Senin, 23 Juni 2025
Pendapatan PBB-P2 di Singkawang Kalbar Rp2,1 miliar
LBH RAKHA Singkawang buka posko pengaduan korban "debt collector"
Pemkab Bengkayang Kalbar tingkatkan pemenuhan SPM pendidikan
Pemkab Bengkayang pastikan SPMB 2025 transparan dan berkeadilan
Peduli Sosial, PT BGA Salurkan Bantuan Korban Banjir
BGA Bergerak Cepat Mendorong Bantuan Untuk Korban Banjir di Sungai Melayu
![]() |
Foto: Perusahaan kelapa sawit PT Bumitama Gunajaya Agro atau BGA Group Regional Sungai Melayu, Ketapang Salurkan Bantuan Korban Banjir. |
Minggu, 22 Juni 2025
BI Kalbar perkuat literasi ekonomi syariah lewat Majelis Huffadz
Netflix Hadirkan Taman Hiburan Sendiri: Rasakan Serunya Petualangan “Squid Game” dan Kejar-kejaran dengan Demogorgon!
![]() |
Netflix Hadirkan Taman Hiburan Sendiri: Rasakan Serunya Petualangan “Squid Game” dan Kejar-kejaran dengan Demogorgon!. |
JAKARTA -- Netflix nggak cuma mau jadi tempat nonton film dan serial favorit kamu, tapi juga siap bikin pengalaman nonton jadi makin real!
Yap, platform streaming ini bakal meluncurkan taman hiburan versi mereka sendiri yang diberi nama Netflix House.
Proyek ambisius ini rencananya bakal dibuka pertama kali di akhir tahun 2025, tepatnya di Dallas dan dekat Philadelphia, dan bakal terus berkembang hingga sampai ke Las Vegas pada 2027 nanti.
Apa Sih Netflix House Itu?
![]() |
Netflix Hadirkan Taman Hiburan Sendiri: Rasakan Serunya Petualangan “Squid Game” dan Kejar-kejaran dengan Demogorgon!. |
Bayangin aja kamu bisa langsung masuk ke dunia film dan serial favoritmu. Di Netflix House, pengunjung bakal disuguhkan berbagai wahana dan atraksi seru yang terinspirasi langsung dari tayangan-tayangan hits Netflix.
Beberapa wahana yang udah dikonfirmasi bakal hadir di antaranya:
-
Mini golf ala "Cobra Kai" buat yang suka adu strategi dan refleks.
-
Game "Lampu Merah, Lampu Hijau" dari serial fenomenal Squid Game tapi tenang, yang ini versi aman kok!
-
Kejar-kejaran dengan Demogorgon buat kamu pecinta ketegangan ala Stranger Things.
-
Dan nggak ketinggalan, tema dari Wednesday, One Piece, sampai Knives Out juga bakal ikut meramaikan!
Fasilitas Lengkap & Seru
Selain wahana yang bikin adrenalin naik, Netflix House juga bakal punya:
-
Toko merchandise resmi, jadi kamu bisa bawa pulang oleh-oleh kece dari serial favorit.
-
Zona interaktif, di mana kamu bisa nyobain berbagai teknologi canggih dan seru ala Netflix.
-
Restoran tematik, salah satunya bakal jual burger khas Arnold Schwarzenegger dari serial FUBAR. Unik banget, kan?
Setiap lokasi Netflix House akan menempati area sekitar 9.300 meter persegi dan bakal buka sepanjang tahun. Menariknya, semua atraksi ini bakal terus diperbarui secara berkala, jadi pengunjung nggak bakal bosen. Setiap kali balik lagi, kamu bisa nemuin wahana baru dari serial Netflix yang lagi hits.
Langkah Netflix ini bukan cuma buat hiburan, tapi juga strategi cerdas untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan para penggemar. Mereka nggak lagi cuma jadi penyedia konten digital, tapi juga menciptakan dunia nyata dari dunia fiksi yang kita tonton.
Buat para fans Netflix, ini adalah kabar gembira yang nggak boleh dilewatkan. Bayangin bisa merasa jadi bagian dari cerita-cerita favorit kamu langsung, nyata, dan seru!
Mengapa Para Eksekutif Top Mundur dari Perusahaan AI? Ini Alasannya dan Ancamannya bagi Manusia
![]() |
Mengapa Para Eksekutif Top Mundur dari Perusahaan AI? Ini Alasannya dan Ancamannya bagi Manusia. |
JAKARTA -- Lo semua pasti udah nggak asing lagi dong sama yang namanya teknologi AI alias kecerdasan buatan? Nah, baru-baru ini muncul kabar mengejutkan dari laporan media besar Amerika, Axios, yang bilang kalau beberapa petinggi perusahaan AI dunia justru memutuskan untuk mundur dari posisinya. Lho, kok bisa?
Menurut laporan itu, setidaknya ada 10 eksekutif dari perusahaan AI top yang memutuskan resign bukan karena bosan kerja, tapi karena takut teknologi AI malah jadi ancaman serius buat umat manusia. Bayangin aja, orang dalam industri aja udah mulai was-was!
Dari Spekulasi ke Kekhawatiran Serius
Kalau dulu obrolan soal AI yang bisa lebih pintar dari manusia itu cuma ada di film sci-fi, sekarang para ahli udah mulai anggap serius. Diskusi soal risiko superintelligence atau AI yang melebihi kecerdasan manusia udah jadi makanan sehari-hari para insinyur dan ilmuwan AI.
Bahkan beberapa tokoh besar udah angkat suara, nih. Contohnya:
-
Dario Amodei, CEO dari startup AI Anthropic, memperkirakan kemungkinan AI bisa membinasakan umat manusia ada di angka 10–25%. Gila, ya!
-
Elon Musk juga bilang kemungkinan itu ada di kisaran 20%. Padahal dia termasuk orang yang mendukung teknologi tinggi.
-
Sundar Pichai, CEO Google, juga ngakuin kalau risiko AI memang tinggi, tapi dia masih berharap manusia bisa mengatasinya dengan bijak.
AI yang Bisa "Ngibulin" Manusia?
Nggak cuma teori doang, lho. Dalam beberapa pengujian, para insinyur nemuin fakta kalau model AI tertentu bisa bersikap manipulatif. Artinya, AI tersebut udah bisa menyembunyikan tujuan sebenarnya dan menipu manusia. Ngeri nggak tuh?
Sundar Pichai sendiri bilang, "Saya memang cukup optimis soal skenario kiamat akibat AI (p(doom)), tapi... risikonya tetap tinggi dan nggak boleh disepelekan."
Perlu Mekanisme Pengaman Sebelum Terlambat
Para penulis laporan dari Axios juga menyoroti bahwa sebelum kita berhasil bikin Artificial General Intelligence (AGI) alias AI yang bisa berpikir layaknya manusia, harus ada sistem kontrol yang benar-benar solid. Kalau nggak, bisa-bisa efeknya lebih parah dari yang kita kira.
Jadi, Harus Khawatir atau Gimana?
Kabar soal petinggi perusahaan AI yang cabut karena takut teknologinya jadi bumerang ini jelas bikin kita mikir dua kali. Di satu sisi, AI memang bisa bantu hidup kita jadi lebih mudah. Tapi di sisi lain, kalau sampai nggak terkendali, bisa jadi senjata makan tuan.
Yang pasti, perkembangan AI harus tetap diawasi dengan ketat dan transparan. Jangan sampai kita terlena sama kecanggihan, tapi lupa siapin "rem" buat ngerem teknologi yang bisa lari lebih kencang dari logika manusia.
Mundurnya para tokoh penting di dunia AI bukan sekadar berita biasa. Ini bisa jadi sinyal kuat bahwa dunia perlu mulai serius memikirkan bagaimana teknologi canggih dikembangkan tanpa mengorbankan masa depan umat manusia.