Berita Borneotribun.com: CekFakta Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label CekFakta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CekFakta. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 Februari 2024

[CEK FAKTA] Anies Sebut Ada 3,2 Juta Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan

Anies Sebut Ada 3,2 Juta Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan
Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan.
JAKARTA - Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, menyebut ada 3,2 juta kasus kekerasan terhadap perempuan selama 8 tahun terakhir. Hal ini diungkapkannya dalam debat kelima Capres yang digelar KPU RI di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Minggu malam, 4 Februari 2024. 

“Kita menyaksikan jumlah kekerasan pada perempuan luar biasa banyak, tinggi. Catatannya ada 3,2 juta kasus (kekerasan terhadap perempuan) selama 8 tahun terakhir ini. Itu yang tercatat, itu yang terlaporkan. Kekerasan terhadap perempuan tidak boleh disepelekan, tidak boleh dianggap sebagai isu kecil,” kata Anies.

HASIL CEK FAKTA
Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan (Data Umum Badilag dan Lembaga Layanan) selama 10 tahun terakhir (2013-2022), tercatat ada 3.547.566 kasus kekerasan terhadap perempuan. 

Berikut rinciannya:
  • Tahun 2013 : 279.688 kasus kekerasan terhadap perempuan;
  • Tahun 2014 : 293.220 kasus kekerasan terhadap perempuan;
  • Tahun 2015 : 321.752 kasus kekerasan terhadap perempuan;
  • Tahun 2016 : 258.847 kasus kekerasan terhadap perempuan;
  • Tahun 2017 : 348.203 kasus kekerasan terhadap perempuan;
  • Tahun 2018 : 406.178 kasus kekerasan terhadap perempuan;
  • Tahun 2019 : 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan;
  • Tahun 2020 : 299.911 kasus kekerasan terhadap perempuan;
  • Tahun 2021 : 454.772 kasus kekerasan terhadap perempuan;
  • Tahun 2022 : 453.524 kasus kekerasan terhadap perempuan.

Berdasarkan data tersebut selama 8 tahun terakhir tercatat ada 2.974.658 kasus kekerasan terhadap perempuan. 

KESIMPULAN
Menurut Anies jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan memang benar tinggi. Namun, jika merujuk Catatan Tahunan Komnas Perempuan (Data Umum Badilag dan Lembaga Layanan) jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan selama 8 tahun terakhir sebanyak 2.974.658 kasus, bukan 3,2 juta kasus. 

RUJUKAN

[Cek Fakta] Klaim Prabowo soal Indonesia Termasuk 10 Negara Tertinggi Angka Kematian Ibu Melahirkan

Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto. (Gambar Screenshot Youtube KompasTV)
Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto. (Gambar Screenshot Youtube KompasTV)
JAKARTA - Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto mengklaim Indonesia termasuk 10 negara tertinggi angka kematin ibu. Hal ini diungkapkannya dalam debat kelima Capres yang digelar KPU RI di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu malam, 4 Februari 2024. 

“Kita harus kurangi secara drastis angka kematian ibu yang kita termasuk 10 negara tertinggi angka kematian ibu pada saat melahirkan,” kata Prabowo.

HASIL CEK FAKTA
Dilansir dari Kemenkes, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, Lovely Daisy, pada acara temu media dalam rangka hari prematur sedunia pada 15 Desember 2023, mengatakan berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, angka kematian ibu melahirkan mencapai 189 per 100 ribu kelahiran hidup. 

Angka ini, kata Daisy, membuat Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di ASEAN dalam hal kematian ibu. Angka tersebut jauh lebih tinggi daripada Malaysia, Brunei, Thailand, dan Vietnam yang sudah di bawah 100 per 100 ribu kelahiran hidup.

Selanjutnya, berdasarkan data dari Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), sistem pencatatan kematian ibu Kementerian Kesehatan, jumlah kematian ibu pada tahun 2022 mencapai 4.005 dan di tahun 2023 meningkat menjadi 4.129.

Namun, secara global Indonesia tidak masuk dalam sepuluh besar negara tertinggi angka kematian ibu melahirkan. Indonesia berada di urutan ke-52. Sementara yang tertinggi, yakni Sudan Selatan.

KESIMPULAN
Klaim Prabowo bahwa Indonesia masuk dalam daftar 10 negara tertinggi terkait angka kematian ibu saat melahirkan, adalah sebagian benar. Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di ASEAN dalam hal kematian ibu. Sementara, secara global Indonesia tidak termasuk dalam 10 besar negara tertinggi kematian ibu melahirkan.

RUJUKAN


[Cek Fakta] Anies Sebut 1,6 Juta Guru Belum Tersertifikasi, Benarkah?

Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan. (Gambar Screenshot Youtube KompasTV)
Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan. (Gambar Screenshot Youtube KompasTV)
JAKARTA - Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan menyebut 1,6 juta guru belum tersertifikasi. Hal ini disampaikannya debat debat terakhir Calon Presiden (Capres) digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Minggu malam, 4 Februari 2024.

Awalnya Anies menyinggung soal tenaga pendidik belum mendapatkan penghasilan yang adil dan penghasilan yang setara.

“Ada puluhan ribu guru honorer belum diangkat guru PPPK, ada 1,6 juta guru belum tersertifikasi,” ujar Anies.

HASIL CEK FAKTA
Dilansir dari CNN Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengakui sebanyak 1,6 juta guru belum menerima penghasilan yang layak.

Kepala Badan Standar, Kurikulum & Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan hal itu terjadi lantaran mereka masih menunggu sertifikasi program pendidikan profesi guru (PPG) sebagai syarat memperoleh tunjangan profesi guru (TPG).

"Masih ada sekitar 1,6 juta guru yang belum menerima penghasilan yang layak karena mereka masih antre untuk mendapatkan sertifikasi," kata Anindito dalam seminar nasional pendidikan, Kamis, 22 September 2022.

KESIMPULAN
Apa yang disampaikan Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan adalah benar, 1,6 juta guru belum tersertifikasi. Kemendikbudristek mengakui sebanyak 1,6 juta guru belum menerima penghasilan yang layak lantaran mereka masih mengantre untuk mendapatkan sertifikasi program pendidikan profesi guru (PPG).

RUJUKAN

Minggu, 04 Februari 2024

[Cek Fakta] Prabowo Sebut Indonesia Kekurangan 140 Ribu Dokter

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. (Gambar Screenshot Youtube KompasTV)
JAKARTA – Debat kelima Calon Presiden (Capres) digelar KPU RI di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu malam, 4 Februari 2024. 

Pada debat kali terakhir  ini, salah satu temanya adalah kesehatan. Pada saat penyampaian visi misi dan program kerja, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut Indonesia kekurangan 140 ribu dokter. 

“Kami akan segera mempercepat mengatasi kekurangan dokter di Indonesia. Kita kekurangan sekitar 140 ribu dokter dan itu akan kita segera atasi dengan cara kita akan menambah Fakultas Kedokteran di Indonesia. Dari yang sekarang 92, kita akan membangun 300 Fakultas Kedokteran,” ujar Prabowo.

HASIL CEK FAKTA
Dilansir dari CNN Indonesia, WHO menyatakan rasio dokter yang ideal adalah 1:1.000 (satu dokter melayani 1.000 penduduk). 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Indonesia di pertengahan 2023 mencapai 278.696.200 penduduk. Dengan demikian, Indonesia membutuhkan sekitar 278.700 dokter.

Adapun jumlah dokter yang terregistrasi dan aktif di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) per 4 Februari 2023 sebanyak 247.508 orang.

Berikut rinciannya:
Dokter umum: 154.386 orang
Dokter gigi: 39.387 orang
Dokter gigi spesialis: 5.142 orang
Dokter spesialis: 48.593 orang

Selanjutnya merujuk pada keterangan dari Direktur Perencanaan Tenaga Kesehatan Kemenkes, Senior Research Associate Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), Klara Esti, seperti yang dilansir di Binis.com, menjelaskan bahwa Indonesia mengalami kekurangan dokter apabila sesuai dengan standar rasio WHO. 

KESIMPULAN
Menurut Prabowo calon presiden nomor urut 2 memang benar bahwa Indonesia masih kekurangan dokter. Namun jika merujuk pada pernyataan WHO rasio dokter yang ideal adalah 1:1.000 (satu dokter melayani 1.000 penduduk). Dari data BPS pertengahan tahun 2023 jumlah penduduk 278.696.200 orang sedangkan data KKI per 4 Februari 2023, dokter yang terregistrasi dan aktif sebanyak 247.508 dokter. Jadi kekurangan dokter di Indonesia berdasarkan rasio WHO sekitar 31.192 bukan 140.000 dokter. 

RUJUKAN:


[Cek Fakta] SBY Diklaim Mendukung Paslon Nomor 1: Fakta atau Hoaks?

Konten distribusi dari halaman cekfakta.com. SBY Diklaim Mendukung Paslon Nomor 1: Fakta atau Hoaks.
Konten distribusi dari halaman cekfakta.com. SBY Diklaim Mendukung Paslon Nomor 1: Fakta atau Hoaks.
JAKARTA - Sebuah video yang diklaim sebagai pernyataan dukungan dari Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), untuk pasangan nomor urut 1 dalam Pilpres 2024, mulai beredar di media sosial. 

Video tersebut diklaim telah disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada tanggal 31 Januari 2024. 

Dalam video tersebut, terlihat SBY mengenakan kemeja batik berwarna coklat yang memberikan pernyataan dukungan untuk pasangan nomor urut 1.

Dalam klip tersebut, terlihat juga capres nomor urut 1, Anies Baswedan, sedang berkampanye di suatu daerah. 

Dalam pernyataannya, SBY mengatakan, "Saya mendukung penuh pasangan nomor 1 karena pasangan inilah yang paling baik dan yang paling mampu untuk memimpin lima tahun mendatang. Saya senang dengan tekatnya untuk memimpin dengan adil. Saya mendengar ada perlakuan yang tidak baik terhadap pasangan ini tetaplah tegar. Pastilah Tuhan akan melindungi dan rakyat akan membela."

HASIL CEK FAKTA
Video tersebut telah dibagikan sebanyak 10 ribu kali dan mendapat lebih dari 1.600 komentar dari warganet. 

Namun, ketika ditelusuri lebih lanjut oleh Cek Fakta Liputan6.com, ditemukan bahwa video tersebut sebenarnya bukan pernyataan SBY untuk paslon nomor urut 1 di Pilpres 2024. 

Hasil penelusuran menunjukkan bahwa video tersebut identik dengan konten yang diunggah ke situs berbagi video YouTube dengan judul "SBY Ajak Masyarakat Pilih Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) di Pilgub Sumut" oleh kanal YouTube SBY & Demokrat for Indonesia pada 24 Juni 2018.

Dalam video yang sebenarnya, SBY mengungkapkan dukungannya untuk pasangan nomor urut 1, Eramas (Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah), dalam konteks Pilgub Sumatera Utara. 

"Saya mendukung penuh pasangan nomor 1 Eramas karena pasangan inilah yang paling baik dan yang paling mampu untuk memimpin dan memajukan Sumatera Utara lima tahun mendatang. Saya senang dengan tekatnya untuk memimpin dengan adil dan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat di provinsi ini." kata SBY dalam video tersebut.

Penelusuran lebih lanjut melalui Google Search juga tidak menghasilkan pernyataan SBY yang mendukung paslon nomor 1 di Pilpres 2024. 

Diketahui bahwa SBY, selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, telah menyatakan dukungannya untuk pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebagai capres-cawapres dalam Pilpres 2024.

KESIMPULAN
Video yang diklaim SBY menyatakan dukungan kepada paslon nomor urut 1 di Pilpres 2024 ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan momen ketika SBY menyampaikan dukungan kepada pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah di Pilkada Sumatera

RUJUKAN


[Cek Fakta] Anies Baswedan Dituduh Dukung Prabowo Gibran, Ternyata Ini Faktanya!

