Berita Borneotribun.com: Satelit Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Satelit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Satelit. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 Januari 2024

Pioneer 10: Pesawat Ruang Angkasa yang Terus Mengirim Data Meski Tua

Pesawat Ruang Angkasa Pioneer 10 milik NASA
Pesawat Ruang Angkasa Pioneer 10 milik NASA. (Gambar ilustrasi)
JAKARTA – Pada tanggal 22 Januari 2003, Pesawat Ruang Angkasa Pioneer 10 milik NASA mengirimkan transmisi data terakhirnya ke Bumi. 

Pioneer 10 mencatat sejarah sebagai misi luar angkasa pertama NASA yang berhasil melewati sabuk asteroid, mengunjungi Jupiter, dan melintasi planet luar. 

Pesawat Ruang Angkasa Pioneer 10 milik NASA. (Gambar ilustrasi)
Pesawat Ruang Angkasa Pioneer 10 milik NASA. (Gambar ilustrasi)
Saat ini, pesawat ini sedang menjauh dari tata surya, telah menempuh perjalanan lebih dari 10 miliar mil dari Bumi.

Meskipun dirancang awalnya untuk bertahan selama 21 bulan, Pioneer 10 terus mengumpulkan dan mengirimkan data selama lebih dari 30 tahun. 

Pasokan listrik radioisotopnya akhirnya rusak, dan NASA tak dapat lagi menghubunginya.

Berita lainnya pada 21 Januari 1960, ketika monyet bernama Miss Sam diluncurkan dengan roket Little Joe untuk membantu uji sistem pelarian pesawat ruang angkasa Mercury NASA. 

Pesawat Ruang Angkasa Pioneer 10 milik NASA. (Gambar ilustrasi)
Pesawat Ruang Angkasa Pioneer 10 milik NASA. (Gambar ilustrasi)
Meski hanya mencapai ketinggian sekitar 9 mil, Miss Sam berhasil melewati uji psikomotorik dengan menarik tuas menggunakan lampu sebagai isyarat selama penerbangan 8,5 menit. 

Roket tersebut akhirnya membawa astronot Amerika pertama ke luar angkasa.

Sumber: Space.com

Kamis, 06 Mei 2021

SpaceX telah menerima lebih dari 500 ribu pra pemesanan Layanan internet satelit Starlink

SpaceX telah menerima lebih dari 500 ribu pra pemesanan Layanan internet satelit Starlink
Satelit Starlink milik Tesla (Teslarati)

BorneoTribun.com -- SpaceX telah menerima lebih dari 500 ribu pra pemesanan untuk layanan internet satelit Starlink dan mengantisipasi tidak ada masalah teknis memenuhi permintaan tersebut, kata pendiri Elon Musk pada hari Selasa (4/5).

"Satu-satunya batasan adalah kepadatan pengguna yang tinggi di wilayah perkotaan. Kemungkinan besar, semua 500 ribu awal akan menerima layanan. Lebih banyak tantangan saat kami masuk ke dalam beberapa juta pengguna," cuit Elon Musk.

Hal itu dia sampaikan menanggapi sebuah posting dari seorang reporter CNBC yang mengatakan deposit 99 dollar AS yang diambil SpaceX untuk layanan itu sepenuhnya dapat dikembalikan dan tidak menjamin layanan.

SpaceX belum menetapkan tanggal peluncuran layanan Starlink, tetapi layanan komersial itu kemungkinan tidak akan ditawarkan pada tahun 2020 seperti yang telah direncanakan sebelumnya, dilansir Reuters, Rabu.

Perusahaan berencana untuk nantinya menyebarkan total 12.000 satelit dan mengatakan konstelasi Starlink akan menelan biaya sekitar 10 miliar dollar AS.

Membangun dan mengirim roket ke luar angkasa adalah bisnis padat modal, tetapi dua orang terkaya di dunia, pendiri Amazon Jeff Bezos dan Musk, yang juga merupakan kepala produsen mobil Tesla Inc telah menginvestasikan miliaran dolar selama bertahun-tahun untuk membuat terobosan di pasar ini.

Musk dan Bezos telah berdebat secara terbuka mengenai rencana satelit yang bersaing.

Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) bulan lalu menyetujui rencana SpaceX untuk mengerahkan beberapa satelit Starlink di orbit bumi yang lebih rendah dari yang direncanakan, tetapi menyertakan sejumlah persyaratan untuk memastikan keamanan rencana tersebut.

SpaceX setuju untuk menerima bahwa satelit mereka mungkin mengalami gangguan dari satelit yang digunakan di bawah proyek satelit Sistem Kuiper Amazon.

Oleh: Antaranews

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno