Berita Borneotribun.com: AMSI Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label AMSI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AMSI. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Agustus 2022

Kombes Raden Petit Wijaya ungkap Dukung kegiatan digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI)

Kombes Raden Petit Wijaya ungkap Dukung kegiatan digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). (BorneoTribun/AMSI)
Kombes Raden Petit Wijaya ungkap Dukung kegiatan digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). (BorneoTribun/AMSI)
BorneoTribun Pontianak, Kalbar - Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat,  Kombes Raden Petit Wijaya menyatakan akan mendukung kegiatan yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).

“Kami akan mensupport kegiatan AMSI apalagi programnya untuk mengedukasi masyarakat,” kata Kabid Humas saat menerima pengurus AMSI Kalbar yang dipimpin Kundori di Polda Kalbar,  Kamis (11/8/2022).

Apa lagi, katanya, dalam waktu dekat AMSI akan mengelar kegiatan seminar tentang sawit dan kegiatan tersebut tentunya akan memberi edukasi baik kepada masyarakat maupun pengambil kebijakan tentang sawit di Kalbar.

Menurut dia, Kapolda akan siap jadi narasumber dalam kegiatan perdana AMSI Kalbar itu.

Ia mengatakan,  dukungan yabg diberikan pihaknya pada AMSI juga untuk membantu pihak kepolisian dalam memerangi hoaks atau pemberitaan negatif.

“Semua anggota AMSI terverifikasi Dewan Pers, jadi tentunya  memberikan informasi sesuai kode etik,” katanya.

16 Media di Kalbar Tergabung di AMSI

Sementara itu,Ketua AMSI Kalbar, Kundori menyampaikan bahwa media online yang rergabung dalam AMSI Kalbar ada 16 media dan telah lolos verifikasi  Dewan Pers.

“Kepengurusan  AMSI sekarang merupakan kepengurusan  periode kedua sejak AMSI hadir di Kalbar  tahun 2019,” katanya.

Dalam periode pertama pihaknya lebih banyak melakukan pembenahan internal dan pada kepengurusan ke dua AMSI mengelar berbagai kegiatan,” katanya.

Kegiatan pertama setelah pelantikan pengurus AMSI Kalbar  yang direncanakan pada 5 September 2022  pihaknya merencanakan  pelantikan pengurus AMSI Periode 2022 - 2025 yang dilanjutkan dengan seminar Tata kelola industri sawit dan komitmen penerapan sawit berkelanjutan di Kalbar.

(AMSI Kalbar)

Kamis, 14 April 2022

Bersama RS Haji Jakarta dan IDI, AMSI Bantu akses Vaksinasi COVID untuk Jurnalis

Bersama RS Haji Jakarta dan IDI, AMSI Bantu akses Vaksinasi COVID untuk Jurnalis
Bersama RS Haji Jakarta dan IDI, AMSI Bantu akses Vaksinasi COVID untuk Jurnalis. 


Borneo Tribun, Jakarta – Ditengah padatnya liputan lapangan yang harus dilakukan oleh para jurnalis, perlindungan dengan vaksinasi dan booster menjadi sangat penting. 


Hal itu dikatakan Ketua AMSI Jakarta, Rikando Somba saat sambutannya pada kegiatan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Crisis Center COVID-19 bekerjasama dengan RS Haji Jakarta dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyelenggarakan vaksinasi booster Covid untuk jurnalis, Rabu (13/4) berlokasi di area poli RS Haji Jl Raya Pondok Gede Jakarta.



"Salah satu bentuk tanggungjawab yang diberikan AMSI pada anggotanya adalah dengan membantu akses vaksinasi COVID," pungkasnya. 


Sementara, Direktur SDM RS Haji Jakarta, dr Mahesa Paranadipa Maikel, MH mengatakan bahwa RS Haji Jakarta selalu siap membantu masyarakat yang ingin memperoleh vaksinasi dan booster COVID.


Pelaksanaan vaksinasi dan booster COVID dilakukan setiap seminggu sekali dengan kuota dan ketersediaan vaksin melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas.


"RS Haji Jakarta menyediakan layanan rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan PCR dan antibodi, serta swab drive thru, dan layanan eksekutif," tuturnya. 


Dalam acara ini diikuti oleh sekitar 40 jurnalis yang memperoleh booster Covid. Meski demikian, bagi jurnalis yang ingin memperoleh booster dapat menghubungi sekretariat AMSI Crisis Center untuk melakukan pendaftaran.


Koordinator utama  AMSI Crisis Center, Upi Asmaradhana, mengatakan AMSI melalui divisi AMSI Crisis Center terus berupaya menyediakan akses informasi, edukasi, serta pelayanan Kesehatan bagi anggota AMSI melalui Kerjasama dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Tim Mitigasi IDI.


Akses informasi Kesehatan merupakan hal yang krusial selama masa pandemi sehingga dapat meminimalisir disinformasi yang dapat menimbulkan mispersepsi di masyarakat. (RLS) 

Rabu, 30 Maret 2022

AMSI Gelar Pelatihan Penguatan Manajemen dan Bisnis Media Online

AMSI Pusat Gelar Pelatihan Penguatan Manajemen dan Bisnis Media Online
AMSI Pusat Gelar Pelatihan Penguatan Manajemen dan Bisnis Media Online. 


BorneoTribun Jakarta – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) kembali menggelar Pelatihan Penguatan Manajemen, Bisnis, dan Keberlanjutan Media Digital (Training Media Management, Business Development and Sustainability). 


Sejumlah 100 orang lebih mengikuti training yang digelar sejak 21-30 Maret secara daring. Mereka merupakan pimpinan media dari unsur redaksi, manajemen atau teknologi dari 51 media online, dari berbagai daerah di Indonesia. 


Sekretaris Jenderal AMSI, Wahyu Dhyatmika mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan bisa menjadi tempat bagi media online untuk mendapatkan keterampilan baru dalam mengelola bisnis media mereka. 


“Training ini adalah kesempatan luar biasa pengelola media anggota AMSI untuk belajar menjangkau audiens yang lebih luas, membangun revenue stream baru, atau mewujudkan gagasan-gagasan yang inovatif yang telah lama dirancang, memperbaiki aspek dari bisnis yang mungkin memerlukan pendampingan yang lebih baik dari para mentor,” kata Wahyu, Rabu (30/3) di Jakarta. 


Training yang terselenggara dengan dukungan Internews dan USAID MEDIA ini bertujuan meningkatkan kapasitas pengelola media online. Tahun 2021, AMSI menyelenggarakan training serupa kepada 30 tim media. 


Chief of Party Internews Indonesia, Eric Sasono saat menyampaikan sambutan berharap peserta mendapatkan manfaat dari training ini. “Semoga peserta semoga mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru dalam mengelola bisnis media,” katanya, Senin (21/3) lalu.


Sebelum training, AMSI telah menggelar ToT (Training of Trainers) untuk menyusun dan meninjau ulang kurikulum hingga modul yang sudah dibuat tahun lalu. Tahun ini, AMSI menambahkan satu materi khusus, yaitu penguatan teknologi. Sehingga terdapat 8 materi utama yang diberikan kepada peserta pelatihan, yaitu meliputi: Business Environment, Brand Development, Business Management, Content Development, Distribution Development, Audience Development, Revenue Development dan Technology Development.


Para pemateri merupakan pimpinan media dari berbagai media online di Indonesia. Pelatihan pertama dengan tema Business Environment telah berlangsung pada 21 Maret 2022 dimoderatori oleh Yatimul Ainun (Pemimpin Umum Times Indonesia) dan trainer Agoez Perdana (Pemimpin Redaksi KabarMedan.com).


Victor Mambor (Pemimpin Umum Jubi.co.id) telah mengisi tema Brand Development pada 22 Maret 2022. Dwi Eko Lokononto (Pemimpin Umum Berita Jatim) mengisi tema Business Management pada 23 Maret 2022.


Pada hari keempat kegiatan, tema Content Development dibawakan oleh Maryadi (VP Business & Digital Katadata). Sedangkan hari kelima, Yuli Sulistyawan (GM Content Tribunnews) memberikan materi dengan tema Distribution Development.


Citra Dyah Prastuti (Pemimpin Redaksi KBR.id) membawakan tema Audience Development pada 28 Maret 2022. Diikuti dengan Suwarjono (CEO PT. Arkadia Digital Media Tbk) yang menyampaikan materi terkait Revenue Development pada hari tujuh. Serta pada hari terakhir, Heru Tjatur (Chief Technology Officer Buddyku-MNC) akan memberikan penguatan pengetahuan  tentang Technology Development.


Setelah pelatihan ini, AMSI akan memilih 10 tim media untuk mendapatkan pendampingan (mentorship) penguatan media dan beasiswa senilai Rp15 juta. Pendampingan ini akan diberikan praktisi media online yang telah berhasil mengembangkan medianya. Pendampingan intensif ini akan diberikan selama tiga bulan untuk pendalaman materi dan praktik pengembangan media sesuai kebutuhan media lokal.


Sedangkan sebagai tindak lanjut dari pendampingan pada 10 media yang lolos program tahun 2021 lalu, AMSI akan memberikan pendampingan dan beasiswa lanjutan penguatan media pada 5 media. Pendampingan tingkat lanjut ini akan melibatkan Tim Newsgain, salah satu organisasi nirlaba yang selama ini mempunyai pengalaman memberikan pendampingan dari aspek bisnis dan manajemen pada media online di berbagai negara. Saat ini proses penilaian dan seleksi sedang dilakukan tim Newsgain.


(Tim) 

Minggu, 20 Maret 2022

Konferwil II, Kundori Terpilih kembali sebagai Ketua AMSI Kalbar

Konferwil II, Kundori Terpilih kembali sebagai Ketua AMSI KALBAR
Konferwil II, Kundori Terpilih kembali sebagai Ketua AMSI Kalbar. 


BorneoTribun Pontianak, Kalbar – Konferensi Wilayah (Konferwil) II Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalimantan Barat berlangsung sukses di Golden Tulip Hotel Pontianak, Sabtu (19/3/2022) malam.


Secara aklamasi, Kundori dari SUARAKALBAR.CO.ID dan Muhlis Suhaeri dari INSIDEPONTIANAK, terpilih sebagai Ketua dan Sekretaris AMSI Kalbar periode 2022-2025.


Sebelumnya, Kundori adalah Ketua AMSI Kalbar periode 2019-2022.


Konferwil II AMSI Kalbar yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Kalbar yang diwakili Kadis Kominfo Kalbar, Samuel, ini turut dihadiri pengurus AMSI Pusat, Maryadi dan Yatimul Ainun.


Di malam hari, digelar kegiatan inti Konferwil untuk memilih ketua dan sekretaris yang berlangsung musyawarah mufakat.


Akhirnya, pimpinan sidang yang terdiri atas Teguh Imam Wibowo, L. Sahat Tinambunan, dan Masius Saulus, menetapkan pasangan Kundori dan Muhlis Suhaeri sebagai Ketua dan Sekretaris AMSI Kalbar dengan Surat Keputusan Konferwil II AMSI Kalbar Nomor 07/KONFERWIL/AMSI-KALBAR/III/2022.


Dalam sambutannya, Kundori mengucapkan terima kasih atas amanah yang diberikan kepada dirinya untuk memimpin AMSI Kalbar untuk periode tiga tahun ke depan.


Ia mengakui, pada waktu lalu perjuangan untuk merintis AMSI Kalbar periode sebelumnya cukup berat, terlebih di tengah situasi pandemi yang melanda daerah.


“Semua itu akan dievaluasi. Segala masukan dan saran dari rekan-rekan akan saya jadikan pertimbangan dalam mengembangkan AMSI Kalbar ke depan,” ujarnya.


Ia bertekad untuk merealisasikan salah satu programnya, yakni seluruh Anggota AMSI Kalbar dapat segera terverifikasi Dewan Pers.


“Selama tiga tahun ini akan kita dorong rekan-rekan anggota agar semakin profesional dan memiliki legalitas sesuai UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 dan Peraturan Dewan Pers,” tegasnya.


Dalam kesempatan itu pula, Kundori mengucapkan terima kasih kepada Teguh Imam Wibowo dari Antara Kalbar yang telah mendampinginya sebagai sekretaris pada periode sebelumnya.


Sedangkan Muhlis Suhaeri, turut mengucapkan terima kasih atas musyawarah mufakat yang telah memilihnya sebagai Sekretaris AMSI Kalbar.


“Saya rasa ini adalah tugas bersama kita ke depan untuk membawa AMSI Kalbar yang profesional dan menjadi organisasi yang bisa mensejahterakan anggotanya, serta punya bargaining position bahwa kita adalah media siber yang berkualitas,” ungkapnya.


Muhlis Suhaeri selanjutnya berharap kolaborasi dan kerjasama seluruh media siber dalam AMSI Kalbar dapat semakin ditingkatkan.

Rabu, 09 Februari 2022

AMSI Kalbar Dorong Pelaku Media Jaga Produk Jurnalistik

Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Provinsi Kalbar Kundori
Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Provinsi Kalbar Kundori. 

BorneoTribun Pontianak, Kalbar – Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Provinsi Kalbar Kundori mengungkapkan besarnya tantangan yang akan dihadapi media massa atau media mainstream di era digitalisasi saat ini.

Satu diantaranya adalah kebiasaan baru di kalangan pelaku media massa saat ini, yaitu mengikuti arus media sosial. 

Hal ini kata Kundori, justru akan menyulitkan upaya media massa membangun kepercayaan masyarakat.

"Sayangnya memang, belakangan ini pelaku media massa atau insan pers, justru meniru media sosial baik dari akurasi maupun penyajian. Ini menjadi tantangan media massa untuk tidak terlena dan mengikuti tren media sosial," ujarnya, Selasa (08/02/2022). 

"Kita harus melakukan verifikasi informasi yang berkembang di media sosial, sehingga publik tetap percaya," tegas CEO Suara Kalbar itu. 

Karena itu, Kundori mendorong Dewan Pers sebagai lembaga yang merepresentasikan media massa, membuat aturan agar ada standar yang jelas dalam kaedah pembuatan produk jurnalistik.

"Saat ini Dewan Pers sedang menyiapkan regulasi baru menuju era digitalisasi. Agar ada rambu-rambu tersendiri sehingga kepercayaan publik terhadap media massa yang terverifikasi sebagai perusahaan media, akan tetap terjaga," ungkapnya. 

Berdasarkan laporan Digital News Report 2021, selama Pandemi COVID-19 ada peningkatan kepercayaan publik terhadap media massa. 

Secara global, tingkat kepercayaan publik dari 44 persen menjadi 50 persen, namun hal itu justru terbalik di Indonesia yang lebih rendah dari negara lainnya, yaitu 39 persen. 

"Ini lebih rendah dari Malaysia, Hongkong, Singapura Jepang dan Thailand. Hasil survei lembaga di Indonesia menunjukkan, jika menurunnya kepercayaan publik diakibatkan cara kerja media dan buruknya transparansi media. Ini yang menjadi tantangan," katanya. 

"Masyarakat khususnya generasi milenial, lahir di era digitalisasi dan melek tekhnologi. Karena itulah, pelaku dan perusahaan media, harus menjaga produk jurnalistiknya," tutup Kundori. (*) 

Kamis, 27 Januari 2022

5 Tahun Berdiri, AMSI Kolaborasi Bangun Ekosistem Media Digital Sehat dan Berkelanjutan

5 Tahun Berdiri, AMSI Kolaborasi Bangun Ekosistem Media Digital Sehat dan Berkelanjutan
5 Tahun Berdiri, AMSI Kolaborasi Bangun Ekosistem Media Digital Sehat dan Berkelanjutan. 

BorneoTribun Jakarta – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menyelenggarakan rapat kerja nasional (Rakernas) selama dua hari di Yogyakarta. 

Ada puluhan peserta dari seluruh Indonesia akan hadir untuk merumuskan kerangka kebijakan jangka panjang sebagai rencana strategis organisasi perusahaan media pers di Indonesia. 

Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut mengatakan, bahwa tahun ini, AMSI yang dideklarasikan 18 April 2017, akan fokus pada program internal yang terkait anggota dan eksternal yang terkait ekosistem dunia digital di mana pers menjadi bagian di dalamnya. 

Secara internal AMSI akan fokus pada capacity building setiap anggota yang menyebar dari Aceh hingga Papua. 

“Penguatan kapasitas dengan menyediakan pelatihan dan mentoring dari sisi konten, infrastuktur dan bisnis, dan untuk semua itu kami bekerjasama dengan banyak pihak,” kata Wens, Kamis, (27/1). 

Dalam konteks eksternal, AMSI berkewajiban untuk ikut menyehatkan ekosistem dunia digital dari sampah digital seperti hoaks dan hatespeech yang tidak saja mengotori dunia digital tapi juga menganggu keadaban ruang publik kita.

Ketua Panitia Rakernas, Amrie Hakim mengatakan, Rakernas AMSI tahun ini mengambil tema “Kolaborasi Membangun Ekosistem Media Digital Sehat dan Berkelanjutan”. Rakernas AMSI dilaksanakan mulai Jumat hingga Sabtu, (28-29 Januari 2022). 

Adapun peserta yang akan menghadiri Rakernas AMSI terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua I, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, para ketua departemen di kepengurusan, kemudian koordinator wilayah dan ketua AMSI wilayah. 

“Rakernas ini merupakan agenda tahunan AMSI yang penting. Dalam Rakernas akan ada pembahasan dan perumusan usulan-usulan program kerja yang akan ditetapkan sebagai acuan program kerja yang akan dikerjakan di periode 2022,” jelas Amrie, Rabu (26/1). 

Amrie melanjutkan, tujuan Rakernas adalah sebagai wadah konsolidasi dan koordinasi antar pengurus AMSI, kemudian membangun kesepahaman dan berbagi pengalaman antar peserta, meningkatkan kapasitas peserta Rakernas, serta merumuskan strategi pelaksanaan prioritas program AMSI 2022 dan perumuskan rencana kerja tindak lanjut masing-masing departemen pengurus. 

“Sesuai dengan hasil rumusan Kongres AMSI 2020, menjalankan roda organisasi sesuai dengan visi adalah hal yang mutlak,” terangnya. 

AMSI merupakan salah satu organisasi perusahaan media konstituen Dewan Pers di Indonesia yang sudah tersebar di 24 provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur. 

Wilayah lainnya yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Bali, Papua dan Maluku. 

Melalui Rapat Kerja Nasional AMSI di 2022, AMSI berharap Rakernas dapat menjadi tahapan penting dalam membangun sinergi, sehingga dapat memperkuat AMSI sebagai organisasi serta perusahaan-perusahaan media siber yang menjadi anggotanya.(*) 

Selasa, 18 Januari 2022

Ini Nama - Nama 10 Media Siber di Kalteng Dinyatakan Lolos menjadi Anggota AMSI

AMSI Kalteng menggelar deklarasi dan Konferensi Wilayah I di Aula Kantor Diskominfosantik Provinsi Kalteng.

BorneoTribun Palangka Raya - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar deklarasi dan Konferensi Wilayah I di Aula Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Provinsi Kalteng, Senin (17/1/2022).

Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Yuas Elko mengapresiasi dan mendukung secara penuh atas terselenggaranya deklarasi dan Konferensi Wilayah I AMSi kalteng, dengan harapan agar AMSI dapat mewujudkan organisasi perusahaan pers yang profesional dan berkualitas di Bumi Tambun Bungai.

Menurut gubernur, dalam era plafon digital saat ini, jurnalisme dan media massa menghadapi tantangan yang berat, khususnya terkait adanya penulisan berita yang secara kualitas kurang baik dan laporan atau investigasi dalam dunia jurnalistik sering dipengaruhi oleh aspek-aspek eksternal, sehingga independensi kurang terjaga yang mempengaruhi tingkat kepercayaan kepada media massa.

"Untuk itu, walau media siber bekerja berdasarkan pertimbangan kecepatan penyampaian informasi, ketaatan terhadap kode etik jurnalistik tidak boleh diabaikan, terutama untuk menjaga akurasi berita dan menghindari kemungkinan adanya oknum-oknum yang ingin memanfaatkan pemberitaan media untuk tujuan-tujuan tertentu yang dapat merugikan berbagai pihak," katanya.

AMSI Kalteng menggelar deklarasi dan Konferensi Wilayah I di Aula Kantor Diskominfosantik Provinsi Kalteng.

Untuk itu, prinsip dasar jurnalistik dalam melakukan verifikasi harus dapat dipegang teguh oleh wartawan dalam menggali suatu ide atau sumber berita.

Dengan begitu, AMSI Kalteng diyakini dapat mendorong perusahaan pers lainnya dalam melahirkan pemberitaan yang baik dan menjaga keseimbangan informasi di wilayah Kalteng, khususnya terkait dengan pemerintahan, serta diharapkan dapat membangun kebersamaan dan penguatan sesama perusahaan media berbasis internet atau digital.

"Mudah-mudahan AMSI Kalteng dapat menjadi penyeimbang informasi melalui AMSI, media online bisa didorong untuk melakukan verifikasi dewan pers. Selain itu profesionalisme media sangat penting dan dibutuhkan dalam mendukung pembangunan daerah supaya bekerja dengan pemerintah daerah dapat lebih baik lagi kedepannya," ucapnya.

Sementara Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut mengatakan, AMSI hadir sebagai bentuk untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan pers. Terutama terkait kualitas media dalam menyajikan produk jurnalistik yang berkualitas.

Bahkan, produksi, penyebaran dan reduplikasi berita hoaks seringkali mengatasnamakan media siber yang diamplifikasi secara masif melalui media sosial.

"Untuk itu di dalam AMSI kita menyediakan banyak pelatihan-pelatihan agar dapat menjawab segala persoalan-persoalan tersebut," ujarnya.

Selain menyediakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk jurnalistik. AMSI juga memiliki program pelatihan bagi pelaku perusahaan pers untuk menjalani bisnis pers dengan baik.

Pasalnya hingga saat ini problematika yang kerap terjadi, ada perusahaan pers yang hanya dapat menulis berita namun tidak dapat menjalankan bisnis pers dengan semestinya.

"Untuk itu, dalam AMSI ini kita memiliki banyak guru yang akan mengajarkan para pemimpin media untuk dapat menjalankan perusahaan pers nya dengan baik. Sehingga kedepan perusahaan pers tersebut dapat memberikan dampak yang positif bagi khalayak umum," jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Wilayah AMSI Kalimantan, Kundori mengatakan, deklarasi AMSI Kalteng ini menjadi sejarah tersendiri bagi para perusahaan pers siber di Kalteng. Pasalnya AMSI Kalteng harus melalui berbagai proses yang cukup panjang, seperti pendaftaran, verifikasi administrasi dan verifikasi faktual, untuk dapat dideklarasi menjadi AMSI wilayah yang ke-24 se-Indonesia.

Pada April 2021 lalu, sebanyak 18 media siber yang diajukan dari Kalteng untuk dilakukan proses verifikasi oleh dewan pers.

"Proses verifikasi tersebut dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2021 lalu, yang dilakukan secara virtual mengingat kondisi Kalteng yang masih dalam pandemi covid-19," tuturnya.

Dari 18 media siber yang diajukan untuk dilakukan verifikasi oleh pengurus pusat AMSI, hanya sebanyak 10 media siber yang dinyatakan lolos dan ditetapkan menjadi Anggota AMSI.

AMSI Kalteng menggelar deklarasi dan Konferensi Wilayah I di Aula Kantor Diskominfosantik Provinsi Kalteng.

Sepuluh media siber itu adalah Prokalteng.co, Balanganews.com, Kaltengtoday.com, Kaltengekspres.com, Antarakalteng.com, Inikalteng.com, Brayanews.co.id, Kalamanthana.id, Borneo24.com, Kaltengonline.com.

"Berdasarkan AD/ART AMSI, untuk pembentukan wilayah minimal ada sepuluh media siber yang memenuhi syarat atau yang telah dilakukan verifikasi faktual oleh dewan pers. Untuk itu, akhirnya AMSI Kalteng dapat dideklarasi," pungkasnya.(*) 

Senin, 03 Januari 2022

AMSI Konsisten Bangun Media Lokal untuk Kuatkan Ekosistem Media Digital di Indonesia

Caption foto: Amrie Hakim, Pengurus AMSI Nasional Bidang Kemitraan dan Hubungan Internasional, wakil AMSI dalam penandatanganan kesepakatan sinergi lembaga (Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Lembaga Bantuan Hukum Pers (LBH Pers), Indonesia Corruption Watch (ICW) Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), dan Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (SEJUK)  untuk kampanye penguatan media, yang difasilitasi USAID-MEDIA dan Internews.

BorneoTribun Jakarta - Sepanjang 2021, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menjalankan berbagai program sebagai komitmen untuk memperkuat ekosistem media siber yang sehat dari aspek konten dan berkelanjutan (sustainable) dari aspek bisnis, serta mendukung penguatan media independen, akses informasi dan demokrasi di Indonesia. Program utama yang menjadi fokus AMSI adalah penguatan media siber lokal. 

Sepuluh media online mendapatkan pendampingan intensif selama tiga bulan untuk penguatan manajemen media dan keberlanjutan bisnis media digital melalui program Penguatan Media Independen di Indonesia yang didukung oleh USAID-MEDIA dan Internews. AMSI juga telah mengembangkan kurikulum dan modul training penguatan manajemen dan keberlanjutan bisnis media online. Saat ini sedang merumuskan konsep guideline media terpercaya “Trustworthy News” untuk dikembangkan di Indonesia. 

Sedangkan melalui Program Pengembangan Media Digital yang didukung Google News Initiative menjangkau lebih dari 1200 peserta perwakilan media di Indonesia.  Pelatihan ini khusus ditujukan bagi media skala kecil dan menengah, mencakup pengembangan audiens, digital advertising dan product thinking.

“Program penguatan bisnis media, riset, training penguatan skill media dan masyarakat terkait mis/ disinformasi dan webinar merupakan langkah awal mewujudkan ekosistem digital yang sehat,” kata Wenseslaus Manggut, Senin (3/1) di Jakarta. 

Langkah penguatan media independen juga dilakukan dengan melakukan riset Lanskap Media Digital di Indonesia melibatkan 100 responden perwakilan media dengan dukungan USAID-MEDIA melalui Internews. Sekretaris Jenderal AMSI sekaligus CEO Tempo Digital Wahyu Dhyatmika mengatakan, untuk memahami potret atau lanskap media online Indonesia diperlukan riset sebagai data awal guna menyusun langkah strategis membangun ekosistem digital yang mendukung pengembangan media online di Indonesia. 

“Riset ini adalah riset komprehensif pertama yang memotret kondisi media digital Indonesia dan penting untuk merumuskan program-program peningkatan kapasitas pengelola media digital,” katanya. 
 
Program lainnya yang telah dijalankan AMSI dengan Google News Initiative (GNI) yaitu literasi publik terkait media (news literasi) di 10 wilayah. Sedangkan untuk meningkatkan akses informasi publik, AMSI menjalin kerja sama dengan Komisi Informasi Pusat (KIP) melalui Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding/MoU) Peran Media Siber Mendorong Keterbukaan Informasi Publik. 
 
AMSI berkolaborasi dengan Cekfakta.com, Aliansi Jurnalis Independen dan Mafindo menyelenggarakan Indonesia Fact-checking Summit 2021, untuk membahas problem cek fakta, mencakup aspek keselamatan, dan etik hingga perkembangan skill terbaru yang perlu dimiliki oleh pemeriksa fakta terkait Deepfake. Kerja sama lain dalam bentuk penyelenggaraan kompetisi penulisan juga diselenggarakan melibatkan perusahaan digital GoTo Gojek Tokopedia. 
 
Merespon pandemi COVID-19, Juli lalu, AMSI membentuk AMSI Crisis Center untuk membantu media anggota dalam penanganan COVID-19 dengan mendistribusikan bantuan paket vitamin, paket sanitasi, dan konsultasi kesehatan melibatkan sejumlah pakar kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan psikolog Sadari.id, serta relawan lainnya. Bantuan tersebut terwujud karena partisipasi berbagai pihak swasta seperti PT. Pyridam Pharmaceutical, Tbk dan PT. Unilever Indonesia. 
Serta tahun ini, Indonesia Digital Conference (IDC) ke IV kembali terselenggara dengan mengambil tema Lompatan Digital: Inovasi dan Akselerasi. 

Event tahunan ini berhasil melibatkan para pemimpin bisnis, pembuat  kebijakan, pelaku usaha, dan para profesional di tingkat nasional juga di 8 provinsi. Kegiatan ini mendapat dukungan dari sejumlah pihak seperti Google, PT BNI (Persero) Tbk, Astra, Bank Raya, PT PLN (Persero), Pertamina, bank bjb, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Bali, Bank Jatim, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Bali Mall, Kedai Tiga Nyonya Palembang, Bankaltimtara dan MS Glow. 

Program tersebut di atas menjangkau media-media online dan publik yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Setidaknya lebih dari  5500 peserta dari unsur media, mahasiswa, akademisi, dan publik mendapatkan manfaat dari program tersebut. 

“Program-program tersebut akan berlanjut dan dikembangkan di tahun 2022, untuk penguatan keberlanjutan media independen dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap media online. Kerja sama dengan berbagai pihak akan terus dikembangkan untuk merealisasikan visi dan misi organisasi” kata Wahyu menambahkan.(*) 

Minggu, 12 Desember 2021

Isu Krusial Periksa Fakta akan dibahas di Indonesia Fact-checking Summit 2021

Isu Krusial Periksa Fakta akan dibahas di Indonesia Fact-checking Summit 2021
Isu Krusial Periksa Fakta akan dibahas di Indonesia Fact-checking Summit 2021.

BorneoTribun Jakarta - Jejaring Cek Fakta yang digawangi Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) serta jaringan media Cekfakta.com akan menggelar Indonesia Fact-checking Summit 2021. Kegiatan yang diselenggarakan pertama kali di Indonesia ini akan berlangsung Kamis-Senin, 16-20 Desember 2021 secara daring (online).  

Rangkaian konferensi ini diselenggarakan sebagai bagian upaya terus mengampanyekan pentingnya ekosistem informasi yang sehat bagi publik yang bebas dari peredaran informasi palsu. Peredaran informasi palsu masih menjadi tantangan sekaligus ancaman bagi masyarakat luas. Informasi palsu masih kerap ditemukan dalam berbagai platform dan bahkan tak sekali dua kali, lebih viral dari berita terverifikasi yang dihasilkan media atau hasil periksa fakta dibuat oleh jaringan Cekfakta.com 

Isu Krusial Periksa Fakta akan dibahas di Indonesia Fact-checking Summit 2021.

“Paparan informasi palsu yang dibiarkan begitu saja bisa memengaruhi pola pikir masyarakat dan mengancam demokrasi.  Jika dibiarkan masyarakat tak lagi mampu memilah informasi bohong dan fakta,” ujar Wenseslaus Manggut, Ketua AMSI, Minggu (12/12) di Jakarta. 

Karena itu inisiatif kolaborasi Cekfakta.com yang didukung 22 media di Jakarta dan beberapa daerah, pertama kali diluncurkan pada awal Mei 2018 lalu. Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium Mafindo menambahkan kolaborasi Cekfakta.com yang juga didukung oleh jaringan periksa fakta Mafindo merupakan upaya agar masyarakat tidak menanggung risiko besar karena mengambil keputusan berdasarkan informasi palsu. “Pengambilan keputusan karena informasi palsu dapat merugikan bahkan membahayakan individu, komunitas hingga masyarakat itu sendiri,” ujarnya. 

Konferensi ini akan berisi rangkaian diskusi terfokus (FGD), mini workshop, training. Puncak  acara puncak acara akan berlangsung 20 Desember  2021 dengan webinar Fact Checking Summit 2021.

Tantangan dan isu-isu terbaru dalam praktik cek fakta tak luput menjadi perhatian dalam konferensi kali ini. Di antaranya fenomena penyematan stempel hoaks pada sejumlah karya jurnalistik yang sudah dihasilkan melalui proses verifikasi. Sayangnya pembubuhan stempel dilakukan tanpa dasar dan argumentasi yang kuat. 

Isu etik dan praktik-praktik ancaman serta  doxing  (mempublikasikan data pribadi pemeriksa fakta bertujuan negatif) terhadap para fact checker ‘pemeriksa fakta’ juga akan dibahas dalam forum ini.  Forum ini juga akan menghasilkan rekomendasi untuk penguatan kampanye memerangi informasi palsu bagi stakeholder eksternal maupun internal. 

“Bahaya informasi bohong dan stempel hoaks pada karya jurnalistik sudah kita lihat saat pandemi Covid-19 ini. Keselamatan publik yang menjadi taruhannya. Karena itu, Factchecking Summit 2021 menjadi ruang  mengkampanyekan perlunya kolaborasi dalam memerangi hoaks dan pelabelan sembarangan pada karya jurnalistik,” kata Sasmito, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.  

Kegiatan yang didukung Google News Initiative ini merupakan bagian dari APAC Trusted Media Summit 2021, dan  terbuka untuk diikuti pemeriksa fakta dari media, jurnalis, kampus, dan publik yang tergabung dalam AMSI, AJI, Mafindo serta komunitas dan kampus-kampus yang memiliki kepedulian menciptakan ekosistem informasi yang sehat bebas dari hoaks. 

Isu Krusial Periksa Fakta akan dibahas di Indonesia Fact-checking Summit 2021.

Pendaftaran FGD dan training silakan mengisi link https://bit.ly/PendaftaranFGDIndonesiaFactCheckingSummit2021. 

Link Google Meet akan dikirim oleh panitia pada Rabu, 15 Desember 2021. 

Sedangkan pendaftaran webinar silakan mengisi link bit.ly/DaftarWebinarFact-CheckingSummit2021 link otomatis akan dikirim ke email yang didaftarkan. 

Informasi lanjut tentang Indonesia Fact-checking Summit 2021 dapat diikuti di sosmed IG/ Facebook AMSI, AJI, Mafindo dan KBR atau menghubungi sarahervina@gmail.com 

Senin, 11 Oktober 2021

Tingkatkan Kepercayaan Publik, AMSI Rumuskan Indikator Kepercayaan Media Digital

Tingkatkan Kepercayaan Publik, AMSI Rumuskan Indikator Kepercayaan Media Digital
Tingkatkan Kepercayaan Publik, AMSI Rumuskan Indikator Kepercayaan Media Digital. 

BorneoTribun Jakarta -- Kehadiran media sangat penting dalam memberikan informasi yang akurat, akuntabel, dan independen bagi masyarakat. Terlebih saat ini, ketika begitu banyak mis dan disinformasi yang beredar di media sosial sehingga memperparah polarisasi di masyarakat. Peran media krusial sebagai sumber rujukan (clearing house) di tengah banjir informasi tersebut.

Di sisi lain kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap media digital tidak seperti yang diharapkan. Berdasarkan laporan Digital News Report 2021 yang diluncurkan Reuters Institute, tingkat kepercayaan publik terhadap media secara rata-rata global meningkat selama masa pandemi dibandingkan periode sebelumnya, dari 44% menjadi 50%. Sedangkan tingkat kepercayaan publik Indonesia pada media ada pada angka 39%. 

Kepercayaan publik Indonesia ini masih lebih rendah dibandingkan publik di Hongkong, Malaysia, Jepang, Australia, Singapura dan Thailand. 

Karena itu Asosiasi Media Siber Indonesia melibatkan sekitar 50 perwakilan anggota dari berbagai wilayah dan pengurus, merumuskan panduan dan indikator kepercayaan media digital dengan menyelenggarakan pertemuan para pihak di Tangerang Selatan pada 8-10 Oktober 2021 dan lalu. Kegiatan yang sama akan dilakukan Makassar pada 15-17 Oktober 2021 mendatang. Kedua kegiatan tersebut terselenggara atas dukungan dari Internews dan USAID MEDIA.

Wenseslaus Manggut, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia mengatakan langkah ini dilakukan agar kepercayaan publik terhadap media digital terus meningkat. “Sebagai penjaga demokrasi, kepercayaan publik bagi media online sangat diperlukan, karena hal itu juga berdampak pada aspek bisnis keberlanjutan (sustainability) media digital ke depan,” kata Wenseslaus Manggut di Jakarta, Senin (11/10).

Ia juga menambahkan langkah ini sejalan dengan upaya Kelompok Kerja Media Sustainability Dewan Pers untuk meningkatkan kualitas media digital. “Dewan Pers akan mengeluarkan regulasi baru agar ekosistem media digital semakin baik. Perumusan pedoman dan indikator ini merupakan jalan menyambut regulasi baru Dewan Pers tersebut,” ujarnya.

Berdasarkan riset berbagai lembaga di tingkat internasional  menunjukkan rendahnya kepercayaan publik pada media digital karena rendahnya pengetahuan publik tentang bagaimana cara kerja media, serta buruknya transparansi media. Karena itu proses perumusan indikator kepercayaan publik yang dilakukan AMSI juga mengundang organisasi masyarakat sipil dan agensi iklan yang selama ini aktif bersinggungan dengan media digital. 

Hadir saat pertemuan di Tangerang Selatan yaitu Siti Juliantari Rachman (Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch/ ICW). AMSI juga mengundang Wahyu Susilo (Direktur Eksekutif Migrant Care), Kepala Newsroom Kantor Sekretariat Presiden Widiarsi Agustina, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz dan Managing Director Wavemaker Indonesia Amir Suherlan.  Mereka  menyampaikan pandangan dan masukan secara daring. 

Rencananya saat pertemuan di Makassar AMSI akan mengundang pemantik diskusi dari unsur perwakilan pemerintah lokal, pemerintah pusat, organisasi non pemerintah lokal serta akademisi  untuk menyampaikan indikator kepercayaan media digital berdasarkan perspektif masing-masing lembaga. “Kehadiran narasumber eksternal ini sebagai bentuk komitmen untuk mendengarkan masukan dari berbagai pihak. AMSI akan membentuk Tim khusus untuk merumuskan panduan dan indikator kepercayaan media digital ini,” kata Wahyu Dhyatmika menambahkan. 

Sementara itu Eric Sasono, Chief of Party Internews menambahkan Internews dan USAID melalui Program MEDIA menyampaikan mendukung upaya ini karena keberadaan media diperlukan untuk menjaga demokrasi. “Perumusan trust indicators ini menjadi cara untuk menjaga kepercayaan publik sekaligus untuk mendukung model bisnis media digital,” ujarnya. (*) 

Sabtu, 25 September 2021

Gelar JDC 2021, AMSI Jateng Ajak Peserta Raba Perkembangan Dunia Digital saat Ini

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI)
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). 

BORNEOTRIBUN SEMARANG -- Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Tengah akan menggelar kegitan Jateng Digital Conference (JDC) 2021.

Rencananya, kegiatan JDC 2021 yang digelar AMSI akan dilaksanakan daring lewat zoom, Rabu 29 September 2021.

Ketua AMSI Jateng, Nurcholis mengatakan, JDC 2021 merupakan salah satu sumbangsih AMSI Jawa Tengah untuk bicara terkait seperti apa arah industri digital ke depan.

"Acara ini diharapkan menjadi ajang interaksi antara pelaku industri digital, pemerintah, akademisi, dan perusahaan pengelola medis siber khususnya di Jateng untuk bicara seperti apa arah industri digital ke depan dari para ahlinya," ujarnya, Jumat 24 September 2021.

Dalam kegiatan, lanjut Nurcholis, peserta akan diajak mengikuti konferensi sehari penuh untuk membahas perkembangan terkini industri digital saat ini.

Nurcholis menambahkan, bagi para pelaku usaha, JDC 2021 bisa menjadi momentum untuk menyebarluaskan informasi dan sumbangsih perusahaan untuk bangsa.

Kegiatan ini, juga memiliki nilai strategis bagi pemerintah baik di tingkat desa hingga pusat dalam mengambil kebijakan yang bersinggungan dengan aspek digital dan perkembangannya.

"Bagi masyarakat, kegiatan ini bisa menjadi wadah untuk mengeksplorasi perkembangan peta digital di Indonesia dan menangkap peluang-peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk membangun bisnis dalam era digital," imbuhnya.

Rencananya, kegiatan akan dihadiri sejumlah peserta, mulai dari akademisi, mahasiswa, bperwakilan pemerintahan, pelaku usaha, guru, dan beberapa asosiasi.

"Dalam JDC 2021 besok, kurang lebih ada 1600 peserta yang akan ikut. Kita harapkan kegiatan berjalan lancar dan tidak ada kendala yang berarti," katanya.

Adapun narasumber yang akan hadir dalam JDC 2021 antara lain, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, Pengamat Ekonomi Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Prof. Suharnomo.

Ketiganya akan mengisi sesi pertama dengan mengangkat tema “Memacu Pertumbuhan Desa di Era Digital”.

Di sesi kedua, dengan tema “Makin Tangguh di Era Digital”, sejumlah narasumber dari pihak PT Victoria Care Indonesia (Herborist), CEO Kapten Semar, Albitech Technology, Coca-cola akan menyampaikan materi. 

Sementara di sesi ketiga dengan tema “Transaksi Cerdas di Era Digital”, narasumber yang akan hadir ialah Head of Corporate Secretary Division BRI, Aestika Oryza Gunarto, Gopay, dan Yolanda dari Rupiah Cepat.(*) 

Kamis, 02 September 2021

AMSI-Google News Initiative Selenggarakan Training Literasi Berita bagi Publik di 10 Wilayah

AMSI-Google News Initiative Selenggarakan Training Literasi Berita bagi Publik di 10 Wilayah*
AMSI-Google News Initiative Selenggarakan Training Literasi Berita bagi Publik di 10 Wilayah

BorneoTribun Jakarta -- Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dengan dukungan Google News Initiative dan Cek Fakta menyelenggarakan Training Literasi Berita (News Literacy) bagi publik, mahasiswa, akademisi, dan jurnalis.

Training ini diselenggarakan di 10 wilayah yaitu: Kalimantan Barat, Aceh, Maluku-Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Papua-Papua Barat. 

Irfan Djunaidi, Wakil Ketua II AMSI dalam sambutan pembukaan training perdana literasi berita yang dimulai di Kalimantan Barat ini menyampaikan pelatihan ini diselenggarakan dengan harapan para  peserta dapat mengidentifikasi informasi yang berdasarkan fakta dan yang tidak sesuai fakta. “Saat ini kondisi memang tidak mudah karena banyaknya berita atau informasi yang bercampur (fakta dan bukan fakta) dengan tujuan tertentu,” katanya, Rabu (1/9).

Meski demikian ia mengharapkan peserta dari pelatihan daring ini, ke depannya dapat terlibat dalam gerakan melawan informasi bohong (hoaks). “Kemampuan memverifikasi informasi yang benar sangat bermanfaat bagi masyarakat. Karena itu diharapkan peserta dapat terlibat menahan laju sebaran hoaks atau informasi bohong, yang saat ini dampaknya cukup besar, dan merusak sendi-sendi sosial, bahkan mempengaruhi kebijakan,” katanya. 

Sedangkan Irene Jay Liu, News Lab Lead Google Asia Pacific (APAC) melalui video pengantar menyampaikan pentingnya keterlibatan semua pihak melawan mis-informasi.  Ia berharap pelatihan ini dapat membantu masyarakat mengidentifikasi informasi tersebut benar berdasarkan fakta atau hanya fiksi.

“Terlebih di era pandemi, jika kita tidak dapat membedakan antara informasi yang benar dan fiksi, itu bisa menjadi masalah hidup dan mati. Apalagi informasi tersebut adalah informasi penting yang akan menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan penting bagi keluarga yang mereka cintai,” ujarnya.

Sebelumnya AMSI telah mentraining 20 jurnalis dari media anggota AMSI sebagai trainer Literasi Berita dan kemudian menyelenggarakan training bagi publik ini. Pada kedua  training tersebut, AMSI mengadopsi kurikulum yang dirumuskan oleh Masato Kajimoto, Associate Professor di University of Hong Kong. 

Melalui video pengantar, saat pembukaan training yang diikuti lebih dari 30 peserta ini, pendiri Asian Network of News and Information Educators (ANNIE) tersebut mengatakan kurikulum ini lebih dari sekedar materi membongkar fakta. “Tapi kurikulum ini juga membahas hal lain yang merupakan bagian dari literasi berita,” ujarnya. 

Materi yang akan diterima peserta mencakup di antaranya dampak media sosial terhadap pemahaman publik pada informasi, mewaspadai efek makna ganda pada efek visual atau foto berita dan lain-lain. Peserta akan menerima 7 materi terkait literasi berita. 

Hingga akhir September, AMSI menargetkan setidaknya 300 orang dari berbagai unsur mendapatkan pemahaman terkait isu ini. 


Narahubung:
Irfan Junaidi, Wakil Ketua II AMSI

Selasa, 31 Agustus 2021

AMSI Kalbar Gelar Pelatihan Literasi Berita untuk Publik, Kundori: Peran Media Sebagai Clearing House

AMSI Kalbar Gelar Pelatihan Literasi Berita untuk Publik, Kundiri: Peran Media Sebagai Clearing House

BorneoTribun Pontianak, Kalbar - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalimantan Barat menggelar pelatihan literasi berita untuk publik dalam upaya melawan mis/disinformasi di provinsi itu.

"Memperhatikan pentingnya literasi berita bagi publik, kami dari AMSI Kalbar dan dengan dukungan Google News Initiative (GNI) berkolaborasi dengan CekFakta.com, menyelenggarakan rangkaian kegiatan literasi berita untuk publik," kata Ketua AMSI Kalbar, Kundori di Pontianak, Selasa.

CEO suarakalbar.co.id ini menjelaskan, kegiatan tersebut sebagai upaya memperkuat pengetahuan dan keterampilan publik mengatasi mis/disinformasi. 

Kundori menjelaskan, media merupakan sumber informasi yang penting bagi publik di belantara informasi digital. Peran media diperlukan sebagai clearing house di antara banyaknya mis/disinformasi yang beredar di media sosial. 

"Dalam hal ini, katanya, publik perlu mendapatkan pengetahuan dan edukasi agar bisa memilih dan memilah informasi media sebagai pembanding informasi untuk melawan hoaks," tuturnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris AMSI Kalbar, Teguh Imam Wibowo menambahkan, literasi berita (news literacy) meliputi penguatan pengetahuan tentang peran dan manfaat media massa di masyarakat serta cara kerja media. Literasi ini juga mencakup penguasaan keterampilan dan pengetahuan seputar produksi dan diseminasi informasi, mulai dari menganalisis dan mengevaluasi pesan media hingga memahami mekanisme kerja industri media.

"Literasi berita ini juga penting agar masyarakat lebih kritis dalam menerima informasi. Dengan demikian, para jurnalis dan pemilik perusahaan media juga terpacu untuk meningkatkan pemberitaan yang sesuai dengan kaidah jurnalistik," kata Kepala Biro Antara Kalbar ini. 

Di banyak negara maju, kata teguh, tingkat literasi media berbanding lurus dengan kualitas pemberitaan medianya. Karena di Inggris, Australia, atau negara-negara Skandinavia, contohnya, kemampuan atau kecakapan memahami media diajarkan secara formal melalui kurikulum sekolah.


Untuk itu, secara umum kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan publik, terutama generasi muda di sekolah dan kampus, serta komunitas masyarakat sipil yang relevan, tentang pentingnya literasi berita. 

"Secara khusus bertujuan untuk meningkatkan pemahaman publik terhadap pers termasuk mekanisme kerja pers dan jurnalisme, meningkatkan kesadaran publik akan peran media dalam sebagai rujukan informasi di belantara infodemi COVID-19 dan meningkatkan keterampilan masyarakat mengidentifikasi mis/dis informasi,"  kata Teguh.

Sementara itu, Penanggung jawab kegiatan pelatihan literasi berita untuk publik dalam upaya melawan mis/disinformasi AMSI Kalbar, Rendra Oxtora menambahan, pada kegiatan ini melibatkan sejumlah mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi dan masyarakat umum yang ada di Kalbar.

Dalam penyelenggaraannya, kegiatan ini diselenggarakan AMSI Kalbar dan media-media lokal yang sudah menjadi mitra CekFakta.com dan akan dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 1 sampai 2 September besok.

"Program ini adalah pelatihan kepada minimal 30 orang di Kalbar yang ditujukan untuk generasi millennial, mahasiswa, aktivis pers mahasiswa, akademisi dan masyarakat sipil secara luas yang berpotensi menjadi ujung tombak penyebarluasan literasi media di Kalbar," katanya.(*) 

Rabu, 18 Agustus 2021

Film Sangihe Not For Sale Diluncurkan dari Sekretariat AMSI Sulut

Film Sangihe Not For Sale Diluncurkan dari Sekretariat AMSI Sulut
Film Sangihe Not For Sale Diluncurkan dari Sekretariat AMSI Sulut. 

BORNEOTRIBUN MANADO – Berbagai cara dan model perjuangan dilakukan masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, untuk melawan perusahan tambang emas yang mengerogoti mereka. 

Tak hanya melakukan aksi penolakan dengan berdemo, gugatan ke pengadilan, tanda tangan petisi, tapi juga cara kreatif lain terus dilakukan. Seperti yang digagas Audro Chrustofel dan teman-temannya dari Sangihe Documentery Film (SDF) melalui film Sangihe Not For Sale. 

Sebelumnya, Audro Cs hendak melaunching film secara offline di Sangihe pada Minggu malam 15 Agustus 2021 namun tak diizinkan Polres Sangihe dengan alasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sehingga sejumlah lembaga seperti Gerakan Cinta Damai Sulut (GCDS), AJI Manado, Save Sangihe Island (SSI), Yayasan Suara Nurani Minaesa (YSNM), Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulut, menggagas me-launching dan nonton bareng film tersebut tepat di Hari Kemerdekaan RI ke-76 tahun di Sekretariat AMSI Sulut, Jalan Elang Raya 3, Malalayang 1 Timur, Manado. 

“Film ini berdurasi 1 jam lebih dengan pengambilan gambar melalui handphone saja. Ini film dokumenter ketiga yang dibuat Sangihe Documentery Film,” ujar Audro dalam diskusi sebelum pemutaran film yang diikuti sejumlah warga secara virtual. 

Dia menyebutkan, film Sangihe Not For Sale memotret kondisi terkini masyarakat Sangihe melawan perusahan tambang emas PT Tambang Mas Sangihe (TMS). “Saya bangunkan teman-teman saya, kalian jangan tidur lama tapi cepat bangun karena daerah kita akan rusak dengan perusahan tambang. Namanya perusahan tambang pasti akan merusak tatanan hidup masyarakat dan melahirkan berbagai hal negatif lainnya,” ujar lelaki lulusan Intitut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini. 

Jull Takaliuang dari Save Sangihe Island (SSI), mengapresiasi semangat Audro Cs yang membuat film tersebut. “Perjuangan kami butuh energi yang panjang dan cara-cara kreatif melawan perusahan tambang yang punya duit besar. Salut Sangihe Documentery Film yang berjuang keras melahirkan film ini,” ujar aktivis perempuan Sulut ini. 

Kata dia, nantinya film ini akan menjadi media edukasi ketika turun menemui masyarakat di kampung-kampung. “Kita akan terus menggelorakan perjuangan bersama sehingga sejengkal pun tanah kita tidak direbut oleh perusahan tambang yang merugikan masyarakat kita sendiri,” imbuhnya. 

Ketua AMSI Sulut, Agust Hari, selaku tuan rumah launching dan noreng film berharap media memberikan porsi pemberitaan untuk kasus-kasus tambang, termasuk di Sangihe. 

“Saya kira launching dan noreng film di Sekretariat AMSI Sulut memberi semangat bahwa media ikut bersama memberitakan kasus tambang di Sangihe. Sekretariat ini tak hanya tempat berkumpul media dan jurnalis saja untuk pelatihan dan diskusi, tapi memberi ruang bagi masyarakat yang tertindas untuk berekspresi,” kata Agust didampingi Sekretaris AMSI Sulut, Supardi Bado. 

42 Ribu Hektar Akan Ditambang


Sekadar diketahui, Kabupaten Kepulauan Sangihe terletak di ujung utara Indonesia berbatasan dengan Filipina. Atau sekitar 8 jam menggunakan kapal dari Manado, Ibukota Sulawesi Utara. Daerah ini menyimpan potensi kekayaan alam yang melimpah, salah satunya perikanan. Lalu burung endemik dan berbagai hasil pertanian seperti pala dan cengkih.  

Sejak kasus ini bergulir, masyarakat kemudian menggugat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ke PTUN Jakarta akibat mengeluarkan izin seluas 42.000 hektar lahan warga yang akan ditambang di tujuh kecamatan dan 80 desa yang merupakan ruang hidup masyarakat dengan budaya dan adat istiadat, kekerabatan, kebiasaan, nilai sejarah, asal usul, makam leluhur dan makam keluarga. Juga nilai agama, rumah ibadah, sekolah dan ruang mata pencaharian. 

Warga mengajukan gugatan hukum atas keputusan Menteri ESDM yang keluar pada 29 Januari 2021 tentang persetujuan peningkatan tahap kegiatan operasi produksi kontrak karya PT Tambang Mas Sangihe. Gugatan diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, akhir Juni lalu. 

Sebab, proses perizinan tambang di Pulau Sangihe diduga menyalahi beberapa peraturan UU di Indonesia. Warga kaget karena tak pernah tahu proses izin amdal. Warga menolak tambang dan memilih tetap bertani cengkih, pisang, kelapa dan tanaman lain. Bagi warga, hasil tani dan kebun mencukupi kebutuhan bahkan biaya sekolah anak-anak mereka. 

Apalagi Pulau Sangihe termasuk kawasan rawan dan rentan bencana alam. Ada gunung berapi di tengah Pulau Sangihe yaitu Gunung Awu. Pulau Sangihe juga diapit dua gunung api bawah laut yakni Kawio di perairan utara Sangihe, dan Banua Wuku Mahangetang di selatan Sangihe. (*)

Nb: Ah, Sb, Ad

Jumat, 30 Juli 2021

Libatkan 100 Media Online, AMSI Luncurkan Riset Lanskap Media Digital Indonesia

Libatkan 100 Media Online, AMSI Luncurkan Riset Lanskap Media Digital Indonesia

BorneoTribun Jakarta -- Jurnalisme berkualitas perlu didukung lingkungan bisnis yang sehat dan berkelanjutan. Tidak dapat dipungkiri disrupsi digital dan pandemi COVID-19 berdampak besar pada model bisnis media. 

Sehingga perlu bagi media online di tingkat nasional atau lokal yang terus mengembangkan bisnis model yang tepat menyikapi kondisi tersebut.

Karena itu Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) meluncurkan Riset “Lanskap Media Digital di Indonesia: Menyambut Tantangan dan Peluang Digital untuk Media Online Lokal” secara daring (virtual) pada Kamis, 29 Juli 2021. 


Wahyu Dhyatmika, Sekretaris Jenderal Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) saat memberikan sambutan mengatakan memahami potret atau lanskap media online Indonesia diperlukan sebagai data awal (baseline) untuk menyusun langkah strategis membangun ekosistem digital yang mendukung pengembangan media online di Indonesia.

“Riset ini adalah riset komprehensif pertama yang memotret kondisi media digital Indonesia dan penting untuk merumuskan program-program peningkatan kapasitas pengelola media digital,” kata Wahyu Dhyatmika di Jakarta, Kamis (29/7) sore kemarin.

Ia menambahkan transisi pengelolaan media konvensional menuju media digital tidak dapat terelakkan lagi. Sementara itu realitas di lapangan menunjukkan banyak problem yang dihadapi dalam pengelolaan media digital mulai dari kapasitas manajemen bisnis, pemahaman jurnalisme sampai eksekusi menghasilkan produk berkualitas.  

“Karena itu diperlukan intervensi program yang tepat untuk mengatasi kesenjangan antara gagasan dan realitas. Langkah tersebut diperlukan sekaligus sebagai upaya untuk menyehatkan media digital, perbaikan kualitas jurnalisme dan penguatan civil society. Harapannya dengan media yang sehat percakapan di ruang publik akan lebih sehat, ”  katanya

Sedangkan Dondy Setya, Senior Rule of Law Government Relations Advisor USAID saat memberikan sambutan di acara yang sama mengatakan media memiliki peran penting untuk perbaikan kualitas demokrasi dan akuntabilitas di Indonesia. 

Hanya saja saat ini media menghadapi kondisi yang cukup berat karena kehadiran media sosial mendominasi pendapatan iklan (revenue), kehadiran influencer individu di platform media sosial, maraknya mis-disinformasi dan rendahnya literasi publik, yang mengancam kepercayaan masyarakat terhadap media.

“Peluncuran riset ini diharapkan dapat memberi wawasan terbaru untuk menjawab pertanyaan eksistensial peran kritikal media beberapa tahun ke depan, khususnya media di daerah. Ini bentuk Dukungan USAID agar media tetap dapat menjalankan peran pentingnya,” ujarnya.

AMSI mendapat dukungan dari Internews dan USAID melalui program USAID MEDIA untuk menyelenggarakan riset ini yang melibatkan 100 media online anggota AMSI baik media online lokal sejumlah 82 persen dan online di Jakarta sejumlah 18 persen,  sebagai responden utama.

Diskusi hasil riset ini juga mengundang Ignatius Haryanto (Periset Utama sekaligus Dosen Universitas Multimedia Nusantara), Citra Dyah Prastuti (Badan Pengawas dan Pertimbangan Organisasi dan Pemimpin Redaksi KBR.id, Jason Lambert (Senior Director-Media Business, Internews) dan Ronny W Sugiadha (Telkomsel) dengan moderator Maria Y. Benyamin (Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia).

Kegiatan ini diselenggarakan dalam dua bahasa dan dihadiri 125 orang peserta dari kalangan media, organisasi masyarakat sipil dan lembaga pemerintah, melalui platform Zoom maupun live streaming Youtube Asosiasi Media Siber Indonesia.

Jason Lambert menjelaskan media menghadapi tantangan yang besar saat ini karena kondisi lingkungan yang kurang mendukung. 

Tantangan itu diantaranya terkait kemampuan inovasi, COVID-19, dan turunnya tingkat kepercayaan publik. “Tingkat kepercayaan pada media turun pada beberapa tahun ini, karena naiknya dis dan mis-informasi. 

Masyarakat tidak tahu di mana menemukan berita yang dapat dipercaya. Khususnya berita COVID-19, terjadi blur informasi antara berita yang benar dan dis-informasi yang beredar, ini menjadi tantangan sendiri bagi media untuk mendapatkan kepercayaan publik,” ujarnya.  

Ia menambahkan ekosistem yang kurang mendukung lainnya bagi media, pendapatan iklan digital naik signifikan secara global, tapi dinikmati oleh perusahaan teknologi besar. Jason Lambert mendorong media terus melakukan inovasi.

Sedangkan Ignatius Haryanto mengatakan riset ini menggambarkan sikap optimisme para pelaku media menjalankan bisnis media, hanya saja tidak ditunjang dengan kemampuan memadai untuk menghadapi perubahan bisnis media ke depan. 

“Banyak yang masih menggunakan modal mandiri yang tidak besar, perangkat analitik yang sederhana, pemasukan yang tidak optimal, dan ketergantungan yang tinggi pada dengan iklan pemerintah, sehingga memunculkan pertanyaan pada independensi media ke depan,” ujarnya.

Tim riset menyusun laporan ini dengan membagi hasil survey berdasarkan responden Jakarta dan luar Jakarta dan analisis komparasi dari dua area tersebut. Ignatius menjelaskan pembagian tersebut dilakukan karena perbedaan kondisi antara media Jakarta dan luar Jakarta. “Terdapat perbedaan situasi yang signifikan antara media di Jakarta dan di luar Jakarta, terdapat disparitas terkait kapasitas dan pemanfaatan teknologi, yang masih cukup tinggi,” ujarnya.  

Temuan riset tersebut diantaranya terkait harapan pada kelangsungan (viability) dan keberlanjutan (sustainability) media di Indonesia, baik pada media di Jakarta dan di luar Jakarta menunjukkan para pengelola media Jakarta dan luar Jakarta masih memiliki harapan.

Pengelola media di Jakarta 88.2% merasa bahwa industri media masih memiliki harapan ke depan, sementara itu 79.7% pengelola media siber di luar Jakarta merasa bahwa industri media masih memiliki harapan, namun media harus melakukan inovasi, dan 19 % yang lain merasa bahwa industri media masih memiliki masa depan yang cerah.

Terkait dengan inovasi yang bisa dikembangkan untuk menjadikan media siber lebih sukses, pengelola media siber di Jakarta mengaku mengembangkan interaktivitas media lewat media sosial (24,1%), kemudian 22,2% responden menggunakan teknologi baru untuk penyebarluasan berita, dan 20,4% responden membangun sistem berlangganan lewat dompet digital seperti GoPay, Ovo, dan DANA.

Sementara itu 28,3% pengelola media siber di luar Jakarta percaya bahwa mengembangkan interaktivitas media lewat media sosial bisa menjadi inovasinya, sementara 23% responden menyatakan bahwa inovasi bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi baru untuk penyebarluasan berita.

Sehubungan dengan jumlah karyawan yang melek teknologi, pengelola media siber di Jakarta (sebanyak 25,0% responden) menyebut persentase karyawan yang punya kemampuan teknologi hanya 50% dari total karyawan. 

Ada 25,0% responden lainnya yang mengaku persentase karyawan yang punya kemampuan teknologi dalam perusahaan sudah mencapai 100%. Sisanya, (16,7% responden) mengaku baru 40% saja dari total karyawan dalam redaksi yang melek teknologi.

Sedangkan kondisi ini untuk media di luar Jakarta, 20,8% pengelola mengaku bahwa 50% karyawannya melek dengan teknologi, dan hanya 15,1% yang mengaku 80% karyawannya melek teknologi.

