Berita Borneotribun.com: Kesehatan Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 26 Januari 2024

Dukungan Kasad untuk Program Air Bersih di Daerah Rawan Air Bersih

Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Iwan Setiawan, mendampingi kunjungan kerja Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, ke wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kamis (25/1/2024) (ANTARA/HO-Pengdam XII/Tanjungpura)
Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Iwan Setiawan, mendampingi kunjungan kerja Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, ke wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kamis (25/1/2024) (ANTARA/HO-Pengdam XII/Tanjungpura)
PONTIANAK - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak melakukan pengecekan kondisi prajurit dan memberikan arahan kepada personel Satgas Pamtas Yonarmed 16/TK yang bertugas melaksanakan pengamanan di perbatasan Kalimantan Barat-Malaysia. 

Dalam kunjungannya tersebut, Kasad menggunakan tiga helikopter jenis Bell Penerbad, Caracal TNI AU, dan AW Polda Kalbar untuk mendarat di Helipad PLBN Jagoi Babang. 

Dalam sambutannya di Bengkayang, Kalimantan Barat, pada hari Kamis, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyatakan, "Selain meninjau PLBN Jagoi Babang, kami juga meresmikan program TNI AD Manunggal Air dan melakukan bakti sosial dengan penanganan stunting, pemberian sembako, bibit pertanian, dan hewan ternak untuk masyarakat."

Terutama terkait program TNI AD Manunggal Air, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan rasa bangganya kepada satuan jajarannya yang telah berhasil membangun sarana air bersih. "Ini akan sangat membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat," ujarnya kepada awak media.

Lebih lanjut, Kasad mengungkapkan bahwa program TNI AD Manunggal Air ini akan terus berlanjut di seluruh Indonesia. Dia juga mengumumkan bahwa di wilayah Kodam XII/Tpr sendiri, akan dibangun sebanyak 95 titik air bersih di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. 

"Mari kita dukung bersama program pemerintah, terutama program air bersih di wilayah yang membutuhkan, dengan target yang terus ditingkatkan dibandingkan dengan program-program lainnya," tambahnya.

Selama ini, TNI AD melalui program TNI AD Manunggal Air telah membantu pembangunan air bersih sebanyak kurang lebih 1.500 titik di seluruh Indonesia, ungkap Jenderal bintang empat ini. 

"Hari ini kita telah melihat banyak kesulitan yang dihadapi oleh prajurit dalam pendidikan dan operasional, terutama di wilayah perbatasan. Kami berharap dapat mencari solusi untuk meningkatkan kelancaran tugas para anggota, serta bersama TNI-Polri meningkatkan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.

Sumber: Antara/Rendra Oxtora
Editor: Yakop

Kamis, 25 Januari 2024

Sunatan Massal dan Aksi Sosial Mewarnai Perayaan HUT Provinsi Kalbar

Sunatan Massal untuk anak-anak masyarakat Kalbar yang diawasi langsung oleh Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalbar, Ny. Windy Prihastari, S.STP., M.Si., di Aula Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Sunatan Massal untuk anak-anak masyarakat Kalbar yang diawasi langsung oleh Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalbar, Ny. Windy Prihastari, S.STP., M.Si., di Aula Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
PONTIANAK - Rangkaian kegiatan aksi sosial terus berlangsung dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat ke-67. 

Salah satu kegiatan terbaru adalah Sunatan Massal untuk anak-anak masyarakat Kalbar yang diawasi langsung oleh Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalbar, Ny. Windy Prihastari, S.STP., M.Si., di Aula Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar pada Kamis (25/1/2024).

Windy menjelaskan bahwa kegiatan Sunatan Massal ini adalah bagian dari upaya Pemerintah Provinsi Kalbar dalam mendukung kesehatan masyarakat, terutama anak-anak. 

Sunatan Massal untuk anak-anak masyarakat Kalbar yang diawasi langsung oleh Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalbar, Ny. Windy Prihastari, S.STP., M.Si., di Aula Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Sunatan Massal untuk anak-anak masyarakat Kalbar yang diawasi langsung oleh Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalbar, Ny. Windy Prihastari, S.STP., M.Si., di Aula Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Beliau berharap kegiatan ini akan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekaligus membantu meringankan beban ekonomi keluarga. 

"Sunat (Khitan) memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, baik fisik maupun spiritual. Melalui kegiatan ini, kita dapat membantu masyarakat yang membutuhkan dan memberikan layanan kesehatan yang terjangkau," katanya.

Sebagai Ketua Panitia Aksi Sosial, Windy juga memberikan semangat kepada anak-anak yang akan menjalani sunatan. 

Selain memberikan semangat, ia juga memberikan bingkisan dan uang saku kepada mereka untuk meningkatkan semangat dalam menjalani prosesi sunatan.

"Waktu ini kami menyelenggarakan berbagai kegiatan aksi sosial seperti donor darah, sunatan massal, dan penyaluran sembako. Sejak minggu lalu, kami telah melibatkan 200 anak yatim dan dhuafa dalam kegiatan berenang bersama," ungkap Windy kepada awak media.

Lebih lanjut, Windy menyebutkan bahwa total ada 25 kegiatan aksi sosial yang telah dan sedang dilaksanakan. 

"Tidak hanya di Kota Pontianak, tetapi juga di 14 Kabupaten/Kota se-Kalbar telah melaksanakan berbagai kegiatan aksi sosial. Selain itu, kami juga akan mengunjungi daerah perbatasan untuk bertemu dengan masyarakat di sana, di mana kami akan mendistribusikan sembako serta memberikan sepatu dan baju olahraga kepada anak-anak," tambah Pj. Ketua TP-PKK Kalbar.

Dalam rangkaian aksi sosial ini, Pj. Ketua TP-PKK Kalbar didampingi oleh Pengurus TP-PKK Kalbar, sejumlah Kepala Perangkat Daerah Kalbar, Direktur Utama Bank Kalbar, dan pengurus PMI Kalbar.

Sumber: Adpim Pemprov Kalbar
Editor: Yakop/Borneotribun

25 Kegiatan Aksi Sosial Dalam Rangka Hari Jadi Kalbar ke-67

Pemerintah Kalbar dan TP-PKK Gelar Aksi Sosial di PMI Pontianak. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Pemerintah Kalbar dan TP-PKK Gelar Aksi Sosial di PMI Pontianak. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
PONTIANAK - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, bekerja sama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalbar dan Palang Merah Indonesia Provinsi Kalbar, menggelar aksi sosial penting di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Kalbar, Jalan Sutoyo, Pontianak, pada Kamis (25/1/2024). Agenda tersebut dibuka oleh Penjabat (Pj) Ketua TP-PKK Provinsi Kalbar, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP., M.Si.

Windy menjelaskan bahwa dalam rangkaian Hari Jadi ke-67 Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, telah diselenggarakan 25 kegiatan aksi sosial sejak minggu kedua bulan Januari 2024. Salah satu kegiatan tersebut adalah donor darah, yang merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh TP-PKK Kalbar dan PMI Kalbar untuk memastikan ketersediaan darah bagi masyarakat.

Pemerintah Kalbar dan TP-PKK Gelar Aksi Sosial di PMI Pontianak. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Pemerintah Kalbar dan TP-PKK Gelar Aksi Sosial di PMI Pontianak. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
"Dalam sambutannya, Windy menegaskan bahwa donor darah adalah tindakan yang sangat mulia dan bermanfaat bagi kemanusiaan. Ia menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian dan solidaritas kepada sesama manusia, serta mengingatkan bahwa darah adalah kebutuhan vital bagi manusia. Oleh karena itu, Windy menekankan pentingnya mendukung dan menyebarkan kesadaran akan pentingnya donor darah di masyarakat Kalbar," ungkap Pj. Ketua TP-PKK Kalbar.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dengan adanya kolaborasi yang berkelanjutan antara TP-PKK Kalbar dan PMI Kalbar, masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan stok darah. Windy juga menyoroti upaya untuk membentuk database pendonor darah tetap untuk masyarakat Kalbar, sebagai langkah strategis dalam memastikan ketersediaan darah secara berkelanjutan.

"Dalam kegiatan ini, Pj. Ketua TP-PKK Kalbar didampingi oleh Pengurus TP-PKK Kalbar, sejumlah Kepala Perangkat Daerah Kalbar, Direktur Utama Bank Kalbar, dan Pengurus PMI Kalbar," tambahnya.

Pemerintah Kalbar dan TP-PKK Gelar Aksi Sosial di PMI Pontianak. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Pemerintah Kalbar dan TP-PKK Gelar Aksi Sosial di PMI Pontianak. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Aksi sosial ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemanusiaan di Provinsi Kalimantan Barat. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat.

Percepatan penanganan stunting di Pontianak berbuah dana insentif

Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian saat berkunjung ke rumah Ahmadi di Kelurahan Saigon. (ANTARA/Dedi)
Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian saat berkunjung ke rumah Ahmadi di Kelurahan Saigon. (ANTARA/Dedi)
PONTIANAK - Ahmadi warga Kelurahan Saigon, Kecamatan Pontianak Timur, Kalimantan Barat tampak kaget karena tidak menyangka rumahnya akan didatangi langsung oleh Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian yang didampingi Ketua TP PKK Pontianak dan sejumlah pejabat lainnya.

Salam dari orang nomor satu di Kota Khatulistiwa tersebut, dijawab sedikit gugup Ahmadi beserta istrinya dari depan rumah. Penjabat Wali Kota Pontianak menanyakan kabar kepada Ahmadi.

Kehadiran Ani Sofian dan rombongan ke rumah - rumah warga termasuk ke rumah Ahmadi dan sejumlah warga lainnya di Kota Pontianak dalam rangka menyerahkan bantuan paket pangan program aksi percepatan penurunan stunting. Pemberian bantuan pangan tersebut sebagai upaya pemerintah untuk menurunkan stunting dan meningkatkan gizi anak.

Ahmadi yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir truk pengangkut material bangunan dan ayah dari lima orang anak harus banting tulang dalam membesarkan anak-anaknya.

Dengan kondisi yang tidak selalu berkecukupan, ia dan keluarganya bergantung kepada perusahaan tempat Ahmadi bekerja. Jaminan sosial dan kesehatan tidak pasti baginya. Hal itu juga yang kurang mendukung kualitas gizi anak-anaknya.

Dengan program percepatan penurunan stunting yang rutin dilaksanakan, memberikan ketenangan bagi Ahmadi. “Bantuan ini sangat membantu kami. Apalagi ini diserahkan langsung oleh Pj Wali Kota Pontianak. Kami merasakan, itu bukti nyata hadirnya pemerintah," ungkap Ahmadi.

Penyaluran bantuan paket pangan untuk percepatan penurunan stunting menjadi satu di antara upaya pemerintah Kota Pontianak. Kebijakan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak sebelumnya Edi Rusdi Kamtono - Bahasan,  kini  dilanjutkan oleh Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian.

Dana Intensif

Pemerintah Kota Pontianak pada pada Oktober 2023  berhasil meraih penghargaan kinerja tahun berjalan kategori peningkatan kesejahteraan masyarakat berupa pemberian insentif fiskal atas keberhasilan percepatan penurunan stunting dan penurunan angka kemiskinan di Kota Pontianak.

Kota Pontianak meraih rangking tertinggi dari 89 kota se-Indonesia karena berhasil menurunkan angka stunting. Capaian keberhasilan itu mendapat penghargaan dari pemerintah pusat berupa dana insentif sebesar Rp6.987.558.000. Tak hanya itu, dana insentif sebesar Rp5.852.646.000 juga diberikan kepada Kota Pontianak atas keberhasilan menurunkan angka kemiskinan, sehingga total dana insentif yang diterima sebesar Rp12.840.204.000.

Saat itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pontianak serta seluruh jajaran perangkat daerah, lembaga dan kelompok masyarakat, mitra pembangunan gencar serta aktif dalam upaya menurunkan angka stunting maupun menurunkan kemiskinan ekstrem di Kota Pontianak. Keberhasilan yang diraih ini tidak terlepas dari kerja keras dan kerja bersama dari seluruh perangkat daerah, para pihak dan masyarakat.

Kerja keras segenap jajaran pemerintah dan masyarakat tersebut berhasil menurunkan angka stunting, dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 19,7 persen di tahun 2022. 

Upaya menurunkan angka stunting hingga kini terus dilakukan, di antaranya dengan menitikberatkan kepada seluruh calon pengantin dan ibu hamil. Harapannya,  agar mereka mendapatkan edukasi, informasi dan pelayanan kesehatan yang harus diperoleh bagi sasaran tersebut supaya bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat, termasuk di dalamnya ada bantuan pangan yang menyasar balita stunting.

Percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak terus dilakukan pemerintah setempat.  Pemerintah Kota Pontianak pada 2024  memprioritaskan penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting guna menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul memasuki Indonesia Emas pada 2045.

Langkah mempersiapkan SDM  guna menyongsong Generasi Emas 2045 dinilai sangat penting. Apalagi Indonesia sudah memasuki bonus demografi sehingga potensi ini harus bisa dimanfaatkan. Salah satu langkah tersebut  adalah menangani persoalan stunting.

Selain persoalan stunting, persoalan yang harus dituntaskan adalah kemiskinan ekstrem. Pemerintah menargetkan penanganan kemiskinan ekstrem bisa tuntas tahun 2024. Kemiskinan ekstrem menyebabkan masyarakat  tidak mampu memberikan makanan bergizi kepada anak-anaknya

Inovasi penanganan stunting yang digagas oleh kecamatan, kelurahan dan puskesmas serta posyandu di Kota Pontianak telah berbuah nyata dengan adanya penurunan signifikan angka stunting di beberapa wilayah.  Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan perlu terus bergerak bersama guna menangani stunting.

Putus stunting

Ahli Gizi dari Universitas Tanjungpura Pontianak, Rahmania, S.Gz, M.P.H. menilai sudah saatnya memutus rantai kekerdilan atau stunting, karena. kekerdilan juga berpengaruh pada kualitas SDM. Gizi yang kurang dan pola asuh anak kurang maksimal, akan berdampak pada produktivitas dan kreativitas SDM.

Tingkat kualitas SDM akan sangat terganggu dengan adanya kekerdilan. Oleh karena itu, pemahaman dan pencegahan harus menjadi perhatian semua pihak guna mewujudkan generasi bangsa ke depan lebih baik. 

Kekerdilan adalah ketika anak di usia 0 – 5 tahun gagal tumbuh maksimal atau kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Anak mengalami kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Secara umum banyak faktor yang memengaruhi stunting di antaranya pola asuh dari keluarga baik seputar makanan, menjaga kebersihan makanan dan rumah, sanitasi rumah. Kalau kebersihan buruk, rumah kotor dan lainnya juga sangat berpengaruh.

Kekerdilan sebenarnya bisa dicegah, bahkan dimulai sejak orang tua menikah. Perencanaan kehamilan dan saat ibu hamil pasokan gizi bayi dalam kandungan harus diperhatikan.

Ketika lahir, gizi dan kesehatan harus diperhatikan juga dengan pola asuh yang benar. Literasi para orang tua terhadap gizi dan pentingnya memaksimalkan 1.000 hari pertama kehidupan harus dimaksimalkan.

Upaya percepatan penurunan stunting tetap perlu dimaksimalkan melalui program-program yang ada. Selain itu, literasi soal gizi juga harus terus digencarkan kepada orang tua melalui posyandu. Dengan demikian, upaya simultan dalam rangka menekan angka stunting akan membuahkan hasil yang menggembirakan. 

Sumber: Antara/Dedi

Rabu, 24 Januari 2024

Pj. Gubernur Harisson Harap Pelayanan RSU Yarsi Semakin Baik

Pj. Gubernur Harisson Harap Pelayanan RSU Yarsi Semakin Baik
Pj. Gubernur Harisson Harap Pelayanan RSU Yarsi Semakin Baik.
PONTIANAK - Bertempat di ruang Pertemuan Rumah Sakit Umum YARSI Pontianak, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes., menyaksikan Pengukuhan Direktur RSU YARSI Pontianak Masa Bhakti 2024-2028, dr. Carlos Dja'afara, M.Kes., oleh Ketua Pembina Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI), Drs. Ruslan Aspan, Apt., M.M., Rabu (24/1/2024).

Dalam kesempatan ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Pj. Gubernur mengapresiasi terpilihnya kembali Direktur RSU YARSI Pontianak untuk Masa Bhakti 2024-2028.

"Jadi kalau saya lihat YARSI itu tidak salah memilih dr. Carlos Dja'afara, M.Kes., sejak dari Puskesmas Sungai Duri beliau sudah diangkat di Tingkat Nasional sebagai Dokter Teladan. Beliau dari dulu memang sudah berprestasi, di mana ditempatkan, dia akan membereskan masalah dan mengembangkan apa yang menjadi tanggung jawabnya," ucapnya.

Terkait tantangan untuk Rumah Sakit di Kalimantan Barat, Pj. Gubernur, dr. Harisson,M.Kes. mengatakan bahwa untuk Rumah Sakit yang berada di Kalimantan Barat umumnya masih kekurangan tenaga Dokter Spesialis.

"Termasuk ada beberapa tenaga pendukung yang kita masih kekurangan. Kita memang sudah menyekolahkan beberapa dokter-dokter Sub Spesialis ke beberapa center Fakultas Kedokteran yang mendidik dokter Sub Spesialis atau Spesialis, tapi memang kita perlu waktu," kata Harisson.

Dirinya juga menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi  Kalimantan Barat  telah berupaya berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk dapat memberikan tenaga dokter Spesialis atau Sub spesialis ke Kalbar.

"Di samping itu, kita juga sudah berupaya untuk meminta kepada Kementerian Kesehatan agar memberikan tenaga dokter spesialis atau sub spesialis. Kita juga melakukan pola kerjasama, misalnya nanti untuk pendidikan di RSUD dr. Soedarso maupun pendidikan dokter spesialis di Untan," tambahnya.

Terkait pelayanan di RSU YARSI Pontianak ini, Pj. Gubernur membeberkan bahwa pelayanan di rumah sakit ini sudah semakin membaik dan diharapkan dengan dikukuhkannya Direktur yang baru dapat terus meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

"Kita lihat dari kunjungan pasien ke Rumah Sakit Umum YARSI ini sudah meningkat 3 kali lipat, bahkan 4 kali lipat kalau kita bandingkan dengan 3 tahun yang lalu. Kita minta terus ditingkatkan pelayanannya," ujarnya.

Berdasarkan data dari RSU YARSI Pontianak, pasien yang berkunjung atau berobat memang  banyak terdapat dari masyarakat Pontianak Timur atau daerah timur.

"Saya lihat pasien-pasiennya itu banyak yang dari daerah timur. Jadi kalau memang YARSi ini baik dalam melayani, maka masyarakat tidak akan perlu ke daerah seberang (melewati Jembatan Kapuas atau sungai Kapuas), jadi cukup dilayani di Rumah Sakit YARSI ini," tutup Harisson.

Setelah memberikan sambutan, Pj. Gubernur beserta para Kepengurusan RSU YARSI Pontianak mengunjungi pasien yang sedang dirawat inap dan berbincang mengenai pelayanan rumah sakit tersebut. Tak hanya itu, Harisson juga meninjau infrastruktur yang berada di kawasan RSU YARSI Pontianak.(wnd)

Pemprov Kalbar Serius Turunkan Stunting Di Perbatasan

Pemprov Kalbar Serius Turunkan Stunting Di Perbatasan
Pemprov Kalbar Serius Turunkan Stunting Di Perbatasan.
PONTIANAK – Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes. bersama Danrem 121/AWB, Brigjen TNI Lukman Arief, S.I.P. dan jajaran, melaksanakan rapat koordinasi program pembangunan perbatasan Provinsi Kalimantan Barat yang terfokus pada program stunting dan pendidikan di Wilayah Perbatasan di Data Analytic Room Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Senin (22/1/2024).

Saat ini stunting masih menjadi isu prioritas nasional, dimana target Nasional penurunan prevalensi stunting yakni 14% persen di tahun 2024. Untuk Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan data SSGI pada tahun 2022 menunjukkan angka prevalensi stunting sebesar 27,8% dan berdasarkan data SIGIZI TERPADU Tahun 2023 dari 115.524 Balita yang diukur, 17.900 (15,49%) mengalami stunting. 

“Capaian ini sudah melebihi target provinsi yakni 16%, namun kita tidak boleh lengah. Intervensi program dan kegiatan penurunan angka stunting harus tetap dijalankan secara berkelanjutan”, ucap Harisson.

Dalam rangka pencegahan dan penurunan angka kasus stunting, Harisson mengharapkan komitmen dari seluruh jajaran TNI yang merupakan Lembaga dengan potensi dan kekuatan besar dalam membantu pemerintah dalam upaya percepatan dan penurunan stunting diantaranya mempunyai sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, jajaran anggota sampai di tingkat desa, serta memiliki kemampuan melakukan koordinasi dan kolaborasi dan penggerakan masyarakat.

"Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah perbaikan sanitasi lingkungan  dan penyediaan air bersih. Berdasarkan pelaporan di E- Monev STBM Prov. Kalimantan Barat menunjukkan bahwa dari 1.417.465 KK, baru 829.410 KK atau 58,51% keluarga yang memiliki Jamban Sehat Permanen ( layak). Dari 2140 desa dilaporkan 1644 desa (76,82 %)  yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), sementara itu baru 22,94 % desa atau hanya 491 desa yang sudah terdata sebagai desa yang Stop Buang Air Besar Sembarangan (Desa Stop BABS/ Desa ODF), hal ini menunjukkan masalah sanitasi lingkungan masih menjadi masalah yang besar di Kalimantan Barat," ungkapnya.

"Bahkan juga bekerjasama dengan Badan Usaha dan para Pelaku Usaha untuk bersama sama berupaya menekan angka stunting. Dengan begitu, harapan kita bersama untuk menurunkan angka prevalensi stunting dapat terwujud sesuai target provinsi," jelasnya.

Tentunya peran anggota TNI memiliki potensi  besar di bidang pengamanan perbatasan negara, menaikkan taraf pendidikan, peningkatan pemberdayaan masyarakat hingga turut aktif dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting. 

“Semoga kerja sama dan sinergi yang sangat baik selama ini antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dengan Korem 121/ Alambhana Wanawai dapat terus dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan lebih baik lagi," harap Harisson.

Tak hanya itu, Orang nomor satu di Provinsi Kalimantan Barat juga menyampaikan bahwa upaya penurunan stunting ini terus dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK dari tingkat provinsi sampai ke tingkat desa. 

“Kader PKK juga dapat menggandeng organisasi persatuan istri Forkopimda (Sinita Penjaga Ibu Jari) seperti Bhayangkari, Persit Chandra Kirana, Jalasenastri, PIA Ardhya Garini, Dharma Pertiwi, dan lainnya”, timpal Harisson.

Seperti kita ketahui bersama, Kalimantan Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara lain. Adapun Panjang Perbatasan yakni 972,95 km yang Meliputi 5 Kabupaten (Kab. Sambas, Kab. Bengkayang, Kab. Sanggau, Kab. Sintang dan Kab. Kapuas Hulu); 14 Kecamatan; 166 Desa. Jalan Paralel Perbatasan sepanjang 811,32 Km² (607,81 Km² jalan non nasional; 203,51 Km² jalan nasional). 

Kalbar memiliki PLBN Aruk , PLBN Entikong, PLBN Badau dan PLBN Jagoi Babang yang saat ini menunggu untuk diresmikan oleh Presiden. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengharapkan Pembangunan PLBN type C di Temajuk (Kabupaten Sambas), mengingat Pihak Malaysia sudah membangun Pos Kawalan Sempadan di Telok Melano (counterpart Temajuk) dan potensi pariwisata di kawasan Paloh dan Aruk. Dan di dalam revisi RTRWP sudah diusulkan Temajuk masuk sebagai PKSN. 

Sebagai informasi, berdasarkan Indeks Desa Membangun Tahun 2023, sudah 877 Desa di Kalbar ini yang berstatus Desa Mandiri dan untuk wilayah perbatasan di 5 Kabupaten sudah tidak ada lagi Desa Tertinggal.

Rapat ini di ikuti, beberapa Kepala Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Pimpinan BUMN dan BUMD.(irf)

Selasa, 23 Januari 2024

Pontianak Miliki Puskeswan Yang Memadai

Pontianak Miliki Puskeswan Yang Memadai
PJ Wako Pontianak melihat operasi kucing di Puskewan Pontianak (ANTARA/Prokopim PTK)
PONTIANAK – Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengatakan warga Pontianak sangat beruntung karena telah memiliki fasilitas pusat kesehatan hewan (puskeswan) yang memadai di bawah naungan Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan kota itu. 

"Kota Pontianak menjadi satu di antara dua daerah di Kalimantan Barat (Kalbar) yang telah memiliki fasilitas puskeswan yang berlokasi di Jalan Parit Pangeran Kelurahan Siantan Hulu, yang melayani masyarakat yang ingin memeriksakan kesehatan hewan peliharaannya seperti kucing, anjing, dan sebagainya," ujar Ani Sofian di Pontianak, Selasa.

Keberadaan puskeswan ini, kata dia, juga juga memberikan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). 

Meski sudah setahun beroperasi, kata dia, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan puskeswan, sehingga sosialisasi digencarkan agar masyarakat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk pelayanan kesehatan hewan peliharaan.

Sementara itu Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak Bintoro menjelaskan puskeswan dibangun pada 2022 dan mulai beroperasi tahun 2023. Fasilitas tersebut telah mampu menghasilkan pemasukan bagi PAD. Saat ini, lanjutnya, Provinsi Kalbar memiliki dua puskeswan yakni di Kota Pontianak dan Kabupaten Ketapang.

“Keberadaan Puskeswan bagi masyarakat di Kota Pontianak sangat diperlukan, terutama para pecinta atau pemelihara binatang seperti kucing, anjing dan hewan peliharaan lainnya,” kata Bintoro. 

Menurutnya, puskeswan cukup membantu masyarakat karena dengan biaya yang terjangkau, mereka bisa memeriksakan kesehatan dan mengobati hewan peliharaan.

"Karena biaya pengobatan dan pemeriksaan disubsidi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, sehingga tidak memberatkan masyarakat untuk membiayai pengobatan hewan kesayangannya," ujar Bintoro. 

Ia mengatakan telah memiliki data jumlah pemelihara kucing dan hewan lainnya berikut nama dan alamat pemilik yang jumlahnya mencapai lebih dari lima ribu.  

“Keberadaan praktek dokter hewan swasta membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan hewan peliharaan,” sebut Bintoro.

Ia menyebutkan puskeswan diperkuat oleh tenaga kesehatan hewan yang terdiri dari dokter veteriner lima orang dan tiga tenaga paramedis. Mereka melayani masyarakat yang ingin berkonsultasi maupun mengobati hewan-hewan peliharaan. Bahkan, lanjutnya, puskeswan juga melayani operasi hewan, seperti operasi sterilisasi baik anjing maupun kucing betina, dan juga kastrasi hewan jantan yang kecil.

Sebelum puskeswan ada, kata Bintoro, pihaknya sudah membuka pelayanan dokter keliling (dokling) dengan pelayanan 17-7-1 atau 17 jam dilakukan sanitasi, 7 jam untuk penanganannya, dan satu hari pelayanan.

“Sehingga dengan adanya puskeswan, kami sangat terbantu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, terutama kesehatan hewan peliharaan,” ucapnya.

Sumber : Antara/Dedi
Editor : Yakop

Minggu, 21 Januari 2024

Pj Gubernur Kalimantan Barat ungkap 51 Persen Fasyankes di Kalbar Terakreditasi

Pj Gubernur Kalimantan Barat ungkap 51 Persen Fasyankes di Kalbar Terakreditasi
Pj Gubernur Kalimantan Barat, Harisson. (Adpim Pemprov Kalbar)
PONTIANAK - Pj Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, dengan tegas mendorong peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh daerah Kalimantan Barat guna memaksimalkan kualitas layanan kepada masyarakat. 

Dalam suatu acara di Pontianak pada hari Minggu, Harisson menyampaikan komitmen pemerintah daerah dalam terus mengevaluasi pelaksanaan akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di wilayah tersebut.

"Kami melalui Dinas Kesehatan juga terus mengevaluasi pelaksanaan akreditasi fasyankes di Kalimantan Barat dan membahas strategi untuk meningkatkan mutu pelayanan di setiap daerah," ungkapnya.

Harisson menekankan pentingnya peran lembaga penyelenggara akreditasi fasyankes, seperti pusat kesehatan masyarakat, klinik, laboratorium kesehatan, unit transfusi darah, tempat praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi, dalam menjaga kualitas pelayanan kesehatan. 

Dia memberikan apresiasi kepada Pembina Lembaga Penyelenggara Akreditasi (LPA) Laskesi Pusat, Dr. Bambang, dan Ketua LPA Laskesi Pusat, Dr. Eka Viora, atas dedikasinya dalam membina Laskesi di Kalimantan Barat.

Harrisson menyampaikan terima kasih atas informasi yang menunjukkan bahwa 51 persen fasyankes di Kalimantan Barat telah berhasil mendapatkan akreditasi dari Laskesi.

"Saya berharap LPA Laskesi Kalbar dapat terus meningkatkan kualitas akreditasi fasyankes di Kalimantan Barat, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas kepada masyarakat," harapnya.

Ketua LPA Laskesi Pusat, Dr. Eka Viora, menegaskan bahwa akreditasi fasyankes adalah suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. 

"Kami tentu mengharapkan seluruh fasyankes di Kalimantan Barat dapat mengikuti proses akreditasi secara sukarela, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan bantuan keuangan dari pemerintah," katanya.

Penjabat Wali Kota Pontianak Ajak Orang Tua Cek Kesehatan Balita di Puskesmas

Penjabat Wali Kota Pontianak Ajak Orang Tua Cek Kesehatan Balita di Puskesmas
Penyerahkan bantuan pangan kepada orang tua balita stunting di Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat, Sabtu (20/01/2024) (ANTARA/HO-Prokopimda PTK)
PONTIANAK - Penjabat Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Ani Sofian, mengajak orang tua yang memiliki balita untuk secara rutin mengecek kesehatan anak-anak mereka di puskesmas sebagai upaya pencegahan stunting. Dalam sebuah acara di Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat pada Sabtu lalu, Ani Sofian menyerahkan bantuan pangan kepada orang tua balita yang mengalami stunting, sambil mengutarakan komitmennya terhadap percepatan penurunan angka stunting di Kota Pontianak.

"Saat ini aksi percepatan penurunan stunting oleh Pemerintah Kota Pontianak terus dikebut. Kami mengajak orang tua balita untuk rutin memeriksakan anak-anaknya ke puskesmas," ujarnya, memberikan penekanan pada pentingnya langkah preventif ini.

Ani Sofian menekankan bahwa penting bagi orang tua untuk secara rutin membawa anak-anak mereka ke puskesmas bukan hanya untuk kesehatan anak, tetapi juga sebagai bagian dari pendataan balita stunting. Data yang akurat, menurutnya, diperlukan agar program bantuan yang diberikan oleh pemerintah dapat tepat sasaran.

“Apresiasi kami untuk petugas yang terus mendata stunting di Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” katanya, memberikan penghargaan kepada petugas yang terlibat dalam pendataan.

Menurut Ani Sofian, penurunan stunting menjadi salah satu dari tiga prioritas program Pemkot Pontianak, selain pengentasan kemiskinan ekstrem dan pengendalian inflasi. 

Dia menganggap bahwa program penurunan stunting sangat penting untuk mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045.

“Keberhasilan stunting juga bergantung pada pemahaman orang tua balita maupun calon orang tua, bahkan calon pengantin,” paparnya, menekankan peran kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam mencapai tujuan tersebut.

Ani Sofian juga mengumumkan bahwa dalam tiga bulan ke depan, pemerintah setempat akan bekerja sama dengan berbagai instansi, termasuk Bank Kalbar, PDAM Tirta Khatulistiwa, dan TNI-Polri, untuk memberikan bantuan pangan secara rutin. Bantuan ini mencakup telur, minyak goreng, dan beras. 

Dia juga memberi pesan khusus kepada orang tua balita stunting yang belum memiliki kepesertaan BPJS untuk segera mendaftar, agar dapat lebih mudah menerima bantuan, dengan bantuan dari kader Posyandu.

“Supaya mudah mendapat bantuan, nanti dibantu kader Posyandu,” imbuhnya.

Camat Pontianak Barat, Ibrahim, menambahkan bahwa terdapat 87 balita stunting di Kelurahan Sungai Jawi Dalam, dan angka tersebut mengalami peningkatan dalam setahun terakhir. 

Menurutnya, peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pembaruan data secara real-time dan perpindahan warga balita stunting ke Kelurahan Sungai Jawi Dalam.

“Petugas kami senantiasa survei ke lapangan, benar-benar survei. Sehingga ditemukan kasus baru, kemudian sebab lainnya perpindahan warga balita stunting ke Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” terangnya.

Ibrahim menjelaskan bahwa upaya penurunan stunting di wilayahnya dilakukan dengan berbagai cara, seperti skrining anemia pada remaja dan ibu hamil di sekolah dan puskesmas. 

Selain itu, dilakukan pembinaan calon pengantin dengan edukasi oleh Kementerian Agama.

“Selain itu kami menyalurkan Dana Alokasi Umum untuk penanganan stunting dengan pemberian makanan tambahan sebesar Rp76 juta di Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” katanya, menggambarkan berbagai langkah yang diambil untuk mengatasi permasalahan stunting di wilayah tersebut.

Sumber: Antara/dedi
Editor: Yakop

Pentingnya Studi dan Bukti Efektivitas Pengobatan Herbal bagi Penderita Diabetes

Pentingnya Studi dan Bukti Efektivitas Pengobatan Herbal bagi Penderita Diabetes. (Gambar ilustrasi)
Pentingnya Studi dan Bukti Efektivitas Pengobatan Herbal bagi Penderita Diabetes. (Gambar ilustrasi)
JAKARTA - Dalam sebuah diskusi daring yang diikuti pada hari Sabtu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD-KEMD, menekankan pentingnya pemahaman bagi penderita diabetes sebelum mencoba pengobatan herbal. 

Dokter Tri Juli menjelaskan dua hal yang harus dipahami oleh penderita diabetes sebelum memutuskan untuk mencoba pengobatan herbal.

"Pertama, yang penting dari pengobatan herbal itu ada studi dan bukti bahwa itu aman dan efektif untuk pengobatan," kata dokter Tri Juli. Beliau menyarankan agar pasien yang berencana mencoba pengobatan herbal mencari informasi terlebih dahulu mengenai bahan herbal yang akan digunakan. Lebih lanjut, dokter Tri Juli menekankan bahwa pengobatan herbal akan lebih efektif jika sudah teruji melalui penelitian yang dilakukan oleh para ahli, terutama untuk penderita diabetes yang membutuhkan produk untuk menjaga stabilitas gula darahnya.

Dokter Tri Juli juga mengingatkan pasien untuk mencari penelitian obat herbal yang melibatkan berbagai kelompok, bukan hanya penderita diabetes, tetapi juga kelompok kontrol atau orang tanpa penyakit diabetes. 

Dengan cara ini, hasil pengobatan dapat lebih dapat dipertanggungjawabkan. Beliau menekankan bahwa jika pengobatan herbal yang dimaksud belum terbukti melalui penelitian dan masih bergantung pada testimoni atau pengalaman pribadi, pasien sebaiknya menimbang kembali keputusannya.

"Cari bukti-bukti bahwa pengobatan tersebut memang bermanfaat, jangan berdasarkan testimoni seseorang dan dijadikan dasar untuk mengadopsinya karena metode pengobatan yang tepat itu harus melalui penelitian yang baik," tambah dokter Tri Juli.

Hal kedua yang perlu dipahami oleh pasien diabetes sebelum mencoba pengobatan herbal adalah tetap menjalani pengobatan konvensional yang telah diresepkan oleh dokter. 

Dokter Tri Juli menegaskan bahwa obat yang diresepkan oleh dokter untuk penderita diabetes biasanya sudah disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien. 

Meskipun pasien mencoba pengobatan herbal, dokter Tri Juli menekankan bahwa penggunaan obat yang diresepkan tidak boleh dihentikan karena hal ini dapat berpotensi menurunkan kondisi kesehatan pasien.

"Pengobatan herbalnya boleh dijalankan, asalkan obat yang biasa digunakan jangan disetop," ujar dokter Tri Juli, menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara pengobatan herbal dan pengobatan konvensional untuk menjaga stabilitas gula darah pasien diabetes.

Selasa, 16 Januari 2024

27 Kasus DBD Tersebar, Kapuas Hulu Tekankan Pencegahan Melalui 3M Plus

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. ANTARA (Teofilusianto Timotius)
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. ANTARA (Teofilusianto Timotius)
KAPUAS HULU - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menekankan pentingnya upaya pemberantasan sarang nyamuk sebagai langkah efektif dalam mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengadilan Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu, Kastono, menyampaikan bahwa melibatkan masyarakat dalam gerakan 3M plus merupakan strategi yang cukup berhasil, termasuk di lingkungan sekolah.

"Kami minta masyarakat turut serta melakukan pencegahan DBD dengan cara 3M plus, karena cara itu cukup efektif, termasuk di lingkungan sekolah," ujar Kastono di Putussibau Kapuas Hulu pada hari Selasa.

Gerakan 3M plus melibatkan kegiatan seperti menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang yang dapat menjadi tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

Kastono menjelaskan bahwa hingga pekan ketiga Januari 2024, Kabupaten Kapuas Hulu telah mencatat 27 kasus DBD yang tersebar di 10 kecamatan. Rincian sebaran kasus DBD melibatkan beberapa kecamatan, antara lain Putussibau Utara, Kalis, Mentebah, Boyan Tanjung, Pengkadan, Seberuang, Sekitau, Silat Hilir, Embaloh Hilir, dan Bunut Hilir.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu telah mengambil berbagai langkah untuk menangani dan mencegah penyebaran DBD, termasuk penyuluhan di lingkungan sekolah, sosialisasi kepada masyarakat, dan kunjungan ke rumah penduduk serta keluarga pasien di rumah sakit.

Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan prinsip 3M plus dianggap sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Kastono menekankan bahwa pengasapan juga dilakukan secara rutin, namun gerakan 3M plus secara massal dianggap sebagai pendekatan yang paling efektif.

Tidak hanya itu, penyuluhan tentang pengenalan ciri-ciri penyakit DBD juga menjadi bagian dari upaya pencegahan. Oleh karena itu, masyarakat yang mengalami gejala DBD diminta untuk segera mencari penanganan medis.

"Jangan terlambat dalam penanganan pasien, jika ada keluarga atau anak mengalami demam tinggi segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat," tambah Kastono.

Sumber: Antara/Teofilusianto Timotius
Editor: Yakop

Jumat, 12 Januari 2024

Pj. Gubernur Kalbar Ajak Masyarakat Semitau Untuk Peduli Gizi Seimbang

Pj. Gubernur Kalbar, Harisson mengunjungi Puskesmas Murai Borneo dalam rangka Edukasi Gizi pada Ibu Hamil, Ibu Bayi dan Balita untuk Mencegah Stunting. (Adpim Pemprov Kalbar)
Pj. Gubernur Kalbar, Harisson mengunjungi Puskesmas Murai Borneo dalam rangka Edukasi Gizi pada Ibu Hamil, Ibu Bayi dan Balita untuk Mencegah Stunting. (Adpim Pemprov Kalbar)
KAPUAS HULU – Usai meresmikan Jembatan Sungai Marsedan, Pj. Gubernur Kalbar, dr. Harisson, M.Kes. didampingi Pj. Ketua TP PKK Provinsi Kalbar, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP., M.Si melanjutkan Kunjungan Kerjanya ke Puskesmas Murai Borneo dalam rangka Edukasi Gizi pada Ibu Hamil, Ibu Bayi dan Balita untuk Mencegah Stunting, Jum'at (12/1/2024)

Hal ini menjadi penting untuk menjadi perhatian bersama. Dimana menurut Harisson, Presiden Joko Widodo sudah memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi paling tinggi keempat di dunia. Bersama dengan Cina, Amerika dan India.

Pj. Gubernur Kalbar, Harisson mengunjungi Puskesmas Murai Borneo dalam rangka Edukasi Gizi pada Ibu Hamil, Ibu Bayi dan Balita untuk Mencegah Stunting. (Adpim Pemprov Kalbar)
Pj. Gubernur Kalbar, Harisson mengunjungi Puskesmas Murai Borneo dalam rangka Edukasi Gizi pada Ibu Hamil, Ibu Bayi dan Balita untuk Mencegah Stunting. (Adpim Pemprov Kalbar)
“Sekarang, pendapatan per org saat ini hanya 9,8 juta per tahun, sedangkan nanti apabila kita terus konsisten meningkatkan semua aspek khususnya kualitas SDM kita, pendapatan perorangan per bulan sekitar 34 juta rupiah”, ucap Harisson.

Hal ini memang menjadi PR besar bagi bangsa ini, namun dirinya tetap optimis hal itu akan bisa diraih apabila semua peduli akan kesehatan dan kompetensi dari generasi - generasi berikut.

“Tetapi, tak bisa langsung melompat kesana, apabila tenaga kerja kita tak unggul cerdas dan sehat. Makanya harus benar - benar kita jaga. Itu akan terjadi pada tahun 2045 yang disebut dengan Indonesia Emas. Kita optimis SDM kita akan mengisi posisi - posisi penting di dalam maupun luar negeri. Tapi syaratnya anak kita harus unggul, cerdas dan sehat. Oleh karena itu. Jangan sampai anak kita stunting. Kalau Provinsi Kalbar angka stunting kita 27 persen. Jadi dari 10 ada 3 stunting. Jangan sampai anak kita salah satunya”, tambahnya.

Dirinya juga mengajak para orang tua untuk peduli kesehatan anak mulai dari remaja putri, hingga kelak menjadi sosok ibu bagi anak - anak mereka.

Pj. Gubernur Kalbar, Harisson mengunjungi Puskesmas Murai Borneo dalam rangka Edukasi Gizi pada Ibu Hamil, Ibu Bayi dan Balita untuk Mencegah Stunting. (Adpim Pemprov Kalbar)
Pj. Gubernur Kalbar, Harisson mengunjungi Puskesmas Murai Borneo dalam rangka Edukasi Gizi pada Ibu Hamil, Ibu Bayi dan Balita untuk Mencegah Stunting. (Adpim Pemprov Kalbar)
“Ini harus kita antisipasi, mulai dari remaja putri, ada fase menstruasi, harus diberi penambah darah, kemudian ibu hamil, ibu menyusui dan imunisasi bagi anak. Kemudian pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI).  Ini kadang - kadang masih dianggap remeh. Itu yang saya selalu ingatkan, pentingnya kita mengawal anak adalah di 1.000 hari pertama atau 2 tahun mereka. Penuhi gizi mereka dengan gizi seimbang. Kemudian, selesai ASI eksklusif, setelah 6 bulan ada MPASI. Syaratnya ada 3 yaitu karbohidrat, protein hewani, dan lemak”, tutup Harisson.

Seusai memberikan sosialisasi kepada warga di Posyandu Murai Borneo, rombongan melanjutkan kunjungannya dengan meninjau sekaligus memberikan santunan kepada pasien yang dirawat di Puskesmas Semitau.

Sebagai informasi, bahwa Penjabat Gubernur Kalbar, dr. Harisson pernah menjadi Kepala Puskesmas tersebut saat meniti karir di Kab. Kapuas Hulu.

Tampak ia masih mengingat beberapa jajaran Puskesmas yang pernah dipimpinnya tersebut. Tak hanya itu dirinya bersama istri, Pj.Ketua TP PKK Provinsi Kalbar juga menyempatkan untuk melihat dimana tempat tinggal atau rumah dinas beliau semasa dirinya menjabat menjadi Kepala Puskesmas Semitau.(adpim)

Caleg Gerindra Dapil Kalbar 2, Li Claudia Chandra Berkomitmen Sediakan 22 Ambulance di Timur Kalbar Jika Terpilih Anggota DPR RI

Caleg Gerindra Dapil Kalbar 2, Li Claudia Chandra Berkomitmen Sediakan 22 Ambulance di Timur Kalbar Jika Terpilih Anggota DPR RI
Caleg Gerindra Dapil Kalbar 2, Li Claudia Chandra Berkomitmen Sediakan 22 Ambulance di Timur Kalbar Jika Terpilih Anggota DPR RI.
PONTIANAK – Caleg DPR RI Partai Gerindra Dapil Kalbar 2, Li Claudia Chandra berkomitmen jika terpilih menjadi Anggota DPR RI target ambisiusnya untuk menyediakan 22 unit ambulance di 22 Dapil yang tersebar di lima kabupaten wilayah timur Kalimantan Barat.

Alin secara aktif menjalani kunjungan dan blusukan di lima wilayah tersebut, yaitu Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Sekadau, Melawi, dan Sanggau. 

Selama perjalanan tersebut, Alin mengamati dengan seksama keadaan kesehatan masyarakat dan menyadari bahwa ketersediaan sarana kesehatan yang memadai memerlukan dukungan dari infrastruktur yang baik.

"Ketersediaan sarana kesehatan yang memadai juga harus ditopang oleh infrastruktur yang baik," ungkap Li Claudia Chandra, yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Gerindra Tangerang Selatan.

Dalam berbagai kunjungannya, Alin mendengar kisah menyentuh tentang ibu hamil yang harus melewati jalanan berat yang masih berupa tanah untuk mencapai fasilitas kesehatan. 

Wakil Ketua DPRD Tangerang Selatan itu menegaskan bahwa pelayanan kesehatan yang lebih baik, terutama di wilayah timur Kalimantan Barat, merupakan prioritasnya.

Alin menggarisbawahi perlunya pemberdayaan klinik-klinik mandiri dan swasta, serta bidan di pedesaan, agar mereka dapat berperan sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama. 

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pembangunan Puskesmas yang mudah diakses di daerah-daerah terpencil.

Namun, data dari Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat menunjukkan bahwa hanya terjadi penambahan satu unit Puskesmas setiap tahunnya dari 2020 hingga 2022. 

Bila tahun 2020, jumlah Puskesmas di Kalbar sebanyak 246 unit, tahun 2021 menjadi 247 unit, dan tahun 2022 menjadi 248 unit. Di wilayah timur Kalimantan Barat, tidak terdapat penambahan jumlah Puskesmas selama periode tersebut. 

Jumlah Puskesmas di Kabupaten Sanggau, sebanyak 19 unit. Tidak ada penambahan selama 2020-2022. Begitu juga di Kapuas Hulu, jumlahnya 23 unit, Melawi hanya 11 unit, Sekadau 12 unit, Sintang 20 unit. 

Menyikapi kondisi tersebut, Alin berinisiatif menyumbangkan lima unit ambulance sebagai upaya konkrit untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan medis darurat. Selain itu, ia menegaskan komitmennya untuk menyediakan total 22 unit ambulance di 22 Dapil yang mencakup lima kabupaten di wilayah timur Kalimantan Barat, jika terpilih menjadi Anggota DPR RI.

"Ambulans ini pemanfaatannya gratis," tegas Li Claudia Chandra dari Partai Gerindra, memastikan bahwa upaya kemanusiaan ini diselenggarakan tanpa biaya bagi masyarakat yang membutuhkan.

Kamis, 11 Januari 2024

Pontianak Optimis Capai Target Penurunan Stunting dengan Inovasi Pojok Stunting

Pontianak Optimis Capai Target Penurunan Stunting dengan Inovasi Pojok Stunting
Foto: Kegiatan penyaluran paket pangan cegah stunting bagi balita (ANTARA/Prokopimda PTK/Borneotribun)
PONTIANAK - Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, tengah berupaya maksimal dalam penanggulangan masalah stunting dengan menggelar berbagai langkah aksi cepat. 

Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pontianak, yang diinisiasi oleh Pemkot Pontianak, secara aktif menyalurkan bantuan pangan kepada keluarga yang memiliki balita stunting. 

Pemberian bantuan pangan ini dianggap sebagai salah satu strategi percepatan untuk mengurangi angka stunting di wilayah tersebut.

Penjabat Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, mengungkapkan bahwa pihaknya telah merancang dua strategi utama, yakni jangka pendek dan jangka panjang. 

Langkah jangka pendek dilakukan melalui distribusi paket bantuan pangan, yang mencakup beras, susu, telur, minyak goreng, roti, dan komoditas lainnya. 

Sementara itu, untuk langkah jangka panjang, perhatian akan diberikan sejak calon pengantin, dengan melakukan pemantauan secara rutin.

Ani Sofian juga memberikan dorongan kepada orang tua balita, khususnya yang memiliki anak stunting, untuk saling mendukung dan merawat anak-anak mereka. 
Kebersamaan antarorang tua diharapkan dapat menjadi kunci dalam memastikan tumbuh kembang optimal anak-anak. 

Selain itu, Ani berharap bahwa dengan upaya percepatan penurunan stunting, generasi Indonesia Emas 2045 akan siap bersaing secara global, mencapai prestasi di berbagai bidang, dan memegang posisi kepemimpinan tertinggi.

Camat Pontianak Utara, Indrawan Tauhid, menyampaikan bahwa terdapat 98 balita yang menjadi fokus di Posyandu Dahlia, di mana tiga di antaranya teridentifikasi mengalami stunting. 

Upaya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, dan pemangku kebijakan lainnya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini. 

Inovasi Pojok Stunting menjadi salah satu langkah inovatif yang diambil untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayah tersebut.

Sebagai informasi tambahan, angka stunting di Kota Pontianak pada tahun 2022 mencapai 19,7 persen, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 24,4 persen. 

Hal ini menunjukkan adanya progres positif dalam upaya mengurangi tingkat stunting di kota tersebut.

Sumber: Antara/Dedi
Editor: Yakop

Selasa, 09 Januari 2024

Sinergitas Pemprov Kalbar Bersama PTPN IV Dalam Upaya Tekan Angka Stunting Dan Kemiskinan Ekstrem Di Kalbar

Sinergitas Pemprov Kalbar Bersama PTPN IV Dalam Upaya Tekan Angka Stunting Dan Kemiskinan Ekstrem Di Kalbar
Foto: Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes., beraudiensi bersama Kepala Regional 5 PTPN IV, Khayamuddin Panjaitan, di Ruang Kerja Gubernur Kantor Gubernur Kalbar. (Adpim Pemprov Kalbar)
PONTIANAK - Sinergitas dalam menurunkan angka stunting di Kalimantan Barat, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes., beraudiensi bersama Kepala Regional 5 PTPN IV, Khayamuddin Panjaitan, di Ruang Kerja Gubernur Kantor Gubernur Kalbar, Selasa (9/1/2024).

Dalam audiensi ini, Pj. Gubernur menyampaikan apresiasi kepada PTPN IV yang ikut andil memperhatikan stunting dan kemiskinan ekstrem di Kalbar.

"Terima kasih kepada PTPN IV yang terus berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kalbar dalam menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem," ucapnya.

Harisson menuturkan apa yang telah dilakukan oleh PTPN IV kiranya dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain dalam membantu masyarakat Kalbar.

"Hendaknya apa yang dilakukan oleh PTPN ini dapat ditiru oleh perusahaan lain yang ada di Kalbar dalam menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem. Ini tanggungjawab kita bersama," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Regional 5 PTPN IV mengucapkan rasa bangga atas sinergitas yang dilakukan bersama Pemprov Kalbar. Hal-hal yang dilakukan seperti penanganan stunting diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat Kalbar.

"Program stunting ini telah dua kali kami lakukan, nanti ada beberapa kegiatan, kami akan mengajak Bapak Gubernur untuk bersama-sama memberikan kebaikan bagi seluruh Rakyat Kalbar," ujarnya.

PTPN IV berkomitmen akan terus berperan aktif dalam menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Kalbar.

"Ini merupakan peran aktif kita, dari BUMN Perkebunan untuk mengentaskan angka stunting khususnya di Kalbar yang relatif masih tinggi dibandingkan wilayah-wilayah lain," tutupnya.(wnd)

Senin, 08 Januari 2024

PMI Landak Turunkan Anggota Bantu Korban Banjir, Karolin : Kami Siap 24 Jam Untuk Membantu Warga

PMI Landak Turunkan Anggota Bantu Korban Banjir, Karolin : Kami Siap 24 Jam Untuk Membantu Warga
PMI Landak Turunkan Anggota Bantu Korban Banjir, Karolin : Kami Siap 24 Jam Untuk Membantu Warga.
NGABANG – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Landak, Karolin Margret Natasa mengatakan sejauh ini PMI Kabupaten Landak telah menerjunkan beberapa anggotanya untuk membantu warga yang terdampak banjir di beberapa desa yang ada di Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat.

“Ya kita telah bekoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Landak maupun instansi terkait lainnya dalam hal bantuan kemanusiaan terhadap korban banjir di Kabupaten Landak seperti di Desa Raja dan Desa Hilir Tengah,” kata Karolin pada wartawan di kediamannya di Ngabang, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Senin (8/1/24).


Dikatakan Karolin, berdasarkan dari pantauan bantuan tidak hanya datang dari unsur terkait yang ada di Kabupaten Landak saja, namun juga datang dari pihak luar baik swasta maupun pemerintah.

“Kita patut bersyukur segala bantuan berdatangan baik dari pihak swasta maupun dari pemerintah, yang mana kemarin para korban banjir mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) melalui Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Kalimantan Barat untuk korban banjir di Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak,” ujar Karolin.

Berdasarkan dari data yang kami terima saat ini, lanjut Karolin mengatakan di beberapa tempat pengungsian, kemungkinan jumlah warga yang mengungsi akan bertambah jika curah hujan masih tinggi. Jika curah hujan masih tinggi maka permukaan air sungai terus meluap.

“Untuk data saat ini yang saya terima tanggal 8 Januari 2024, tempat pengungsia di aula Kantor Camat Ngabang terdapat empat Kepala Keluarga (KK) atau 11 jiwa yang masih mengungsi. Jumlah pengungsi ini bertambah satu KK dari jumlah di hari sebelumnya tanggal 7 Januari 2024,” terang Karolin.


Lebih lanjut Karolin menghimbau seluruh warga Kabupaten Landak, khususnya diwilayah tepian Sungai Kapuas untuk waspada karena suatu waktu air sungai bisa meluap jika curah hujan masih tinggi.

“Jika luapan air sungai sudah mencapai batas rumah, saya harap seluruh warga untuk segera mengungsi atau meminta bantuan kepada pihak kecamatan atau desa. Kami dari PMI Landak siap siaga 24 jam untuk membantu warga jika kami dibutuhkan,” tukas Karolin.

Rabu, 03 Januari 2024

Evaluasi Berat Badan Setelah Liburan, Saran Dokter Gizi

Evaluasi Berat Badan Setelah Liburan, Saran Dokter Gizi
Evaluasi Berat Badan Setelah Liburan, Saran Dokter Gizi. (Gambar ilustrasi)

JAKARTA - Dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia, dr. Luciana Sutanto MS Sp.GK, menekankan pentingnya melakukan cek kesehatan atau medical check-up serta evaluasi berat badan setelah liburan panjang akhir tahun. Dalam wawancara dengan ANTARA pada hari Selasa, Luciana mengatakan bahwa pemeriksaan tersebut mencakup kadar lemak darah, gula darah, dan parameter terkait lainnya, termasuk pengukuran berat badan dan lingkar pinggang.

Menurut Luciana, kenaikan berat badan seringkali berhubungan dengan peningkatan kolesterol akibat pola konsumsi makanan yang berlebihan selama liburan. Aktivitas fisik yang tertunda dan konsumsi makanan berlebihan dapat menyebabkan peningkatan lingkar perut. Oleh karena itu, penting untuk memantau dan mengevaluasi kenaikan berat badan, serta melibatkan pemeriksaan kesehatan baik secara mandiri maupun melalui laboratorium.

Luciana menjelaskan bahwa jika berat badan meningkat tetapi lingkar perut tetap tidak naik, kemungkinan besar kenaikan tersebut terjadi pada otot. Namun, jika berat badan naik bersamaan dengan peningkatan lingkar perut, hal tersebut dapat mengindikasikan penumpukan lemak akibat gaya hidup kurang aktif.

Untuk pulih dan tetap sehat setelah liburan, Luciana menyarankan kembali mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, termasuk karbohidrat, sayur, lauk pauk, dan buah, sesuai dengan kebutuhan tubuh tanpa kelebihan. Jika kurang istirahat dan pola makan tidak teratur selama liburan, ia menyarankan untuk cukup beristirahat dan merawat penyakit maag dengan pola diet yang sesuai.

Luciana juga mengingatkan bahwa konsumsi suplemen vitamin dan mineral sebaiknya tidak terlalu banyak, kecuali bagi mereka yang sedang menjalani terapi berdasarkan diagnosa kekurangan tertentu. Ia menegaskan bahwa dosis suplemen harus sesuai dengan rekomendasi dokter gizi untuk menghindari risiko overdosis.

Dalam konteks masyarakat Indonesia, Luciana menyatakan bahwa banyak orang masih kurang familiar dengan pemeriksaan kadar vitamin dan mineral dalam tubuh karena harganya yang cenderung mahal. Namun, ia menyarankan agar masyarakat Indonesia lebih memperhatikan asupan vitamin D, terutama karena kurangnya paparan sinar matahari.

Bagi lansia, Luciana menyarankan konsumsi suplemen harian dalam dosis kecil, dengan konsultasi dokter gizi jika ada keluhan tertentu atau jika sedang menjalani diet rendah kalori. Ia menekankan bahwa dosis tinggi suplemen harus didasarkan pada diagnosis dokter dan kebutuhan kesehatan yang jelas.

Senin, 01 Januari 2024

PJ Gubernur Harisson Sambangi Warga Sakit di Sungai Pinyuh, Mempawah

PJ Gubernur Harisson Sambangi Warga Sakit di Sungai Pinyuh, Mempawah
Foto: Pj Gubernur Kalbar, Harisson memberikan bantuan dan menyerahkan perhatian kepada sejumlah warga yang sedang mengalami masalah kesehatan di Desa Sungai Rasau. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
MEMPAWAH – Pj Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, menutup rangkaian kunjungan kerjanya dengan memberikan bantuan dan menyerahkan perhatian kepada sejumlah warga yang sedang mengalami masalah kesehatan di Desa Sungai Rasau, Jalan Raya Anjungan, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, pada hari Minggu (31/12/2023) kemarin. 

Kunjungan tersebut menyentuh beberapa kasus penting, termasuk seorang anak yang menderita Anencephaly, kondisi medis di mana bagian atas otak tidak terbentuk dengan baik.

Foto: Pj Gubernur Kalbar, Harisson memberikan bantuan dan menyerahkan perhatian kepada sejumlah warga yang sedang mengalami masalah kesehatan di Desa Sungai Rasau. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Foto: Pj Gubernur Kalbar, Harisson memberikan bantuan dan menyerahkan perhatian kepada sejumlah warga yang sedang mengalami masalah kesehatan di Desa Sungai Rasau. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
"Kami telah menjenguk beberapa warga yang sedang mengalami masalah kesehatan. Salah satunya adalah seorang anak berusia 2 tahun 7 bulan yang menderita Anencephaly, di mana kondisinya bisa dioperasi setelah mencapai usia 8 tahun. Kami akan terus memantau perkembangannya," kata Harisson.

Selain itu, dalam kunjungannya, ia juga melihat seorang yang lumpuh serta beberapa yang mengalami gangguan kejiwaan. 

Namun, sorotan khusus jatuh pada kasus pasung terhadap warga yang menderita gangguan kejiwaan oleh keluarganya.

Foto: Pj Gubernur Kalbar, Harisson memberikan bantuan dan menyerahkan perhatian kepada sejumlah warga yang sedang mengalami masalah kesehatan di Desa Sungai Rasau. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Foto: Pj Gubernur Kalbar, Harisson memberikan bantuan dan menyerahkan perhatian kepada sejumlah warga yang sedang mengalami masalah kesehatan di Desa Sungai Rasau. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
"Kami menemukan seorang yang mengalami lumpuh mungkin karena polio sejak lahir, dan akan dilakukan observasi lebih lanjut oleh dinas kesehatan. Kami juga menemukan warga yang dipasung karena menderita gangguan kejiwaan selama kurang lebih 30 tahun. Tindakan pasung ini tidak boleh dilakukan lagi. Kami akan segera merujuknya ke RSJ Singkawang untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Semoga mereka dapat sembuh dan hidup normal seperti kita semua," ujar Harisson.

