Berita Borneotribun Hari ini

Berita Utama

Kalbar

Sepakbola

Lifestyle

Jumat, 18 Juli 2025

Kaki Bengkak dan Memar di Tangan, Kondisi Kesehatan Donald Trump Jadi Sorotan: Dokter Pastikan Tak Serius

Kaki Bengkak dan Memar di Tangan, Kondisi Kesehatan Donald Trump Jadi Sorotan: Dokter Pastikan Tak Serius
Kaki Bengkak dan Memar di Tangan, Kondisi Kesehatan Donald Trump Jadi Sorotan: Dokter Pastikan Tak Serius.

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini menjadi pusat perhatian publik setelah terlihat dengan pergelangan kaki yang membengkak dan memar di tangan. 

Hal ini memicu kekhawatiran banyak pihak tentang kondisi kesehatannya. 

Namun, Gedung Putih akhirnya buka suara dan memastikan bahwa kondisi yang dialami Trump bukanlah hal yang serius.

Menurut keterangan resmi yang disampaikan pada Rabu, 17 Juli, Trump yang kini berusia 79 tahun telah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan setelah mengeluhkan pembengkakan di kakinya. 

Hasilnya, ia didiagnosis mengalami insufisiensi vena kronis—sebuah gangguan sirkulasi darah yang sebenarnya cukup umum terjadi, terutama pada orang yang berusia di atas 70 tahun.

Kaki Bengkak dan Memar di Tangan, Kondisi Kesehatan Donald Trump Jadi Sorotan: Dokter Pastikan Tak Serius
Kaki Bengkak dan Memar di Tangan, Kondisi Kesehatan Donald Trump Jadi Sorotan: Dokter Pastikan Tak Serius.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menjelaskan bahwa Trump telah melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk USG vena kaki dan tes vaskular lainnya. 

Hasilnya menunjukkan bahwa ada masalah ringan dengan aliran balik darah dari kaki ke jantung. 

Kabar baiknya, tidak ditemukan tanda-tanda penyakit berbahaya seperti penggumpalan darah dalam (DVT), gangguan pada arteri, gagal jantung, penyakit ginjal, maupun gangguan sistemik lainnya.

Dokter kepresidenan Sean Barbabella pun memperkuat pernyataan tersebut. 

Ia merilis memo kepada media, menyatakan bahwa hasil pemeriksaan Presiden Trump tergolong normal, dan secara keseluruhan kondisi kesehatannya dinyatakan baik. 

Bahkan, Barbabella menegaskan bahwa Trump masih sangat layak untuk menjalankan tugas sebagai Presiden.

Kabar tentang kondisi fisik Trump mulai ramai dibicarakan sejak dirinya terlihat mengenakan sepatu longgar saat menghadiri laga final Piala Dunia Antarklub FIFA di New Jersey pada 13 Juli. 

Beberapa hari kemudian, saat menjamu Putra Mahkota Bahrain, media juga menangkap foto tangan Trump yang tampak memar.

Menanggapi hal itu, Leavitt menjelaskan bahwa memar tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh kebiasaan berjabat tangan yang intens, ditambah konsumsi aspirin jangka panjang yang dikonsumsi Trump sebagai pencegahan terhadap penyakit jantung. 

Aspirin memang dikenal bisa membuat kulit lebih mudah memar karena pengaruhnya terhadap pembekuan darah. 

Untungnya, memar tersebut tidak disertai rasa sakit atau gejala mengganggu lainnya.

Gedung Putih dengan sengaja mempublikasikan kondisi Trump untuk menghindari spekulasi liar yang beredar. 

Mereka ingin menegaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari segi medis. 

Meski insufisiensi vena kronis memang harus dipantau agar tidak menimbulkan komplikasi, namun ini bukan penyakit yang membahayakan jiwa.

Sebagai informasi tambahan, saat Trump dilantik kembali sebagai Presiden Amerika Serikat pada Januari tahun ini, ia telah menginjak usia 78 tahun dan 7 bulan, menjadikannya presiden tertua yang pernah menjabat dalam sejarah negara tersebut.

Jadi, meskipun ada gejala fisik seperti kaki bengkak atau memar di tangan, kondisi ini masih dalam kategori ringan dan cukup umum terjadi seiring bertambahnya usia. 

Trump sendiri dikabarkan tetap menjalankan aktivitas hariannya tanpa keluhan berarti.

Nekat Parkir di Trotoar Saat Hujan Deras, Pengemudi Mobil Pribadi Cuek Bahayakan Nyawa Pejalan Kaki!

Nekat Parkir di Trotoar Saat Hujan Deras, Pengemudi Mobil Pribadi Cuek Bahayakan Nyawa Pejalan Kaki!
Nekat Parkir di Trotoar Saat Hujan Deras, Pengemudi Mobil Pribadi Cuek Bahayakan Nyawa Pejalan Kaki!

JAKARTA - Beberapa hari terakhir, media sosial ramai memperbincangkan sebuah video yang bikin emosi seorang sopir mobil pribadi dengan santainya memarkir kendaraannya secara miring di atas trotoar saat hujan deras, demi menghindari basah saat menurunkan barang. 

Yang bikin geram, aksi ini membuat para pejalan kaki terpaksa turun ke jalan raya yang basah dan licin, mempertaruhkan keselamatan mereka di tengah lalu lintas yang padat.

Kejadian ini terekam pada tanggal 10 bulan ini, ketika sisa badai tropis “Danas” melanda wilayah pesisir selatan Tiongkok dan bagian utara Laut Cina Selatan, termasuk Hong Kong. 

Cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan petir membuat kondisi jalan sangat berbahaya. 

Namun, bukannya lebih berhati-hati, si pengemudi malah dengan seenaknya memanfaatkan trotoar sebagai tempat parkir dadakan. 

Ia membuka pintu bagasi belakang dan menurunkan barang satu per satu, seolah tidak peduli bahwa tindakannya memblokir jalur pejalan kaki sepenuhnya.

Padahal, dalam hukum yang berlaku di Hong Kong, yaitu Pasal 9 dari Peraturan Lalu Lintas Jalan (Parkir), Bab 374C, siapa pun yang memarkir kendaraan dengan cara yang membahayakan pengguna jalan lain bisa dikenakan denda sebesar HK$2.000 atau sekitar Rp4 juta

Jadi, jelas bahwa tindakan ini bukan hanya tidak etis, tapi juga melanggar hukum.

Lebih dari sekadar pelanggaran, perilaku seperti ini bisa memicu efek domino yang disebut “broken window effect”, di mana satu pelanggaran kecil bisa memicu pelanggaran lain karena dianggap “biasa saja”. 

Kalau dibiarkan, bukan tidak mungkin trotoar akan berubah fungsi menjadi lahan parkir liar. 

Ini jelas mengancam keselamatan dan kenyamanan publik, terutama bagi pejalan kaki yang sudah punya ruang terbatas di kota besar.

Saatnya aparat penegak hukum turun tangan. Penindakan tegas perlu dilakukan agar aksi seperti ini tidak jadi kebiasaan. 

Trotoar dibuat untuk pejalan kaki, bukan sebagai tempat parkir darurat saat hujan. Kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan ketertiban di jalan, apalagi dalam kondisi cuaca ekstrem.

Terhalang Aturan Usang, Pasien Katarak di Hong Kong Frustrasi: Kenapa Surat Rujukan dari Ahli Tak Diakui?

Terhalang Aturan Usang, Pasien Katarak di Hong Kong Frustrasi: Kenapa Surat Rujukan dari Ahli Tak Diakui?
Terhalang Aturan Usang, Pasien Katarak di Hong Kong Frustrasi: Kenapa Surat Rujukan dari Ahli Tak Diakui?

JAKARTA - Bayangkan kamu sudah menjalani pemeriksaan mata oleh seorang ahli optometri yang terlatih, dan hasilnya menyatakan bahwa kamu menderita katarak. 

Tapi ketika kamu ingin menjalani pengobatan lanjutan di rumah sakit pemerintah, surat rujukan dari ahli tersebut malah ditolak. 

Inilah yang dialami oleh seorang warga Hong Kong, sebut saja Pak Chan, yang mengaku kecewa dan bingung dengan sistem kesehatan yang terasa makin rumit.

Di Hong Kong, kekurangan tenaga medis sudah menjadi masalah lama. Untuk bisa mendapatkan perawatan spesialis di rumah sakit negeri, pasien harus membawa surat rujukan dari dokter medis yang ditandatangani dalam tiga bulan terakhir. 

Masalahnya, meskipun Pak Chan sudah diperiksa oleh seorang optometris profesional yang terdaftar, surat tersebut tetap tidak diterima oleh rumah sakit. 

Ia harus kembali mencari dokter pribadi hanya untuk mendapatkan surat rujukan tambahan. 

Ini tidak hanya membuang waktu dan biaya, tapi juga membuat khawatir karena penyakit matanya bisa saja makin parah dalam masa tunggu yang bisa mencapai lebih dari satu tahun.

Padahal, para optometris di Hong Kong telah menjalani pendidikan formal selama lima tahun dan memiliki keterampilan tinggi untuk melakukan skrining dan mengenali berbagai gangguan mata, termasuk katarak dan glaukoma. 

Namun, karena definisi profesi optometris dalam hukum medis Hong Kong belum diperbarui selama 40 tahun, peran mereka dalam sistem kesehatan sangat terbatas. 

Mereka dianggap hanya “tukang kacamata”, padahal kenyataannya jauh lebih dari itu.

Ketua Asosiasi Optometris Hong Kong, Chan Man Bun, menjelaskan bahwa waktu belajar mengenai kacamata hanya sebagian kecil dari total masa studi. 

Sebagian besar waktu kuliah justru difokuskan pada ilmu pengobatan mata, penggunaan obat, hingga manajemen klinis. 

Di negara seperti Australia, optometris memiliki wewenang untuk langsung merujuk pasien ke dokter spesialis mata. 

Hal ini menciptakan sistem yang lebih efisien dan cepat dalam penanganan kasus-kasus mata yang serius.

Pemerintah Hong Kong sebenarnya pernah ditanya soal kemungkinan mengadopsi sistem “nurse practitioner” seperti di Amerika, di mana perawat senior diberi wewenang tambahan untuk membantu tugas dokter. 

Sayangnya, pemerintah saat itu menolak gagasan tersebut dengan alasan takut mengganggu distribusi tenaga medis, dan bukannya mendorong reformasi, justru terkesan menunda-nunda perubahan.

Padahal, dengan keterlibatan lebih aktif dari para tenaga kesehatan non-dokter seperti optometris, fisioterapis, dan terapis okupasi, beban rumah sakit bisa dibagi dan pelayanan kepada masyarakat bisa jadi lebih cepat. 

Anggota legislatif Hong Kong, Lam So Wai, juga menegaskan bahwa kita perlu mempercayakan lebih banyak tanggung jawab kepada profesi-profesi ini. 

Misalnya, dalam program pengelolaan penyakit kronis, sudah terbukti bahwa kehadiran optometris di pusat kesehatan masyarakat bisa sangat membantu dalam mendeteksi dini komplikasi mata pada pasien diabetes.

Waktunya Hong Kong memperbarui cara pandangnya terhadap tenaga medis di luar profesi dokter. 

Memberikan wewenang yang tepat kepada optometris untuk melakukan rujukan bukan hanya soal efisiensi, tapi juga soal keadilan bagi pasien yang butuh penanganan cepat dan tepat. 

Karena dalam dunia kesehatan, menunggu terlalu lama bisa berarti kehilangan kesempatan untuk sembuh.

Heboh! Mahasiswa Hukum HKU Bikin Foto Tak Pantas Pakai AI, Batal Ikut Program Luar Negeri, Kasus Masih Diusut!

Heboh! Mahasiswa Hukum HKU Bikin Foto Tak Pantas Pakai AI, Batal Ikut Program Luar Negeri – Kasus Masih Diusut!
Heboh! Mahasiswa Hukum HKU Bikin Foto Tak Pantas Pakai AI, Batal Ikut Program Luar Negeri, Kasus Masih Diusut!.

JAKARTA - Seorang mahasiswa jurusan hukum dari Universitas Hong Kong (HKU) tengah jadi sorotan setelah diduga membuat foto-foto tak senonoh menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Kasus ini kini tengah diselidiki oleh Kantor Komisaris Privasi setempat. 

Pihak universitas pun akhirnya buka suara pada Rabu malam (17 Juli), menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah menyatakan penyesalannya dan secara sukarela membatalkan keikutsertaannya dalam program pertukaran pelajar internasional yang semestinya berlangsung selama satu tahun ke depan.

Menurut keterangan resmi, pihak kampus telah menerima laporan dari mahasiswa yang merasa dirugikan dan langsung menghubungkan mereka dengan Unit Kesetaraan Kesempatan kampus. 

Dalam beberapa waktu terakhir, pihak universitas juga kembali berkomunikasi dengan mahasiswa pelaku, yang kemudian menyampaikan rasa penyesalan mendalam atas tindakannya.

Universitas Hong Kong menegaskan bahwa mereka akan terus bekerja sama dengan otoritas hukum untuk menyelidiki lebih jauh. 

Jika ditemukan bukti tambahan atau perkembangan signifikan, mereka tak segan mengambil tindakan lebih lanjut.

Dalam pernyataan resminya, HKU kembali menegaskan bahwa mereka punya komitmen nol toleransi terhadap segala bentuk diskriminasi, pelecehan, atau perilaku tidak pantas. 

Kasus seperti ini akan ditangani dengan penuh keseriusan tanpa kompromi.

