Berita Borneotribun.com: Arab Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Arab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Arab. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Mei 2021

Sebuah Pameran Karya Seniman Arab Terkemuka Galang Dana untuk Rekonstruksi di Gaza Palestina

Sebuah Pameran Karya Seniman Arab Terkemuka Galang Dana untuk Rekonstruksi di Gaza Palestina
Pengunjung melihat karya seni dalam pameran yang diadakan untuk penggalangan dana bagi Gaza, di Galeri Orient, Amman, Yordania, 25 Mei 2021. (REUTERS / Jehad Shelbak)

BorneoTribun Internasional - Sebuah pameran yang menampilkan karya sejumlah seniman Arab terkemuka digelar di ibu kota Yordania, Amman, untuk menggalang dana bagi upaya rekonstruksi di Gaza.

Keprihatinan akan situasi yang dihadapi warga Palestina di Jalur Gaza mendorong sejumlah seniman Arab terkemuka di Yaman untuk berbuat sesuatu. Mereka menggelar dan menjual karya mereka lewat sebuah pameran di Galeri Orient di Amman.

Galeri Orient menyelenggarakan pameran untuk penggalangan dana bagi Palestina, bekerja sama dengan Klub Alumni Universitas Amerika Beirut di Amman, dan Asosiasi Taawon. (Galeri Facebook / Orient)

Panitia penyelenggara mengatakan, lebih dari 30 seniman yang memiliki koneksi erat dengan galeri itu selama 25 tahun terakhir berpartisipasi dalam pameran tersebut. Mereka menyumbangkan karya mereka untuk dijual guna mengumpulkan dana yang sangat dibutuhkan bagi upaya rekonstruksi Gaza.

Galeri Orient menyelenggarakan pameran untuk penggalangan dana bagi Palestina, bekerja sama dengan Klub Alumni Universitas Amerika Beirut di Amman, dan Asosiasi Taawon. (Galeri Facebook / Orient)

Hala Jardaneh adalah direktur pelaksana Galeri Orient. "Pameran ini diadakan untuk mendukung rakyat Palestina dengan segala penderitaan mereka selama periode ini. Ini adalah tanggung jawab semua orang Arab, tidak hanya tanggung jawab Palestina saja atau Yordania saja.”

Sebanyak 50 buah karya senilai 82.000 dinar atau hampir 116 ribu dolar AS, dijual dalam pameran yang berlangsung dari Selasa hingga Kamis itu.

Pengunjung melihat karya seni dalam pameran yang diadakan untuk mengumpulkan dana bagi Gaza, di Galeri Orient di Amman, Yordania 25 Mei 2021. (REUTERS / Jehad Shelbak)

Maha Abu Samaan, seorang seniman keturunan Palestina yang terlibat dalam proyek penggalangan dana itu, merasa senang bisa berpartisipasi. "Sebagai seniman dan warga Palestina, saya ingin mendukung rakyat Palestina melalui kegiatan budaya. Sebagai seniman Palestina, saya ingin mengekspresikan diri untuk mendukung Palestina."

Pendapat serupa diungkapkan Abdulrahman Hamdan, seorang seniman Palestina lain yang juga terlibat. "Sebagai seniman, ini adalah satu-satunya hal yang dapat saya lakukan untuk mendukung negara saya, Palestina. Mungkin saya tidak dapat pergi ke sana untuk melakukan apa pun, tetapi setidaknya saya dapat melakukan sesuatu untuk mereka dan menyumbang kepada mereka dengan karya seni saya."

Dana yang terkumpul selama acara itu akan disumbangkan ke Welfare Association-Taawon, sebuah LSM Palestina yang misinya terfokus pada pembangunan berkelanjutan.

Menurut para petugas medis Palestina, ratusan serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 254 orang di Gaza dan melukai lebih dari 1.900 orang. Serangan-serangan itu juga menghancurkan beberapa bangunan komersial, sejumlah gedung apartemen dan banyak rumah pribadi di berbagai penjuru kawasan kantong pantai kecil itu.

Militer Israel menyebutkan jumlah korban tewas di pihak Israel mencapai 13 orang, dengan ratusan lainnya terluka, akibat serangan roket Hamas dan militan-militan Palestina lainnya di Gaza. Banyak warga Israel terpaksa mengungsi hingga sejauh Tel Aviv.

Gaza, dengan populasi sekitar dua juta orang, sekarang menghadapi tugas membangun kembali infrastruktur yang hancur setelah konflik keempat dengan Israel sejak Hamas menguasai daerah kantong itu pada 2007. [ab/uh]

Oleh: VOA

Jumat, 21 Mei 2021

Warga Yahudi dan Arab Israel Bentrok di dalam Israel

Warga Yahudi dan Arab Israel Bentrok di dalam Israel
Sebuah sinagoga dibakar akibat kerusuhan antaretnis di kota Lod, Israel.

BorneoTribun Internasional -- Kekerasan di Gaza dan Yerusalem telah meluas ke komunitas di seluruh Israel. Kerusuhan pecah di sejumlah kota di mana orang Yahudi dan warga Muslim (etnis Arab-Israel) hidup berdampingan. Kekerasan terparah terjadi di Lod, kota di dekat Tel Aviv.

Polisi Israel bertugas dalam protes di Lod. Ini adalah kota di Israel di mana orang Arab dan Yahudi hidup berdampingan. Tetapi kini orang-orang yang bertetangga itu saling berselisih.

Yoel Frankenburg adalah penduduk Yahudi. "Saya sudah tinggal di sini 12 tahun. Selama ini kami hidup bertetangga dengan baik. Tetapi dalam beberapa hari ini mereka mencoba membunuh kami."

Seorang petugas damkar berdiri di dekat mobil polisi yang terbakar akibat kerusuhan antaretnis di kota Lod, Israel.

Wahel, penduduk Arab, mengungkapkan, “Tadi malam, mereka membakar rumah kami, bisnis kami, mobil kami. Dengan membawa senjata, mereka mendekati anak-anak kami. Mereka harus diusir dari sini. Kalau tidak, akan terjadi perang besar di Lod.”

Lima sinagog dibakar di Lod dalam dua hari. Presiden Israel mengutuk serangan itu sebagai pogrom, istilah yang digunakan untuk serangan terhadap orang Yahudi di Eropa pada abad ke-19.

Eden Maltzur, pria Yahudi, dalam perjalanan ke Lod ketika massa menimpuki mobilnya dengan batu.

“Untungnya di belakang saya tidak ada mobil. Jadi, saya mundur, injak gas segera pergi. Saya hampir menabrak orang dan mobil. Saya tidak melihat apapun. Saya melihat kematian, kematian. Tahukah kamu apa kematian itu? Orang-orang menimpuki saya dengan batu, melempar batu ke arah saya."

Di dekat Bat Yam, sekelompok orang Yahudi mengepung dan memukuli seorang pria Arab sehingga ia harus dirawat di rumah sakit. Seorang pria Yahudi yang dipukuli di Lod meninggal karena luka-lukanya.

Kerusuhan itu menyebar ke kota-kota lain di mana warga Arab, sekitar 20 persen dari populasi Israel, tinggal bersama orang Yahudi. Setelah bentrokan tiga malam, perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan:

“Tidak ada yang bisa membenarkan orang Arab menghukum mati orang Yahudi dan tidak ada yang bisa membenarkan orang Yahudi menghukum mati orang Arab. Itu tidak bisa diterima. Itu bukan kita. Jangan lakukan kekerasan ini, kebiadaban ini. Kita akan mengembalikan ketertiban ke kota-kota Israel di mana pun, di semua kota."

Kembali ke Lod, penduduk Arab menghadapi pejabat kota dan menyalahkan mereka karena mendukung ekstremis Yahudi bersenjata, yang menurut mereka, dikerahkan ke Lod sebagai provokator.

Para pemimpin agama - Muslim, Kristen, Druze, dan Yahudi - mencoba menenangkan situasi. Masing-masing menyampaikan pesan video bahwa “Kekerasan bukanlah agama saya.”[ka/lt]

Oleh: VOA

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno