Berita Borneotribun: Francesco Bagnaia Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Francesco Bagnaia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Francesco Bagnaia. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Juni 2025

Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!

Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!
Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!

JAKARTA - Pecco Bagnaia akhirnya buka suara soal rumor yang sempat ramai di media sosial soal kemungkinan dirinya pindah ke Yamaha musim depan. Meski kontraknya bareng Ducati masih berlaku sampai akhir 2026, nama Bagnaia sempat disebut-sebut sebagai target impian Yamaha.

Rumor ini awalnya berhembus dari media Italia yang menyebut Yamaha ingin merekrut Bagnaia sebagai gebrakan besar mereka. Tapi Bagnaia dengan santai membantah semua itu saat sesi MotoGP Aragon.

“Saya juga bingung kok bisa ada kabar begitu,” kata Bagnaia setelah sesi latihan hari Jumat. “Dari dulu saya selalu bilang, kalau saya sudah teken kontrak, saya akan komit sampai akhir. Nggak bakal saya langgar. Itu prinsip saya.”

Bagnaia juga menegaskan kalau hubungannya dengan Ducati sangat kuat dan mereka sama-sama ingin terus bekerja sama, bahkan setelah kontrak saat ini selesai.

“Saya dan Ducati saling ingin terus bareng. Saya juga sering lihat postingan editan saya pakai baju balap biru [warna khas Yamaha], tapi semua itu cuma khayalan aja.”

Bagnaia juga sadar, di saat performanya sedang naik-turun, banyak spekulasi bisa bermunculan. Tapi dia menegaskan, kondisi sekarang bukan berarti dia akan cabut.

Perjuangan Setting Motor Ducati GP25 di Aragon

Di MotoGP Aragon, Bagnaia terus mencoba berbagai pengaturan motor dan gaya balap demi memaksimalkan potensi Ducati GP25. Dia sempat menjajal suspensi depan model ‘long forks’ dari Ohlins, tapi hasilnya belum terlalu berbeda dari sebelumnya.

“Hari ini kita coba suspensi panjang, tapi rasanya kurang lebih sama,” jelasnya. “Masalah utama saya ada di kecepatan masuk tikungan. Dari awal musim, itu yang bikin saya kesulitan.”

Menurut Bagnaia, trek di Aragon punya grip yang sangat rendah. Hal itu makin menyulitkan karena membuatnya kurang percaya diri saat masuk tikungan cepat.

“Begitu saya coba masuk lebih kencang, ban depan malah sering kehilangan cengkeraman. Apalagi saat pakai ban belakang soft untuk time attack, malah makin parah.”

Dengan ban belakang medium, Bagnaia merasa lebih stabil dan konsisten. Meski masih tertinggal dari Marc Marquez yang tampil luar biasa jarak waktunya dengan pembalap lain cukup dekat.

“Pasang ban belakang soft, saya malah makin banyak masalah. Understeer makin terasa, dan front locking juga makin sering.”

Ubah Gaya Balap Demi Adaptasi

Bagnaia juga sedang berusaha meninggalkan gaya balap lamanya yang terkenal agresif saat pengereman. Menurutnya, pendekatan itu tidak cocok lagi dengan karakter GP25.

“Dulu saya selalu ngerem sekuat mungkin, tapi sekarang malah sering kehilangan grip ban depan. Bahkan hari ini sempat 30 meter ban depan ngunci. Jadi saya harus coba cara lain.”

Meskipun tantangan teknis masih banyak, Bagnaia tetap optimistis. Targetnya untuk akhir pekan ini masih sama: menang.

“Saya selalu optimis. Kadang perubahan kecil bisa berdampak besar. Targetnya sih bisa start dari baris depan dan coba menang balapan.”

Fokus ke Detail, Bersaing Lawan Marc Marquez

Bagnaia menyadari Marc Marquez jadi rival paling tangguh di Aragon kali ini. Terutama di sektor 2, Marquez bisa unggul sampai lima persepuluh detik. Tapi Bagnaia percaya, dengan terus fokus dan kerja keras, peluang menang tetap ada.

“Kita tahu Marc luar biasa di sini. Tapi kita juga tahu potensinya ada, tinggal cari cara yang pas buat saya.”

Soal sesi kualifikasi nanti, Bagnaia juga menyoroti pentingnya posisi start. Selain dekat ke depan, dia berharap bisa menempati sisi trek yang punya grip lebih baik.

“Kita udah bahas soal grid di Safety Commission. Bukan cuma soal debu, tapi grip di beberapa bagian grid memang rendah banget. Tadi aja sempat spin waktu start dari posisi ketiga.”

Meski diterpa rumor soal pindah ke Yamaha, Pecco Bagnaia tetap setia pada Ducati dan fokus penuh di MotoGP Aragon. Ia terus melakukan penyesuaian demi mengeluarkan potensi terbaik dari motornya, sambil bersaing ketat dengan rival-rival tangguh seperti Marc Marquez.

Kata Kunci SEO: Pecco Bagnaia, Ducati MotoGP, Yamaha MotoGP, MotoGP Aragon, Rumor Transfer MotoGP, Marc Marquez, Ducati GP25

Kalau kamu fans MotoGP, pantengin terus perjuangan Bagnaia dan drama seru lainnya musim ini ya!

Minggu, 01 Juni 2025

Yamaha Incar Pecco Bagnaia untuk 2026? Spekulasi Mengejutkan dari Paddock MotoGP!

Yamaha Incar Pecco Bagnaia untuk 2026? Spekulasi Mengejutkan dari Paddock MotoGP!
Yamaha Incar Pecco Bagnaia untuk 2026? Spekulasi Mengejutkan dari Paddock MotoGP!

JAKARTA -- Di tengah panasnya atmosfer MotoGP, muncul kabar yang cukup bikin heboh: Yamaha katanya sedang bermimpi untuk membajak Pecco Bagnaia dari Ducati pada musim 2026! Yup, kamu nggak salah baca pembalap utama Ducati yang dikenal setia itu ternyata sedang jadi target utama tim rival.

Kabar ini pertama kali mencuat dari laporan Sky Italia, yang menyebut kalau Yamaha ingin menyandingkan Bagnaia dengan Fabio Quartararo. Sekilas kedengarannya kayak mimpi di siang bolong, ya? Tapi tunggu dulu, ada hal menarik yang bikin isu ini jadi makin panas.

Komentar Bagnaia yang Penuh Tanda Tanya

Minggu lalu, di GP Inggris di Silverstone, Bagnaia sempat ngomong serius ke Jorge Martin soal pentingnya menghormati kontrak. Saat itu, Martin lagi dikaitkan dengan kemungkinan hengkang dari Aprilia. Tapi, banyak yang merasa komentar Bagnaia itu terlalu "keras" untuk sekadar nasihat biasa—padahal dia punya hubungan baik sama Martin.

Nah, di situlah muncul spekulasi kalau omongan Bagnaia itu sebenarnya punya makna tersembunyi. Jack Appleyard, reporter Dorna yang ada di paddock, bilang begini:

“Ada rumor dari media Italia bahwa Yamaha punya mimpi besar di 2026 mereka ingin menggaet Bagnaia dan menjadikannya tandem Quartararo. Kedengarannya gila, tapi ucapan Bagnaia minggu lalu itu kayak sinyal halus ke Ducati: ‘Gue udah tanda tangan kontrak, dan gue bakal tetap di sini meskipun lagi sulit’.”

Sejak awal musim, performa Bagnaia memang nggak segemilang tahun-tahun sebelumnya. Dia sekarang tertinggal 72 poin dari Marc Marquez, yang justru makin gacor bareng Ducati juga. Parahnya lagi, Bagnaia terus mengeluh soal motor versi 2025 yang katanya nggak ngasih “rasa” di bagian depan motor hal yang krusial buat pembalap sekelas dia.

Di Silverstone, Bagnaia bahkan sempat bilang: “Gue bukan penyihir, gue nggak bisa bikin keajaiban.”

Ucapan itu menunjukkan kalau frustrasi udah mulai numpuk. Gigi Dall’Igna, salah satu petinggi Ducati, juga udah angkat suara dan minta semua tim bekerja keras bantu Bagnaia keluar dari krisis performa ini.

Secara resmi, Bagnaia dan rekan setimnya Marc Marquez masih terikat kontrak sama Ducati sampai tahun 2026. Jadi, secara teknis, peluang untuk pindah masih jauh. Tapi seperti yang kita tahu, dunia MotoGP itu penuh kejutan. Apalagi kalau performa terus menurun, bukan nggak mungkin keputusan besar diambil sebelum waktunya.

Dan yang bikin makin seru, kabar soal Yamaha ini datang justru di saat Bagnaia lagi dalam masa terlemahnya selama jadi pembalap pabrikan Ducati. Bisa jadi ini cara Yamaha buat nyalip di tikungan tajam merebut Bagnaia saat dia mulai goyah.

Jumat, 30 Mei 2025

Pecco Bagnaia Gabung Yamaha? Mimpi Besar yang Masih Sulit Jadi Nyata

Pecco Bagnaia Gabung Yamaha? Mimpi Besar yang Masih Sulit Jadi Nyata
Pecco Bagnaia Gabung Yamaha? Mimpi Besar yang Masih Sulit Jadi Nyata.

JAKARTA -- Belakangan ini, rumor tentang Pecco Bagnaia pindah ke Yamaha makin ramai diperbincangkan. Banyak yang bertanya-tanya, mungkinkah pembalap andalan Ducati itu benar-benar tertarik untuk membalap bersama tim asal Jepang tersebut? 

Tapi kalau kita lihat situasinya lebih dalam, ada banyak "tembok tinggi" yang harus dilewati dulu – baik dari sisi kontrak, loyalitas, maupun filosofi balap itu sendiri.

Kenapa Yamaha Masih Pede?

Mungkin karena performa Bagnaia di awal musim 2025 ini sedikit naik turun. Motor Desmosedici GP25 yang ia tunggangi belum sepenuhnya memberikan rasa percaya diri seperti musim-musim sebelumnya. 

Beberapa kali ia gagal finis, dan hasilnya, poin-poin penting melayang begitu saja. Tapi meskipun begitu, Pecco masih mampu bertahan di posisi ketiga klasemen sementara bukan hal yang bisa dianggap remeh, ya!

Namun, bagi Yamaha, kondisi ini mungkin dianggap sebagai "celah kecil" di balik baju zirah Pecco. Celah inilah yang mereka coba manfaatkan untuk masuk dan menawarkan mimpi besar: jadi pembalap utama di proyek kebangkitan Yamaha.

Yamaha Sedang Bangkit!

Yamaha sendiri lagi dalam mode ‘comeback’. Mereka punya banyak hal positif yang sedang dikembangkan:

  • Fabio Quartararo mulai menunjukkan performa bagus lagi

  • Toprak Razgatlioglu kabarnya bakal gabung Pramac Yamaha

  • Mesin baru V4 sedang dalam tahap pengembangan

  • Secara umum, Yamaha terlihat lebih siap dan kompetitif dibanding tahun-tahun sebelumnya

Buat Yamaha, kehadiran Bagnaia bakal jadi simbol utama dari “era baru” mereka. Ibaratnya, itu kayak menaruh bintang utama di atas panggung yang baru dibangun kembali.

Masalahnya, loyalitas Pecco ke Ducati bukan main-main. Dia udah jadi ikon tim dari Borgo Panigale itu. 

Selain itu, secara filosofi, Ducati dan Yamaha juga punya pendekatan teknis yang berbeda. Bahkan jika Yamaha berani menawarkan segalanya dari segi gaji, teknologi, hingga struktur tim belum tentu bisa menggoyahkan keyakinan Pecco.

Belum lagi urusan kontrak. Status Pecco sekarang sangat solid di Ducati, dan dia jelas punya peran penting dalam pengembangan motor. Jadi buat sekarang, sepertinya pindah ke Yamaha masih jadi sesuatu yang sangat sulit diwujudkan.

Yamaha memang sedang bangkit dan punya ambisi besar untuk kembali berjaya di MotoGP. Tapi berharap Pecco Bagnaia meninggalkan Ducati dan jadi ujung tombak Yamaha mungkin masih terlalu dini. 

Saat ini, mimpi melihat Bagnaia mengenakan warna biru khas Yamaha lebih mirip angan-angan daripada rencana nyata.

Senin, 26 Mei 2025

Francesco Bagnaia Alami Crash Setelah Red Flag di MotoGP Inggris, Ini Penyebabnya

Francesco Bagnaia Alami Crash Setelah Red Flag di MotoGP Inggris, Ini Penyebabnya
Francesco Bagnaia Alami Crash Setelah Red Flag di MotoGP Inggris, Ini Penyebabnya.

JAKARTA - Pada balapan MotoGP Inggris 2025, Francesco Bagnaia mengalami perubahan drastis dalam performanya yang berujung pada kecelakaan setelah red flag keluar. 

Pebalap Ducati Lenovo Team tersebut awalnya berada di posisi kedua di belakang Fabio Quartararo, namun kondisi balapan berubah setelah insiden Marc Marquez dan pergantian ban belakang saat restart.

Pada sesi awal balapan, Bagnaia mengaku merasa nyaman dan memiliki grip yang baik pada ban belakang motornya. 

Setelah kecelakaan yang melibatkan Marc Marquez, Bagnaia berhasil menjaga jarak dengan pembalap di belakang dan bersaing ketat dengan Quartararo. 

Namun, ketika balapan dihentikan sementara karena red flag dan dilanjutkan kembali, tim Ducati memutuskan mengganti ban belakang Bagnaia.

Sayangnya, keputusan ini membawa dampak negatif. Bagnaia kehilangan feeling dengan motornya dan mengalami banyak kesulitan menjaga traksi dan stabilitas. 

Dalam beberapa lap, pebalap asal Italia ini terus mengalami selip dan kehilangan posisi ke banyak pesaing. Pada akhirnya, Bagnaia terjatuh saat memasuki tikungan tujuh.

Bagnaia menjelaskan kronologi kecelakaannya, “Saat saya mencoba menikung lebih dalam, ban belakang kehilangan cengkeraman dan saya jatuh. Kondisi sudah sulit, dan masalah teknis ini memperparah situasi.”

Masalah utama yang dihadapi Bagnaia adalah hilangnya traksi ban belakang, yang membuatnya sulit untuk melakukan kemiringan motor yang optimal. 

Ia mengatakan, “Ketika saya mencoba mencapai kemiringan 58-59 derajat, ban belakang langsung berputar tanpa kendali. Saya tidak tahu pasti apa penyebabnya, tapi ini sangat mengganggu performa.”

Selain itu, Bagnaia juga menyoroti kecepatan luar biasa yang ditunjukkan oleh Alex Marquez sebelum insiden jatuh di start pertama. 

Menurut Bagnaia, tanpa kecelakaan tersebut, Alex Marquez kemungkinan besar akan memenangkan balapan dengan mudah. 

Namun, setelah red flag, Marquez harus menggunakan motor cadangan yang membuatnya kehilangan kepercayaan diri.

Bagnaia juga mengakui bahwa masalah ini sebenarnya dialami oleh seluruh pebalap Ducati selama akhir pekan balapan, khususnya terkait dengan feeling ban depan. 

Meski begitu, performa Marc Marquez dianggap mampu menutupi kelemahan tersebut. 

Namun, dengan mundurnya Quartararo di restart kedua, balapan ini menjadi yang pertama dalam beberapa seri terakhir tanpa kehadiran Ducati di podium.

“Ini menjadi bahan evaluasi penting bagi tim. Kami harus menemukan solusi karena pesaing terus berkembang sementara kami justru stagnan atau bahkan menurun. Saya yakin tim teknis Ducati saat ini sedang bekerja keras untuk memperbaiki performa motor,” ujar Bagnaia.

Kondisi ini menjadi sinyal penting bagi Ducati untuk melakukan inovasi dan perbaikan teknis demi menjaga persaingan di MotoGP musim ini. 

Kejadian di MotoGP Inggris 2025 ini sekaligus menjadi pengingat bahwa perubahan kecil seperti pergantian ban dapat berdampak besar pada performa pebalap di lintasan.

Pecco Bagnaia Curhat Usai Jatuh di MotoGP: Motor Nggak Nempel Aspal, Semua Orang Nyalip Gue!

Pecco Bagnaia Curhat Usai Jatuh di MotoGP: Motor Nggak Nempel Aspal, Semua Orang Nyalip Gue!
Pecco Bagnaia Curhat Usai Jatuh di MotoGP: Motor Nggak Nempel Aspal, Semua Orang Nyalip Gue!

JAKARTA - Pecco Bagnaia akhirnya angkat bicara setelah mengalami salah satu balapan paling berat musim ini. Dalam sesi wawancara dengan media, juara dunia MotoGP itu kelihatan benar-benar kehilangan kata-kata.

"Aku jujur udah nggak tau mau ngomong apa lagi. Rasanya omonganku mulai terdengar kayak kaset rusak," kata Pecco sambil geleng-geleng kepala. "Awalnya sih, waktu start pertama, feelingku bagus. Aku ada di belakang Fabio (Quartararo), niatnya pengen nyalip, tapi balapan baru mulai dan kita udah mulai ninggalin pembalap lain."

Tapi segalanya berubah begitu red flag (bendera merah) dikibarkan. Setelah restart, Pecco cuma ganti ban belakang, dan sejak saat itu, semua jadi kacau.

"Abis restart, tiap kali masuk tikungan dan coba gas, motornya nggak mau maju. Grip-nya hilang banget, aku cuma bisa selip terus dan disalip semua pembalap. Rasanya kayak balapan pakai motor licin di lantai sabun," curhatnya ke media Motosan.

Lalu, datanglah momen paling menyakitkan — crash keras yang membuat masa depannya di musim ini makin suram.

"Di Tikungan 9, sempat melebar karena kehilangan ritme, dan dua lap kemudian, di Tikungan 7, aku jatuh. Menurutku, ini bukan soal hoki atau sial. Hoki itu diciptakan, bukan kebetulan," ucap Pecco dengan nada serius. "Sejak awal musim, kita belum nemu solusi buat motor. Trek ini jadi ujian berat banget buat GP25. Bahkan, kalau Fabio nggak ada masalah, Marc Marquez nggak akan dekat podium."

Pecco menegaskan bahwa sekarang saatnya tim benar-benar duduk bareng dan mencari tahu apa yang sebenarnya salah. Karena ada yang nggak beres dengan motornya sejak awal musim.

Tapi di tengah kekecewaan, ada satu hal yang bikin Pecco sedikit tersenyum: kemenangan sahabat lamanya, Marco Bezzecchi, yang berhasil menang pertama kali bersama Aprilia.

"Bezzecchi luar biasa kuat sepanjang akhir pekan. Dia agak kurang beruntung pas kualifikasi, tapi abis sprint kemarin, aku langsung kirim pesan ke dia. Aku bilang, 'Lo keren banget, bro. Kalau gue nggak ada, lo pasti udah naik podium.' Dan hari ini dia benar-benar mengerikan, kecepatannya jauh di atas yang lain," ungkap Pecco.

Ia juga menambahkan bahwa sebenarnya Quartararo bisa saja menang hari itu, kalau saja nggak ada insiden. Tapi tetap saja, Bezzecchi tampil luar biasa dan pantas banget dapet podium tertinggi.

Minggu, 25 Mei 2025

Pecco Bagnaia Akui Masa Sulit di Ducati, Performa Menurun di Tengah Tekanan Marc Marquez

Pecco Bagnaia Akui Masa Sulit di Ducati, Performa Menurun di Tengah Tekanan Marc Marquez
Pecco Bagnaia Akui Masa Sulit di Ducati, Performa Menurun di Tengah Tekanan Marc Marquez.

JAKARTA - Pecco Bagnaia tengah menjalani salah satu masa tersulitnya di MotoGP musim 2025. Pembalap utama Ducati tersebut secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya setelah tampil kurang maksimal dalam beberapa balapan terakhir. 

Ia menyebut periode ini sebagai salah satu yang paling berat sepanjang tahun, baik dari sisi perasaan maupun ekspektasi.

"Ini adalah salah satu momen terburuk tahun ini, baik dari segi perasaan maupun harapan," kata Bagnaia usai balapan, dalam pernyataan yang mencerminkan keresahan yang tengah ia rasakan di lintasan.

Dibayangi Penampilan Konsisten Marc Marquez

Hadirnya Marc Marquez sebagai rekan satu tim di Ducati mulai memberi tekanan tersendiri bagi Bagnaia. 

Keduanya sama-sama mengendarai motor GP25, namun dalam balapan terbaru, Marquez menunjukkan performa yang lebih kompetitif, khususnya di awal lomba.

"Secara umum, kami memiliki perasaan yang serupa terhadap motor. Namun hari ini Marc mampu tampil lebih cepat di awal balapan. Saya sendiri mengalami keausan ban belakang yang sangat parah di akhir lomba, dan itu membuat situasi semakin sulit," ujar Bagnaia.

Evaluasi Internal Tidak Membawa Solusi

Dalam upaya memperbaiki performa, Bagnaia mengaku telah melakukan diskusi panjang dengan tim dan para insinyur Ducati. Sayangnya, pertemuan tersebut belum membuahkan solusi konkret. 

Hal serupa juga dilakukan oleh Marquez, menandakan bahwa masalah teknis pada motor GP25 bukan hanya dialami satu pembalap saja.

"Kami sudah berdiskusi cukup lama, tapi sampai sekarang belum ada perkembangan berarti. Situasinya memang cukup membingungkan," tambahnya.

Disalip Zarco Menjadi Momen Mengejutkan

Salah satu momen yang paling memukul Bagnaia terjadi saat dirinya disalip oleh Johann Zarco yang menggunakan motor Honda. 

Aksi tersebut terjadi saat keluar dari tikungan, titik yang biasanya mengandalkan traksi maksimal.

"Ketika keluar dari tikungan dan saya membuka gas sepenuhnya, motor saya tidak memiliki traksi sama sekali. Zarco berhasil menyalip, dan itu mengejutkan. Ini sesuatu yang harus kami analisis lebih dalam," jelasnya.

Musim MotoGP 2025 masih panjang, namun tanda-tanda ketidakpastian mulai muncul di garasi tim pabrikan Ducati. 

Bagnaia kini tengah mencari pemicu kebangkitan, tetapi waktu terus berjalan. Tekanan semakin besar seiring dengan hasil yang belum sesuai harapan.

Gigi Dall’Igna, General Manager Ducati Corse, bahkan mengaku belum memahami sepenuhnya apa yang terjadi pada Bagnaia usai Sprint Race di Silverstone.

"Saya belum berbicara langsung dengan Pecco. Jadi, saya belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Padahal, pagi tadi dia terlihat cukup puas dengan motornya," ujar Dall’Igna.

Dengan performa yang belum konsisten, tekanan dari rekan setim seperti Marc Marquez, dan permasalahan teknis yang belum terselesaikan, posisi Pecco Bagnaia di Ducati sedang diuji. 

Jika tidak segera menemukan solusi, peluang mempertahankan gelar juara dunia bisa semakin menjauh.

Francesco Bagnaia Ungkap Masalah Serius di Ducati GP25: “Aku Nggak Bisa Ngerasain Ban Depan!”

Francesco Bagnaia Ungkap Masalah Serius di Ducati GP25: “Aku Nggak Bisa Ngerasain Ban Depan!”
Francesco Bagnaia Ungkap Masalah Serius di Ducati GP25: “Aku Nggak Bisa Ngerasain Ban Depan!”

JAKARTA - Francesco Bagnaia, juara dunia MotoGP dua kali, kembali dibuat frustrasi di Sprint Race MotoGP Silverstone. Start dari posisi yang cukup menjanjikan, Bagnaia awalnya berhasil bertahan di posisi ketiga di belakang duo Marquez, tapi kemudian melorot hingga finish di urutan keenam. Penyebabnya? Masalah klasik yang terus menghantuinya sejak awal musim bersama motor barunya, Ducati GP25.

Masalah Cengkeraman Ban Belakang: Efek Domino dari Masalah di Depan

Bagnaia menjelaskan dengan cukup detail usai balapan hari Sabtu. Meski yang terasa langsung adalah ban belakang cepat aus, ternyata masalah utamanya justru terletak di bagian depan motor.

“Aku start cukup oke, sempat salip Fabio karena dia bikin kesalahan, lalu coba ngejar Marc dan Alex. Tapi habis empat lap, ban belakangku udah habis total,” ujar Pecco.

Buat yang awam, mungkin ini terdengar aneh. Tapi menurut Bagnaia, semua ini terjadi karena motornya nggak bisa diajak belok dengan natural. “Setiap masuk tikungan, aku selalu salah garis. Jadi aku paksa bagian belakang buat bantu motor belok. Alhasil, bannya cepat habis,” lanjutnya.

