aktivitas. 

Hal ini diharapkan agar perang melawan covid 19 bisa cepat diatasi, kita kembali hidup normal kesahatan pulih, ekonomi bangkit Ketua Umum Pemuda Tani HKTI, Rina Sa’adah berpesan "Pemuda Tani HKTI sebagai rumah besar ekosistem pertanian bisa selalu berperan aktif. Pemuda Tani HKTI berperan membantu petani selain akses pasar, penyeraan hasil panen, pembiayaan, juga ditengah wabah covid 19 ini, kita hadir memastikan para petani untuk tetap taat pada protocol kesehatan agar terhindar dari bahaya penyebaran covid". Jelasnya.

Program Pemuda Tani HKTI Peduli Prokes adalah implementasi dari gerakan bersama keluarga besar Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dengan membagikan 10.000 masker kepada masyarakat umum, khusus nya para petani diberbagai daerah di Indonesia. 

"Kami di DPD Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah menyebar masker ke kelompok tani binaan dan pedagang di 4 Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Tegal dan Brebes.  Dimana DPD Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah punya binaan petani yang cukup banyak. Harapan kami gerakan Pemuda Tani HKTI Peduli Prokes ini turut membantu mengedukasi masyarakat agar selalu taat protokol kesehatan sebagai-bagian dari cara kita melawan penyebaran covid 19," ujar Heriwanto, Ketua DPD Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah.

Ahmad Nasirin

Kamis, 09 September 2021

Warga Panen Kentang di Lokasi TMMD Reguler Ke 112 Gerlang


Petani Kentang Dukuh Kayu abang, Dukuh Wonopriyo Desa Gerlang, Kecamatan Blado Kabupaten Batang Jawa Tengah

BorneoTribun Batang, Jateng Dataran Tinggi Gerlang dikenal akan alamnya yang indah, subur dan udaranya yang sejuk. Medannya perbukitan serta tebing yang curam membuat daerah tersebut menjadi komuditi produksi pertanian, banyak warga Desa Gerlang yang keseharian hidupnya sebagai petani sayuran. Salah satu produksi pertanian terbesar di Gerlang adalah sayuran kentang. 

Saat awak media dilokasi lahan pertanian warga, Kamis ( 9/9/21 ).  Terlihat dari aktivitas para petani di Dukuh Kayu abang, Dukuh Wonopriyo Desa Gerlang, Kecamatan Blado Kabupaten Batang Jawa Tengah. Di sana, hampir semua lahan pertanian warga yang ada ditanami sayuran kentang, ada pula petani yang juga menanam sayur kubis dan wortel.

Sebelum kentang dipanen, ternyata tanaman kentang harus menjalani proses yang sangat panjang hingga kentang siap dipanen. 

Petani terlebih dahulu menyiapkan lahan yang nantinya akan ditanam bibit-bibit kentang. 

Sebelumnya proses penyiapan lahan kemudian baru bisa di tanam bibit kentang.

Setelah melalui proses panjang, tanaman kentang akhirnya bisa dipanen.  

Dalam setahun, para petani kentang mampu memanen kentang sebanyak 3 sampai 4 kali. 

Tihiron, Mudin dan Asri warga Dukuh Kayuabang terlihat sedang memanen sayuran Kentang dan kubis dilahan mereka.

Saat ditanya awak media mereka menjelaskan, bahwa kentang-kentang tersebut setelah dipanen akan di kumpulkan di tempat pengepul, selanjutnya akan dipasarkan ke sejumlah daerah seperti di Bandar, Batang, Semarang ataupun ke Jakarta. 

"Kami sangat berterimakasih kepada TNI dan Pemerintah daerah yang sedang melaksanakan pembangunan jalan penghubung dari Desa Gerlang Kabupaten Batang ke Kabupaten Banjarnegara melalui program TMMD Reguler ke 112," Ujar mereka.

Dengan di bangunnya akses jalan penghubung ini, kami merasa terbantukan dalam pemasaran hasil panen kentang kami ke daerah Kabupaten Banjarnegara. 

"Yang dulunya kalau mau ke Batur Banjarnegara harus mutar, namun  apabila jalan dari program TMMD reguler Ke 112 ini sudah jadi maka jalan menuju Banjarnegara akan lebih dekat melalui Dukuh Wonopriyo Desa Gerlang," Katanya.

