Berita Borneotribun.com: Joe Biden Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Joe Biden. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Joe Biden. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 Desember 2020

Hasil Pilpres Disertifikasi, Biden Dipastikan Jadi Presiden AS ke-46

Presiden terpilih Joe Biden berpidato di Queens Theatre, Wilmington, Delaware, 14 Desember 2020. (Foto: Istimewa)

BorneoTribun - Sebanyak 538 elektor yang pada Senin (14/12) secara resmi berkumpul di negara bagian masing-masing, memberikan Joe Biden lebih dari 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk mengesahkan kemenangannya dalam pemilihan presiden Amerika.

Dengan empat suara terakhir dari negara bagian Hawaii, yang terakhir kali dihitung, Biden meraih 306 suara elektoral, dibanding 232 yang diraih Presiden Donald Trump. Hasil itu jauh melampaui ambang batas yang diperlukan untuk memenangkan kursi kepresidenan.

Dalam kancah politik Amerika, Biden telah menjadi tokoh utama Partai Demokrat selama hampir setengah abad. Keberhasilan Biden meraih suara elektoral lebih banyak akan menjadikan Trump sebagai presiden kelima Amerika dalam sejarah 244 tahun negara ini yang kalah ketika bertarung untuk meraih masa jabatan kedua.

Pertemuan dan sertifikasi hasil suara elektoral biasanya merupakan formalitas rutin dalam kalender pilpres Amerika. Namun, sejak pilpres pada 3 November, Trump telah berulangkali mengklaim – tanpa bukti yang kredibel – bahwa pilpres di beberapa negara bagian utama di mana ia kalah, telah diwarnai kecurangan.

Lebih dari 50 gugatan hukum Trump dan sekutu-sekutunya terhadap perolehan suara di negara-negara bagian utama dinyatakan gugur.
Para anggota elektorat negara bagian Georgia diambil sumpahnya sebelum melakukan pemungutan suara di Atlanta, Georgia, 14 Desember 2020. (Foto: AP)
Para anggota elektorat negara bagian Georgia diambil sumpahnya sebelum melakukan pemungutan suara di Atlanta, Georgia, 14 Desember 2020. (Foto: AP)

Biasanya semua suara elektoral di setiap negara bagian dicatat untuk pemenang suara terbanyak di negara bagian itu, meskipun di dua negara bagian – Nebraska dan Maine – membagi suara berdasarkan distrik Kongres mereka. Tahun ini Biden mengambil satu elektor tambahan di Nebraska ketika kalah di negara bagian itu. Trump melakukan hal yang sama di Maine.

Banyak elektor di seluruh Amerika adalah para pejabat partai politik atau pemimpin masyarakat madani yang berjanji untuk memberikan suara di negara bagian mereka bagi Biden atau Trump. Dua elektor bagi Partai Demokrat untuk Biden di negara bagian New York adalah mantan menteri luar negeri Hillary Clinton, yang kalah dalam pilpres 2016, dan suaminya, mantan presiden Bill Clinton.

Reaksi Trump

Presiden Trump masih bersikukuh menentang kemenangan Biden. Pada Minggu (13/12), dia mencuit di Twitter “negara-negara bagian utama yang menemukan PENIPUAN SUARA, yang hampir semuanya, SECARA HUKUM TIDAK DAPAT MENSERTIFIKASI suara-suara ini sebagai suara yang lengkap dan benar tanpa melakukan kejahatan yang dapat dihukum berat.”

Trump mencuit ulang (retweet) cuitannya sendiri pada Senin (14/12) pagi, ketika pertemuan para elektor dimulai.

Para elektor ini sering bertemu di gedung-gedung DPR di negara bagian, tetapi seiring memuncaknya ketegangan pada Senin (14/12), sebagian pertemuan elektor dilakukan di lokasi yang dirahasiakan. Para pejabat di setidaknya dua negara bagian memberikan perlindungan bagi para elektor ketika mereka tiba.

Biden Sampaikan Pidato

Ketika pertemuan dan sertifikasi suara elektoral ini selesai, Joe Biden, Senin (14/12) malam, menyampaikan pidato kepada rakyat Amerika.

Biden memenangkan suara terbanyak dengan lebih dari tujuh juta suara, tetapi anggota-anggota elektoral menentukan hasil pilpres Amerika.
Para petugas penegak hukum berjaga di luar The Forum, di Harrisburg, Pennsylvania, Senin, 14 Desember 2020, untuk mengamankan 20 anggota Electoral College yang melakukan pemungutan suara dalam pilpres AS 2020. (Foto: AP)

Sebagian besar negara bagian dengan jumlah penduduk terbanyak memegang peranan kunci, sementara tiap-tiap dari 50 negara bagian memiliki jumlah elektor yang sama sebagai senator yang akan mewakili mereka di Kongres. Ibu kota Washington, yang tidak memiliki perwakilan suara di Kongres, memiliki tiga elektor. Ini jumlah yang sama dengan tujuh negara bagian terkecil di Amerika.

Negara bagian California, yang dengan mudah dimenangkan Biden, memiliki jumlah elektor terbesar yaitu 55 suara. Disusul Texas dengan 38 suara, yang dengan mudah dimenangkan Trump dan New York dengan 29 suara yang dimenangkan Biden.

Di negara bagian Michigan, para elektor Partai Demokrat mendapat pengawalan polisi ketika turun dari mobil mereka menuju ke State Capitol, yang telah ditutup untuk mencegah kehadiran demonstran pro-Trump yang bersenjata dan berencana berdemonstrasi menentang kemenangan Biden di negara bagian utama itu.

Di negara bagian Arizona, di mana Biden menjadi calon presiden pertama dari Partai Demokrat yang menang sejak 1996, para pejabat negara bagian itu menggelar pertemuan dan pemungutan suara di sebuah lokasi yang dirahasiakan demi alasan keamanan. Hal itu untuk menghindari apa yang diperkirakan akan menjadi dengar pendapat sengit tentang integritas pemilu, yang dilakukan Partai Republik di badan legislatif negara bagian itu.

Di Delaware, pertemuan dipindahkan ke sebuah pusat olahraga kampus, lokasi yang diperkirakan memiliki keamanan lebih baik.
Frank Bordeaux, anggota Electoral College negara bagian Mississippi dan pendukung Partai Republik, memasukan surat suaranya di Jackson, 14 Desember 2020.

Penghitungan Resmi Oleh Kongres

Setelah seluruh suara elektoral diselesaikan, satu langkah yang tersisa adalah perhitungan suara pilpres di Kongres.

Pada 6 Januari nanti Senat dan DPR akan melangsungkan sidang paripurna untuk secara resmi menghitung suara elektoral yang telah disertifikasi pada Senin (14/12).

Sekutu-sekutu Trump di DPR, yang dipimpin anggota Kongres dari negara bagian Alabama, Mo Brooks, mengatakan mereka akan mempertanyakan hasil suara di lima negara bagian, yaitu Arizona, Pennsylvania, Nevada, Georgia dan Wisconsin. Mereka menilai telah terjadi kecurangan yang luas di kelima negara bagian itu.

Namun, sebelum debat di Kongres itu berlangsung, seorang senator harus ikut mempertanyakan hasil itu. Sejauh ini belum ada satu orang pun yang mengatakan akan melakukannya.

Jika tidak ada protes yang disampaikan, Wakil Presiden Mike Pence – yang akan memimpin pertemuan bersama Kongres – akan menyatakan bahwa Trump dan dirinya kalah dalam upaya memenangkan masa jabatan kedua mereka.

Biden akan dilantik di anak tangga gedung Kongres pada 20 Januari 2021 sebagai presiden ke-46 Amerika. Ia akan menjadi presiden tertua yang pernah terpilih di Amerika, yaitu 78 tahun. [em/pp]

Oleh: VOA Indonesia

Senin, 14 Desember 2020

Biden Pilih Perempuan Jadi Tim Pers Gedung Putih

Presiden terpilih Joe Biden berbicara dalam sebuah acara di teater The Queen di Wilmington, Del., 8 Desember 2020. (Foto: AP)

BorneoTribun - Presiden terpilih terus membuat kejutan. Setelah mengangkat beberapa perempuan di posisi kunci, seperti Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan, Linda Thomas-Greenfield sebagai Utusan Khusus Amerika Untuk PBB, Neera Tanden sebagai Direktur Kantor Urusan Manajemen dan Anggaran, Avril Haines sebagai Direktur Intelijen Nasional; pekan lalu Biden mengumumkan tim komunikasi Gedung Putih yang semuanya anggotanya perempuan.

Direktur Komunikasi Tim Kampanye Joe Biden-Kamala Harris, Kate Bedingfield akan menjabat sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih. Jen Psaki, yang sudah sejak lama menjadi juru bicara Partai Demokrat, akan menjadi juru bicara Gedung Putih.

Empat dari tujuh posisi terkait urusan komunikasi di Gedung Putih akan diisi oleh perempuan kulit berwarna dan ini merupakan pertama kali seluruh tim komunikasi senior Gedung Putih diisi oleh perempuan. 

Presiden Donald Trump mengubah pola komunikasi pemerintahannya pada publik dan pers. Tim komunikasi presiden hanya sesekali melangsungkan konferensi pers dan lebih bersifat konfirmasi atas ketidakakuratan informasi yang tak jarang berasal dari presiden sendiri, yang lebih suka memberi informasi lewat cuitan di Twitter.

Presiden Trump kerap bertindak sebagai juru bicara pemerintahnya sendiri, menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan secara langsung dan melangkahi korps pers Gedung Putih dengan secara langsung menghubungi atau memberikan wawancara langsung secara eksklusif hanya untuk Fox News, stasiun televisi favoritnya.

Ketika mengumumkan jajaran tim komunikasinya, presiden terpilih Joe Biden mengatakan “berkomunikasi secara langsung dan jujur dengan rakyat Amerika adalah salah satu tugas terpenting seorang presiden, dan tim ini diberi kepercayaan dengan tanggungjawab yang luar biasa untuk menjembatani rakyat Amerika dengan Gedung Putih.”

Ditambahkannya,“tim komunikasi  yang berkualitas dan berpengalaman ini akan menyuguhkan perspektif yang beragam pada pekerjaan mereka dan berbagi komitmen untuk membangun kembali bangsa ini secara lebih baik.” 
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki menyampaikan pengarahan harian di Departemen Luar Negeri AS di Washington, DC, 2016. (Foto: AFP)

Kate Bedingfield dan Jen Psaki adalah veteran pemerintahan Obama.  Bedingfield menjabat sebagai direktur komunikasi bagi Biden ketika ia menjadi wakil presiden. Sementara Psaki sebelumnya merupakan direktur komunikasi Gedung Putih dan juru bicara Departemen Luar Negeri.

Beberapa tokoh perempuan lainnya yang akan bergabung dengan tim komunikasi Gedung Putih nanti adalah :
  • Karine Jean Pierre, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala staf wakil presiden terpilih Kamala Harris, kini akan menjadi wakil juru bicara utama presiden terpilih.  Ia juga mantan pejabat di era Obama yang pernah menjadi direktur urusan politik kawasan di kantor urusan politik Gedung Putih.
  • Pili Tobar, mantan direktur komunikasi bagi koalisi tim kampanye Biden, kini akan menjadi wakil direktur komunikasi Gedung Putih.  Tobar sebelumnya bekerja sebagai wakil direktur America's Voice, sebuah kelompok advokasi reformasi imigrasi dan staf urusan pers untuk pemimpin minoritas Senat Chuck Schumer.
  • Tiga penasehat senior tim kampanye Biden yang akan bergabung dengan tim komunikasi Gedung Putih lainnya adalah :
  • Ashley Etienne, mantan direktur komunikasi bagi Ketua DPR Nancy Pelosi, kini akan menjadi direktur komunikasi wakil presiden terpilih Kamala Harris.
  • Symone Sanders, anggota penasehat senior tim kampanye Biden, kini akan menjadi penasehat senior dan ketua juru bicara bagi Kamala Harris.
  • Elizabeth Alexander, yang pernah menjadi juru bicara Biden ketika menjabat sebagai wakil presiden dan direktur komunikasi Biden ketika berdinas sebagai senator dari negara bagian Delaware, akan menjadi direktur komunikasi bagi Ibu Negara Jill Biden.
Presiden terpilih Joe Biden berbicara sebagai Wakil Presiden terpilih Kamala Harris, kiri, mendengarkan selama acara untuk memperkenalkan calon dan calon pejabat dalam kabinetnya di The Queen theater di Wilmington, Delaware, 1 Desember 2020. (Foto: AP)

Perebakan pandemi virus corona membuat Joe Biden lebih sering melakukan kampanye virtual dari kediamannya di Wilmington, Delaware, ketika bertarung di pemilu presiden lalu.  Ia banyak menerima kritik, salah satunya ia dinilai tidak dapat ditemui langsung oleh wartawan. Namun, pada akhir kampanyenya Biden mulai membuka diri dan lebih sering menjawab pertanyaan wartawan.  Setelah terpilih menjadi presiden, Biden dan tim transisinya juga melangsungkan briefing atau konferensi pers mingguan.

Sikapnya memilih beberapa mantan pejabat di era pemerintahan Obama, yang sebagian dikenal memiliki hubungan sangat dekat dengan korps wartawan di Washington DC, menunjukkan pulihnya hubungan dengan pers yang lebih bersahabat dan konstruktif. [em/jm]

Oleh: VOA Indonesia

Rabu, 25 November 2020

Ikuti Jejak Trump, Biden akan Gunakan Perintah Eksekutif

Ikuti Jejak Trump, Biden akan Gunakan Perintah Eksekutif
Presiden Donald Trump menandatangani executive order atau keputusan presiden, 28 Februari 2017 di Oval Office, Gedung Putih, Washington.

Ikuti Jejak Trump, Biden akan Gunakan Perintah Eksekutif


BorneoTribun - Melalui perintah eksekutif (keputusan presiden/keppres) yang dikeluarkan 20 Januari 2017, satu minggu setelah Presiden Donald Trump dilantik, ia membatasi keimigrasian untuk tujuh negara mayoritas Muslim yang ia sebut sebagai sarang terorisme.

Tindakan itu dikecam secara luas oleh para pendukung imigran dan dibatalkan di pengadilan, yang menyebabkan perselisihan hukum atas keppres selanjutnya.

Itu adalah contoh presiden AS yang mengubah kebijakan melalui keppres, maklumat, dan memorandum tanpa melalui persetujuan Kongres dan proses legislatif. Trump sangat bergantung pada taktik itu, dan Presiden terpilih Joe Biden berjanji untuk melakukan hal yang sama.

Larangan imigrasi Trump yang dimodifikasi


Larangan imigrasi Trump yang dimodifikasi, kemudian ditegakkan oleh Mahkamah Agung. Namun, kemungkinan larangan imigrasi itu akan dibatalkan setelah Biden dilantik pada 20 Januari, salah satu dari banyak kebijakan presiden yang diharapkan dalam pemerintahan yang baru dari Demokrat, kata Wakil Direktur Proyek Kepresidenan Amerika, John Woolley, di Universitas California, Santa Barbara.

Presiden AS pertama, George Washington, mengeluarkan keppres pertama yang kemudian disebut perintah eksekutif, dengan memberi instruksi kepada departemen pemerintah.

Selama Perang Saudara AS, Presiden Abraham Lincoln membebaskan budak dengan mengeluarkan Maklumat Emansipasi, yang terdiri dari dua perintah eksekutif terpisah.