Silverstone Memperburuk Segalanya

Silverstone dikenal sebagai salah satu sirkuit yang paling berat dalam hal konsumsi ban. Dan bagi Bagnaia, layout sirkuit ini benar-benar bikin susah.

“Kalau kami nggak bisa atasi masalah ini, bahkan dengan ban medium pun balapan nanti bakal tetap susah,” katanya.

Yang bikin makin pusing, Pecco sampai nggak bisa bedain antara ban depan soft dan hard saat balapan. “Ini pertama kalinya aku nggak ngerti apa bedanya dua tipe ban depan itu. Rasanya sama aja di motorku sekarang,” ujarnya dengan nada heran.

Marc Marquez Mulai Merasakan Hal yang Sama

Menariknya, Silverstone juga jadi momen pertama di mana Marc Marquez rekan setim Bagnaia di tim pabrikan Ducati merasa hal yang sama. Marc gagal start dari barisan depan untuk pertama kalinya musim ini, dan harus puas di posisi kedua saat Sprint, kalah dari adiknya sendiri, Alex Marquez.

“Marc biasanya selalu bisa adaptasi dan nyelesaiin masalah. Tapi di sirkuit ini, bahkan dia pun kesulitan,” kata Bagnaia.

Pecco juga menambahkan bahwa Alex Marquez yang masih pakai Ducati GP24 justru tampil seperti dirinya tahun lalu percaya diri dan konsisten. Sedangkan dia sendiri merasa performanya sekarang jauh dari harapan.

GP25 vs GP24: Mirip Tapi Nggak Sama

Meski secara teori GP25 dan GP24 dianggap hampir identik, tapi bagi Bagnaia, rasanya sangat berbeda.

“Secara teknis sih mirip. Tapi feeling-nya beda banget. Dan buat pembalap, feeling itu segalanya,” tegas Pecco.

Fakta bahwa Marc Marquez juga akhirnya merasakan masalah yang sama membuat Bagnaia merasa sedikit lega. Artinya, masalah ini bukan cuma ada di dirinya.

“Tapi Marc masih bisa bertahan lebih lama sebelum drop. Dia lebih baik dariku hari ini. Tapi dia ngerasain hal yang sama, dan itu bisa bantu kita cari solusi bareng,” katanya optimistis.

Siapa yang Harus Berubah? Motor atau Pembalap?

Di sisi lain, Marc Marquez sempat bilang bahwa kalau sudah coba berbagai setup tapi tetap nggak nemu solusi, artinya masalah ada di pembalap, bukan di motor. Tapi Bagnaia punya pandangan berbeda.

“Buatku, ini kegagalan bersama kalau kami nggak bisa nemuin solusi. Semua tim kerja keras, dan kami semua harus bertanggung jawab,” katanya.

Pecco juga menekankan bahwa yang dibutuhkan sekarang bukan perubahan besar, tapi perbaikan kecil yang sangat krusial.

“Masalahnya itu detail kecil. Tapi karena detail itu, aku jadi nggak bisa ngerasain ban depan seperti biasanya. Itu bikin gaya balapku jadi kacau, dan aku jadi ngerusak ban. Aku juga nggak nyaman waktu balapan, jadi jelas ini masalah besar buatku,” ujar Bagnaia.

Data Bicara: GP25 Belum Sebaik GP24?

Sebagai perbandingan, Alex Marquez menang Sprint di Silverstone tahun ini dengan catatan waktu 3,7 detik lebih lambat dari Enea Bastianini yang pakai GP24 di tahun sebelumnya. Dan suhu lintasan pun lebih dingin 9 derajat.

Angka-angka ini seakan memperkuat apa yang Pecco rasakan: Ducati GP25 mungkin punya potensi besar, tapi belum bisa keluar maksimal dan malah bikin pembalap pabrikan stres sendiri.

Bagnaia dan Ducati harus segera mencari solusi atas masalah handling GP25 ini. Jika pembalap sekaliber Marc Marquez mulai ikut merasakan problem yang sama, maka ini jelas bukan isu sepele. MotoGP adalah tentang detail, dan saat feeling hilang dari ban depan, semuanya bisa berantakan.

Sabtu, 24 Mei 2025

Francesco Bagnaia Ingin Bangkit di MotoGP Inggris 2025: Saatnya Mulai dari Nol Lagi

Francesco Bagnaia Ingin Bangkit di MotoGP Inggris 2025: "Saatnya Mulai dari Nol Lagi"
Francesco Bagnaia Ingin Bangkit di MotoGP Inggris 2025: "Saatnya Mulai dari Nol Lagi".

JAKARTA - Juara Dunia MotoGP tiga kali, Francesco Bagnaia, sedang menghadapi masa sulit di awal musim 2025. Setelah performa konsisten di awal musim, semuanya berubah drastis saat balapan di Le Mans, di mana ia gagal finis di dua race sekaligus sebuah kejadian yang belum pernah dialami di era Sprint Race MotoGP.

Masalah utama yang dikeluhkan oleh tim Ducati Lenovo sejak awal musim adalah minimnya feeling di bagian depan motor, dan Le Mans jadi titik terendah bagi Pecco. Hasil kualifikasi yang cuma ke-6 dan dua kali DNF bikin akhir pekannya terasa seperti mimpi buruk.

Namun, Bagnaia belum kehilangan harapan. Ia optimis bisa bangkit di Silverstone, tempat digelarnya MotoGP Inggris akhir pekan ini.

“Aku harap versi terbaik dari Bagnaia bisa kembali secepatnya. Di Le Mans, sampai Sabtu pagi semuanya masih oke. Feeling-ku bagus, bahkan dengan ban bekas pun aku masih kompetitif," ungkapnya.

“Tapi sejak kualifikasi sampai race hari Minggu, semuanya berubah. Rasanya seperti mimpi buruk."

Bagnaia menyadari bahwa satu-satunya jalan keluar adalah memulai dari awal lagi.“Kita cuma perlu mulai lagi dari nol, kerja seperti biasanya, dan fokus buat terus berkembang,” jelasnya.

“Hal penting yang harus diingat adalah, kamu gak akan tiba-tiba lupa cara naik motor. Jadi sekarang kami lagi kerja keras untuk cari solusi dari masalah ini.”

