Presiden Prabowo Luncurkan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, Nusron Wahid: Ini Awal Baru Kemandirian Ekonomi Rakyat | Borneotribun.com

Selasa, 22 Juli 2025

Presiden Prabowo Luncurkan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, Nusron Wahid: Ini Awal Baru Kemandirian Ekonomi Rakyat

Presiden Prabowo Luncurkan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, Nusron Wahid: Ini Awal Baru Kemandirian Ekonomi Rakyat
Presiden Prabowo Luncurkan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, Nusron Wahid: Ini Awal Baru Kemandirian Ekonomi Rakyat.

Klaten – Dalam sebuah langkah besar menuju pemerataan kesejahteraan dan penguatan ekonomi rakyat, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) pada Senin, 21 Juli 2025, di Desa Bentangan, Klaten, Jawa Tengah.

Acara ini dihadiri oleh ribuan masyarakat secara langsung maupun virtual, dan menjadi sorotan nasional karena skala serta visi besar di balik peluncuran program ini.

Salah satu menteri yang turut hadir mendampingi Presiden adalah Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid. 

Kehadirannya bukan hanya sebagai bentuk dukungan simbolis, tetapi juga sebagai wujud nyata keterlibatan lintas kementerian dalam mendukung pembangunan ekonomi dari tingkat paling bawah: desa dan kelurahan.

Koperasi Desa Merah Putih: Gerakan Ekonomi Rakyat dari Akar Rumput

Koperasi bukanlah konsep baru di Indonesia. Namun, dengan tantangan global dan domestik yang terus berkembang, pendekatan terhadap koperasi perlu diperkuat dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Presiden Prabowo, dalam pidatonya yang penuh semangat, menegaskan pentingnya semangat gotong royong sebagai landasan utama dalam membangun kekuatan ekonomi masyarakat.

“Dari lemah, lemah, lemah… menjadi kekuatan. Itulah koperasi. Konsep koperasi adalah konsep gotong royong, konsep kemandirian. Ekonomi rakyat yang bersatu bisa menjadi kekuatan besar,” tegas Presiden Prabowo disambut tepuk tangan meriah dari masyarakat yang hadir.

Dengan meluncurkan 80.000 koperasi yang tersebar di berbagai desa dan kelurahan, pemerintah ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun daerah tertinggal dari arus pembangunan ekonomi. Program ini juga menjadi solusi konkret terhadap ketimpangan ekonomi dan ketergantungan masyarakat pada sistem ekonomi yang tidak inklusif.

Kemandirian Ekonomi Dimulai dari Desa

Selama ini, banyak desa dan kelurahan di Indonesia yang memiliki potensi luar biasa—baik dari sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun kearifan lokal. Namun, potensi tersebut sering tidak berkembang secara optimal karena kurangnya akses modal, pasar, dan pendampingan manajerial. Di sinilah peran KDMP menjadi sangat vital.

KDMP bukan hanya koperasi biasa. Ia dirancang sebagai pusat ekonomi masyarakat yang multifungsi: menjadi tempat simpan pinjam, unit usaha perdagangan, pelatihan UMKM, hingga distribusi hasil pertanian dan kerajinan lokal. 

Ini adalah transformasi besar dari desa yang tadinya hanya menjadi objek pembangunan menjadi pelaku utama pembangunan itu sendiri.

Nusron Wahid: “Ini Bukan Sekadar Peresmian, Ini Revolusi Ekonomi Kerakyatan”

Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid, menyampaikan pandangannya mengenai peluncuran program ini. Menurutnya, koperasi desa adalah langkah cerdas dan berani yang sangat relevan dengan semangat Nawacita dan program pembangunan dari pinggiran.

“Peresmian KDMP ini bukan sekadar simbolis. Ini adalah revolusi. Kita bicara soal pembangunan dari desa, dari masyarakat langsung. Kehadiran kami sebagai menteri bukan hanya mendampingi, tapi sebagai bentuk kolaborasi nyata,” jelas Nusron kepada media.