Presiden Franklin Roosevelt menandatangani lebih banyak keppres dibanding presiden mana pun, lebih dari 3.700 keppres sebelum ia meninggal pada masa jabatan keempatnya.

Sedangkan Presiden Trump mengeluarkan 195 keppres hingga pertengahan November 2020 selama satu masa jabatannya, kira-kira setara dengan presiden lain yang menjabat belum lama ini.

(VOA/PS/PP)

Jumat, 13 November 2020

Presiden Terpilih Biden Tunjuk Ron Klain Jadi Kepala Staf Gedung Putih

Ron Klain, saat ditunjuk menjadi Koordinator Respons Ebola, di Gedung Putih, Washington D.C., Rabu 22 Oktober 2014. (Foto AP / Jacquelyn Martin, file)

BorneoTribun - Presiden terpilih AS Joe Biden telah mengumumkan pilihannya, penasihat lamanya Ron Klain, untuk menjadi kepala stafnya di Gedung Putih.

Klain sebelumnya menjadi kepala staf Biden semasa menjadi wakil presiden pada masa pemerintahan presiden Barack Obama. Klain juga ditunjuk Obama sebagai pejabat yang bertanggung jawab mengenai respons AS terhadap wabah Ebola pada tahun 2014.

“Pengalamannya yang beragam dan mendalam serta kemampuannya bekerja sama dengan orang dari semua spektrum politik adalah yang saya perlukan pada seorang kepala staf Gedung Putih, sewaktu kita menghadapi masa krisis ini dan membuat negara kita bersatu kembali,” kata Biden dalam suatu pernyataan hari Rabu.

Klain menyebut pengangkatan baru itu sebagai “kehormatan seumur hidup.”

Biden terus bertemu dengan para penasihat pada masa transisinya, yang mencakup para pakar yang memahami berbagai isu yang akan ia hadapi pada awal pemerintahannya, sementara ia berencana mengambil kendali pemerintahan sewaktu dilantik pada 20 Januari 2021.

Biden, yang diproyeksikan sebagai pemenang pemilihan presiden 3 November lalu, telah menunjuk sejumlah penasihat untuk meninjau operasi berbagai lembaga pemerintah. Ia mengatakan Selasa lalu bahwa ia akan mengumumkan sejumlah pejabat untuk posisi penting sebelum liburan Hari Bersyukur 26 November.

Presiden Donald Trump belum mengakui kekalahannya dari Biden dalam pemilu lalu dan telah mengajukan banyak gugatan hukum mengenai hasil di beberapa negara bagian penting.

Dengan bukti yang sedikit sekali sejauh ini, Trump telah mengklaim tentang kecurangan dalam pemberian dan penghitungan suara yang membuatnya kalah dalam pemilu. Ia sedang berupaya membatalkan kemenangan Biden dan meraih masa jabatan ke-dua di Gedung Putih.

Namun sejauh ini para hakim telah menolak semua gugatan hukum Trump, sementara banyak lagi gugatan yang harus dipertimbangkan. Para analis pemilu yang diwawancarai VOA dan berbagai media berita lainnya menyatakan menurut mereka klaim kemenangan Biden dalam pemilu ini tidak akan dibatalkan.

Menurut hasil penghitungan suara tidak resmi, Biden telah meraih lebih dari mayoritas 270 suara elektoral yang menentukan hasil pemilihan presiden AS. Ia unggul dalam penghitungan suara di dua negara bagian lagi, Georgia dan Arizona, yang pada akhirnya dapat membuatnya unggul 306-232 perolehan suara elektoral.

Kemungkinan suara akhir yang diperoleh Biden sama dengan penghitungan pada tahun 2016, sewaktu Trump unggul, tanpa diduga mengalahkan kandidat partai Demokrat, Hillary Clinton.

Para pemimpin sekutu AS di Eropa, termasuk PM Inggris Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel, telah menelepon Biden dan menyampaikan ucapan selamat, mengabaikan pendapat Trump bahwa ia akan menang. Biden berbicara dengan para pemimpin Australia, Jepang dan Korea Selatan pada Rabu larut malam.

Biden mengunjungi Monumen Perang Korea di Philadelphia pada hari Rabu untuk memperingati Hari Veteran.

Sementara itu Trump memperingati Hari Veteran di Taman Makam Nasional Arlington di dekat Washington. Itu adalah acara publik pertama Trump sejak Kamis pekan lalu, sewaktu ia mengeluarkan sejumlah tuduhan tak berdasar mengenai kecurangna pemilu yang meluas.

Trump terus melanjutkan keluhannya mengenai hasil pemilu di Twitter. Ia memposting komentar para anggota partai Republik yang mendukung klaimnya bahwa ia dicurangi sehingga gagal menang.

Namun hasil jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis Selasa mengindikasikan bahwa hampir 80 persen rakyat Amerika, termasuk setengahnya pendukung partai Republik, menyatakan, Biden adalah pemenang yang sah.

Sementara itu, Biden mengatakan kepada wartawan dalam konferensi persen hari Selasa bahwa para pemimpin partai Republik, sebagian besar belum mengakui kemenangannya, “sedikit diintimidasi oleh presiden yang sedang menjabat.”

Biden mengatakan penolakan Trump untuk mengaku kalah sejujurnya merupakan hal memalukan. (VOA)

Minggu, 08 November 2020

Joe Biden, Capres yang Diproyeksikan Menang Pilpres AS 2020 dari Partai Demokrat

Joe Biden.
Joe Biden.

BorneoTribun - Joe Biden diproyeksikan sebagai capres yang memenangkan pemilihan presiden AS 2020 dari Partai Demokrat, Sabtu pagi (7/11), setelah meraih tambahan 20 suara elektoral dari Pennsylvania, menjadikannya meraih 273 kursi elektoral.

Lima negara bagian lain masih terus melangsungkan penghitungan suara, termasuk negara bagian Georgia yang melakukan penghitungan ulang sejak Jumat (6/11).

Beberapa menit setelah menerima kabar proyeksi kemenangannya, Joe Biden mencuit di Twitter, 

“Amerika, saya merasa terhormat telah terpilih untuk memimpin negara kita yang hebat ini. Pekerjaan ke depan akan sulit, tetapi saya berjanji akan menjadi presiden untuk seluruh warga Amerika, baik yang memilih saya atau tidak. Saya akan menjaga keyakinan yang telah diberikan pada saya.”
Tak lama kemudian ia mengeluarkan pernyataan tertulis yang kurang lebih sama. “Saya merasa terhormat dan rendah hati atas kepercayaan yang diberikan rakyat Amerika kepada saya dan Wakil Presiden Kamala Harris.”

Ia juga menegaskan bahwa besarnya jumlah partisipasi politik dalam pemilihan presiden ini “membuktikan sekali lagi bahwa demokrat berdenyut kencang di Amerika.”

Biden telah berada di dalam lingkaran politik Amerika selama hampir setengah abad dan diproyeksikan akan memenangkan pemilihan presiden. Ketika ia dilantik pada 20 Januari nanti, ia akan menjadi pemimpin tertua dalam sejarah Amerika.

Biden, yang telah menjabat di Senat Amerika selama 36 tahun dan delapan tahun sebagai pendamping mantan presiden Barack Obama, diproyeksikan oleh sejumlah kantor berita mengalahkan petahana Presiden Donald Trump dari Partai Republik, dalam sebuah kampanye yang sengit, beberapa hari setelah pemilihan presiden 3 November. Hasil penghitungan suara di seluruh negara bagian masih harus disertifikasi secara resmi dan masih akan menghadapi beberapa gugatan hukum, tetapi diperkirakan tidak akan mengubah proyeksi kemenangan ini. (VOA)

Hukum

Peristiwa

Pilkada 2024

Kesehatan

Lifestyle

Tekno