Adaptasi ke Motor Ducati 2025: Tantangan Baru

Bagnaia juga menyoroti bahwa motor Desmosedici GP 2025 terasa berbeda dibanding tahun sebelumnya, terutama di bagian depan yang menurutnya lebih “lembek”. Hal ini mempengaruhi cara pengereman dan kontrol motor, sehingga ia harus mulai beradaptasi lagi.

“Kami sudah bahas ini sejak di rumah. Motor tahun ini terasa lebih lembut di bagian depan saat pengereman, jadi kita harus cari cara baru untuk menyesuaikan," katanya.

Strategi Bagnaia dan timnya di Silverstone cukup menarik. Mereka bakal langsung mencoba dua setup berbeda saat sesi latihan bebas pertama (FP1) demi menemukan setup paling cocok buat karakter motor dan gaya balapnya.

“Kita akan coba dua setup berbeda di FP1 dan lihat mana yang paling cocok, lalu lanjut pakai itu sepanjang akhir pekan,” tuturnya.

Meski sempat terpuruk, Bagnaia tetap menunjukkan mentalitas pejuang. Ia yakin bahwa kemampuan balapnya masih ada, dan ia hanya butuh menemukan kembali rasa percaya dirinya di atas motor.

MotoGP Inggris 2025 bisa jadi titik balik buat sang juara bertahan. Dengan pengalaman dan tim solid di belakangnya, bukan hal mustahil kalau Bagnaia bisa kembali ke jalur juara dalam waktu dekat.

Minggu, 11 Mei 2025

Francesco Bagnaia Terjatuh di Sprint MotoGP Le Mans 2025: Persaingan Gelar Makin Berat!

Francesco Bagnaia Terjatuh di Sprint MotoGP Le Mans 2025: Persaingan Gelar Makin Berat!
Francesco Bagnaia Terjatuh di Sprint MotoGP Le Mans 2025: Persaingan Gelar Makin Berat!

JAKARTA - Francesco Bagnaia kembali menghadapi kenyataan pahit dalam usahanya mengejar gelar juara MotoGP 2025. Di Sprint Race Le Mans yang digelar Sabtu kemarin, rider Ducati ini harus rela mengakhiri balapan lebih awal setelah mengalami crash di lap kedua.

Sebenarnya, musim ini Bagnaia belum tampil secepat rekan barunya di Ducati, Marc Marquez. Tapi setidaknya, dia masih konsisten mengumpulkan poin tanpa kecelakaan sampai akhirnya momen apes itu datang juga di Prancis.

Crash tersebut terjadi saat Bagnaia berada di posisi keempat. Ia kehilangan kendali di tikungan Dunlop dan tergelincir, membuatnya harus berjalan kembali ke paddock dengan wajah kecewa dan tangan menutupi kepala. Gigi Dall’Igna, bos teknis Ducati, juga tampak kecewa berat di pit box.

Kecelakaan ini sekaligus memutus rekor sepuluh balapan beruntun Bagnaia yang selalu berhasil finis dan meraih poin. Sekarang, dia tertinggal 29 poin dari Alex Marquez dan makin jauh, 31 poin dari Marc Marquez yang sedang ‘on fire’.

Yang bikin makin rumit, Bagnaia ternyata belum bisa klop dengan motor barunya, GP25. Sejak pra-musim, ia terus bermasalah dengan bagian depan motor khususnya dalam hal feeling dan stabilitas. Bahkan, eksperimen menggunakan tangki bahan bakar baru pun ditolaknya karena tidak memberikan solusi yang berarti.

“FP2 tadi pagi sebenarnya bagus banget. Feeling-nya oke dan saya siap untuk kualifikasi. Tapi ya... di kualifikasi saya kacau,” ujar Bagnaia kepada MotoGP.com. “Saya memang kesulitan saat pakai ban depan soft, nggak bisa nge-push seperti yang saya mau. Tapi posisi enam juga nggak buruk di sirkuit ini.”

Soal crash-nya, Bagnaia bilang tidak ada tanda-tanda yang jelas sebelum kehilangan grip depan. “Nggak ada tanda-tanda. Saya malah sedikit lebih pelan dan sudut kemiringan motor juga nggak ekstrem, tapi ban depan tetap kehilangan cengkeraman. Dari awal musim, saya memang belum dapet rasa percaya dari ban depan,” jelasnya.

Kini, Bagnaia hanya bisa berharap bisa tampil lebih baik di balapan utama hari Minggu. Ia merasa punya peluang untuk finis dua besar asal bisa melewati dua lap pertama dengan selamat. 

“Kalau saya bisa lolos dari dua lap pertama, terutama Tikungan 3, saya yakin bisa bersaing di depan. Feeling sama motor cukup oke, selain bagian depan aja yang bikin repot. Tapi saya percaya bisa kasih perlawanan dan pelan-pelan perbaiki semuanya,” ujarnya.

Sementara itu, Marc Marquez tampil superior dengan meraih kemenangan keenamnya musim ini, sekaligus mempertahankan dominasinya di Sprint Race. Di sisi lain, Fabio di Giannantonio dari tim VR46 yang juga menggunakan motor spek pabrikan GP25—mengalami masalah serupa dengan bagian depan, tapi masih bisa menyelamatkan posisi ketujuh meski start dari P17.

Sebagai catatan, ini adalah pertama kalinya Bagnaia jatuh di Sprint Race sejak seri Sepang tahun lalu—yang kala itu jadi titik balik penting dalam persaingannya dengan Jorge Martin.

Rabu, 30 April 2025

Francesco Bagnaia Temukan Dua Rahasia Penting Jelang MotoGP Le Mans

Francesco Bagnaia Temukan Dua Rahasia Penting Jelang MotoGP Le Mans
Francesco Bagnaia Temukan Dua Rahasia Penting Jelang MotoGP Le Mans.

JAKARTA - Francesco Bagnaia mungkin cuma finis di posisi ke-19 dalam tes resmi MotoGP di Jerez, tapi jangan salah sangka pembalap Ducati ini justru merasa puas banget karena berhasil nemuin dua hal penting yang katanya bakal bantu performanya di seri selanjutnya di Le Mans.

Setelah balapan hari Minggu yang cukup bikin frustasi karena cuma bisa finis ketiga tanpa berhasil nyalip Fabio Quartararo, Bagnaia datang ke sesi tes hari Senin dengan misi khusus: fokus benahin set-up motor biar makin nyaman saat masuk tikungan cepat.

“Tadinya, rencana kita mau seriusin set-up motor biar feeling saya lebih enak pas di tikungan-tikungan cepat,” kata Bagnaia. “Tapi angin yang nggak menentu bikin semuanya jadi susah ditebak.”

Karena cuaca yang nggak bersahabat itu, Bagnaia dan kru Ducati Lenovo akhirnya ambil keputusan buat balik lagi ke set-up standar. Mereka juga nyoba beberapa komponen yang sebelumnya udah dipakai Marc Marquez sejak awal musim.

“Kondisinya nggak ideal buat utak-atik set-up,” lanjut Bagnaia. “Jadi kami pilih kembali ke set-up dasar dan nyobain part yang sebenarnya Marc udah pake sejak tes pramusim. Dulu saya sempat copot karena tes di Thailand waktu itu berantakan banget.”

Meski hasil di catatan waktu nggak begitu mengesankan, Pecco sapaan akrab Bagnaia tetap pulang dari Jerez dengan perasaan optimis.

“Saya senang karena ada dua hal yang bisa langsung kita bawa ke Le Mans,” ujarnya. “Ada juga beberapa hal lain yang mungkin bakal saya coba lagi kalau hari pertama di Le Mans cerah, misalnya swingarm. Tapi secara keseluruhan, saya puas karena dapet dua hal yang saya yakin bisa bantu.”

Sayangnya, Bagnaia masih merahasiakan dua temuan penting itu. Tapi ia menegaskan kalau itu bukan soal sasis.

“Sulit dijelasin, tapi ini bukan tentang sasis,” katanya. “Marc udah nyoba komponen itu pas pramusim karena dia dalam kondisi yang lebih siap waktu itu, sementara saya lagi fokus ke hal lain.”

Sementara itu, Marc Marquez jadi yang tercepat di tes Jerez. Sayangnya, kesalahannya di balapan membuatnya kini tertinggal satu poin dari sang adik, Alex Marquez, di klasemen sementara. Bagnaia sendiri duduk di posisi ketiga, terpaut 19 poin dari Alex.

Menjelang seri Le Mans, para penggemar tentu berharap dua temuan Bagnaia bisa membawa perubahan besar. Apakah strategi baru ini akan membantunya merapat ke puncak klasemen? Kita tunggu saja aksinya di lintasan nanti!

Sabtu, 26 April 2025

Francesco Bagnaia Hadapi Tantangan Sebelum Sprint di MotoGP Spanyol dan Berusaha Perbaiki Masalah di Tikungan

Francesco Bagnaia Hadapi Tantangan Sebelum Sprint di MotoGP Spanyol dan Berusaha Perbaiki Masalah di Tikungan
Francesco Bagnaia Hadapi Tantangan Sebelum Sprint di MotoGP Spanyol dan Berusaha Perbaiki Masalah di Tikungan.

JAKARTA - Francesco Bagnaia, pembalap MotoGP asal Italia yang membela tim Ducati, menunjukkan hasil yang memuaskan dalam sesi latihan Jumat di MotoGP Spanyol. 

Meskipun begitu, sang juara dunia dua kali ini mengakui bahwa dirinya masih menghadapi beberapa tantangan, terutama dalam hal pengendalian motor di sektor depan, yang menjadi fokus utamanya menjelang sesi kualifikasi dan Sprint Race yang akan digelar pada hari Sabtu.

Pada latihan bebas yang penuh intensitas tersebut, Bagnaia berhasil mencatatkan waktu tercepat kedua, hanya kalah dari Alex Marquez yang tampil luar biasa di sesi tersebut. 

Sementara itu, rekan setimnya di Ducati, Marc Marquez, yang juga merupakan pemimpin klasemen, harus puas dengan posisi keempat. 

Bagnaia merasa cukup puas dengan hasil ini, meskipun ia merasa masih perlu melakukan perbaikan sebelum berlanjut ke fase kualifikasi dan Sprint Race yang lebih menantang.

"Secara keseluruhan, saya cukup senang dengan hasil latihan ini," kata Bagnaia. 

"Saya merasa kompetitif dengan berbagai jenis ban, baik yang baru maupun yang sudah digunakan. Namun, ada satu hal yang masih mengganggu saya, yaitu rasa tidak nyaman pada saat memasuki tikungan, terutama dengan rem," ungkapnya. 

Masalah yang dimaksud Bagnaia adalah rasa rear-end motor yang terasa terlalu mendorong bagian depan, sehingga menyulitkan dirinya dalam melakukan manuver yang optimal, terutama di beberapa tikungan tertentu.

Tikungan-tikungan seperti Turn 5 dan Turn 9, yang sebelumnya menjadi sektor kuat bagi Bagnaia pada musim lalu, kini justru menjadi tantangan besar baginya. 

"Di tikungan-tikungan itu, saya merasa kesulitan lebih dibandingkan tahun lalu. Kami akan mencoba beberapa perubahan pada latihan akhir besok pagi untuk melihat apakah ada peningkatan," jelasnya lebih lanjut. 

Bagnaia berharap bisa mengatasi masalah ini sebelum kualifikasi dimulai, dengan tujuan mendapatkan posisi start yang lebih baik untuk Sprint Race dan balapan utama.

Selain itu, Bagnaia juga menekankan pentingnya menjaga konsistensi dan tidak membuat kesalahan besar, seperti yang terjadi pada sesi kualifikasi di MotoGP Qatar beberapa waktu lalu. 

"Saya hanya berharap tidak mengulang kesalahan yang sama seperti di Qatar. Potensi saya ada di sana untuk bersaing di posisi tiga besar dan meraih kemenangan. Namun, kami harus membuat satu langkah lagi untuk menuju ke sana," tambahnya.

Salah satu tantangan lain yang dihadapi Bagnaia adalah ukuran tangki bahan bakar yang lebih kecil pada motor Ducati. 

Di beberapa Sprint Race sebelumnya, termasuk di Qatar, Bagnaia merasa kesulitan dengan kapasitas bahan bakar yang terbatas. 

Namun, dalam sesi latihan Jumat di Spanyol, Bagnaia dan timnya mencoba beberapa modifikasi untuk mengatasi masalah tersebut. 

"Kami mencoba sedikit perubahan pada motor pagi ini dan hasilnya cukup baik. Mungkin pada Sprint Race, kami akan menambahkannya pada motor," ujar Bagnaia.

Namun, ia juga menyoroti masalah lain yang terkait dengan slipstream atau hisapan udara di belakang motor lain, yang membuatnya merasa kurang nyaman. 

"Masalah utama saya terjadi ketika ada banyak slipstream di sekitar saya. Itu membuat saya merasa lebih buruk dan sulit untuk menjaga kecepatan," jelas Bagnaia, menunjukkan tantangan yang lebih teknis yang harus dihadapinya di MotoGP.

Saat ditanya mengenai siapa pembalap yang menjadi ancaman utama dalam Sprint Race dan balapan utama, Bagnaia dengan cepat menunjuk nama Marc Marquez. 

"Marc saat ini adalah pembalap yang paling kuat, seperti yang kita lihat dalam beberapa balapan terakhir," ungkapnya. 

Meskipun begitu, Bagnaia juga mengakui kekuatan dua pembalap lain, yaitu Alex Marquez dan Fabio Quartararo. 

"Alex Marquez cukup berisiko dalam balapan kali ini, tetapi ia sangat cepat dalam waktu satu lap. Quartararo juga sangat kompetitif," tambahnya.

Namun, bagi Bagnaia, Marc Marquez adalah sosok yang paling sulit untuk dikalahkan saat ini. "Saat ini, saya rasa Marc adalah pembalap yang harus kita kalahkan jika ingin meraih kemenangan," ujarnya tegas. 

Dengan persaingan yang semakin ketat, Bagnaia bertekad untuk terus meningkatkan performanya dan meraih kemenangan di MotoGP Spanyol, yang jika terwujud akan menjadi kemenangan keempat berturut-turut bagi Bagnaia di sirkuit ini.

Bagnaia, yang dikenal memiliki gaya balap agresif namun terkontrol, kini tengah berada dalam posisi yang baik untuk bersaing merebut gelar juara dunia keempatnya di musim ini. 

Namun, meskipun ia merasa optimis, ia tahu bahwa setiap balapan penuh dengan tantangan dan tidak ada yang pasti. 

Setiap kesalahan sekecil apapun bisa berakibat fatal, terutama di ajang bergengsi seperti MotoGP.

Dalam beberapa musim terakhir, Bagnaia telah membuktikan diri sebagai salah satu pembalap tercepat dan paling konsisten di grid MotoGP. 

Keberhasilannya meraih dua gelar juara dunia membuktikan kualitas dan ketangguhannya dalam menghadapi tekanan. 

Namun, ia sadar bahwa untuk tetap berada di puncak, ia harus terus berinovasi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan kecil yang masih ada.

Dengan semangat juang yang tinggi, Bagnaia siap menghadapi Sprint Race yang penuh tantangan dan kualifikasi yang krusial pada hari Sabtu. 

Ia berharap dapat menunjukkan performa terbaiknya, memperbaiki masalah yang ada, dan tetap menjaga peluang untuk meraih kemenangan. 

Fokus utama Bagnaia adalah mendapatkan hasil terbaik di MotoGP Spanyol, dan jika berhasil, ia akan memperpanjang dominasinya di sirkuit ini.

Dengan demikian, MotoGP Spanyol tahun ini kembali menjadi ajang yang sangat dinantikan, terutama untuk melihat bagaimana persaingan antara Bagnaia, Marquez, dan pembalap lainnya akan berkembang. 

Bagi Bagnaia, ini adalah kesempatan besar untuk menambah koleksi kemenangannya dan memperkokoh posisinya di puncak klasemen, sambil menghadapi berbagai tantangan teknis yang harus dihadapi oleh timnya.

Senin, 11 Maret 2024

Francesco Bagnaia Raih Kemenangan Gemilang di MotoGP Qatar 2024

Francesco Bagnaia Raih Kemenangan Gemilang di MotoGP Qatar 2024
Francesco Bagnaia Raih Kemenangan Gemilang di MotoGP Qatar 2024.
JAKARTA - Francesco Bagnaia dari tim Ducati Lenovo meraih kemenangan gemilang dalam seri pembuka MotoGP 2024 di Sirkuit Internasional Lusail, Qatar, Senin waktu setempat. Dengan penampilan yang mengesankan, Bagnaia berhasil mengungguli para pesaingnya dengan selisih waktu yang signifikan.

"Pertandingan hari ini sangat berbeda dengan latihan dan Sprint sebelumnya. Kami mampu mengontrol motor dengan lebih baik," ujar Bagnaia dalam wawancara pasca-pertandingan.

Bagnaia yang memulai balapan dari posisi kelima berhasil melaju ke depan sejak awal, mengambil alih posisi terdepan dari Jorge Martin yang merupakan polesitter dan pesaing utamanya.

Selama balapan, Bagnaia berhasil mempertahankan keunggulannya dan memimpin dengan nyaman, sementara persaingan ketat terjadi di belakangnya antara Brad Binder dan Jorge Martin.

Binder, yang menunggangi motor KTM RC16 terbaru, memberikan tekanan maksimal kepada Martin sepanjang balapan, menampilkan perlawanan sengit yang menghibur para penonton.

"Tantangan hari ini memang besar, tapi saya senang bisa mengontrol balapan dengan baik," ujar Binder, mengapresiasi performa timnya.

Sementara itu, Martin juga harus berjuang keras untuk mempertahankan posisinya dari serangan Marc dan Alex Marquez dari tim Gresini Racing.

Tantangan lain datang dari juara Moto2 dan Moto3, Pedro Acosta, yang menunjukkan penampilan gemilang meskipun mengalami kesulitan awal.

Di posisi belakang, Enea Bastianini dari tim yang sama dengan Bagnaia, berhasil memanfaatkan peluang dan finis dalam posisi kelima setelah mengatasi tantangan yang dihadapinya.

Hasil lengkap MotoGP Qatar 2024 meliputi Fabio Di Giannantonio di posisi ketujuh, Aleix Espargaro di posisi kedelapan, dan Maverick Vinales di posisi kesepuluh.

Selanjutnya, MotoGP 2024 akan melanjutkan serinya di Sirkuit Internasional Algarve, Portugal, pada 21-23 Februari mendatang.