Prajurit Kodim 1210/Landak Gelar Latihan Penanggulangan Kebakaran
![]() |
Prajurit Kodim 1210/Landak Gelar Latihan Penanggulangan Kebakaran. |
![]() |
Prajurit Kodim 1210/Landak Gelar Latihan Penanggulangan Kebakaran. |
![]() |
Teleskop James Webb Temukan “Iklim Baru” di Pluto yang Bikin Ilmuwan Takjub. |
JAKARTA -- Pluto, planet kerdil yang dulu dianggap cuma bongkahan es beku di ujung tata surya, ternyata menyimpan rahasia mengejutkan! Berkat teknologi canggih dari teleskop luar angkasa James Webb, para ilmuwan menemukan bahwa Pluto punya sistem iklim unik yang belum pernah ditemukan sebelumnya di tata surya kita.
Semuanya bermula pada tahun 2015, saat wahana New Horizons milik NASA melintas dekat Pluto.
Saat itu, ilmuwan dibuat takjub dengan penemuan atmosfer tipis yang membungkus Pluto, lengkap dengan lapisan-lapisan kabut (atau disebut juga haze) yang menjulang hingga lebih dari 300 kilometer dari permukaan.
Awalnya, kabut itu hanya dianggap efek visual biasa. Tapi kini, dengan bantuan instrumen inframerah dari teleskop James Webb, kabut tersebut terbukti menjadi mekanisme utama pengatur iklim di Pluto.
Artinya, Pluto nggak “mati” seperti yang dikira sebelumnya malah punya sistem iklim aktif yang cukup kompleks!
Menurut hasil penelitian, kabut organik ini terbentuk dari reaksi antara sinar matahari dengan gas metana dan nitrogen di atmosfer Pluto.
Partikel kecil dalam kabut menyerap panas matahari di siang hari, lalu memancarkannya kembali ke luar angkasa dalam bentuk sinar inframerah di malam hari.
Proses ini membuat atmosfer di bagian atas jadi sangat dingin suhunya bisa mencapai -203°C, sekitar 30 derajat lebih dingin dari yang diperkirakan sebelumnya!
Uniknya, fenomena ini membuat Pluto punya semacam "sistem pendingin alami" yang belum pernah ditemukan di tempat lain di tata surya.
Sebenarnya, dugaan soal peran kabut sebagai pengatur iklim sudah muncul sejak tahun 2017.
Tapi karena data dari Pluto dan bulan besarnya, Charon, sering tercampur, ilmuwan belum bisa memastikan.
Nah, baru pada tahun 2022, teleskop James Webb akhirnya berhasil memisahkan sinyal dari Pluto dan Charon.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa cahaya inframerah yang dipancarkan kabut Pluto benar-benar sesuai dengan model yang pernah dibuat para ilmuwan.
Ini jadi bukti kuat bahwa kabut tersebut memang punya peran besar dalam menjaga suhu di atmosfer Pluto.
Menurut Tanguy Bertrand, ilmuwan utama dari Observatorium Paris yang memimpin studi ini, penemuan ini bisa disebut sebagai "jenis iklim baru" yang belum pernah diamati di objek mana pun di tata surya.
“Ini benar-benar unik. Bisa dibilang, ini adalah bentuk iklim yang baru di sistem tata surya kita,” ujarnya.
Kabut seperti ini diduga juga bisa muncul di tempat lain, misalnya di bulan-bulan misterius seperti Triton (bulan Neptunus) atau Titan (bulan Saturnus), yang juga memiliki atmosfer dan kabut tebal.
Penemuan ini bukan cuma bikin heboh di dunia astronomi, tapi juga bisa kasih wawasan soal bagaimana atmosfer di planet termasuk Bumi bisa berkembang.
Ilmuwan percaya bahwa kabut serupa mungkin pernah menyelimuti Bumi di masa awal, sebelum atmosfer kita dipenuhi oksigen.
Dengan memahami mekanisme ini, kita bisa dapat petunjuk tentang bagaimana kondisi yang mendukung kehidupan terbentuk di planet kita.
Teleskop James Webb sekali lagi membuktikan kemampuannya dalam mengungkap misteri alam semesta.
Dari yang awalnya dianggap “bongkahan es mati”, kini Pluto menjadi objek penuh kejutan dengan sistem iklim yang kompleks dan unik.
Penemuan ini membuka peluang baru untuk mengeksplorasi bagaimana atmosfer planet bisa bekerja bahkan di tempat yang paling dingin sekalipun.
![]() |
Penemuan Kapal Abad ke-16 di Laut Mediterania: Temuan Arkeologi Laut Terdalam di Prancis! |
JAKARTA -- Sebuah penemuan luar biasa terjadi di perairan Prancis! Pada bulan Maret 2025, Angkatan Laut Prancis (VMS) secara tidak sengaja menemukan bangkai kapal kuno saat mereka sedang melakukan misi rutin pengecekan dasar laut di sekitar wilayah Ramatuel, sebuah komune cantik di kawasan French Riviera.
Yang mereka temukan bukan sekadar kapal tenggelam biasa, tapi salah satu penemuan arkeologi bawah laut paling dalam dan paling menarik dalam beberapa dekade terakhir!
![]() |
Penemuan Kapal Abad ke-16 di Laut Mediterania: Temuan Arkeologi Laut Terdalam di Prancis! |
Kapal yang kini diberi nama sementara “Camarat 4” ini ditemukan di kedalaman lebih dari 2.500 meter di bawah permukaan Laut Mediterania menjadikannya bangkai kapal terdalam yang pernah ditemukan di wilayah perairan Prancis.
Sebelumnya, rekor tersebut dipegang oleh kapal selam “Minerve” yang tenggelam di tahun 1968 pada kedalaman 2,3 km.
Bayangkan saja! Sebuah kapal sepanjang 30 meter dan lebar sekitar 7 meter, yang tenggelam lebih dari 400 tahun lalu, kini kembali ditemukan dalam kondisi luar biasa utuh berkat kedalaman yang melindunginya dari arus laut dan penjarahan manusia.
![]() |
Penemuan Kapal Abad ke-16 di Laut Mediterania: Temuan Arkeologi Laut Terdalam di Prancis! |
Setelah ditemukan lewat bantuan drone bawah laut, para arkeolog segera mengerahkan alat remote control tambahan untuk mengonfirmasi dan mempelajari lebih dalam.
Hasilnya bikin merinding para peneliti sejarah laut! Di dalam kapal ditemukan lebih dari 200 kendi dan guci keramik bergaya geometris dan bunga-bungaan.
Tidak hanya itu, ada juga sekitar 100 piring keramik berwarna kuning cerah yang masih utuh.
Uniknya, sebagian besar benda-benda ini dihiasi simbol “IHS” tiga huruf pertama dari nama Yesus dalam bahasa Yunani.
Simbol ini mengindikasikan bahwa barang-barang tersebut kemungkinan besar berasal dari kawasan Liguria (sekarang bagian utara Italia) dan diproduksi pada abad ke-16, era kejayaan Renaisans.
Selain barang-barang keramik, kapal ini juga membawa dua tungku besar (mungkin untuk memasak atau pemanas), enam meriam, serta jangkar-jangkar tua yang masih menempel di kerangka kapal.
Meskipun kapal ini masih sangat terjaga karena kedalaman laut yang ekstrim, ada satu hal yang membuat para peneliti tercengang sekaligus prihatin: mereka menemukan sampah modern seperti kaleng aluminium dan plastik di sekitar situs kapal.
Ini membuktikan bahwa bahkan wilayah laut terdalam pun tak luput dari dampak pencemaran lingkungan.
Karena hal itu, tim arkeologi mulai mempertimbangkan untuk menggabungkan misi pelestarian sejarah dengan kampanye kesadaran lingkungan laut.
Penemuan ini bukan cuma soal artefak masa lalu, tapi juga pengingat penting tentang kondisi lautan kita saat ini.
![]() |
Penemuan Kapal Abad ke-16 di Laut Mediterania: Temuan Arkeologi Laut Terdalam di Prancis! |
Penelitian terhadap kapal Camarat 4 akan berlanjut selama beberapa tahun ke depan. Para ahli berencana membuat model 3D kapal dengan teknologi fotogrammetri agar bisa diteliti lebih mendalam tanpa merusak struktur aslinya.
Sebagian artefak juga akan diangkat ke permukaan secara terbatas untuk diteliti lebih lanjut oleh para spesialis di bidang keramik, senjata artileri, arsitektur maritim, dan konservasi.
Melalui riset lanjutan ini, para peneliti berharap bisa membuka wawasan baru tentang rute perdagangan di Mediterania pada abad ke-16, teknik pembuatan kapal zaman dulu, serta hubungan budaya antara kawasan Italia dan Prancis pada masa Renaisans.
Penemuan kapal Camarat 4 bukan hanya momen penting bagi dunia arkeologi, tapi juga jadi pengingat bahwa lautan masih menyimpan banyak misteri.
Kisah ini juga menunjukkan betapa pentingnya menjaga kebersihan laut karena bahkan warisan sejarah yang terpendam di dasar laut pun bisa terganggu oleh sampah masa kini.
Semoga dengan teknologi dan kesadaran baru, kita bisa terus menggali masa lalu tanpa merusak masa depan.
Subscribe di situs ini untuk mendapatkan update berita terbaru