Sabtu, 23 Desember 2023

Mengenal Tiga Masalah Prostat Yang Berisiko Dialami Para Pria

Mengenal Tiga Masalah Prostat Yang Berisiko Dialami Para Pria
Foto: Ilustrasi pria berkonsultasi dengan dokter (ANTARA/Pexels/Alex Green)
JAKARTA – Para pria berisiko mengalami masalah prostat baik itu radang prostat atau prostatitis, pembesaran prostat jinak (BPH) atau bahkan kanker prostat yang dapat menurunkan kualitas hidup serta menyebabkan kematian.

Prostat merupakan kelenjar kecil dalam sistem reproduksi pria, menghasilkan cairan putih kental yang bercampur sperma dari testis untuk membentuk air mani.

Di antara masalah yang bisa melingkupi kelenjar ini, radang prostat termasuk salah satunya. Dokter spesialis urologi RS Pondok Indah – Pondok Indah, dr Hilman Hadiansyah, Sp. U, mengatakan radang prostat atau prostatitis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri.

Kondisi ini dapat terjadi pada setiap usia tetapi lebih sering pada usia di bawah 50 tahun dan sebanyak 8,2 persen laki-laki akan mengalami kondisi ini selama hidupnya.

Mereka yang terkena prostatitis biasanya mengalami nyeri di daerah selangkangan, mulut zakar dan sensasi seperti terbakar di ujung kepala penis saat buang air kecil. Tetapi, di antara sejumlah gejala, yang khas yakni nyeri yang tak bisa ditunjuk secara langsung lokasinya oleh pasien namun terkadang dirasakan hingga anus.

Untuk mendeteksi prostatitis, dokter biasanya menyarankan seseorang dengan keluhan tersebut menjalani pemeriksaan antigen spesifik prostat (PSA). Sebanyak 60 persen pasien kasus prostatitis akut yang disebabkan bakteri memiliki kadar PSA meningkat. PSA dikatakan tinggi bila menunjukkan angka di atas 4 ng/ml.

Selain PSA, pasien juga dapat memeriksakan urine-nya untuk melihat ada atau tidaknya kuman patogen, serta kadar leukosit, naik atau tidak.

Pemeriksaan lainnya yakni colok dubur. Hilman mengatakan biasanya pada kasus prostatitis, dokter tidak menemukan adanya benjolan, tapi lebih ke pada saat diraba, ada nyeri yang sangat hebat dirasakan pasien.

Apabila pasien memang terdiagnosis prostatitis, maka pengobatannya sebatas diberikan antibiotik. Hanya saja, menurut Hilman, beberapa antibiotik yang diberikan relatif cukup lama durasi pemakaiannya, misalnya sampai empat minggu.

Pembesaran prostat jinak

Normalnya ukuran prostat yakni 20 gram, bisa juga 15-25 cc atau sebesar satu butir buah anggur. Tetapi, seiring bertambahnya usia, ukuran prostat akan bertambah karena adanya hormon dihidotestosteron atau hormon yang terutama terlibat dalam pertumbuhan dan perbaikan prostat.

Laki-laki akan selalu memproduksi hormon testosteron, tetapi dengan enzim alfa reduktase, hormon testosteron akan diubah menjadi dihidrotestosteron. Hilman mengibaratkan dihidotestosteron sebagai makanan prostat, sehingga selama enzim alfa reduktase terus diproduksi maka prostat akan bertambah besar.

Selain bertambah besar, juga akan terjadi percepatan pertambahan volume prostat bila seorang pria sudah melewati usia 60 tahun. Dia merujuk penelitian menuturkan bahwa volume prostat meningkat sebesar 2,2 persen per tahun.

Lalu, pembesaran seperti apa yang dianggap normal? Menurut Hilman, yang membesar keluar, tidak ke dalam, karena pembesaran ke dalam atau sampai menekan leher kandung kemih bisa menyebabkan urine tidak keluar ke bawah dengan lancar karena terhimpit kelenjar prostat yang membesar.

Terkadang, ditemukan kelenjar prostat naik ke atas dan karena terlalu besar maka menekan kandung kemih dan memungkinkan terjadinya Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS) yakni gejala saluran kemih bagian bawah.

Prostat selain membesar ukurannya juga dapat bertambah banyak selnya sehingga mengarah pada kondisi benign prostatic hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak.

Penuaan, adanya sindrom metabolik antara lain hipertensi, dislipidemia obesitas dan faktor genetik menjadi faktor risiko seorang pria mengalami BPH. Khusus untuk faktor genetik dikatakan risikonya empat kali terjadinya pembesaran prostat jinak.

Sementara itu, faktor risiko yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan yakni kebiasaan merokok dan konsumsi makanan mengandung pengawet.

Pakar kesehatan melalui Cleveland Clinic mencatat sejumlah gejala umum pada pasien BPH yakni kesulitan mulai buang air kecil, tiba-tiba ingin buang air kecil (urgensi), ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, nyeri setelah ejakulasi atau saat buang air kecil, urine berubah warna dan berbau.



Mereka yang terdiagnosis BPH nantinya bisa menjalani terapi obeservatif. Ini umumnya bila pasien baru merasakan gejala awal seperti terbangun dua kali setiap malam, pancaran kemih masih baik, lalu hasil pemeriksaan menunjukkan residu urine di kandung kemih sedikit.

Pasien disarankan melakukan pembatasan minum pada malam hari serta menghindari konsumsi minuman bersifat diuretik atau menyebabkan meningkatnya laju urinasi seperti kopi, teh, cokelat serta makanan pedas.

"Tetapi kalau sudah mulai ada gejala harus mengejan saat berkemih, habis pipis merasa ada sisa, baru boleh memulai terapi pengobatan," kata Hilman.

Sebagai jalan terakhir, sebenarnya masih ada terapi pembedahan. Ini apabila terapi pengobatan tidak kunjung membuahkan hasil. Hilman berpendapat, saat ini sudah jarang dilakukan operasi besar, karena rata-rata menerakan bedah minimal invasif.

Pembesaran prostat jinak versus kanker prostat

Satu penyebab lain prostat bisa membesar yakni karena adanya kanker. Salah satu perbedaan antara pembesaran prostat jinak dan kanker prostat yakni, lokasi pembesarannya.

"Biasanya pasien kanker prostat, benjolannya ada di zona perifer. Makanya saat melakukan colok dapat, dokter dapat meraba nodul atau benjolan pada area prostat. Kalau pasien BPH, pembesarannya terjadi pada zona transisional," jelas Hilman.

Hanya saja, tidak semua pasien mau menjalani pemeriksaan colok dubur, karena pemeriksaannya sangat tidak nyaman. Operator harus memasukkan jarinya ke anus pasien, untuk meraba prostat.

"Prostat apakah ada benjolan, pembesaran simetris atau tidak, keras atau tidak, kalau keras biasanya mengarah ke kanker, kalau kenyal kemudian besar mungkin BPH. (Colok dubur) itu perlu dilakukan, wajib," kata Hilman.
 


Selain colok dubur, dokter perlu melakukan konfirmasi dengan pemeriksaan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio atau MRI. Tes ini wajib dilakukan untuk melakukan biopsi prostat robotik.

Hasil PSA tinggi yakni di atas 4 ng/ml satu dari tiga kemungkinannya yakni kanker prostat, selain prostatitis dan BPH.

Apabila penyebabnya infeksi atau prostatitis, begitu pasien diberi antibiotik selama sepekan, angka hasil pemeriksaan PSA nantinya menunjukkan turun 50 persen.

Lalu bila BPH, misalnya dari 8 ng/ml kemudian diperiksa lagi sebulan kemudian, kenaikannya hanya 9 ng/ml.

Sementara pada kanker prostat, PSA akan terus tinggi semisal awalnya 80 ng/ml, lalu menjadi 90 ng/ml pada minggu depan

Tetapi, sekali lagi, Hilman mencatat, tidak bisa dikatakan kanker 100 persen hanya merujuk hasil PSA.

"Kalau PSA lebih dari 4, plus colok dubur ada nodul atau benjolan, besar kemungkinan pasien mengalami kanker prostat. Maka itu perlu dilakukan biopsi. Tetapi kalau dari pemeriksaan PSA di atas 4 tetapi colok dubur, prostatnya kenyal, simetris, tidak ada nyeri, mungkin ini BPH," jelas dia.

BPH tidak menyebabkan kematian, sementara kanker prostat dapat menyebabkan pasien meregang nyawa.

Hilman mencatat, risiko seorang pasien kanker prostat meninggal yakni satu dari 39 atau sekitar 2,6 persen. Lalu, pasien dengan kanker prostat yang menyebar ke organ lain semisal tulang, kelenjar getah bening, hati dan lainnya memiliki risiko kematian lebih tinggi.

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pilkada 2024

Lifestyle

Tekno