Berita Borneotribun.com: Vaksin Covid-19 Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Vaksin Covid-19. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Vaksin Covid-19. Tampilkan semua postingan

Rabu, 31 Maret 2021

Kemenkes: Efek Samping Vaksin AstraZeneca Tergolong Ringan

Kemenkes: Efek Samping Vaksin AstraZeneca Tergolong Ringan
Seorang santri Pesantren Lirboyo sedang disuntik vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca, di Kediri, Jawa Timur, 23 Maret 2021. (Foto: Prasetia Fauzani/Antara Foto via Reuters)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah menemukan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dalam pemberian COVID-19 buatan AstraZeneca masih tergolong ringan. Untuk itu, pemberian vaksin tersebut akan tetap dilanjutkan. 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang ditemukan pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca masih termasuk ringan.

Untuk itu, pemerintah akan melanjutkan program Vaksinasi Covid-19 dengan AstraZeneca karena vaksin tersebut dinilai lebih besar manfaatnya daripada risikonya.

“Tidak ditemukan adanya KIPI yang berat pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca ataupun keluhan yang kita ketahui,” ungkap Nadia dalam telekonferensi pers, di Jakarta, Selasa (30/3).

Berdasarkan laporan yang diterimanya, kata Nadia, efek samping penyuntikan vaksin AstraZeneca hanya terjadi pada 1-10 persen penerima vaksin. Keluhan yang disampaikan antara lain demam di atas 38 derajat celcius, bengkak, serta adanya rasa sakit pada tempat suntikan.

“Sekali lagi kami ingin sampaikan bahwa vaksin ini lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan risikonya,” tegasnya.

Nadia melanjutkan, 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang didapatkan pemerintah Indonesia lewat fasilitas COVAX saat ini telah didistribusikan ke tujuh provinsi, yakni Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Maluku, dan DKI Jakarta.

AstraZeneca di Sulut Dilanjutkan

Pada kesempatan yang sama Ketua Komisi Nasional (Komnas) KIPI, Hendra Irawan Satari, mengungkapkan pihaknya telah menerima laporan dari Komisi Daerah (Komda) KIPI di Sulawesi Utara yang mengalami KIPI, seperti menggigil, demam dan pegal pasca disuntik Vaksin AstraZeneca.

Akibat keluhan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara menghentikan sementara pemberian vaksin itu. Namun, setelah dilakukan investigasi, observasi dan berdasarkan data yang ada diketahui bahwa empat orang yang mengalami KIPI tersebut termasuk ringan.

Selain itu, kata Hendra, KIPI yang terjadi dalam kasus ini diakibatkan oleh kecemasan. Menurutnya, KIPI tidak selalu berkaitan dengan kandungan vaksin, tetapi bisa juga berkaitan dengan kecemasan.

Hendra mengatakan hampir semua penerima vaksin yang mengalami KIPI sudah sembuh saat pihaknya melakukan audit.

“Kemudian kami melaporkan ke Bapak Menkes dan Wamenkes karena kami mengeluarkan rekomendasi bahwa KIPI yang terjadi di Sulawesi Utara bersifat ringan dan sebagian kecil berkaitan dengan reaksi kecemasan sehingga kami keluarkan rekomendasi bahwa vaksin ini dapat diteruskan dalam Program Imunisasi Nasional di Sulawesi Utara,” ungkap Hendra.

Vaksin AstraZeneca Aman

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunizattion (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro, memastikan bahwa Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca aman untuk digunakan.

Menurutnya, kejadian pembekuan darah di beberapa negara di Eropa pasca disuntik AstraZeneca diyakini bukan diakibatkan oleh vaksin tersebut. Meski demikian, ia menegaskan tetap perlunya pengawasan yang lebih ketat dalam penyuntikan Vaksin AstraZeneca.

“Bahwa gangguan pembekuan darah sebetulnya secara alami cukup tinggi, dan dengan adanya vaksinasi tidak menambah. Kalau dia disebabkan oleh vaksin pasti angka kejadiannya akan naik, ini tidak terjadi, kemudian bagaimana pun juga kita harus pantau hal ini, kita harus berhati-hati memantau secara serius, berkala. Ini yang kita anjurkan untuk dikerjakan pada Kemenkes,” ujar Sri.

Para pedagang di Pasar Tanah Abang menerima suntikan vaksin COVID-19 dalam kegiatan vaksinasi massal, Jakarta, 18 Februari 2021. (Foto: Achmad Ibrahim/AP)

Keamanan vaksin buatan Inggris ini, kata Sri, juga dilihat dari uji klinis yang dilakukan kepada lebih dari 20 ribu sukarelawan yang dikerjakan di Inggris, Afrika Selatan, dan Brazil. Di dalam uji klinis tersebut efek samping yang ditemukan pun bersifat ringan, dan tidak ada yang masuk rumah sakit, apalagi meninggal akibat Vaksin AstraZeneca tersebut.

“Vaksin ini bisa diberikan di atas 18 tahun malah juga untuk lansia (lanjut usia -red). Untuk lansia sangat baik, aman, dan juga imunogenitasnya cukup tinggi. Tetap dua kali diberikan, vaksin pertama, vaksin kedua dengan interval dikatakan oleh WHO 4-8 minggu,” katanya.

Namun, tambahnya, ITAGI menyarankan sebaiknya interval pemberian vaksin berjarak delapan minggu. “Mungkin itu lebih baik karena melihat efek sampingnya lebih rendah dan imunogenitasnya lebih baik,” paparnya.

Paling Banyak Vaksinasi

Dalam kesempatan ini, Nadia juga mengatakan bahwa Indonesia termasuk negara di dunia yang paling banyak melakukan Vaksinasi COVID-19 sampai saat ini. Per 26 Maret kemarin, sebanyak 10 juta orang sudah divaksinasi Covid-19.

“Dengan kondisi ini maka Indonesia termasuk dalam posisi empat besar negara di dunia yang bukan produsen vaksin, tetapi merupakan negara yang tertinggi dalam melakukan penyuntikan,” kata Nadia.

Menurutnya, di bawah Indonesia, ada negara-negara besar lainnya, seperti Jerman, Turki, Brazil, yang berhasil melampaui negara-negara Israel dan Perancis.

“Ke depan, kita akan terus tingkatkan kapasitas vaksinasi kita sehingga dapat segera mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity yang kita inginkan sehingga kita keluar dari pandemi COVID-19,” kata Nadia.

Pemerintah, kata Nadia, akan berusaha meningkatkan kecepatan penyuntikan Vaksin Covid-19 dari semula 500 ribu penyuntikan per hari menjadi satu juta penyuntikan per harinya.

Maka dari itu, ia pun mendorong seluruh masyarakat untuk segera divaksinasi COVID-19, terutama untuk kelompok masyarakat yang berusia 60 tahun ke atas atau lansia. Menurutnya, hal ini penting mengingat angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19 pada lansia masih cukup tinggi.

“Kita lihat bahwa lansia ini masih sangat rendah partisipasinya, padahal kita tahu angka kesakitan dan angka kematian pada usia di atas 60 tahun tiga kali lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Mari kita sama-sama upayakan bagaimana kita mendorong usia di atas 60 tahun untuk bisa segera divaskinasi,” katanya. [gi/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Besar-Besaran Bagi Pelaku Perbankan dan Pasar Modal

Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Besar-Besaran Bagi Pelaku Perbankan dan Pasar Modal
Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi massal bagi pelaku perbankan dan pasar modal, di Gedung BEI, SCBD, Jakarta, Rabu (31/03/2021) pagi. (Foto: BPMI Setpres Muchlis Jr)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelaksanaan Vaksinasi Massal COVID-19 bagi pelaku perbankan dan pasar modal yang digelar di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta, Rabu (31/03/2021) pagi.

Presiden tiba di lokasi sekitar pukul 08.45 menit dan langsung meninjau tahapan pelaksanaan vaksinasi mulai dari registrasi ulang, penapisan kesehatan, penyuntikan dosis vaksin, hingga observasi pasca penyuntikan. Penerima vaksin sebagian besar adalah petugas pelayanan publik yang intens berinteraksi langsung dengan nasabah seperti teller  dan petugas di bagian layanan pelanggan atau customer service.

Dalam peninjauan Kepala Negara tampak didampingi oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.

“Pagi hari ini kita melakukan vaksinasi besar-besaran di perbankan dan pasar modal, terutama bagi yang setiap hari berhadapan dengan pelanggan, berhadapan dengan masyarakat, baik itu customer service yang melayani pelanggan, maupun teller yang juga melayani masyarakat. Ini yang diberikan prioritas terlebih dahulu,” ujar Presiden dalam keterangan persnya usai peninjauan.

Sektor perbankan dan pasar modal, ujar Kepala Negara, merupakan sektor yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia yang terdampak akibat pandemi.

“Kita tahu bahwa penggerak utama perekonomian nasional kita adalah konsumsi, investasi, ekspor, dan impor, dan perbankan, pasar modal, merupakan bagian yang sangat penting bagi bergeraknya perekonomian kita,” ujarnya.

Tak hanya di BEI, vaksinasi massal bagi pelaku perbankan dan pasar modal juga dilakukan di empat lokasi lainnya yaitu Menara BNI, di Gedung CIMB Niaga, di Menara Danamon 2, dan di BCA Main Building. Kepala Negara berharap dengan digelarnya vaksinasi besar-besaran ini aktivitas di sektor finansial dapat segera pulih.

“Kita harapkan aktivitas di pasar modal, aktivitas di perbankan kita akan terlindungi dari tertularnya, terpaparnya COVID-19 dan kita harapkan semuanya nanti setelah diberikan vaksinasi berjalan normal seperti biasanya,” pungkasnya.

Menkeu Sri Mulyani menyapa peserta vaksinasi massal
Menkeu Sri Mulyani menyapa peserta vaksinasi massal bagi pelaku perbankan dan pasar modal di empat lokasi terpisah, dari Gedung BEI, SCBD, Jakarta, Rabu (31/03/2021) pagi. (Sumber: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Sementara itu, Menkeu Sri Mulyani menyampaikan bahwa vaksinasi massal bagi pelaku sektor finansial ini merupakan wujud perhatian pemerintah agar kegiatan ekonomi segera pulih kembali. Program vaksinasi ini, imbuhnya, diprioritaskan bagi tenaga-tenaga yang berada di garis depan untuk melayani sektor keuangan.

“Ini perhatian Bapak Presiden supaya kegiatan ekonomi segera pulih kembali. Jadi untuk sektor finansial apakah itu perbankan, pasar modal, memang menjadi prioritas kita semua,” ujarnya saat secara virtual menyapa para peserta vaksinasi di empat lokasi lainnya tersebut.

Menkeu mengharapkan dengan dilaksanakannya vaksinasi ini dapat memberikan kepercayaan diri kepada para pelaku di sektor ini. Ia juga berharap semua sektor dapat segera pulih untuk mendukung seluruh upaya pemulihan ekonomi.

“Saya berharap seluruh teman-teman yang ada di sektor keuangan baik itu perbankan, di nonbank, dan juga di pasar modal semuanya bisa kembali memiliki confidence karena itu sangat menentukan pemulihan ekonomi kita semuanya,” ujarnya.

Menutup dialognya, Sri Mulyani tak lupa mengingatkan agar para pelaku di sektor finansial terus disiplin dari menjalankan protokol kesehatan.

“Semoga semuanya lancar dan semuanya diberi kesehatan. Jangan lupa tetap memakai masker dan disiplin [protokol] kesehatan, meskipun sudah divaksin,” tandasnya. (FID/UN)

India Batasi Ekspor Vaksin COVID-19, Negara-negara Asia Berebut Pasokan

Seorang perawat bersiap memberikan vaksinasi COVID-19 produksi AstraZeneca / Oxford di bawah skema COVAX, di Rumah Sakit Umum Eka Kotebe, Addis Ababa, Ethiopia, 13 Maret 2021. (REUTERS / Tiksa Negeri)

BorneoTribun Jakarta -- Sejumlah negara Asia bergegas mencari sumber-sumber alternatif vaksin COVID-19, Selasa (30/3), setelah pembatasan ekspor vaksin oleh India mengakibatkan program vaksinasi global yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) kekurangan pasokan vaksin.

Indonesia, Korea Selatan, dan Filipina termasuk di antara negara-negara yang terkena imbas penundaan pengiriman vaksin yang telah dijanjikan melalui program COVAX. Program tersebut digagas terutama untuk memastikan pasokan vaksin ke negara-negara yang lebih miskin.

“Rencana kami untuk meningkatkan vaksinasi harian akan terpengaruh,” Carlito Galvez, Kepala Vaksinasi Filipina, mengatakan kepada wartawan, seperti dikutip oleh Reuters.

Upacara serah terima vaksin COVID-19 produksi Oxford / AstraZeneca di bawah skema COVAX, di Bandara Internasional Phnom Penh, Kamboja, 2 Maret 2021. (REUTERS)

India, pembuat vaksin terbesar di dunia, menghentikan sementara ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII), karena fokus untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat.

The Serum Institute tadinya dijadwalkan mengirimkan 90 juta dosis vaksin untuk COVAX selama Maret dan April. Meski belum jelas berapa dosis vaksin yang akan dialihkan untuk penggunaan domestik, para fasilitator program memperingatkan bahwa penundaan pengiriman tidak bisa dihindari.

Korea Selatan mengonfirmasi hanya akan menerima 432 ribu dosis dari 690 ribu yang dijanjikan. Namun pengirimannya akan ditunda hingga sekitar minggu ketiga April.

“Ada ketidakpastian mengenai pasokan vaksin global, tetapi kami sedang membuat rencana untuk memastikan tidak ada gangguan pada kuartal kedua dan berupaya untuk mengamankan lebih banyak vaksin,” Kim Ki-nam, Kepala Tim Satuan Tugas Vaksinasi COVID-19 Korea Selatan. Para pejabat mengatakan mereka sedang dalam pembicaraan dengan AstraZeneca untuk mempercepat pengiriman yang diperoleh melalui kesepakatan terpisah.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte melonggarkan pembatasan pemerintah pada impor vaksin sektor swasta. Ia memohon kepada perusahaan untuk mendapatkan pasokan vaksin, berapapun biayanya saat negaranya berjuang melawan kemunculan kembali pandemi.

Di Vietnam, para pejabat juga meminta sektor swasta untuk turun tangan setelah pasokan COVAX mereka dipangkas sebesar 40 persen menjadi 811.200 dosis dan pengiriman diundur beberapa minggu.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi. (Foto: VOA)

Di Indonesia, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan kepada Reuters bahwa pengiriman 10,3 juta dosis dari COVAX kemungkinan ditunda hingga Mei.

India belum memberikan pemerincian tentang lamanya pembatasan ekspornya, tetapi Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), yang juga mitra distribusi COVAX, mengatakan pada akhir pekan bahwa pengiriman diperkirakan akan dilanjutkan pada Mei.

Keputusan India adalah yang terbaru dari serangkaian kemunduran fasilitas COVAX, yang diandalkan oleh 64 negara miskin. Sebelumnya program tersebut juga mengalami gangguan produksi dan kurangnya kontribusi pendanaan dari negara-negara kaya. [ah/ft]

Oleh: VOA Indonesia

Mendikbud: Belajar Tatap Muka Dimulai Juli 2021

Mendikbud: Belajar Tatap Muka Dimulai Juli 2021
Siswa sekolah dasar mengenakan masker dan duduk sesuai aturan untuk menjaga jarak sosial, kembali belajar di kelas mereka, saat sekolah dibuka kembali di tengah pandemi COVID-19 di Bekasi, 24 Maret 2021. (REUTERS / Willy Kurniawan)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah memutuskan untuk mengizinkan pembelajaran tatap muka secara terbatas setelah semua pendidik dan tenaga kependidikan divaksin COVID-19.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam jumpa pers, Selasa (30/3), mengatakan pemerintah memutuskan untuk mengizinkan pembelajaran tatap muka secara terbatas setelah semua pendidik dan tenaga kependidikan, seperti operator sekolah, petugas kebersihan, pegawai tata usaha, sudah mendapat dua dosis suntikan vaksin COVID-19.

Pembelajaran tatap muka itu akan dimulai pada tahun ajaran baru Juli mendatang. Namun jika terjadi kasus COVID-19 di sebuah sekolah, pembelajaran tatap muka akan dihentikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim, 26 Maret 2021 (Facebook:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI).

"Jadinya sekolah setelah guru dan tenaga pendidiknya divaksin, wajib memberikan opsi pembelajaran tatap muka terbatas dengan protokol kesehatan. Tetapi orang tua boleh memilih, apakah mereka nyaman anaknya ke sekolah atau tidak. Jadi ujung-ujungnya per anak keputusannya ada di orang tua, tetapi sekolah yang sudah divaksinasi wajib memberikan opsi pembelajaran tatap muka terbatas pada saat vaksinasinya sudah rampung," kata Nadiem.

Nadiem menjelaskan keputusan untuk memulai pembelajaran tatap muka terbatas tersebut diambil karena penutupan sekolah dan pembelajaran jarak jauh sudah berlangsung terlalu lama.

Dia menambahkan penutupan sekolah ini memiliki dampak negatif terhadap kesehatan anak, pendidikan dan perkembangan, pendapatan keluarga, serta perekonomian secara keseluruhan.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian dari UNICEF dan WHO (organisasi kesehatan Dunia), lanjut Nadiem, infeksi COVID-19 terhadap anak (berumur di bawah 18 tahun) memiliki gejala ringan, anak mempunyai kerentanan lebih rendah terhadap infeksi COVID-19 dibanding orang dewasa, dan anak memiliki kemungkinan kecil menularkan virus COVID-19 ketimbang orang dewasa.

Lebih jauh ia mengatakan Indonesia termasuk dalam empat negara di di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh. Sementara 23 negara lainnya di kawasan tersebut sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka, termasuk Vietnam, China, Kamboja, dan Laos.

Menurut Nadiem satu tahun penutupan sekolah karena pandemi COVID-19 juga telah menimbulkan dampak lain, yaitu anak putus sekolah, penurunan capaian belajar, dan kekerasan pada anak.

Nadiem mengatakan sejatinya sejak Januari tahun ini semua pemerintah daerah sudah bisa memberikan izin untuk pembelajaran tatap muka secara terbatas jika sekolah mampu memenuhi syarat protokol kesehatan namun kebijakan ini tidak bersifat wajib. Namun pada kenyataannya hanya 22 persen satuan pendidikan yang melangsungkan pembelajaran tatap muka.

Nadiem menambahkan pemerintah telah menetapkan pendidik dan tenaga kependidikan, seperti operator sekolah, petugas kebersihan, pegawai tata usaha sebagai prioritas untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Vaksinasi COVID-19 bagi pendidik dan tenaga kependidikan ini berlaku di semua jenjang pendidikan, pendidikan negeri dan swasta, formal dan non-formal, serta pendidikan keagamaan.

Presiden Jokowi menyaksikan vaksinasi kepada salah satu tenaga pendidik yang bertempat di SMAN 70 Jakarta. (Foto: Courtesy/Biro Setpres)

Untuk tahap pertama, vaksinasi akan diberikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan di pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar, sekolah luar biasa, dan sederajat, pesantren, dan pendidikan keagamaan. Tahap selanjutnya vaksinasi diberikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan sederajat. Pada tahap ketiga, vaksinasi ditujukan bagi pendidik dan tenaga kependidikan di perguruan tinggi.

Vaksinasi tahap pertama bagi pendidik dan tenaga kependidikan paling lambat dilaksanakan minggu kedua Mei 2021. Tahap kedua paling lambat akhir pekan keempat Mei 2021 dan tahap ketiga paling lambat pada pekan kedua Juni 2021.

Untuk mencapai ketiga target tersebut, Nadiem mendorong pemerintah daerah memprioritaskan Vaksin Covid-19 para pendidik dan tenaga kependidikan.

Menkes Dukung Dimulainya Pembelajaran Tatap Muka

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendukung keputusan untuk memulai pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang karena menilai pendidikan yang terus berjalan merupakan investasi yang sangat penting bagi generasi dan perekonomian Indonesia di masa depan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai Ratas dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan , Jakarta, Jumat, 26 Maret 2021 mengatakan jumlah penduduk Indonesia yang sudah divaksinasi COVID-19 tembus 10 juta Orang ( biro Setpres ).

"Pendidikan dan kesehatan, kedua sektor ini merupakan investasi bangsa yang besar untuk 10, 20, sampai 30 tahun ke depan. Saya merasa sangat terharu dan mendukung agar proses pembelajaran ini kembali seperti normal.

Budi Gunadi menjelaskan setiap pandemi menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan manusia mampu bertahan dengan beradaptasi terhadap keadaan dengan menerapkan gaya hidup dan protokol kesehatan yang baru.

Untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini, akan diberlakukan sejumlah peraturan, antara lain kapasitas kelas 50 persen dari kondisi normal, jarak antar kursi siswa 1,5 meter dan seluruh siswa wajib mengenakan masker serta diperiksa suhu tubuhnya setiap masuk sekolah. Sekolah dibebaskan menetapkan pembelajaran tatap muka dilakukan dua atau tiga hari tiap pekan.

KPAI Minta Ada Pemantauan di Lapangan

Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Lystiarti meminta ada pemantauan di lapangan untuk memastikan kesiapan sekolah dan daerah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas.

KPAI mendorong pembukaan sekolah tatap muka harus didasarkan pada kesiapan sekolah sebagai faktor utama, seperti infrastruktur dan protokol kesehatan selain pendidik dan tenaga pendidikan sudah divaksinasi.

KPAI juga meminta pemerintah daerah menyiapkan portal pengaduan dan rencana evaluasi saban bulan terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka. [fw/em]

Selasa, 30 Maret 2021

Menkes: Vaksinasi Indonesia Tembus 10 Juta Dosis

Menkes: Vaksinasi Indonesia Tembus 10 Juta Dosis
Layanan Drive Thru vaksinasi COVID-19 (Foto: Dokumentasi Humas Setkab)

BorneoTribun Jakarta -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, per Jumat (26/03/2021), Indonesia telah melakukan penyuntikan di atas 10 juta vaksinasi suntikan pertama dan kedua.

“Saat ini, laju penyuntikan vaksin kita telah mencapai 500 ribu suntikan per hari dan kita sudah tembus 10 juta penyuntikan Jumat lalu. Dengan capaian ini, Indonesia masuk dalam posisi empat besar negara di dunia yang bukan produsen vaksin tapi tertinggi dalam melakukan penyuntikan,” ujarnya.

Menkes menambahkan Indonesia hanya berada di bawah Jerman, Turki, dan Brasil dan berhasil melampaui Israel dan Prancis. “Ini sebuah kabar gembira,” ujar Menkes.

Lebih lanjut, Budi G. Sadikin mengatakan, vaksin COVID-19 sudah menjadi isu geopolitik di mana negara-negara di seluruh dunia saling berebut untuk mendapatkan vaksin. Oleh sebab itu, vaksin yang tersedia adalah vaksin yang terbaik untuk digunakan.

Pemerintah harus mengombinasikan penggunaan berbagai macam merek vaksin COVID-19 dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin untuk seluruh populasi sasaran. Tidak ada satu pun produsen vaksin di dunia ini yang dapat memenuhi seluruh permintaan negara-negara besar seperti Indonesia.

“Indonesia beruntung karena sudah menjalin kerja sama dengan empat produsen vaksin, yaitu Sinovac, Astrazeneca, Novavax, dan Pfizer. Ketersediaan vaksin menjadi sangat penting dalam menjaga kelancaran program vaksinasi pemerintah,” ujarnya.

Di sisi lain, Menkes juga menyampaikan bahwa saat ini di sejumlah negara di Eropa dan Asia kembali terjadi lonjakan kasus COVID-19. Penyebabnya adalah karena adanya jenis virus mutasi baru, yang juga sudah masuk ke Indonesia sejak awal tahun ini, serta mobilitas yang tinggi.

“Terkait lonjakan kasus COVID-19 di beberapa negara, saya ingin sampaikan bahwa meski kita sudah mengalami percepatan dalam vaksinasi, kita perlu berhati-hati mengatur laju penyuntikan karena adanya potensi embargo dari negara produsen vaksin yang mengalami lonjakan kasus di negaranya. Kita perlu mengatur ritme vaksinasi agar tidak ada kekosongan vaksin nantinya,” tuturnya.

Budi G. Sadikin menambahkan bahwa lonjakan kasus di negara lain juga mengingatkan kita untuk senantiasa waspada dengan menahan mobilitas dan mematuhi disiplin protokol kesehatan, apalagi jenis mutasi virus baru COVID-19 sangat cepat menyebar.

“Hindari bepergian, paling tidak sampai pandemi benar-benar terkontrol. Kalau nanti terjadi lonjakan kasus, kasihan tenaga kesehatan kita akan kelelahan,” ujarnya.

Menkes juga mendorong semua masyarakat untuk ikut menyosialisasikan pentingnya vaksinasi COVID-19, khususnya kepada kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) 60 tahun ke atas. Dari kelompok prioritas kedua, lansia masih rendah tingkat partisipasinya padahal kelompok ini paling rentan dibanding kelompok prioritas lain karena mudah sakit serta tingkat kematiannya tinggi.

“Mari kita upayakan bersama bagaimana bisa mendorong lansia bisa lebih cepat disuntik agar kita dapat melindungi orang tua kita. Semakin cepat vaksinasi dilakukan, semakin cepat kita mencapai kekebalan komunal,” ujarnya.

Terakhir, Menkes kembali mengimbau kepada masyarakat untuk tidak usah ragu-ragu divaksinasi saat gilirannya tiba. Pemerintah pasti akan memprioritaskan vaksin yang benar-benar aman dan berkhasiat untuk dipergunakan oleh seluruh masyarakat berdasarkan rekomendasi dari ahli.

“Vaksin memiliki manfaat yang jauh lebih besar dari risiko yang ditimbulkan. Ketika saatnya tiba untuk vaksinasi, tidak usah ragu-ragu. Apapun jenis vaksinnya, pasti aman dan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh kita. Bagi yang sudah divaksinasi, jangan lupa untuk tetap menjalankan protokol kesehatan 3M dengan disiplin sampai kita benar-benar mencapai kekebalan kelompok dan terbebas dari pandemi,” tutup Menkes. (HUMAS KEMENKES/UN)

Sabtu, 27 Maret 2021

Antusiasme Masyarakat Kota Mataram terhadap Vaksin

Vaksin massal yang di gelar Satgas Covid-19 kota Mataram
Vaksin massal yang di gelar Satgas Covid-19 kota Mataram.

BorneoTribun Mataram, NTB - Vaksin massal yang di gelar Satgas Covid-19 kota Mataram yang bersinergi dengan semua komponen pemerintah yang ada baik ditingkat Pemerintah Provinsi maupun pemerintah Kota/Kabupaten telah berlangsung beberapa hari. 

Seperti yang diselenggarakan pada sore hari Sabtu tanggal 27 maret 2021 di Episentrum Mall mataram.

Vaksin massal ini diperuntukkan kepada masyarakat umum pengunjung Mall Episentrum mataram untuk menerima vaksin. 

Masyarakat begitu antusias menyambut vaksin yg diselenggarakan oleh pihak RSUD Kota Mataram Bekerja sama dengan pihak Episentrum Mall mataram tersebut.  

Terlihat masyarakat berderet cukup banyak namun tetap teratur serta menerapkan kan prokes mengantri untuk divaksin. 

Pada kegiatan tersebut terlihat hadir para pimpinan lembaga yang langsung bersentuhan dengan masalah pandemi covid-19 ini seperti, Ketua satgas Cobid-19 kota mataram, Direktur RSUD kota mataram, Direktur RSUD Provinsi NTB, Dandim 1606/WB lobar serta kapolresta  Mataram.

Dalam kesempatan itu pula disaksikan oleh rekan-rekan media baek cetak, tv maupun online yang begitu antusias meliput seluruh kegiatan vaksin massal tersebut.  

Begitu banyak masyarakat kota mataram yang ingin di vaksin, namun tetap berlangsung dan terakomodir dengan baik.

Menurut keterangan dari salah seorang warga kota mataram yaitu Ngurah yang baru beberapa saat telah selesai  menerima vaksin, mengatakan bahwa tidak ada hal yang berbeda dari tubuh nya setelah menerima vaksin, "rasa badan saya biasa saja, sama seperti sebelum di vaksin" ungkap Ngurah.

Menurut dr. H. Lalu Herman Mahaputra atau kerap di sapa dr Jek yang juga selaku Direktur RSUD Provinsi NTB yang kebetulan baru di lantik  hari Jumat lalu mengatakan tanggapan nya bahwa melihat situasi saat ini patut kita apresiasi, dimana dari jumlah masyarakat yang kita lihat ini telah menunjukkan bahwa masyarakat sudah sangat faham dengan vaksin ini, ungkapnya.

"Untuk target yang harus divaksin, kami berharap seluruh masyarakat kota mataram ini agar segera dapat menerima vaksin, kami akan berkoordinasi dengan Dikes provinsi dan kota agar dipersiapkan vaksinnya" , ujar dr Jek.

Untuk petugas yang diterjunkan sebagai tenaga screening dan vaksinator nya sebanyak 50 orang, dan kegiatan ini didukung penuh oleh TNI - Polri diwilayah kota mataram ini, ungkapnya.

"Adapun target prioritas yang dilakukan vaksin adalah lansia, namun karna beberapa kendala seperti sosialisasi sehingga tidak dapat dilakukan sesuai harapan, namun demikian masyarakat yang sering bersentuhan langsung dengan banyak orang juga merupakan prioritas kami, seperti rekan2 media dan  tukang ojek," ungkap nya.

Di kesempatan yang sama Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi Sik menjelaskan bahwa dalam rangka kegiatan ini pihaknya menurunkan anggota polresta dan polsek sebanyak 60 orang untuk membantu memberikan pengamanan terutama penertiban prokes kepada masyarakat yang akan melakukan vaksin. 

"Ini adalah bentuk kerja sama antara pemerintah dengan Polri khusus nya dalam rangka penanganan vaksin di kota mataram ini, kegiatan ini juga sebagai penunjang program Kampung Sehat yang di lontarkan Polda NTB," ungkap polresta.

"Kami juga akan berkoordinasi dengan Dikes dan RSUD kota mataram untuk diadakan vaksin di polsek- polsek serta kelurahan sekota mataram mengingat masyarakat yang ada ditingkatkan itu yang  bersentuhan secara langsung" , ungkapnya.

Sementara pihak TNI yang ikut serta berperan sebagai pengamanan dalam kegiatan tersebut juga mengapresiasi terhadap antusiasme masyarakat terhadap Vaksin ini.

Menurut Dandim 1606/WB Lobar Gunawan mengatakan bahwa pada prinsipnya TNI bersinergi dengan Polri, dimana ada pengamanan Polri, disitu TNI pasti ikut atau sebaliknya.

"Dan untuk jumlah personil karena ada 3 koramil di wilayah ini maka kami ikut sertakan ketiga koramil tersebut," ungkap Dandim.

Kendala yang dihadapi menurut Dandim hampir tidak ada, ini disebabkan oleh pemahaman masyarakat tentang Cobid-19 ini sudah cukup mengerti baik dari prokes nya maupun tentang vaksin yang dilakukan ini, paparnya.

Oleh: Adbravo

Antusiasme Masyarakat Kota Mataram terhadap Vaksin Covid-19 Sudah Mulai Terlihat

Antusiasme Masyarakat Kota Mataram  terhadap Vaksin Covid-19 Sudah Mulai Terlihat
Antusiasme Masyarakat Kota Mataram  terhadap Vaksin Covid-19 Sudah Mulai Terlihat.

BorneoTribun Mataram, NTB - Polresta Mataram menggandeng Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram mulai melaksanakan Vaksinasi massal di tempat umum. Vaksinasi massal ini dimulai di Pasar Kebon Roek, Kecamatan Ampenan Kota Mataram. Kegiatan ini diikuti oleh 148 peserta. Sasarannya adalah untuk pedagang dan pengunjung, juru parkir atau jukir dan ojek. 

Vaksinasi massal berlangsung hari Jumat (26/03/2021) dimulai pukul 07.30 Wita. Dipimpin langsung Kabag Ops Polresta Mataram, Kompol Rafles P Girsang,SIK dan didampingi Kapolsek Ampenan, Kompol Raditya Suharta,SIK dan Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan Medik RSUD Kota Mataram, dr Tris Cahyoso, MARS.   

Sedari awal, antusiasme pedagang pasar dan pengunjung cukup tinggi untuk divaksin. Karena banyak peserta yang mendaftarkan diri dan bersedia divaksin. ‘’ Ini lokasi pertama vaksinasi massal di tempat umum untuk pedagang pasar dan pengunjung. Ada 148 orang yang divaksin tadi,’’ ungkap Kabag Ops Polresta Mataram, Kompol Rafles P Girsang. 

Warga kian percaya salah satu cara untuk menekan penyebaran Covid-19 dengan divaksin. Karena itu warga tak ragu untuk divaksin sesuai anjuran pemerintah. ‘’ Kita berharap semakin banyak lagi nanti yang divaksin di tempat lainnya,’’ tuturnya. 

Vaksinasi massal tujuannya untuk memperbanyak jumlah warga yang divaksin. Syarat untuk jadi peserta vaksinasi massal cukup mudah. Cukup membawa KTP dan dilengkapi nomor telepon. Siapapun boleh divaksin. ‘’ Cukup bawa KTP. Tidak hanya warga Kota Mataram. Yang dari luar daerah juga cukup menunjukkan KTP sudah bisa divaksin. Karena tujuannya untuk menambah warga yang divaksin sebanyak-banyaknya,’’ katanya. 

Tidak hanya untuk mencari peserta sebanyak-banyaknya. Pelaksanaan vaksinasi massal tetap menerapkan protokol kesehatan. Jarak peserta yang antre diatur tidak berdekatan. Setelahnya empat meja untuk Pendaftaran, Skrining dan Vaksin. Juga diberikan jarak untuk penerapan protokol kesehatan.  

Vaksinasi massal masih akan berlangsung kedepannya. Tentunya dengan lokasi dan tempat yang berbeda. Tidak hanya di pasar tradisional. Tetapi di tempat umum yang lain. ‘’ Besok ada di pusat perbelanjaan, tempat ibadah dan tempat lainnya yang banyak dikunjungi warga masyarakat,’’ kata Rafles. 

Selain melaksanakan Vaksinasi massal. Kepolisian juga membagikan seribu masker di Pasar Kebon Roek. Masker dibagikan kepada pedagang dan pengunjung pasar. ‘’ Ini agar protokol kesehatan tetap dijaga oleh warga masyarakat,’’ jelasnya. 

Wadir Pelayanan Medik RSUD Kota Mataram, dr Tris Cahyoso, MARS menyampaikan, rumah sakit siap mendukung kegiatan Vaksinasi massal. Ketersediaan Vaksin Covid-19 diterangkan masih tersedia dan siap diberikan kepada warga masyarakat. ‘’ Petugas kita juga sudah siap. Tempatnya di manapun kita sudah siap,’’ katanya. 

Secara keseluruhan, kegiatan Vaksinasi massal di Pasar Kebon Roek tersebut berlangsung aman dan lancar.

Oleh: Adbravo

Pemerintah Intensifkan Pelaksanaan Vaksinasi Bagi Lansia

Pemerintah Intensifkan Pelaksanaan Vaksinasi Bagi Lansia
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan keterangan pers usai Rapat Terbatas membahas Penanganan Pandemi COVID-19 dan Tindak Lanjut Program Vaksinasi, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (26/03/2021) siang. (Foto: Humas Setkab/Agung)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah terus menggencarkan Vaksinasi Covid-19 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Secara khusus, pemerintah terus memperluas cakupan vaksinasi bagi kelompok lanjut usia, yang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi jika terpapar Covid-19.

“Untuk semua kepala daerah dan semua tenaga kesehatan, konsentrasikan memberikan vaksinasi ke lansia, karena insyaallah kalau ini sudah kita berikan, kalau nanti ada apa-apa lagi, yang masuk rumah sakit dan yang wafat akan sangat rendah,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai mengikuti Rapat Terbatas yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Jumat (26/03/2021), di Jakarta.

Menkes juga mengimbau seluruh masyarakat untuk mengajak anggota keluarganya yang berusia lanjut untuk mengikuti program vaksinasi.

“Bapak-Ibu, yang masuk rumah sakit dan yang wafat itu banyak lansia. Oleh karena itu, tolong dibantu semua orang tuanya, kakeknya, neneknya, mertua, tante, semua yang 60 tahun ke atas, tolong segera diajak untuk divaksinasi,” pintanya.

Budi Gunadi menambahkan, jika cakupan vaksinasi untuk kelompok lansia dapat segera memenuhi target maka akan meminimalisir tekanan terhadap rumah sakit dan juga tenaga kesehatan.

Dalam keterangan persnya, Menkes juga memaparkan tentang cakupan vaksinasi nasional yang hampir mencapai 10 juta, dengan laju penyuntikan harian mendekati 50 ribu. 

Diharapkan laju vaksinasi berjalan seimbang dengan ketersediaan pasokan dosis vaksin di Tanah Air.

“Diharapkan di bulan Maret dan April, di mana ketersediaan vaksin adalah 15 juta per bulan, kita sudah sesuai kecepatan penyuntikannya,” ujarnya.

Mengakhir keterangan persnya, Menkes kembali mengingatkan seluruh masyarakat agar terus disiplin dari menerapkan protokol kesehatan. 

Orang yang sudah divaksinasi, imbuhnya, masih dimungkinkan untuk terkena virus namun efek yang ditimbulkan tidak akan parah.

“Vaksinasi bukan membuat kita kebal, tidak mungkin terkena [virus]. Masih bisa terkena, cuma karena antibodinya kita sudah baik, itu akan segera cepat sembuh dan tidak usah masuk rumah sakit, tapi masih bisa menularkan. Oleh karena itu, tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, sehingga adanya strain baru pun tidak usah kita khawatirkan,” tandas Menkes Budi Gunadi Sadikin. (FID/UN)

Kamis, 25 Maret 2021

Datangkan 16 Juta Dosis Vaksin, Pemerintah Terus Akselerasi Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

Datangkan 16 Juta Dosis Vaksin, Pemerintah Terus Akselerasi Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
Kedatangan vaksin COVID-19 tahap ke-7 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (25/03/2021) (Foto: BPMI Setpres/Rusman)

BorneoTribun Jakarta -- Sebanyak 16 juta dosis bahan baku Vaksin Covid-19 tiba di Tanah Air, Kamis (25/03/2021) siang. Kedatangan vaksin produksi Sinovac ini menambah ketersediaan vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi massal yang tengah dijalankan oleh pemerintah.

“Dengan adanya suplai tambahan vaksin yang baru pada hari ini, maka tentu pace dan kecepatan vaksin per hari akan terus kita tingkatkan, sehingga kita akan mencapai 181,5 juta vaksinasi yang akan kita jadikan target untuk memperoleh herd immunity atau imunitas komunal dalam waktu yang secepat-cepatnya,” ujar Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono  Harbuwono dalam keterangan persnya menyambut kedatangan vaksin tahap ke-7 ini di Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

Dante menambahkan, dalam upaya mempercepat vaksinasi pemerintah terus menggencarkan gelaran vaksinasi massal di berbagai daerah dengan menggandeng berbagai pihak. Pusat-pusat vaksinasi pun telah dibangun di berbagai tempat di Tanah Air.

“Mudah-mudahan dengan kedatangan [vaksin] hari ini kita akan memperoleh manfaat yang besar dan mendapatkan akselerasi proses vaksinasi di Indonesia secara cepat dan akan mencapai target-target yang kita harapkan secara maksimal,” ujarnya.

Dalam keterangan persnya, Wamenkes juga mengungkapkan, evaluasi terhadap pelaksanaan vaksinasi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Capaian vaksinasi tenaga kesehatan yang sudah 100 persen, berimbas pada penurunan angka tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.

“Kemudian terjadi penurunan kasus aktif COVID-19 di semua daerah di Indonesia, dan penurunan BOR atau Bed Occupancy Ratio rumah sakit di seluruh rumah sakit vertikal yang kita evaluasi di Indonesia. Ini membuktikan bahwa [penerima] vaksin memperoleh manfaat yang besar dan mengurangi risiko terjadinya keparahan akibat COVID-19,” ujarnya.

Saat ini imbuhnya, tengah dilakukan vaksinasi tahap kedua dengan sasaran kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) serta petugas dan pelayan publik di seluruh Indonesia.

“Presiden Joko Widodo kemarin menyaksikan vaksinasi massal di Kecamatan Kao, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, salah satu wilayah terpencil di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 9.400 orang, dengan menargetkan setiap harinya ada 100 orang yang divaksin, mulai dari pelayanan publik, petani, pedagang pasar, dan kemudian tentu juga lansia,” ungkap Dante.

Wamenkes pun mengimbau masyarakat agar tidak ragu divaksin apabila gilirannya tiba karena pemerintah memprioritaskan vaksin yang benar-benar aman. Sementara bagi yang sudah divaksin, Dante mengingatkan agar tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Bagi yang sudah divaksinasi jangan lupa untuk tetap menjalankan protokol [kesehatan] 3M karena hal ini sangat penting sekali. Bukan berarti vaksinasi ini akan membuat orang kebal sama sekali, tetapi butuh waktu untuk proses imun itu terbentuk di dalam tubuh,” ujarnya.  (TGH/UN)

Batalyon Vaksinator TNI Polri dan pemda Lobar, Lakukan Vaksinasi Dosis ke dua di Polres Lobar

Batalyon Vaksinator TNI Polri dan pemda Lobar, Lakukan Vaksinasi Dosis ke dua di Polres Lobar.

BorneoTribun Lombok Barat, NTB - Dalam Kegiatan Batalyon Vaksinator TNI Polri dan pemda Lobar di Lombok Barat, saat ini telah memasuki dosis tahap II, terhadap Para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Anggota Polri, Rabu (24/3/2021).

Ini dikatakan oleh Kepala Dikes Lobar, drg. Hj. Ni Made Ambaryati menyebut untuk vaksinasi terhadap Tenaga Kesehatan (Nakes) di Lombok barat telah melebihi target.

“Vaksinasi untuk Nakes di Lombok barat, telah lebih dari 100% karena kami juga mengajak Nakes klinik swasta, sedangkan vaksinasi untuk tempat wisata, sudah dilakukan pada empat titik di wilayah Senggigi,” ungkapnya.

Untuk kedepannya akan dilakukan terhadap warga terutama Lansia, bagi mereka yang memiliki NIK yang terverifikasi. 

“Sebentar lagi akan datang sebanyak 5000 vaksin astrazeneca, yang saat ini masih dalam perjalanan, yang telah digunakan di 7 Negara, termasuk Arab Saudi, mesir dan lainnya, jadi vaksin ini aman,” jelasnya.

Karena pendaftaran vaksinasi itu dilakukan by name by NIK dan nomor HP. Pihaknya pun saat ini masih menunggu data untuk segera bisa melaksanakan vaksinasi untuk para Lansia tersebut. 

“Sedangkan di Lombok Barat sendiri, banyak Lansia yang NIKnya masih bermasalah, sehingga sudah meminta kepada pihak desa melalui Puskesmas setempat, untuk segera mengusulkan data terkait hal itu,” pungkasnya.

Menurutnya, semua penduduk di Lobar ini harus segera mengurus data kependudukannya, karena target vaksinasi untuk bisa mencapai hear immunity.

Menyikapi ini Kapolres Lombok Barat melalui Kasubbag Humas AKP Agus Pujianto S.Pd mengatakan terkait kendala data lansia, pihak Puskesmas di masing-masing Desa akan dibantu oleh Tiga Pilar di Desa.

“Akan kami tindak lanjuti, melalui Tim Lomba Kampung Sehat II dan PPKM Skala Mikro, akan bersama-sama turun membantu, yang diharapkan dapat mempercepat dalam Program vaksinasi ini,” ungkapnya.

Dikatakan pula, mensukseskan vaksinasi merupakan salah satu indicator dalam mensukseskan Lomba Kampung Sehat, sehingga dibutuhkan Kerjasama dan dukungan semua pihak.

“Dukungan penuh dari Polres Lombok barat Polda NTB, akan membantu semaksimal mungkin Batalyon Vaksinator TNI Polri dan pemda Lobar, dan ini akan terus kita dorong,” pungkasnya.

Menurutnya, Program Pemerintah dalam 5M, 3T dan 1V, memiliki keterkaitan dan relevansi dengan Lomba Kampung II.
“Salah satunya ya itu, untuk mensukseskan program Vaksinasi yang juga merupakan bagian dari Lomba Kampung Sehat jilid II,” tandasnya.

Oleh: Adbravo

Senin, 22 Maret 2021

Pondok Pesantren di Jatim Siap Terima Vaksinasi AstraZeneca

Pondok Pesantren di Jatim Siap Terima Vaksinasi AstraZeneca
Presiden memberikan keterangan pers usai meninjau pelaksanaan vaksinasi massal COVID-19 di Pendopo Delta Wibawa, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, Senin (22/3/2021) siang. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan telah bertemu dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan para kiai di provinsi tersebut untuk mendengarkan pendapat mereka mengenai vaksin AstraZeneca.

“Beliau-beliau tadi menyampaikan bahwa Jawa Timur siap diberi vaksin AstraZeneca dan segera akan digunakan di pondok pesantren-pondok pesantren yang ada di Jawa Timur. Saya kira ini juga patut kita apresiasi,” ujarnya dalam keterangan pers usai meninjau vaksinasi massal Covid-19 di Pendopo Delta Wibawa, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, Senin (22/3/2021) siang.

Untuk itu, Presiden juga telah memerintahkan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mendistribusikan vaksin tersebut.

“Tadi saya sudah memerintahkan kepada Menteri Kesehatan untuk segera mendistribusikan vaksin AstraZeneca ke Jawa Timur dan ke provinsi-provinsi yang lain,” ujarnya.

Ketua Umum (Ketum) MUI Provinsi Jatim Hasan Mutawakkil Alallah menyampaikan, dalam pertemuan dengan Presiden para tokoh agama menyatakan pendapat bahwa vaksin AstraZeneca halal dan tayib.

“Tadi pagi Bapak Presiden telah bertemu dengan kiai-kiai sepuh. Bapak Presiden langsung mendengarkan apa pendapat dan respons dari para romo, kiai, para pengasuh-pengasuh pondok pesantren bahwa vaksin AstraZeneca ini hukumnya halalan thayyiban,” ujarnya.

Ketum MUI Jatim juga mengatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut dapat digunakan dalam program vaksinasi pemerintah yang bertujuan untuk menjaga jiwa dan keselamatan masyarakat. “Tidak ada pemerintah yang akan mencelakakan rakyatnya sendiri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hasan Mutawakkil Alallah juga menyampaikan permintaan agar para santri, ustaz, ustazah, dan tokoh-tokoh keagamaan lainnya juga segera dapat memperoleh dosis Vaksin Covid-19.

“Kami berterima kasih kepada Bapak Presiden apabila para santri juga para ustaz dan ustazah, hafiz dan hafizah, akan segera diberikan vaksin AstraZeneca ini dan kami bersyukur mudah-mudahan nanti dapat ditiru oleh komponen masyarakat lain,” tandasnya. (FID/UN)

Kunjungi Sidoarjo, Presiden Jokowi Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Vaksinasi Massal

Kunjungi Sidoarjo, Presiden Jokowi Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Vaksinasi Massal
Presiden meninjau pelaksanaan vaksinasi massal COVID-19 di Pendopo Delta Wibawa, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, Senin (22/3/2021) siang. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan vaksinasi massal COVID-19 yang dilaksanakan di Pendopo Delta Wibawa, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Senin (22/3/2021) siang.

“Pagi hari ini saya berkunjung ke Kabupaten Sidoarjo untuk melihat proses vaksinasi. Saya ingin memastikan bahwa antusiasme dari masyarakat besar dalam ikut program vaksinasi ini,” ujar Presiden dalam keterangan pers setelah peninjauan.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden turut menyaksikan pemberian dosis vaksin AstraZeneca kepada Ketua Majelis Ulama Jawa Timur K.H. Hasan Mutawakkil Alallah. Vaksin yang sama juga diberikan kepada di antaranya K.H. Ahmad Rofiq Siroj hingga mantan pemain tim nasional sepak bola Uston Nawawi.

Untuk pelaksanaan hari ini, sebanyak kurang lebih 150 peserta yang berasal dari kalangan pekerja publik, tokoh agama, hingga para atlet menerima suntikan dosis vaksin di lokasi tersebut. Di saat bersamaan, beberapa lokasi lain di Kabupaten Sidoarjo juga akan menggelar vaksinasi massal serupa.

Kepala Negara juga memantau dan memberikan arahan mengenai jalannya proses vaksinasi di beberapa lokasi tersebut melalui konferensi video untuk memastikan kesiapan Kabupaten Sidoarjo, rumah sakit, maupun puskesmas dalam menyukseskan kebijakan vaksinasi massal ini.

“Saya juga ingin memastikan kesiapan, baik dari kabupaten, rumah sakit, maupun puskesmas yang ada. Sehingga kita harapkan ke depan vaksinasi nasional ini semuanya berjalan dengan baik dan lancar,” tandasnya.

Berdasarkan data yang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), hingga 21 Maret 2021, sebanyak 9.397 tenaga kesehatan di Kabupaten Sidoarjo telah menerima dua dosis Vaksin Covid-19. Sementara sebanyak 19.482 pekerja atau pelayan publik telah menerima dua dosis vaksin dari keseluruhan 31.902 peserta yang telah menerima suntikan dosis pertama.

Hadir dalam kegiatan vaksinasi massal tersebut antara lain Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali.. (FID/UN)

Minggu, 21 Maret 2021

Polres Lombok Timur Jadikan Program Jum'at Berkah Sebagai Momen Vaksinasi Tokoh Agama

Polres Lombok Timur Jadikan Program Jum'at Berkah Sebagai Momen Vaksinasi Tokoh Agama.

BorneoTribun Lombok Timur, NTB – Berbagai cara dan strategi ditempuh dalam mensukseskan program vaksinasi nasional, tak terkecuali momen-momen adat, budaya, dan kearifan lokal lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Gumi Patuh Karya, Jumat (19/3/2021), Kapolres Lombok Timur bersama puluhan tuan guru (tokoh agama), melaksanakan vaksinasi khusus lansia sebagai rangkaian Program Jum’at Berkah.

Kapolres Lombok Timur AKBP Tunggul Sinatrio, S.I.K, M.H., saat acara Jum’at Berkah di Dusun Repok Katok Desa Pijot Utara Kecamatan Keruak mengungkapkan, Jum'at Berkah kali ini dirangkai dengan vaksinasi bagi para tuan guru, sebagai ikhtiar untuk memutus rantai penularan Corona Virus Disease 2019 ( Covid-19 ).

“Sebagai berkah Jumat kali ini, kita rangkai acaranya dengan vaksinasi bagi almukarramun tuan guru, khususnya tuan guru yang tergolong lanjut usia atau lansia. Ini sebagai bentuk atau wujud kepedulian dan perhatian serta penghormatan kami kepada para tuan guru,” kata Kapolres Lombok Timur.

“Kami sayang kepada para tokoh agama, para tuan guru. Itulah mengapa para tuan guru menjadi prioritas utama untuk divaksin, agar beliau-beliau ini memiliki kekebalan dan antibody untuk menolak Virus Corona,” lanjut Kapolres.

Di hadapan para tuan guru dan masyarakat, AKBP Tunggul menjelaskan bahwa pelaksanaan program vaksinasi sebagai bagian dari Program Kampung Sehat 2 NTB, berbeda dengan program-program vaksinasi sebelumnya.

"Untuk registrasi sasaran tidak perlu menunggu SMS. Silahkan saja datang ke fasilitas Yankes (Pelayanan Kesehatan, red), nanti sesuai dengan tahapan-tahapan tentunya, tinggal bawa KTP, sebutkan NIK (Nomor Induk Kependudukan, red), maka sudah bisa melakukan registrasi,” tuturnya.

Lebih lanjut ditegaskan, Vaksin Covid-19 jenis Sinovac yang diproduksi Biofarma, telah melalui uji klinis dan dinyatakan aman untuk disuntikkan pada manusia. Dimana orang yang telah disuntik dengan Vaksin Sinovac, telah terbukti tidak menunjukkan gejala atau efek samping yang tidak baik.

“Alhamdulillah, saya juga sudah disuntik dengan Vaksin Sinovac dan sekarang saya masih tegar berdiri di depan Bapak/Ibu semua. Ini juga sebagai bukti bahwa Vaksin Sinovac aman. Jadi, jangan cepat percaya dengan berita atau informasi yang tidak bertanggungjawab alias hoaks tentang Vaksin Sinovac,” tegasnya.

“Tapi ingat, walaupun sudah divaksin, protokol kesehatan dengan menerapkan 5M harus tetap dipatuhi,” tandas Kapolres.

Oleh: Adbravo

KOI Nyatakan Keberatan ke BWF atas Diskriminasi yang Diterima Tim Indonesia

KOI Nyatakan Keberatan ke BWF atas Diskriminasi yang Diterima Tim Indonesia
Menpora Zainudin Amali dan Ketum KOI Raja Sapta Oktohari saat memberikan keterangan pers, Jumat (19/03/2021), di Jakarta. (Sumber: Tangkapan Layar YouTube Kemenpora RI)

BorneoTribun Jakarta -- Ketua Umum (Ketum) Komite Olimpiade Indonesia (KOI) atau National Olympic Committee (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari menyampaikan pihaknya telah melayangkan surat protes kepada Badminton World Federation (BWF) terkait dipaksa mundurnya tim bulu tangkis Indonesia dari All England Open 2021 yang digelar di Birmingham, Inggris. Tim Indonesia juga diperlakukan secara diskriminatif dan tidak profesional.

Hal tersebut disampaikannya dalam keterangan pers bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Jumat (19/03/2021), di Jakarta.

