Mahasiswa Sambas Tolak Politik Uang di Pemilu 2024 | Borneotribun.com -->

Minggu, 28 Januari 2024

Mahasiswa Sambas Tolak Politik Uang di Pemilu 2024

Pengurum BEM Poltesa (ANTARA/Dedi)
Pengurum BEM Poltesa (ANTARA/Dedi)
SAMBAS - Mahasiswa di daerah perbatasan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, mengangkat suara menolak praktik politik uang yang mengintai proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

Mereka bersikeras untuk menjaga integritas dan martabat demokrasi di tengah tantangan politik yang kerap membelenggu.

"Kita harus berkomitmen untuk mempertahankan kesucian Pemilu 2024 dari pengaruh buruk politik uang yang sudah terlalu lama meracuni proses demokrasi. Mahasiswa, sebagai garda terdepan, menegaskan penolakan terhadap praktik ini," ujar Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sambas (Poltesa), Daniel, dalam wawancara telepon dari Sambas pada hari Sabtu.

Daniel menjelaskan bahwa meskipun politik uang masih dianggap sebagai strategi efektif untuk meraih dukungan, hal tersebut perlu diberikan perhatian serius oleh para pemilih. 

Ia menegaskan bahwa tergoda oleh iming-iming sesaat hanya akan membahayakan masa depan daerah.

"Jika suara rakyat dijual, jangan berharap akan ada perubahan atau pembangunan yang nyata. Kita tidak boleh menjual masa depan kita hanya demi uang. Ini adalah masalah yang harus dipikirkan secara serius oleh semua pihak, dan tentunya, menjadi tanggung jawab mahasiswa untuk mengawasi agar praktik-praktik yang merusak demokrasi bisa dicegah," katanya.

Daniel mendorong mahasiswa dan masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas, memilih calon pemimpin berdasarkan rekam jejak yang bersih, integritas yang kuat, dan komitmen yang jelas terhadap kepentingan rakyat.

"Kita harus memilih berdasarkan ide dan gagasan serta komitmen para calon legislatif. Peran mahasiswa dan masyarakat dalam proses Pemilu ini adalah untuk mengawasi dan mengawal agar tidak terjadi politik uang serta pelanggaran lainnya," tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau agar penyelenggara Pemilu tetap netral dan menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

Mereka diingatkan bahwa sebagai wasit dalam proses demokrasi, kejujuran, integritas, dan profesionalisme harus menjadi pegangan utama.

"Kekhawatiran akan kecurangan dalam Pemilu semakin menguat, namun kami tetap yakin dan berharap bahwa penyelenggara Pemilu akan tetap netral dan menjalankan tugas mereka dengan penuh profesionalisme sesuai dengan aturan yang berlaku," tegasnya.

Sumber: Antara/Dedi
Editor: Yakop

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar