Berita Borneotribun.com: Serangan Ransomware Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Serangan Ransomware. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Serangan Ransomware. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Juli 2021

"Ransomware" Serang Ratusan Perusahaan di Amerika Serikat

"Ransomware" Serang Ratusan Perusahaan di Amerika Serikat
"Ransomware" Serang Ratusan Perusahaan di Amerika Serikat.

BORNEOTRIBUN.COM - Serangan perusak perangkat lunak (ransomware) telah melumpuhkan jaringan setidaknya 200 perusahaan di Amerika Serikat.

Itu menurut seorang peneliti keamanan siber yang perusahaannya menanggapi insiden itu. 

John Hammond dari perusahaan keamanan Huntress Labs mengatakan, sindikat penyebar virus ransomware besar yang berbahasa Rusia, tampaknya berada di balik serangan itu. 

Ia mengatakan, para penjahat di 'Geng Revil' menarget pemasok perangkat lunak bernama Kaseya, yang menggunakan perangkat lunak manajemen jaringannya sebagai saluran untuk menyebarkan ransomware lebih luas. 

Peneliti lain setuju dengan penilaian Hammond. Tidak segera jelas berapa banyak pelanggan Kaseya yang mungkin terkena atau siapa mereka. 

"Kaseya menangani perusahaan besar hingga usaha kecil di dunia, sehingga akhirnya berpotensi menyebar ke berbagai skala bisnis," kata Hammond dalam pesan langsung di Twitter. 

Serangan siber semacam itu biasanya menyusup ke perangkat lunak yang banyak digunakan dan menyebarkan program jahat ketika diperbarui secara otomatis. 

Tidak jelas berapa banyak pelanggan Kaseya yang mungkin terkena atau siapa mereka. 

Kaseya mendesak pelanggan dalam sebuah pernyataan di situs webnya untuk segera mematikan server yang menjalankan perangkat lunak yang terkena virus itu. 

Dikatakan serangan itu terbatas pada "sejumlah kecil" pelanggannya. 

Peneliti keamanan siber Jake Williams, Presiden Rendition Infosec mengatakan, ia telah bekerja dengan enam perusahaan yang terkena ransomware. 

Bukan kebetulan kalau ini terjadi sebelum akhir pekan tanggal 4 Juli, ketika staf Teknologi Informasi telah banyak yang libur, tambahnya. [ps/ah]

Oleh: VOA

Rabu, 21 April 2021

UMKM masih jadi Target Serangan Ransomware

UMKM masih jadi target serangan ransomware
Ilustrasi serangan di dunia siber (cyber attack). (msn.com)

BorneoTribun Jakarta -- Kaspersky melihat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia masih menjadi sasaran serangan ransomware tahun ini meski jumlahnya menurun.

"Menurunnya deteksi ransomware di kawasan ini seharusnya tidak membuat kita terlena. Sejak tahun lalu, kami telah menggarisbawahi evolusi ancaman tersebut. Grup ransomware sekarang lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas," General Manager Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, dalam siaran pers, dikutip Selasa.

Laporan Kaspersky Security Network menemukan upaya ransomware di kawasan Asia Tenggara pada 2020 menurun dibandingkan 2019, termasuk untuk Indonesia.

Kaspersky mendeteksi ada 439.743 upaya serangan ransomware di Indonesia pada 2020, jumlah turun signifikan dibandingkan 2019 yang sebanyak 1.158.837.

Tren penurunan serangan ransomware juga terjadi di Thailand, Malaysia, Filipina dan Vietnam. Kaspersky melihat tren ini akibat penurunan jumlah deteksi ransomware Wannacry, yang cukup mendominasi dari ransomware yang terdeteksi.

Ransomware merupakan malware yang menginfeksi komputer, kemudian ia akan mengenkripsi data dan memblokir akses pengguna. Penyerang akan meminta tebusan agar korban bisa kembali mengakses data dan sistem.

Serangan ini menjadi salah satu ancaman yang paling sering mengintai sektor UMKM di Asia Tenggara.

Meski pun tren menurun, Kaspersky melihat ancaman ransomware sekarang ini berbahaya karena melakukan eksfiltrasi data yang dilengkapi pemerasan. Penjahat siber mengancam akan mempublikasikan data sehingga urgensi korban untuk memberikan uang tebusan juga meningkat.

Untuk melindungi komputer dari serangan ransomware, Kaspersky menyarankan pelaku UMKM tidak memaparkan layanan desktop jarak jauh, misalnya RDP, ke jaringan publik. Jika harus disambungkan ke jaringan publik, gunakan kata sandi yang kuat.

Pasang tambalan atau patch untuk VPN komersial yang menyediakan akses jarak jauh untuk karyawan dan VPN yang berperan sebagai gateway di jaringan.

Beri perhatian khusus pada lalu lintas keluar untuk mendeteksi koneksi pelaku kejahatan dan buat cadangan data (backup) secara teratur.

Tidak kalah penting, beri pelatihan tentang keamanan siber kepada karyawan.

Sumber: Antaranews

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno