PBB: Kerusuhan di Haiti Perburuk Krisis Kemanusiaan | Borneotribun.com -->

Sabtu, 10 Juli 2021

PBB: Kerusuhan di Haiti Perburuk Krisis Kemanusiaan

PBB: Kerusuhan di Haiti Perburuk Krisis Kemanusiaan
Juru bicara PBB, Stéphane Dujarric.

BORNEOTRIBUN - Juru bicara PBB, Stephane Dujarric hari Jumat (9/7) mengatakan seorang utusan khusus badan dunia itu telah menghubungi para pemimpin Haiti untuk menyerukan dicapainya “kompromi politik inklusif guna menjaga stabilitas dan memetakan jalan ke depan.” 

Pernyataan ini disampaikan dua hari setelah pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise oleh sejumlah tersangka tentara bayaran.

“Utusan Khusus Sekjen PBB Helen La Lime telah menghubungi para pemimpin Haiti dan tokoh-tokoh lain yang berselisih di sana untuk menekankan perlunya mencapai kompromi politik yang inklusif guna menjaga stablitas dan memetakan jalan ke depan bagi Haiti. Solusi untuk tantangan Haiti akan datang dari Haiti sendiri. Kami terus mendukung Haiti dan rakyatnya.” 

Dujarric menambahkan penerbangan bantuan kemanusiaan telah dibatalkan minggu ini karena masalah keamanan. Lebih jauh Dujaric mengatakan akibat pembunuhan itu, upaya mengatasi lonjakan kasus virus corona menjadi berisiko.

“Situasi ini juga mengancam upaya memberikan bantuan kemanusiaan, khususnya makanan dan air bersih, pada orang-orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat yang lebih aman karena serangan-serangan kelompok kriminal. Beberapa penerbangan bantuan 'UN Humanitarian Air Service' pada tanggal 7 dan 8 Juli telah dibatalkan dan Departemen Keamanan dan Keselamatan PBB telah membatasi perjalanan darat staf kemanusiaan PBB," ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa anggota-anggota Humanitarian Country Team sedang mengkaji kesiapsiagaan dan rencana kontijensi.

Organisasi Migrasi Internasional IOM dan mitra-mitra kemanusiaan kami memperkirakan, hingga 4 Juli lalu sekitar 18.000 orang terpaksa mengungsi dari daerah metropolitan Port-au-Prince.

Dari jumlah itu 14.700 orang telah mengungsi sejak pecahnya bentrokan antar kelompok pada awal Juni.

Mitra-mitra kami untuk urusan kemanusiaan sedang merancang strategi dan anggaran untuk mendukung strategi itu.

Pihak berwenang Haiti telah menangkap lebih banyak tersangka dalam insiden pembunuhan Presiden Jovenel Moise, dengan menyerbu Kedutaan Besar Taiwan di mana beberapa tersangka diyakini berlindung di sana.

Dua warga Amerika keturunan Haiti dan sejumlah mantan tentara Kolombia yang diduga terkait dengan plot itu juga telah ditangkap.

Kepala Polisi Nasional Haiti Leon Charles mengatakan secara keseluruhan 17 orang telah ditahan dan 8 lainnya sedang dicari. [em/pp]

VOA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar