Berita Borneotribun Hari ini

Berita Utama

Kalbar

Sepakbola

Lifestyle

Sabtu, 19 Juli 2025

Menteri Nusron Bongkar Tantangan Berat BPN: Percepat Sertifikasi, Perkuat SDM, dan Lawan Hoaks Pertanahan!

Menteri Nusron Bongkar Tantangan Berat BPN: Percepat Sertifikasi, Perkuat SDM, dan Lawan Hoaks Pertanahan!
Menteri Nusron Bongkar Tantangan Berat BPN: Percepat Sertifikasi, Perkuat SDM, dan Lawan Hoaks Pertanahan!.

JAKARTA - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menyampaikan bahwa saat ini kementeriannya sedang menghadapi tiga pekerjaan rumah besar yang harus segera diselesaikan. 

Tiga tantangan itu adalah: meningkatkan jumlah sertifikasi tanah, menyelesaikan sertifikasi bidang tanah yang sudah terpetakan tapi belum bersertifikat, serta memastikan kualitas data pertanahan semakin akurat dan terpercaya.

Menurut Menteri Nusron, kunci keberhasilan untuk menyelesaikan tantangan ini adalah penguatan sistem kerja dan sumber daya manusia. 

Ia menegaskan bahwa seluruh proses pelayanan pertanahan harus dibuat lebih sederhana dan harus memanfaatkan teknologi digital secara maksimal. 

Di sisi lain, ia juga menekankan bahwa pengelolaan SDM di lingkungan ATR/BPN harus berbasis jenjang karier yang jelas, transparan, dan mengedepankan sistem meritokrasi.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Nusron saat memberikan arahan kepada seluruh jajaran Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Utara di Minahasa pada Kamis, 17 Juli 2025. 

Ia ingin memastikan bahwa seluruh jajaran BPN di daerah benar-benar siap dan sejalan dengan semangat reformasi birokrasi yang tengah dijalankan.

Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa selama tahun 2024, layanan pertanahan telah berkontribusi cukup signifikan terhadap ekonomi daerah. 

Di Provinsi Sulawesi Utara saja, penerimaan dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) mencapai sekitar Rp124,4 miliar. 

Sementara itu, pencatatan Hak Tanggungan menyentuh angka fantastis sebesar Rp4,2 triliun. 

Dari sekitar 7,8 juta layanan pertanahan yang diberikan secara nasional, Sulawesi Utara turut andil dengan menyumbang sekitar 52.000 layanan.

Namun, penguatan sistem dan SDM saja tidak cukup. Menteri Nusron juga mengajak seluruh jajarannya untuk aktif dalam komunikasi publik. 

Ia menekankan pentingnya kehadiran setiap pegawai BPN sebagai juru bicara lembaga yang mampu menjelaskan kebijakan secara benar, apalagi di tengah era banjir informasi hoaks seperti sekarang.

Menurutnya, saat ini kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan segelintir orang untuk menjaga reputasi institusi. 

Seluruh pegawai harus menjadi garda terdepan dalam menangkal informasi palsu, menyampaikan fakta, dan membangun kembali kepercayaan publik terhadap layanan pertanahan.

Di akhir arahannya, Menteri Nusron kembali mengingatkan pentingnya nilai integritas dalam bekerja.

 Ia mengajak seluruh pegawai Kementerian ATR/BPN untuk bekerja dengan cepat, tepat, bersih, dan selalu berpijak pada prinsip manajemen risiko. 

Ia menyebut prinsip Governance, Risk, and Compliance (GRC) harus menjadi bagian dari budaya kerja di seluruh lini.

Sebelum memberikan pengarahan tersebut, Menteri Nusron sempat meresmikan beberapa gedung hasil renovasi, seperti gedung kantor Kanwil BPN Provinsi Sulawesi Utara, serta Kantor Pertanahan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Bolaang Mongondow Timur. 

Ia juga mendengarkan langsung laporan capaian kinerja dari Kepala Kanwil BPN Sulut, Erry Juliani Pasoreh.

Kunjungan kerja ini turut dihadiri oleh para pejabat tinggi Kementerian ATR/BPN serta seluruh pejabat administrator dan pengawas di lingkungan Kanwil BPN Sulawesi Utara. 

Momen ini menjadi langkah strategis untuk memastikan semua lini bergerak serempak menghadapi tantangan besar pertanahan di Indonesia.

Polisi Bongkar Sindikat Judi Online Kelas Kakap di Bali, Puluhan Tersangka Terlibat Jaringan Internasional

Polisi Bongkar Sindikat Judi Online Kelas Kakap di Bali, Puluhan Tersangka Terlibat Jaringan Internasional
Polisi Bongkar Sindikat Judi Online Kelas Kakap di Bali, Puluhan Tersangka Terlibat Jaringan Internasional.

JAKARTA - Bos besar judi online akhirnya berhasil diciduk di Bali. Pria berinisial AN, yang disebut sebagai otak dari salah satu situs judi online terbesar, dibekuk tim Bareskrim Polri saat berada di Denpasar. 