Konten distribusi dari halaman turnbackhoax.id. Anies Baswedan Dituduh Dukung Prabowo Gibran, Ternyata Ini Faktanya.
Konten distribusi dari halaman turnbackhoax.id. Anies Baswedan Dituduh Dukung Prabowo Gibran, Ternyata Ini Faktanya.
BORNEOTRIBUN.COM - Sebuah konten yang menyesatkan beredar di platform media sosial, dimana gambar yang menampilkan Anies Baswedan dengan posisi dua jari diiringi dengan narasi "Untuk Semua Pendukung Saya, Jangan Lupa Coblos No.2 Prabowo Gibran". 

Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, terungkap bahwa gambar tersebut tidak relevan dengan narasi yang disertakan.

HASIL CEK FAKTA
Akun Facebook bernama Andi Zzh memposting gambar tersebut pada 30 Januari 2024, dengan narasi yang mengarah pada dukungan kepada Prabowo Gibran. 

Namun, hasil penelusuran menggunakan Google Image mengungkapkan bahwa gambar tersebut sebenarnya diambil pada saat Anies menjadi juru kampanye untuk pasangan Jokowi-JK pada 4 Juli 2014 di lapangan Irepa, Cilodong, Depok.
Screenshot halaman tribunnews.com.
Screenshot halaman tribunnews.com.

KESIMPULAN
Artinya, narasi yang menyertai gambar tersebut tidak sesuai dengan konteks sebenarnya. 

Gambar Anies dengan posisi dua jari bukanlah dukungan kepada Prabowo Gibran, melainkan merupakan bagian dari kampanye untuk pasangan Jokowi-JK. 

Oleh karena itu, konten ini dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan karena menyampaikan informasi yang tidak benar kepada pembaca.
Screenshot halaman tribunnewsimage.
Screenshot halaman tribunnewsimage.

RUJUKAN



[Cek Fakta] Beredar Video Palsu Klaim Prabowo Dukung Anies untuk Pilpres 2024

Konten distribusi dari halaman turnbackhoax.id. Beredar Video Palsu Klaim Prabowo Dukung Anies untuk Pilpres 2024.
Konten distribusi dari halaman turnbackhoax.id. Beredar Video Palsu Klaim Prabowo Dukung Anies untuk Pilpres 2024.
BORNEOTRIBUN.COM - Sebuah video berdurasi satu menit viral di platform TikTok dengan klaim bahwa Prabowo Subianto memberikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk menjadi Presiden Republik Indonesia pada tahun 2024. 

Video tersebut menampilkan cuplikan pidato Prabowo yang dengan tegas menyatakan akan memenangkan Anies.

HASIL CEK FAKTA
Akun TikTok dengan username subyan4800480184417 memposting video tersebut dengan narasi yang menyebutkan bahwa Prabowo mendukung Anies untuk jabatan presiden di tahun 2024. 

Namun, setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, ternyata video tersebut adalah potongan dari pidato Prabowo yang mendukung Anies dalam konteks Pilkada DKI Jakarta.

Video tersebut juga ditemukan identik dengan klip yang diunggah di kanal YouTube KOMPAS TV dengan judul "Prabowo Minta Kader Gerindra Dukung Anies-Sandi" pada tanggal 8 Januari 2017. 

Detik ke-31 dalam video YouTube menunjukkan potongan yang sama dengan yang diposting di TikTok. 

Prabowo dalam video tersebut jelas menyatakan dukungannya kepada Anies dalam konteks Pilkada DKI Jakarta, bukan Pilpres 2024. 

Video tersebut diambil dari momen saat rapat akbar yang diadakan di JIExpo Kemayoran.

KESIMPULAN
Dengan demikian, klaim bahwa video tersebut menunjukkan dukungan Prabowo untuk Anies pada Pilpres 2024 adalah tidak benar. Video tersebut sebenarnya adalah cuplikan dukungan Prabowo kepada Anies dalam konteks Pilkada DKI Jakarta, bukan Pilpres 2024. Penyebaran video palsu semacam ini dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan alias Hoaks.

RUJUKAN


Hukum

Peristiwa

Pilkada 2024

Kesehatan

Lifestyle

Tekno