Berita Borneotribun Hari ini

Senin, 07 Juli 2025

Penemuan Mengejutkan! Ilmuwan Temukan Struktur Baru dalam Sel Manusia Mirip Boneka Salju – Bisa Jadi Kunci Obati Alzheimer

Penemuan Mengejutkan! Ilmuwan Temukan Struktur Baru dalam Sel Manusia Mirip Boneka Salju – Bisa Jadi Kunci Obati Alzheimer
Penemuan Mengejutkan! Ilmuwan Temukan Struktur Baru dalam Sel Manusia Mirip Boneka Salju – Bisa Jadi Kunci Obati Alzheimer.

JAKARTA - Tahukah kamu kalau di dalam tubuh kita masih ada banyak hal misterius yang belum terungkap? Baru-baru ini, para ilmuwan dari Universitas Virginia, Amerika Serikat, menemukan sebuah struktur baru di dalam sel manusia yang bentuknya unik banget—mirip boneka salju lengkap dengan syal! Struktur ini dinamakan hemifusome.

Apa Itu Hemifusome?

Hemifusome adalah elemen kecil di dalam sel yang ukurannya super mini, hanya sekitar 100 nanometer—jauh lebih kecil dari mitokondria, si penghasil energi sel. Karena ukurannya yang sangat kecil, hemifusome baru bisa terlihat berkat teknologi canggih bernama cryo-electron tomography. Teknologi ini memungkinkan ilmuwan untuk "membekukan" sel dan melihat gambaran 3D-nya tanpa merusaknya dengan bahan kimia.

Kenapa Penemuan Ini Penting?

Penemuan Mengejutkan! Ilmuwan Temukan Struktur Baru dalam Sel Manusia Mirip Boneka Salju – Bisa Jadi Kunci Obati Alzheimer
Penemuan Mengejutkan! Ilmuwan Temukan Struktur Baru dalam Sel Manusia Mirip Boneka Salju – Bisa Jadi Kunci Obati Alzheimer.

Saat meneliti struktur pendukung sel yang disebut filamen, para ilmuwan berulang kali melihat bentuk aneh seperti bola kecil dengan bagian atas dan bawah yang terpisah tipis—itulah yang mereka sebut mirip boneka salju.

Ternyata, hemifusome ini terbentuk saat dua vesikel (semacam kantong kecil di dalam sel) menyatu sebagian. Proses ini dinamakan hemifusi, di mana dinding luar dua vesikel bergabung tapi tidak sepenuhnya. Proses ini sebelumnya sulit diamati karena teknik laboratorium lama sering merusak strukturnya.

Fungsinya Buat Apa?

Para peneliti menduga hemifusome ini bukan sekadar "kecelakaan sel", tapi bisa jadi bagian penting dari sistem daur ulang dalam sel. Ia kemungkinan berperan dalam menyortir, mendaur ulang, hingga membuang protein yang tidak dibutuhkan lagi—semacam tempat pemrosesan sampah mini dalam tubuh kita.

Kalau dugaan ini terbukti, hemifusome bisa masuk ke dalam daftar organel penting sel yang bertugas menjaga kebersihan dan keseimbangan tubuh kita.

Harapan untuk Dunia Medis

Penemuan ini bisa jadi langkah besar dalam memahami penyakit-penyakit yang berkaitan dengan penumpukan protein, seperti Alzheimer. Dalam kasus Alzheimer, otak penuh dengan "sampah protein" yang seharusnya dibersihkan oleh tubuh. Nah, kalau kita paham cara kerja hemifusome, mungkin suatu hari nanti kita bisa menciptakan terapi yang lebih efektif untuk penyakit-penyakit seperti ini.

Dunia di dalam tubuh kita ternyata masih penuh rahasia. Hemifusome adalah contoh nyata bahwa masih banyak elemen penting yang belum kita pahami. Dengan penemuan ini, kita bisa lebih optimis terhadap kemajuan dunia kesehatan dan pengobatan di masa depan.

Jadi, meskipun bentuknya mungil dan mirip boneka salju, siapa sangka hemifusome bisa jadi pahlawan diam-diam dalam menjaga tubuh kita tetap sehat?

Review Film Jurassic World: Rebirth Ketika Dinosaurus dan Mutasi Genetik Bikin Kacau Balau

Review Film Jurassic World: Rebirth Ketika Dinosaurus dan Mutasi Genetik Bikin Kacau Balau
Review Film Jurassic World: Rebirth Ketika Dinosaurus dan Mutasi Genetik Bikin Kacau Balau.

Jurassic World: Rebirth, film terbaru dari waralaba legendaris Jurassic Park, mencoba menghidupkan kembali pesona dinosaurus ke layar lebar. Namun, apakah film ini benar-benar berhasil mengulang keajaiban film pertama? Mari kita bahas bareng-bareng!

Cerita Baru, Tapi Apakah Tetap Menarik?

Di film ini, sebuah perusahaan farmasi raksasa bernama Parker Genix punya ambisi besar: mereka ingin menciptakan obat jantung revolusioner dari DNA dinosaurus! Untuk mewujudkannya, mereka merekrut Martin Krebs (Rupert Friend), seorang agen perusahaan yang kemudian menggandeng Zora Bennett (Scarlett Johansson), ahli operasi rahasia, dan Dr. Henry Loomis (Jonathan Bailey), seorang paleontolog.

Misi mereka adalah mengambil sampel darah dari tiga dinosaurus raksasa yang mewakili laut (Mosasaurus), daratan (Titanosaurus), dan udara (Quetzalcoatalis). Untuk sampai ke lokasi ekspedisi di pulau terpencil Ile Saint-Hubert di Samudra Atlantik, mereka menyewa kapal milik Duncan Kincaid (Mahershala Ali).

Namun, sebelum sampai tujuan, mereka menerima sinyal darurat dari seorang ayah bernama Reuben Delgado (Manuel Garcia-Rulfo), yang kapalnya terbalik bersama dua anak perempuannya, Teresa (Luna Blaise) dan Isabella (Audrina Miranda), serta pacar Teresa yang agak aneh, Xavier (David Iacono).

Kembali ke Dunia Dinosaurus, Tapi Beda Rasa

Buat kamu yang mengikuti franchise Jurassic Park dari awal, pasti tahu bahwa film pertama garapan Steven Spielberg pada tahun 1993 benar-benar membuat takjub penonton dengan visual dinosaurus yang terasa nyata. Sayangnya, sekuel-sekuelnya baik trilogi orisinal maupun reboot Jurassic World di tahun 2015, 2018, dan 2022 tidak pernah benar-benar bisa menandingi pesona film pertamanya.

Jurassic World: Rebirth tampaknya ingin menghidupkan kembali rasa penasaran publik terhadap dinosaurus. Naskah film ini ditulis oleh David Koepp, salah satu penulis asli Jurassic Park, yang bekerja sama dengan mendiang Michael Crichton, sang pencipta dunia dinosaurus modern.

Cerita film ini berlatar 32 tahun setelah dinosaurus pertama kali dibangkitkan. Dunia sudah mulai bosan dengan makhluk purba ini sebuah realita yang juga mungkin dirasakan oleh para penonton terhadap waralaba ini. Jadi, bisa dibilang, proyek ini mencoba untuk membangkitkan kembali minat terhadap dinosaurus, baik di dalam cerita maupun di dunia nyata.

Karakter Manusia vs Dinosaurus: Siapa yang Lebih Menarik?

Jujur saja, kebanyakan dari kita nonton film Jurassic bukan untuk melihat drama manusia, tapi buat lihat aksi dinosaurusnya, kan?

Dalam film ini, karakter-karakter manusia terasa cukup standar dan bisa ditebak. Biasanya, karakter yang diperankan aktor terkenal akan selamat sampai akhir, sementara yang kurang terkenal (kecuali anak-anak) bakal jadi korban. Dan seperti biasa, penjahat paling jahat akan mendapat “hukuman” paling sadis. Tapi tetap saja, tidak ada yang bisa mengalahkan kematian Dennis Nedry di film pertama!

Aksi Terbaik: Kejar-Kejaran dengan T-Rex!

Adegan paling seru dalam film ini adalah saat T-Rex mengejar keluarga Reuben yang melarikan diri menggunakan perahu karet di sungai yang deras. Intens, mendebarkan, dan bikin jantung deg-degan!

Ada juga momen mengharukan saat Dr. Loomis berinteraksi dekat dengan kawanan titanosaurus di ladang jagung. Meskipun tidak seikonik kemunculan pertama brachiosaurus di film pertama, tapi adegan ini cukup menyentuh.

Sayangnya, kemunculan velociraptor di film ini cuma jadi cameo singkat. Padahal banyak fans yang mungkin menantikan aksinya.

Dinosaurus atau Monster? Mutasi yang Menyesatkan

Yang cukup mengecewakan dari film ini adalah kemunculan makhluk-makhluk aneh hasil eksperimen genetik gagal. Di laboratorium tua yang terbengkalai, Zora dan timnya diserang oleh dino-mutasi yang bentuknya lebih mirip monster horror dibanding dinosaurus asli.

Ini jelas keluar dari esensi utama franchise Jurassic: menghadirkan makhluk prasejarah ke kehidupan modern. Bukannya tambah seru, keberadaan makhluk mutan ini justru bikin kesan film jadi murahan dan kehilangan arah.

Kesimpulan: Layak Ditonton Tapi Tak Sebagus yang Diharapkan

Jurassic World: Rebirth memang punya beberapa adegan keren dan ide cerita yang menarik, tapi secara keseluruhan film ini belum mampu membawa kembali keajaiban yang dulu membuat kita terpukau. Masih layak buat ditonton, terutama kalau kamu penggemar berat dinosaurus, tapi jangan berharap terlalu tinggi.

Nilai: 6/10

Apakah Film Ini Layak Masuk Daftar Tontonan Kamu?

Kalau kamu suka aksi penuh ketegangan dan ingin nostalgia sama dinosaurus, film ini bisa jadi pilihan hiburan yang seru. Tapi kalau kamu mengharapkan cerita yang kuat dan karakter manusia yang mendalam, mungkin film ini akan terasa kurang memuaskan.

Semoga di film berikutnya, tim produksi bisa lebih fokus menghadirkan dinosaurus yang kita cintai bukan monster yang bikin ilfeel.

Kalau kamu sudah nonton film ini, gimana menurut kamu? Yuk share pendapatmu di kolom komentar!

Penemuan Kuil Raksasa di Bolivia: Jejak Peradaban Misterius Sebelum Bangsa Inka

Penemuan Kuil Raksasa di Bolivia: Jejak Peradaban Misterius Sebelum Bangsa Inka
Penemuan Kuil Raksasa di Bolivia: Jejak Peradaban Misterius Sebelum Bangsa Inka.

JAKARTA - Tahukah kamu bahwa sebelum peradaban Inka menguasai Andes, sudah ada masyarakat maju yang lebih dulu berkembang di wilayah itu? Yup, namanya peradaban Tiwanaku dan baru-baru ini, para arkeolog menemukan jejak penting yang memperkuat eksistensi mereka.

Penemuan ini dilakukan oleh tim arkeolog dari Universitas Pennsylvania yang dipimpin oleh José Capriles. Mereka menemukan reruntuhan kuil besar di sebuah bukit di Bolivia, yang ternyata merupakan bagian dari warisan peradaban Tiwanaku. Penduduk lokal menyebut kuil ini sebagai Pallapata, yang terletak sekitar 215 kilometer dari kompleks arkeologi Tiwanaku yang terkenal.

Apa yang Menarik dari Kuil Pallapata?

Penemuan Kuil Raksasa di Bolivia: Jejak Peradaban Misterius Sebelum Bangsa Inka
Penemuan Kuil Raksasa di Bolivia: Jejak Peradaban Misterius Sebelum Bangsa Inka.

Menurut Capriles, lokasi Pallapata sangat strategis karena berada di titik temu tiga jalur perdagangan penting pada masa itu. Artinya, tempat ini bukan cuma sekadar situs suci, tapi juga pusat ekonomi dan politik.

Tim arkeolog memanfaatkan drone dan teknik fotogrammetri untuk memetakan struktur kuil ini secara digital. Hasilnya? Sebuah kompleks besar berukuran 125 x 145 meter, terdiri dari 15 ruang tertutup yang mengelilingi halaman utama. Menariknya, pintu masuk utama kuil ini menghadap ke arah barat—tepat ke arah matahari terbenam saat titik ekuinoks terjadi. Ini menandakan bahwa masyarakat Tiwanaku punya pemahaman astronomi yang cukup canggih.

Temuan Arkeologis yang Bikin Takjub

Di sekitar kuil Pallapata, para peneliti menemukan berbagai benda bersejarah, seperti:

  • Gelas dan cawan keramik

  • Tempat dupa (incense burners)

  • Tulang binatang mirip unta

  • Potongan batu pirus

  • Kerang laut

Yang menarik, kerang dan batu pirus ini bukan berasal dari Bolivia, tapi dari Gurun Atacama dan pesisir Samudra Pasifik. Ini jadi bukti kuat bahwa masyarakat Tiwanaku menjalin jaringan perdagangan jarak jauh—bahkan melintasi berbagai medan ekstrem.

Tiwanaku: Peradaban Canggih yang Terlupakan

Penemuan Kuil Raksasa di Bolivia: Jejak Peradaban Misterius Sebelum Bangsa Inka
Penemuan Kuil Raksasa di Bolivia: Jejak Peradaban Misterius Sebelum Bangsa Inka.

Peradaban Tiwanaku diperkirakan mulai berkembang sekitar tahun 110 Masehi dan bertahan hingga abad ke-11. Mereka dikenal punya sistem politik dan pertanian yang maju, serta pandangan kosmologis yang dalam. Setelah peradaban ini runtuh, wilayahnya kemudian diambil alih oleh bangsa Inka yang lebih kita kenal sekarang.

Namun, yang membedakan Tiwanaku adalah bagaimana mereka menggunakan struktur religius seperti kuil untuk membangun pengaruh. Tempat-tempat seperti Pallapata bukan hanya pusat ritual keagamaan, tapi juga menjadi alat untuk memperluas kekuasaan dan koneksi antarwilayah.

Mengapa Penemuan Ini Penting untuk Kita?

Penemuan kuil ini membuka jendela baru untuk memahami cara hidup, sistem sosial, dan strategi politik masyarakat kuno sebelum era Inka. Dengan mempelajari situs-situs seperti Pallapata, para ilmuwan bisa menggali lebih dalam bagaimana peradaban masa lalu mengelola sumber daya dan menjalin hubungan antarwilayah.

Penelitian ini masih berlangsung, dan siapa tahu, mungkin masih banyak rahasia lain yang tersembunyi di balik tanah Bolivia!

Penemuan kuil raksasa Pallapata bukan hanya cerita arkeologi biasa. Ini adalah potongan penting dari sejarah manusia yang menunjukkan betapa canggih dan terhubungnya masyarakat masa lampau, bahkan sebelum kemunculan kerajaan besar seperti Inka.

Jadi, buat kamu yang suka sejarah atau sekadar penasaran tentang dunia masa lalu, temuan ini bisa jadi bahan eksplorasi yang seru. Siapa sangka, tanah yang kita pijak hari ini menyimpan kisah luar biasa dari ribuan tahun lalu?

Jorge Martin Siap Comeback! Begini Kondisi Terbarunya Jelang MotoGP Brno 2025

Jorge Martin Siap Comeback! Begini Kondisi Terbarunya Jelang MotoGP Brno 2025
Jorge Martin Siap Comeback! Begini Kondisi Terbarunya Jelang MotoGP Brno 2025.

JAKARTA - Setelah absen cukup lama dari lintasan balap karena cedera serius, Jorge Martin akhirnya kembali mengaspal di Sirkuit Barcelona. 

Meski belum sepenuhnya pulih, langkah ini menjadi sinyal positif bahwa sang juara dunia MotoGP 2023 mulai mendekati masa comeback-nya.

Cedera Serius Buat Martin Absen Lama

Martin mengalami masa sulit di awal musim 2025. Ia harus menepi setelah insiden mengerikan di seri pembuka MotoGP Qatar, 13 April lalu. 

Dalam balapan tersebut, Martin terjatuh dan secara tidak sengaja tertabrak oleh Fabio di Giannantonio. Akibatnya, ia mengalami patah tulang rusuk dan cedera paru-paru yang cukup parah.

Tak hanya itu, sebelumnya Martin juga sudah absen dari sesi tes pramusim akibat kecelakaan di tes Sepang dan insiden saat latihan Supermoto yang menyebabkan cedera pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Bisa dibilang, musim 2025 dimulai dengan sangat berat bagi pebalap asal Spanyol ini.

Kembali ke Lintasan dengan Motor RSV4

Pada Kamis lalu, Martin akhirnya kembali naik motor di lintasan MotoGP Barcelona. Namun kali ini ia belum menggunakan motor balap utama, melainkan motor superbike RSV4 milik Aprilia. Lewat unggahan di Instagram pribadinya, Martin menulis, “Kembali ke motor setelah 3 bulan.” Ungkapan singkat yang penuh harapan dari seorang pejuang sejati.

Belum Siap Balapan di Sachsenring

Meskipun sudah mulai latihan ringan, Martin dipastikan belum bisa tampil di seri berikutnya yang akan digelar di Sachsenring, Jerman. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari tim medis, terutama Dr. Angel Charte, memang ada perkembangan yang cukup baik pada cedera tulang rusuk kirinya. Namun, beberapa tulang masih belum sepenuhnya menyatu.

“Progresnya sangat positif, tapi masih butuh sekitar dua minggu lagi untuk pemulihan total,” ujar Dr. Charte.

Target Comeback: MotoGP Brno atau Austria?

Melihat kondisi saat ini, kemungkinan besar Jorge Martin baru bisa kembali membalap di seri MotoGP Republik Ceko (Brno) yang dijadwalkan berlangsung pada 18–20 Juli 2025. Seri tersebut juga menjadi ajang terakhir sebelum libur musim panas MotoGP.

Jika belum memungkinkan juga di Brno, maka Martin kemungkinan besar akan menunggu hingga GP Austria di Red Bull Ring pada 15–17 Agustus 2025.

Kembalinya Jorge Martin ke lintasan meski hanya sekadar latihan, adalah kabar menggembirakan bagi para penggemarnya. Meskipun proses pemulihan masih berjalan, semangat dan konsistensinya patut diapresiasi. Semoga saja Martin bisa segera comeback 100% dan kembali memanaskan persaingan di MotoGP 2025!

Drama Panas Aprilia dan Jorge Martin: Akankah Bertahan atau Pisah Jalan?

Drama Panas Aprilia dan Jorge Martin: Akankah Bertahan atau Pisah Jalan?
Drama Panas Aprilia dan Jorge Martin: Akankah Bertahan atau Pisah Jalan?

JAKARTA - Perseteruan antara Jorge Martin dan tim Aprilia belakangan ini jadi perbincangan hangat di dunia MotoGP. 

Padahal, awalnya hubungan mereka berjalan sangat manis, terutama setelah Martin resmi direkrut oleh Aprilia tahun lalu usai gagal naik ke tim pabrikan Ducati yang lebih memilih Marc Marquez.

Sayangnya, hubungan yang awalnya menjanjikan kini mulai retak. Bahkan, Martin dikabarkan ingin memanfaatkan klausul performa dalam kontraknya untuk hengkang dari Aprilia di akhir musim ini. 

Namun Aprilia bersikeras bahwa ketidakhadirannya karena cedera sepanjang sebagian besar musim 2025 membuat klausul tersebut tidak berlaku. Situasi ini pun berpotensi berakhir di meja hijau.

Aprilia: Masih Ingin Martin Bertahan

CEO Aprilia, Massimo Rivola, masih berharap agar Martin tetap balapan bersama timnya tahun depan. Tapi dia juga mengakui kalau kondisi sekarang tidak ideal.

“Memang ini bukan situasi yang nyaman,” ujar Rivola saat diwawancarai di Assen, Belanda.

“Kami merekrut Jorge karena alasan yang kuat, dan saya rasa dia juga memilih kami karena faktor performa. Dan sejauh ini, performa kami tetap konsisten.”

Rivola juga menyindir bahwa tidak semua hubungan harmonis harus sempurna. “Kita pernah lihat pembalap yang tetap berjuang meraih gelar dunia meski sedang tidak bahagia dengan timnya. Jadi ya… kita lihat saja. Untungnya, kami tidak punya anak bersama!” katanya sambil bercanda.

Bukan Kasus Pertama di Dunia MotoGP

Drama seperti ini bukan hal baru di MotoGP. Beberapa pembalap top pernah mengalami hal serupa:

  • Jorge Lorenzo sempat bersitegang dengan Yamaha pada 2015, namun tetap tampil kompetitif dan berhasil meraih gelar juara dunia di musim 2016 sebelum akhirnya pindah tim.

  • Valentino Rossi juga pernah juara dunia bareng Honda di tahun 2003, walau merasa tidak dihargai karena tim lebih mengandalkan reputasi motor daripada skill sang pembalap.

  • Maverick Vinales bahkan lebih ekstrem. Ia memutus kontraknya lebih awal dengan Yamaha di 2021, setelah hubungan keduanya benar-benar memburuk. Ia sempat diskors karena diduga sengaja merusak mesin motor saat balapan di GP Styria.

Bagaimana Nasib Jorge Martin?

Manajer Jorge Martin, Albert Valera, mengatakan bahwa pembalapnya sudah "bebas" untuk musim 2026 dan membuka peluang pindah ke Honda. Tapi Aprilia langsung membantah dan siap membawa masalah ini ke pengadilan jika perlu.

Kini yang jadi pertanyaan besar: akankah Aprilia dan Martin bisa berdamai dan melanjutkan kerja sama, atau akan berakhir seperti kisah klasik MotoGP lainnya penuh drama dan perpisahan?

Konflik antara Jorge Martin dan Aprilia menambah daftar panjang kisah panas di balik layar MotoGP. Meski punya potensi besar di lintasan, hubungan personal dan profesional tetap jadi kunci. Akankah Martin tetap setia bersama Aprilia? Atau justru memulai babak baru di tim lain? Kita tunggu saja kelanjutannya di musim 2025!

Franco Morbidelli Bangkit di MotoGP 2025: Dari Terpuruk Bersama Yamaha ke Panggung Podium Bersama Ducati

Franco Morbidelli Bangkit di MotoGP 2025: Dari Terpuruk Bersama Yamaha ke Panggung Podium Bersama Ducati
Franco Morbidelli Bangkit di MotoGP 2025: Dari Terpuruk Bersama Yamaha ke Panggung Podium Bersama Ducati.

Perjalanan Karier Franco Morbidelli: Jatuh Bangun di MotoGP hingga Temukan Kembali Performanya

JAKARTA - Kalau kita bicara tentang pembalap MotoGP yang pernah melewati masa-masa sulit namun berhasil bangkit, nama Franco Morbidelli patut masuk daftar teratas. 

Pembalap asal Italia ini pernah meroket jadi runner-up MotoGP 2020 bareng tim satelit Petronas Yamaha saat itu cuma Joan Mir dari Suzuki yang bisa mengunggulinya. 

Tapi siapa sangka, semuanya berubah drastis ketika Morbidelli naik ke tim pabrikan Yamaha di pertengahan musim 2021.

Awal yang Indah, Tapi Berakhir Pahit di Yamaha

“Semuanya terasa indah seperti bunga mawar di awal karier saya di grand prix,” kata Morbidelli saat diwawancarai Crash.net.

Tapi semua berubah ketika ia dipromosikan ke tim utama Yamaha menggantikan Maverick Vinales. Alih-alih tampil lebih kompetitif, performanya justru menurun tajam. Morbidelli kesulitan bersaing dan kalah bersinar dari rekan setimnya, Fabio Quartararo. Ditambah lagi, motor Yamaha M1 saat itu mulai tertinggal dari motor-motor Eropa seperti Ducati dan KTM.

“Banyak yang menanti-nanti penampilan apik dari saya, tapi justru itu masa tersulit sepanjang karier saya,” ujar Morbidelli.

Ia mengaku selama tiga tahun terakhir—dari 2021 hingga 2023—seolah kehilangan sentuhan ajaibnya. Padahal semangat untuk tampil di posisi atas tak pernah padam. Yang terjadi hanyalah situasi sulit yang membuatnya tak bisa menunjukkan performa terbaiknya.

Dari Top 10 ke Podium Lagi: Perjalanan Mental dan Profesional

Franco juga menyadari bahwa perubahan drastis performa itu bikin banyak orang berpikir ia sudah kehilangan motivasi. Padahal, ia masih sangat ingin bersaing di lima besar MotoGP.

“Bukan berarti saya malas atau menyerah. Saya hanya harus menghadapi kondisi yang tidak mudah, dan itu bagian dari kehidupan pembalap,” jelasnya.

Menurutnya, 2021 adalah titik pertama ia benar-benar merasakan “tembok besar” dalam kariernya, setelah sebelumnya selalu mengalami perkembangan yang positif. Ia baru merasakannya di usia 25, sementara pembalap lain mungkin mengalaminya lebih cepat.

“Ini proses yang wajar. Dalam hidup, semua orang pasti pernah berada di titik sulit,” lanjutnya.

Meski tak mencapai ekspektasi publik, Morbidelli tetap menilai usahanya bersama Yamaha tidak buruk. Ia masih bisa bersaing untuk posisi 10 besar, bahkan sesekali menyentuh lima besar—sebuah pencapaian tersendiri mengingat motor Yamaha saat itu sedang tertinggal jauh dari pesaing.

“Sekarang pun yang bisa tampil maksimal hanya Fabio (Quartararo), dan itu menunjukkan betapa menantangnya motor itu,” tambahnya.

Bangkit Bersama Ducati, Siap Rebut Gelar?

Tinggalkan Yamaha, Morbidelli resmi bergabung dengan tim Pramac Ducati untuk musim 2024. Sayangnya, awal musim terganggu karena cedera kepala yang membuatnya absen dari seluruh sesi tes pra-musim. Namun begitu pulih, ia langsung tampil mengesankan.

Di Misano Sprint, ia sukses meraih podium—yang pertama sejak era Petronas. Ia pun menutup musim 2024 di posisi kesembilan klasemen dunia. Sebuah comeback yang pantas diacungi jempol.

Memasuki musim 2025, Pramac beralih ke Yamaha. Tapi Morbidelli memilih tetap bersama Ducati dan pindah ke tim VR46. Keputusan itu terbukti tepat.

Setelah 10 seri, Morbidelli sudah mengantongi dua podium dan kini berada di peringkat empat besar klasemen sementara MotoGP 2025. Ini jadi pencapaian terbaiknya sejak 2021, sekaligus sinyal kuat bahwa dirinya benar-benar kembali ke jalur juara.

Franco Morbidelli adalah bukti nyata bahwa semangat dan ketekunan bisa membalikkan keadaan. Dari keterpurukan bersama Yamaha, kini ia kembali bersinar bersama Ducati dan masuk jajaran kandidat juara dunia MotoGP 2025. Perjalanannya penuh pelajaran berharga, tak hanya bagi penggemar MotoGP, tapi juga siapa saja yang sedang menghadapi masa sulit. Karena seperti kata Morbidelli: “Ini semua bagian dari hidup. Dan saya belum selesai.”

Marc Marquez dan Alex Marquez Dominasi MotoGP, Tapi Kok Banyak yang Curiga? Ini Penjelasannya!

Marc Marquez dan Alex Marquez Dominasi MotoGP, Tapi Kok Banyak yang Curiga? Ini Penjelasannya!
Marc Marquez dan Alex Marquez Dominasi MotoGP, Tapi Kok Banyak yang Curiga? Ini Penjelasannya!

JAKARTA - Persaingan antara Marc Marquez dan adiknya, Alex Marquez, di MotoGP musim ini jadi sorotan tajam. Duo kakak beradik dari tim Gresini Racing ini tampil luar biasa dan berkali-kali finish di posisi satu dan dua, membuat banyak orang mulai bertanya-tanya: apakah Alex sengaja ‘ngalah’ kalau duel lawan sang kakak?

Bayangin aja, dari 20 balapan yang sudah digelar tahun ini (10 Sprint Race dan 10 Grand Prix), mereka finish 1-2 sebanyak 14 kali! Dan menariknya, Marc selalu menang dalam duel tersebut, kecuali sekali saat Alex berhasil unggul di Sprint Race Silverstone.

Kecurigaan Muncul Usai GP Italia

Setelah GP Italia di Mugello, di mana Marc finish di depan Alex dengan selisih hampir dua detik, banyak kritik mulai bermunculan. Beberapa pengamat MotoGP menilai Alex terlihat seperti menahan diri ketika berhadapan dengan kakaknya sendiri, berbeda saat ia bertarung melawan pembalap lain seperti Francesco Bagnaia.

Hal ini makin ramai dibicarakan karena di Sprint Race akhir pekan lalu mereka kembali finish 1-2. Sayangnya, di balapan utama, Alex harus keluar lintasan lebih awal setelah kecelakaan dengan Pedro Acosta yang menyebabkan tangannya patah.

Marc Marquez pun angkat bicara. Ia kesal karena dianggap adiknya tidak bertarung maksimal saat melawannya. Marc menjelaskan bahwa dirinya justru menggunakan banyak strategi bertahan agar pembalap lain, termasuk Alex, kesulitan menyalip.

Pendapat Para Eks Rider MotoGP

Michael Laverty dan Sylvain Guintoli, dua mantan pembalap MotoGP yang kini menjadi analis, turut memberikan pendapat mereka.

Laverty, yang pernah ikut 37 balapan MotoGP, menilai bahwa motor MotoGP terlalu besar dan cepat, membuat Alex sulit mencari celah untuk menyalip.

“Kalau di World Superbike, setelah tikungan cepat di Turn 12 masih bisa cari celah. Tapi di MotoGP, trek lurusnya terlalu pendek dan motornya lebih lebar. Sulit banget untuk menyodok masuk,” kata Laverty kepada TNT Sports.

Ia juga menyebut bahwa di beberapa momen, Alex sebenarnya hampir bisa mencoba menyalip, tapi kemungkinan besar ia berpikir itu belum waktunya dan memilih menunggu momen yang lebih pas, seperti di lap terakhir.

Sementara itu, Guintoli menambahkan bahwa faktor aerodinamika juga bikin motor MotoGP susah dikendalikan saat kecepatan tinggi. Motor lebih cenderung ‘ngotot’ jalan lurus, jadi manuver tajam jadi makin sulit.

“Dengan beban aero seperti itu, motor jadi sulit dibelokkan. Apalagi di kecepatan tinggi. Saya rasa Alex memang nggak punya peluang buat nyalip,” ujar Guintoli.

Marc Marquez: Kecelakaan, Cedera, Tapi Masih Menang!

Balapan di Sirkuit Assen, Belanda, jadi bukti mental baja Marc Marquez. Meski sempat dua kali jatuh di sesi latihan Jumat dan performa kualifikasinya juga kurang oke—Marc hanya start dari posisi keempat dia tetap berhasil memenangi Sprint Race hari Sabtu.

“Dia sempat jatuh parah dua kali dan jelas-jelas kesakitan. Tapi dia bangkit dan menang di Sprint Race. Gila banget sih performanya,” puji Guintoli.

Nggak berhenti sampai di situ, Marc bahkan sukses menyapu bersih dengan kemenangan di balapan utama hari Minggu, yang jadi kemenangan perdananya di Dutch TT sejak tahun 2018!

Jadi, apakah Alex sengaja ngalah sama kakaknya? Menurut para pakar, kecil kemungkinan. Faktor teknis seperti ukuran motor, aerodinamika, hingga kondisi trek jadi penghalang utama. Alex bukan tidak mau menyalip, tapi memang sangat sulit mencari celah di tengah ketatnya persaingan dan teknologi MotoGP yang makin kompleks.

Untuk kamu penggemar MotoGP, jangan lewatkan aksi seru mereka di race berikutnya. Semua balapan MotoGP, World Superbike, dan balap motor lainnya bisa kamu tonton di TNT Sports dan discovery+!

Ducati Hadiahi Pecco Bagnaia Motor Flat Track Spesial untuk Latihan di Ranch Valentino Rossi

Ducati Hadiahi Pecco Bagnaia Motor Flat Track Spesial untuk Latihan di Ranch Valentino Rossi
Ducati Hadiahi Pecco Bagnaia Motor Flat Track Spesial untuk Latihan di Ranch Valentino Rossi.

JAKARTA - Ducati baru saja memberikan kejutan spesial untuk pembalap andalannya, Pecco Bagnaia. Demi mendongkrak performa sang juara bertahan MotoGP yang sedang kesulitan, pabrikan asal Italia ini menghadiahkan sebuah motor flat track edisi khusus: Desmo450 MX.

Motor ini bukan sembarang motor, lho. Desmo450 MX dirancang khusus dengan suspensi dan kit roda yang sudah disesuaikan untuk lintasan flat track. Artinya, saat Bagnaia kembali berlatih di ranch milik Valentino Rossi di Tavullia, ia bakal menggunakan motor Ducati yang benar-benar unik dan beda dari yang lain.