Okto menyampaikan, setiap negara mempunyai regulasi terkait penanganan pandemi Covid-19, termasuk di negara Indonesia maupun Inggris. Untuk itu, penyelenggara kegiatan di setiap negara harus beradaptasi dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh otoritas setempat.

“Kami dalam hal ini memberi pernyataan yang sangat tegas kepada BWF agar tidak buang badan ke Pemerintah Inggris. Kami sudah melayangkan surat kepada BWF dan juga kepada NOC Inggris,” ujarnya.

Ketum KOI menyampaikan, surat yang disampaikan kepada BWF bersifat protes sedangkan yang disampaikan kepada NOC Inggris berupa permintaan dukungan.

“Karena yang melaksanakan kegiatan bukan Pemerintah Inggris tetapi panitia pelaksana All England. Ini sangat mengecewakan. BWF harusnya bertanggungjawab penuh atas keteledoran yang terjadi di All England,” tegasnya.

Disampaikan Okto, tim Indonesia telah disuntik Vaksin Covid-19 serta menjalankan tes PCR sebelum keberangkatan dan saat kedatangan di Inggris. Bahkan, sudah ada pemain Indonesia yang bertanding di ajang bulu tangkis bergengsi tersebut.

Namun, beberapa perlakukan diskriminatif, tidak profesional, dan tidak adil diterima oleh tim Indonesia. Diungkapkan Ketum KOI, selain dipaksa mundur dari pertandingan, tim Indonesia juga tidak diperkenankan untuk menggunakan lift dan naik bus oleh penyelenggara.

“Kami melihat apa yang dilakukan oleh BWF sangat tidak profesional. Dan kami sudah berkomunikasi dengan PBSI, dengan Kemenpora, dengan Kementerian Luar Negeri, dengan Federasi Bulu Tangkis Asia. Dan juga kami akan meneruskan tragedi atau skandal ini ke level yang paling tinggi atau memungkinkan untuk ke arbitrase internasional,” ujarnya.

Okto menilai, perlakuan yang diterima oleh atlet bulu tangkis Indonesia tersebut telah melukai perasaan masyarakat Indonesia khususnya penggemar olahraga yang merupakan salah satu cabang olahraga (cabor) andalan Indonesia. Untuk itu, pihaknya meminta agar BWF menyampaikan permintaan maaf atas perlakuan tersebut.

“BWF harus bertanggung jawab terhadap kelalaian dan keteledoran yang telah mereka lakukan. Mereka harus minta maaf kepada masyarakat Indonesia secara resmi dan juga harus ada pertanggungjawaban terhadap apa yang dilakukan oleh BWF kepada atlet-atlet kita yang sampai hari ini masih di karantina di Birmingham, Inggris,” tegasnya.

Tak hanya itu, KOI juga akan melakukan langkah-langkah untuk memastikan kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

“Kami juga akan meneruskan ini kepada stakeholder kita terutama OCA (Olympic Council Asia) bahkan mungkin ke IOC (International Olympic Committee) supaya memastikan preseden ini tidak terulang kembali. Masih banyak cabor-cabor lain yang akan melakukan kualifikasi, kami tidak ingin hal seperti ini menjadi preseden dan terjadi di tempat yang lain,” kata Okto.

Menutup keterangan persnya, Ketum KOI menyampaikan apresiasi terhadap langkah cepat yang dilakukan oleh pemerintah pasca kejadian yang menimpa tim Indonesia di All England.

“Kami Komite Olimpiade Indonesia ingin mengucapkan apresiasi kepada Kemenpora dan juga Kementerian Luar Negeri yang sejak awal sangat sigap merespons apa yang terjadi terhadap anak-anak kita, para atlet kebanggaan Indonesia, yang sampai hari ini masih di karantina di Inggris,” tandasnya. (FID/UN)

Sabtu, 20 Maret 2021

Presiden Jokowi Tinjau Layanan Drive Thru Vaksinasi COVID-19 di Kota Bogor

Presiden Jokowi Tinjau Layanan Drive Thru Vaksinasi COVID-19 di Kota Bogor
Layanan Drive Thru vaksinasi COVID-19 di GOR Padjadjaran, Kota Bogor, Jabar, Jumat (19/03/2021) pagi. (Foto: Humas Setkab/Teguh)

BorneoTribun Jakarta -- Usai meninjau pelaksanaan vaksinasi massal COVID-19 di Puri Begawan, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar) Presiden RI Jokowi kembali meninjau pelaksanaan vaksinasi di kota tersebut. Kali ini Presiden meninjau layanan vaksinasi secara drive thru atau layanan tanpa turun kendaraan yang dilaksanakan di Gelanggang Olahraga  (GOR) Pajajaran, Jumat (19/03/2021) pagi.

Kegiatan ini menyasar kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) berumur 60 tahun ke atas. Tak hanya lansia, para pengemudi ojek daring pun juga mendapatkan pelayanan ini.

Presiden yang terlihat didampingi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim meninjau tahapan vaksinasi mulai dari proses registrasi atau pendaftaran, penapisan kesehatan, penyuntikan Vaksin Covid-19, hingga observasi bagi peserta yang sudah disuntik.

“Baru saja tadi saya melihat proses drive-thru vaksinasi yang dilakukan di Kota Bogor. Saya melihat semua berjalan dengan lancar dari mulai proses registrasi, pendaftaran, screening, kemudian penyuntikan vaksin semuanya berjalan dengan baik,” ujar Kepala Negara dalam keterangan pers usai peninjauan.

Presiden menekankan agar pelaksanaan vaksinasi terus dilakukan di seluruh penjuru Tanah Air sehingga kekebalan komunal atau herd immunity dapat segera terbentuk dan laju penularan Covid-19 dapat ditekan.

“Kita harapkan model-model seperti ini juga bisa dilakukan di kota lain, di provinsi lain sehingga akan mempercepat proses vaksinasi di Tanah Air,” tandasnya.

Dikutip dari laman Pemerintah Kota Bogor, pelaksanaan vaksinasi bagi lansia dengan metode drive thru di GOR Pajajaran, Kota Bogor ini dimulai sejak hari Rabu (17/03/2021). Tercatat, ada sebanyak 61.198 sasaran terdaftar yang akan disuntik vaksin secara bertahap selama tiga bulan ke depan.

“Pelaksanaannya harus bertahap dan melibatkan semua pihak terkait. Dinkes [Dinas Kesehatan] Kota Bogor berkolaborasi dengan Halodoc dan Gojek menyasar para lansia dengan sistem drive thru dengan tetap mengedepankan dan menjamin penerapan protokol kesehatan dan keselamatan,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya, yang dikutip dari laman tersebut.

Meski penyuntikan vaksinasi dilakukan di atas kendaraan roda dua atau roda empat, para lansia tetap diwajibkan mengikuti observasi selama 30 menit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek samping pasca disuntik vaksin.

Dinkes Kota Bogor menargetkan lansia penerima vaksin secara drive thru sebanyak 600 orang per hari. Rencananya, vaksinasi akan dilaksanakan selama 3 bulan ke depan hingga Juni 2021 dan terus dievaluasi.

Pemerintah bekerja sama dengan sejumlah pihak menyelenggarakan layanan vaksinasi secara drive thru sebagai upaya untuk memudahkan pelayanan vaksinasi kepada masyarakat. Tak hanya di Kota Bogor, layanan ini juga digelar di sejumlah kota lainnya, seperti di Jakarta, Bali, serta Tangerang Selatan, Banten. (FID/UN)

Jumat, 19 Maret 2021

TP-PKK Kota Mataram Terima Vaksin Covid-19

TP-PKK Kota Mataram Terima Covid-19.

BorneoTribun Mataram, NTB - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Mataram melakukan Vaksinisasi Covid-19 di Aula Pendopo Walikota Mataram, Jumat (19/03/2021). Hadir pada kesempatan itu Wakil Ketua I TP PKK Kota Mataram Hj. Wardiah Mujiburrahman, Wakil Ketua II TP PKK Kota Mataram  Baiq Herlina Udayani Effendy Eko Saswito.

Dalam kegiatan tersebut Ketua TP PKK Kota Mataram Hj. Kinnastri  Mohan Roliskana  memastikan bahwa vaksin yang digunakan pemerintah sudah aman dan halal, karena keamanan vaksin sudah diatur dalam Peraturan Presiden No. 99 tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin Dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang pelaksanaannya dipertegas melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 84 tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

 "Vaksin ini sah dan halal," terangnya.

Lebih lanjut, Hj. Kinnastri menjelaskan agar masyarakat tidak perlu khawatir dan takut selama proses vaksin. Karena petugas memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat yang divaksin dengan prosedur vaksin yang telah ditetapkan, mulai dari pengecekan tensi darah, pendataan riwayat penyakit dan memastikan penggunan obat-obatan yang dikonsumsi saat divaksin.

Ketua TP PKK Kota Mataram Hj. Kinnastri Mohan Roliskana juga menekankan bahwa kegiatan vaksin sebagai langkah yang tepat untuk menjaga diri dan keluarga dari Covid-19. “vaksin merupakan ikhtiar kita untuk saling menjaga dalam menghadapi virus Covid-19,” ungkapnya.

Dengan upaya vaksin yang dilakukan, Hj. Kinnastri berharap seluruh lapisan pengurus TP PKK Kota Mataram terus mengampanyekan keamaman vaksin secara masif, sekaligus berperan aktif sebagai kader yang bisa mengajak masyarakat.

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Mataram H. Carnoto, S.KM, MPK mengatakan TP PKK Kota Mataram bisa mengedukasi kepada masyarakat dan tidak mendeskriminasi pasien yang terpapar Covid-19.

Lebih lanjut Carnoto menjelaskan melalui vaksin TP PKK bisa menjadi contoh kepada masyarakat bahwa vaksin yang dilakukan halal dan aman.

"Mudah-mudahan dengan vaksinasi di Kota Mataram kita bisa mencapai target 295.000 orang dari berbagai lapisan masyarakat bisa divaksin," ujarnya.

Carnoto juga berharap melalui vaksin ini, ikhtiar pemerintah dalam mencegah peyebaran Covid-19 bisa maksimal dan masyarakat bisa hidup normal kembali.

Oleh: Adbravo

Kamis, 18 Maret 2021

Anggota PWI Sekadau Jalani Vaksinasi Covid-19

Ketua PWI Sekadau Benidiktus Gonsaga Putra disuntik vaksin covid-19
Ketua PWI Sekadau Benidiktus Gonsaga Putra disuntik vaksin covid-19.

BorneoTribun Sekadau, Kalbar -- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sekadau menjalani vaksinasi Covid-19 di aula CU Keling Kumang, Desa Sungai Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir, Kamis (18/3).

Kepala Dinkes, PP dan KB Kabupaten Sekadau melalui Kabid P2P Martinus Ridi mengungapkan, vaksinasi tahap dua kali ini diperuntukkan bagi pelaku profesi yang riskan terpapar covid-19.

"Untuk pelayan publik, pejabat publik, tokoh agama dan masyarakat, kalangan pers dan perbankan," ujar Ridi, (18/2).

Ia menambahkan, vaksinasi hari ini melayani sekitar 150 orang di tiga lokasi berbeda.

Masing-masing aula CU Keling Kumang, gedung PKK dan kantor Dinas Lingkungan Hidup.

"Pelaksana vaksinasi Puskesmas Sekadau Hilir, Puskesmas Selalong, dan Puskesmas Simpang Empat," terang Ridi.(*)

Orang Nomor Satu di AMSI Kalbar Disuntik Vaksin, Kundori Ungkapkan ini

Ketua AMSI Kalbar, Kundori.

BorneoTribun Sekadau, Kalbar - Ketua Asosiasi Media Siber Indonesi (AMSI) wilayah Kalimantan Barat, Kundori menerima vaksin covid-19 bersama wartawan Kabupaten Sekadau lainnya, bertempat di Aula Cu Keling Kumang. Kamis (18/3).

Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Kalimantan Barat, Kundori berterimakasih Kepada Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 yang sudah memperhatikan Awak Media sebagai sasaran vaksinasi dalam rangka penanganan Covid-19 di Kabupaten Sekadau.

"Dengan dilakukan vaksinasi ini dapat memberi contoh kepada masyarakat karena Awak Media ini satiap hari kerja di lapangan dan bertemu masyarakat yang rentan terhadap penularan Covid-19," kata Kundori yang juga CEO Suara Media Network ini. 

Awak Media secara bertahap diminta juga oleh pemerintah sebagai sasaran pertama  sebelum masyarakat juga ikut di vaksin, agar  masyarakat tidak takut di vaksin karena mekanismenya ada dan telah dicek juga oleh tenaga kesehatan layak atau tidak mendapat vaksin.

Ia juga berpesan kepada masyarakat agar tidak takut di vaksin karena tidak sakit dan vaksin covid-19 ini sudah teruji klinis dan aman digunakan.

"Mari, Awak Media ini menjadi contoh masyarakat dalam penangan Covid-19 mulai dari penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi ini," pungkasnya. (Tim)

Jokowi Akan Meresmikan Sejumlah Infrastruktur dan Tinjau Vaksinasi di Sulsel

Jokowi Akan Meresmikan Sejumlah Infrastruktur dan Tinjau Vaksinasi di Sulsel
Presiden Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno dan Wamenkes Dante Saksono Harbuwono bertolak dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Maros, Sulsel, sekitar pukul 06.30 WIB, Kamis (18/03/2021). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan sejumlah infrastruktur hingga meninjau jalannya vaksinasi massal dalam kunjungan kerjanya ke Sulawesi Selatan (Sulsel), har ini Kamis (18/03/2021).

Dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, Presiden yang antara lain didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 06.30 WIB.

Setelah mendarat di Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Presiden dan rombongan akan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan pesawat khusus ATR 72-600 menuju Bandar Udara Toraja, Kabupaten Tana Toraja.

Setibanya di Bandara Toraja, Presiden akan langsung meninjau fasilitas terminal bandara tersebut. Presiden kemudian akan meresmikan Bandara Toraja sekaligus dengan Bandara Pantar yang ditandai dengan penandatanganan dua prasasti peresmian.

Kepala Negara kemudian akan menuju Puskesmas Ge’tengan yang terletak di Kelurahan Rante Kalua, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Di tempat itu Presiden diagendakan meninjau jalannya vaksinasi massal.

Selesai acara tersebut, Presiden akan kembali ke Bandara Toraja untuk kemudian lepas landas menuju Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros.

Setelah mendarat, Presiden akan menuju Hotel Dalton, Kota Makassar, untuk meninjau vaksinasi massal.

Agenda kegiatan kemudian akan dilanjutkan di Kabupaten Gowa di mana Presiden direncanakan untuk meresmikan kolam regulasi Nipa-Nipa.

Presiden dan rombongan akan kembali ke Jakarta pada sore hari setelah rangkaian acara kunjungan kerja selesai. (BPMI/UN)

Kemenkes Pastikan Vaksin Covid-19 Impor Sinovac Habis Sebelum Masa Simpannya Berakhir

Kemenkes Pastikan Vaksin Covid-19 Impor Sinovac Habis Sebelum Masa Simpannya Berakhir
Vaksin COVID-19 (Foto: Humas Setkab/Oji)

BorneoTribun Jakarta -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengklarifikasi seputar isu yang beredar bahwa Vaksin Covid-19 produksi Sinovac telah memasuki masa kedaluwarsa. Nadia menyebutkan bahwa vaksin tersebut bukanlah kedaluwarsa melainkan shelf life atau masa simpan. Ditekankannya, pemerintah tidak akan memberikan vaksin yang masa simpannya habis, hal ini untuk memastikan keamanan dan khasiat vaksin.

Vaksin Sinovac yang datang pada tahap pertama sejumlah 3 juta dosis, terdiri dari 1,2 juta dosis vaksin tiba awal Desember dan 1,8 juta dosis vaksin tiba pada akhir Desember 2020, diproduksi pada September-November 2020 dengan shelf life dari produsen selama 3 tahun.

Sementara itu, dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berdasarkan data stabilitas produk, diklaim bahwa Vaksin Covid-19 produksi Sinovac memiliki masa simpan selama enam bulan. Nadia menegaskan ketentuan ini bukan bermaksud untuk mempercepat masa simpan vaksin, melainkan wujud kehati-hatian pemerintah dengan tidak begitu saja menerima data dari produsen.

”Bukan ada percepatan dari BPOM terkait masa simpan ini, tetapi BPOM melihat bahwa shelf life dari vaksin ini tidak semata-mata berdasarkan informasi yang disampaikan oleh produsen tetapi berdasarkan pada data stabilitas yang ada,” ujarnya dikutip dari laman Kemenkes, Rabu (17/03/2021).

Adapun masa simpan 1,2 juta dosis vaksin tersebut adalah hingga 25 Maret 2021, sementara untuk 1,8 juta dosis vaksin memiliki masa simpan hingga Mei 2021. Namun demikian, vaksin tersebut telah habis digunakan untuk vaksinasi bagi tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik.

”Kemenkes mengikuti keputusan BPOM. Sejak awal, kami menjaga agar penggunaan vaksin Sinovac dalam rentang shelf life atau masa simpan sesuai yang disampaikan oleh BPOM,” tutur Nadia.

Karena vaksin tahap pertama telah habis, Vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan oleh pemerintah untuk vaksinasi tahap kedua bagi kelompok lanjut usia berumur 60 tahun ke atas dan tenaga pelayanan publik, menggunakan vaksin produksi Sinovac yang datang di tahap berikutnya dalam bentuk bahan baku atau bulk yang kemudian diproses oleh Bio Farma.

Nadia menjelaskan vaksin tersebut memiliki tampilan fisik yang berbeda dengan vaksin Sinovac yang didatangkan langsung dari Cina, yaitu dengan vial yang ukurannya jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.

”Kemasannya berbeda dengan yang pertama. Sama-sama berbentuk vial, tetapi vial ini bisa disuntikkan untuk 9-11 orang dengan setengah cc,” ucapnya.

Perbedaan kemasan ini sekaligus memastikan bahwa sudah tidak ada lagi Vaksin Covid-19 tahap pertama dari Sinovac yang masih beredar.

Nadia mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir, karena pemerintah menjamin keamanan, khasiat, dan mutu vaksin yang akan diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia. (HUMAS KEMENKES/UN)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pilkada 2024

Lifestyle

Tekno