Ia juga menambahkan bahwa program ini akan didukung dari sisi agraria dengan mempermudah legalisasi aset tanah koperasi, mempercepat pendaftaran tanah, dan membantu pengelolaan lahan yang akan digunakan sebagai pusat kegiatan ekonomi desa.

Kolaborasi Lintas Kementerian: Bukan Hanya Ide, Tapi Aksi Nyata

Salah satu keunggulan dari program KDMP adalah kolaborasi lintas kementerian. Kementerian ATR/BPN, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Desa, Kementerian Pertanian, bahkan Kementerian Kominfo akan terlibat aktif dalam mendukung operasional koperasi ini.

Keterlibatan lintas sektor ini menciptakan pendekatan yang menyeluruh (holistik), dari mulai legalitas, pelatihan, akses permodalan, pemasaran digital, hingga pengembangan ekosistem ekonomi desa. 

Dengan begitu, koperasi tidak lagi hanya sebagai wadah simpan pinjam tradisional, tapi menjadi pusat inovasi dan pemberdayaan masyarakat.

Masyarakat Merespons Positif: “Akhirnya Ada Harapan Nyata di Desa Kami”

Tak sedikit warga yang hadir dalam peresmian ini mengaku optimistis dengan hadirnya koperasi desa. Bagi mereka, ini adalah angin segar yang sudah lama ditunggu.

Siti Rohmah, seorang pelaku UMKM dari Klaten, menyampaikan harapannya, “Selama ini kami susah cari modal dan bingung menjual produk. Kalau koperasi bisa bantu dari hulu sampai hilir, kami tentu semangat.”

Senada dengan itu, Suparman, seorang petani muda, berharap koperasi juga bisa menjadi jembatan agar hasil pertanian bisa langsung dijual ke pasar nasional bahkan internasional tanpa harus melalui tengkulak.

80.000 Koperasi: Bukan Angka Biasa

Angka 80.000 bukanlah sekadar data. Setiap koperasi yang akan didirikan berarti satu komunitas yang diberdayakan, satu desa yang bergerak, satu kelompok masyarakat yang bangkit. 

Jika setiap koperasi mampu menyentuh minimal 100 orang saja, artinya program ini bisa berdampak langsung kepada 8 juta warga Indonesia.

Apalagi, dalam jangka panjang, koperasi ini bisa menjadi penggerak utama ekonomi lokal yang mampu menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, hingga menekan urbanisasi yang berlebihan.

Langkah Lanjutan: Pengawasan dan Pendampingan Adalah Kunci

Presiden Prabowo juga menekankan bahwa koperasi yang diresmikan ini tidak boleh hanya berhenti di launching atau seremoni belaka. 

Ia meminta seluruh kementerian dan lembaga yang terkait untuk memastikan bahwa koperasi ini berjalan dengan baik, mendapatkan pendampingan, dan terus dievaluasi secara berkala.

“Kita tidak ingin koperasi hanya ada di atas kertas. Harus nyata, bergerak, dan berdampak. Rakyat harus merasakan manfaat langsung,” ujarnya tegas.

Jalan Panjang Menuju Indonesia yang Mandiri dan Sejahtera

Peresmian 80.000 Koperasi Desa Merah Putih oleh Presiden Prabowo bukan hanya peristiwa biasa. Ini adalah langkah strategis menuju kemandirian ekonomi nasional yang dimulai dari desa. 

Dengan semangat gotong royong, kolaborasi lintas kementerian, serta keterlibatan aktif masyarakat, program ini diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi yang adil dan merata.

Bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di pelosok desa, ini adalah harapan baru. Harapan bahwa mereka tidak lagi tertinggal, bahwa mereka adalah bagian dari solusi besar bangsa ini menuju Indonesia yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih sejahtera.

Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Tombol Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.