![]() |
Tragedi Gantung Diri di Kos Pontianak: Dugaan Stres dan Penyakit Jadi Pemicu, Ini Pentingnya Peduli Kesehatan Mental. |
Pontianak – Sebuah peristiwa menyedihkan mengguncang warga Pontianak Kota pada Rabu siang, 2 Juli 2025. Seorang pria berusia 25 tahun ditemukan tewas diduga akibat gantung diri di sebuah rumah kos yang terletak di Jalan Sejarah, Gang Gunung Malabar 1.
Kejadian ini terjadi sekitar pukul 13.45 WIB, dan sempat bikin heboh warga sekitar. Korban tinggal di rumah kos milik seseorang bernama Yoga. Menurut info dari salah satu saksi yang juga teman dekatnya, korban sempat menghubungi dan memintanya untuk datang ke kos. Tapi karena sedang mandi dan makan, sang teman baru tiba sekitar pukul 14.11 WIB.
Begitu sampai, saksi kaget bukan main. Pintu kamar ternyata tidak dikunci. Saat dibuka, dia menemukan korban sudah tergantung dengan ikat pinggang berwarna cokelat. Tanpa pikir panjang, saksi langsung memotong ikat pinggang itu pakai pisau dan segera menghubungi keluarga korban.
Ada Surat Wasiat di Lokasi
![]() |
Tragedi Gantung Diri di Kos Pontianak: Dugaan Stres dan Penyakit Jadi Pemicu, Ini Pentingnya Peduli Kesehatan Mental. |
Di tempat kejadian, polisi menemukan sepucuk surat yang diduga ditulis oleh korban. Isinya belum diumumkan ke publik, tapi ini memperkuat dugaan bahwa korban sudah merencanakan tindakannya. Dari penuturan keluarga dan teman-temannya, korban memang diketahui sedang mengalami tekanan mental yang cukup berat. Bahkan, ia juga punya riwayat penyakit.
Pihak kepolisian dari Polsek Pontianak Kota bersama tim Inafis Polresta Pontianak langsung bergerak cepat. Mereka melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pemeriksaan awal pada tubuh korban. Setelah itu, jenazah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum guna memastikan penyebab kematian secara medis.
Polisi Imbau Warga Lebih Peka Terhadap Kesehatan Mental
![]() |
Tragedi Gantung Diri di Kos Pontianak: Dugaan Stres dan Penyakit Jadi Pemicu, Ini Pentingnya Peduli Kesehatan Mental. |
Kapolresta Pontianak Kombes Pol Adhe Hariadi melalui Kasi Humas AKP Wagitri mengatakan bahwa pihaknya akan menangani kasus ini dengan mengedepankan sisi kemanusiaan. Ia juga menegaskan bahwa hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan lain.
“Kami tetap menunggu hasil visum untuk kepastian, tapi sejauh ini memang tidak ada indikasi kekerasan fisik lainnya,” ujar AKP Wagitri.
Dalam kesempatan yang sama, beliau juga mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat akan kesehatan mental. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional kalau merasa tertekan, stres berat, atau menghadapi masalah psikologis.
Kejadian ini seharusnya jadi pengingat buat kita semua bahwa gangguan mental bukan hal yang bisa disepelekan. Kadang, orang-orang di sekitar kita terlihat baik-baik saja, tapi sebenarnya sedang menyimpan beban yang berat. Komunikasi, perhatian kecil, atau bahkan sekadar hadir bisa sangat berarti buat mereka.
Kalau kamu atau orang terdekat kamu sedang dalam kondisi yang sulit, jangan ragu untuk cari pertolongan. Banyak kok layanan konseling gratis atau berbayar yang bisa diakses. Bahkan sekarang sudah banyak juga layanan online dengan harga terjangkau, mulai dari Rp50.000-an per sesi.
Yuk, kita sama-sama belajar untuk lebih peduli. Karena perhatian kecil dari kita, bisa jadi penyelamat nyawa bagi orang lain.