Berita Borneotribun.com: Alam Ganjar Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Alam Ganjar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alam Ganjar. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 Februari 2024

Milenial Sumba Timur Berikan Kain Tenun pada Putra Ganjar Pranowo

Milenial Sumba Timur Berikan Kain Tenun pada Putra Ganjar Pranowo
Alam Ganjar menerima kain tenun yang bertuliskan harapan anak-anak muda di Waingpau, Sumba Timur. ANTARA/HO-Tim Alam Ganjar
JAKARTA - Kaum milenial di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, memberikan kain tenun kepada putra tunggal calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, Muhammad Zinedine Alam, sebagai simbol harapan untuk ayahnya.

"Dari teman-teman di Sumba Timur, saya menerima sebuah kain tenun yang mereka sebut 'Tenun Harapan'. Mereka menuliskan harapan-harapan mereka untuk masa depan Indonesia di kain ini," kata Alam dalam pernyataan yang diterima di Kupang, Rabu.

Alam menjelaskan bahwa sejumlah kaum milenial meminta agar kain Tenun Harapan tersebut disampaikan kepada Ganjar Pranowo. Di kain tenun itu tertulis beragam pesan yang ingin disampaikan kepada ayah Alam.

Salah satu pesan yang tertera adalah "semoga pendidikan gratis diadakan di Sumba agar Saudara-Saudara yang tidak mampu bisa bersekolah gratis".

Alam memastikan bahwa pesan yang terkandung dalam kain tenun tersebut akan disampaikannya kepada calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo.

"Nantinya, pesan-pesan ini akan saya sampaikan karena bukan hanya sekadar aspirasi dan masukan, tapi juga dukungan moral bagi perjalanan yang sedang dilakukan ayah saya dalam Pemilihan Presiden tahun ini," ujarnya.

Dalam sebuah diskusi, Alam juga menerima hadiah jaket tenun Sumba yang dirancang oleh anak muda lokal. Jaket tersebut dipakaikan oleh pengusaha muda NTT, Stevano Rizki Adranacus.

"Kombinasi kain tenun dengan desain jaket modern yang sedang tren ini menunjukkan seberapa kreatif dan berdaya cipta anak muda. Jaket ini juga menjadi simbol bahwa Mas Alam sudah diterima sebagai bagian dari masyarakat Sumba," kata Stevano.

Selama kunjungannya ke Sumba Timur, Alam juga menghadiri sambutan adat di Makam Raja Prailiu. Di kampung adat tersebut, Alam belajar cara menenun kain Sumba dengan bimbingan para penenun wanita.

Ia juga menikmati keindahan alam Sumba yang eksotis di Bukit Tenau.

Alam menyatakan rasa syukurnya atas sambutan hangat yang diterimanya dari kaum muda dan masyarakat Sumba Timur. Baginya, ini adalah sinyal bahwa kerja keras ayahnya dihargai oleh masyarakat.

"Saya agak kaget dengan sambutan hangat dari teman-teman dan masyarakat Sumba Timur. Ini menjadi penyemangat bagi kami bahwa kerja keras ayah saya sampai ke hati masyarakat," katanya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.

KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, masa tenang pada tanggal 11—13 Februari, dan hari-H pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.

Oleh: Antara/Kornelis Kaha
Editor: Yakop

Alam Ganjar: Penyandang Tuli Mampu Mandiri dan Berkarya

Alam Ganjar: Penyandang Tuli Mampu Mandiri dan Berkarya
Muhammad Zinedine Alam Ganjar putra (kiri) saat berdialog dengan salah seorang penyandang disabilitas di Kota Kupang, Rabu. ANTARA/Kornelis Kaha
JAKARTA - Muhammad Zinedine Alam Ganjar, anak dari calon Presiden Republik Indonesia nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengungkapkan pandangannya terhadap penyandang tuli sebagai sebuah gaya hidup yang sudah terintegrasi dalam masyarakat, bukan lagi sebagai sebuah kekurangan.

"Sekarang, teman-teman, tuli bukanlah sesuatu yang membatasi, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup kita," ujarnya usai bertemu dengan sejumlah penyandang disabilitas tuli di salah satu kafe di Kota Kupang, NTT, pada hari Rabu.

Kafe Kopi SAa yang didatanginya merupakan satu-satunya kafe di Nusa Tenggara Timur yang dikelola oleh kaum disabilitas, dan memberikan peluang kepada penyandang disabilitas tuli untuk bekerja di sana.

Alam menjelaskan alasan di balik penegasannya tentang gaya hidup ini, mengacu pada komunitas yang telah terbentuk di antara penyandang disabilitas tuli yang dikenal dengan sebutan Kawan Tuli.

"Penting untuk dicatat bahwa ada alasan mengapa mereka disebut Kawan Tuli; mereka memiliki komunitas mereka sendiri dengan cara interaksi dan komunikasi yang unik bagi mereka," tambahnya.

Kunjungannya ke kafe tersebut juga memberikan kesempatan baginya untuk berdiskusi dengan sejumlah penyandang disabilitas tuli yang bekerja di sana.

Dalam diskusi tersebut, Alam mendorong agar kondisi disabilitas tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk hidup penuh dan mandiri.

Selain berdiskusi, Alam juga mencoba keahliannya sebagai barista di kafe tersebut, yang kemudian disaksikan oleh para pegawai disabilitas yang bekerja di sana.

Tidak hanya memuji konsep kafe yang memberdayakan kelompok marginal, tetapi Alam juga memberikan apresiasi terhadap kesungguhan pemilik kafe dalam menjalankan bisnis yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat.

"Keberhasilan kafe Kopi SAa dalam membuka peluang kerja bagi penyandang disabilitas, di tengah persaingan bisnis yang ketat, adalah sesuatu yang patut diacungi jempol," ungkap Alam.

Lebih lanjut, Alam juga menyoroti perubahan positif yang dialami oleh para pegawai disabilitas yang sekarang mampu mandiri dan berkarya.

"Dengan usia yang masih muda, mereka telah membuktikan bahwa mereka adalah generasi muda yang memiliki potensi besar untuk mandiri," ujarnya mengakhiri perbincangan.

Oleh: Antara/Kornelis Kaha
Editor: Yakop

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pilkada 2024

Lifestyle

Tekno