Berita Borneotribun.com: Kapal Tanker Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Kapal Tanker. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kapal Tanker. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 April 2021

Harus Bayar Denda $900 Juta, Kapal Kargo 'MV Ever Given' Disita Mesir

Harus Bayar Denda $900 Juta, Kapal Kargo 'MV Ever Given' Disita Mesir
Foto udara saat kapal kargo raksasa "MV Ever Given" terjebak secara melintang di Terusan Suez, Mesir dan memblokade pelayaran selama berhari-hari (27/3).

BorneoTribun -- Kapal kargo raksasa yang terjebak di Terusan Suez, Mesir dan melumpuhkan perdagangan dunia selama hampir seminggu, telah "disita" atas perintah pengadilan sampai pemilik kapal itu membayar kompensasi $900 juta, kata pengelola terusan itu hari Selasa (13/4).

Kapal MV Ever Given seberat 200.000 ton, terjepit melintang akibat badai pasir pada 23 Maret, memicu upaya besar-besaran selama enam hari oleh personel Mesir dan petugas khusus penyelamatan internasional untuk melepaskannya.

Perusahaan data maritim Lloyd's List mengatakan, terjepitnya kapal yang lebih panjang dari empat lapangan sepak bola itu, menunda muatan barang bernilai $ 9,6 miliar yang berlabuh antara Asia dan Eropa setiap hari karena macet.

Mesir juga kehilangan pendapatan antara $ 12 sampai $ 15 juta karena terusan itu tertutup setiap hari, menurut otoritas kanal.

Kapal "Ever Given" disita karena gagal membayar ganti rugi $ 900 juta, kata Kepala Otorita Terusan Suez, Osama Rabie seperti dikutip surat kabar milik pemerintah, Al-Ahram.

Kapal milik Jepang yang dijalankan oleh Taiwan dan berbendera Panama itu dipindahkan ke tempat berlabuh yang tidak mengganggu di Great Bitter Lake di Terusan itu, setelah berhasil dikeluarkan pada 29 Maret.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menolak pelebaran bentangan di selatan kanal, di mana kapal kargo itu terjebak secara melintang.

Terusan Suez memberi pemasukan untuk ekonomi Mesir lebih dari $5,7 miliar pada tahun anggaran 2019-2020. [ps/jm]

Oleh: VOA

Selasa, 15 Desember 2020

Ledakan Guncang Kapal Tanker Berbendera Singapura di Pelabuhan Saudi

Kapal tanker minyak BW Rhine di Selat Singapura dalam foto selebaran tahun 2018. (Hafnia / Handout via REUTERS)

BorneoTribun - Ledakan mengguncang sebuah kapal tanker berbendera Singapura di pelabuhan Arab Saudi di Jeddah, Senin (14/12), kata pemilik kapal itu. Kerajaan itu mengatakan kapal itu ditabrak kapal bermuatan bahan peledak dalam sebuah serangan "teroris".

Ke semua dari 22 pelaut di kapal tanker BW Rhine itu berhasil menyelamatkan diri tanpa cedera setelah ledakan itu terjadi tepat lepas tengah malam, kata perusahaan pelayaran yang berbasis di Singapura, Hafnia. Perusahaan itu tidak mengesampingkan kemungkinan tumpahan minyak.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan terbaru terhadap target sektor energi Saudi. Namun, insiden ini terjadi ketika pemberontak Houthi, yang didukung Iran di negara tetangganya, Yaman, meningkatkan serangan lintas perbatasan terhadap Arab Saudi.

"BW Rhine telah diserang oleh sumber eksternal ketika sedang membongkar muatan di Jeddah. Serangan itu menyebabkan ledakan dan kebakaran di kapal itu," kata Hafnia dalam sebuah pernyataan.

"Para awak telah memadamkan api dengan bantuan dari pemadam kebakaran pantai dan kapal tunda," tambahnya.

Kapal itu "diserang oleh sebuah kapal berisi bahan peledak," kata laporan kantor berita resmi Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA). Laporan itu mengutip seorang juru bicara kementerian energi yang mengecam serangan "teroris" itu.

"Insiden itu tidak menimbulkan korban jiwa, dan tidak ada kerusakan yang terjadi pada fasilitas bongkar muat, juga tidak memengaruhi pasokan," kata SPA, tanpa menyebutkan siapa yang berada di balik serangan itu.

"Aksi-aksi terorisme dan vandalisme ini, yang diarahkan pada instalasi vital, jauh di luar kerajaan dan fasilitas vitalnya, sehingga tidak mengganggu keamanan dan stabilitas pasokan energi ke dunia dan ekonomi global."

Jeddah, adalah kota terbesar kedua di Saudi. Di sana terletak pelabuhan utama Laut Merah dan pusat distribusi perusahaan raksasa minyak Arab Saudi, Aramco. Hafnia melaporkan "kerusakan di lambung kapal" akibat ledakan itu.

"Ada kemungkinan sejumlah minyak bocor dari kapal, tetapi ini belum dikonfirmasi dan peralatan saat ini menunjukkan tingkat minyak di kapal berada pada tingkat yang sama seperti sebelum kejadian," katanya.

Dryad Global, perusahaan intelijen maritim yang berbasis di London, juga melaporkan ledakan itu, dan mengatakan bahwa ledakan itu menghantam kapal ketika "melakukan kegiatan di pelabuhan tanker utama di pelabuhan perusahaan Arab Saudi, Aramco di Jeddah".

Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan pihaknya mengetahui ada ledakan dan memperingatkan kapal-kapal di daerah tersebut agar "ekstra hati-hati". [my/ka]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno