Kembali Merenggut Nyawa Aktivitas PETI Di Bengkayang | Borneotribun.com -->

Jumat, 12 Agustus 2022

Kembali Merenggut Nyawa Aktivitas PETI Di Bengkayang

Kembali Merenggut Nyawa Aktivitas PETI Di Bengkayang
Fhoto : Kades Tiga Berkat, Geradus, Kapolsek Lumar IPDA Wahyudi dan bawah Camat Lumar, Busmet (Rinto/Ij/Borneotribun)
BorneoTribun Bengkayang, Kalbar - Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Kembali memakan korban, Kondisi ini tentu dan seharusnya menjadi perhatian semua pihak, karena demi mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga harus bertaruh nyawa.

Seperti yang dialami salah satu warga Dusun Sekinyak inisial  Sdn, menjadi korban demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Kejadian tersebut di benarkan langsung oleh Kepala Desa Tiga Berkat, Geradus menjelaskan kepada media ini, Kamis (11/08/2022).

"Sementara, Kami dari pemerintah desa juga tidak bisa mendata dimana hampir setiap hari keluar masuk satu orang bawa kawan, dibawa keluarga sampailah pada hari kemaren ada kecelakaan satu korban dan yang satu kritis dan masih sempat dibawa kerumah sakit," Cerita Kades.

Menurutnya, pemerintahan desa sama dengan pemerintah kecamatan dan kepolisian. Dalam hal ini tidak henti-hentinya menghimbau kepada mereka pekerja tambang.

Geradus juga mengatakan dimana kecelakaan tersebut dan menurut informasi kawan-kawan di lapangan sekitar jam 13:00 siang hari dan posisi korban tertimpa batu.

"Memang kejadian tersebut adalah kecelakaan tunggal. Dan mereka yang bekerja disitu pribadi tidak ada Bos dan respon keluarga juga terakhir kecelakaan tersebut mereka tidak terlalu respon yang luar biasa karena mereka sudah tau dengan resikonya bekerja ditempat yang rawan kecelakaan," Ucap Geradus.

Sementara Camat Lumar, Busmet ketika diwawancarai oleh awak media ini mengatakan hal sama dimana korban kecelakaan tunggal. Pekerja tidak memperhatikan dari sisi keamanan atau Sefety, kegiatan tambang sudah dilakukan dari Zaman penjajahan Belanda.

"Kami dari pihak kecamatan juga sudah memperingatkan dan memberikan penyuluhan melalui Tokoh-tokoh Adat termasuk kepala dusun dan kepala desanya, namun justru yang datang bekerja kebanyakan dari luar desa tiga berkat," Ujar Busmet.

Saat dikonfirmasi Kapolres Bengkayang melalui Kapolsek Lumar IPDA Wahyudi.,A.Md,.Kep. saat dijumpai oleh awak media diruang kerjanya, menyikapi terjadinya korban adanya kerjasama dari semua pihak terkait terutama melalui desa, kecamatan, adat, kalau dilihat dari sisi keamanan pekerjaan tinggal menunggu dan sewaktu-waktu lokasi tambang tersebut akan runtuh kembali serta dapat membahayakan keselamatan pekerja tambang.

"Selaku pihak berwajib bahwa lokasi ini harus di tutup guna menghindari korban berikutnya," Ujar Wahyudi.

Selanjutnya, Kapolsek menyebutkan selama ini kita seperti bermain kucing-kucingan dengan masyarakat pekerja tambang, pada saat kita datang mereka tidak ada aktivitas namun setelah kita pulang mereka memulai beraktivitas kembali seperti biasanya, tentunya tidak memungkinkan dari Personil Polsek harus melakukan pengawasan setiap harinya.

"Kami dari Kapolsek Lumar menghimbau kepada khususnya masyarakat Lumar dan sekitarnya untuk bisa menghindari jatuhnya korban lagi dengan beralih ke pekerjaan lainnya yang tentunya tidak beresiko," Tandas Wahyudi.

Reporter : Rinto Andreas/ Injil
Editor      : R. Hermanto 

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar