Berita Borneotribun.com: Israel-Palestina Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Israel-Palestina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Israel-Palestina. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 Mei 2021

Meski Gencatan Senjata Tercapai, RI Tetap Serukan Diakhirinya Pendudukan Israel

Meski Gencatan Senjata Tercapai, RI Tetap Serukan Diakhirinya Pendudukan Israel
Menlu RI Retno Marsudi membahas situasi Palestina-Israel dengan Presiden DK PBB Zhang Jun di markas PBB, New York, Kamis, 19 Mei 2021. (Courtesy: Twitter Menlu RI).

BorneoTribun Internasional -- Genjata senjata antara Israel dan Hamas telah tercapai, tetapi Indonesia bersama sejumlah menteri luar negeri, tetap menekankan perlunya dilangsungkan perundingan untuk menjawab isu utama yang memicu aksi kekerasan sebelas hari terakhir ini, yaitu pendudukan Israel.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan hal itu dalam konferensi pers virtual dari New York, Kamis (20/5) malam.

“Dalam pertemuan para menteri luar negeri dengan Presiden Majelis Umum yang dipegang oleh Turki, semua menteri luar negeri menekankan pentingnya tekanan diberikan agar negosiasi dapat segera dilakukan, untuk meng-address core issue (menangani masalah utama.red), yaitu pengakhiran pendudukan,” ujar Retno.

Retno menegaskan “setelah gencatan senjata dilakukan, harus diberi tekanan agar negosiasi segera dilakukan untuk menyelesaikan isu mendasarnya.” Meski tidak menyebut nama menteri-menteri luar negeri yang sepakat dengannya, Retno mengatakan “jika core issue tidak dapat diselesaikan, para menteri luar negeri yakin situasi serupa akan terulang lagi dan terulang lagi.”

“Dalam kesempatan itu, saya sampaikan pentingnya semua negara yang hadir agar menggunakan pengaruhnya agar isu mendasarnya, yaitu penjajahan, dapat diselesaikan,” tegas Retno.

Israel pada Kamis (20/5) sore “telah menyepakati gencatan senjata bersama, tanpa syarat” dengan kelompok militan Hamas. Gencatan senjata yang dijadwalkan dimulai pada Jumat (21/5) pukul 02.00 waktu setempat ini, akan mengembalikan ketenangan di Israel dan Gaza.

Hamas meluncurkan ratusan roket ke arah Israel sejak 10 Mei lalu sebagai pembalasan atas pengusiran 28 keluarga Palestina di permukiman Sheikh Jarrah, penutupan salah satu gerbang utama menuju ke Masjid Al Aqsa, dan serangan brutal terhadap jemaah masjid pada bulan suci Ramadan.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyampaikan alasan ini dalam surat tertanggal 18 Mei yang dikirimnya pada Presiden Joko Widodo.

Israel membalas serangan itu dengan melakukan serangan udara ke infrastruktur Hamas. Namun, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedkitnya 230 orang tewas, termasuk 65 anak-anak dan 39 perempuan. Lebih dari 1.700 lainnya luka-luka.

Menurut badan advokasi Save the Children, sedikitnya 50 sekolah rusak dan enam lainnya hancur total. Sementara melakukan perbaikan, hampir 42 ribu anak kini tidak lagi bersekolah.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan serangan Israel juga merusak sedikitnya 18 rumah sakit dan klinik, dan menghancurkan sebuah fasilitas kesehatan. Hampir separuh obat-obatan esensial juga telah habis.

Sementara di pihak Israel, sedikitnya 12 orang tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia lima tahu, seorang anak perempuan berusia 16 tahun dan seorang tentara. [em/ft]

Oleh: VOA

Warga Palestina di Yerusalem Timur Rayakan Gencatan Senjata

Warga Palestina di Yerusalem Timur Rayakan Gencatan Senjata
Sejumlah warga Palestina melambaikan bendera saat merayakan gencatan senjata antara Israel dan dua kelompok bersenjata Palestina di Kota Gaza, yang dimediasi oleh Mesir, Jumat, 21 Mei 2021. (Foto: AFP)

BorneoTribun Internasional -- Warga Palestina di permukiman Beit Hanina di Yerusalem Timur, Jumat (21/5), berkumpul untuk merayakan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Kembang api menghiasi langit, sementara sebagian orang melambai-lambaikan bendera Palestina dan Hamas. Banyak yang membunyikan klakson mobil mereka.

Gencatan senjata dimulai pukul 02.00 waktu setempat setelah Israel dan Hamas sama-sama menerima proposal Mesir untuk mengakhiri aksi kekerasan.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 230 warga Palestina tewas, termasuk 65 anak-anak dan 39 perempuan, dalam konflik sejak 10 Mei lalu itu. Sekitar 1.710 orang luka-luka.

Sementara di pihak Israel, 12 orang tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia lima taun dan seorang anak perempuan berusia 16 tahun. [em/ft]

Oleh: VOA

Indonesia Desak PBB Segera Ambil Tindakan Untuk Hentikan Kekerasan di Palestina

Indonesia Desak PBB Segera Ambil Tindakan Untuk Hentikan Kekerasan di Palestina
Menlu RI Retno Marsudi saat menyampaikan pernyataan dalam Debat Umum Sidang Pleno ke-67, Sidang Majelis Umum PBB yang berlangsung di Markas PBB, New York, AS, Kamis (20/05/2020). (Foto: Humas Kemlu)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah RI melalui Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menghadiri Debat Umum Sidang Pleno ke-67, Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB), Kamis (20/05/2021). Sidang Pleno yang berlangsung di Markas PBB, New York, Amerika Serikat ini membahas mata agenda 37 mengenai situasi di Timur Tengah dan agenda 38 mengenai isu Palestina.

Dalam pernyataan pembukaan, Menlu RI menegaskan bahwa kehadirannya ke Markas Besar PBB adalah demi kemanusiaan, demi keadilan masyarakat Palestina, dan untuk menyerukan penghentian kekerasan dan gencatan senjata demi menyelamatkan nyawa mereka yang tidak bersalah, termasuk perempuan dan anak-anak.

“Pendudukan dan agresi terus-menerus yang dilakukan Israel tidak hanya harus dikecam, tetapi juga merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. PBB harus segera mengambil tindakan nyata,” ujarnya dalam pernyataannya di hadapan negara anggota PBB yang hadir dalam sidang yang diselenggarakan secara fisik pertama yang dihadiri sejumlah Menteri Luar Negeri tersebut.

Dalam pertemuan yang dihadiri sebelas pejabat tingkat Menteri (Palestina, Indonesia, Turki, Pakistan, Arab Saudi, Qatar, Yordania, Kuwait, Maldives, Aljeria, Tunisia), Menlu RI menyerukan tiga langkah yang perlu dilakukan oleh PBB.

Pertama, penghentian kekerasan dan aksi militer guna mencegah jatuhnya lebih banyak korban. “Sidang Majelis Umum PBB perlu mendesak segera dilakukannya gencatan senjata yang berkelanjutan dan sepenuhnya dihormati. Segala cara harus ditempuh untuk meredakan situasi secepatnya, dan kami mendukung upaya Sekjen PBB terkait hal tersebut,” tegasnya.

Untuk mencegah terulangnya kebrutalan Israel di kemudian hari. Diperlukan kehadiran internasional (international presence) di Al-Quds guna memantau dan memastikan keselamatan rakyat Palestina di wilayah pendudukan. Kehadiran internasional tersebut juga bertujuan untuk melindungi status Al-Haram Al-Sharif sebagai tempat suci tiga agama.

Langkah kedua, yang diserukan Indonesia adalah memastikan akses bantuan kemanusiaan dan perlindungan warga sipil. SMU PBB bersama dengan badan-badan PBB lainnya perlu meningkatkan upaya untuk menyediakan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina yang terdampak.

“SMU PBB harus mendesak Israel membuka dan membolehkan akses pengiriman bantuan kemanusiaan, termasuk di Gaza yang telah dikepung selama lebih dari 13 tahun,” ujar Retno.

Langkah ketiga adalah mendorong dilangsungkannya negosiasi multilateral yang kredibel berdasarkan parameter-parameter yang disepakati secara internasional untuk mencapai “solusi dua-negara”. SMU PBB memiliki kewajiban moral dan politis untuk memastikan terjadinya negosiasi perdamaian tersebut.

“Kita harus menghentikan upaya sistemik kekuatan penjajah (Israel) yang bisa jadi tidak akan menyisakan apapun untuk dinegosiasikan. Jangan sampai rakyat Palestina tidak lagi punya pilihan selain menerima ketidakadilan sepanjang hidup mereka, ” tegas Menlu.

Retno juga mengatakan bahwa segala bentuk ketidakadilan harus segera diakhiri. Dunia harus terus memberikan dukungan bagi kemerdekaan Palestina dan melawan ketidakadilan.

Menutup pernyataannya, Menlu RI menyerukan agar seluruh dunia bersatu memperjuangkan keadilan bagi Palestina dan diakhirinya pendudukan ilegal oleh Israel.

“Hari ini kita menyelenggarakan pertemuan ini untuk satu tujuan, yaitu memastikan keadilan bagi rakyat Palestina. Pertemuan ini akan dilihat sebagai ujian bagi multilateralisme. Kita harus tetap berkomitmen dan bersatu dalam upaya melawan aksi ilegal Israel demi mengakhiri pendudukan di Palestina,” pungkasnya,

Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal PBB menyerukan segera dilakukannya gencatan senjata khususnya di jalur Gaza. Sekjen PBB juga menyampaikan kesedihan yang mendalam terhadap rusaknya infrastruktur dasar di Gaza dan kepedihan yang dihadapi anak-anak. Saat ini, Sekjen PBB juga menggarisbawahi pentingnya terus mempertahankan status quo Yerussalem. Pembangunan pemukiman illegal, pengusiran dan perobohan rumah bertentangan dengan international humanitarian law dan HAM.

Selain Sekjen PBB, dari data daftar pembicara setidaknya terdapat 103 negara dan organisasi internasional yang menyampaikan pernyataan nasionalnya dalam Debat Umum Sidang Pleno, Majelis Umum PBB.

Dalam beberapa hari ke depan, Menlu Retno juga akan melakukan serangkaian pertemuan bilateral untuk menggalang dukungan internasional bagi Palesti​​na. 

(HUMAS KEMLU/UN)

Jumat, 21 Mei 2021

Aksi Solidaritas Koalisi Rakyat NTB for Palestina di Mataram Berjalan Kondusif

Aksi Solidaritas Koalisi Rakyat NTB for Palestina di Mataram Berjalan Kondusif.

BorneoTribun Mataram, NTB - Perselisihan yang terjadi antara Negara Israel dengan Palestina telah menuai beragam aksi di seluruh dunia. Salah satu dukungan terlihat dari aksi solidaritas yang dilakukan sejumlah kelompok masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Mereka yang tergabung dalam Koalisi Rakyat NTB For Palestina antara lain Laskar NTB; Pemuda Pancasila; Remaja Masjid Nurul Huda; Laskar Mujahidin; Bajang Insyaf; Penujak Palestina Besemeton; dan Majelis Adat Sasak.

Aksi Solidaritas Koalisi Rakyat NTB for Palestina di Mataram Berjalan Kondusif.

Pada kegiatannya yang digelar Jumat (21/5/2021) pagi itu, massa aksi menyampaikan tuntutannya di depan Kantor Gubernur NTB, Kota Mataram.
Dalam tuntutannya, mereka mengecam seluruh tindakan Israel beserta sekutunya terhadap Palestina.

Kepada Pemerintahan Indonesia, massa aksi menuntut agar segera mengeluarkan pernyataan sikap dukungan kepada rakyat Palestina dan juga memutus hubungan internasional dengan Israel beserta sekutunya.

Gubernur NTB juga diminta untuk membuat pernyataan sikap dukungan kepada rakyat Palestina dengan konkrit dan jelas. Dengan cara menyurati pemerintah pusat dan meminta agar membentuk tim pengelola bantuan untuk Palestina secara terpadu dari seluruh rakyat NTB. Dalam hal tersebut, Gubernur NTB harus siap memfasilitasi para mujahid ke Palestina yang tergabung dalam koalisi rakyat NTB For Palestina berjihad Ke Palestina.

Usai menyampaikan tuntutannya, akhirnya Pemprov NTB yang diwakilkan Sekda NTB menemui massa aksi dan menyampaikan permintaan maaf atas ketidakhadiran Gubernur NTB.

Dalam kesempatannya, Sekda NTB mengatakan bahwa Pemprov NTB mengutuk dengan tegas seluruh tindakan zionis Israel yang melakukan penyerangan kepada rakyat Palestina hingga menyebabkan banyaknya korban jiwa. 

Bahkan ASN seluruh NTB telah diminta untuk secara suka rela melakukan penggalangan dana dan memberikan sedikit rejeki yang dimiliki untuk disumbangkan ke rakyat Palestina.

Usai mendengar penyampaian dari Sekda NTB massa aksi merasa puas dengan pernyataan Pemprov NTB dan meminta tanda tangan atas pernyataan sikap tersebut. Sebagai penutup, massa aksi membaca doa bersama dan membubarkan diri dengan tertib.

Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi, SIK, yang turun langsung memantau aksi solidaritas untuk Palestina bersama anggotanya dibantu personel Polda NTB dan TNI mengatakan bahwa giat tersebut berjalan dengan kondusif dan massa aksi tetap menjaga protokol kesehatan COVID-19 dengan baik. 

"Alhamdulillah aksi solidaritas untuk Palestina berjalan dengan kondusif, tertib dan tetap menjaga prokes hingga massa aksi membubarkan diri," kata Heri.

(Adbravo)

Warga Yahudi dan Arab Israel Bentrok di dalam Israel

Warga Yahudi dan Arab Israel Bentrok di dalam Israel
Sebuah sinagoga dibakar akibat kerusuhan antaretnis di kota Lod, Israel.

BorneoTribun Internasional -- Kekerasan di Gaza dan Yerusalem telah meluas ke komunitas di seluruh Israel. Kerusuhan pecah di sejumlah kota di mana orang Yahudi dan warga Muslim (etnis Arab-Israel) hidup berdampingan. Kekerasan terparah terjadi di Lod, kota di dekat Tel Aviv.

Polisi Israel bertugas dalam protes di Lod. Ini adalah kota di Israel di mana orang Arab dan Yahudi hidup berdampingan. Tetapi kini orang-orang yang bertetangga itu saling berselisih.

Yoel Frankenburg adalah penduduk Yahudi. "Saya sudah tinggal di sini 12 tahun. Selama ini kami hidup bertetangga dengan baik. Tetapi dalam beberapa hari ini mereka mencoba membunuh kami."

Seorang petugas damkar berdiri di dekat mobil polisi yang terbakar akibat kerusuhan antaretnis di kota Lod, Israel.

Wahel, penduduk Arab, mengungkapkan, “Tadi malam, mereka membakar rumah kami, bisnis kami, mobil kami. Dengan membawa senjata, mereka mendekati anak-anak kami. Mereka harus diusir dari sini. Kalau tidak, akan terjadi perang besar di Lod.”

Lima sinagog dibakar di Lod dalam dua hari. Presiden Israel mengutuk serangan itu sebagai pogrom, istilah yang digunakan untuk serangan terhadap orang Yahudi di Eropa pada abad ke-19.

Eden Maltzur, pria Yahudi, dalam perjalanan ke Lod ketika massa menimpuki mobilnya dengan batu.

“Untungnya di belakang saya tidak ada mobil. Jadi, saya mundur, injak gas segera pergi. Saya hampir menabrak orang dan mobil. Saya tidak melihat apapun. Saya melihat kematian, kematian. Tahukah kamu apa kematian itu? Orang-orang menimpuki saya dengan batu, melempar batu ke arah saya."

Di dekat Bat Yam, sekelompok orang Yahudi mengepung dan memukuli seorang pria Arab sehingga ia harus dirawat di rumah sakit. Seorang pria Yahudi yang dipukuli di Lod meninggal karena luka-lukanya.

Kerusuhan itu menyebar ke kota-kota lain di mana warga Arab, sekitar 20 persen dari populasi Israel, tinggal bersama orang Yahudi. Setelah bentrokan tiga malam, perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan:

“Tidak ada yang bisa membenarkan orang Arab menghukum mati orang Yahudi dan tidak ada yang bisa membenarkan orang Yahudi menghukum mati orang Arab. Itu tidak bisa diterima. Itu bukan kita. Jangan lakukan kekerasan ini, kebiadaban ini. Kita akan mengembalikan ketertiban ke kota-kota Israel di mana pun, di semua kota."

Kembali ke Lod, penduduk Arab menghadapi pejabat kota dan menyalahkan mereka karena mendukung ekstremis Yahudi bersenjata, yang menurut mereka, dikerahkan ke Lod sebagai provokator.

Para pemimpin agama - Muslim, Kristen, Druze, dan Yahudi - mencoba menenangkan situasi. Masing-masing menyampaikan pesan video bahwa “Kekerasan bukanlah agama saya.”[ka/lt]

Oleh: VOA

Sejumlah Anggota DPR AS dari Demokrat Usul Blokir Penjualan Senjata $735 Juta ke Israel

Sejumlah Anggota DPR AS dari Demokrat Usul Blokir Penjualan Senjata $735 Juta ke Israel
Unjuk rasa pro-Palestina di tengah meningkatnya konflik bersenjata Israel-Palestina di Boston, Massachusetts, Selasa, 18 Mei 2021. (Foto: Brian Snyder/Reuters)

BorneoTribun Amerika -- Anggota-anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari faksi Demokrat hari Rabu (19/5) mengusulkan resolusi untuk memblokir penjualan senjata berpemandu presisi pada Israel, yang senilai $735 juta. Ini merupakan tanggapan simbolis terhadap konflik Israel dan kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza.

