Berita Borneotribun: Sepakbola Hari ini

Tampilkan postingan dengan label Sepakbola. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sepakbola. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Mei 2025

Kevin De Bruyne Dapat Patung di Etihad Stadium, Resmi Tinggalkan Manchester City dengan Penuh Haru

Kevin De Bruyne Dapat Patung di Etihad Stadium, Resmi Tinggalkan Manchester City dengan Penuh Haru
Kevin De Bruyne Dapat Patung di Etihad Stadium, Resmi Tinggalkan Manchester City dengan Penuh Haru.

JAKARTA - Kevin De Bruyne akhirnya pamit dari Manchester City, tapi kenangan dan kontribusinya nggak akan pernah dilupakan. Sebagai bentuk penghormatan, klub akan membangun patung dirinya di luar Etihad Stadium bergabung dengan legenda-legenda City lainnya seperti Sergio Aguero, Vincent Kompany, dan David Silva.

Momen emosional ini terjadi usai laga terakhirnya bersama City melawan Bournemouth, Selasa lalu. Meski laga itu juga penting untuk menjaga peluang ke Liga Champions musim depan, sorotan utama justru tertuju pada perpisahan De Bruyne.

City menang 3-1 lewat gol dari Omar Marmoush, Bernardo Silva, dan Nico Gonzalez. Dengan hasil ini, mereka cuma butuh hasil imbang di laga terakhir melawan Fulham untuk mengunci posisi lima besar klasemen Premier League.

Setelah peluit panjang dibunyikan, suasana di Etihad berubah haru. De Bruyne, yang kontraknya tidak diperpanjang oleh klub, disambut dengan upacara perpisahan yang penuh emosi. Dalam acara itu, diumumkan bahwa patung dirinya akan dibangun sebagai simbol abadi atas jasa-jasanya selama mengenakan jersey biru langit.

"Aku akan selalu menjadi bagian dari klub ini," kata De Bruyne sambil menahan haru. "Nantinya saat aku kembali ke sini bersama keluarga atau teman-teman, aku bisa lihat diriku berdiri di sekitar stadion. Aku akan selalu ada di sini."

Gelandang asal Belgia ini juga mengenang perjalanan City yang penuh perjuangan hingga menjadi seperti sekarang.

"Kita tahu dari mana klub ini berasal dan kenapa klub ini sangat berarti bagi banyak orang. Kita sudah bangun masa depan yang besar untuk kalian semua," lanjutnya.

Sejak bergabung dari Wolfsburg tahun 2015, De Bruyne sudah mengoleksi banyak gelar bersama City: enam trofi Premier League, dua FA Cup, lima EFL Cup, dan tentu saja, Liga Champions. Statistiknya juga nggak main-main. Dengan 284 penampilan di Premier League untuk City, dia cuma kalah dari David Silva (309). Untuk keterlibatan dalam gol, dia juga cuma kalah dari Aguero De Bruyne mencatatkan 190 keterlibatan gol (gol dan assist).

Yang lebih luar biasa, De Bruyne berada di posisi kedua dalam daftar assist terbanyak sepanjang masa Premier League dengan 118 assist hanya di bawah Ryan Giggs yang mencetak 162 assist. Dan di laga terakhirnya, dia berhasil menyamai rekor Cesc Fabregas sebagai pencipta peluang terbanyak sejak statistik ini dihitung (846 peluang).

Sayangnya, musim ini ditutup dengan sedikit pahit. City gagal meraih trofi setelah kalah dari Crystal Palace di final FA Cup. Tapi De Bruyne yakin, City akan bangkit.

"Tahun ini mungkin berat, tapi kalian harus tetap dukung tim ini. Mereka bekerja keras dan aku yakin musim depan City bakal balik lagi untuk bersaing di semua kompetisi," tutupnya.

Perjalanan De Bruyne di Manchester City mungkin sudah sampai di garis akhir, tapi warisannya akan terus hidup di Etihad Stadium. Patungnya jadi simbol bahwa dia bukan cuma pemain hebat, tapi juga legenda sejati dalam sejarah klub. Terima kasih, Kevin kamu memang #AlwaysBlue.

Manchester City Bangun Patung Kevin De Bruyne, Bentuk Penghormatan atas 10 Tahun Pengabdian Sang Legenda

Manchester City Bangun Patung Kevin De Bruyne, Bentuk Penghormatan atas 10 Tahun Pengabdian Sang Legenda
Manchester City Bangun Patung Kevin De Bruyne, Bentuk Penghormatan atas 10 Tahun Pengabdian Sang Legenda.

JAKARTA - Setelah satu dekade penuh prestasi bareng Manchester City, Kevin De Bruyne akhirnya akan meninggalkan Etihad Stadium di akhir musim 2024/25. Tapi tenang, kepergian sang maestro nggak akan begitu saja dilupakan. City resmi mengumumkan bahwa mereka bakal membangun patung khusus untuk menghormati kontribusi luar biasa De Bruyne selama berseragam biru langit.

Pengumuman ini disampaikan langsung usai laga kandang terakhir City musim ini di Etihad, saat menjamu Bournemouth. Pertandingan tersebut juga jadi momen terakhir De Bruyne tampil di Etihad sebagai pemain City, dan nggak heran, suasananya penuh haru. Fans memberikan sambutan emosional sejak sebelum pertandingan dimulai sampai peluit panjang dibunyikan.

10 Tahun, 400+ Pertandingan, 19 Trofi

Selama 10 tahun membela Manchester City, De Bruyne sudah mencatatkan lebih dari 400 penampilan dan turut membawa klub meraih 19 trofi besar, termasuk gelar-gelar Premier League dan Liga Champions yang sangat bersejarah. Bisa dibilang, pemain asal Belgia ini adalah salah satu pilar penting yang membawa City menjadi kekuatan besar di sepak bola dunia.

Dalam wawancara pasca-pertandingan bareng Natalie Pike dari Matchday Live, De Bruyne mengaku sangat terharu dan merasa terhormat dengan penghargaan berupa patung itu.

“Patung ini berarti saya akan selalu jadi bagian dari klub ini,” ujar De Bruyne.

“Setiap kali saya kembali bersama keluarga atau teman-teman, saya bisa melihat patung itu dan merasa saya tetap di sini.”

Dapat Hadiah Spesial dari Klub

Selain pengumuman soal patung, ada juga upacara kecil di lapangan setelah laga usai, di mana De Bruyne menerima kaus spesial bertanda tangan seluruh pemain dan staf. Nggak cuma itu, ia juga diberikan kartu musiman seumur hidup (lifetime season card) sebagai simbol ikatan abadi dengan klub.

Di layar besar Etihad, diputar juga video tribute menyentuh yang merangkum perjalanan De Bruyne selama berseragam City. Suasana makin emosional, tapi juga penuh rasa bangga dari para fans yang menyaksikan langsung momen ini.

Ikut Jejak Legenda City Lainnya

Dengan dibangunnya patung untuk De Bruyne, ia resmi bergabung dalam jajaran legenda City yang sebelumnya sudah mendapat penghormatan serupa. Sebut saja Vincent Kompany dan David Silva yang patungnya diresmikan pada 2021, lalu Sergio Aguero yang patungnya hadir tahun 2022 sebagai penghormatan atas gol legendarisnya di menit 93:20.

Tahun 2023, City juga meresmikan patung untuk tiga legenda era 60-an, yaitu Mike Summerbee, Francis Lee, dan Colin Bell, sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian panjang mereka.

Kini giliran De Bruyne yang abadikan namanya dalam bentuk patung, bukti betapa besarnya pengaruh dia selama memperkuat Manchester City.

Mosaik Khusus di CFA

Nggak cuma patung, hari penuh penghargaan ini juga diwarnai momen istimewa lainnya. Di CFA (City Football Academy), Chairman City, Khaldoon Al Mubarak, meresmikan mosaik khusus De Bruyne sebagai bentuk penghormatan tambahan. Mosaik ini jadi bagian dari deretan penghargaan serupa yang sebelumnya diberikan ke nama-nama besar seperti Yaya Toure, Joe Hart, Fernandinho, hingga Ilkay Gundogan.

Kevin De Bruyne mungkin akan melangkah ke babak baru dalam kariernya, tapi jejaknya di Manchester City nggak akan pernah hilang. Lewat patung dan penghargaan lainnya, De Bruyne resmi dicatat sebagai salah satu legenda terbesar dalam sejarah klub. Sebuah penghormatan yang sepantasnya didapatkan oleh pemain sekelas dirinya.

Prediksi Tottenham vs Manchester United di Final Liga Europa 2025: 4 Duel Kunci Penentu Kemenangan

Prediksi Tottenham vs Manchester United di Final Liga Europa 2025: 4 Duel Kunci Penentu Kemenangan
Prediksi Tottenham vs Manchester United di Final Liga Europa 2025: 4 Duel Kunci Penentu Kemenangan.

JAKARTA - Final Liga Europa 2025 bakal jadi ajang penentuan nasib buat dua raksasa Premier League yang lagi terseok-seok: 

Tottenham Hotspur dan Manchester United. Meski musim domestik mereka sama-sama mengecewakan, laga ini tetap dinanti karena jadi tiket emas ke Liga Champions musim depan.

Mereka sama-sama belum tampil konsisten sepanjang musim ini, tapi satu hal yang pasti siapa pun yang menang di Bilbao nanti bakal membawa pulang trofi dan menyelamatkan musim yang kelabu.

Tottenham vs Man United di Final Liga Europa: 4 Duel Seru yang Bisa Tentukan Juara!

Nah, supaya kamu nggak cuma nonton tapi juga ngerti konteksnya, yuk simak 4 duel krusial yang bisa banget menentukan siapa yang bakal jadi juara Liga Europa tahun ini!

1. Amad Diallo vs Destiny Udogie: Duel Sayap yang Belum Pernah Terjadi Musim Ini

Walau ini jadi pertemuan keempat Spurs dan MU musim ini, duel langsung antara Amad Diallo dan Destiny Udogie belum pernah terjadi. Terakhir kali mereka ketemu? Tujuh tahun lalu waktu masih main di Liga U-17 Italia. Saat itu, Amad sukses bawa Atalanta menang besar atas Hellas Verona-nya Udogie.

Sekarang, duel mereka bisa jadi penentu. Amad dikenal punya kecepatan dan kreativitas tinggi di sayap kanan, sementara Udogie bakal coba meredam ancaman itu dari sisi kiri pertahanan Spurs. Dalam laga yang diprediksi bakal ketat—bahkan bisa berakhir adu penalti seperti tiga dari empat final terakhir—satu momen dari duel ini bisa menentukan hasil akhir.

2. Brennan Johnson vs Titik Lemah di Tiang Jauh

Tottenham lagi krisis di lini serang. Kulusevski dan Maddison absen, Bergvall juga masih tanda tanya. Tapi Spurs masih punya Brennan Johnson, yang punya naluri tajam buat muncul di tiang jauh.

Setengah dari gol Johnson musim ini lahir dari posisi itu termasuk gol ke gawang MU waktu main di Old Trafford. Sementara itu, MU sering banget kecolongan dari pemain lawan yang menyelinap di area tersebut, apalagi sejak mereka coba-coba pakai formasi tiga bek.

Kalau MU nggak hati-hati, Johnson bisa jadi momok dari sudut yang kelihatan sepele tapi sering mereka abaikan.

3. Dominic Solanke vs Harry Maguire: Pertarungan Klasik yang Mengulang Cerita Lama

Dominic Solanke kayak punya agenda pribadi tiap kali ketemu Manchester United. Dalam empat laga terakhir lawan MU, dia sudah catatkan lima gol—tiga di antaranya musim ini.

Dan siapa yang sering jadi korban? Yup, Harry Maguire. Musim lalu aja, Solanke dua kali bobol gawang MU saat dijaga langsung oleh Maguire. Walau Maguire belakangan ini lebih sering mencetak gol ketimbang mencegahnya (contohnya assist untuk Casemiro di semifinal), pertarungan ini tetap jadi sorotan besar.

Kalau Solanke kembali unggul, MU bisa gigit jari lagi.

4. Bruno Fernandes vs Semua Orang

Bruno Fernandes musim ini nggak cuma jadi top skor dan top assist MU, tapi juga paling rajin bertahan! Jumlah tackle dan intersepsi-nya bahkan ngalahin Casemiro dan Ugarte.

Masalahnya, Bruno sering terlalu bersemangat. Dia pengen bantu di semua lini, tapi kadang malah ninggalin lubang di posisi lain. Contohnya waktu MU kalah 1-0 dari Spurs awal musim ini Fernandes terlalu maju, Casemiro kelimpungan di belakang.

Tapi sisi positifnya, Bruno bisa jadi ancaman di posisi mana pun. Waktu ketemu Tottenham di Carabao Cup, dia sering banget mengeksploitasi ruang kosong di belakang Pedro Porro. Mungkin Ange Postecoglou bakal suruh salah satu gelandangnya jaga ketat Bruno, tapi siapa? Dengan kondisi skuad Spurs sekarang, itu bukan tugas yang gampang.

Final Liga Europa antara Tottenham dan Manchester United mungkin bukan pertarungan terbaik secara kualitas musim ini, tapi tetap menjanjikan drama dan tensi tinggi. Empat duel di atas bisa jadi penentu siapa yang bakal angkat trofi dan lolos ke Liga Champions.

Siap-siap begadang dan jangan sampai kelewatan momen-momen krusialnya, ya! Buat fans Spurs dan MU, ini lebih dari sekadar pertandingan biasa ini soal harga diri, sejarah, dan harapan terakhir musim ini.

Prediksi Final Liga Europa 2025: Tottenham vs Manchester United, Duel Penentuan Nasib di Bilbao

Prediksi Final Liga Europa 2025: Tottenham vs Manchester United, Duel Penentuan Nasib di Bilbao
Prediksi Final Liga Europa 2025: Tottenham vs Manchester United, Duel Penentuan Nasib di Bilbao.

Pertandingan final Liga Europa 2025 bakal jadi panggung adu gengsi dua raksasa Inggris yang lagi terseok-seok di liga domestik. Tottenham Hotspur bakal bentrok dengan Manchester United di San Mamés, Bilbao, pada Kamis dini hari, 22 Mei 2025 pukul 02.00 WIB. Laga ini nggak cuma soal trofi, tapi juga soal harga diri dan masa depan klub.

Final Rasa "Penebusan Dosa"

Musim ini, baik Tottenham maupun Manchester United benar-benar di luar ekspektasi di Premier League. United terpuruk di posisi 16, dan Spurs malah satu strip di bawahnya. Tapi lewat jalur Liga Europa, keduanya punya kesempatan emas buat nutup musim dengan kepala tegak—dan satu-satunya cara ya menang di Bilbao.

Buat Tottenham, gelar ini bakal jadi yang pertama sejak 2008! Sementara buat MU, meski beberapa tahun terakhir sering mengangkat trofi, gelar Eropa tetap jadi prestise tersendiri. Pemenang laga ini juga otomatis dapat tiket ke Liga Champions musim depan. Jadi bisa dibilang, ini adalah "final segalanya".

Perjalanan Menuju Final: Siapa Lebih Kuat?

Tottenham tampil cukup stabil di fase gugur. Anak asuh Ange Postecoglou menyingkirkan Eintracht Frankfurt di perempat final, lalu melibas Bodø/Glimt dengan skor agregat meyakinkan.

Di sisi lain, MU tampil dramatis. Mereka harus comeback gila-gilaan lawan Lyon di perempat final (menang agregat 7-6), lalu tampil solid saat menyingkirkan Athletic Club di semifinal.

Head-to-Head & Statistik Terkini

Dalam lima pertemuan terakhir, Tottenham unggul jauh:

  • Tottenham menang 4 kali

  • MU cuma sekali

  • Terakhir kali bertemu, Spurs menang 1-0 di Premier League (16 Februari 2025)

Namun performa keduanya di beberapa laga terakhir cukup mengkhawatirkan:

Form Tottenham (lima laga terakhir semua kompetisi):

  • Kalah 0-2 vs Aston Villa

  • Kalah 0-2 vs Crystal Palace

  • Menang 2-0 vs Bodø/Glimt

  • Imbang 1-1 vs West Ham

  • Menang 3-1 vs Bodø/Glimt

Form Man United (lima laga terakhir semua kompetisi):

  • Kalah 0-1 vs Chelsea

  • Kalah 0-2 vs West Ham

  • Menang 4-1 vs Athletic Club

  • Kalah 3-4 vs Brentford

  • Menang 3-0 vs Athletic Club

Susunan Pemain dan Update Cedera

Tottenham: Dilema Cedera Masih Jadi Masalah

Spurs datang ke final dengan daftar cedera panjang. James Maddison dan Dejan Kulusevski dipastikan absen. Lucas Bergvall masih diragukan tampil, tapi tetap dibawa ke Bilbao. Timo Werner dan Radu Drăgușin juga belum fit. Kabar baiknya, Son Heung-min sudah kembali bermain dan diprediksi bakal jadi starter bareng Brennan Johnson dan Dominic Solanke.

Prediksi Lineup Tottenham (4-3-3):
Vicario; Porro, Romero, Van de Ven, Udogie; Bentancur, Bissouma, Sarr; Johnson, Solanke, Son.

Manchester United: Masih Mengandalkan Ajaibnya Garnacho dan Bruno

MU juga nggak bebas dari krisis cedera. Lisandro Martínez absen. Diogo Dalot, Matthijs de Ligt, dan Leny Yoro masih balapan dengan waktu buat bisa tampil. Joshua Zirkzee udah kembali latihan dan bisa jadi opsi. Manuel Ugarte bakal jadi tandem Casemiro di tengah, sementara Bruno Fernandes dan Garnacho tetap jadi andalan lini depan.

Prediksi Lineup MU (3-4-2-1):
Onana; Lindelöf, Maguire, Yoro; Mazraoui, Ugarte, Casemiro, Dorgu; Fernandes, Garnacho; Højlund.

Jadwal dan Cara Nonton Final Liga Europa 2025

  • Tanggal: Kamis, 22 Mei 2025

  • Waktu Kick-off: 02.00 WIB

  • Lokasi: Stadion San Mamés, Bilbao, Spanyol

  • Wasit: Felix Zwayer (Jerman)

  • VAR: Bastian Dankert (Jerman)

Live Streaming dan TV Lokal:

  • Indonesia: Belum diumumkan resmi, tapi kemungkinan besar lewat Vidio atau SCTV

  • Amerika Serikat: Paramount+, fuboTV, CBS Sports

  • Inggris: discovery+, TNT Sports

  • Meksiko & Kanada: ESPN, DAZN

Prediksi Skor: Siapa Angkat Trofi?

Spurs memang menang tiga kali dari MU musim ini, tapi justru catatan itu bisa jadi bumerang. Dalam laga sepenting ini, sejarah sering tak berarti. Tapi melihat konsistensi Spurs di Eropa dan komitmen Postecoglou yang totalitas di Liga Europa, mereka kelihatan lebih siap secara mental.

Di sisi lain, MU punya pelatih yang lebih berpengalaman dan skuad yang secara individual lebih berkualitas. Tapi jika bicara motivasi dan momentum, Tottenham sedang di atas angin.

Prediksi Akhir: Tottenham 2-1 Manchester United

Final Liga Europa kali ini bukan sekadar laga penutup musim, tapi semacam "pertaruhan hidup" buat dua klub yang ingin kembali disegani. Buat fans Spurs, ini bisa jadi malam bersejarah yang dinanti sejak 2008. Buat Setan Merah, ini adalah kesempatan untuk membungkam kritik.

Kevin De Bruyne Diabadikan! Manchester City Bangun Patung untuk Sang Legenda

Kevin De Bruyne Diabadikan! Manchester City Bangun Patung untuk Sang Legenda
Kevin De Bruyne Diabadikan! Manchester City Bangun Patung untuk Sang Legenda.

JAKARTA - Manchester City resmi mengumumkan bahwa mereka akan membangun patung untuk menghormati Kevin De Bruyne di luar Stadion Etihad. Pengumuman ini muncul setelah De Bruyne menjalani pertandingan terakhirnya mengenakan jersey biru kebanggaan City di kandang sendiri.

Gelandang asal Belgia ini pertama kali bergabung dengan City pada tahun 2015. Sejak saat itu, kisahnya bersama The Citizens benar-benar luar biasa. De Bruyne sukses meraih 6 gelar Premier League, 2 trofi FA Cup, 5 EFL Cup, dan puncaknya Liga Champions tahun 2023 yang menjadi bagian dari treble bersejarah Manchester City.

Bukan cuma soal gelar, De Bruyne juga dikenal sebagai pengatur serangan ulung yang punya visi luar biasa. Bisa mengoper dengan kedua kaki, dan salah satu pencapaiannya yang paling mencolok adalah ketika dia menyamai rekor assist Thierry Henry dalam satu musim Premier League pada 2019–2020.

Karena kontribusinya yang luar biasa itu, Manchester City merasa wajar untuk mengabadikan sosok De Bruyne dalam bentuk patung. Patung ini nantinya akan berdiri sejajar dengan legenda-legenda lain seperti Vincent Kompany, David Silva, dan Sergio Agüero empat sosok penting dalam era dominasi City bersama Pep Guardiola.

Dalam wawancaranya setelah pertandingan, De Bruyne mengungkapkan rasa harunya. “Artinya saya akan selalu menjadi bagian dari klub ini. Saat saya kembali bersama keluarga atau teman, saya bisa melihat patung itu dan merasa selalu berada di sini,” ujarnya kepada Natalie Pike dari Matchday Live.

Meski laga terakhirnya di Etihad tidak berjalan sempurna karena ia harus ditarik keluar lebih awal akibat kartu merah Mateo Kovačić De Bruyne tetap mendapatkan sambutan hangat dari para fans. Seluruh stadion menyanyikan namanya sepanjang malam, memberikan perpisahan emosional yang tak akan terlupakan.

Meskipun musim ini De Bruyne dan City tidak meraih trofi, tapi dia tetap berpeluang membantu tim mengamankan tiket Liga Champions saat menghadapi Fulham di laga terakhir Premier League musim ini.

Usianya kini sudah 33 tahun, tapi De Bruyne belum menunjukkan tanda-tanda gantung sepatu. Walau kontraknya sedang dalam masa akhir, ia sudah mulai memberi sinyal soal masa depannya. Meski babak bersama City ini akan segera ditutup, De Bruyne tetap akan dikenang sebagai salah satu gelandang terbaik di era modern sepak bola.

Selasa, 20 Mei 2025

Lamine Yamal Bakal Perpanjang Kontrak di Barcelona, Joan Laporta Yakin Banget!

Lamine Yamal Bakal Perpanjang Kontrak di Barcelona, Joan Laporta Yakin Banget!
Lamine Yamal Bakal Perpanjang Kontrak di Barcelona, Joan Laporta Yakin Banget!

Presiden Barcelona, Joan Laporta, dengan santainya menyampaikan kabar bahagia buat para fans Blaugrana. Ia optimis banget soal masa depan salah satu wonderkid terbaik mereka, Lamine Yamal, yang kabarnya bakal segera teken kontrak baru di musim panas ini. Yes, kabarnya perpanjangan kontrak Yamal tinggal tunggu waktu aja!

Lamine Yamal sendiri baru akan genap 18 tahun pada bulan Juli 2025 nanti. Tapi performanya musim ini udah bikin banyak orang melongo. Bayangin aja, dia udah catat 18 gol dan 21 assist di semua kompetisi musim ini. Gokil nggak tuh? Di skuad Barca, cuma Raphinha yang punya assist lebih banyak darinya (22 assist). Sisanya? Yamal mendominasi!

Laporta pun nggak bisa menahan rasa kagumnya."Dia itu luar biasa. Dan yang paling penting, dia bahagia di Barcelona. Kita lagi berproses untuk kontrak barunya," kata Laporta di wawancara bareng TV3.

Buat Laporta, pemain seperti Yamal memang harus diperlakukan secara istimewa. Bukan cuma karena usianya yang masih muda, tapi juga karena kontribusinya udah seperti pemain senior. Dia juga menegaskan kalau sejauh ini negosiasi berjalan lancar, bahkan nggak ada hambatan berarti.

"Yamal itu pemain spesial. Kami ingin dia bertahan di sini untuk waktu yang lama. Pendekatan jangka panjang jadi prioritas kami. Sejauh ini, nggak ada masalah dengan pihak Yamal. Saya yakin semuanya bakal berakhir dengan baik," tambahnya.

Raphinha dan De Jong Juga Masuk Daftar Perpanjangan

Nggak cuma Yamal aja yang dibahas Laporta. Dia juga kasih update soal masa depan Raphinha dan Frenkie de Jong, dua pemain kunci lainnya di skuad Barca.

Musim ini, Raphinha tampil luar biasa. Total dia udah main di 56 pertandingan dan terlibat dalam 56 gol (34 gol, 22 assist). Statistik itu menjadikannya pemain paling produktif di LaLiga musim ini. Gila, kan?

"Kontrak baru Raphinha? Tenang aja, bakal segera diselesaikan. Deco punya hubungan yang kuat dengan dia. Raphinha juga udah merasa nyaman dan terlibat banget sama proyek Barca," ungkap Laporta.

Nah, untuk Frenkie de Jong, situasinya agak sedikit lebih mendesak. Soalnya kontraknya bakal habis tahun depan, dan Barca nggak mau ambil risiko kehilangan dia secara gratis.

"Frenkie tahu situasinya. Kita udah ngobrol langsung sama dia. Dia antusias banget dan punya motivasi tinggi. Kami suka gaya main khas Belanda, dan dengan Frenkie, kami bisa kuasai permainan," jelas Laporta.

Dengan sederet pemain kunci seperti Lamine Yamal, Raphinha, dan De Jong yang bakal segera amankan masa depannya di Camp Nou, masa depan Barcelona terlihat makin cerah. Apalagi Yamal, yang sekarang udah dianggap sebagai simbol generasi baru Blaugrana.

Buat fans Barca, ini jelas kabar yang bikin senyum lebar. Tinggal nunggu waktu aja sampai kontrak-kontrak itu resmi diumumkan. Yang penting, semua pihak udah satu suara: mau bertahan dan bangun masa depan bareng Barcelona.

Kevin De Bruyne Hampir Setara Messi, Tapi Masih ‘Nomor Dua’ Versi Pep Guardiola

Kevin De Bruyne Hampir Setara Messi, Tapi Masih ‘Nomor Dua’ Versi Pep Guardiola
Kevin De Bruyne Hampir Setara Messi, Tapi Masih ‘Nomor Dua’ Versi Pep Guardiola.

Menjelang akhir musim Liga Inggris, pelatih Manchester City, Pep Guardiola, memberikan pujian setinggi langit untuk Kevin De Bruyne. Tapi, meskipun dianggap luar biasa, Guardiola tetap menempatkan De Bruyne di posisi kedua sebagai pengumpan terbaik yang pernah ia latih — karena posisi pertama tetap milik Lionel Messi.

De Bruyne: Pengumpan Hebat Tapi Bukan yang Terbaik

Pep memang sudah melatih banyak pemain hebat selama kariernya, mulai dari Xavi, Iniesta, hingga David Silva. Tapi saat ditanya siapa pemain dengan kemampuan umpan terbaik, jawabannya jelas: "Messi nomor satu, Kevin De Bruyne nomor dua," ujar Guardiola dengan yakin.

Menurut Pep, Messi punya keunggulan karena sering membuat keajaiban umpan saat berada dekat dengan kotak penalti lawan, area yang penuh tekanan. Tapi bukan berarti De Bruyne kalah jauh. Justru, Pep menyebut gelandang asal Belgia ini punya kemampuan yang sangat unik.

"Kevin itu spesial. Statistiknya luar biasa—jumlah gol, assist, dan kontribusinya di area serangan benar-benar bikin dia salah satu yang terbaik dalam sejarah klub," tambah Pep.

Perjalanan De Bruyne di Manchester City Hampir Berakhir

Bulan lalu, De Bruyne mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Manchester City di akhir musim ini, tepat saat kontraknya berakhir. Setelah satu dekade berseragam biru langit dan membawa pulang 16 trofi untuk klub, laga melawan Bournemouth bakal jadi kesempatan terakhirnya bermain di kandang Etihad Stadium.

Selama bermain di bawah arahan Guardiola, De Bruyne mencatatkan 258 penampilan di Liga Inggris, dengan akurasi umpan mencapai 82,4% dan total 109 assist. Dari 12.889 umpan yang ia lepaskan, sebanyak 10.622 berhasil menemui target. Bahkan di wilayah pertahanan lawan, akurasi umpannya tetap tinggi di angka 80%.

Sebagai perbandingan, Messi di masa kepelatihannya bersama Pep di Barcelona mencatatkan 136 penampilan di LaLiga, dengan 85% akurasi umpan dan 55 assist dari total 7.479 umpan.

Sulit Cari Pengganti De Bruyne

Manchester City sebelumnya sempat dikaitkan dengan Florian Wirtz (Bayer Leverkusen) dan Morgan Gibbs-White (Nottingham Forest) sebagai calon pengganti De Bruyne. Tapi kabarnya, ketertarikan terhadap Wirtz sudah mulai mereda.

Guardiola sendiri mengakui bahwa mencari pemain yang bisa menggantikan peran besar De Bruyne bukan hal yang mudah.

"Ada beberapa pemain yang memang sangat sulit digantikan, dan Kevin salah satunya. Tapi sepak bola terus berjalan, kami juga harus terus bergerak ke depan," jelas Pep.

Kevin De Bruyne memang akan meninggalkan lubang besar di lini tengah Manchester City, tapi warisan yang ia tinggalkan jelas tak akan terlupakan. Di mata Guardiola, hanya Messi yang bisa menyaingi kemampuannya dalam mengolah bola dan mengatur permainan. Bagi fans City dan penikmat sepak bola dunia, De Bruyne tetaplah maestro umpan yang akan dikenang sepanjang masa.

Angel Gomes Resmi Tinggalkan Lille: Manchester United hingga Tottenham Siap Menampung?

Angel Gomes Resmi Tinggalkan Lille: Manchester United hingga Tottenham Siap Menampung?
Angel Gomes Resmi Tinggalkan Lille: Manchester United hingga Tottenham Siap Menampung?

Angel Gomes akhirnya buka suara soal masa depannya. Lewat unggahan emosional di media sosial, pemain asal Inggris itu mengumumkan bahwa dirinya akan meninggalkan Lille secara gratis begitu kontraknya habis musim panas ini. Kabar ini langsung bikin heboh karena beberapa klub Premier League seperti Manchester United, Tottenham Hotspur, hingga Newcastle dikabarkan tertarik memboyongnya.

Buat yang belum tahu, Gomes adalah jebolan akademi Manchester United yang dulu sempat digadang-gadang jadi bintang masa depan Setan Merah. Ia sudah bergabung dengan akademi United sejak umur 6 tahun, tapi akhirnya memutuskan hengkang pada 2020 karena ingin cari lebih banyak kesempatan bermain di tim utama.

Petualangannya kemudian membawanya ke Boavista lewat jalur peminjaman, sebelum akhirnya berlabuh di Lille. Di klub Prancis itu, Gomes pelan-pelan menemukan bentuk permainannya. Di bawah asuhan Paulo Fonseca, ia jadi sosok penting di lini tengah dan bahkan sempat dipanggil ke timnas senior Inggris pada September lalu.

Sayangnya, cedera mengganggu performa Gomes di paruh kedua musim ini. Ia pun lebih sering duduk di bangku cadangan, terutama setelah mulai muncul kabar bahwa masa depannya tak lagi bersama Lille.

Lewat akun media sosial pribadinya, Gomes menulis pesan perpisahan yang cukup menyentuh:"Setelah empat tahun yang luar biasa bersama LOSC Lille, saatnya bagi saya untuk mengucapkan selamat tinggal. Klub ini lebih dari sekadar tim—ini adalah keluarga dan rumah kedua saya."

Ia juga menambahkan,"Saya bersyukur atas setiap momen, baik suka maupun duka. Terima kasih kepada rekan setim dan para fans yang selalu mendukung. Saya selalu memberikan yang terbaik untuk lambang di dada ini."

Gomes menutup pesannya dengan menyebut bahwa Lille akan selalu punya tempat spesial di hatinya.

Soal ke mana ia akan melangkah setelah ini, masih belum jelas. Tapi rumor yang beredar menyebutkan bahwa Manchester United tertarik membawanya pulang. Tottenham juga disebut-sebut sebagai peminat jangka panjang. Selain itu, Newcastle dan West Ham juga masuk dalam daftar klub yang kepincut.

Meski Premier League jadi tujuan paling realistis, Gomes sendiri pernah bilang kalau bermain di luar negeri memberinya banyak pelajaran hidup, bukan cuma soal bola. Dalam wawancaranya beberapa waktu lalu, pemain kelahiran London ini sempat bilang:

"Main di Premier League memang keren, tapi itu bukan segalanya. Tinggal di luar negeri justru bikin saya tumbuh lebih baik, di dalam maupun luar lapangan."

Meski begitu, saat ditanya soal kemungkinan kembali ke Manchester United, ia nggak bisa menyembunyikan perasaannya:

"Akan selalu ada tempat spesial buat United. Jadi, pasti sulit buat bilang ‘nggak’ kalau ada tawaran."

Kita tunggu aja kabar selanjutnya. Tapi yang jelas, Angel Gomes kini jadi salah satu nama panas di bursa transfer musim panas 2025. Apakah ia akan kembali ke Inggris? Atau malah lanjut petualangan di luar negeri? Kita lihat saja nanti!

Ruben Amorim Sempat Ingin Mundur dari Manchester United? Ini Kisah Pahit di Balik Musim Terburuk Setan Merah

Ruben Amorim Sempat Ingin Mundur dari Manchester United? Ini Kisah Pahit di Balik Musim Terburuk Setan Merah
Ruben Amorim Sempat Ingin Mundur dari Manchester United? Ini Kisah Pahit di Balik Musim Terburuk Setan Merah.

Manchester United lagi-lagi jadi sorotan, tapi bukan karena prestasi, melainkan performa buruk mereka musim ini. Di tengah tekanan yang makin berat, muncul kabar mengejutkan: Ruben Amorim, sang pelatih, ternyata sempat berpikir untuk mundur dari jabatannya!

Yap, kamu nggak salah baca. Dilansir dari laporan ESPN, Amorim hampir angkat kaki dari Old Trafford di pertengahan Januari lalu. Saat itu, MU hanya menang sekali dari delapan pertandingan, dan kekalahan 3-1 dari Brighton di kandang sendiri jadi puncak kekecewaannya.

Bahkan, saking frustrasinya, Amorim sempat menyebut tim asuhannya sebagai "tim terburuk dalam sejarah Manchester United". Sebuah pernyataan yang bikin banyak fans geleng-geleng kepala, tapi sekaligus menunjukkan betapa parahnya situasi di ruang ganti MU saat itu.

Hampir Angkat Tangan, Tapi Ditahan Orang Dalam Klub

Walaupun belum sampai tahap mengajukan pengunduran diri secara resmi, Amorim benar-benar mempertimbangkan langkah itu. Untungnya, ia mendapat dukungan dari orang-orang terdekatnya, termasuk beberapa petinggi klub seperti CEO Omar Berrada.

Mereka meyakinkan Amorim untuk tetap bertahan, apalagi saat itu MU masih punya peluang di kompetisi Eropa. Dan benar saja, meski tampil loyo di Premier League, Setan Merah kini justru akan tampil di final Liga Europa melawan Tottenham Hotspur. Siapa sangka?

Khawatir dengan Masa Depan Klub, Bukan Cuma Soal Diri Sendiri

Amorim bukan cuma meragukan kemampuannya sendiri, tapi juga mempertanyakan arah masa depan MU. Ia pesimis soal kemampuan klub untuk melakukan perubahan besar-besaran di bursa transfer mendatang. Padahal, untuk bangkit, MU butuh lebih dari sekadar beli pemain baru.

"Musim panas nanti, nggak semua masalah bisa diselesaikan dengan transfer," kata Amorim dalam wawancara terbarunya. "Ada hal-hal mendalam yang harus diubah, seperti rasa percaya diri dan cara klub ini memandang dirinya sendiri."

Sekarang Lebih Tangguh, Tapi Masa Depannya Masih Abu-abu

Kini, Ruben Amorim kabarnya sudah mulai nyaman dengan tantangan berat yang dihadapinya. Pelatih asal Portugal ini bahkan disebut “jatuh cinta” dengan perjuangan berat membangkitkan klub sebesar Manchester United.

Tapi tetap aja, semua bisa berubah cepat. Kalau MU gagal juara Liga Europa dan finish di posisi lima terbawah Premier League, bisa jadi manajemen klub nggak lagi sabar. Masa depan Amorim masih belum 100% aman.

Harapan Masih Ada, Tapi MU Harus Cepat Bangkit

Musim ini mungkin jadi salah satu yang paling mengecewakan dalam sejarah Manchester United. Tapi di balik semua drama dan tekanan, masih ada peluang buat menutup musim dengan senyuman—asalkan bisa angkat trofi Liga Europa.

Ruben Amorim sudah selamat dari krisis mental dan nyaris mundur. Sekarang tinggal bagaimana dia membuktikan bahwa keputusan bertahan adalah langkah yang tepat. Fans MU? Waktunya kembali percaya, tapi tetap realistis.

Barcelona Resmi Mundur dari Perburuan Nico Williams, Kini Jadi Incaran Klub Inggris

Barcelona Resmi Mundur dari Perburuan Nico Williams, Kini Jadi Incaran Klub Inggris
Barcelona Resmi Mundur dari Perburuan Nico Williams, Kini Jadi Incaran Klub Inggris.

JAKARTA - Rumor kepindahan Nico Williams ke Barcelona akhirnya dibantah langsung oleh Presiden klub, Joan Laporta. Dalam wawancaranya baru-baru ini, Laporta mengungkapkan bahwa Blaugrana sudah tidak lagi mengejar winger muda milik Athletic Club tersebut.

Padahal, musim panas lalu, nama Nico Williams sempat jadi bahan pembicaraan hangat di bursa transfer. Dengan klausul rilis sebesar €58 juta (sekitar Rp1 triliun), pemain berusia 22 tahun itu langsung menarik minat banyak klub top Eropa. Arsenal dan Chelsea dari Premier League bahkan masih dikabarkan terus memantau situasinya.

Namun, Laporta memastikan bahwa Barcelona kini sedang mengalihkan fokus ke target lain. “Nico adalah salah satu kandidat musim panas lalu, bersama Dani Olmo. Dia pemain yang sangat bagus, kami punya profil lengkap tentang dia. Tapi saat ini kami sedang mengevaluasi opsi lainnya,” ujar Laporta kepada TV3.

Dengan mundurnya Barcelona dari persaingan, peluang Nico Williams untuk hijrah ke Liga Inggris pun makin terbuka lebar. Bayern Munchen juga sempat dikaitkan dengan pemain sayap asal Spanyol ini, tapi sejauh ini Arsenal dan Chelsea tampaknya jadi yang paling serius mengejar tanda tangannya.

Nico sendiri sempat mempertimbangkan untuk hengkang musim lalu, namun akhirnya memilih bertahan di Athletic Club. Hingga kini, dia belum memberikan keputusan pasti soal masa depannya. Semua kemungkinan masih terbuka, termasuk tetap bertahan di klub masa kecilnya itu.

Meski harganya terlihat 'masih terjangkau' untuk klub-klub besar, transfer Nico ternyata tidak semurah yang dibayangkan. Kabarnya, dia meminta gaji di atas £200.000 per pekan (sekitar Rp4,3 miliar). Angka ini bahkan setara dengan yang sudah dia terima saat ini di Athletic, klub yang memang punya strategi unik: lebih memilih berinvestasi pada pemain lokal ketimbang membeli pemain dari luar.

Jadi, jika Nico benar-benar ingin pindah, kemungkinan besar dia berharap bisa mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari yang sudah dia nikmati sekarang.

Kapan Nico akan membuat keputusan? Menurut laporan, sang pemain baru akan menentukan masa depannya setelah pertandingan terakhir Athletic Club musim ini yang menariknya akan melawan Barcelona sendiri!

Bisa jadi, duel ini akan jadi laga perpisahan bagi Nico Williams jika ia benar-benar memutuskan untuk mencari tantangan baru musim panas nanti.

Persib ajak bobotoh ikut pawai juara dengan “cara menyenangkan”

Persib ajak bobotoh ikut pawai juara dengan “cara menyenangkan”
Persib ajak bobotoh ikut pawai juara dengan “cara menyenangkan”. (ANTARA)
Jakarta - Deputy CEO PT PERSIB Bandung Bermartabat Adhitia Putra Herawan mengajak seluruh bobotoh untuk mengikuti pawai juara Maung Bandung yang dilakukan pada Minggu (25/5) dengan cara yang menyenangkan yaitu dengan tetap menjaga ketertiban dan keamanan.

"Acara ini bukan hanya milik PERSIB, tapi juga bagian dari budaya Kota Bandung dan masyarakatnya," ujar Adhitia, dikutip dari laman resmi klub, Selasa.

“Euforia boleh, tapi tetap jaga ketertiban dan keamanan. Mari rayakan dengan cara yang menyenangkan untuk semua," tambah dia.

Rute pawai juara Persib Bandung telah resmi ditetapkan pada Senin setelah melalui pembahasan dalam rapat koordinasi yang berlangsung di Gedung Sate, Kota Bandung, yang dihadiri oleh Adhitia, Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan, Wakil Wali Kota Bandung Erwin, dan Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono.

Pawai juara akan dimulai pagi hari pukul 08.00 WIB dari Balai Kota Bandung dan melewati rute Jalan Wastukencana, Jalan LLRE Martadinata, Jalan Ir. H. Djuanda, Jalan Diponegoro, Perempatan Jalan Sulanjana, Jalan Diponegoro, Jalan Cilamaya, dan berakhir Gedung Sate.

Setibanya di Gedung Sate, para pemain dan ofisial tim akan ditempatkan di atas rooftop untuk menyapa bobotoh, memamerkan trofi serta medali juara "back-to-back" yang diraih setelah musim lalu. Setelah itu, mereka akan turun ke panggung utama yang telah disiapkan, diiringi hiburan ringan sebagai penutup selebrasi yang diupayakan berakhir pukul 15.00 WIB.

Pawai juara ini akan digelar setelah laga terakhir Persib di Liga 1 Indonesia melawan Persis Solo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada satu hari sebelumnya, Sabtu (24/5).

"Kami rapat akhir untuk memutuskan persiapan tanggal 24 dan 25. Fokus utama kita adalah konvoi di tanggal 25, termasuk pengamanan, rute, dan teknisnya. Semua sudah diputuskan tanpa ada perubahan lagi," kata Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan.

Polres Bandung akan mengerahkan total 2.800 personel gabungan untuk mengamankan rangkaian pemberian trofi di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Sabtu (24/5/2025) dan pawai juara keesokan harinya.

"Kami akan rekayasa lalu lintas di sepanjang rute pawai dan mulai kami sosialisasikan ke masyarakat. Total sekitar 2.800 personel gabungan akan dikerahkan, baik untuk pengamanan laga di GBLA tanggal 24 maupun pawai di tanggal 25,” Kombes Pol Budi Sartono.

Oleh : Zaro Ezza Syachniar/ANTARA

Agen tepis kabar Jurgen Klopp akan latih AS Roma

Agen tepis kabar Jurgen Klopp akan latih AS Roma
Agen tepis kabar Jurgen Klopp akan latih AS Roma. (ANTARA)
Jakarta - Agen Jurgen Klopp, Marc Kosicke, menepis kabar yang mengatakan bahwa kliennya itu akan menjadi manajer AS Roma musim depan setelah Giallorossi tak akan dilatih Claudio Ranieri musim depan.

“Laporan tentang Klopp menjadi manajer baru AS Roma tidak benar," tulis dari laporan media Qatar Winwin dalam X resmi Fabrizio Romano, dikutip Selasa.

Kabar Klopp akan melatih Roma muncul setelah Giallorossi menumbangkan AC Milan dengan skor 3-1 dalam pekan ke-37 Liga Italia di Stadion Olimpico, Senin dini hari WIB, yang penuh sesak karena memberikan penghormatan untuk Ranieri.

Setelah kemenangan itu, surat kabar Italia La Stampa melaporkan bahwa Klopp telah menerima tawaran dari Roma dan siap menjadi pelatih kepala baru mereka.

Menurut media yang bermarkas di Turin itu, mantan manajer Liverpool itu telah mencapai kesepakatan lisan dengan klub lain yang siap mengubah kepemilikan, tetapi akhirnya berubah pikiran dan memilih pekerjaan di Roma.

Klaim surat kabar tersebut mengikuti sebuah video yang diunggah oleh Friedkin Group di akun media sosial mereka, yang merayakan Roma dan warisannya.

Sambil menekankan ikatan klub dengan ibu kota Italia, video tersebut menampilkan serangkaian bangunan bersejarah kota, dimana inisial bangunannya ditampilkan dalam urutan tertentu dan mengeja nama pelatih Jerman tersebut: Coliseum (Kolosseum dalam bahasa Jerman), Lupa (serigala betina), Olimpico, Basilika Santo Petrus, dan Pantheon.

La Stampa juga melaporkan bahwa Klopp telah memberi tahu Roma tentang bursa transfer musim panas terdekat, dengan meminta setidaknya enam pemain baru. Rinciannya adalah tiga pemain inti dan tiga pemain cadangan, untuk memperkuat skuad di posisi bek tengah, sayap kanan, dan penyerang tengah.

Adapun, setelah mencapai kesuksesan selama sembilan tahun di Liverpool, Klopp yang kini berusia 57 tahun, memilih istirahat sementara dari dunia kepelatihan dan pada Januari lalu memilih menjadi Global Sports Director di Red Bull.

Oleh : Zaro Ezza Syachniar/ANTARA

Ramadhan Sananta resmi bermain di Liga Malaysia musim depan

Ramadhan Sananta resmi bermain di Liga Malaysia musim depan
Ramadhan Sananta resmi bermain di Liga Malaysia musim depan. (ANTARA)
Jakarta - Striker timnas Indonesia Ramadhan Sananta resmi bermain di Liga Malaysia musim depan, setelah ia dipastikan bergabung dengan klub Brunei Darussalam Duli Pengiran Muda Mahkota Football Club atau DPMM FC.

Klub yang berbasis di Bandar Seri Begawan itu akan menjadikan Sananta sebagai pengisi kuota pemain ASEAN mereka.

"Ramadhan mendapat beberapa tawaran dari beberapa tim besar Indonesia, tetapi pilihan pertamanya selalu ke DPMM FC dari Brunei Darussalam. Liga Malaysia 2025/2026 akan dimulai sekitar pertengahan Agustus dan kami telah mengamankan kesepakatan dengan Ramadhan Sananta," tulis pernyataan resmi DPMM, dikutip Selasa.

Kembalinya DPMM ke Liga Malaysia mengakhiri 17 tahun absennya mereka mengikuti kompetisi Negeri Jiran tersebut sejak 2007. Kala itu, musim terakhir DPMM di Liga Malaysia berakhir di peringkat kesepuluh dengan 22 poin.

Adapun saat ini DPMM berlaga di Liga Singapura dan untuk sementara berada di posisi keenam dengan 41 poin, dengan satu laga tersisa melawan Hougang pada akhir pekan nanti.

Selain masih berkompetisi di Liga Singapura, DPMM juga masih berlaga di Piala Singapura dengan kini ada di semifinal dan akan bermain melawan pemuncak klasemen Liga Singapura Lion City Sailors dalam dua leg pada Rabu (21/5) dan Selasa (27/5).

"Musim akan segera berakhir dan DPMM FC akan memulai persiapan untuk Liga Super Malaysia awal Juli. Ramadhan akan datang ke Brunei bersama keluarganya," tutup DPMM.

Sananta yang berusia 22 tahun, musim ini mencetak lima gol dan dua assist dalam membantu Persis Solo terhindar dari zona degradasi.

Laskar Sambernyawa kini berada di posisi ke-13 Liga 1 Indonesia dengan 36 poin dan menyisakan satu pertandingan tersisa melawan sang juara Persib Bandung pada Sabtu (24/5) pekan ini.

aca juga: Persib merespon wacana penambahan kuota pemain asing

Oleh : Zaro Ezza Syachniar/ANTARA

Mohamed Salah Mandek Gol? Arne Slot Tetap Yakin dengan Performa Gila Sang Bintang Liverpool

Mohamed Salah Mandek Gol? Arne Slot Tetap Yakin dengan Performa Gila Sang Bintang Liverpool
Mohamed Salah Mandek Gol? Arne Slot Tetap Yakin dengan Performa Gila Sang Bintang Liverpool.

JAKARTA - Meski gagal mencetak gol penting saat Liverpool menghadapi Brighton, pelatih Arne Slot tetap santai menanggapi penurunan performa Mohamed Salah. 

Ia percaya, bintang asal Mesir itu akan segera kembali ke jalur produktifnya.

Salah memang melewatkan peluang emas dalam laga yang berakhir dengan kekalahan 3-2 untuk Liverpool. 

Saat itu, ia tinggal menyambar umpan silang pendek, tapi bola justru melenceng tipis dari gawang. Meski begitu, Slot menilai hal ini bukan hal yang perlu dibesar-besarkan.

"Setiap kali bola menuju Mo, yang langsung terlintas di kepala saya adalah, 'Wah, ini bisa jadi gol,' karena memang itulah yang biasa dia lakukan," kata Slot dengan santai.

Menurut Slot, musim ini Salah sudah tampil luar biasa, bahkan nyaris ‘nggak manusiawi’. Ia mencatat 28 gol dan 18 assist, total 46 keterlibatan gol. Itu hanya satu angka lagi dari rekor sepanjang masa di Premier League, yakni 47 kontribusi gol yang dipegang Andrew Cole dan Alan Shearer.

Salah juga sempat mengancam rekor assist terbanyak dalam satu musim, yang saat ini dipegang Thierry Henry dan Kevin De Bruyne (20 assist). Sayangnya, dalam delapan laga terakhir, Mo hanya mencatat satu gol dan satu assist angka yang terbilang rendah untuk standar dirinya.

Namun bagi Slot, ini cuma fase normal yang bisa terjadi pada siapa saja. "Kadang dia kelihatan seperti manusia biasa, tapi itu jarang banget. Biasanya, kalau dia mandek satu-dua pertandingan, pertandingan berikutnya dia langsung cetak gol lagi," jelasnya.

Kekalahan dari Brighton juga mencetak rekor tak menyenangkan buat Liverpool. Mereka jadi tim pertama yang sudah memastikan gelar juara Premier League, tapi gagal menang dalam tiga pertandingan berikutnya (seri sekali, kalah dua kali). Ini juga jadi kekalahan pertama mereka di liga saat unggul di babak pertama sejak 2016, setelah sebelumnya tak terkalahkan dalam 156 laga dengan situasi serupa.

Namun, di sisi lain, Liverpool juga menorehkan prestasi keren mereka menjadi tim ketiga dalam sejarah Premier League yang berhasil mencetak gol di semua laga tandang dalam satu musim. Sebelumnya, hanya Arsenal dan Manchester United yang bisa melakukannya di musim 2001-2002.

Slot tetap melihat sisi positif dari musim ini. Ia menganggap performa timnya sangat konsisten dan layak diapresiasi, apalagi dengan jarak poin yang cukup jauh dari pesaing.

"Kita jadi juara karena kita tampil konsisten, bukan karena kita menang besar setiap minggu kayak yang dilakukan Manchester City di musim-musim sebelumnya. Kami harus berjuang tiap pekan, dan itu yang bikin kemenangan ini terasa spesial," ungkap Slot.

Ia juga menyoroti bagaimana Liverpool bisa unggul 12 poin di klasemen meski sempat dihantam badai cedera.

“Dengan semua tantangan musim ini, saya rasa keunggulan ini adalah bukti kerja keras dan kualitas para pemain kami. Ini prestasi yang patut dibanggakan,” tutupnya.

Walau Mohamed Salah sedang mengalami penurunan produktivitas gol, pelatih Arne Slot yakin itu cuma fase singkat. 

Dengan performa luar biasa yang sudah ditunjukkan sepanjang musim, Slot percaya Salah akan kembali bersinar dalam waktu dekat. 

Liverpool pun tetap patut berbangga karena mampu jadi juara dengan cara yang tak mudah dan penuh perjuangan.

Final Liga Europa 2025: Tottenham vs Manchester United, Laga Penentu Harga Diri dan Tiket Liga Champions

Final Liga Europa 2025: Tottenham vs Manchester United, Laga Penentu Harga Diri dan Tiket Liga Champions
Final Liga Europa 2025: Tottenham vs Manchester United, Laga Penentu Harga Diri dan Tiket Liga Champions.

JAKARTA - Musim 2024/25 memang nggak bersahabat buat Tottenham Hotspur dan Manchester United. Kedua tim raksasa Inggris ini tampil jauh dari ekspektasi di Premier League. Tapi, mereka masih punya satu peluang terakhir buat menyelamatkan musim: jadi juara Liga Europa.

Di atas kertas, laga final ini mungkin nggak terlihat begitu menggoda dua tim yang sama-sama terdampar di papan bawah klasemen. Tapi percaya deh, duel Tottenham lawan United di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis dini hari nanti bakal jadi laga penuh gengsi dan taruhannya super besar: trofi Eropa dan tiket otomatis ke Liga Champions musim depan!

Tottenham: Akhiri Puasa Gelar atau Gagal Lagi?

Bayangin, terakhir kali Spurs angkat trofi itu tahun 2008, saat mereka juara Piala Liga di bawah Juande Ramos. Udah 17 tahun berlalu, dan fans mereka pasti udah kering tenggorokan nunggu selebrasi lagi.

Musim ini, pelatih Ange Postecoglou sering terlihat frustrasi. Tapi kalau dia berhasil kasih gelar Eropa buat Spurs, mungkin masa depannya di klub bakal sedikit lebih cerah. Apalagi dia pernah bilang, “Gue selalu menang di musim kedua.” Nah, ini waktunya buat buktiin omongannya.

Masalahnya, Tottenham datang ke final ini dengan kondisi pincang. Beberapa pemain penting seperti Dejan Kulusevski, James Maddison, dan Lucas Bergvall dipastikan absen. Untungnya, Son Heung-min udah mulai pulih dan siap tampil, dengan catatan 11 gol musim ini. Kalau bicara soal kreator, trio Kulusevski, Maddison, dan Son adalah penyumbang assist terbanyak Spurs musim ini.

Kalau Spurs berhasil juara, mereka akan jadi tim Inggris kedua yang tiga kali angkat trofi UEFA Cup/Liga Europa, setelah Liverpool. Tapi perjuangan mereka jelas nggak bakal mudah.

Manchester United: Kesempatan Emas Amorim di Musim Pertamanya

United juga nggak kalah parahnya. Mereka udah delapan laga liga tanpa kemenangan dan musim ini cuma bisa finis maksimal di peringkat 14 Premier League. Tapi uniknya, di Eropa, mereka justru tampil menggila.

Salah satu momen paling ikonik adalah kemenangan dramatis 7-6 agregat lawan Lyon di perempat final. Total, United udah cetak 35 gol di Liga Europa musim ini, terbanyak sejak Chelsea (2018/19) dan Porto (2010/11) yang akhirnya juga juara.

Pelatih Ruben Amorim, meskipun sempat nyebut timnya ini sebagai "yang terburuk dalam sejarah klub", masih punya kans besar untuk menorehkan sejarah baru. Kalau dia menang, Amorim bisa jadi pelatih ketiga yang bawa United juara di musim pertamanya, setelah Jose Mourinho dan Erik ten Hag.

Menariknya, Amorim juga berpotensi jadi pelatih Inggris termuda ketiga yang menang trofi Eropa utama sebelum usia 41 setelah Howard Kendall dan Gianluca Vialli.

Statistik Panas: Siapa Lebih Unggul?

Di semua kompetisi musim ini, Spurs udah tiga kali menang atas United (dua di Premier League, satu di Piala Liga). Bahkan terakhir kali United bisa menang lawan Spurs itu udah lama banget.

Tapi, sejarah juga nunjukin kalau di kompetisi Eropa, mereka pernah ketemu sekali di tahun 60-an dan United yang keluar sebagai pemenang.

Prediksi dari superkomputer Opta juga bikin tegang: peluang menang kedua tim 50-50. Artinya, final ini benar-benar terbuka dan bisa ditentukan oleh detail kecil—atau adu penalti.

Pemain Kunci

Tottenham – Dominic Solanke
Meski baru gabung, Solanke langsung tancap gas di Liga Europa. Dia cetak gol di perempat dan semifinal, serta punya catatan manis lawan United selalu bikin gol di empat pertemuan terakhir. Kalau Solanke bisa jebol gawang Setan Merah lagi, dia bisa sejajar dengan Mohamed Salah dalam rekor cetak gol beruntun ke United.

Manchester United – Bruno Fernandes
Kapten United ini memang spesialis Liga Europa. Dia tercatat sebagai pemain dengan kontribusi gol terbanyak sepanjang sejarah kompetisi ini total 46 keterlibatan gol! Musim ini aja dia udah nyumbang 7 gol dan 4 assist. Kalau United mau menang, peran Bruno nggak bisa digantikan.

Laga final Liga Europa ini bukan cuma soal trofi. Buat Tottenham dan Manchester United, ini soal harga diri, masa depan klub, dan kans bermain di Liga Champions musim depan. Siapapun yang kalah, harus menelan pil pahit atas musim terburuk mereka dalam era modern.

Yang menang? Mereka nggak cuma angkat piala, tapi juga dapat kesempatan membalikkan narasi negatif musim ini jadi cerita heroik. Jadi, siapapun kamu fans Spurs atau Setan Merah jangan sampai kelewatan!

Pep Guardiola Angkat Bicara: Meski Gagal Total, Manchester City Tetap Punya Trofi dan Peluang Liga Champions

Pep Guardiola Angkat Bicara: Meski Gagal Total, Manchester City Tetap Punya Trofi dan Peluang Liga Champions
Pep Guardiola Angkat Bicara: Meski Gagal Total, Manchester City Tetap Punya Trofi dan Peluang Liga Champions.

JAKARTA - Musim 2024/2025 ini memang bukan musim terbaik buat Manchester City. Buat pertama kalinya sejak Pep Guardiola datang tahun 2016, tim ini gak ngangkat satupun dari empat trofi utama—Premier League, Liga Champions, Piala FA, atau Carabao Cup. Tapi, bukan berarti musim ini benar-benar tanpa prestasi, lho.

Guardiola gak tinggal diam saat ditanya soal musim "nirgelar" ini. Dia langsung mengingatkan kalau City masih sempat ngangkat trofi Community Shield di awal musim. Waktu itu, mereka ngalahin Manchester United lewat adu penalti 7-6 setelah main imbang 1-1 di waktu normal.

“Cuma ada beberapa tim Inggris yang bisa bilang musim ini mereka juara. Newcastle angkat Carabao Cup, Liverpool bawa pulang Premier League, dan ya... City menang Community Shield,” ujar Pep ngebela timnya.

City emang lagi gak stabil. Di Premier League, mereka ketinggalan jauh 18 poin dari Liverpool yang udah ngunci gelar juara. Di Liga Champions dan Carabao Cup, City gugur lebih awal. Dan yang paling bikin sakit hati, mereka kalah tipis 0-1 di final Piala FA lawan Crystal Palace yang justru baru pertama kali juara.

Yang makin bikin nyesek, ini tahun kedua berturut-turut City kalah di final FA Cup. Tahun lalu mereka juga tumbang di tangan Manchester United. Jadi, dari tujuh kali jadi runner-up di FA Cup, dua di antaranya kejadian dalam dua musim terakhir.

Tapi meski musim ini terasa berat, Pep tetap optimis. Saat ini City masih punya peluang besar lolos ke Liga Champions musim depan. Mereka cuma butuh empat poin lagi dari dua laga sisa buat ngamanin posisi di lima besar klasemen.

Menurut data dari Opta supercomputer, peluang City buat finis di posisi lima besar mencapai 85,7%, dan kemungkinan paling besar mereka bakal finish di peringkat ketiga dengan probabilitas 57,7%. Jadi, semua masih mungkin, asal bisa maksimalkan dua laga terakhir yang salah satunya lawan Bournemouth di kandang sendiri.

Guardiola juga nyinggung soal tim-tim lain yang belum tentu lebih baik. “Chelsea mungkin bisa menang di Conference League lawan Real Betis. United dan Tottenham juga bisa dapet trofi lewat Liga Europa. Tapi selebihnya? Banyak tim cuma bisa berharap lolos Liga Champions,” katanya.

Intinya, menurut Pep, musim ini bukan sepenuhnya gagal. Walaupun gak seheboh tahun-tahun sebelumnya, City tetap punya pencapaian dan peluang buat tetap bersaing di level top Eropa musim depan.