Ini jelas jadi kabar menarik, apalagi dengan performa Bagnaia yang belum stabil di musim 2025 ini. Semua mata kini tertuju ke markas VR46—bukan hanya karena tempat latihan legendarisnya, tapi juga karena penasaran melihat aksi Bagnaia menggeber motor baru ini.

Performa Masih Naik Turun, Bagnaia Perlu Dorongan Tambahan

Sejauh ini, perjalanan Bagnaia di musim ini memang belum sesuai harapan. Ia tampak kesulitan menjinakkan motor Ducati versi terbaru (spesifikasi 2025), bahkan dibandingkan dengan rekan setim barunya, Marc Marquez, yang justru langsung nyetel dengan motor pabrikan tersebut.

Yang lebih mengejutkan, Bagnaia bahkan kalah cepat dari Alex Marquez dari tim Gresini, yang hanya memakai motor versi tahun lalu. Saat ini, Bagnaia tertinggal 126 poin dari Marc Marquez yang memimpin klasemen MotoGP, dan juga 58 poin dari Alex Marquez yang berada di posisi kedua.

Meski begitu, ada sedikit titik terang. Di seri terakhir yang digelar di Assen, Bagnaia berhasil naik podium. Hasil tersebut diharapkan bisa mengangkat kembali semangat dan kepercayaan dirinya.

Namun perjuangan belum selesai. Selanjutnya, Bagnaia akan berlaga di Sachsenring, sirkuit yang dikenal sebagai ‘kandangnya’ Marc Marquez. Tantangan ini jelas berat, tapi bisa menjadi momen pembuktian apakah latihan ekstra dengan motor flat track barunya bisa membawa perubahan nyata.

Apakah hadiah spesial dari Ducati ini akan menjadi titik balik bagi Pecco Bagnaia di sisa musim ini? Patut dinantikan!

Jorge Martin Masih Absen di MotoGP, Aprilia Targetkan Comeback di Brno

Jorge Martin Masih Absen di MotoGP, Aprilia Targetkan Comeback di Brno
Jorge Martin Masih Absen di MotoGP, Aprilia Targetkan Comeback di Brno.

JAKARTA - Musim 2025 ini benar-benar jadi tantangan berat buat Jorge Martin. Belum juga mulai balapan secara penuh, rider anyar Aprilia ini sudah lebih dulu berkutat dengan berbagai cedera yang bikin dia harus absen dari beberapa seri penting MotoGP.

Martin awalnya mengalami cedera cukup parah saat tes pramusim pertama di Sirkuit Sepang. Belum pulih benar, dia kembali celaka saat latihan pribadi hanya beberapa hari sebelum balapan pembuka di Buriram. Baru pada seri keempat di Lusail, Martin akhirnya menjalani debut resminya bersama Aprilia. Sayangnya, nasib belum berpihak padanya. Di sirkuit Qatar itu, ia kembali mengalami cedera dan harus menepi lagi hingga saat ini.

Regulasi Baru Bikin Jalan Pulang Lebih Mudah

Ada kabar baik meski belum terlalu menggembirakan. Berkat dorongan dari Aprilia, regulasi baru kini memperbolehkan pembalap yang cedera untuk menjalani satu hari sesi tes sebelum mereka kembali balapan. Ini jadi angin segar buat Martin untuk bisa kembali menyesuaikan diri dengan motor dan ritme balapan.

Sayangnya, tim medis Aprilia baru saja mengonfirmasi bahwa Martin masih belum bisa ikut MotoGP Jerman yang digelar pada 11–13 Juli mendatang. Pemeriksaan medis lanjutan dijadwalkan dilakukan minggu depan untuk menentukan kapan dia benar-benar siap kembali.

Comeback Ditargetkan di GP Ceko, Brno

Massimo Rivola, Direktur Aprilia Racing, menyampaikan bahwa pihak tim sebenarnya sudah menyiapkan sesi tes untuk Martin di Misano pada 9 Juli, tapi itu batal karena kondisi fisiknya belum memungkinkan.

“Kalau kondisinya membaik, kami akan duduk bareng dan diskusi soal kapan dia siap kembali balapan,” ungkap Rivola kepada TNT Sports. “Brno bisa jadi target yang masuk akal. Tapi ya, kita harus ambil langkah demi langkah.”

MotoGP Ceko di Brno sendiri akan berlangsung pada 18–20 Juli dan jadi seri terakhir sebelum jeda musim selama satu bulan. Jadi, jika Martin bisa comeback di sana, itu bakal jadi momen pas buat memulihkan kondisi fisik dan mental sebelum paruh musim kedua dimulai.

“Di Qatar kemarin, dia sudah lama nggak naik motor. Sekarang, kalau dia bisa kembali dan tampil kompetitif, itu sudah jadi langkah besar,” tambah Rivola.

Drama Masa Depan Jorge Martin Masih Bergulir

Kembalinya Martin ke paddock Aprilia nanti kemungkinan besar akan diselimuti isu panas seputar masa depannya. Kabarnya, Martin ingin hengkang dari Aprilia meski masih terikat kontrak satu tahun lagi. Bahkan, manajernya sudah menyatakan bahwa Martin bebas untuk negosiasi dengan tim rival.

Tentu saja Aprilia langsung membantah klaim tersebut. Rivola sendiri bilang, kalau sampai masalah ini harus diselesaikan di meja hijau, dia bakal tetap santai dan siap menghadapinya.

Follow terus kabar MotoGP terbaru hanya di Borneotribun.com, tempatnya berita balap motor terkini dan terpercaya!ikel ini juga dalam versi bahasa Inggris atau ingin format khusus untuk blog, tinggal bilang ya!

Fabio Di Giannantonio Bersinar di MotoGP Bersama Tim VR46, Dapat Dukungan Langsung dari Valentino Rossi

Fabio Di Giannantonio Bersinar di MotoGP Bersama Tim VR46, Dapat Dukungan Langsung dari Valentino Rossi
Fabio Di Giannantonio Bersinar di MotoGP Bersama Tim VR46, Dapat Dukungan Langsung dari Valentino Rossi.

JAKARTA - Fabio Di Giannantonio akhirnya mencetak podium pertamanya di Mugello dalam ajang MotoGP, dan yang bikin momen ini makin spesial: ia melakukannya bersama tim milik legenda MotoGP, Valentino Rossi VR46 Racing Team!

Dalam balapan penuh gengsi di kampung halamannya, Italia, Di Giannantonio berhasil finis di posisi ketiga, bahkan mengungguli pembalap pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia. Ini jadi podium keduanya di MotoGP, setelah sebelumnya juga naik podium di Circuit of The Americas (COTA). Tapi podium kali ini, di depan publik sendiri dan disaksikan langsung oleh "The Doctor", jelas punya makna lebih.

“Podium di Mugello itu luar biasa. Di depan keluarga dan fans sendiri, rasanya nggak bisa digambarkan. Ini jadi bukti kalau kami masih bisa bersaing di level atas,” kata Diggia, panggilan akrabnya.

Valentino Rossi: Sumber Energi dan Motivasi

Diggia juga mengungkap betapa besar pengaruh kehadiran Valentino Rossi di tim. Menurutnya, aura sang legenda bisa dirasakan di paddock, dan nasihat-nasihat Rossi jadi penyemangat tersendiri.

“Kehadiran Vale bikin akhir pekan itu terasa istimewa. Memang nggak ada pesta karena dia harus pulang ke anak-anaknya, tapi saya senang bisa kasih hasil manis untuknya,” ujar Diggia sambil tertawa.

Ia menambahkan, setiap kali Rossi hadir, justru performanya sering nggak maksimal. Tapi kali ini beda: mereka bisa meraih podium bersama!

“Rossi nggak pernah bikin tekanan. Dia justru kasih banyak bantuan dan pengalaman. Hal terbaik dari Vale itu, dia bikin segalanya terasa lebih mudah. Jadi pembelajaran dari dia benar-benar membantu saya berkembang,” jelasnya.

Musim Terbaik Diggia di MotoGP

Musim 2025 bisa dibilang jadi tahun terbaik bagi Di Giannantonio sejauh ini. Setelah 10 seri berjalan, ia duduk di posisi kelima klasemen sementara dengan 136 poin. Ia sudah mengoleksi tiga podium: dua di COTA dan Mugello, serta satu podium Sprint Race di Silverstone.

Namun, masalah utama Diggia ada di sesi kualifikasi. Dari 10 balapan, ia hanya sekali start dari baris depan di COTA, serta dua kali dari baris kedua (Argentina dan Qatar). Ia menyadari bahwa setup motornya lebih fokus untuk performa tengah hingga akhir balapan, terutama dalam hal manajemen ban.

“Kami kerja keras agar motor lebih kuat di akhir balapan. Saya memang cukup jago dalam menjaga ban. Tapi karena itu, kami agak kehilangan performa saat time attack di kualifikasi,” ungkapnya.

Target selanjutnya bagi Diggia adalah mencari titik tengah: performa kualifikasi bagus tapi tetap kuat hingga akhir balapan.

Diggia Gunakan Motor Ducati GP25, Tapi...

Menariknya, Diggia adalah salah satu dari sedikit pembalap yang menggunakan motor Ducati GP25, bersama dua bintang utama Ducati, Marc Marquez dan Francesco Bagnaia. Tapi menurutnya, perbedaan antara GP25 dan versi sebelumnya (GP24) nyaris tidak terasa.

“Kalau dibanding tahun lalu, perbedaan antara GP23 dan GP24 cukup signifikan. Tapi sekarang, GP25 dan GP24 itu hampir sama. Bisa dibilang Ducati punya enam pembalap pabrikan di lintasan,” jelas Diggia.

“Ducati terus membawa pembaruan demi mengalahkan kompetitor. Tapi meski kami pakai motor pabrikan, bukan berarti otomatis dapat podium. Persaingan sangat ketat.”

Awal Musim yang Penuh Tantangan

Diggia juga mengungkap bahwa awal musim ini cukup berat baginya. Usai sembuh dari cedera tahun lalu, ia kembali mengalami insiden saat sesi tes di Sepang, Malaysia. Namun ia tetap bisa tampil di seri pembuka di Buriram, Thailand, dan finis di posisi 10 besar.

“Awal musim benar-benar kacau buat saya karena cedera, dan kami juga sempat kehilangan arah dalam setting motor. Tapi sekarang kami perlahan kembali ke jalur yang benar,” katanya.

GP25: Motor Terbaik, Tapi Tak Sempurna

Meskipun GP25 disebut sebagai motor terbaik yang pernah ia tunggangi, Diggia mengaku masih ada masalah, terutama pada bagian depan motor—masalah yang juga dikeluhkan Bagnaia. Namun, performa secara keseluruhan tetap meningkat.

“GP25 ini motor terbaik yang pernah saya kendarai. Bahkan saat performa saya jelek, catatan waktunya tetap lebih baik dibanding saat pakai GP23,” pungkasnya.

Fabio Di Giannantonio menunjukkan perkembangan luar biasa di musim ini. Dengan dukungan langsung dari Valentino Rossi dan performa solid di atas Ducati GP25, Diggia berpotensi menjadi salah satu penantang serius di MotoGP. Tantangannya kini adalah memperbaiki hasil kualifikasi agar bisa bertarung sejak awal balapan.