Temuan terkait dengan pemodal media, sebanyak 42,1% pengelola media siber di Jakarta mengaku pemodal mereka adalah pengusaha nasional, sementara 26,3% responden mengaku pemodal media siber adalah mandiri. Kemudian 21,1% responden yang memiliki pemodal media siber dari pengusaha lokal. Sisanya ada 10,5% yang mengaku pemodalnya adalah lembaga donor.


Kondisi sebaliknya pada media siber di luar Jakarta masih didominasi modal mandiri (66,2%). Sementara 21,5% mengaku pemodalnya adalah pengusaha lokal, dan 10,8% adalah pengusaha nasional.

Sebanyak 62,5% pengelola media siber di Jakarta mengaku sebagai bagian dari grup media tertentu, kemudian ada 37,5% responden yang mengaku bukan bagian dari grup media tertentu. Sedangkan di media siber luar Jakarta kondisinya 80,3% mengaku bukan bagian dari grup media tertentu. Hanya 18% yang mengaku merupakan bagian dari grup media tertentu. Hasil riset lengkap dapat dilihat pada lampiran di bawah ini.

Sb: AMSI

Rabu, 28 Juli 2021

Edukasi Penanganan Pandemi COVID-19 Bagi Pekerja Media dan Peluncuran AMSI Crisis Center COVID-19

Edukasi Penanganan Pandemi COVID-19 Bagi Pekerja Media dan Peluncuran AMSI Crisis Center COVID-19
Edukasi Penanganan Pandemi COVID-19 Bagi Pekerja Media dan Peluncuran AMSI Crisis Center COVID-19. 

BorneoTribun Jakarta -- Meningkatnya jumlah pasien akibat mutasi virus SAR-CoV-2, termasuk pada pekerja media dan keluarga, menggerakkan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) membentuk AMSI Crisis Center COVID-19. Peluncuran AMSI Crisis Center dilaksanakan pada Selasa, 27 Juli 2021, bersamaan dengan Diskusi Publik “Edukasi Penanganan COVID-19 bagi Pekerja Media”. 

Sebagai salah satu sektor esensial yang tidak bisa berhenti saat kondisi bencana, termasuk pandemi COVID-19.

Upi Asmaradhana, Koordinator Utama AMSI Crisis Center COVID-19 menyampaikan Tim Crisis Center dibentuk sebagai respon dari meningkatnya jumlah pekerja media yang terpapar COVID-19. 

“Tim ini akan memberikan edukasi (preventif) pada anggota yang terpapar agar cepat pulih, dengan harapan menurunkan angka fatalitas dan ke depan tidak ada lagi anggota yang terpapar. Ini adalah upaya di tengah keterbatasan kondisi saat ini,” kata Upi. 

Ketua Umum AMSI Wenseslaus Manggut menambahkan Tim Crisis Center ini berupaya membantu anggota. 

“Kami ini membantu pekerja media yang bingung saat awal terpapar, baik dari aspek medis, psikologi dan lain-lain sehingga membutuhkan kolaborasi dengan para ahli,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Dewan Pers Mohammad NUH menyampaikan saat membuka sekaligus meluncurkan AMSI Crisis Center COVID-19 menyampaikan, “Pembentukan AMSI Crisis Center ini adalah langkah real. 

Dewan Pers menyampaikan penghargaan atas upaya untuk meringankan beban (pekerja media) ini,” ujarnya. 

Ia menyampaikan saat kondisi turbulensi COVID-19 ini diperlukan upaya-upaya bersama yang tepat sesuai kasus yang dihadapi. 

“Diperlukan inovasi atau terobosan baru untuk menyelesaikan masalah baru (COVID-19), yang saat ini masih menjadi misteri ini. Perlu pendekatan multisektor, dilakukan bersama-sama didasari empati. AMSI Crisis Center-19 ini adalah bentuk empati,” katanya menambahkan. 


Panelis yang diskusi yang hadir dalam diskusi ini adalah dr. Adib Khumaidi, SpOT (Ketua Terpilih PB IDI & Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia), Sani Budiantini Hermawan, S.Psi. (Psikolog Sadari.id), dan dr. Widjanarko Brotosaputro (Direktur Pyridam Farma), dan Dr. dr. Lia G. Partakusuma, Sp.PK, MM, MARS (Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia-PERSI)

Adib Khumaidi saat sesi diskusi yang berlangsung secara virtual ini menyampaikan konsep yang dibuat AMSI sejalan dengan yang akan didorong IDI yaitu penguatan civil society untuk menjaga anggota komunitas dari risiko paparan, sakit dan mengurangi tingkat keparahan dan meninggal.

“Dari IDI kami siap mendukung agar pekerja media tetap sehat melalui telemedicine atau konsultasi. Karena virus ini akan terus bermutasi, yang bisa diintervensi adalah lingkungan dan orang-orangnya, dengan membuat aturan (standar operasional prosedure/ SOP) untuk mengurangi risiko paparan,” ujarnya. 

Sani Budiantini Hermawan menambahkan menjaga kesehatan mental pekerja media perlu sebagai upaya pencegahan atau terapi untuk pasien COVID-19. 

“Jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan rasa tidak sanggup menghadapi kondisi ini,” ujarnya. Ia menambahkan menjaga kesehatan mental dapat dilakukan oleh profesional atau orang-orang di lingkungannya dengan teknik yang baik. 

Sementara Widjanarko Brotosaputro mengingatkan konsumsi obat-obat perlu dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan petunjuk dokter dan kondisi pasien. 

“Termasuk mengkonsumsi vitamin tidak boleh berlebihan, perlu konsultasi dengan dokter atau apoteker. Jangan sampai karena takut COVID-1 kemudian mengkonsumsi obat-obat atau vitamin tanpa memperhatikan peruntukannya atau minum di luar takaran dosis. Apalagi jika mengkonsumsi antibiotik atau antivirus perlu hati-hati,” ujarnya. 

Sedangkan Lia G. Partakusuma menyampaikan kehadiran komunitas dalam penanganan COVID-19 sangat diperlukan. 

“Karena kita tidak bisa sendirian,” ujarnya. 

Saat ini dari 3084 rumah sakit, 989 rumah sakit ditunjuk menjadi rumah sakit rujukan COVID-19. Saat ini penambahan tempat tidur dari bulan Mei hingga 25 Juli telah naik tiga kali lipat menjadi 127.045 tempat tidur. 

“Tapi penambahan fasilitas (ruang isolasi khusus pasien COVID-19), tidak bisa naik cepat sejumlah tempat tidur,” ujarnya.

Ia mengatakan jumlah keterisian tempat tidur mulai naik di berbagai tempat.  Karena pasien yang datang ke rumah sakit dalam kondisi berat dan kritis. 

“Karena itu penting bantuan dari komunitas untuk menekan melalui edukasi 3M  untuk memutuskan rantai penularan. AMSI Crisis Center COVID-19 sangat penting, jika diperlukan membentuk command center,” katanya. 

AMSI Crisis Center COVID-19 dipimpin Koordinator Utama yaitu Upi Asmaradhana (CEO KGI Network), dengan melibatkan pengurus AMSI pusat dan daerah, serta para ahli di bidangnya masing-masing seperti: dokter, psikolog, agamawan dll. 

Kalangan dokter yang telah menyatakan kesediaannya yaitu: dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD (Direktur RS Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta), dr. Khoirul Hadi, SpKK (Dokter spesialis di Solo dan sekaligus penyintas COVID-19), dr. Adib Khumaidi, SpOT. (Ketua Terpilih PB IDI & Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia), dr. Mahesa Paranadipa Maikel, MH (Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi IDI & Ketua Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia), dr. Ulul Albab, SpOG. (Sekjen POGI JAYA).

Kalangan psikolog yang menyatakan mendukung tim ini adalah Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si. (Ketua HIMPSI Solo), Tim Psikolog Sadari.id, Elok Farida Husnawati, S.Psi. (HRD PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT). 

Sedangkan dari kelompok swasta yang bersedia memberikan dukungan adalah Pyridam Farma, dan jaringan Siloam Hospitals Group. “Saat ini Tim Crisis Center terus menjajaki kerja sama dengan pihak-pihak lainnya,” kata Upi Asmaradhana, Koordinator Utama AMSI Crisis Center COVID-19.


Link Youtube Peluncuran AMSI Crisis Center AMSI-19: https://www.youtube.com/watch?v=ubQXM2OkWV0

Narahubung:
Upi Asmaradhana, Koordinator Utama AMSI Crisis Center COVID-19 (+62 811-460-791)
Gaib Maruto, Ketua Tim A Pendataan dan Edukasi (+62 857-1526-1947)
Machroni Kusuma, Ketua Tim B Logistik (+62 877-0860-0066)
Rikando Somba, Ketua Tim C Advance Lapangan (+62 811-1043-079)
Hesthi Murthi, Program Manager AMSI (+62 812-9397-4993)

Penulis: AMSI

Hukum

Peristiwa

Pilkada 2024

Kesehatan

Lifestyle

Tekno