Saat menerima laporan dugaan pelanggaran tersebut, universitas segera melakukan penyelidikan internal berdasarkan informasi yang ada saat itu. 

Mahasiswa yang dilaporkan telah menerima surat peringatan resmi dari kampus dan juga telah meminta maaf secara langsung kepada korban.

Namun, pihak kampus menekankan bahwa surat peringatan dan permintaan maaf itu bukan berarti kasusnya telah ditutup. 

Proses penanganan masih terus berjalan, dan keputusan akhir akan ditentukan setelah semua fakta terungkap sepenuhnya.

Aktor Jepang Kei Tanaka Bikin Geger! Menang Turnamen Poker Dunia dan Bawa Pulang Rp1,8 Miliar

Aktor Jepang Kei Tanaka Bikin Geger! Menang Turnamen Poker Dunia dan Bawa Pulang Rp1,8 Miliar
Aktor Jepang Kei Tanaka Bikin Geger! Menang Turnamen Poker Dunia dan Bawa Pulang Rp1,8 Miliar.

JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari dunia hiburan Jepang! Kei Tanaka, aktor terkenal yang dikenal lewat serial hits Ossan’s Love, sukses mencuri perhatian dunia saat tampil di ajang bergengsi World Series of Poker (WSOP) yang digelar di Las Vegas, Amerika Serikat.

Tanpa banyak gembar-gembor, Tanaka mengikuti turnamen tersebut dengan nama internasional "Kei Tanaka". 

Ia tampil low profile dengan mengenakan topi dan masker selama pertandingan berlangsung, mungkin agar tidak terlalu mencolok. 

Siapa sangka, dari ribuan peserta yang ikut serta lebih dari 1.900 orangTanaka berhasil menyabet posisi ketiga!

Keberhasilan ini membawanya meraih hadiah fantastis senilai USD 115.295 atau sekitar Rp1,8 miliar! Padahal, biaya pendaftaran turnamen ini hanya sekitar USD 1.000 (sekitar Rp16 juta), jadi bisa dibilang Tanaka berhasil “all-in” secara cerdas.

Bukan rahasia lagi kalau Kei Tanaka memang punya ketertarikan terhadap dunia taruhan. 

Beberapa media di Jepang pernah melaporkan bahwa ia cukup menikmati berbagai bentuk hiburan seperti pacuan kuda, balapan perahu, bahkan permainan pachinko dan mahjong.

Namun, kemenangan ini datang di tengah sorotan media terkait rumor kehidupan pribadinya. 

Tanaka sempat dikabarkan terlibat hubungan terlarang dengan aktris muda Nagano Mei, lawan mainnya dalam serial Cells at Work

Meski kabar tersebut dibantah oleh kedua belah pihak, reputasi Tanaka sempat goyah.

Meski begitu, pencapaiannya di turnamen poker ini tetap patut diapresiasi. 

Ia tidak hanya menunjukkan sisi baru dari dirinya yang jarang diketahui publik, tetapi juga membuktikan bahwa ia memiliki keahlian yang tidak main-main di meja poker. 

Banyak netizen memuji keberaniannya ikut serta di ajang internasional, apalagi mampu menembus tiga besar dari ribuan peserta.

Bisa jadi, ini adalah langkah awal bagi Tanaka untuk memperluas sayap di luar dunia akting. Siapa tahu, suatu saat nanti ia justru dikenal sebagai "aktor sekaligus bintang poker profesional" Jepang!

Kita lihat saja ke mana langkah Tanaka akan berlabuh selanjutnya. Yang jelas, kali ini dia pulang dari Las Vegas bukan hanya dengan pengalaman, tapi juga dengan kemenangan besar di tangan.

Kembali ke Aprilia, Jorge Martin Akui Tak Akan Mudah: Yang Terpenting Adalah Komunikasi

Kembali ke Aprilia, Jorge Martín Akui Tak Akan Mudah: Yang Terpenting Adalah Komunikasi
Kembali ke Aprilia, Jorge Martín Akui Tak Akan Mudah: Yang Terpenting Adalah Komunikasi.

JAKARTA - Setelah tiga bulan absen dari lintasan MotoGP karena cedera dan drama kontrak, Jorge Martín akhirnya kembali ke paddock. Kepulangannya tidak hanya ditunggu-tunggu oleh para penggemar, tapi juga menjadi sorotan media. 

Ia pun langsung ikut konferensi pers khusus yang digelar oleh MotoGP.com, menjawab berbagai pertanyaan yang menumpuk setelah masa sulit yang ia lalui.

Namun, Jorge tak menutupi bahwa momen ini terasa canggung baginya. Berdiri sendirian di depan puluhan wartawan jelas bukan hal yang mudah. 

Tapi, seperti biasa, Martín tetap terbuka. Ia menjawab semua pertanyaan, termasuk soal hubungannya dengan tim Aprilia dan atmosfer yang menyambutnya kembali.

Meski sempat bersitegang dengan Aprilia saat ingin mengakhiri kontraknya lebih awal, Jorge tetap percaya bahwa hubungan yang baik masih bisa dibangun kembali selama ada komunikasi yang jujur dan terbuka.

“Saya sudah bicara dengan tim saya, dengan tim penguji, dan dengan Massimo (Rivola). Saya tahu ini tidak akan berjalan mulus, saya juga tidak berharap semuanya indah. Tapi saya akan berjuang keras agar kami bisa meraih hasil yang luar biasa bersama,” ungkapnya penuh semangat.

Menurutnya, hubungan dalam tim seperti sebuah hubungan cinta. Kadang harmonis, kadang penuh konflik. Tapi selama ada niat dari kedua belah pihak untuk saling memahami dan tetap bersama, maka segalanya mungkin untuk diperbaiki.

“Kami memang sempat bertengkar besar, saya tak bisa menyangkal itu. Tapi sekarang, kami sepakat untuk membangun kembali, karena baik saya maupun Aprilia ingin bersama dan menang di masa depan. Dan itu yang paling penting,” lanjut pembalap bernomor #1 ini.

Kini, Jorge Martín ingin kembali membangun suasana kekeluargaan di dalam tim—sesuatu yang menurutnya sangat penting untuk kenyamanan dan performanya di lintasan. Ia sadar, itu tidak akan bisa terwujud dalam semalam. Tapi niat dan komitmennya sangat jelas: ia ingin merasa seperti berada di "rumah" lagi.

Soal kontroversi sebelumnya, Jorge tegas menyatakan bahwa ia tidak menyesal sedikit pun.

“Kalau datang ke paddock setelah situasi seperti ini, pasti terasa ada ketegangan. Tapi yang utama itu komunikasi. Saya tidak meminta maaf, karena saya merasa tidak melakukan hal yang salah. Saya cuma melakukan apa yang menurut saya terbaik untuk karier saya.”

Kini, fokusnya hanya satu: membangun kembali kepercayaan dan chemistry dalam tim. Dan bila suatu saat tim merasa dirinya harus melakukan sesuatu demi memperbaiki hubungan, ia siap melakukannya.

“Bagi saya, punya ‘keluarga’ di paddock itu sangat penting. Jadi saya akan kerja keras untuk menciptakan suasana itu lagi,” tutup Martín.

Jorge Martín memang sadar bahwa jalan di depannya tidak akan mulus. Namun dengan sikap terbuka, semangat membangun kembali, dan tekad untuk berkomunikasi lebih baik, ia ingin membuktikan bahwa konflik masa lalu bisa diubah jadi energi positif. Fans Aprilia tentu berharap kisah comeback ini berakhir manis bukan cuma di paddock, tapi juga di podium.

Luca Marini Bangkit Usai Cedera, Puji Perbaikan Sirkuit Brno yang Kini Kembali Mengagumkan!

Luca Marini Bangkit Usai Cedera, Puji Perbaikan Sirkuit Brno yang Kini Kembali Mengagumkan!
Luca Marini Bangkit Usai Cedera, Puji Perbaikan Sirkuit Brno yang Kini Kembali Mengagumkan!

JAKARTA - Setelah cukup lama absen dari kalender MotoGP, akhirnya Sirkuit Brno kembali lagi di tahun 2024! Sirkuit kebanggaan Republik Ceko ini sempat ditinggalkan sejak 2020 karena masalah grip aspal yang terus menurun. 

Tapi sekarang, setelah perombakan besar-besaran pada permukaan lintasan, Brno siap menyambut para pembalap dengan kondisi trek yang jauh lebih baik.

Salah satu pembalap yang sangat mengapresiasi perubahan besar ini adalah Luca Marini, rider Honda MotoGP. Dalam sesi tes pribadi sebelum balapan dimulai, Marini mengaku sangat puas dengan hasil pekerjaan perbaikan lintasan.

"Itu hari pertama saya naik motor lagi setelah cedera, jadi saya masih pelan-pelan bawa motornya, belum ngotot 100 persen," ujar Marini dengan nada santai saat konferensi pers di Brno.
"Tapi yang pasti, kondisi lintasannya luar biasa. Jauh lebih bagus dari sebelumnya. Aspal barunya bener-bener keren! Saya harap sirkuit lain di dunia juga bisa sebaik ini ke depannya."

Kembalinya Brno ini juga bertepatan dengan momen spesial bagi Marini. Setelah absen cukup lama akibat insiden parah di Suzuka, balapan di Jerman pekan lalu menjadi titik balik baginya. Ia sukses finish di posisi keenam hasil terbaiknya sejauh ini bersama Honda HRC Castrol.

"Itu masa-masa yang berat banget buat saya," ungkapnya.
"Awalnya saya sempat khawatir banget. Setelah kecelakaan, saya merasa butuh waktu lama buat sembuh dan kembali ke atas motor. Tapi ternyata proses pemulihannya jauh lebih cepat dari dugaan. Saya bisa balapan lagi dan hasilnya cukup memuaskan, meskipun ada sedikit keberuntungan juga karena beberapa pembalap di depan jatuh."

Walau finish keenam sudah cukup membanggakan, Marini belum puas. Ia menegaskan bahwa tujuannya musim ini adalah terus berkembang, baik dari sisi performa motor maupun gaya balapnya sendiri.
"Kami yakin bisa lebih baik lagi. Tujuan saya sekarang adalah memperbaiki performa motor dan meningkatkan skill balap saya. Saya yakin di akhir musim nanti kita bisa menunjukkan hasil yang lebih maksimal."

Kembalinya Marini ke lintasan dengan semangat baru dan Sirkuit Brno yang kini tampil dengan wajah baru menjadi kombinasi menarik yang patut dinantikan para pecinta MotoGP. Jangan sampai kelewatan aksi-aksi seru di sirkuit legendaris ini!

Jorge Martin Sempat Tak Yakin Bisa Balapan Lagi: Perjuangan Mental Sang Juara Dunia MotoGP

Jorge Martin Sempat Tak Yakin Bisa Balapan Lagi: Perjuangan Mental Sang Juara Dunia MotoGP
Jorge Martin Sempat Tak Yakin Bisa Balapan Lagi: Perjuangan Mental Sang Juara Dunia MotoGP.

JAKARTA - Jorge Martin, sang juara dunia MotoGP yang tengah naik daun, akhirnya buka suara tentang masa tersulit dalam kariernya saat ia terbaring di rumah sakit usai kecelakaan parah di Grand Prix Qatar. 

Dalam momen jujurnya di konferensi pers jelang balapan di Brno akhir pekan ini, Martin mengaku sempat meragukan apakah dirinya akan bisa kembali menunggangi motor MotoGP.

Kecelakaan yang terjadi di Sirkuit Lusail pada bulan April itu membuat Martin harus absen cukup lama. Ia bahkan menjalani perawatan intensif di ruang ICU selama empat hari. Di masa kritis itu, pikirannya dipenuhi dengan ketidakpastian.

“Saat di rumah sakit di Qatar, saya sempat berpikir, ‘Apa saya masih bisa naik motor lagi?’ Itu benar-benar jadi ketakutan utama saya waktu itu,” ungkap Martin dengan suara penuh emosi. “Saya banyak ngobrol dengan pacar saya, ayah saya, juga Aleix [Espargaro]... Tapi saya tetap ragu, apa saya bisa kembali ke dunia MotoGP.”

Tak hanya soal fisik, perjalanan pemulihan Martin ternyata juga jadi ujian besar secara mental. Ia mengaku kehilangan rasa percaya diri dan mempertanyakan apakah dirinya masih bisa cepat, masih bisa kuat seperti sebelumnya.

Namun seiring waktu dan latihan keras yang ia jalani, rasa percaya diri itu perlahan tumbuh kembali. “Saya latihan dengan serius, saya rasa saya lebih siap dari sebelumnya,” ujarnya tegas. “Dan satu hal yang saya sadari, saya punya keberanian besar dalam diri saya. Saya nggak tahu sebelumnya kalau saya sekuat ini secara mental. Sekarang saya tahu, keberanian itu akan terus saya bawa sepanjang karier saya.”

Dalam kesempatan itu, Martin juga menegaskan komitmennya untuk tetap bersama Aprilia Racing di musim depan, menepis berbagai rumor yang sempat mengaitkannya dengan Honda. Keputusan ini tentu jadi kabar baik bagi Aprilia, yang kini punya pembalap yang bukan hanya cepat, tapi juga tangguh secara mental.

Kisah Jorge Martin bukan cuma soal kecepatan di lintasan, tapi juga soal keberanian menghadapi keraguan, rasa takut, dan tekanan mental. Buat siapa pun yang pernah merasa ragu dengan diri sendiri, perjuangan Martin bisa jadi inspirasi bahwa kadang, kekuatan terbesar justru muncul dari titik terlemah kita.

Drama Panas Jorge Martin dan Aprilia: Dari Ancaman Putus Kontrak hingga Harapan Juara MotoGP 2026

Drama Panas Jorge Martin dan Aprilia: Dari Ancaman Putus Kontrak hingga Harapan Juara MotoGP 2026
Drama Panas Jorge Martin dan Aprilia: Dari Ancaman Putus Kontrak hingga Harapan Juara MotoGP 2026.

JAKARTA - Dalam dunia balap motor kelas dunia, jarang sekali kita mendengar seorang pembalap harus klarifikasi publik hanya untuk memastikan bahwa ia akan tetap balapan bersama tim yang telah mengontraknya selama dua tahun. Tapi itulah yang terjadi pada Jorge Martin di Grand Prix Ceko—sebuah momen canggung yang akhirnya membuka lembaran baru dari drama panjang antara sang juara dunia dan tim Aprilia.

Cerita ini bukan sekadar soal balapan. Ini tentang konflik, cedera, pertarungan hukum, dan kepercayaan yang hampir hancur. Jorge Martin, yang sedang berada di puncak kariernya, justru mengalami salah satu masa tersulit setelah cedera membuatnya absen dari tes pramusim dan tiga seri pembuka MotoGP. Bahkan saat comeback di GP Qatar, ia kembali jatuh dan harus menepi.

Tak lama setelah itu, Martin secara diam-diam muncul di paddock Le Mans untuk mendiskusikan keinginannya keluar dari Aprilia. Ia mengklaim memiliki klausul performa dalam kontrak yang memungkinkannya hengkang jika tak masuk lima besar klasemen usai GP Prancis 2025. Tapi Aprilia menolak mentah-mentah, beralasan Martin nyaris belum mengendarai motor RS-GP musim ini.

April dan Mei jadi bulan penuh tarik ulur. Aprilia menyatakan tidak akan melepas Martin begitu saja, bahkan siap membawa masalah ini ke pengadilan Italia. Di sisi lain, tim Martin mendesak proses hukum segera dimulai agar nasib sang pembalap jelas sebelum musim 2025 berakhir.

Saat suasana makin memanas, CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, turut bersuara: jika Martin tak menyelesaikan masalah kontraknya dengan benar, maka ia tak akan diizinkan tampil di grid MotoGP 2026. Makin runyam, bukan?

Titik balik terjadi saat media Spanyol melaporkan bahwa Martin memutuskan bertahan di Aprilia. Di sinilah strategi manajernya, Albert Valera, terbongkar—wawancara kontroversialnya di GP Belanda ternyata hanya langkah untuk "memaksa" masalah ini diselesaikan lewat jalur hukum.

Dari kacamata publik dan media, Aprilia keluar sebagai pemenang. Mereka mempertahankan pembalap utamanya dan tetap memegang kendali. Bahkan momen konfirmasi Martin yang disiarkan langsung dari Brno jadi semacam “pembalasan” elegan bagi Aprilia—Martin duduk menjawab pertanyaan sulit, menghadapi semua sorotan media secara langsung.

Tapi Martin juga tidak tinggal diam. Ia akhirnya menjelaskan alasannya: setelah kecelakaan di Qatar, ia sempat berpikir untuk pensiun. Itulah kenapa ia mencoba menggunakan klausul kontrak tersebut. Ia juga merasa tidak mendapat cukup kesempatan untuk membuktikan performa motor Aprilia secara pribadi.

Dalam sesi tersebut, Martin terlihat emosional saat menyebut dukungan dari sang ayah dan pacarnya. Walau tidak secara eksplisit menyebut kehilangan kepercayaan terhadap motor Aprilia, ada kesan kuat bahwa cedera dan hasil buruk jadi penyebab utama keraguan dalam dirinya.

Namun, satu hal yang patut dihargai—Martin tidak bersembunyi di balik alasan. Ia jujur, mengakui keputusannya, dan berkata, “Saya tidak menyesal karena saya melakukan apa yang saya anggap terbaik untuk karier saya.”

Meski tidak meminta maaf secara langsung kepada kru tim, Martin menyatakan siap berdiskusi dan memperbaiki hubungan jika itu diperlukan. Namun di sinilah tantangan Aprilia dimulai: bagaimana memotivasi tim yang tahu bahwa pembalap utamanya sempat ingin pergi dan mungkin masih melirik tawaran dari pabrikan lain untuk musim 2027.

Namun, Martin juga menunjukkan kedewasaan. Ia berkata, “Saya bukan orang bodoh. Saya tahu kita punya potensi besar bersama. Sekarang saatnya membangun dan menang.”

Musim 2025 ini, terutama paruh kedua, akan jadi ujian besar bagi Martin. Bukan hanya soal performa di lintasan, tapi juga bagaimana ia membangun kembali kepercayaan tim dan reputasinya sebagai juara dunia. Jika ia gagal tampil konsisten, bisa jadi tim-tim lain akan berpikir dua kali untuk merekrutnya di masa depan.

Meski semua pihak sekarang menunjukkan senyum dan kata damai, semua tahu bahwa ini bukanlah akhir dari kisah rumit antara Aprilia dan Martin. Tapi jika hubungan ini bisa dipulihkan dan Martin kembali bersinar, bukan tidak mungkin semua drama ini akan terlupakan—dan siapa tahu, bisa jadi Aprilia akan berdiri di podium tertinggi bersama Martin, membuktikan bahwa dari konflik bisa lahir kemenangan besar.

Dan itulah MotoGP bukan hanya soal siapa paling cepat, tapi juga tentang strategi, ego, dan perjalanan manusia di balik helm balap.

Jorge Martin Tak Menyesal Tolak Aprilia: Aku Pilih Masa Depanku Sendiri!

Jorge Martin Tak Menyesal Tolak Aprilia: Aku Pilih Masa Depanku Sendiri!
Jorge Martin Tak Menyesal Tolak Aprilia: Aku Pilih Masa Depanku Sendiri!

JAKARTA - Jorge Martin akhirnya buka suara soal drama panas kontraknya dengan tim Aprilia. Setelah sempat jadi perbincangan sejak Mei lalu karena ingin pindah tim, Martin dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak menyesal sedikit pun atas keputusannya. Bahkan, ia mengaku tak merasa perlu meminta maaf kepada Aprilia karena menurutnya, semua yang ia lakukan murni demi masa depan kariernya di MotoGP.

“Aku nggak nyesel sama sekali. Semua keputusan yang aku ambil selama beberapa bulan terakhir ini adalah yang terbaik buat aku dan masa depan karierku,” ujar Martin saat konferensi pers di Brno, jelang GP Ceko.

Martin sendiri sempat absen panjang setelah mengalami cedera parah akibat kecelakaan di Qatar. Ia menjalani masa pemulihan yang sangat berat, termasuk 12 tulang rusuk patah dan berminggu-minggu kesulitan tidur.

“Nggak ada yang bisa ngerti apa yang aku rasain waktu itu. Bayangin aja, kamu di rumah sakit, nggak bisa tidur seminggu karena sakit, dan semua pikiran bercampur aduk. Dalam kondisi kayak gitu, aku cuma mikir gimana caranya menyelamatkan masa depan karierku,” ungkapnya.

Walaupun sempat mencoba keluar dari kontraknya lewat klausul performa demi bergabung dengan tim lain mulai 2026, kabar terbaru menyebutkan bahwa Martin akhirnya akan tetap bersama Aprilia.

Menanggapi pertanyaan apakah ia menyesal dan telah meminta maaf ke tim, Martin menjawab tegas, “Aku nggak minta maaf karena aku merasa nggak melakukan kesalahan. Aku cuma berusaha ambil keputusan terbaik buat masa depanku. Dan sekarang aku udah memilih untuk tetap di sini.”

Martin juga mengakui bahwa suasana di paddock terasa agak tegang setelah masalah ini mencuat. Tapi menurutnya, komunikasi terbuka antara rider dan tim jauh lebih penting daripada formalitas meminta maaf.

“Kalau ada yang nggak beres, kita bisa bicara langsung. Begitu juga sebaliknya. Komunikasi itu kunci, dan itu yang lagi aku bangun sekarang,” jelasnya.

Aprilia sendiri tetap bersikukuh mempertahankan Martin sesuai kontrak untuk 2026, tapi mereka juga menunjukkan niat untuk memperbaiki hubungan. Martin pun menyadari pentingnya kekompakan tim dan siap bekerja keras untuk memperkuat chemistry di dalam paddock.

“Aku sudah bicara dengan semua kru, termasuk tim penguji, juga Massimo. Kita semua sepakat untuk jalan bareng. Mungkin nggak akan langsung mulus, tapi aku akan berusaha keras kasih yang terbaik. Aku ingin membangun kembali ‘keluarga’ di paddock ini, karena buatku itu penting banget,” tegasnya.

Sekarang, semua mata tertuju pada Jorge Martin di GP Ceko. Apakah ia bisa bangkit dan membuktikan bahwa semua drama ini bukan akhir, melainkan awal dari langkah besar menuju puncak?