Sabtu, 27 Januari 2024
Antony Blinken Minta Perlindungan Warga Sipil di Gaza, Serangan Israel di Gaza: 20 Orang Tewas dan 150 Cedera
Warga Palestina berdiri di tengah puing-puing masjid dan bangunan yang runtuh akibat pemboman Israel di sekitar kota Rafah di selatan Jalur Gaza pada 24 Januari 2024. (Foto: AFP) |
Jumat, 26 Januari 2024
Tawanan Perang Ukraina Diklaim di Pesawat Militer Rusia yang Jatuh
Hanya 19% Masyarakat AS Nilai Ekonomi "Baik", Mayoritas Warga AS Anggap Perekonomian Memburuk
Seorang tukang cukur rambut tampak menunggu pelanggan di salah satu area di New York, pada 25 Desember 2023. (Foto: Reuters/Eduardo Munoz) |
Afrika Selatan Tuntut Israel di ICJ atas Serangan Gaza
Dengar pendapat publik mengenai kasus genosida Afrika Selatan terhadap Israel dimulai di ICJ di Den Haag, Belanda, pada 11 Januari 2024. ANTARA/Dursun Aydemir-Anadolu |
Adina Moshe Berbagi Pengalaman Selama Ditawan Hamas
Warga Palestina membawa sandera Adina Moshe dari rumahnya di Kibbutz Nir Oz menuju Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. (Foto: AP) |
PBB Kecam Insiden Pesawat Militer Rusia di Perbatasan Rusia-Ukraina
Selasa, 19 Desember 2023
Tindakan Brutal: Serangan Pemukim Israel Terhadap Jemaah Palestina di Masjid Ibrahimi, Hebron: Kisah Kekerasan di Wilayah Tepi Barat
Selasa, 07 Maret 2023
Serangan Pasukan Rusia ke Bakhmut, Ukraina: Warga Terperangkap dalam Kondisi Kritis
UKRAINA - Warga di Bakhmut, Ukraina, menggambarkan kondisi mengerikan di kota mereka ketika pasukan Rusia menyerang untuk merebutnya di Ukraina timur. Sementara pasukan Ukraina dan Ukraina berjuang untuk mempertahankan kota, warga kota semakin sulit bertahan hidup. Koresponden VOA Veronica Balderas Iglesias melaporkan tentang berbagai tantangan seiring dengan upaya diplomatik Ukraina untuk memperoleh dukungan internasional.
Pada hari Minggu (5/3), saat pertempuran semakin intensif di pinggiran Bakhmut, berbagai laporan muncul bahwa tentara Ukraina berusaha membantu warga sipil untuk melarikan diri. Menurut Natalia Ishkova, seorang penduduk lokal, kehidupan warga sangat terganggu oleh gerak maju tentara Rusia dan pasukan tentara bayaran yang dikenal sebagai Grup Wagner. “Ada masalah dengan makanan. Bantuan kemanusiaan hanya diberikan kepada kami sebulan sekali. Tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada gas,” jelasnya.
Penduduk setempat berlindung di tempat penampungan bawah tanah di desa Chasiv Yar, dekat kota Bakhmut di wilayah Donbas, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, 5 Maret 2023. (Aris Messinis/AFP) |
Pasukan Ukraina berkomitmen untuk memukul mundur pasukan Rusia, kata seorang komandan bernama “Kurt”. “Mereka (pasukan Rusia) berharap untuk merebut kota (Bakhmut) tanpa kerugian besar, tetapi mereka telah kehilangan begitu banyak orang,” ujarnya.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, pada hari Senin (6/3) mengatakan bahwa menurutnya jika Bakhmut jatuh ke tangan pasukan Rusia, hal tersebut tidak akan menjadi "kemunduran operasional atau strategis" bagi Ukraina.
Pada hari Sabtu, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan pasukan Moskow telah menghancurkan beberapa kendaraan infanteri Ukraina dan menewaskan banyak tentara di wilayah Donetsk. “Selama operasi aktif yang sedang berlangsung dari unit kelompok pasukan selatan, serangan udara dan tembakan artileri, hingga 490 prajurit Ukraina tewas dan terluka setiap hari,” ungkapnya.
Kementerian pertahanan Rusia juga merilis gambar Menteri Pertahanan Sergei Shoigu yang sedang memeriksa pos komando di wilayah Donetsk, Ukraina timur, wilayah di mana kota Bakhmut berada.
Pada akhir pekan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola dan menguraikan tujuannya. “Tugasnya adalah mempersiapkan segala sesuatunya seaktif mungkin untuk keanggotaan negara kita di Uni Eropa, meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, dan memperkuat sanksi terhadap Rusia,” jelasnya.
Roberta Metsola menyerukan pembentukan pengadilan khusus untuk menyelidiki kejahatan perang. “Kami akan bertemu dengan personel PBB. Kami perlu memastikan bahwa kami memiliki mekanisme, pertama-tama, untuk mengumpulkan bukti, lalu menuntut mereka,” pungkasnya.
Oleh: VOA Indonesia/Editor: Yakop
Empat Warga Amerika Diculik Bersenjata Setelah Menyeberangi Perbatasan Meksiko: FBI dan Otoritas Meksiko Menyelidiki Kasusnya dan Tawarkan Hadiah $50.000 untuk Pembebasan Korban
Polisi negara bagian Tamaulipas berjaga di dekat TKP terjadinya penculikan 4 warga AS di pusat kota Matamoros, Meksiko. |
MEKSIKO - Empat warga Amerika pada hari Minggu (5/3) diserang dan diculik oleh orang-orang bersenjata tak dikenal setelah mereka menyeberangi perbatasan Meksiko, menurut laporan dari FBI. Saat mereka melintasi perbatasan dari Brownsville, Texas ke Matamoros, negara bagian Tamaulipas, keempat orang Amerika yang menggunakan minivan putih dengan plat nomor North Carolina, ditembak dan kemudian diculik serta dimasukkan ke dalam kendaraan yang dikendarai oleh orang-orang bersenjata.
Pernyataan Kedutaan Besar Amerika di Meksiko mengumumkan bahwa hadiah sebesar $50.000 telah ditawarkan oleh FBI untuk pembebasan para korban dan penangkapan orang-orang bersenjata. Namun, sampai saat ini, para korban belum teridentifikasi.
Menurut berbagai laporan, pihak berwenang Meksiko juga sedang menyelidiki kasus tersebut. Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, dalam wawancara dengan wartawan, mengatakan bahwa para korban diduga memasuki wilayah Meksiko untuk membeli obat-obatan dan menjadi korban konfrontasi antara kelompok kriminal. Kementerian Keamanan Meksiko sedang bekerja sama dengan FBI untuk menemukan para korban.
Departemen Luar Negeri Amerika telah mengeluarkan peringatan agar warga Amerika tidak mengunjungi enam negara bagian di Meksiko, termasuk Tamaulipas, karena tingginya risiko kejahatan dan penculikan. Menurut panduan Departemen Luar Negeri yang dirilis pada Oktober lalu, kelompok kriminal sering kali menargetkan bus penumpang umum dan pribadi, serta mobil pribadi yang melintasi Tamaulipas, dan seringkali menculik penumpang dan menuntut uang tebusan.
Baku tembak yang terjadi di Matamoros pada hari Jumat lalu juga menyebabkan beberapa orang tewas dan terluka, menurut polisi Tamaulipas. Pejabat-pejabat Amerika telah mengeluarkan peringatan akan bahaya tersebut.
Empat Warga Amerika Diculik Bersenjata Setelah Menyeberangi Perbatasan Meksiko: FBI dan Otoritas Meksiko Menyelidiki Kasusnya dan Tawarkan Hadiah $50.000 untuk Pembebasan Korban:
- Warga Amerika diserang dan diculik di perbatasan Meksiko
- FBI menawarkan hadiah $50.000 untuk pembebasan korban dan penangkapan pelaku
- Pihak berwenang Meksiko juga menyelidiki kasus tersebut
- Para korban diduga menjadi korban konfrontasi antara kelompok kriminal
- Departemen Luar Negeri Amerika memperingatkan warga untuk tidak mengunjungi enam negara bagian di Meksiko
- Tingginya risiko kejahatan dan penculikan di Tamaulipas
- Kelompok kriminal menargetkan bus dan mobil pribadi di Tamaulipas
- Baku tembak terjadi di Matamoros pada hari Jumat lalu dan menimbulkan korban jiwa dan luka
- Pejabat-pejabat Amerika mengeluarkan peringatan akan bahaya tersebut
- Kementerian Keamanan Meksiko sedang bekerja sama dengan FBI untuk menemukan para korban.
Serangan Bom Bunuh Diri Tewaskan 9 Anggota Pasukan Keamanan di Baluchistan Pakistan, Saat Negara Sedang Bahas Kerja Sama Kontraterorisme dengan AS
Sebuah mobil terlihat di bawah puing-puing masjid yang diserang oleh seorang pelaku bom bunuh diri pada Januari lalu, di kawasan Garis Polisi di Peshawar, Pakistan, 9 Februari 2023. (Foto: Reuters) |
PAKISTAN - Pada hari Senin (6/3), terjadi serangan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya sembilan anggota pasukan keamanan dan melukai 13 orang di Sibi, distrik pusat di provinsi Baluchistan, Pakistan.
Truk yang mengangkut personel polisi menuju ke ibu kota provinsi, Quetta, diserang oleh pelaku yang bersepeda motor.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Beberapa korban cedera dalam kondisi kritis dan khawatir korban tewas mungkin meningkat.
Baluchistan telah lama berada dalam cengkeraman pemberontakan etnis Baluch yang menuntut kemerdekaan provinsi itu dari Pakistan, sementara militan yang terkait dengan kelompok Taliban di Pakistan juga aktif di wilayah tersebut.
Serangan ini terjadi saat Pakistan menjadi tuan rumah pertemuan dengan Amerika Serikat untuk membahas kerja sama dalam menghadapi ancaman terorisme yang dihadapi kedua negara.
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa delegasi antarlembaga AS dipimpin oleh Christopher Landberg, penjabat koordinator kontraterorisme di Departemen Luar Negeri AS, dalam pembicaraan di Islamabad.
Dialog dua hari tersebut diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara kedua negara dalam bidang kontraterorisme.
Pembicaraan tersebut berlangsung di tengah kebangkitan serangan teroris di Pakistan sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus 2021.
Oleh: VOA Indonesia/Editor: Yakop
Senin, 06 Maret 2023
Perang Ukraina-Rusia: Pasukan Rusia Mengandalkan Senjata Lawas dalam Pertempuran Brutal di Bakhmut
Anggota pasukan Ukraina masih bertahan di Bakhmut di tengah pengepungan oleh Rusia, 4 Maret 2023. |
UKRAINA - Kementerian Pertahanan Inggris hari Minggu (5/3) mengatakan sebagian besar invasi yang dilakukan Rusia di bagian timur Ukraina setahun terakhir ini telah bergulir menjadi pertempuran infanteri karena sebagian besar pasukan Rusia tidak memiliki amunisi artileri yang cukup.
Dalam kajian terbarunya, Inggris mengatakan, “Bukti terbaru menunjukkan meningkatnya pertempuran jarak dekat di Ukraina. Ini mungkin akibat komando dari Rusia yang bersikeras melakukan tindakan ofensif tetapi menurunkan serangan infanteri.”
Rusia Menggunakan Senjata Sekop Tua dalam Mobilisasi Pasukan Cadangan ke Ukraina, Inggris Mengomentari Teknologi Rendah Perang
Kementerian itu mengatakan akhir bulan lalu Rusia memobilisasi pasukan cadangan yang “diperintahkan untuk menyerang satu titik di Ukraina dengan hanya bersenjatakan senjata api dan sekop. “Sekop” kemungkinan adalah alat pertahanan yang digunakan untuk pertempuran jarak dekat.
Laporan itu menyatakan “kematian akibat alat MPL-50 edisi standar seperti sekop itu secara khusus ada dalam mitologi Rusia,” dan “hanya sedikit perubahan dibanding desain tahun 1869.”
Pejabat pertahanan Inggris mengatakan “penggunaan berkelanjutan MPL-50 sebagai senjata telah menyoroti pertempuran brutal dan teknologi rendah yang menjadi ciri sebagian besar perang. Salah satu personil pasukan cadangan itu menggambarkan kesiapannya “baik secara fisik maupun psikologis.”
Hadapi Serangan Hebat Rusia, Bahkmut Masih Terkendali
Sementara itu pasukan Ukraina yang bertahan di Bakhmut menghadapi tekanan yang kian meningkat dari Rusia akhir pekan ini, sehingga banyak warga sipil melarikan diri dari kota yang terkepung itu. Seorang personil tentara Ukraina mengatakan kepada Associated Press bahwa sebenarnya saat ini terlalu berbahaya untuk meninggalkan Bakhmut. Tentara Ukraina mendirikan jembatan sehingga warga sipil dapat mencapai desa terdekat, Khromove.
Seorang tentara lain yang membantu warga mengatakan seorang perempuan tewas dan dua laki-laki luka parah ketika mencoba melarikan diri melalui jembatan darurat itu.
Menurut pejabat-pejabat intelijen militer Inggris dan analis Barat lainnya, pasukan Ukraina telah menghancurkan dua jembatan utama di luar kota, termasuk satu jembatan ke arah Chasiv Yar, memotong rute pasokan terakhir yang tersisa. Penghancuran jembatan itu mungkin merupakan isyarat bahwa pasukan Ukraina bersiap meninggalkan wilayah itu.
Ini Dia! Taktik Terobosan Pasukan Ukraina: Menghancurkan Jembatan untuk Menghindar dari Kejaran Pasukan Rusia
Institute for the Study of War mengatakan dengan menghancurkan jembatan ke arah Chasiv Yar itu, pasukan Ukraina dapat “melakukan penarikan pasukan secara terbatas dan terkendali dari bagian yang sangat sulit di timur Bakhmut itu,” sambil mempersulit pasukan Rusia mengejar mereka.
Jika tentara Rusia berhasil merebut Bahkmut, itu akan menjadi kemenangan langka di medan perang setelah kemunduran Rusia selama beberapa bulan terakhir. Keberhasilan ini akan memungkinkan Rusia untuk memotong jalur pasokan Ukraina dan menekan kubu Ukraina lain di wilayah Donetsk.
Pasukan Ukraina Berhasil Menahan Serangan Rusia, Kota Bakhmut Masih Dikuasai
Menurut Wakil Panglima Garda Nasional Ukraina, Volodymyr Nazarenko, pihaknya masih mengendalikan kota itu meskipun ada serangan intensif dan berkelanjutan dari pasukan Rusia. "Setiap jam di Bakhmut ini seperti di neraka. Musuh berhasil masuk di bagian utara dan barat daya Bakhmut pekan lalu, tetapi pasukan Ukraina melawan. Berkat upaya dan kerja keras, dalam beberapa hari terakhir ini, kami berhasil menguasai kembali garis depan," ujarnya.
Hal senada disampaikan Wakil Walikota Bakhmut, Oleksandr Marchenko, kepada BBC, "berkat pasukan bersenjata Ukraina, Rusia masih belum dapat menguasai kota ini."
Marchenko menambahkan bahwa sekitar 4.000 warga sipil masih tinggal di kota yang sebelumnya memiliki 70.000 penduduk. Mereka tinggal di tempat penampungan tanpa gas, listrik, atau air bersih. [em/jm]
Presiden AS Joe Biden Berhasil Lawan Kanker Kulit, Siap Kembali Beraksi di Pilpres 2024?
WASHINGTON DC - Presiden AS Joe Biden sukses menjalani operasi pengangkatan sel basal kanker kulit dari dadanya pada bulan Februari yang dilaporkan oleh dokter Gedung Putih, Kevin O’Connor.
Menurut surat dari dokter Gedung Putih yang dikutip oleh Reuters, seluruh jaringan kulit yang terkena kanker berhasil diangkat dan Biden tidak memerlukan perawatan lanjutan.
Sel basal karsinoma merupakan jenis kanker kulit yang paling umum.
Biden akan terus dipantau oleh dokter kulit sebagai bagian dari perawatan kesehatannya, meskipun bekas operasi pada kulitnya sudah sembuh.
Para dokter sebelumnya menyatakan bahwa Presiden AS yang berusia 80 tahun itu sehat dan siap menjalankan tugas setelah menjalani tes kesehatan.
Mereka telah mengangkat lesi kulit berukuran kecil dari dadanya dan mengirimnya untuk tes biopsi.
Dalam suratnya, O’Connor menjelaskan bahwa lesi sel basal karsinoma umumnya tidak menyebar atau metastasis.
Kesehatan Biden menjadi sorotan karena dia sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2024.
Istrinya, Jill Biden, telah mengumumkan rencananya untuk maju sebagai kandidat presiden pada pemilu mendatang, namun Biden sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai pencalonannya. [ft/pp]
Oleh: VOA Indonesia/Editor: Yakop
Memoir "Spare" Memperburuk Hubungan Pangeran Harry dengan Keluarga Kerajaan Inggris
Masker bergambar Pangeran William kiri, Pangeran Harry, tengah, dan istrinya Meghan, kanan, terlihat dijual di sebuah toko di London, Jumat, 6 Januari 2023. (Foto: AP) |
JAKARTA - Perseteruan antara anggota Kerajaan Inggris masih berlanjut dan semakin memanas, terutama setelah Pangeran Harry mengeluarkan curahan hatinya yang tak ada habisnya.
Anak bungsu Raja Charles III tersebut dilaporkan mengungkapkan perasaannya bahwa dirinya sudah lama merasa "sedikit berbeda" dibandingkan dengan anggota keluarga kerajaan Inggris yang lain.
Harry dari Inggris: Keluarga Kerajaan Adalah "Broken Home"
Pada Sabtu (4/3), Harry berbicara dengan seorang ahli trauma bernama Dr. Gabor Mate dan mengungkapkan bahwa ia berasal dari keluarga "broken home." Dalam laporan wawancara tersebut, Harry berusaha untuk tidak menularkan "trauma itu" kepada anak-anaknya.
Wawancara tersebut merupakan tindak lanjut dari publikasi memoarnya yang kontroversial, "Spare", yang diterbitkan pada Januari. Dalam buku tersebut, Harry menceritakan tentang masa remajanya yang diwarnai dengan penggunaan obat-obatan dan alkohol, serta hubungannya yang buruk dengan ayahnya, Raja Charles III, dan kakaknya, William.
Terungkap: Harry Merasa Berbeda dari Keluarga Kerajaan dan Diduga Mengalami ADD
"Saya merasa sedikit berbeda dari anggota keluarga saya yang lain sepanjang hidup saya, terutama saat saya masih muda," ujar Harry dalam wawancara dengan Mate, seperti yang dilaporkan oleh beberapa media.
William, Pangeran Wales dan Pangeran Harry di tengah prosesi pemakaman Ratu Elizabeth di London, Inggris, 14 September 2022. (Foto: REUTERS /Henry Nicholls) |
Harry mengungkapkan bahwa dirinya merasa aneh berada di dalam keluarga kerajaan, dan ia percaya ibunya, Putri Diana, juga merasakan hal yang sama. Selain itu, Harry juga memuji istrinya, Meghan Markle, karena telah membantunya keluar dari dunia tersebut.
Dalam wawancara tersebut, Mate, yang merupakan penulis beberapa buku tentang trauma, kecanduan, dan penyakit, secara terbuka mendiagnosis Harry mengalami gangguan defisit perhatian (attention deficit disorder/ADD). Mate menyebutkan bahwa Harry telah mengalami banyak trauma dan penderitaan, termasuk kehilangan ibunya saat ia berusia 12 tahun dan pengalamannya sebagai prajurit Inggris di Afghanistan.
Harry dan Meghan Fokus pada Pengasuhan Anak-anak Setelah Meninggalkan Inggris dan Kehidupan Kerajaan
Harry dan Meghan meninggalkan Inggris dan kehidupan kerajaan pada tahun 2020, di tengah-tengah keretakan hubungan mereka dengan keluarga kerajaan Inggris. Mereka kini fokus pada pengasuhan dua anak mereka, Archie yang berusia tiga tahun dan Lilibet yang berusia satu tahun.
Harry menyatakan bahwa ia merasa bertanggung jawab untuk tidak mewariskan trauma atau pengalaman negatif apa pun yang dialaminya sebagai seorang anak atau dewasa kepada anak-anaknya. Ia dan Meghan berusaha untuk belajar dari masa lalu mereka dan tumpang tindih kesalahan-kesalahan tersebut untuk memutus siklus tersebut.
Wawancara : Pangeran Harry Menceritakan Trauma Masa Lalu dan Kebiasaan Mengonsumsi Ganja
Dalam memoarnya, Harry mengakui telah menggunakan ganja secara teratur di masa lalunya, dan kokain pada beberapa kesempatan ketika ia masih remaja. Meskipun ia mengatakan bahwa kokain "tidak berdampak apa pun baginya", ia menganggap bahwa ganja sangat membantunya.
Dalam wawancara tersebut, Harry menegaskan kepada Mate bahwa kokain "tidak berdampak apa-apa baginya," tetapi mariyuana "berbeda".
"(Mariyuana) benar-benar membantuku," katanya, seperti yang dilaporkan oleh Asosiasi Pers Inggris.
Memoir "Spare" yang memuat pengakuan Harry tentang pertengkaran dengan kakaknya, William, terkait Meghan, signifikan memperburuk hubungan pasangan yang telah mengasingkan diri mereka dari bangsawan senior Inggris lainnya. [ah/ft]
Oleh: VOA Indonesia/Editor: Yakop
Joe Biden Tekan Pemimpin Negara Baltik untuk Lawan Rusia, Konflik Ukraina Dipengaruhi?
Presiden AS Joe Biden berjalan meninggalkan Gedung Putih selepas berbicara dengan para wartawan di Washington, pada 24 Februari 2023. (Foto: Reuters/Evelyn Hockstein) |
JAKARTA - Dalam laporan dari The Wall Street Journal, disebutkan bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan tekanan kepada pemimpin negara-negara Baltik selama kunjungannya ke Warsawa.
Hal itu karena sering mengeluarkan seruan untuk mengalahkan Rusia serta terlihat mengedepankan sikap rasis terhadap orang Rusia.
Tindakan dari negara-negara tersebut dapat memiliki dampak negatif pada upaya menyelesaikan konflik di Ukraina secara diplomatis.
Beberapa anggota NATO dari Eropa Timur khawatir bahwa Ukraina akan terbujuk untuk melakukan negosiasi daripada melanjutkan konflik.
Sebelumnya, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjanji untuk menyelesaikan konflik Ukraina dalam waktu satu hari jika ia terpilih sebagai kepala negara.
Namun, ia tidak menjelaskan bagaimana caranya.
Trump juga menyebut bahwa Amerika Serikat telah memberikan bantuan senilai 140 miliar dolar kepada Ukraina, sedangkan negara-negara NATO hanya memberikan sebagian kecil bantuan tersebut.
Menurut Trump, konflik di Ukraina lebih penting bagi NATO karena lokasi konflik tersebut.
Pada bulan Februari, Trump juga menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak perlu mengirimkan bantuan militer yang besar ke Kiev.
Editor: Yakop
Minggu, 05 Maret 2023
Konflik Ukraina Semakin Memanas: Pasukan Rusia dan Tentara Bayaran Wagner Melakukan Serangan Terakhir ke Kota Bakhmut
Tentara Ukraina memuat peluru 152 mm ke howitzer Msta-B untuk ditembakkan ke posisi pasukan Rusia yang kini mengepung kota Bakhmut (2/2). |
CHASIV YAR, UKRAINA - Pasukan Rusia dan tentara bayaran Wagner menembaki dengan artileri jalur akses terakhir ke kota Bakhmut di Ukraina Timur yang sedang terkepung pada Jumat (3/3).
Tindakan ini membuat Moskow semakin dekat meraih kemenangan pertama setelah pertempuran paling sengit Rusia selama setengah tahun.
Kepala tentara bayaran Rusia "Wagner" mengatakan bahwa hampir seluruh kota yang telah hancur akibat serangan Rusia selama lebih dari tujuh bulan telah dikelilingi oleh pasukan Rusia, dan hanya satu jalur akses yang masih terbuka untuk pasukan Ukraina.
Reuters melaporkan bahwa penembakan Rusia terhadap jalur akses menuju barat dari Bakhmut semakin intens, dalam upaya untuk memblokir akses pasukan Ukraina masuk dan keluar kota.
Jembatan di kota terdekat Khromove juga rusak akibat tembakan tank Rusia.
Tentara Ukraina sedang bekerja untuk memperbaiki jalan yang rusak dan menambah pasukan di garis depan, menunjukkan bahwa mereka belum siap menyerahkan kota tersebut.
Di sebelah barat, Ukraina juga sedang menggali parit baru untuk posisi bertahan.
Kantor berita RIA Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan pejuang Wagner yang berjalan di sekitar fasilitas industri yang rusak.
Salah satu pejuang mengatakan bahwa tentara Ukraina sedang menghancurkan infrastruktur di permukiman dekat Bakhmut untuk mencegah pengepungan Rusia.
Komandan pasukan darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengunjungi Bakhmut pada hari Jumat untuk memberikan arahan dengan komandan setempat tentang cara meningkatkan kapasitas pertahanan pasukan di garis depan.
Konflik Ukraina, Kemenangan Rusia di Bakhmut
Kemenangan Rusia di Bakhmut, yang memiliki populasi sekitar 70.000 sebelum Konflik Ukraina, akan memberikan hadiah besar pertama dari serangan musim dingin yang mahal setelah Rusia memanggil ratusan ribu pasukan cadangan tahun lalu.
Rusia mengatakan ini akan menjadi batu loncatan untuk merebut kawasan industri Donbas di sekitarnya, tujuan perang yang penting bagi Moskow.
Sebelum Konflik Ukraina, Bakhmut terkenal dengan tambang garam dan gipsum.
Meskipun Ukraina mengatakan kota itu memiliki nilai strategis yang kecil, kehilangan pasukan di sana dapat mempengaruhi jalannya konflik.
Dia juga mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk memerintahkan pasukan Ukraina mundur dari Bakhmut untuk menyelamatkan nyawa tentara mereka. [pp/ft]
Oleh: VOA Indonesia/Editor; Yakop