Mewakili petani lainnya, Mudin berharap pembangunan jalan cepat selesai.

"Semoga pembangunan jalan cepat selesai, TMMD Reguler ke 112 berjalan dengan lancar dan sukses," Tandas Mudin salah satu petani kentang. 

Reporter : Ahmad Nasirin
Editor      : Hermanto

Kamis, 02 September 2021

Yustinus J Asisten Ekbang Sintang Hadiri Penutupan Sekolah Lapang Iklim BMKG di Kebong

Yustinus J Asisten Ekbang Sintang Hadiri Penutupan Sekolah Lapang Iklim BMKG di Kebong

BorneoTribun Sintang, Kalbar - Bupati Sintang yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yustinus J, S. Pd, M.A.P menghadiri penutupan Kegiatan SLI Operasional Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2021 di Desa Kebong Kecamatan Kelam Permai pada Rabu (1/9/2021) kemarin.

Pada kegiatan penutupan tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yustinus J, S. Pd, M.A.P menyampaikan bahwa SLI Operasional bertujuan untuk membantu petani dalam menjaga produktivitas pertanian di tengah meningkatnya potensi cuaca ekstrem.

Yustinus J Asisten Ekbang Sintang Hadiri Penutupan Sekolah Lapang Iklim BMKG di Kebong. 

“SLI ini adalah untuk pemahaman cuaca dan iklim, sehingga petani dapat menyusun strategi dan perencanaan tanam, agar tidak mengalami gagal panen yang berujung kerugian bagi petani” ungkap Yustinus J.

“Dengan terlaksananya SLI Operasional tentunya akan menambah wawasan pengetahuan bagi petani dalam mencari rujukan tentang cuaca dan iklim  dalam usaha taninya selain faktor produksi seperti pupuk dan benih. Kami berharap kepada para petani agar bisa menyebarluaskan ilmu yang didapatkan di sli kepada teman-teman yang lain dan dapat diamalkan dengan baik,” tambah Yustinus J.

“Pemerintah Kabupaten Sintang, kami sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berterima kasih sudah mendampingi, membimbing dan memberdayakan petani di Kelam Permai ini. Kami mengharapkan seluruh penyuluh pertanian yang telah mengikuti kegiatan ini dapat menjadi agen iklim dari BMKG di masyarakat terkhusus para petani,” kata yustinus.

Sementara, Sonya Puspasari Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang menyampaikan terkait program dari Kementerian Pertanian dan Perkebunan yang tentunya pada tahun ini memfokuskan tentang peningkatan prodiktivitas pertanian dalam rangka mendukung keberlangsungan pada masa-masa sulit seperti pada saat masa pademi ini.

“pertanian adalah sektor yang bertahan pada saat masa pandemi, salah satu hal yang menunjang produktivitas pertanian ialah peningkatan kapasitas serta keterampilan dari petani sebagai pelaku utama, oleh karena itu kita juga harus melihat dengan baik semua sarana serta prasarana yang diperlukan agar dapat menunjang kegiatan dengan baik,” jelas Sonya Puspasari.

Sementara, Luhur Tri Uji Prayitno Kepala Stasiun Klimatologi Mempawah menyatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh peserta sebanyak 25 orang tersebut, beserta tim BMKG tetap melaksanakan kegiatan dengan melakukan protokol kesehatan dengan baik dan dalam keadaan sehat wa’ alfiat.

Yustinus J Asisten Ekbang Sintang Hadiri Penutupan Sekolah Lapang Iklim BMKG di Kebong. 

”Harapan saya, semoga teman-teman petani sekalian dapat menyerap materi yang telah diberikan oleh tim BMKG agar kedepannya dapat menjadi teladan untuk teman-teman petani lainnya yang belum dapat bergabung pada kesempatan kali ini, saya juga ingin menyampaikan bahwa daya serap pada saat ini mengalami peningkatan yang baik yakni mencapai 75%,” jelasnya.

Hadir dalam kegiatan penutupan tersebut Kepala Stasiun Klimatologi Mempawah, Kepala BMKG Kalbar, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, tamu undangan lainnya serta peserta SLI Operasional Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2021.

(Alex)