Budapest Pride Dilarang Orbán, Tapi Rakyatnya Ngamuk: "Gue Nggak Akan Nurut Lu!" | Borneotribun

Minggu, 29 Juni 2025

Budapest Pride Dilarang Orbán, Tapi Rakyatnya Ngamuk: "Gue Nggak Akan Nurut Lu!"

Budapest Pride Dilarang Orbán, Tapi Rakyatnya Ngamuk: "Gue Nggak Akan Nurut Lu!"
Budapest Pride Dilarang Orbán, Tapi Rakyatnya Ngamuk: "Gue Nggak Akan Nurut Lu!"

Kata siapa cinta nggak bisa jadi aksi perlawanan? Di Budapest, Hungaria, ribuan warga tumpah ruah ke jalanan buat nunjukin satu hal: mereka nggak bakal tinggal diam saat hak-hak mereka dirampas. 

Semua ini gegara Perdana Menteri Viktor Orbán secara resmi melarang gelaran Budapest Pride. 

Tapi reaksi warganya? "F*ck you, I won't do what you tell me!" Suara yang membahana kayak konser rock di tengah ibukota.

Dan tahu nggak? Massa terus mengalir selama satu setengah jam penuh, padahal acaranya udah resmi dilarang. Bukan cuma protes biasa, tapi bentuk perlawanan yang ngena banget. Salah satu warga bilang, “Hari itu nggak bakal gue lupain seumur hidup.”

Orbán: Anti-LGBT atau Cuma Main Politik?

Orban emang terkenal dengan sikap anti-LGBT dan gaya kepemimpinan konservatifnya. Tapi menurut netizen, banyak yang percaya kalau sikap ini cuma strategi politik. Komentar dari akun Wide-Annual-4858 bilang:

"Orbán nggak punya prinsip. Dia nggak beneran peduli soal LGBT, liberalisme, NGO, atau bahkan Soros. Semua itu cuma alat buat jaga kekuasaan."

Yup, bukan soal ideologi, tapi soal cara mempertahankan posisi di kursi empuk pemerintahan. Ngerti banget gimana cara mainin opini publik. Kayak ngejual isu biar rating-nya naik terus.

Rakyat Balik Serang dengan Kreativitas

Di media sosial, banyak yang nyindir Orbán dengan gaya sarkas penuh kreativitas. SwingJugend misalnya, nyeletuk:

"Gue harap pemimpin-pemimpin negara lain ngirim surat selamat ke Orbán karena udah 'sukses' nyelenggarain pride parade sebesar itu. Pasti dia lagi gigit jari sekarang."

Sentilan ini bukan cuma lucu, tapi nyakitin juga—karena kenyataannya, walau dilarang, Budapest Pride justru makin besar, makin semangat, dan makin terlihat. Dilarang? Dibalas rame-rame.

Privilege dan Perjuangan yang Nggak Merata

Obrolan makin menarik ketika masuk ke topik soal privilege. Akun orbital_narwhal bilang bahwa mereka yang tajir bisa aja ngelindungin diri dari diskriminasi. 

Misalnya kaya raya kayak Peter Thiel, walaupun gay, tetap bisa kuat karena punya uang buat bayar bodyguard, pengacara, sampe detektif pribadi.

“Kalau ada fanatik agama yang ngancam, tinggal bangun pagar lebih tinggi atau sewa orang buat ngusut. Polisi sih biasanya males nanggepin.”

Di sini kelihatan banget kalau perjuangan LGBTQ+ juga soal kelas sosial. Nggak semua orang punya privilege buat lawan balik tekanan.

Kasus Serupa: Slovakia Juga Gitu

Ternyata, bukan cuma di Hungaria. Akun Low-Cauliflower-7061 cerita kalau di Slovakia juga mirip. Presidennya gay, tapi tetap dipilih sama kaum konservatif. Lucunya, semua orang tahu soal orientasinya, tapi masih menang juga.

Artinya? Masyarakat itu kompleks. Kadang mereka milih pemimpin bukan karena nilai atau prinsip, tapi karena persona, janji politik, atau sekadar “yang penting bukan lawannya.”

Cinta, Perlawanan, dan Politik

Budapest Pride yang dilarang Orbán justru jadi titik balik: rakyatnya makin berani, makin kenceng bersuara. Mereka bilang: "Kami nggak bisa dilarang untuk cinta. Kami nggak akan diam.”

Dan kamu tahu apa yang lebih powerful dari parade yang dibubarkan? Parade yang terus jalan walau dilarang. Karena cinta nggak bisa dibungkam, apalagi kalau rakyat udah muak dijajah opini politik.

  

Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Tombol Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.