Meski bersembunyi di Pulau Dewata, AN ternyata mengendalikan operasional situs judi tersebut dari sebuah rumah di Tangerang.

Penangkapan AN bukan kejadian tunggal. Ia termasuk dari 22 orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam jaringan judi online berskala internasional. Jaringan ini punya koneksi kuat dengan operator judi di China dan Kamboja.

Pengungkapan kasus ini bermula dari laporan masyarakat yang resah dengan aktivitas judi online yang makin masif. 

Merespons cepat, tim Jatanras Bareskrim Polri yang dipimpin Kombes Donny Alexander langsung melakukan penggerebekan besar-besaran pada 13 Juni 2025 di beberapa lokasi, yakni Gunungputri (Bogor), Pondok Melati (Bekasi), serta Pasar Kemis (Tangerang).

Dari hasil penggerebekan, polisi menyita ratusan handphone, komputer, CPU, mobil, hingga ribuan kartu SIM aktif yang digunakan untuk menyebar promosi situs-situs judi. 

Salah satu lokasi yang digerebek adalah markas yang dikelola langsung oleh AN.

AN diketahui memiliki peran ganda, yakni sebagai pengelola server sekaligus bagian pemasaran atau marketing situs judinya. 

Ia ditangkap di Bali saat mencoba menghindari pantauan aparat. Operasi ini merupakan bagian dari penegakan hukum atas perintah Kapolri yang mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama poin ke-7 yang menekankan pentingnya pemberantasan judi online.

Yang bikin kaget, jaringan ini sangat terorganisir. Ternyata, ada tiga tokoh utama di balik operasi ini: AN, RA, dan DN. 

Masing-masing mengatur wilayah dan situs berbeda. Mereka juga terhubung langsung dengan agen judi luar negeri. 

Untuk promosi, mereka menggunakan ribuan kartu SIM dari berbagai operator yang sudah teregistrasi atas nama orang lain.

Dengan kartu-kartu tersebut, mereka mengaktifkan akun WhatsApp lalu menyebarkan ribuan pesan promosi secara massal. 

Ini dilakukan setiap hari untuk menjaring lebih banyak korban. Bayangkan, ada lebih dari 2.600 kartu SIM yang mereka gunakan hanya untuk menyebarkan iklan judi!

Saat ini, para pelaku dijerat dengan Pasal 3, 4, dan 5 UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Hukuman maksimalnya bisa mencapai 15 tahun penjara dan denda hingga Rp1 miliar.

Berikut daftar lengkap para tersangka yang terlibat:
RA, DN, AN (pengelola dan marketing), NKP (admin keuangan), SY, IK, GRH, AG, AT, IMF, FS, MR, RAW, AI, BA, RH, D, AVP, JF, RNH, dan SA (sebagai operator).

Kasus ini jadi bukti nyata kalau praktik judi online bukan sekadar keisengan digital, tapi sudah masuk ranah kejahatan terorganisir lintas negara. 

Masyarakat diimbau lebih waspada dan segera melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan terkait promosi judi online. 

Pemerintah dan aparat keamanan kini serius dan tegas dalam membasmi praktik haram ini sampai ke akar-akarnya.

Waspada Beras Premium Palsu di Swalayan Medan Bikin Resah Warga, Polisi Turun Tangan!

Waspada Beras Premium Palsu di Swalayan Medan Bikin Resah Warga, Polisi Turun Tangan!
Waspada Beras Premium Palsu di Swalayan Medan Bikin Resah Warga, Polisi Turun Tangan!.

MEDAN - Warga Medan, yuk lebih teliti lagi saat belanja beras premium! Baru-baru ini, kepolisian dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumatera Utara melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sebuah swalayan di Jalan Karya Jaya, Medan Johor pada 18 Juli 2025. 

Tujuannya? Menelusuri dugaan penjualan beras yang katanya “premium” tapi ternyata belum tentu sesuai standar mutu dan label yang semestinya.

Dalam sidak itu, ditemukan dua merek beras yang mencurigakan, yaitu merek INNA yang diproduksi oleh PT Intika Pangan Gemilang dan Raja Ultima dari PT Belitang Panen Raya. 

Keduanya dijual dengan harga antara Rp15.400 hingga Rp15.700 per kilogram. 

Sekilas sih kelihatan oke, dikemas rapi dan diberi label premium. 

Tapi masalahnya, pihak kepolisian lagi memverifikasi apakah kualitas dan informasi dalam kemasannya memang benar sesuai aturan atau cuma sekadar gimmick buat menarik konsumen.

Menurut AKBP Edriyan Wiguna selaku Kepala Subdit I Indag Ditreskrimsus Polda Sumut, sidak ini adalah bagian dari upaya serius mereka untuk mengawasi peredaran bahan pangan, supaya masyarakat nggak jadi korban produk abal-abal. 

Ia menegaskan bahwa para pelaku usaha harus jujur dan bertanggung jawab dalam memastikan mutu produk dan kejelasan label di kemasannya.

“Kami nggak mau masyarakat tertipu dengan produk pangan yang kelihatannya bagus tapi sebenarnya nggak sesuai standar. Kalau terbukti ada pelanggaran, tentu akan kami tindak sesuai hukum,” ujar AKBP Edriyan dengan tegas.

Untuk memastikan semuanya jelas, saat ini polisi sedang mengumpulkan berbagai dokumen dari produsen terkait. 

Nggak cuma itu, sampel beras juga dibawa ke laboratorium milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut untuk diuji kualitasnya. 

Selain itu, para produsen juga akan dipanggil untuk memberikan klarifikasi langsung. 

Dalam proses ini, pihak kepolisian juga bekerjasama dengan Dinas Perdagangan, Dinas Perizinan, dan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara.

Polda Sumut menegaskan bahwa mereka serius melindungi hak konsumen dan menjaga agar iklim perdagangan di Sumut tetap jujur, sehat, dan bertanggung jawab. 

Jadi, buat kamu yang biasa beli beras di swalayan, pastikan untuk selalu cek label dan kualitasnya, ya! Jangan sampai tertipu sama embel-embel “premium” tapi nggak sesuai kenyataan.

Terbongkar! Sindikat Judi Online Bermarkas di China dan Kamboja Raup Ratusan Miliar, 22 Orang Diciduk Polisi

Terbongkar! Sindikat Judi Online Bermarkas di China dan Kamboja Raup Ratusan Miliar, 22 Orang Diciduk Polisi
Terbongkar! Sindikat Judi Online Bermarkas di China dan Kamboja Raup Ratusan Miliar, 22 Orang Diciduk Polisi.

JAKARTA - Bareskrim Polri kembali menunjukkan aksi tegasnya dalam memerangi judi online yang makin meresahkan masyarakat. 

Kali ini, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) berhasil membongkar jaringan judi online internasional yang diketahui beroperasi dari China dan Kamboja. 

Aksi ini bukan main-main sebanyak 22 orang berhasil diamankan dalam operasi serentak yang dilakukan di empat kota pada tanggal 13 Juni 2025.

Langkah ini diambil sebagai bentuk tindak lanjut langsung dari instruksi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melalui Program Asta Cita ke-7 yang menekankan pentingnya pemberantasan segala bentuk perjudian online. 

Menurut Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro selaku Direktur Tindak Pidana Umum, perintah dari Presiden ini dijalankan dengan penuh ketegasan oleh Polri.

Operasi penggerebekan dilakukan oleh tim dari Subdit III Jatanras. Dalam aksinya, mereka menyisir sejumlah lokasi, yaitu:

Di Kabupaten Bogor, tim menggerebek sebuah rumah di kawasan elit Cibubur Country. Lalu di Kota Bekasi, ada dua rumah di kawasan Jatirahayu yang menjadi target. 

Sementara di Kabupaten Tangerang, dua rumah di kawasan Villa Tangerang Regensi Baru ikut digeledah. 

Operasi juga menjangkau hingga ke Denpasar, Bali.

Hasilnya? Puluhan tersangka berhasil diciduk. Mereka terdiri dari operator harian, pengelola sistem, hingga admin keuangan yang semuanya terlibat aktif dalam operasional situs judi tanjung899.com dan akasia899.com. 

Nama-nama seperti RA, NKP, SY, hingga AN menjadi bagian dari jaringan besar ini.

Barang bukti yang disita pun tidak main-main. Petugas menyita 354 unit handphone, 1 mobil, 23 CPU komputer, modem, 2.648 kartu perdana dari berbagai provider, 5 buku tabungan, 18 kartu ATM, 8 laptop, 9 flashdisk, hingga 11 router WiFi.

Modus mereka terbilang canggih. Para pelaku memanfaatkan ribuan kartu perdana yang telah teregistrasi untuk membuat akun WhatsApp baru. 

Setiap harinya, mereka bisa menghasilkan hingga 500 akun dan menyebarkan ribuan pesan promosi ke jutaan nomor secara masif. 

Ajakan bergabung, iming-iming kemudahan deposit, hingga janji kemenangan dikirim tanpa henti. 

Mereka juga aktif berkomunikasi melalui grup Telegram dan WhatsApp untuk bertukar data nomor dan memantau omzet harian.

Tak hanya itu, uang hasil kejahatan ini disamarkan dengan menyamarkannya ke rekening orang lain atau nominee. 

Mereka juga menggunakan mata uang kripto dan mengalirkan dana melalui layanan pembayaran (payment gateway) agar terlihat seperti transaksi jual beli biasa. 

Praktik ini berhasil mengelabui sistem perbankan dan menghasilkan omzet ratusan miliar rupiah hanya dalam waktu satu tahun.

Para tersangka kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Mereka dijerat dengan beberapa pasal hukum berat:

  • Pasal 303 Ayat (1) ke-1 KUHP tentang perjudian, dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara atau denda hingga Rp25 juta.

  • Pasal 43 Ayat (3) Jo Pasal 27 Ayat (2) UU No. 1 Tahun 2024, perubahan atas UU ITE, dengan ancaman 6 tahun penjara dan denda sampai Rp1 miliar.

