Stop Bullying dan Judi Online! Polresta Pontianak Buka Mata Siswa SMKN 3 soal Bahaya Dunia Digital | Borneotribun

Jumat, 18 Juli 2025

Stop Bullying dan Judi Online! Polresta Pontianak Buka Mata Siswa SMKN 3 soal Bahaya Dunia Digital

Stop Bullying dan Judi Online! Polresta Pontianak Buka Mata Siswa SMKN 3 soal Bahaya Dunia Digital
Stop Bullying dan Judi Online! Polresta Pontianak Buka Mata Siswa SMKN 3 soal Bahaya Dunia Digital.

Pontianak — Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMK Negeri 3 Pontianak tahun ini terasa berbeda dan penuh makna. Tak sekadar orientasi biasa, para siswa baru diajak membuka mata terhadap isu-isu serius yang sering luput dari perhatian: mulai dari bullying, judi online, seks bebas, hingga bahaya penyimpangan perilaku lainnya.

Sebanyak 325 siswa baru memenuhi aula sekolah pada Rabu, 16 Juli 2025, pukul 11.00 WIB. Mereka tampak antusias menyimak materi yang disampaikan oleh tim dari Satuan Pembinaan Masyarakat (Satbinmas) Polresta Pontianak, yang hadir sebagai narasumber utama.

Dalam kegiatan penyuluhan ini, pihak kepolisian ingin menanamkan nilai-nilai karakter positif serta membentuk pola pikir yang sehat sejak awal masuk sekolah. Karena bagi mereka, membangun generasi muda yang tangguh harus dimulai dari pendidikan karakter dan kesadaran sosial.

4 Isu Serius yang Dibahas: Dari Bullying hingga LGBT

Kegiatan ini menghadirkan empat isu utama yang sering menjadi masalah di kalangan remaja:

  1. Bullying (Perundungan)

  2. Judi Online

  3. Seks Bebas

  4. Penyimpangan Identitas dan Orientasi Seksual (LGBT)

IPTU Soepriyono sebagai Kanit Bintibsos Satbinmas, bersama AIPDA Hendrikus Heri dan AIPDA Suharminto, serta BRIPDA Sahrul Ramadhan, turun langsung memberikan materi dan berdialog dengan para siswa.

Bullying & LGBT: Saatnya Remaja Lebih Peka dan Menghargai Sesama

AIPDA Suharminto mengambil bagian dalam menyampaikan materi tentang bullying dan LGBT. Ia menekankan pentingnya sikap empati dalam pergaulan di sekolah.

“Jangan pernah merasa lebih dari orang lain. Hargai temanmu, bantu jika mereka kesulitan, dan jangan pernah melakukan kekerasan dalam bentuk apapun, baik fisik maupun verbal,” ujarnya dengan nada tegas namun penuh kepedulian.

Menurutnya, bullying bisa memberikan luka psikologis yang dalam dan berkepanjangan. Begitu juga dengan isu LGBT, yang perlu disikapi secara bijak agar tidak menjadi bahan ejekan atau pemicu diskriminasi di lingkungan sekolah.

Judi Online & Seks Bebas: Ancaman Nyata di Era Digital

Sementara itu, BRIPDA Sahrul Ramadhan memberikan penyuluhan mengenai judi online dan seks bebas. Ia mengajak siswa untuk lebih bijak dalam menggunakan internet dan media sosial.

“Main game boleh, tapi jangan sampai terjebak ke aplikasi judi. Sekali coba, bisa jadi kecanduan dan berdampak pada masa depan kalian,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa seks bebas bukan hanya soal moral, tapi juga menyangkut kesehatan, keamanan, hingga masalah hukum. Banyak remaja yang menyesal karena kurangnya edukasi dan kontrol diri sejak dini.

“Generasi muda adalah harapan bangsa. Kalau kalian tidak disiapkan sejak sekarang, bagaimana bisa menjadi pemimpin di masa depan?” ungkap BRIPDA Sahrul, menyemangati para siswa yang hadir.

Ia juga menambahkan bahwa pelajar zaman sekarang bukan hanya harus pintar secara akademik, tapi juga kuat dalam menghadapi tantangan sosial dan digital yang semakin kompleks.

Dukungan OSIS dan Peran Siswa sebagai Duta Anti Bullying

Selama kegiatan berlangsung, pengurus OSIS SMK Negeri 3 Pontianak turut mendampingi jalannya acara dan memberi semangat kepada adik-adik kelas mereka.

Kegiatan penyuluhan ini tidak hanya sekadar seremoni, tapi juga menjadi pijakan awal untuk menjadikan siswa-siswi SMKN 3 sebagai agen perubahan positif di lingkungan sekolah mereka.

Lewat kegiatan edukatif seperti ini, SMKN 3 Pontianak membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya soal pelajaran di kelas, tetapi juga soal pembentukan karakter. Materi-materi seperti bullying, judi online, seks bebas, hingga penyimpangan sosial memang terasa “berat”, tapi sangat relevan dan perlu diketahui sejak dini.

Bagi para orang tua, guru, dan masyarakat luas, kegiatan seperti ini bisa menjadi contoh nyata bahwa kerja sama antara sekolah dan kepolisian mampu menciptakan ruang aman bagi anak-anak kita untuk tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan bertanggung jawab.

  

Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Tombol Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.