Anggota DPR Alexandria Ocasio-Cortez, Mark Pocan, dan Rashida Tlaib adalah sponsor utama langkah itu, yang memiliki setidaknya enam sponsor lain, termasuk beberapa anggota faksi Demokrat yang berhaluan paling kiri di DPR.

Mereka termasuk di antara anggota Kongres yang menyerukan upaya AS yang lebih terpadu untuk menghentikan kekerasan, termasuk serangan udara Israel, yang telah menewaskan ratusan warga sipil, sebagian besar adalah warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza yang terkepung.

Pemerintahan Biden awal tahun ini telah menyetujui potensi penjualan senjata senilai $735 juta kepada Israel dan mengirimkannya ke Kongres untuk ditinjau secara resmi pada 5 Mei lalu. Berdasarkan undang-undang yang mengatur penjualan senjata kepada negara lain, anggota-anggota Kongres memiliki waktu 15 hari untuk menyampaikan keberatan.

“Ketika begitu banyak orang, termasuk Presiden Biden, mendukung gencatan senjata, kami seharusnya tidak mengirimkan persenjataan untuk melakukan 'serangan langsung' kepada Perdana Menteri Netanyahu, sehingga dapat memperpanjang aksi kekerasannya,” kata Ocasio-Cortez dalam pernyataannya.

Resolusi ini tampaknya tidak akan maju lebih jauh mengingat kantor Ketua DPR Nancy Pelosi mengontrol ketat undang-undang mana yang akan dilanjutkan hingga ke tingkat pemungutan suara, dan mana yang tidak. Para pemimpin kamar atau bidang di Kongres telah menyatakan dukungan untuk penjualan senjata pada Israel, termasuk tokoh nomor dua faksi Demokrat di DPR Steny Hoyer. Hoyer pada Selasa (18/5) terang-terangan mengatakan kepada wartawan bahwa ia mendukung penjualan senjata pada Israel itu.

Penjualan “Amunisi Serangan Langsung Bersama” atau “Joint Direct Attack Munitions” (JDAM) yang dibuat oleh Boeing Co. ketika itu dianggap sebagai sesuatu yang rutin, sebelum berawalnya aksi kekerasan sengit di kawasan itu.

Baik Partai Republik, maupun Partai Demokrat di Kongres, umumnya menyatakan dukungan kuat bagi Israel.

Israel telah menjadi penerima bantuan luar negeri Amerika terbesar sejak Perang Dunia Kedua, di mana saat ini bantuan militernya mencapai $3,8 miliar per tahun. [em/ft]

Oleh: VOA

Berhati-hatilah! Hina Palestina di Medsos berujung Penangkapan, Ini Penjelasan Polri

Berhati-hatilah! Hina Palestina di Medsos berujung Penangkapan, Ini Penjelasan Polri
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dalam aksi demo setelah pelaksanaan Salat Idulfitri di kompleks Masjidil Aqsa di Jerusalem, Kamis (13/5/2021). (Anadolu Agency/Mostafa Alkharouf)

BorneoTribun Jakarta – Bagi siapapun yang memuat konten penghinaan kepada Negara Palestina di media sosial (Medsos) akan berujung penangkapan.

Hal tersebut disampaikan Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan dalam jumpa pers di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, saat dilansir dari Okezone, Rabu kemarin (19/5/2021).

Dia menjelaskan, penangkapan itu bisa dilakukan tanpa harus memberikan peringatan Virtual Police Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri. Mengingat, konten penghinaan ke Palestina bersifat adu domba. 

"Tapi kalau yang sifatnya bisa mengadu domba bahkan menciptakan suasana yang bisa menjadikan kegaduhan itu bisa saja Direktorat Siber melakukan penangkapan. Jadi yang sifatnya ujaran kebencian bisa kami ingatkan," kata Ramadhan.

Belakangan ini marak, netizen memuat konten yang berujung penghinaan terhadap negara yang sedang bersitegang dengan Israel itu. 

Menurut Ramadhan, dalam beberapa kasus video tentang Palestina itu dapat membuat gaduh ditengah masyarakat bahkan sampai mengadu domba.

"Jadi harus dibedakan juga mana yang perlu mana juga yang sifatnya ini membahayakan apalagi mengadu domba bisa menciptakan perpecahan bangsa," ujar Ramadhan.

Ramadhan menyebut, fungsi Virtual Police adalah memberikan edukasi dan peringatan terhadap pemilik akun yang seringkali tak sadar telah memenuhi dugaan pelanggaran pidana ujaran kebencian dan/atau SARA.

"Virtual police itu sifatnya adalah memberikan peringatan juga memberikan edukasi terhadap postingan yang sifatnya ujaran kebencian," ucap Ramadhan.

Sebelumnya, kasus penghinaan Palestina terjadi di Nusa Tengara Barat (NTB). Seorang petugas kebersihan berinisial HL (23) ditangkap dan menjadi tersangka usai membuat konten serupa terkait penyerangan Palestina.

Pasal yang dikenakan terhadap HL adalah pelanggaran Pasal 28 Ayat (2) jo 45a (2) UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) soal ujaran kebencian terkait SARA. (red)

Kamis, 20 Mei 2021

Pemerintah RI harap penghentian kekerasan yang berkelanjutan di Gaza

Pemerintah RI harap penghentian kekerasan yang berkelanjutan di Gaza
Pelajar mengikuti aksi solidaritas untuk Palestina di Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Kamis (20/5/2021). Aksi yang diikuti berbagai elemen pelajar dan masyarakat tersebut untuk mengutuk penyerangan Israel ke Palestina sekaligus penggalangan dana sebagai bentuk dukungan dan bantuan untuk masyarakat Palestina. (ANTARA/Fauzan/rwa)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah Republik Indonesia (RI) mengharapkan penghentian kekerasan secara berkelanjutan di Gaza, yang kembali menjadi sorotan menyusul pecahnya pertempuran antara Israel dan gerilyawan Palestina.

Gencatan senjata tersebut diharapkan dapat diupayakan melalui sesi debat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang khusus membahas isu Palestina dan Timur Tengah pada Kamis (20/5) pagi waktu New York.

“Yang jelas harus ada gencatan senjata atau penghentian aksi kekerasan dan saling serang. Karena kita sangat prihatin dengan keselamatan manusia, jadi tidak bisa menunggu sampai serangan-serangan itu berhenti,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian A Ruddyard dalam pengarahan media virtual.

Penghentian kekerasan di Gaza, menurut Febrian, harus diupayakan secara berkelanjutan karena wilayah itu telah berkali-kali menjadi sasaran dalam konflik antara Israel-Palestina.

“Saat ini mengingat korban jiwa yang besar, sudah saatnya Majelis Umum berpikir untuk membuat suatu mekanisme yang memungkinkan berhentinya kekerasan, bukan hanya sementara tetapi sekaligus menyelesaikan masalahnya,” ujar Febrian.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah tiba di New York pada Rabu (19/5) untuk menghadiri serangkaian pertemuan yang akan membahas situasi Palestina. Di New York, Menlu RI telah bertemu dengan Presiden Sidang ke-75 Majelis Umum PBB Volkan Bozkir serta Presiden Dewan Keamanan PBB Zhang Jun.

Pertemuan Majelis Umum PBB tentang Palestina dan Timur Tengah dilaksanakan setelah kegagalan Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan agresi Israel atas wilayah Palestina.

Pertempuran antara Israel dan Hamas, faksi Palestina yang mengontrol wilayah Gaza, meletus sejak 10 hari lalu.

Hamas melancarkan serangan roket setelah adanya bentrokan antara polisi keamanan Israel dengan jamaah di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, dan menyusul kasus pengadilan oleh pemukim Israel untuk mengusir warga Palestina dari lingkungan di Yerusalem Timur yang dicaplok Israel.

Permusuhan kali ini adalah yang paling serius antara Hamas dan Israel selama bertahun-tahun, dan berbeda dari konflik Gaza sebelumnya. Hal itu telah memicu aksi kekerasan jalanan antara orang Yahudi dan Arab di kota-kota Israel.

Pejabat medis Palestina menyatakan 223 orang telah tewas dalam 10 hari pengeboman udara, sementara otoritas Israel mengatakan korban tewas di negara mereka sebanyak 12 jiwa.

Oleh: Antaranews

Ribuan warga Pakistan anak-anak dan kaum perempuan turun ke jalan mendukung rakyat Palestina

Para pengunjuk rasa Palestina berdemonstrasi sebagai rasa solidaritas mereka di tengah pertempuran Israel-Gaza, di Kota Tua Yerusalem, Selasa (18/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad/FOC/djo

BorneoTribun Internasional -- Ribuan orang termasuk anak-anak dan kaum perempuan pada Rabu (19/5) turun ke jalan-jalan di kota pelabuhan Karachi, Pakistan, guna menunjukkan solidaritas mendukung rakyat Palestina.

Aksi tersebut berlangsung di depan Karachi Press Club, sementara wartawan dan sejumlah selebritas juga menghadiri aksi tersebut.

Mereka menuntut agar Israel berhenti menyerang orang-orang yang tak bersalah.

Massa, yang membawa spanduk-spanduk pro Palestina, meneriakkan berbagai slogan anti Israel dan menyeru komunitas internasional agar mengintervensi masalah tersebut demi melindungi nyawa orang-orang Palestina yang tak bersalah.

Aksi susulan dari berbagai lapisan masyarakat di Pakistan diperkirakan akan digelar setelah aksi pada Rabu di Karachi.

Aksi menentang Israel berlangsung pada saat ketegangan antara Israel dan Palestina dilaporkan menyebabkan ratusan orang tewas dan terluka.

Sebelumnya pada pekan ini, Pakistan mengumumkan akan merayakan Hari Solidaritas untuk Palestina pada 21 Mei guna menunjukkan penentangannya terhadap serangan Israel.

Sumber: Xinhua

Netanyahu Tolak Seruan Biden untuk Redakan Ketegangan di Gaza

Netanyahu Tolak Seruan Biden untuk Redakan Ketegangan di Gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pengarahan kepada para duta besar untuk Israel, di pangkalan militer Hakirya, di Tel Aviv, Israel, Rabu,19 Mei 2021. (Foto: Sebastian Scheiner/Pool/AP)

BorneoTribun Internasional -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu (19/5), menolak seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk “menurunkan secara signifikan” pengeboman terhadap militan Hamas di Jalur Gaza dan mengarah pada gencatan senjata bagi bentrokan yang telah berlangsung selama sepuluh hari.

Sebaliknya, Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia “bertekad untuk melanjutkan operasi ini sampai tujuannya tercapai.”

Netanyahu mengatakan dia “sangat menghargai dukungan dari presiden Amerika,” tetapi Israel akan terus maju “untuk mengembalikan ketenangan dan keamanan kepada warga Israel.”

Menurut pejabat kesehatan setempat, pada Rabu (19/5) malam, jumlah korban tewas mencapai 227 di Gaza, termasuk 64 anak-anak. Dua belas orang tewas di Israel.

Israel dan militan Hamas di Jalur Gaza baku serang pada Rabu (19/5), meskipun banyak upaya oleh pihak-pihak regional dan internasional untuk melakukan gencatan senjata, termasuk upaya Biden dalam percakapan keempatnya dengan Netanyahu sejak permusuhan pecah pekan lalu.

Gedung Putih menyatakan bahwa Biden mengatakan kepada pemimpin Israel “dia mengharapkan penurunan yang signifikan hari ini dan menuju gencatan senjata.”

Gedung Putih tidak bersedia mengatakan apa yang akan terjadi jika Israel melanjutkan serangan pembomannya terhadap Gaza.

“Pendekatan kami adalah memastikan bahwa kami melakukan ini secara diam-diam, intensif, dengan cara diplomatik,” kata Gedung Putih.

Pada Rabu (19/5), Pentagon melaporkan bahwa Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara dengan mitranya dari Israel, Menteri Pertahanan Benny Gantz, untuk hari kedua berturut-turut.

Austin, sambil menegaskan hak Israel untuk membela diri, juga “mengungkapkan kembali keprihatinan yang mendalam atas hilangnya nyawa yang tidak berdosa,” menurut juru bicara Pentagon, John Kirby.

Sementara itu, kepada para diplomat asing, Netanyahu mengatakan, “kami saat ini sedang melakukan tindakan pencegahan sekuat mungkin.”

Pemimpin Israel itu menolak kritik terhadap kampanye udara Israel, dengan mengatakan pasukannya melakukan yang terbaik untuk menghindari korban sipil. Dia mengatakan pasukan Israel berusaha menggunakan “presisi yang tinggi” untuk menanggapi serangan, tetapi mereka tidak dapat mencegah semua kerusakan sebagai akibat samping.

Hamas mulai menembakkan serentetan roket ke Israel pada 10 Mei karena apa yang dikatakannya sebagai pelanggaran hak oleh Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem. Warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel dan 21 persen minoritas Arab di Israel melancarkan mogok umum pada hari Selasa sebagai aksi solidaritas dengan Hamas. [lt/em]

Oleh: VOA

Netanyahu Tolak Seruan Biden untuk Kurangi Serangan terhadap Militan di Gaza

Netanyahu Tolak Seruan Biden untuk Kurangi Serangan terhadap Militan di Gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

BorneoTribun Internasional -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Rabu (19/5) menolak seruan Presiden AS Joe Biden untuk "mengurangi secara signifikan" pemboman Israel terhadap militan Hamas di Jalur Gaza yang bisa mengarah pada gencatan senjata guna mengakhiri kekerasan yang sudah berlangsung 10 hari tersebut.

Sebaliknya, Perdana Menteri Netanyahu dalam sebuah pernyataan mengatakan "bertekad untuk melanjutkan serangan ini sampai tujuannya tercapai".

Netanyahu mengatakan bahwa ia "sangat menghargai dukungan dari presiden Amerika," tetapi Israel akan terus maju "untuk mengembalikan ketenangan dan keamanan bagi warga Israel."

Militan Israel dan Hamas di Jalur Gaza Rabu saling serang meskipun pihak-pihak regional dan internasional melakukan berbagai upaya untuk gencatan senjata, termasuk upaya Biden dalam percakapan keempatnya dengan Netanyahu sejak kekerasan itu pecah pekan lalu.

Gedung Putih mengatakan Biden menyampaikan kepada pemimpin Israel itu bahwa ia "mengharapkan penurunan yang signifikan sekarang guna mengarah pada gencatan senjata."

Gedung Putih menolak mengatakan apa yang akan terjadi jika Israel melanjutkan serangan pembomannya di Gaza. "Pendekatan kita adalah memastikan kita melakukan ini secara diam-diam, intensif, dengan cara diplomatik," kata Gedung Putih. [my/jm]

Oleh: VOA

Rabu, 19 Mei 2021

Kapal Selam dan Mobil milik Hamas Target Ledakan Israel

Kapal Selam dan Mobil Target Ledakan Israel
Ledakan terjadi dijalur Gaza setelah Israel melakukan serangan udara.

BorneoTribun Internasional - Kapal selam milik Hamas melepaskan roket ke arah kapal angkatan laut Israel.

Dikutip Mail Online, IDF (Israeli Defence Forces) mengatakan para militan di dalam mobil telah tewas kena target rudal.

Foto-foto mobil tersebut kemudian menunjukkan atapnya robek dalam pola yang menunjukkan sebuah rudal "Ninja" terbelah enam.

Rudal tersebut rirancang untuk menembus mobil, membunuh target dengan kerusakan yang cukup parah.

Selain itu, Pasukan pertahanan Israel tidak merinci apa yang akan ditargetkan Hamas dengan kapal selam mereka yang penuh dengan bahan peledak itu.

Kapal selam yang dihancurkan itu dioperasikan dari pantai di Gaza, kedalamannya beberapa meter dan diarahkan ke target, yang bisa jadi pantai israel atau kapal angkatan laut Israel.

Israel juga mengklaim berhasil menghancurkan 65 target lainnya milik Hamas di jalur Gaza.

Israel, Militan Palestina, Lancarkan Serangan Lintas Perbatasan

Israel, Militan Palestina, Lancarkan Serangan Lintas Perbatasan
Seorang pria Palestina memeriksa bangunan enam lantai yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Selasa dini hari, 18 Mei 2021. (AP)

BorneoTribun Internasional -- Israel melancarkan serangan udara, Selasa pagi (18/5) di Jalur Gaza, sementara militan Palestina menembakkan roket ke arah Israel, melanjutkan gelombang kekerasan antara kedua pihak yang telah berlangsung selama lebih dari sepekan.

Tidak ada laporan segera mengenai korban dari serangan terbaru ini. Serangan Israel kembali berfokus terhadap Kota Gaza, sementara militan menembakkan roket mengaktifkan sirene di Israel Selatan.

Pertempuran tersebut memicu keluarnya pernyataan keprihatinan dari masyarakat internasional dan upaya diplomatik untuk menghentikan kekerasan.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, Selasa (18/5) mengadakan pembicaraan dengan menteri-menteri luar negeri Uni Eropa untuk membahas cara terbaik mendukung upaya peredaan konflik.

Para pejabat AS telah berbicara mengenai upaya untuk bekerja di balik layar untuk menenangkan situasi, termasuk berkoordinasi dengan negara-negara lain di kawasan.

Bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, 18 Mei 2021. (REUTERS / Suhaib Salem)
Bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, 18 Mei 2021. (REUTERS / Suhaib Salem)

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki, hari Senin (17/5) mengatakan kepada wartawan, “Kami ingin mendeeskalasi sesegera mungkin,” dan bahwa berbagai tindakan akan diperlukan dari pihak Israel dan Hamas untuk mengakhiri kekerasan.

“Cara paling efektif yang kami rasa dapat dilakukan adalah melalui diplomasi yang tenang dan intensif, dan ini adalah fokus kami sekarang ini,” kata Psaki.

Dalam pembicaraan telepon hari Senin (17/5) dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Joe Biden menegaskan kembali dukungan bagi Israel untuk “membela diri dari serangan roket membabi buta,” sambil juga mendorong Israel untuk “memastikan perlindungan bagi warga sipil tak berdosa.”

“Presiden menyatakan dukungannya bagi gencatan senjata dan membahas dialog AS dengan Mesir dan mitra-mitra lain ke arah tujuan itu,” kata pernyataan dari Gedung Putih.

Sejak pertempuran dimulai pada 10 Mei, sedikitnya 200 orang Palestina telah tewas, termasuk sedikitnya 59 anak-anak dan 35 perempuan, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Sedikitnya 10 orang Israel tewas dalam serangan-serangan roket, termasuk seorang bocah berusia enam tahun.

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan ia akan mengadakan pembicaraan dengan Netanyahu dalam beberapa hari mendatang dan menyerukan gencatan senjata “sesegera mungkin.” Ia menambahkan bahwa Perancis mendukung upaya mediasi Mesir dalam konflik itu, yang menjadi kunci dalam mengakhiri pertempuran terdahulu antara Israel dan militan Palestina.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan ia berbicara hari Senin (17/5) dengan Netanyahu dan menyatakan dukungan bagi Israel untuk membela diri. [uh/ab]

Oleh: VOA

Serangan Udara Israel Kembali Hantam Gaza

Serangan Udara Israel Kembali Hantam Gaza
Asap dan kobaran api membubung di atas gedung saat serangan udara oleh Israel di tengah meningkatnya konflik bersenjata antara Israeli dan Palestinian di Kota Gaza, 17 Mei 2021.

BorneoTribun Internasional -- Israel, Senin (17/5), menghantam Kota Gaza dengan serangan udara, menewaskan seorang komandan senior militan Palestina, sementara kelompok militan Palestina memulai lagi serangan roket ke Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sejak pertempuran dimulai pada 10 Mei, sedikitnya 200 warga Palestina telah tewas, termasuk setidaknya 59 anak-anak dan 35 perempuan. Semenara di pihak Israel, sedikitnya 10 orang tewas dalam serangan roket Hamas, termasuk seorang anak berusia 6 tahun.

Militer Israel mengatakan pihaknya telah menghancurkan terowongan sepanjang 15 kilometer di Gaza yang digunakan oleh Hamas, serta gedung lima lantai yang menampung Kementerian Urusan Agama yang dikelola Hamas. Serangan ini menewaskan komandan bersenjata Jihad Islam untuk Gaza utara, Hussam Abu Harbeed.

Sebagai tanggapan, Jihad Islam menembakkan roket ke Ashdod, kota pesisir di Israel. Para pejabat mengatakan tujuh orang terluka.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pidatonya, Senin (17/5) mengatakan Israel akan “terus menyerang target terror” dan akan “terus beroperasi selama diperlukan untuk mengembalikan ketenangan dan keamanan bagi semua warga Israel.”

Sayap bersenjata Hamas bertekad akan menembakkan lebih banyak roket.

Juru bicara Abu Ubaida mengatakan, “Musuh kriminal Zionis meningkatkan pemboman rumah dan apartemen dalam beberapa jam terakhir, dan karena itu, kami memperingatkan musuh bahwa jika tidak segera menghentikannya, kami akan melanjutkan serangan roket ke Tel Aviv,” menurut kantor berita Reuters.

Juga pada Senin (17/5), seorang pria Israel meninggal karena luka-lukanya setelah diserang minggu lalu oleh sekelompok warga Arab di pusat kota Lod, komunitas campuran Yahudi-Arab yang telah menjadi titik panas dalam pertempuran terakhir. [lt/em]

Oleh: VOA

Desak PBB Bertindak Cepat Atasi Krisis di Gaza, Menlu RI Terbang ke New York

Desak PBB Bertindak Cepat Atasi Krisis di Gaza, Menlu RI Terbang ke New York
Menlu RI Retno Marsudi terbang ke New York untuk menghadiri pertemuan tentang krisis Israel-Palestina di sidang Majelis Umum PBB.

BorneoTribun Jakarta -- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi hari Selasa (18/5) terbang ke New York untuk melangsungkan pertemuan tentang krisis Israel-Palestina di sidang Majelis Umum PBB. Sumber VOA di PBB mengatakan pertemuan itu akan berlangsung hari Kamis (20/5).

Sebelumnya dalam debat terbuka tentang isu Israel-Palestina di Dewan Keamanan PBB akhir pekan lalu, Indonesia telah menyerukan agar PBB segera mengambil tindakan cepat untuk meredakan situasi di Timur Tengah, menghentikan semua tindakan permusuhan dan ilegal, dan memastikan agar Israel mematuhi aturan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan dengan hal itu.

Duta Besar Indonesia untuk PBB, Mohammad K. Koba dalam pernyataan tertulisnya mengatakan, “Dewan Keamanan PBB tidak dapat tinggal diam ketika dikonfrontir dengan ancaman terang-terangan terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Juga ketika terus terjadi aksi kekerasan serta pelanggaran terhadap hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB, karena hal itu akan merusak kredibilitas dan legitimasi dewan.”

Indonesia Bertekad Hasilkan Keputusan Lebih Konkrit

Menggemakan pernyataan Organisasi Konferensi Islam OKI, Indonesia menyampaikan tekad “untuk melakukan tindakan dan mengambil keputusan di Majelis Umum PBB jika Dewan Keamanan gagal memenuhi fungsi tanggung jawabnya.”

Indonesia juga mengingatkan bagaimana menderitanya orang-orang di lapangan yang menghadapi langsung konsekuensi krisis yang terjadi ketika para diplomat menghabiskan waktu untuk berdebat.

“Situasi ini berpotensi memburuk dalam beberapa hari ke depan” dan terjadi di tengah situasi yang memprihatinkan akibat pandemi COVID-19, ujar Koba. Untuk itu Indonesia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina dan menyerukan kepada Israel untuk tidak menghambat bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan di wilayah Palestina yang diduduki Israel dan kota Al Quds Al Sharif.

Merujuk pada pernyataan bersama Presiden Indonesia Joko Widodo, Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah dan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyidin Yassin, Duta Besar Indonesia Untuk PBB Mohammad K. Koba menggarisbawahi pentingnya upaya bersama untuk mencegah terulangnya kekejian serupa di masa depan.

“Presiden kami, bersama Perdana Menteri Malaysia dan Sultan Brunei Darussalam telah menyerukan kepada kedua pihak untuk menerima kehadiran sementara masyarakat internasional di kota Al Quds, untuk memonitor penghentian permusuhan di Wilayah Pendudukan Palestina,” tegasnya.

Ditambahkan bahwa, “Perluasan permukiman ilegal, pemaksaan pengusiran dan penghancuran bangunan-bangunan milik Palestina – yang dapat menimbulkan kerugian besar bagi penduduk di Wilayah Pendudukan Palestina – harus segera dihentikan karena “secara terang-terangan melanggar hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan dengan hal itu, yang menjadi hambatan utama untuk mencapai resolusi damai.”

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sejak pertempuran berkecamuk pada 10 Mei lalu, sedikitnya 200 warga Palestina tewas, termasuk 59 anak-anak dan 35 perempuan. Sementara di pihak Israel, sedikitnya 10 orang tewas dalam serangan roket, termasuk seorang anak berusia enam tahun. [em/aa]

Oleh: VOA

Beberapa Kota di Indonesia Gelar Protes Serangan Udara Israel Terhadap Palestina

Anggota organisasi buruh membawa spanduk saat melakukan protes terhadap Israel di luar gedung PBB di Jakarta, 18 Mei 2021. (Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

BorneoTribun Jakarta -- Ratusan pengunjuk rasa pro-Palestina berpawai menuju Kedutaan Besar AS di Jakarta yang dijaga ketat, Selasa (18/5). Mereka menuntut diakhirinya serangan udara Israel di Jalur Gaza.

Sambil mengibar-ngibarkan bendera Indonesia dan bendera Palestina, serta poster-poster bertuliskan “Bebaskan Palestina”, beberapa ratus pengunjuk rasa berkumpul di sepanjang sebuah jalan utama di Jakarta yang membentang di luar kedutaan itu. Lebih dari 1.000 polisi dikerahkan di sekitar kompleks tersebut, yang diblokir oleh pemisah jalan beton.

Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel dan tidak ada Kedutaan Besar Israel di Indonesia.

Sejumlah anggota organisasi buruh Indonesia memegang bendera Palestina saat melakukan aksi protes terhadap Israel di luar gedung PBB di Jakarta, 18 Mei 2021. (Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Satu kelompok pengunjuk rasa, yang diorganisir oleh kelompok Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), meneriakkan “Allahu Akbar” dan “Kebebasan untuk Palestina'' saat mereka berpawai. Spanduk-spanduk dan poster-poster mereka mengecam serangan udara di Gaza dan mengecam dukungan kuat Amerika terhadap Israel.

Kelompok lain, yang diorganisir oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), menggelar aksi serupa beberapa ratus meter dari kedutaan. Mereka meneriakkan “Selamatkan Palestina'' saat berpawai melalui pusat kota Jakarta menuju kantor misi PBB.

Protes-protes serupa yang diorganisir oleh serikat-serikat pekerja berlangsung pada waktu yang sama, Selasa, di kota-kota lain di Indonesia, termasuk di Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Makassar dan Riau.

Pihak berwenang memperingatkan para demonstran untuk menjaga jarak sosial selama demonstrasi untuk mencegah penyebaran virus corona.

Indonesia telah lama menjadi pendukung kuat Palestina dan Presiden Joko Widodo sudah menyatakan mengutuk serangan udara Israel tersebut.

“Agresi Israel harus dihentikan, '' cuit Jokowi, Minggu (16/5), di Twitter.

Dalam pernyataan bersama yang dirilis Minggu (16/5) malam, Jokowi, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dan meredakan situasi.

Seorang anggota organisasi buruh Indonesia memegang bendera Palestina saat melakukan aksi protes terhadap Israel di luar gedung PBB di Jakarta, 18 Mei 2021. (Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Ketiga pemimpin negara mayoritas Muslim di Asia Tenggara itu juga mendesak Dewan Keamanan PBB segera bertindak untuk menjamin keamanan dan perlindungan warga sipil Palestina. Mereka juga menyerukan agar Majelis Umum PBB segera menghasilkan resolusi untuk mengakhiri kekejaman terhadap rakyat Palestina.

Israel mengatakan, saat ini akan melanjutkan serangannya terhadap Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, sementara AS mengisyaratkan tidak akan menekan kedua belah pihak untuk melakukan gencatan senjata meski Presiden Joe Biden mengatakan ia mendukungnya.

Setidaknya 212 warga Palestina tewas dalam serangan udara sepekan lalu, termasuk 61 anak-anak dan 36 perempuan, dengan lebih dari 1.400 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sepuluh orang di pihak Israel, termasuk seorang anak laki-laki berusia lima tahun dan seorang tentara, tewas dalam serangan roket yang diluncurkan dari kawasan sipil di Gaza menuju kawasan sipil di Israel. [ab/uh]

Oleh: VOA

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pilkada 2024

Lifestyle

Tekno