  • Pasal 3, 4, dan 5 UU No. 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, dengan ancaman penjara 5 sampai 15 tahun dan denda maksimal Rp1 miliar.

Keberhasilan pengungkapan ini jadi bukti nyata bahwa Polri tidak tinggal diam terhadap maraknya judi online yang telah mengusik kenyamanan masyarakat. 

Pemerintah dan aparat hukum terus mendorong pemutusan jaringan ilegal ini dari hulu ke hilir. 

Jadi, jangan mudah tergiur iklan judi online karena di balik janji manisnya, ada jerat hukum yang mengintai dan dampak sosial yang mengancam!

Buku Baru Kupas Tuntas Masalah Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang Sering Bikin Pusing Pejabat

Buku Baru Kupas Tuntas Masalah Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang Sering Bikin Pusing Pejabat
Buku Baru Kupas Tuntas Masalah Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang Sering Bikin Pusing Pejabat.

PONTIANAK - Acara peluncuran dan bedah buku “Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah” karya Dr. Herman Hofi Munawar sukses digelar di Aming Coffee Podomoro, Pontianak, Kamis malam, 17 Juli 2025. 

Buku ini langsung mendapat apresiasi hangat dari Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, yang hadir bersama Sekda Provinsi Kalbar, dr. Harisson.

Gubernur Ria Norsan menyambut kehadiran buku ini sebagai angin segar di tengah banyaknya persoalan hukum yang timbul akibat lemahnya pemahaman soal proses pengadaan barang dan jasa di instansi pemerintah. 

Menurutnya, buku ini bisa jadi pegangan penting agar para pejabat dan pelaksana proyek di pemerintahan tidak lagi "tersandung" aturan yang sebenarnya bisa dipahami dengan mudah.

“Pengadaan itu bukan hal yang ribet, asal kita tahu prosedurnya. Sayangnya, banyak yang tidak paham dan akhirnya kena masalah hukum. Nah, buku ini menjelaskan semuanya secara rinci dan mudah dipahami,” ujar Norsan.

Ia juga mengungkapkan, baru melihat sekilas saja sudah terasa bahwa isi buku ini ditulis dengan kedalaman ilmu dan pengalaman yang luar biasa. 

Norsan berharap buku ini jadi bacaan wajib buat siapa saja yang terlibat dalam urusan pengadaan, baik di tingkat daerah maupun nasional.

Penulis buku sekaligus praktisi hukum dan akademisi, Dr. Herman Hofi Munawar, menyampaikan bahwa pengadaan barang dan jasa bukan sekadar urusan teknis, tapi juga menyangkut reformasi tata kelola pemerintahan secara menyeluruh. 

Ia menyebut pengadaan yang amburadul bisa bikin sistem pelayanan publik ikut rusak, dan akhirnya berdampak ke semua sektor.

“Kalau tata kelola rusak, ya jangan heran kalau pelayanan publik juga ikut hancur. Karena itu, pembenahan sistem pengadaan ini sifatnya mendasar. Nggak bisa cuma tambal sulam,” jelas Herman.

Herman juga mengajak semua pihak, baik dari kalangan kampus, pemerintah, maupun swasta, untuk ikut ambil bagian dalam memperbaiki sistem yang ada. 

Ia menekankan pentingnya menggali lebih dalam regulasi yang berlaku dan bagaimana implementasinya di lapangan agar nggak cuma bagus di atas kertas tapi juga jalan nyata.

Acara bedah buku ini bukan hanya jadi ajang peluncuran karya, tapi juga membuka ruang diskusi hangat dan penuh gagasan. 

Diharapkan, kegiatan ini bisa jadi langkah awal memperkuat pemahaman hukum administrasi publik, serta mendorong terciptanya sistem pengadaan yang transparan, efisien, dan bebas dari jebakan hukum yang selama ini sering menghantui para pejabat dan pelaku proyek pemerintah.

Kalbar Siapkan APBD 2026 Senilai Rp6,2 Triliun Demi Pembangunan yang Lebih Merata dan Berkeadilan

Kalbar Siapkan APBD 2026 Senilai Rp6,2 Triliun Demi Pembangunan yang Lebih Merata dan Berkeadilan
Kalbar Siapkan APBD 2026 Senilai Rp6,2 Triliun Demi Pembangunan yang Lebih Merata dan Berkeadilan.

PONTIANAK - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat tengah bersiap menyusun arah pembangunan tahun depan melalui penyampaian rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk Tahun Anggaran 2026. 

Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus S.IP., M.Si., menghadiri langsung rapat paripurna penyampaian dokumen penting ini di Ruang Balirungsari DPRD Kalbar, Kamis, 17 Juli 2025.

Dalam penjelasannya, Krisantus menyampaikan bahwa penyusunan APBD harus melalui proses yang terarah dan terstruktur sesuai aturan yang berlaku, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019. 

Proses tersebut dimulai dari penyusunan KUA dan PPAS sebagai landasan dalam menyepakati arah kebijakan anggaran bersama DPRD.

Rancangan KUA-PPAS ini memuat gambaran lengkap soal capaian kinerja sebelumnya, target baru, serta plafon anggaran sementara. 

Informasinya meliputi kondisi ekonomi daerah, asumsi makro dalam menyusun APBD, serta rencana pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah.

Krisantus menegaskan bahwa KUA dan PPAS ini punya fungsi strategis, mulai dari merumuskan arah pendapatan baik dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), transfer pusat, maupun sumber sah lainnya—hingga menyusun kebijakan belanja yang menyentuh belanja operasional, modal, belanja tak terduga, hingga transfer daerah. 

Tak ketinggalan, pembiayaan pun turut diatur, termasuk penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya.

Bicara soal arah ekonomi Kalbar, Krisantus menyebutkan bahwa target yang ditetapkan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalbar 2025–2029. 

Target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2026 berada di kisaran 5,19% hingga 6,17%. 

Sementara itu, pengangguran ditargetkan turun ke angka 4,75%, tingkat kemiskinan diharapkan menurun ke kisaran 5,75%–6,25%, dan rasio gini dipatok di angka 0,302.

Asumsi makro yang digunakan dalam menyusun APBD 2026 antara lain inflasi ditargetkan antara 1,5% hingga 3,5%, nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp16.500–Rp16.900 per USD, harga CPO ditaksir berada di angka USD850–USD1.200 per ton, dan harga tandan buah segar sawit berkisar antara Rp1.500–Rp3.500 per kilogram.

Untuk sisi pendapatan, Pemprov Kalbar berupaya maksimal meningkatkan PAD dengan optimalisasi pajak daerah dan aset yang belum dimanfaatkan. 

Selain itu, dana transfer dari pusat serta hibah juga menjadi perhatian utama. 

Belanja daerah difokuskan untuk mendukung pencapaian target RPJMD seperti pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran, pengentasan kemiskinan, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) di sektor pendidikan, kesehatan, sosial, pekerjaan umum, perumahan, dan ketertiban umum.

Tahun 2026, Pemprov Kalbar menargetkan volume APBD mencapai Rp6.203.633.510.795. 

Dari jumlah itu, pendapatan daerah diproyeksikan sebesar Rp5.903.633.510.795. 

Sementara belanja terdiri dari belanja operasi senilai Rp4.430.330.294.112, belanja modal Rp713.416.595.976, belanja tidak terduga Rp25.000.000.000, dan belanja transfer Rp984.886.620.707.

Namun, ada defisit anggaran sekitar Rp250 miliar yang akan ditutup melalui pembiayaan. 

Target penerimaan pembiayaan ditetapkan sebesar Rp300 miliar, sedangkan pengeluaran pembiayaan direncanakan sebesar Rp50 miliar. 

Dana ini bersumber dari SiLPA tahun anggaran sebelumnya.

Di akhir sambutannya, Krisantus menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada DPRD Provinsi Kalbar dan seluruh peserta rapat atas kerja sama dan perhatian penuh dalam proses penyusunan arah kebijakan fiskal tahun depan. 

Menurutnya, sinergi antara legislatif dan eksekutif menjadi kunci dalam mewujudkan pembangunan Kalbar yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Dengan perencanaan matang dan sinergi yang kuat, diharapkan APBD 2026 benar-benar menjadi instrumen untuk mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat secara nyata.

Bantuan Beras Gratis Juni-Juli 2025 untuk Warga Kalbar Resmi Disalurkan Pemerintah, Masyarakat Diharapkan Terbantu di Tengah Tekanan Ekonomi

Bantuan Beras Gratis Juni-Juli 2025 untuk Warga Kalbar Resmi Disalurkan Pemerintah, Masyarakat Diharapkan Terbantu di Tengah Tekanan Ekonomi
Bantuan Beras Gratis Juni-Juli 2025 untuk Warga Kalbar Resmi Disalurkan Pemerintah, Masyarakat Diharapkan Terbantu di Tengah Tekanan Ekonomi.

PONTIANAK - Pemerintah terus menunjukkan kepedulian nyata kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang sedang menghadapi tekanan ekonomi. 

Salah satu bentuk konkret kepedulian itu adalah penyaluran bantuan pangan berupa beras gratis kepada jutaan keluarga penerima manfaat di Kalimantan Barat untuk alokasi bulan Juni dan Juli 2025.

Program ini secara resmi diluncurkan di Kalbar oleh Gubernur Drs. H. Ria Norsan, MM., MH., yang turut dihadiri oleh jajaran pejabat dari Badan Pangan Nasional, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi, serta perwakilan warga dari berbagai kabupaten dan kota di Kalbar.

Gubernur Norsan menegaskan bahwa sebanyak 5.865,2 ton beras akan disalurkan kepada 2.994.760 keluarga penerima manfaat yang tersebar di seluruh 14 kabupaten dan kota. 

Bantuan ini diharapkan bisa sedikit meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, terutama dalam situasi harga pangan yang terus berfluktuasi.

Beras yang diberikan berasal dari alokasi nasional dan menjadi bagian dari stimulus ekonomi nasional pada triwulan kedua tahun ini. 

Setiap keluarga penerima manfaat akan menerima 20 kilogram beras, yang dibagikan sekaligus dalam dua karung, masing-masing untuk bulan Juni dan Juli.

Deputi Badan Pangan Nasional, Rachmi Widiriani, menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan amanat langsung dari pemerintah pusat. 

Penyaluran bantuan menggunakan data sosial ekonomi nasional yang juga dipakai sebagai dasar penentuan penerima bantuan program sembako dari Kementerian Sosial. 

Secara nasional, jumlah penerima bantuan pangan ini mencapai 18.277.083 keluarga.

Proses distribusi dilakukan oleh Perum Bulog, bekerja sama dengan TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan), Dinas Sosial, Dinas Pangan, serta dukungan penuh dari pemerintah desa dan kelurahan. 

Kolaborasi lintas sektor ini ditujukan agar bantuan sampai ke tangan masyarakat yang benar-benar membutuhkan, secara cepat dan tepat sasaran.

Selain program bantuan beras gratis, pemerintah juga akan memperluas pelaksanaan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang memungkinkan masyarakat membeli beras dengan harga terjangkau sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. 

Ini menjadi langkah penting untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.

Seluruh proses penyaluran bantuan beras ini ditargetkan selesai pada Agustus 2025, agar pelaporan dan pertanggungjawaban bisa dilakukan secara transparan dan tepat waktu.

Lewat program ini, masyarakat Kalbar mendapatkan bukti nyata bahwa negara hadir dan tidak tinggal diam. 

Harapannya, bantuan ini bukan hanya sekadar beras, tapi juga menjadi penyambung harapan bagi keluarga-keluarga yang membutuhkan di tengah tekanan ekonomi.

BKOW Kalimantan Barat Resmi Dilantik Gubernur Ria Norsan Siap Jadi Garda Terdepan Pemberdayaan Perempuan dan UMKM

BKOW Kalimantan Barat Resmi Dilantik Gubernur Ria Norsan Siap Jadi Garda Terdepan Pemberdayaan Perempuan dan UMKM
BKOW Kalimantan Barat Resmi Dilantik Gubernur Ria Norsan Siap Jadi Garda Terdepan Pemberdayaan Perempuan dan UMKM.

PONTIANAK - Kamis, 17 Juli 2025 jadi momen penting buat perempuan Kalimantan Barat. Gubernur Kalbar, Ria Norsan, secara resmi melantik kepengurusan baru Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) di Pendopo Gubernur Kalbar. 

Dalam acara yang penuh semangat itu, Hj. Erlinawati, S.H., M.A.P., yang juga merupakan Anggota DPD RI Dapil Kalbar, resmi dikukuhkan sebagai Ketua Umum BKOW Kalbar.

Pelantikan ini dihadiri oleh banyak pihak penting, termasuk Forkopimda dan seluruh organisasi perempuan di Kalimantan Barat. 

Dalam sambutannya, Gubernur Ria Norsan menegaskan bahwa BKOW punya peran besar dalam sejarah pergerakan perempuan di Kalbar. 

Ia mengajak BKOW untuk terus jadi kekuatan utama dalam memperkuat keluarga, serta mendorong pemberdayaan perempuan bersama berbagai organisasi perempuan lain di daerah.

"Alhamdulillah, hari ini kita telah melantik pengurus BKOW yang baru. Harapannya, BKOW bisa terus bersinergi dengan pemerintah demi pembangunan Kalimantan Barat yang lebih maju," ujar Gubernur Norsan dengan penuh optimisme.

Beliau menambahkan bahwa BKOW bukan sekadar organisasi formal, tapi juga pilar penting yang menyentuh banyak aspek kehidupan masyarakat. 

Mulai dari pendidikan keluarga, penguatan UMKM, kerajinan lokal, sampai kegiatan keagamaan.

Ia juga berharap BKOW bisa jadi penghubung antarorganisasi perempuan se-Kalbar agar kerja sama makin solid dan berdampak besar. 

Sinergi ini diharapkan mampu memperkuat peran perempuan dalam membangun daerah dan menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan setara gender.

Sementara itu, Hj. Erlinawati menyampaikan rasa syukurnya setelah resmi dilantik sebagai Ketua Umum BKOW Kalimantan Barat. 

Ia menegaskan bahwa BKOW siap berkolaborasi dengan pemerintah provinsi, mitra strategis, dan instansi terkait demi menjalankan program kerja yang tepat sasaran dan menyentuh langsung kebutuhan perempuan Kalbar.

Menurut Erlinawati, tahun 2025 akan jadi awal baru bagi BKOW untuk fokus pada sektor kesehatan dan pemberdayaan pelaku UMKM yang semakin berkembang pesat. 

Dua sektor ini dipilih karena dinilai paling dekat dengan keseharian masyarakat, khususnya perempuan dan keluarga.

Nggak hanya itu, BKOW juga menaruh perhatian serius pada isu-isu sosial seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak. 

Hj. Erlinawati menegaskan bahwa mereka siap bergandengan tangan dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) dan lembaga lainnya untuk menyelesaikan berbagai kasus kekerasan yang masih banyak terjadi, terutama di wilayah perbatasan.

