5 Warga Badui Digigit Ular Berbisa, Salah Satunya Meninggal | Borneotribun.com -->

Senin, 08 Agustus 2022

5 Warga Badui Digigit Ular Berbisa, Salah Satunya Meninggal

Sani (31) warga Badui dilarikan oleh Relawan Sahabat Indonesia (RSI) ke RSUD Banten untuk perawatan medis akibat gigitan ular berbisa jenis ular tanah.
Sani (31) warga Badui dilarikan oleh Relawan Sahabat Indonesia (RSI) ke RSUD Banten untuk perawatan medis akibat gigitan ular berbisa jenis ular tanah.

BorneoTribun, Lebak - Lima warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten digigit ular berbisa sejak pekan lalu, salah satunya meninggal karena terlambat mendapat perawatan medis.

"Kami mendapat laporan dari Pak RT Ardi di sebuah pemukiman Badui yang menginformasikan bahwa warganya digigit ular berbisa ular tanah yang mematikan itu," kata Koordinator Sahabat Relawan Indonesia Muhammad Arif Kirdiat di Lebak, Minggu.

Masyarakat Badui dilaporkan menjadi korban gigitan ular berbisa. Sejak pekan lalu, pasien kelima dan salah satunya meninggal dunia karena terlambat mendapatkan perawatan medis.

Selain itu, satu orang lagi akan diamputasi karena kondisi kaki yang membusuk setelah dibawa ke petugas medis.

“Saya kira berbahaya jika korban gigitan ular tidak segera ditangani, bisa menyebabkan kematian,” jelasnya.

Menurutnya, sangat miris melihat tiga unit puskesmas di perbatasan pemukiman Badui, yakni Puskesmas Cirinten, Puskesmas Bojongmanik dan Puskesmas Cisimeut kosong stok obat anti bisa ular.

Sementara itu, pasien Badui yang menjadi korban gigitan ular berbisa ingin dibawa ke RS Adjidarmo Rangkasbitung, namun tidak mendapat bantuan BPJS Mandiri atau BPJS PBI dari pemerintah.

Karena itu, ia terpaksa memutuskan semalam untuk menyewa mobil pick up untuk dilarikan ke RSUD Banten karena mendapat Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) pasien.

Dalam situasi yang memerlukan penanganan cepat, kata dia, terkadang fasilitas darurat di pelayanan dasar di daerah sangat sulit dan tidak tanggap.

“Kami berharap puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar harus menyediakan obat anti bisa ular untuk menyelamatkan warganya,” ujarnya.

Sani, 31, korban Badui yang digigit ular berbisa, mengaku lega dan senang bisa dilarikan ke RS Banten oleh sahabat relawan Indonesia, Muhammad Arif, agar bisa ditangani oleh tenaga medis.
 
“Kami berharap luka korban gigitan ular berbisa bisa sembuh kembali dan bisa berkumpul dengan anggota keluarga,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, dr Firman Rahmatullah mengatakan, saat ini ular berbisa yang mematikan adalah jenis ular tanah, sehingga jika digigit akan segera ditangani oleh tenaga medis. personil.

Mereka adalah warga Kabupaten Lebak yang menjadi korban gigitan ular berbisa dan biasanya membuka lahan untuk bercocok tanam.

Populasi ular tanah yang mematikan ini memiliki habitat di suhu dingin dan banyak ditumbuhi bambu atau perdu. Masyarakat Kabupaten Lebak, termasuk masyarakat Badui, kerap menjadi korban gigitan ular berbisa saat membuka ladang.

“Kami meminta warga memakai sepatu bot ke ladang dan jika digigit ular berbisa segera dilarikan ke puskesmas atau rumah sakit untuk menyelamatkan nyawa,” katanya.

(MS/ANT)

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar