Berita Borneotribun.com: Vaksin Covid-19 Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Vaksin Covid-19. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Vaksin Covid-19. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 27 Maret 2021

Pemerintah Intensifkan Pelaksanaan Vaksinasi Bagi Lansia

Pemerintah Intensifkan Pelaksanaan Vaksinasi Bagi Lansia
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan keterangan pers usai Rapat Terbatas membahas Penanganan Pandemi COVID-19 dan Tindak Lanjut Program Vaksinasi, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (26/03/2021) siang. (Foto: Humas Setkab/Agung)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah terus menggencarkan Vaksinasi Covid-19 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Secara khusus, pemerintah terus memperluas cakupan vaksinasi bagi kelompok lanjut usia, yang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi jika terpapar Covid-19.

“Untuk semua kepala daerah dan semua tenaga kesehatan, konsentrasikan memberikan vaksinasi ke lansia, karena insyaallah kalau ini sudah kita berikan, kalau nanti ada apa-apa lagi, yang masuk rumah sakit dan yang wafat akan sangat rendah,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai mengikuti Rapat Terbatas yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Jumat (26/03/2021), di Jakarta.

Menkes juga mengimbau seluruh masyarakat untuk mengajak anggota keluarganya yang berusia lanjut untuk mengikuti program vaksinasi.

“Bapak-Ibu, yang masuk rumah sakit dan yang wafat itu banyak lansia. Oleh karena itu, tolong dibantu semua orang tuanya, kakeknya, neneknya, mertua, tante, semua yang 60 tahun ke atas, tolong segera diajak untuk divaksinasi,” pintanya.

Budi Gunadi menambahkan, jika cakupan vaksinasi untuk kelompok lansia dapat segera memenuhi target maka akan meminimalisir tekanan terhadap rumah sakit dan juga tenaga kesehatan.

Dalam keterangan persnya, Menkes juga memaparkan tentang cakupan vaksinasi nasional yang hampir mencapai 10 juta, dengan laju penyuntikan harian mendekati 50 ribu. 

Diharapkan laju vaksinasi berjalan seimbang dengan ketersediaan pasokan dosis vaksin di Tanah Air.

“Diharapkan di bulan Maret dan April, di mana ketersediaan vaksin adalah 15 juta per bulan, kita sudah sesuai kecepatan penyuntikannya,” ujarnya.

Mengakhir keterangan persnya, Menkes kembali mengingatkan seluruh masyarakat agar terus disiplin dari menerapkan protokol kesehatan. 

Orang yang sudah divaksinasi, imbuhnya, masih dimungkinkan untuk terkena virus namun efek yang ditimbulkan tidak akan parah.

“Vaksinasi bukan membuat kita kebal, tidak mungkin terkena [virus]. Masih bisa terkena, cuma karena antibodinya kita sudah baik, itu akan segera cepat sembuh dan tidak usah masuk rumah sakit, tapi masih bisa menularkan. Oleh karena itu, tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, sehingga adanya strain baru pun tidak usah kita khawatirkan,” tandas Menkes Budi Gunadi Sadikin. (FID/UN)

Kamis, 25 Maret 2021

Datangkan 16 Juta Dosis Vaksin, Pemerintah Terus Akselerasi Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

Datangkan 16 Juta Dosis Vaksin, Pemerintah Terus Akselerasi Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
Kedatangan vaksin COVID-19 tahap ke-7 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (25/03/2021) (Foto: BPMI Setpres/Rusman)

BorneoTribun Jakarta -- Sebanyak 16 juta dosis bahan baku Vaksin Covid-19 tiba di Tanah Air, Kamis (25/03/2021) siang. Kedatangan vaksin produksi Sinovac ini menambah ketersediaan vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi massal yang tengah dijalankan oleh pemerintah.

“Dengan adanya suplai tambahan vaksin yang baru pada hari ini, maka tentu pace dan kecepatan vaksin per hari akan terus kita tingkatkan, sehingga kita akan mencapai 181,5 juta vaksinasi yang akan kita jadikan target untuk memperoleh herd immunity atau imunitas komunal dalam waktu yang secepat-cepatnya,” ujar Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono  Harbuwono dalam keterangan persnya menyambut kedatangan vaksin tahap ke-7 ini di Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

Dante menambahkan, dalam upaya mempercepat vaksinasi pemerintah terus menggencarkan gelaran vaksinasi massal di berbagai daerah dengan menggandeng berbagai pihak. Pusat-pusat vaksinasi pun telah dibangun di berbagai tempat di Tanah Air.

“Mudah-mudahan dengan kedatangan [vaksin] hari ini kita akan memperoleh manfaat yang besar dan mendapatkan akselerasi proses vaksinasi di Indonesia secara cepat dan akan mencapai target-target yang kita harapkan secara maksimal,” ujarnya.

Dalam keterangan persnya, Wamenkes juga mengungkapkan, evaluasi terhadap pelaksanaan vaksinasi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Capaian vaksinasi tenaga kesehatan yang sudah 100 persen, berimbas pada penurunan angka tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.

“Kemudian terjadi penurunan kasus aktif COVID-19 di semua daerah di Indonesia, dan penurunan BOR atau Bed Occupancy Ratio rumah sakit di seluruh rumah sakit vertikal yang kita evaluasi di Indonesia. Ini membuktikan bahwa [penerima] vaksin memperoleh manfaat yang besar dan mengurangi risiko terjadinya keparahan akibat COVID-19,” ujarnya.

Saat ini imbuhnya, tengah dilakukan vaksinasi tahap kedua dengan sasaran kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) serta petugas dan pelayan publik di seluruh Indonesia.

“Presiden Joko Widodo kemarin menyaksikan vaksinasi massal di Kecamatan Kao, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, salah satu wilayah terpencil di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 9.400 orang, dengan menargetkan setiap harinya ada 100 orang yang divaksin, mulai dari pelayanan publik, petani, pedagang pasar, dan kemudian tentu juga lansia,” ungkap Dante.

Wamenkes pun mengimbau masyarakat agar tidak ragu divaksin apabila gilirannya tiba karena pemerintah memprioritaskan vaksin yang benar-benar aman. Sementara bagi yang sudah divaksin, Dante mengingatkan agar tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Bagi yang sudah divaksinasi jangan lupa untuk tetap menjalankan protokol [kesehatan] 3M karena hal ini sangat penting sekali. Bukan berarti vaksinasi ini akan membuat orang kebal sama sekali, tetapi butuh waktu untuk proses imun itu terbentuk di dalam tubuh,” ujarnya.  (TGH/UN)

Batalyon Vaksinator TNI Polri dan pemda Lobar, Lakukan Vaksinasi Dosis ke dua di Polres Lobar

Batalyon Vaksinator TNI Polri dan pemda Lobar, Lakukan Vaksinasi Dosis ke dua di Polres Lobar.

BorneoTribun Lombok Barat, NTB - Dalam Kegiatan Batalyon Vaksinator TNI Polri dan pemda Lobar di Lombok Barat, saat ini telah memasuki dosis tahap II, terhadap Para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Anggota Polri, Rabu (24/3/2021).

Ini dikatakan oleh Kepala Dikes Lobar, drg. Hj. Ni Made Ambaryati menyebut untuk vaksinasi terhadap Tenaga Kesehatan (Nakes) di Lombok barat telah melebihi target.

“Vaksinasi untuk Nakes di Lombok barat, telah lebih dari 100% karena kami juga mengajak Nakes klinik swasta, sedangkan vaksinasi untuk tempat wisata, sudah dilakukan pada empat titik di wilayah Senggigi,” ungkapnya.

Untuk kedepannya akan dilakukan terhadap warga terutama Lansia, bagi mereka yang memiliki NIK yang terverifikasi. 

“Sebentar lagi akan datang sebanyak 5000 vaksin astrazeneca, yang saat ini masih dalam perjalanan, yang telah digunakan di 7 Negara, termasuk Arab Saudi, mesir dan lainnya, jadi vaksin ini aman,” jelasnya.

Karena pendaftaran vaksinasi itu dilakukan by name by NIK dan nomor HP. Pihaknya pun saat ini masih menunggu data untuk segera bisa melaksanakan vaksinasi untuk para Lansia tersebut. 

“Sedangkan di Lombok Barat sendiri, banyak Lansia yang NIKnya masih bermasalah, sehingga sudah meminta kepada pihak desa melalui Puskesmas setempat, untuk segera mengusulkan data terkait hal itu,” pungkasnya.

Menurutnya, semua penduduk di Lobar ini harus segera mengurus data kependudukannya, karena target vaksinasi untuk bisa mencapai hear immunity.

Menyikapi ini Kapolres Lombok Barat melalui Kasubbag Humas AKP Agus Pujianto S.Pd mengatakan terkait kendala data lansia, pihak Puskesmas di masing-masing Desa akan dibantu oleh Tiga Pilar di Desa.

“Akan kami tindak lanjuti, melalui Tim Lomba Kampung Sehat II dan PPKM Skala Mikro, akan bersama-sama turun membantu, yang diharapkan dapat mempercepat dalam Program vaksinasi ini,” ungkapnya.

Dikatakan pula, mensukseskan vaksinasi merupakan salah satu indicator dalam mensukseskan Lomba Kampung Sehat, sehingga dibutuhkan Kerjasama dan dukungan semua pihak.

“Dukungan penuh dari Polres Lombok barat Polda NTB, akan membantu semaksimal mungkin Batalyon Vaksinator TNI Polri dan pemda Lobar, dan ini akan terus kita dorong,” pungkasnya.

Menurutnya, Program Pemerintah dalam 5M, 3T dan 1V, memiliki keterkaitan dan relevansi dengan Lomba Kampung II.
“Salah satunya ya itu, untuk mensukseskan program Vaksinasi yang juga merupakan bagian dari Lomba Kampung Sehat jilid II,” tandasnya.

Oleh: Adbravo

Senin, 22 Maret 2021

Pondok Pesantren di Jatim Siap Terima Vaksinasi AstraZeneca

Pondok Pesantren di Jatim Siap Terima Vaksinasi AstraZeneca
Presiden memberikan keterangan pers usai meninjau pelaksanaan vaksinasi massal COVID-19 di Pendopo Delta Wibawa, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, Senin (22/3/2021) siang. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan telah bertemu dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan para kiai di provinsi tersebut untuk mendengarkan pendapat mereka mengenai vaksin AstraZeneca.

“Beliau-beliau tadi menyampaikan bahwa Jawa Timur siap diberi vaksin AstraZeneca dan segera akan digunakan di pondok pesantren-pondok pesantren yang ada di Jawa Timur. Saya kira ini juga patut kita apresiasi,” ujarnya dalam keterangan pers usai meninjau vaksinasi massal Covid-19 di Pendopo Delta Wibawa, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, Senin (22/3/2021) siang.

Untuk itu, Presiden juga telah memerintahkan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mendistribusikan vaksin tersebut.

“Tadi saya sudah memerintahkan kepada Menteri Kesehatan untuk segera mendistribusikan vaksin AstraZeneca ke Jawa Timur dan ke provinsi-provinsi yang lain,” ujarnya.

Ketua Umum (Ketum) MUI Provinsi Jatim Hasan Mutawakkil Alallah menyampaikan, dalam pertemuan dengan Presiden para tokoh agama menyatakan pendapat bahwa vaksin AstraZeneca halal dan tayib.

“Tadi pagi Bapak Presiden telah bertemu dengan kiai-kiai sepuh. Bapak Presiden langsung mendengarkan apa pendapat dan respons dari para romo, kiai, para pengasuh-pengasuh pondok pesantren bahwa vaksin AstraZeneca ini hukumnya halalan thayyiban,” ujarnya.

Ketum MUI Jatim juga mengatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut dapat digunakan dalam program vaksinasi pemerintah yang bertujuan untuk menjaga jiwa dan keselamatan masyarakat. “Tidak ada pemerintah yang akan mencelakakan rakyatnya sendiri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hasan Mutawakkil Alallah juga menyampaikan permintaan agar para santri, ustaz, ustazah, dan tokoh-tokoh keagamaan lainnya juga segera dapat memperoleh dosis Vaksin Covid-19.

“Kami berterima kasih kepada Bapak Presiden apabila para santri juga para ustaz dan ustazah, hafiz dan hafizah, akan segera diberikan vaksin AstraZeneca ini dan kami bersyukur mudah-mudahan nanti dapat ditiru oleh komponen masyarakat lain,” tandasnya. (FID/UN)

Kunjungi Sidoarjo, Presiden Jokowi Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Vaksinasi Massal

Kunjungi Sidoarjo, Presiden Jokowi Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Vaksinasi Massal
Presiden meninjau pelaksanaan vaksinasi massal COVID-19 di Pendopo Delta Wibawa, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, Senin (22/3/2021) siang. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan vaksinasi massal COVID-19 yang dilaksanakan di Pendopo Delta Wibawa, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Senin (22/3/2021) siang.

“Pagi hari ini saya berkunjung ke Kabupaten Sidoarjo untuk melihat proses vaksinasi. Saya ingin memastikan bahwa antusiasme dari masyarakat besar dalam ikut program vaksinasi ini,” ujar Presiden dalam keterangan pers setelah peninjauan.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden turut menyaksikan pemberian dosis vaksin AstraZeneca kepada Ketua Majelis Ulama Jawa Timur K.H. Hasan Mutawakkil Alallah. Vaksin yang sama juga diberikan kepada di antaranya K.H. Ahmad Rofiq Siroj hingga mantan pemain tim nasional sepak bola Uston Nawawi.

Untuk pelaksanaan hari ini, sebanyak kurang lebih 150 peserta yang berasal dari kalangan pekerja publik, tokoh agama, hingga para atlet menerima suntikan dosis vaksin di lokasi tersebut. Di saat bersamaan, beberapa lokasi lain di Kabupaten Sidoarjo juga akan menggelar vaksinasi massal serupa.

Kepala Negara juga memantau dan memberikan arahan mengenai jalannya proses vaksinasi di beberapa lokasi tersebut melalui konferensi video untuk memastikan kesiapan Kabupaten Sidoarjo, rumah sakit, maupun puskesmas dalam menyukseskan kebijakan vaksinasi massal ini.

“Saya juga ingin memastikan kesiapan, baik dari kabupaten, rumah sakit, maupun puskesmas yang ada. Sehingga kita harapkan ke depan vaksinasi nasional ini semuanya berjalan dengan baik dan lancar,” tandasnya.

Berdasarkan data yang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), hingga 21 Maret 2021, sebanyak 9.397 tenaga kesehatan di Kabupaten Sidoarjo telah menerima dua dosis Vaksin Covid-19. Sementara sebanyak 19.482 pekerja atau pelayan publik telah menerima dua dosis vaksin dari keseluruhan 31.902 peserta yang telah menerima suntikan dosis pertama.

Hadir dalam kegiatan vaksinasi massal tersebut antara lain Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali.. (FID/UN)

Minggu, 21 Maret 2021

Polres Lombok Timur Jadikan Program Jum'at Berkah Sebagai Momen Vaksinasi Tokoh Agama

Polres Lombok Timur Jadikan Program Jum'at Berkah Sebagai Momen Vaksinasi Tokoh Agama.

BorneoTribun Lombok Timur, NTB – Berbagai cara dan strategi ditempuh dalam mensukseskan program vaksinasi nasional, tak terkecuali momen-momen adat, budaya, dan kearifan lokal lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Gumi Patuh Karya, Jumat (19/3/2021), Kapolres Lombok Timur bersama puluhan tuan guru (tokoh agama), melaksanakan vaksinasi khusus lansia sebagai rangkaian Program Jum’at Berkah.

Kapolres Lombok Timur AKBP Tunggul Sinatrio, S.I.K, M.H., saat acara Jum’at Berkah di Dusun Repok Katok Desa Pijot Utara Kecamatan Keruak mengungkapkan, Jum'at Berkah kali ini dirangkai dengan vaksinasi bagi para tuan guru, sebagai ikhtiar untuk memutus rantai penularan Corona Virus Disease 2019 ( Covid-19 ).

“Sebagai berkah Jumat kali ini, kita rangkai acaranya dengan vaksinasi bagi almukarramun tuan guru, khususnya tuan guru yang tergolong lanjut usia atau lansia. Ini sebagai bentuk atau wujud kepedulian dan perhatian serta penghormatan kami kepada para tuan guru,” kata Kapolres Lombok Timur.

“Kami sayang kepada para tokoh agama, para tuan guru. Itulah mengapa para tuan guru menjadi prioritas utama untuk divaksin, agar beliau-beliau ini memiliki kekebalan dan antibody untuk menolak Virus Corona,” lanjut Kapolres.

Di hadapan para tuan guru dan masyarakat, AKBP Tunggul menjelaskan bahwa pelaksanaan program vaksinasi sebagai bagian dari Program Kampung Sehat 2 NTB, berbeda dengan program-program vaksinasi sebelumnya.

"Untuk registrasi sasaran tidak perlu menunggu SMS. Silahkan saja datang ke fasilitas Yankes (Pelayanan Kesehatan, red), nanti sesuai dengan tahapan-tahapan tentunya, tinggal bawa KTP, sebutkan NIK (Nomor Induk Kependudukan, red), maka sudah bisa melakukan registrasi,” tuturnya.

Lebih lanjut ditegaskan, Vaksin Covid-19 jenis Sinovac yang diproduksi Biofarma, telah melalui uji klinis dan dinyatakan aman untuk disuntikkan pada manusia. Dimana orang yang telah disuntik dengan Vaksin Sinovac, telah terbukti tidak menunjukkan gejala atau efek samping yang tidak baik.

“Alhamdulillah, saya juga sudah disuntik dengan Vaksin Sinovac dan sekarang saya masih tegar berdiri di depan Bapak/Ibu semua. Ini juga sebagai bukti bahwa Vaksin Sinovac aman. Jadi, jangan cepat percaya dengan berita atau informasi yang tidak bertanggungjawab alias hoaks tentang Vaksin Sinovac,” tegasnya.

“Tapi ingat, walaupun sudah divaksin, protokol kesehatan dengan menerapkan 5M harus tetap dipatuhi,” tandas Kapolres.

Oleh: Adbravo

KOI Nyatakan Keberatan ke BWF atas Diskriminasi yang Diterima Tim Indonesia

KOI Nyatakan Keberatan ke BWF atas Diskriminasi yang Diterima Tim Indonesia
Menpora Zainudin Amali dan Ketum KOI Raja Sapta Oktohari saat memberikan keterangan pers, Jumat (19/03/2021), di Jakarta. (Sumber: Tangkapan Layar YouTube Kemenpora RI)

BorneoTribun Jakarta -- Ketua Umum (Ketum) Komite Olimpiade Indonesia (KOI) atau National Olympic Committee (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari menyampaikan pihaknya telah melayangkan surat protes kepada Badminton World Federation (BWF) terkait dipaksa mundurnya tim bulu tangkis Indonesia dari All England Open 2021 yang digelar di Birmingham, Inggris. Tim Indonesia juga diperlakukan secara diskriminatif dan tidak profesional.

Hal tersebut disampaikannya dalam keterangan pers bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Jumat (19/03/2021), di Jakarta.

Okto menyampaikan, setiap negara mempunyai regulasi terkait penanganan pandemi Covid-19, termasuk di negara Indonesia maupun Inggris. Untuk itu, penyelenggara kegiatan di setiap negara harus beradaptasi dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh otoritas setempat.

“Kami dalam hal ini memberi pernyataan yang sangat tegas kepada BWF agar tidak buang badan ke Pemerintah Inggris. Kami sudah melayangkan surat kepada BWF dan juga kepada NOC Inggris,” ujarnya.

Ketum KOI menyampaikan, surat yang disampaikan kepada BWF bersifat protes sedangkan yang disampaikan kepada NOC Inggris berupa permintaan dukungan.

“Karena yang melaksanakan kegiatan bukan Pemerintah Inggris tetapi panitia pelaksana All England. Ini sangat mengecewakan. BWF harusnya bertanggungjawab penuh atas keteledoran yang terjadi di All England,” tegasnya.

Disampaikan Okto, tim Indonesia telah disuntik Vaksin Covid-19 serta menjalankan tes PCR sebelum keberangkatan dan saat kedatangan di Inggris. Bahkan, sudah ada pemain Indonesia yang bertanding di ajang bulu tangkis bergengsi tersebut.

Namun, beberapa perlakukan diskriminatif, tidak profesional, dan tidak adil diterima oleh tim Indonesia. Diungkapkan Ketum KOI, selain dipaksa mundur dari pertandingan, tim Indonesia juga tidak diperkenankan untuk menggunakan lift dan naik bus oleh penyelenggara.

“Kami melihat apa yang dilakukan oleh BWF sangat tidak profesional. Dan kami sudah berkomunikasi dengan PBSI, dengan Kemenpora, dengan Kementerian Luar Negeri, dengan Federasi Bulu Tangkis Asia. Dan juga kami akan meneruskan tragedi atau skandal ini ke level yang paling tinggi atau memungkinkan untuk ke arbitrase internasional,” ujarnya.

Okto menilai, perlakuan yang diterima oleh atlet bulu tangkis Indonesia tersebut telah melukai perasaan masyarakat Indonesia khususnya penggemar olahraga yang merupakan salah satu cabang olahraga (cabor) andalan Indonesia. Untuk itu, pihaknya meminta agar BWF menyampaikan permintaan maaf atas perlakuan tersebut.

“BWF harus bertanggung jawab terhadap kelalaian dan keteledoran yang telah mereka lakukan. Mereka harus minta maaf kepada masyarakat Indonesia secara resmi dan juga harus ada pertanggungjawaban terhadap apa yang dilakukan oleh BWF kepada atlet-atlet kita yang sampai hari ini masih di karantina di Birmingham, Inggris,” tegasnya.

Tak hanya itu, KOI juga akan melakukan langkah-langkah untuk memastikan kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

“Kami juga akan meneruskan ini kepada stakeholder kita terutama OCA (Olympic Council Asia) bahkan mungkin ke IOC (International Olympic Committee) supaya memastikan preseden ini tidak terulang kembali. Masih banyak cabor-cabor lain yang akan melakukan kualifikasi, kami tidak ingin hal seperti ini menjadi preseden dan terjadi di tempat yang lain,” kata Okto.

Menutup keterangan persnya, Ketum KOI menyampaikan apresiasi terhadap langkah cepat yang dilakukan oleh pemerintah pasca kejadian yang menimpa tim Indonesia di All England.

“Kami Komite Olimpiade Indonesia ingin mengucapkan apresiasi kepada Kemenpora dan juga Kementerian Luar Negeri yang sejak awal sangat sigap merespons apa yang terjadi terhadap anak-anak kita, para atlet kebanggaan Indonesia, yang sampai hari ini masih di karantina di Inggris,” tandasnya. (FID/UN)

Sabtu, 20 Maret 2021

Presiden Jokowi Tinjau Layanan Drive Thru Vaksinasi COVID-19 di Kota Bogor

Presiden Jokowi Tinjau Layanan Drive Thru Vaksinasi COVID-19 di Kota Bogor
Layanan Drive Thru vaksinasi COVID-19 di GOR Padjadjaran, Kota Bogor, Jabar, Jumat (19/03/2021) pagi. (Foto: Humas Setkab/Teguh)

BorneoTribun Jakarta -- Usai meninjau pelaksanaan vaksinasi massal COVID-19 di Puri Begawan, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar) Presiden RI Jokowi kembali meninjau pelaksanaan vaksinasi di kota tersebut. Kali ini Presiden meninjau layanan vaksinasi secara drive thru atau layanan tanpa turun kendaraan yang dilaksanakan di Gelanggang Olahraga  (GOR) Pajajaran, Jumat (19/03/2021) pagi.

Kegiatan ini menyasar kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) berumur 60 tahun ke atas. Tak hanya lansia, para pengemudi ojek daring pun juga mendapatkan pelayanan ini.

Presiden yang terlihat didampingi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim meninjau tahapan vaksinasi mulai dari proses registrasi atau pendaftaran, penapisan kesehatan, penyuntikan Vaksin Covid-19, hingga observasi bagi peserta yang sudah disuntik.

“Baru saja tadi saya melihat proses drive-thru vaksinasi yang dilakukan di Kota Bogor. Saya melihat semua berjalan dengan lancar dari mulai proses registrasi, pendaftaran, screening, kemudian penyuntikan vaksin semuanya berjalan dengan baik,” ujar Kepala Negara dalam keterangan pers usai peninjauan.

Presiden menekankan agar pelaksanaan vaksinasi terus dilakukan di seluruh penjuru Tanah Air sehingga kekebalan komunal atau herd immunity dapat segera terbentuk dan laju penularan Covid-19 dapat ditekan.

“Kita harapkan model-model seperti ini juga bisa dilakukan di kota lain, di provinsi lain sehingga akan mempercepat proses vaksinasi di Tanah Air,” tandasnya.

Dikutip dari laman Pemerintah Kota Bogor, pelaksanaan vaksinasi bagi lansia dengan metode drive thru di GOR Pajajaran, Kota Bogor ini dimulai sejak hari Rabu (17/03/2021). Tercatat, ada sebanyak 61.198 sasaran terdaftar yang akan disuntik vaksin secara bertahap selama tiga bulan ke depan.

“Pelaksanaannya harus bertahap dan melibatkan semua pihak terkait. Dinkes [Dinas Kesehatan] Kota Bogor berkolaborasi dengan Halodoc dan Gojek menyasar para lansia dengan sistem drive thru dengan tetap mengedepankan dan menjamin penerapan protokol kesehatan dan keselamatan,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya, yang dikutip dari laman tersebut.

Meski penyuntikan vaksinasi dilakukan di atas kendaraan roda dua atau roda empat, para lansia tetap diwajibkan mengikuti observasi selama 30 menit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek samping pasca disuntik vaksin.

Dinkes Kota Bogor menargetkan lansia penerima vaksin secara drive thru sebanyak 600 orang per hari. Rencananya, vaksinasi akan dilaksanakan selama 3 bulan ke depan hingga Juni 2021 dan terus dievaluasi.

Pemerintah bekerja sama dengan sejumlah pihak menyelenggarakan layanan vaksinasi secara drive thru sebagai upaya untuk memudahkan pelayanan vaksinasi kepada masyarakat. Tak hanya di Kota Bogor, layanan ini juga digelar di sejumlah kota lainnya, seperti di Jakarta, Bali, serta Tangerang Selatan, Banten. (FID/UN)

Jumat, 19 Maret 2021

TP-PKK Kota Mataram Terima Vaksin Covid-19

TP-PKK Kota Mataram Terima Covid-19.

BorneoTribun Mataram, NTB - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Mataram melakukan Vaksinisasi Covid-19 di Aula Pendopo Walikota Mataram, Jumat (19/03/2021). Hadir pada kesempatan itu Wakil Ketua I TP PKK Kota Mataram Hj. Wardiah Mujiburrahman, Wakil Ketua II TP PKK Kota Mataram  Baiq Herlina Udayani Effendy Eko Saswito.

Dalam kegiatan tersebut Ketua TP PKK Kota Mataram Hj. Kinnastri  Mohan Roliskana  memastikan bahwa vaksin yang digunakan pemerintah sudah aman dan halal, karena keamanan vaksin sudah diatur dalam Peraturan Presiden No. 99 tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin Dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang pelaksanaannya dipertegas melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 84 tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

 "Vaksin ini sah dan halal," terangnya.

Lebih lanjut, Hj. Kinnastri menjelaskan agar masyarakat tidak perlu khawatir dan takut selama proses vaksin. Karena petugas memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat yang divaksin dengan prosedur vaksin yang telah ditetapkan, mulai dari pengecekan tensi darah, pendataan riwayat penyakit dan memastikan penggunan obat-obatan yang dikonsumsi saat divaksin.

Ketua TP PKK Kota Mataram Hj. Kinnastri Mohan Roliskana juga menekankan bahwa kegiatan vaksin sebagai langkah yang tepat untuk menjaga diri dan keluarga dari Covid-19. “vaksin merupakan ikhtiar kita untuk saling menjaga dalam menghadapi virus Covid-19,” ungkapnya.

Dengan upaya vaksin yang dilakukan, Hj. Kinnastri berharap seluruh lapisan pengurus TP PKK Kota Mataram terus mengampanyekan keamaman vaksin secara masif, sekaligus berperan aktif sebagai kader yang bisa mengajak masyarakat.

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Mataram H. Carnoto, S.KM, MPK mengatakan TP PKK Kota Mataram bisa mengedukasi kepada masyarakat dan tidak mendeskriminasi pasien yang terpapar Covid-19.

Lebih lanjut Carnoto menjelaskan melalui vaksin TP PKK bisa menjadi contoh kepada masyarakat bahwa vaksin yang dilakukan halal dan aman.

"Mudah-mudahan dengan vaksinasi di Kota Mataram kita bisa mencapai target 295.000 orang dari berbagai lapisan masyarakat bisa divaksin," ujarnya.

Carnoto juga berharap melalui vaksin ini, ikhtiar pemerintah dalam mencegah peyebaran Covid-19 bisa maksimal dan masyarakat bisa hidup normal kembali.

Oleh: Adbravo

Kamis, 18 Maret 2021

Anggota PWI Sekadau Jalani Vaksinasi Covid-19

Ketua PWI Sekadau Benidiktus Gonsaga Putra disuntik vaksin covid-19
Ketua PWI Sekadau Benidiktus Gonsaga Putra disuntik vaksin covid-19.

BorneoTribun Sekadau, Kalbar -- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sekadau menjalani vaksinasi Covid-19 di aula CU Keling Kumang, Desa Sungai Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir, Kamis (18/3).

Kepala Dinkes, PP dan KB Kabupaten Sekadau melalui Kabid P2P Martinus Ridi mengungapkan, vaksinasi tahap dua kali ini diperuntukkan bagi pelaku profesi yang riskan terpapar covid-19.

"Untuk pelayan publik, pejabat publik, tokoh agama dan masyarakat, kalangan pers dan perbankan," ujar Ridi, (18/2).

Ia menambahkan, vaksinasi hari ini melayani sekitar 150 orang di tiga lokasi berbeda.

Masing-masing aula CU Keling Kumang, gedung PKK dan kantor Dinas Lingkungan Hidup.

"Pelaksana vaksinasi Puskesmas Sekadau Hilir, Puskesmas Selalong, dan Puskesmas Simpang Empat," terang Ridi.(*)

Orang Nomor Satu di AMSI Kalbar Disuntik Vaksin, Kundori Ungkapkan ini

Ketua AMSI Kalbar, Kundori.

BorneoTribun Sekadau, Kalbar - Ketua Asosiasi Media Siber Indonesi (AMSI) wilayah Kalimantan Barat, Kundori menerima vaksin covid-19 bersama wartawan Kabupaten Sekadau lainnya, bertempat di Aula Cu Keling Kumang. Kamis (18/3).

Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Kalimantan Barat, Kundori berterimakasih Kepada Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 yang sudah memperhatikan Awak Media sebagai sasaran vaksinasi dalam rangka penanganan Covid-19 di Kabupaten Sekadau.

"Dengan dilakukan vaksinasi ini dapat memberi contoh kepada masyarakat karena Awak Media ini satiap hari kerja di lapangan dan bertemu masyarakat yang rentan terhadap penularan Covid-19," kata Kundori yang juga CEO Suara Media Network ini. 

Awak Media secara bertahap diminta juga oleh pemerintah sebagai sasaran pertama  sebelum masyarakat juga ikut di vaksin, agar  masyarakat tidak takut di vaksin karena mekanismenya ada dan telah dicek juga oleh tenaga kesehatan layak atau tidak mendapat vaksin.

Ia juga berpesan kepada masyarakat agar tidak takut di vaksin karena tidak sakit dan vaksin covid-19 ini sudah teruji klinis dan aman digunakan.

"Mari, Awak Media ini menjadi contoh masyarakat dalam penangan Covid-19 mulai dari penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi ini," pungkasnya. (Tim)

Jokowi Akan Meresmikan Sejumlah Infrastruktur dan Tinjau Vaksinasi di Sulsel

Jokowi Akan Meresmikan Sejumlah Infrastruktur dan Tinjau Vaksinasi di Sulsel
Presiden Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno dan Wamenkes Dante Saksono Harbuwono bertolak dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Maros, Sulsel, sekitar pukul 06.30 WIB, Kamis (18/03/2021). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan sejumlah infrastruktur hingga meninjau jalannya vaksinasi massal dalam kunjungan kerjanya ke Sulawesi Selatan (Sulsel), har ini Kamis (18/03/2021).

Dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, Presiden yang antara lain didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 06.30 WIB.

Setelah mendarat di Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Presiden dan rombongan akan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan pesawat khusus ATR 72-600 menuju Bandar Udara Toraja, Kabupaten Tana Toraja.

Setibanya di Bandara Toraja, Presiden akan langsung meninjau fasilitas terminal bandara tersebut. Presiden kemudian akan meresmikan Bandara Toraja sekaligus dengan Bandara Pantar yang ditandai dengan penandatanganan dua prasasti peresmian.

Kepala Negara kemudian akan menuju Puskesmas Ge’tengan yang terletak di Kelurahan Rante Kalua, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Di tempat itu Presiden diagendakan meninjau jalannya vaksinasi massal.

Selesai acara tersebut, Presiden akan kembali ke Bandara Toraja untuk kemudian lepas landas menuju Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros.

Setelah mendarat, Presiden akan menuju Hotel Dalton, Kota Makassar, untuk meninjau vaksinasi massal.

Agenda kegiatan kemudian akan dilanjutkan di Kabupaten Gowa di mana Presiden direncanakan untuk meresmikan kolam regulasi Nipa-Nipa.

Presiden dan rombongan akan kembali ke Jakarta pada sore hari setelah rangkaian acara kunjungan kerja selesai. (BPMI/UN)

Kemenkes Pastikan Vaksin Covid-19 Impor Sinovac Habis Sebelum Masa Simpannya Berakhir

Kemenkes Pastikan Vaksin Covid-19 Impor Sinovac Habis Sebelum Masa Simpannya Berakhir
Vaksin COVID-19 (Foto: Humas Setkab/Oji)

BorneoTribun Jakarta -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengklarifikasi seputar isu yang beredar bahwa Vaksin Covid-19 produksi Sinovac telah memasuki masa kedaluwarsa. Nadia menyebutkan bahwa vaksin tersebut bukanlah kedaluwarsa melainkan shelf life atau masa simpan. Ditekankannya, pemerintah tidak akan memberikan vaksin yang masa simpannya habis, hal ini untuk memastikan keamanan dan khasiat vaksin.

Vaksin Sinovac yang datang pada tahap pertama sejumlah 3 juta dosis, terdiri dari 1,2 juta dosis vaksin tiba awal Desember dan 1,8 juta dosis vaksin tiba pada akhir Desember 2020, diproduksi pada September-November 2020 dengan shelf life dari produsen selama 3 tahun.

Sementara itu, dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berdasarkan data stabilitas produk, diklaim bahwa Vaksin Covid-19 produksi Sinovac memiliki masa simpan selama enam bulan. Nadia menegaskan ketentuan ini bukan bermaksud untuk mempercepat masa simpan vaksin, melainkan wujud kehati-hatian pemerintah dengan tidak begitu saja menerima data dari produsen.

”Bukan ada percepatan dari BPOM terkait masa simpan ini, tetapi BPOM melihat bahwa shelf life dari vaksin ini tidak semata-mata berdasarkan informasi yang disampaikan oleh produsen tetapi berdasarkan pada data stabilitas yang ada,” ujarnya dikutip dari laman Kemenkes, Rabu (17/03/2021).

Adapun masa simpan 1,2 juta dosis vaksin tersebut adalah hingga 25 Maret 2021, sementara untuk 1,8 juta dosis vaksin memiliki masa simpan hingga Mei 2021. Namun demikian, vaksin tersebut telah habis digunakan untuk vaksinasi bagi tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik.

”Kemenkes mengikuti keputusan BPOM. Sejak awal, kami menjaga agar penggunaan vaksin Sinovac dalam rentang shelf life atau masa simpan sesuai yang disampaikan oleh BPOM,” tutur Nadia.

Karena vaksin tahap pertama telah habis, Vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan oleh pemerintah untuk vaksinasi tahap kedua bagi kelompok lanjut usia berumur 60 tahun ke atas dan tenaga pelayanan publik, menggunakan vaksin produksi Sinovac yang datang di tahap berikutnya dalam bentuk bahan baku atau bulk yang kemudian diproses oleh Bio Farma.

Nadia menjelaskan vaksin tersebut memiliki tampilan fisik yang berbeda dengan vaksin Sinovac yang didatangkan langsung dari Cina, yaitu dengan vial yang ukurannya jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.

”Kemasannya berbeda dengan yang pertama. Sama-sama berbentuk vial, tetapi vial ini bisa disuntikkan untuk 9-11 orang dengan setengah cc,” ucapnya.

Perbedaan kemasan ini sekaligus memastikan bahwa sudah tidak ada lagi Vaksin Covid-19 tahap pertama dari Sinovac yang masih beredar.

Nadia mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir, karena pemerintah menjamin keamanan, khasiat, dan mutu vaksin yang akan diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia. (HUMAS KEMENKES/UN)

Rabu, 17 Maret 2021

RI Tunda Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca

Paket vaksin COVID-19 AstraZeneca. (Foto: dok).

BorneoTribun Jakarta -- Mengikuti langkah sejumlah negara di Eropa yang menangguhkan penggunaan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca, Indonesia hari Senin (15/3) mengambil langkah serupa. Benarkah vaksin ini memicu pembekuan darah?

Menyusul terjadinya pembekuan darah pada puluhan orang di Jerman, Italia, Perancis dan beberapa negara lain di Eropa setelah menerima vaksin AstraZeneca, pemerintah Indonesia akhirnya mengambil langkah serupa.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya masih menunggu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah kejadian pembekuan darah itu disebabkan oleh vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca atau tidak.

“Beberapa negara di Eropa mengamati adanya gangguan di darah, kemudian mereka menghentikan. Sampai sekarang berita yang kami terima dari WHO mereka masih meneliti, kita juga terima dari MHRA itu adalah BPOM nya UK, dan EMA itu BPOM nya Eropa mereka sampai sekarang belum mengkonfirmasi apakah ini ada korelasinya karena vaksin atau tidak,” ujar Budi.

Berdasarkan informasi yang diterimanya sejauh ini dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di London, Inggris, kejadian pembekuan darah itu tidak berkaitan dengan pemberian vaksinasi AstraZeneca. Meski begitu, pihaknya tetap akan menunda penggunaan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca tersebut.

Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Foto:VOA).

“Untuk konservativismenya, BPOM menunda dulu implementasi AstraZeneca sambil menunggu konfirmasi dari WHO. Ya mudah-mudahan dalam waktu singkat bisa keluar karena memang betul yang AstraZeneca ini expired period-nya di akhir Mei,” jelasnya.

Pihaknya pun saat ini masih menunggu fatwa halal untuk AstraZeneca dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jika nantinya, AstraZeneca sudah terbukti aman dan halal, pemerintah ujarnya akan memperhatikan penggunaan vaksin tersebut. Pasalnya, rentang waktu penyuntikan dosis pertama dan kedua memiliki rentang waktu yang lebih panjang dari vaksin lainnya yakni 9-12 minggu.

Kasus Pembekuan Darah Minim

Juru Bicara Vaksin COVID-19 Siti Nadia Tarmidzi dalam telekonferensi pers di Jakarta, Selasa (16/3) mengatakan penundaaan penggunaan Vaksin AstraZeneca dikarenakan adanya prinsip kehati-hatian (Foto: VOA).

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi cukup yakin bahwa kejadian pembekuan darah tidak berkaitan dengan pemberian suntikan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca. Pasalnya sampai saat ini sudah ada 17 juta orang yang sudah menerima vaksin COVID-19 dari AstraZeneca, dan dari jumlah tersebut hanya ada 40 kasus penggumpalan darah.

“Mengapa kemudian Kemenkes menunda dulu pendistribusian AstraZeneca? Ini dikarenakan lebih kepada kehati-hatian. Artinya, kami mengikuti apa yang menjadi arahan dari BPOM karena kita tahu BPOM bersama ITAGI dan para ahli sedang melihat kembali apakah kriteria-kriteria penerima vaksin yang tadinya sudah dikeluarkan yang ditujukan untuk penggunaan vaksin produksi dari Sinovac maupun Bio Farma, ini juga akan sama kriterianya dengan vaksin yang akan kita gunakan yaitu vaksin AstraZeneca,” jelas Nadia.

Indonesia menangguhkan penggunaan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca, Senin, 15 Maret 2021. (Foto: ilustrasi).

Lanjutnya, sambill menunggu kinerja BPOM pihaknya juga akan melakukan kajian kualitas atas 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca yang sudah datang beberapa waktu lalu. Hal ini untuk memastikan tidak ada kemasan yang rusak dari vaksin sebelum akhirnya akan didistribusikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di seluruh Indonesia.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak takut dengan adanya informasi kasus pembekuan darah ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan bahwa manfaat daripada vaksin akan jauh lebih besar daripada efek samping yang ditimbulkan.

“Dan kita tahu bahwa vaksin AstraZeneca ini sangat efektif digunakan pada usia di atas 65 tahun dan terutama pada orang-orang yang memiliki komorbid, jadi seperti yang pernah disampaikan Menkes bahwa berbagai jenis vaksin memiliki kelebihan yang tentunya sifatnya saling compliment dengan jenis vaksin yang lain. Sekali lagi sudah ada 17 juta orang menerima vaksin AstraZeneca dimana kejadian pembekuan darah ini hanya 40 kasus, jadi angkanya sangat-sangat kecil,” tuturnya.

Perlu Kajian Mendalam

Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PP Peralmuni) Prof.Dr Iris Rengganis mengatakan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) ada yang berkaitan dengan vaksinasi, dan ada pula yang tidak. Sehingga menurutnya memang diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan kebenarannya, agar informasi yang beredar di kalangan masyarakat tidak simpang siur.

“Harus dibuktikan bahwa ini akibat itu atau bukan. Jadi dilihat kasus per kasus kejadiannya. Harus diteliti, gak bisa langsung kita bilang oh ini berhubungan, gak bisa. Lalu cara membuktikannya gimana? Ya dilihat dari kasus per kasus, benar gak KIPI itu karena vaksin atau bukan,” ujarnya kepada VOA di Jakarta, Selasa (16/3).

Ia yakin bahwa BPOM, yang melakukan penelitian lebih lanjut terkait hal ini, akan mengumpulkan berbagai informasi yang terjadi di berbagai negara yang sudah menggunakan AstraZeneca tersebut sebelum akhirnya mengeluarkan izin otorisasi penggunaan darurat (emergency use of authorization/EUA).

Eijkman : Penangguhan Sudah Tepat

Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan langkah pemerintah dengan menunda penggunaan AstraZeneca sudah tepat. Menurutnya, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bahwa vaksin terbukti aman dan efektif.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio. (Foto: VOA/Nurhadi Sucahyo)

Semua informasi harus dikumpulkan, kalau misalnya orang itu sebelumnya sudah memiliki beberapa kelainan atau faktor resiko, tentu tidak bisa begitu saja dikaitkan dengan vaksinasi itu sendiri,” kata Amin kepada VOA.

Ditambahkannya, proses screening atas orang yang akan divaksin COVID-19 harus lebih ketat, dan masyarakat didorong bersikap jujur terhadap berbagai penyakit yang telah diderita sebelumnya guna meminimalisir efek samping vaksinasi COVID-19.

“Kalaupun harus dilakukan vaksinasi harus dilakukan dengan hati-hati, dalam pengawasan, makanya kita semua yang divaksinasi harus tunggu 30 menit setelah divaksinasi untuk memastikan bahwa tidak ada KIPI jangka pendek yang mungkin terjadi, tapi setelah itu pun kalau misalnya timbul reaksi beberapa jam kemudian ya harus tetap lapor,” katanya. [gi/em]

Oleh: VOA Indonesia

Thailand, Australia, India Putuskan Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca

Thailand, Australia, India Putuskan Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha menerima suntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca di Bangkok, Thailand, 16 Maret 2021. (Foto: Reuters)

BorneoTribun Thailand, Internasional -- Perdana Menteri Thailand menerima suntikan vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh AstraZeneca, Selasa (16/3). Keputusan itu diambil menyusul sikap sebagian besar negara di Asia yang mengabaikan kekhawatiran tentang laporan penggumpalan darah di beberapa negara di Eropa dengan alasan bahwa sejauh ini tidak ada bukti untuk menghubungkan keduanya.

AstraZeneca telah mengembangkan basis produksinya di Asia, dan Serum Institute of India, pembuat vaksin terbesar di dunia, telah dikontrak oleh perusahaan itu untuk memproduksi satu miliar dosis vaksin untuk negara-negara berkembang. Ratusan juta lagi akan diproduksi tahun ini di Australia, Jepang, Thailand, dan Korea Selatan.

“Ada orang-orang yang khawatir,'' kata Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha setelah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca. “Tapi kita harus percaya dokter, percaya pada profesional medis kita."

Thailand pekan lalu menjadi negara pertama di luar Eropa yang menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca. Indonesia mengikutinya pada hari Senin (15/3), dengan mengatakan sedang menunggu laporan lengkap dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai efek-efek samping vaksin tersebut.

Namun otoritas kesehatan Thailand kemudian memutuskan untuk tetap menggunakan vaksin AstraZeneca, dengan Prayuth dan para anggota kabinetnya menerima suntikan pertama.

Sejumlah besar negara Eropa -- termasuk Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol -- menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca, Senin (15/3), karena laporan penggumpalan darah yang berbahaya di beberapa penerima suntikan vaksin itu, meskipun perusahaan itu dan badan-badan pengawas internasional mengatakan tidak ada bukti bahwa suntikan vaksin itu adalah penyebabnya.

Badan pengawas obat Uni Eropa menyerukan diselenggarakannya pertemuan, Kamis (18/3), untuk meninjau temuan para ahli tentang vaksin AstraZeneca dan untuk memutuskan apakah perlu mengambil tindakan.

Negara-negara lain di kawasan Asia mengatakan mereka akan terus menjalankan program-program vaksinasi mereka.

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan negaranya tidak akan menghentikan penggunaan vaksin itu. Australia telah memvaksinasi sekitar 200 ribu orang sejauh ini dan berencana untuk mengimpor dan memproduksi 70 juta dosis vaksin dari AstraZeneca.

“Pemerintah jelas, tegas, sangat mendukung penggunaan vaksin AstraZeneca. Alasannya sangat sederhana, yakni vaksin itu akan membantu menyelamatkan nyawa dan melindungi nyawa, dan itu dilakukan atas dasar pertimbangan medis, '' kata Hunt kepada Parlemen Australia.

Kepala petugas medis Australia, Paul Kelly, mengatakan sejauh ini tidak ada bukti bahwa vaksin tersebut menyebabkan penggumpalan darah. “Penggumpalan darah sering terjadi di Australia, '' katanya. “Tapi, dari sudut pandang saya, saya tidak melihat adanya hubungan khusus antara vaksin AstraZeneca dan penggumpalan darah, dan tidak hanya saya yang berpendapat seperti ini. ''

Pengguna terbesar vaksin AstraZeneca sejauh ini adalah India.

India menggunakan dua vaksin -- vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute of India, dan vaksin yang diproduksi India Bharat Biotech -- untuk mengimunisasi populasinya yang besar. Dari lebih dari 25,6 juta orang di India yang telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin, lebih dari 23,4 juta telah menerima suntikan vaksin AstraZeneca, menurut data pemerintah.

Para pejabat kesehatan mengatakan kepada kantor berita Press Trust of India, Sabtu (13/3) lalu, ada 234 efek samping yang ditemukan, termasuk 71 kematian, setelah menerima salah satu vaksin itu. Namun, kata mereka, tidak ada hubungan sebab akibat ditemukan. Pemerintah sekarang sedang meninjau kasus-kasus itu untuk membuat penilaian akhir. [ab/uh]

Oleh: VOA Indonesia

Senin, 15 Maret 2021

12.330 Vaksin dikawal Ketat Personel Polda Kalbar

12.330 Vaksin dikawal Ketat Personel Polda Kalbar.

BORNEOTRIBUN PONTIANAK, KALBAR - Puluhan personel kepolisian dari Polda Kalimantan Barat (Kalbar) dengan kendaraan taktis mengawal kedatangan dan pengiriman vaksin Sinovac ke tempat penyimpanan vaksin milik Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar. Vaksin tersebut tiba di Bandara Internasional Supadio Pontianak pada Senin pagi (15/3/2021). 

Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes (Pol) Donny Charles Go mengatakan, sebanyak 12.330 vaksin Sinovac dikemas dalam 7 Koli dari PT. Bio Farma Bandung Indonesia.

12.330 Vaksin dikawal Ketat Personel Polda Kalbar.

"Vaksin Sinovac tiba di Bandara Internasional Supadio Pontianak pada Senin pagi dan langsung mendapatkan pengamanan dan pengawalan oleh jajaran Polda Kalbar," kata Kabidhumas Polda Kalbar.

Setibanya di Bandara Supadio Pontianak, vaksin Sinovac langsung dibawa tempat penyimpanan vaksin milik Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar.

12.330 Vaksin dikawal Ketat Personel Polda Kalbar.

Kabidhumas menambahkan, bahwa kedatangan vaksin Covid-19 tersebut merupakan pelaksanaan lanjutan vaksinasi Covid-19 tahap II termin II di Prov. Kalbar.

Vaksin Covid-19 tersebut disimpan pada ruangan Cold Room Dinkes Prov. Kalbar dengan dilakukan pengamanan oleh Dit Samapta Polda Kalbar sebanyak 3 regu per 12 jam.

Pendistribusian Vaksin Covid-19 tersebut ke Kab/Kota masih menunggu konfirmasi dari Kadis Kesehatan Prov. Kalbar, namun untuk jumlah yang akan didistribusikan Kota Pontianak 4.650 vial, Kota Singkawang 200 vial, Kab. Sambas 320 vial, Landak 390 vial, Bengkayang 220 vial, Mempawah 250 vial, Sanggau 370 vial, Ketapang 310 vial, Sintang 420 vial, Kapuas Hulu 240 vial, Melawi 190 vial, Sekadau 180 vial, Kayong Utara 140 vial, dan Kubu Raya 520 vial.

Oleh: Liber

Kapolres Lombok Utara terima Vaksin Covid-19

Kapolres Lombok Utara terima Vaksin Covid-19
Kapolres Lombok Utara terima Vaksin Covid-19.

BorneoTribun Lombok Utara, NTB - Kepala Kepolisian Resor ( Kapolres)  Lombok Utara ( Lotara) AKBP Feri Jaya Satriansyah, SH hari ini mengikuti suntik vaksin Covid-19 yang digelar Pemerintah bertempat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Nusa Tenggara Barat ( NTB)  Senin (15/03/2021) pukul 11.50 Wita.

Orang nomor satu di jajaran Polres Lombok Utara ( Lotara)  tersebut dinyatakan lolos uji scanning, dan siap di vaksin.

Sebelumnya, penyuntikan dimulai dari Dir Intelkam Polda NTB  KOMBEL POL Sutrisno, HR., SH., SIK., M.Si kedua Kapolres Lotara dan beberapa anggota polri yang turut menerima vaksin sinovak Covid-19 dihari yang sama.

Hal ini dilakukan salah satunya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa vaksin yang diberikan aman dan halal.

Namun untuk penerima vaksin, sebelum disuntikan ada beberapa tahap yang harus dilewati seperti pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan tekanan darah, bagi para menerima vaksin yang memiliki riwayat penyakit tidak disarankan untuk melanjutkan proses suntik vaksinasi.

“Saya adalah orang kedua yang menerima suntik vaksin covid-19 setelah bapak Dir Intel Polda NTB kemudian dilanjutkan dengan beberapa anggota polri. ini menandakan bahwa vaksin aman dan halal yang sudah sebagaimana dinyatakan oleh lembaga yang berkompeten seperti BPOM & MUI sehingga menjawab pertanyaan masyarakat mengenai layak dan aman tidaknya penggunaan vaksin tersebut,” ujar AKBP feri Jaya sambil tersenyum sumingrah di balik maskernya.  

Vaksinasi dilaksanakan untuk melengkapi pencegahan virus menular covid-19 namun kita tetap menaati prokes yang ada seperti penggunaan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta bersama-sama mensukseskan program vaksinasi untuk menuju Indonesia Sehat

“Rasanya biasa saja, setelah menjalani vaksinasi ini dengan cara Disuntik, saya tidak merasakan efek samping, saya merasa tetap sehat,” ujar Kapolres.

Oleh: Adbravo

Sabtu, 13 Maret 2021

Presiden Jokowi: Pengembangan Vaksin COVID-19 Harus Ikuti Prosedur dan Kaidah Ilmiah

Presiden Jokowi: Pengembangan Vaksin COVID-19 Harus Ikuti Prosedur dan Kaidah Ilmiah
Presiden Jokowi (Foto: BPMI/Setpres)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pengembangan vaksin COVID-19 yang tengah dilakukan oleh para ilmuwan di Tanah Air harus memenuhi prosedur dan kaidah ilmiah atau keilmuan.

“Untuk menghasilkan produk obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu mereka juga harus mengikuti kaidah-kaidah saintifik, kaidah-kaidah keilmuan,” tuturnya dalam keterangan pers yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Kabinet, Jumat (12/03/2021).

Selain itu, Presiden menekankan, uji klinis yang ditempuh juga harus sesuai dengan prosedur yang berlaku, dilakukan secara terbuka, bersifat transparan, serta melibatkan banyak ahli.

“Persyaratan dan tahapan ini penting dilakukan untuk membuktikan bahwa proses pembuatan vaksin sangat mengedepankan unsur kehati-hatian dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sehingga vaksin yang dihasilkan aman dan efektif penggunaannya,” ujarnya.

Kepala Negara mengungkapkan, saat ini di dalam negeri tengah dikembangkan dua vaksin COVID-19 yaitu vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara. Pengembangan tersebut harus mendapat dukungan berbagai pihak.

“Dalam situasi pandemi saat ini, tentu kita semuanya mendukung adanya penelitian dan pengembangan baik itu obat maupun vaksin agar terwujud kemandirian di bidang farmasi, sekaligus untuk percepatan akses ketersediaan vaksin di masa pandemi COVID-19 ini,” ujarnya.

Presiden menambahkan, jika semua tahapan dan kaidah ilmiah telah dilalui dan dipenuhi maka produksi vaksin dapat dipercepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Jika semua tahapan sudah dilalui, kita percepat produksi untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri akan vaksin,” tuturnya.

Dalam pernyataannya, Presiden juga kembali menegaskan dukungannya terhadap inovasi yang dilakukan, apalagi di saat pandemi saat ini.

“Inovasi merupakan kunci bagi kemajuan sebuah negara, tidak terkecuali Indonesia. Oleh karena itu, tentunya kita akan selalu mendukung inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para inovator kita,” tandasnya. (FID/UN)

Oleh: Humas Setkab

Jumat, 12 Maret 2021

Upaya Cegah Penyebaran Virus Covid -19, Anggota Polsek Ledo Jalani Vaksinasi Covid-19



BorneoTribun Bengkayang, Kalbar - Personel Polsek Ledo Polres Bengkayang Polda Kalbar jalani vaksinasi Covid-19. Langkah ini sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Virus Covid -19 karena pihak kepolisian sering berhubungan langsung dengan warga masyarakat/kontak fisik. 

Kapolsek Ledo Iptu Asep Maulana mengatakan bahwa hari ini anggota Polsek Ledo melaksanakan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Ledo.

“Pertama kita lakukan vaksinasi Covid-19 di puskesmas ledo sebanyak sembilan orang anggota. Kemudian ada sisa tujuh orang anggota yang akan melaksanakan vaksinasi covid-19 pada tahap berikutnya”, ucap IPTU Asep Maulana, Jum'at (12/03/2021).

Kapolsek Ledo Iptu Asep Mulana mengatakan bahwa diharapkan masyarakat tak takut dengan adanya Vaksin Covid-19 karena dijamin aman, dan sebagai upaya untuk pencegahan atau memutus mata rantai penyebaran covid-19 agar kita bisa beraktifitas seperti biasa semula.

“Dalam pelaksanaan vaksin ini rasanya seperti digigit semut. Itupun tak begitu terasa sakit, seperti ada benda masuk,” ungkap Kapolsek Ledo Iptu Asep Maulana yang ikut melaksanakan vaksinasi Covid-19 di puskesmas Ledo.

Kapolsek Ledo menyampaikan pesan kepada masyarakat agar mau ikuti program vaksinasi Covid-19, demi menjaga keselamatan bersama.

Oleh: Rinto Andreas

Kamis, 11 Maret 2021

Cegah Penyebaran Covid-19 Di Lingkungan Polri, Jajaran Polres Sekadau Disuntik Vaksin

Cegah Penyebaran Covid-19 Di Lingkungan Polri, Jajaran Polres Sekadau Disuntik Vaksin.

BorneoTribun Sekadau, Kalbar -- Dalam rangka cegah penyebaran Covid-19 di lingkungan Polri, sejumlah personel Polres Sekadau mendapatkan suntikan vaksin Sinovac.

Vaksinasi tahap I bagi personel Polres Sekadau dilaksanakan dari tanggal 9 dan 10 Maret dengan prioritas pejabat utama, Kapolsek jajaran, bagian pelayanan publik dan Bhabinkamtibmas.

Cegah Penyebaran Covid-19 Di Lingkungan Polri, Jajaran Polres Sekadau Disuntik Vaksin.

Sedangkan jadwal vaksinasi tahap II rencana dilaksanakan 14 hari setelah vaksinasi tahap I yakni tanggal 23 dan 24 Maret 2021.

Jadwal tersebut diberlakukan sebagai acuan pada protokol kesehatan, menghindari kerumunan pada saat berlangsungnya proses vaksinasi.

Cegah Penyebaran Covid-19 Di Lingkungan Polri, Jajaran Polres Sekadau Disuntik Vaksin.

Kapolres Sekadau AKBP K. Tri Panungko mengatakan, vaksinasi dilakukan secara selektif prioritas, diutamakan bagi personel yang bertugas di lapangan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

"Selama 2 hari proses vaksinasi berjalan lancar, personel antusias dalam kegiatan ini," kata Kapolres Sekadau, Kamis, 11 Maret 2021.

Walaupun sudah disuntik vaksin, jelasnya, seluruh personel diimbau tetap mematuhi protokol kesehatan, selalu terapkan 5 M saat bertugas maupun dalam kehidupan sosial di masyarakat.

"Sebagai contoh kepada masyarakat agar disiplin protokol kesehatan jangan diabaikan, terus diterapkan di tengah pandemi saat ini," pungkas Kapolres Sekadau.

(Yk/My/Humas Polres)

Hukum

Peristiwa

Pilkada 2024

Kesehatan

Lifestyle

Tekno