"Angka kekerasan perempuan dan anak masih cukup tinggi, terutama di daerah perbatasan. BKOW siap turun langsung, memberikan edukasi, pelatihan, dan perlindungan agar perempuan-perempuan Kalbar bisa lebih kuat, mandiri, dan terlindungi," jelasnya.

Dengan semangat kolaboratif dan kepedulian tinggi, BKOW Kalimantan Barat di bawah kepemimpinan Hj. Erlinawati ingin menjadi mitra strategis pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan adil gender. 

Pelantikan ini bukan hanya sekadar seremonial, tapi jadi awal dari gerakan nyata pemberdayaan perempuan di Kalimantan Barat.

Semoga ke depan, BKOW benar-benar jadi garda terdepan yang membawa perubahan positif, khususnya dalam mendukung UMKM lokal dan menangani isu-isu yang berdampak langsung pada kesejahteraan perempuan dan keluarga.

Pelayanan Publik Kalbar Kini Makin Mudah dan Cepat Gubernur Tegaskan Komitmen Demi Kepuasan Masyarakat

Pelayanan Publik Kalbar Kini Makin Mudah dan Cepat Gubernur Tegaskan Komitmen Demi Kepuasan Masyarakat
Pelayanan Publik Kalbar Kini Makin Mudah dan Cepat Gubernur Tegaskan Komitmen Demi Kepuasan Masyarakat.

PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, menunjukkan keseriusannya dalam membenahi layanan publik di seluruh wilayah Kalbar. 

Nggak cuma omong doang, beliau langsung turun ke lapangan bareng Wakil Menteri PAN-RB, Purwadi Arianto, buat ngecek langsung kondisi pelayanan publik di beberapa titik penting di Pontianak. 

Semua ini demi memastikan masyarakat dapet pelayanan yang gampang, cepat, murah, dan berkualitas.

Gubernur juga tegas banget mendorong daerah-daerah yang belum punya Mall Pelayanan Publik (MPP) buat segera bergerak. 

Kapuas Hulu udah mulai bangun MPP-nya, tapi untuk Melawi dan Sambas, masih belum ada info yang pasti. 

Harapannya, semua kabupaten/kota bisa punya MPP sendiri biar nggak ada lagi warga yang kesulitan ngurus administrasi.

Di tengah kunjungan kerja itu, tim juga mampir ke beberapa lokasi pelayanan publik seperti Samsat Pontianak di Jalan Adi Sucipto, MPP di Jalan Kapten Marsan, pelayanan SIM di Jalan R.E Martadinata, sampai ke layanan SKCK di Polresta Pontianak. 

Nggak sekadar formalitas, kehadiran mereka nunjukkin komitmen nyata pemerintah buat nyediain layanan yang makin dekat dan manusiawi ke masyarakat.

Menurut Ria Norsan, semua instansi di lingkungan pemerintah daerah emang dibentuk buat melayani masyarakat. 

Karena itu, seluruh pelayanan baik yang langsung ke masyarakat maupun nggak langsung harus bisa memenuhi harapan publik. Artinya, layanan harus cepet, tepat, murah, mudah diakses, dan tentunya punya kualitas tinggi.

Sementara itu, Wamen PAN-RB Purwadi Arianto juga kasih tanggapannya. Setelah meninjau empat tempat pelayanan publik di Pontianak, beliau bilang kalau secara umum fasilitas yang ada udah sesuai standar. Bahkan petugasnya pun dinilai ramah dan cepat tanggap. 

Harapannya, pelayanan ini terus dikembangkan ke seluruh kabupaten/kota supaya masyarakat makin puas.

Salah satu yang jadi sorotan dan dapet apresiasi adalah program bayar pajak tanpa denda dari Pemprov Kalbar. 

Program ini cukup bantu masyarakat, apalagi yang sebelumnya telat bayar pajak. 

Dengan adanya penghapusan denda, warga jadi lebih semangat buat patuh bayar pajak dan ini otomatis juga bantu naikin pendapatan daerah.

Di lapangan, suasana pelayanan publik terlihat hidup. Di Samsat Pontianak misalnya, antrian warga yang nunggu giliran cukup ramai, tapi tetap tertib dan lancar. 

Salah seorang warga bahkan sempat mengungkapkan rasa puasnya. 

Dia senang karena proses bayar pajak jadi lebih cepat dan tanpa denda. Dia pun nggak lupa ngucapin terima kasih ke Pemerintah Provinsi Kalbar, terutama ke Pak Gubernur yang udah kasih kemudahan untuk rakyatnya.

Langkah-langkah seperti ini penting banget buat bangun kepercayaan masyarakat ke pemerintah. 

Dengan pelayanan yang baik dan niat tulus dari petugas, masyarakat bisa ngerasa dihargai dan diurus dengan sepenuh hati. 

Kalimantan Barat sedang melangkah ke arah yang lebih baik, dan semuanya dimulai dari pelayanan publik yang berpihak pada rakyat.

Kalbar Bergerak Maju Demi Pelayanan Publik Lebih Manusiawi dan Bebas Ribet

Kalbar Bergerak Maju Demi Pelayanan Publik Lebih Manusiawi dan Bebas Ribet
Kalbar Bergerak Maju Demi Pelayanan Publik Lebih Manusiawi dan Bebas Ribet.

PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, bareng Sekda Provinsi, dr. Harisson, baru aja hadirin pengarahan dari Wakil Menteri PAN-RB, Purwadi Arianto. 

Acara ini digelar di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, dan jadi momen penting buat ngedorong pelayanan publik di Kalbar biar makin berkualitas dan relevan sama kebutuhan masyarakat.

Gubernur Norsan ngucapin selamat datang ke Wamen yang ternyata dulu pernah bertugas di Polda Kalbar, jadi nggak asing lagi sama Bumi Khatulistiwa. 

Ia juga bilang kalau kedatangan Wamen ini bukti nyata perhatian pemerintah pusat buat mendorong perubahan nyata di daerah.

Dalam sambutannya, Norsan jelasin gimana tantangan besar yang dihadapi Kalbar. Bayangin aja, provinsi ini punya luas wilayah 147 ribu kilometer persegi lebih gede dari Pulau Jawa. 

Di dalamnya ada 14 daerah administratif yang harus dikawal pembangunan dan pelayanan publiknya, buat nyentuh lebih dari 5,6 juta jiwa penduduk. Gede banget kan?

Kalbar juga punya karakteristik unik, dikenal sebagai Provinsi Seribu Sungai karena adanya Sungai Kapuas sungai terpanjang di Indonesia. 

Selain itu, Kalbar berbatasan langsung sama Sarawak, Malaysia, dan punya lima pos lintas batas negara yang aktif dan strategis. 

Ini bikin pelayanan publik di wilayah perbatasan makin penting untuk dimaksimalkan.

Nah, sampai pertengahan tahun 2025 ini, udah ada 11 kabupaten dan kota yang berhasil bangun Mal Pelayanan Publik (MPP). 

Tempat ini jadi andalan warga buat ngurus berbagai dokumen dan kebutuhan administratif secara cepat dan nyaman. 

Tapi masih ada tiga daerah yang belum punya MPP, yaitu Kapuas Hulu, Melawi, dan Sambas. Gubernur janji bakal terus dorong biar ketiganya segera menyusul.

Sementara itu, WamenPAN-RB Purwadi Arianto mengingatkan pentingnya menjadikan Indeks Kinerja sebagai patokan buat evaluasi layanan. Kalau masih ada yang kurang? Ya harus cepat dibenahi. 

Soalnya, masyarakat sekarang makin cerdas dan kritis, mereka pengin dilayani dengan cepat, tepat, dan tanpa ribet.

Wamen juga tekankan pentingnya sinergi antarunit layanan dan sentralisasi pelayanan di satu lokasi kayak MPP, supaya masyarakat nggak muter-muter. 

Yang nggak kalah penting, kualitas layanan ditentukan sama petugas garis depan alias frontliner. Mereka harus ramah, responsif, bebas korupsi, dan siap bantu tanpa mikir dua kali.

Menurutnya, kalau pelayanan udah sesuai harapan cepat, tepat, dan akurat maka kepercayaan masyarakat ke pemerintah juga bakal naik. 

Inilah yang jadi kunci buat wujudkan pemerintah daerah yang dipercaya rakyatnya.

Ngomongin hasil nyata, Kalbar bukannya tanpa prestasi. Tahun 2024, ada sederet pencapaian yang patut dibanggain:

  • Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM): 87,59 (kategori baik)

  • Indeks Pelayanan Publik (IPP): 4,26 (kategori sangat baik)

  • Pelayanan Ramah Kelompok Rentan: 72,01 (kategori baik)

  • Kepatuhan Pelayanan Publik: Peringkat 7 nasional dengan skor 95,65

  • Reformasi Birokrasi: Nilai 86,79 (terbaik di Kalimantan)

  • WTP dari BPK: 6 tahun berturut-turut

  • Nilai SAKIP: 71,54 (kategori BB)

  • Indeks Pencegahan Korupsi: Peringkat 3 nasional dengan nilai 98

  • Indeks SPBE: 3,58 (kategori sangat baik)

Tapi emang masih ada PR juga. Beberapa kabupaten/kota punya skor IPP yang belum merata. 

Ada delapan daerah dengan kategori sangat baik, dua kategori baik, tiga kategori baik dengan catatan, dan satu yang masih di kategori cukup. Ini jadi tantangan buat nyamain standar pelayanan di semua wilayah Kalbar.

Kalau dilihat dari penilaian kepatuhan, delapan daerah udah masuk zona hijau dengan kualitas pelayanan terbaik. 

Tapi enam lainnya masih harus kerja keras buat naik level.

Intinya, semua pihak harus jalan bareng pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat biar pelayanan publik di Kalbar makin gampang, transparan, dan manusiawi. 

Karena pelayanan publik bukan cuma soal administrasi, tapi juga tentang kepercayaan dan kepuasan rakyat.