Berita Borneotribun.com: Keuangan Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Keuangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keuangan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 Februari 2023

Apa Saja Manfaat Menabung di bjb SimPel? Yuk Simak Selengkapnya

Apa Saja Manfaat Menabung di bjb SimPel? Yuk Simak Selengkapnya
Apa Saja Manfaat Menabung di bjb SimPel? Yuk Simak Selengkapnya.
BANDUNG - Menabung sudah menjadi budaya di Indonesia, namun dengan perkembangan zaman yang semakin canggih pola menabung sudah sedikit bergeser, yang awalnya menabung di celengan sekarang bisa lebih praktis dan aman dengan layanan yang tersedia di bank atau lembaga keuangan lainnya.

Menabung tidak mengenal usia, walaupun belum memiliki KTP, pelajar dapat dengan mudah memanfaatkan produk yang ada di bank.

bank bjb memiliki program bernama SimPel (Simpanan Pelajar) yang dapat di manfaatkan pelajar untuk belajar menabung dengan syarat yang mudah dan aman. 

Untuk menabung di bank bjb dengan simpanan pelajar anda cukup menyediakan setoran awal sebesar Rp5.000, terbilang sangat ringan dibandingkan dengan tabungan biasa yang setoran awalnya minimum Rp100.000.

Produk simpanan ini dapat dinikmati oleh  pelajar  dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K).

Langkah untuk membuka rekening Simpel di bank bjb yaitu mengisi formulir permohonan pembukaan rekening tabungan simple bank bjb di kantor bank bjb, lalu menandatangani formulir oleh orang tua dan pelajar yang bersangkutan dengan menyertakan persyaratan, tahap terakhir pelajar akan menerima ATM dan tabungan yang dapat langsung di gunakan.

Untuk yang belum memiliki KTP yang menjadi syarat utama pembukaan rekening tabungan, dengan produk Simpel pelajar hanya perlu melampirkan fotokopi identitas diri yakni kartu pelajar beserta orang tua yang mendampingi karena nantinya akan ikut menandatangani beberapa berkas yang disyaratkan, pelajar sudah memiliki ATM dan tabungan atas nama sendiri.

Setoran awal juga terbilang ringan, dan pelajar juga akan mendapatkan gratis fasilitas administrasi tabungan, untuk biaya penggantian buku juga gratis serta akan mendapat kartu ATM Sillver.

Kemudahan lain yang didapat dari fasilitas ini adalah tabungann Simpel bjb ini pelajar tidak di kenakan biaya untuk bunga, tetapi pelajar akan mendapatkan program reward dari bank bjb sendiri yang di berikan kepada sekolah dengan jumlah rekening paling banyak atau untuk pelajar yang secara berkala menabung.

Untuk itu, bank bjb telah mengadakan banyak kerja sama dengan dinas pendidikan wilayah Jawa Barat dan Banten.

Dan bagi pelajar yang ingin membuka rekening tabungan, dapat langsung menuju kantor-kantor cabang layanan bank bjb atau dapat melakukan  pendaftaran melalui bank mobile yang ada di beberapa sekolah.(*)

Jumat, 19 Agustus 2022

Tangkis Serangan Siber, BNI Perkuat Literasi dan Perlindungan Nasabah

Tangkis Serangan Siber, BNI Perkuat Literasi dan Perlindungan Nasabah
Foto Ilustrasi. Tangkis Serangan Siber, BNI Perkuat Literasi dan Perlindungan Nasabah. (BorneoTribun/AMSI/BNI)
BorneoTribun Jakarta -- Optimalisasi peluang perlu diikuti dengan upaya peningkatan literasi digital masyarakat guna meminimalisir kejahatan siber.

Memang Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang cukup besar untuk dikembangkan di masa mendatang.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut Indonesia memiliki 55 juta pekerja profesional alias skilled workers dan diproyeksi akan meningkat menjadi 113 juta pada 2030. Seiring dengan tren tersebut, pengguna internet di Indonesia tumbuh 52,68% year on year (yoy) menjadi 202 juta orang per Januari 2021.  

Data OJK mencatatkan bahwa tingkat inklusi keuangan Indonesia baru mencapai level 76,9% pada 2019. Sedangkan tingkat literasi keuangan masih relatif rendah di posisi 38,03%. Bahkan, indeks literasi digital masih 3,49%. 

Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, Horas V.M. Tarihoran menyatakan inovasi di era keuangan digital membuat banyak potensi ekonomi menjadi lebih terbuka.

Logo OJK
Logo OJK. (BorneoTribun/bprwm.co.id)
Kendati demikian, semua pihak masih perlu mewaspadai risiko keamanan siber yang terus terbuka yang utamanya disebabkan oleh literasi digital masyarakat yang masih rendah. 

“Sejauh ini, kita melihat ada sebanyak sekitar 38% dari masyarakat yang sudah mengakses produk keuangan yang rentan diserang oleh kejahatan siber,” paparnya.  

Oleh sebab itu, Horas menyampaikan literasi keuangan tidak akan bisa ditingkatkan oleh OJK sendirian, diperlukan peran sektor jasa keuangan termasuk perbankan. Terlebih, ada sekitar 3.100 lembaga jasa keuangan yang terdaftar di OJK dan sepertinya harusnya baru 40% yang memenuhi telah melakukan kegiatan edukasi minimal 1 kali setahun.

“Bank–bank besar seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Persero Tbk. atau BNI melakukan kegiatan edukasi sudah lebih dari satu kali. Saya berterima kasih juga dengan kawan – kawan perbankan dan inklusi keuangan kita paling besar di perbankan, 73% ada di perbankan, maka wajar kalau kawan-kawan di perbankan yang melakukan kegiatan literasi,” katanya.

Seiya sekata, Pemimpin Divisi Manajemen Risiko Bank BNI Rayendra Minarsa Goenawan menyatakan telah bersinergi dengan regulator baik OJK maupun Bank Indonesia dalam menerapkan perlindungan konsumen. Ia mengaku literasi sebagai garda utama dalam perlindungan data konsumen.  

“Keamanan itu tidak hanya dari pelaku jasa keuangan saja, tapi paling utama dari pemilik data sendiri dalam menjaganya. Maka end user SEBAGAI pemilik DATA adalah setiap orang yang menggunakan produk sehingga literasi harus ditingkatkan seiring kenaikan inklusi,” jelas Rayendra dalam kesempatan yang sama.  

BNI mengikuti aturan Bye Laws yang dirilis Bank Indonesia

BNI mengikuti aturan Bye Laws yang dirilis Bank Indonesia
Ilustrasi. (BorneoTribun/BNI/Dok)
Guna memberikan perlindungan bagi nasabah BNI telah menyiapkan berbagai langkah strategis. 

Mulai dengan menyediakan pusat pengaduan melalui BNI Contact Center (BCC) yang beroperasi 24 jam selama 1 minggu.

Nasabah dapat menyampaikan keluhan melalui telepon 1500046, mengirim email bnicall@bni.co.id. atau bahkan mendatangi kantor cabang BNI terdekat.

Selain itu, BNI telah memiliki unit yang memantau transaksi nasabah dan menerima laporan pengaduan nasabah dalam 24 jam dalam 7 hari.

BNI juga telah menjalankan fungsi fraud detection yang berfungsi mendeteksi aktivitas fraud secara real time.

Tak sampai di situ, BNI juga telah mengikuti aturan Bye Laws yang dirilis oleh Bank Indonesia.

Bye Laws merupakan pedoman pelaksanaan pemblokiran rekening simpanan nasabah dan pengembalian dana nasabah dalam hal terjadinya indikasi tindak pidana.

Bye Laws dipergunakan oleh Perbankan untuk keseragaman pelaksanaan dalam praktik Perbankan bagi bank peserta Bye Laws.

Tujuan utama dari Bye Laws adalah agar uang hasil kejahatan dapat segera diblokir dan dikembalikan ke nasabah.

“BNI terus berupaya untuk mematuhi arahan OJK sebagai pengawas perbankan untuk melakukan edukasi kepada nasabah terkait perlindungan data nasabah melalui berbagai channel,” tukasnya.  

BNI mengimbau untuk nasabah selalu menjaga kerahasiaan informasi pribadi termasuk PIN dan OTP transaksi. Segera menghubungi call center bank bila kartu hilang, dicuri orang lain, atau terjadi kejanggalan dalam transaksi perbankan.

kegiatan Workshop dan Fellowship “Literasi Keamanan Digital Perbankan, Peduli Lindungi Data Pribadi”. (BorneoTribun/AMSI/BNI)
Kegiatan Workshop dan Fellowship “Literasi Keamanan Digital Perbankan, Peduli Lindungi Data Pribadi”. (BorneoTribun/AMSI/BNI)
Nasabah pun diharap untuk tidak memberikan maupun meminjamkan kartu kredit maupun debit kepada siapapun.

Lengkapi pula gawai telepon genggam dengan anti virus dan tidak menggunakan fasilitas WIFi publik dalam melakukan transaksi.  

Daftarkan email atau SMS notifikasi transaksi dan melakukan pembaruan data kepada pihak bank bila ada perubahan data.

Terakhir, menghindari transaksi melalui web yang tidak dikenal maupun pada merchant e commerce yang tidak mengimplementasikan 3D secure.

(Yk/AMSI/BNI)

Rabu, 05 Januari 2022

Lampaui Target, Realisasi Pendapatan Negara 2021 Capai Rp2.003,1 Triliun

Lampaui Target, Realisasi Pendapatan Negara 2021 Capai Rp2.003,1 Triliun
Lampaui Target, Realisasi Pendapatan Negara 2021 Capai Rp2.003,1 Triliun. 

BORNEOTRIBUN JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 mencatatkan kinerja positif dan melebihi target dalam APBN 2021. Realisasi pendapatan negara hingga 31 Desember 2021 mampu tumbuh Rp2.003,1 triliun atau 114,9 persen dari target APBN 2021 yang sebesar Rp1.743,6 triliun.

“Dengan asumsi yang mengalami deviasi ini, kita lihat APBN kita realisasinya yang sangat positif. Sampai dengan 31 Desember, pendapatan negara mencapai Rp2.003,1 triliun,” ujar Menkeu dalam Konferensi Pers Realisasi APBN 2021, Senin (03/01/2022).

Capaian tersebut tumbuh 21,6 persen lebih tinggi dibandingkan APBN tahun 2020 yang sebesar Rp1.647,8 triliun.

“Ini adalah suatu recovery dan rebound yang sangat kuat. Tahun ini masih ada pandemi yang memukul dengan Delta dan Omicron, namun kita masih bisa tumbuh di 21,6 (persen),” ujarnya.

Menkeu memaparkan realisasi sementara penerimaan pajak telah mencapai Rp1.277,5 triliun atau 103,9 persen dari target APBN 2021 yang sebesar Rp1.229,6 triliun. Capaian ini tumbuh 19,2 persen dari penerimaan pajak tahun 2020 lalu yang sebesar Rp1.072,1 triliun akibat terpukul pandemi COVID-19.

“Jadi (penerimaan pajak) kita Rp47,9 triliun lebih tinggi dari target APBN,” ujar Menkeu.

Sementara, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp269 triliun atau 125,1 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2021 sebesar Rp215 triliun.

“Tahun lalu, (penerimaan) bea dan cukai mencapai Rp213 triliun dan relatif stabil, tapi tetap sedikit kontraktif, terutama untuk bea masuk dan keluarnya. Jadi kalau sekarang tumbuh 26,3 persen, itu adalah suatu recovery yang luar biasa,” kata Menkeu.

Di sisi lain, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) telah mencapai Rp452 triliun atau 151,6 persen dari target APBN 2021 sebesar Rp298,2 triliun. Realisasi ini tumbuh 31,5 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp343,8 triliun.

“Jadi ini recovery-nya sudah jauh melebihi kontraksi tahun lalu. Jangan lupa tahun ini kita masih ada COVID dan capaian ini juga lebih tinggi dari tahun 2019 pre-COVID level,” ujarnya.

Kinerja APBN 2021 yang semakin baik menjadi sinyal positif berlanjutnya pemulihan ekonomi yang semakin kuat di tahun 2022. APBN akan terus melanjutkan perannya untuk melindungi keselamatan masyarakat sekaligus sebagai motor pengungkit pemulihan ekonomi. 

(HUMAS KEMENKEU/UN)

Rabu, 23 Juni 2021

Gubernur Sutarmidji menjadi Anggota KSP CU. Pancur Kasih

Gubernur Sutarmidji menjadi Anggota KSP CU. Pancur Kasih

BORNEOTRIBUN PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., menjadi anggota Koperasi Simpan Pinjam Credit Union Pancur Kasih dan menerima buku anggota yang diserahkan secara langsung oleh Ketua Credit Union Pancur Kasih Gabriel Marto, S.Pd di Ruang Kerja Gubernur Kalbar, Rabu (23/6/2021).

Foto: Gubernur Sutarmidji menjadi Anggota KSP CU. Pancur Kasih.

Usai menerima buku anggota, Gubernur Kalbar H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., mengatakan, CU Pancur Kasih ini merupakan akses permodalan yang sehat, bahkan sekarang ini siap untuk membiayai kegiatan-kegiatan usaha anggotanya. "Sebagai anggota dari CU Pancur Kasih, saya bisa menabung, pinjam uang pun boleh," ungkapnya 

Foto: Gubernur Sutarmidji menjadi Anggota KSP CU. Pancur Kasih.

Orang nomor satu di Kalbar juga mengatakan bahwa CU ini perkembangannya bagus, dan bisa membangun kantor dengan dana lebih dari 30 Miliyar dengan gedungnya yang representatif bisa jadi fasilitas umum di Pontianak Utara. 

"Artinya, CU Pancur Kasih ini tidak hanya membantu masyarakat dalam kredit simpan pinjam saja tapi juga dibidang sosial kemasyarakatan. Terus maju untuk CU Pancur Kasih," pungkasnya

Foto: Gubernur Sutarmidji menjadi Anggota KSP CU. Pancur Kasih.

Ditempat yang sama, Ketua Credit Union Pancur Kasih, Gabriel Marto, S.Pd mengucapkan terima kasih atas apresiasi Bapak Gubernur Kalbar.

"Atas nama seluruh anggota CU Pancur Kasih sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Bapak Gubernur karena beliau punya konsen yang luar biasa dan sangat besar terhadap aktivitas masyarakat Kalimantan Barat terutama memperhatikan soal ekonomi masyarakat", ungkap Ketua CU Pancur Kasih. 

Dikatakannya, dengan Pak Gubernur masuk CU Pancur Kasih artinya beliau merasa memiliki CU, dan artinya Gubernur sangat mendukung apa yang dilakukan oleh gerakan CU Pancur Kasih sehingga beliau menjadi anggota dan ini kita patut apresiasi.

Pada kegiatan penyerahan buku anggota ini, Gubernur Kalbar didampingi Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Barat Ir. Ansfridus J. Andjioe, M.E.

Oleh: Adpim Prov Kalbar
Editor: Yakop

Selasa, 22 Juni 2021

Menkeu Dorong Percepatan Penggunaan TKDD

Menkeu Dorong Percepatan Penggunaan TKDD
Menkeu Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Dokumentasi Humas Setkab)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melihat bahwa realisasi dari transfer ke daerah untuk penanganan COVID-19 masih memerlukan percepatan. Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), secara virtual, Sabtu (19/06/2021).

“Delapan persen dari alokasi DAU [Dana Alokasi Umum] dan DBH [Dana Bagi Hasil] yang di-earmark untuk penanganan COVID-19, saat ini realisasinya masih 8,2 persen dari total anggaran Rp33,8 triliun,” ujarnya.

Lebih rinci, Sri Mulyani melihat bahwa realisasi DAU-DBH secara nasional dari Rp33,8 triliun sampai hari ini dukungan untuk vaksinasi baru mencapai Rp285 miliar atau 4,4 persen. Kemudian, untuk insentif tenaga kesehatan secara nasional dari total anggaran Rp7,6 triliun baru terealisasi Rp442 miliar atau 5,7 persen.

Menkeu memaparkan, realisasi untuk kedua hal tersebut bervariasi di tiap daerah yang artinya setiap daerah memiliki kecepatan yang berbeda-beda. Untuk itu ia mengingatkan agar realisasi anggaran tersebut segera bisa diakselerasikan, terlebih saat ini sudah menjelang paruh kedua tahun 2021. Selain itu, saat ini kasus COVID-19 juga meningkat secara signifikan, sehingga perlu tindakan yang lebih cepat untuk menekan pandemi.

“Zona merah COVID-19 yang minggu lalu baru 17 daerah sekarang sudah mencapai 29 kabupaten/kota. Tapi belanja dari TKDD [Transfer ke Daerah dan Dana Desa]-nya atau APBD-nya DAU-DBH untuk penanganan COVID-19-nya belum meningkat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan, Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dengan alokasi anggaran sebesar Rp7,3 triliun juga digunakan untuk memulihkan dan mengurangi tekanan ekonomi di daerah melalui program-program padat karya. Jika pada tahun 2020 realisasi hanya mencapai 83 persen, Menkeu berharap agar realisasi di tahun ini bisa diakselerasi. Kemudian untuk Dana Insentif Daerah (DID), Sri Mulyani mengharapkan tahun ini dapat digunakan juga untuk membantu penanganan di bidang kesehatan selain untuk memulihkan ekonomi. Terakhir, terdapat juga DAK Non Fisik untuk pembayaran bagi fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang ada di lingkungan pemerintah daerah.

“Ini adalah hal-hal yang kita harapkan peranan dari pemerintah daerah luar biasa penting. Karena tidak semua anggarannya dialokasikan di pusat, namun melalui dan menggunakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang dalam hal ini tentu eksekusinya tergantung kepada leadership dan kemudian akselerasi proses politik di daerah,” tuturnya.

Menutup paparannya, Menkeu mengatakan, di satu sisi pemerintah membutuhkan resources untuk penanganan testing, tracing, atau untuk tenaga kesehatan serta biaya operasional kesehatan dari puskesmas, namun anggarannya ternyata belum terpakai atau belum digunakan. Saat ini yang realisasinya sangat baik adalah Dana Desa di mana tahun 2020 realisasi untuk penanganan COVID-19 terutama untuk membantu masyarakat mencapai 76,38 persen, sementara pada tahun ini dari alokasi Dana Desa sebesar Rp5,76 triliun telah realisasi sebesar 78 persem.

“Saya mohon untuk seluruh pimpinan dalam hal ini para Bupati yang ada di APKASI untuk melihat karena kita kalau tidak mampu menangani COVID-19 berarti kita tidak akan mampu memulihkan ekonomi nasional kita, atau ekonomi di daerah Anda. Justru bahkan kalau COVID-19-nya makin melonjak pasti ekonomi di daerah juga mengalami tekanan yang luar biasa dalam,” tegas Sri Mulyani. 

(HUMAS KEMENKEU/UN)

Sabtu, 22 Mei 2021

Inilah 5 Prioritas Utama Kebijakan Fiskal Tahun 2022

Inilah 5 Prioritas Utama Kebijakan Fiskal Tahun 2022
Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Paripurna DPR RI Penyampaian Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2022, Kamis (20/05/2021) (Foto: Humas Kemenkeu/Bayu)

BorneoTribun Jakarta -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Pengantar dan Keterangan Pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun Anggaran 2022 dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-18, Kamis (20/05/2021). Dalam situasi yang dinamis dan penuh ketidakpastian akibat pandemi COVID-19, pemerintah optimistis tahun 2022 dapat menjadi fondasi konsolidasi dan reformasi.

“Tema kebijakan fiskal tahun 2022 adalah Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural yang selaras dengan tema Rencana Kerja Pemerintah tahun 2022, dengan menekankan pada pemantapan pemulihan sosial-ekonomi sebagai penguatan fondasi untuk mendukung pelaksanaan reformasi struktural secara lebih optimal,” ujar Menkeu.

Sri Mulyani memaparkan, terdapat 5 prioritas utama kebijakan fiskal tahun 2022. Pertama adalah melanjutkan upaya pemantapan pemulihan ekonomi dengan tetap memprioritaskan sektor kesehatan atas penanganan COVID-19 sebagai kunci pemulihan ekonomi nasional.

Kedua, menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial untuk memperkuat fondasi kesejahteraan sosial, mencegah kenaikan kemiskinan dan kerentanan akibat dampak COVID-19, dan sebagai upaya memperkuat daya ungkit UMKM dan dunia usaha.

“Ketiga, mendukung peningkatan produktivitas dan perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas pendidikan, penguatan sistem kesehatan yang terintegrasi dan handal, serta penguatan perlindungan sosial sepanjang hayat,” ujar Menkeu.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan bahwa perbaikan daya saing dan produktivitas memerlukan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK), konektivitas, energi, serta ketahanan pangan untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia.

“Reformasi struktural ini harus disertai dengan penguatan institusi dan simplifikasi regulasi melalui reformasi birokrasi dan pelaksanaan UU Cipta Kerja secara konsisten,” imbuhnya.

Efektivitas pemulihan dan reformasi struktural menjadi kunci menuju konsolidasi fiskal di tahun 2023 dan penguatan fondasi perekonomian ke depan.

Prioritas kebijakan fiskal tahun 2022 yang keempat adalah optimalisasi pendapatan negara, termasuk perpajakan, penguatan belanja melalui spending better dan inovasi pembiayaan. Ini akan menjadi kunci di dalam rangka konsolidasi kebijakan APBN yang adil dan berkelanjutan.

“Upaya optimalisasi pendapatan akan ditempuh melalui penggalian potensi serta perluasan basis perpajakan, peningkatan kepatuhan wajib pajak, dan optimalisasi pengelolaan aset serta inovasi layanan,” kata Menkeu.

Optimalisasi pelaksanaan kebijakan fiskal tahun 2022 juga merupakan prioritas utama karena dirancang sebagai fondasi yang kokoh untuk konsolidasi fiskal sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020.

Melalui akselerasi pemulihan ekonomi dan langkah reformasi struktural, serta reformasi fiskal, kebijakan fiskal tahun 2022 diharapkan semakin efektif, prudent, dan kembali sustainable. Efektivitas proses pemulihan ekonomi dan reformasi struktural menjadi kunci menuju konsolidasi fiskal di tahun 2023 dan penguatan fondasi perekonomian ke depan.

“Di tengah kondisi pemulihan, kita harus tetap optimis dan kita tidak boleh menyerah seperti semangat Hari Kebangkitan Nasional. Kita tetap harus berkomitmen untuk menghadirkan pengelolaan fiskal yang sehat dan efektif sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tandas Menkeu. 

(HUMAS KEMENKEU/UN)

Rabu, 07 April 2021

Menteri Keuangan Sri Mulyani Terbitkan Aturan untuk Jamin Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

Menteri Keuangan Sri Mulyani Terbitkan Aturan untuk Jamin Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Menteri Keuangan Sri Mulyani Terbitkan Aturan untuk Jamin Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

BorneoTribun Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menetapkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 30/PMK.08/2021 tentang Tata Cara Pemberian Jaminan Pemerintah Pusat untuk Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, pada 31 Maret 2021 dan telah diundangkan pada 1 April 2021.

PMK yang merupakan pengganti peraturan sebelumnya yakni PMK 60/PMK.08/2017 diterbitkan dengan tujuan untuk mengakomodir dinamika perkembangan dan kebutuhan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN), yang memerlukan jaminan pemerintah yang lebih efisien, efektif, transparan dan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berperan dalam pembangunan PSN.

Selain itu, PMK ini berisi peraturan pelaksanaan setelah diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2021 tentang Kemudahan Proyek Strategis Nasional pada tanggal 2 Februari 2021, sebagai turunan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Beberapa perubahan pengaturan dalam PMK 30/PMK.08/2021 dibandingkan dengan peraturan sebelumnya yaitu PMK Nomor 60/PMK.08/2017, antara lain, pertama adalah ketentuan mengenai keterlibatan Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur (BUPI) dalam pemberian jaminan pemerintah, yang diharapkan dapat mengakselerasi pelaksanaan proses pemberian jaminan pemerintah dan mengurangi risiko langsung kepada APBN.

Keterlibatan BUPI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ditujukan agar proses dukungan pemerintah terkait penjaminan dapat dilaksanakan secara efektif dan profesional, dengan tetap mempertimbangkan tujuan pembangunan PSN dalam penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum, serta adanya sinergi dengan kebijakan penjaminan untuk program-program infrastruktur lainnya.

Kedua, pengaturan mengenai ruang lingkup risiko politik dalam penjaminan PSN yang lebih tegas. Pengaturan ini diharapkan dapat memberikan kepastian pengaturan kepada Penanggung Jawab Proyek Strategis Nasional (PJPSN) dan Badan Usaha pelaksana PSN atas risiko-risiko politik apa saja yang dapat diberikan penjaminannya oleh pemerintah.

Sementara itu, ketentuan mengenai keterlibatan BUPI dalam memberikan jaminan pemerintah disusun melalui skema pengaturan mengenai pemberian jaminan pemerintah, dengan cara pertama, pemberian jaminan pemerintah secara langsung oleh pemerintah sendiri; kedua, pemberian jaminan pemerintah secara bersama oleh pemerintah dan BUPI; dan ketiga pemberian jaminan pemerintah oleh BUPI sendiri. Dalam pemberian jaminan pemerintah, BUPI dapat dilibatkan semenjak pemrosesan usulan penjaminan, pelaksanaan penjaminan sampai dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan penjaminan.

Penerbitan PMK ini diharapkan akan dapat lebih mempercepat proses pemberian jaminan pemerintah atas risiko politik pelaksanaan PSN, dan mendukung percepatan pembangunan infrastruktur PSN. Selain itu, penerbitan PMK ini diharapkan semakin meningkatkan minat investor dan menumbuhkan iklim investasi, atas pelaksanaan pembangunan infrastruktur terutama atas pembangunan PSN melalui kerja sama yang saling menguntungkan. (HUMAS KEMENKEU/UN)

Senin, 22 Maret 2021

Obligasi Amerika Serikat masih jadi perhatian pasar usai Rupiah awal pekan melemah

Obligasi Amerika Serikita masih jadi perhatian pasar usai Rupiah awal pekan melemah
Ilustrasi uang rupiah. (foto: Pixabay)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah masih dibayangi imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).

Pada pukul 9.37 WIB, rupiah bergerak melemah 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.433 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.408 per dolar AS.

"Yield obligasi AS masih akan jadi perhatian pasar karena tidak ada antisipasi dari The Fed dan kekhawatiran inflasi di AS," kata Pengamat Pasar Uang Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova di Jakarta, Senin.

Dolar Amerika menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan pekan lalu, mencapai tertinggi lebih dari satu minggu, setelah bank sentral AS menyatakan tidak akan memperpanjang keringanan sementara persyaratan modal bank, yang mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS naik dari level terendah hari itu.

Bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), mengumumkan tidak memperpanjang aturan sementara yang mengarahkan bank-bank besar menahan lebih banyak modal untuk aset mereka, seperti obligasi pemerintah yang berakhirnya pada 31 Maret.

The Fed telah memberlakukan aturan untuk mendorong pinjaman bank ketika rumah tangga dan bisnis Amerika dirugikan oleh penguncian.

Indeks dolar terakhir naik 0,1 persen menjadi 91,906. Indeks dolar turun tajam setelah pengumuman The Fed tentang sikap kebijakan longgarnya pada Rabu (17/3).

Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik pada Jumat (19/3)setelah keputusan The Fed tentang aturan leverage (modal), tetapi tergelincir di sore hari menjadi 1,726 persen. Imbal hasil mencapai tertinggi dalam lebih dari satu tahun di 1,754 persen pada sesi sebelumnya.

The Fed berjanji minggu ini untuk melanjutkan stimulus moneter yang agresif, mengatakan lonjakan inflasi jangka pendek akan terbukti sementara di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi AS terkuat dalam hampir 40 tahun.

"Sementara itu dari dalam negeri masih minim sentimen positif bagi rupiah," ujar Rully.

Pada Jumat (18/3) lalu, rupiah ditutup menguat 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.408 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.410. (*)

Oleh: Antara

Selasa, 20 Oktober 2020

Pemerintah Klaim Ekonomi Indonesia Mulai Pulih

Pemerintah Klaim Ekonomi Indonesia Mulai Pulih
Kasir di kantor cabang Bank Mandiri sedang menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, 20 Juli 2015. (Foto: Antara via Reuters)


BorneoTribun | Jakarta - Menteri Keuangan mengklaim perekonomian Indonesia membaik, meskipun masih diliputi kondisi pandemi. Salah satu indikatornya adalah naiknya konsumsi masyarakat. Namun pengamat membantah.


Menteri Keuangan Sri Mulyani melihat perlahan namun pasti, perekonomian Indonesia mulai membaik. Hal tersebut, kata Ani terlihat dari berbagai indikator ekonomi seperti naiknya tingkat konsumsi masyarakat dan pemerintah.


“Proyeksi ekonomi Indonesia 2020, adalah sesuai dengan tren dunia yang mengalami perbaikan di kuartal-III, masing-masing mungkin memiliki speed yang berbeda. Namun kita lihat di kuartal-II 2020 beberapa perbaikan dalam indikator ekonomi terutama dari sisi agregat demand kita,” ujarnya dalam telekonferensi pers APBN Kita, di Jakarta, Senin (19/10).


Perempuan yang akrab disapa Ani ini menjelaskan pada kuartal-III konsumsi pemerintah naik 18,8 persen, yang menurutnya bisa mengangkat perekonomian Indonesia menuju 0 persen atau bahkan menuju zona positif. Dengan begitu, menurutnya, indikator lain seperti investasi dan ekspor akan mulai bergerak ke arah yang positif. Konsumsi listrik, kata Ani juga mulai menunjukkan perbaikan di mana secara tahunan positif 2,1 persen.


Mobilitas masyarakat juga diprediksi akan semakin meningkat pasca pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat yang kembali menjadi PSBB transisi sehingga roda perekonomian bisa berjalan dengan baik


“Ini yang menggambarkan bahwa aktivitas dari keseluruhan, dari mulai rumah tangga, bisnis, industri, sosial, dan pemerintahan sudah mulai menunjukkan suatu tren yang sesuai dengan harapan yaitu menuju kepada pemulihan,” jelasnya.


Indonesia Resesi, Menkeu Klaim Ekonomi Indonesia Masih Lebih Baik dari Negara Lain


Walaupun diklaim membaik, pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini masih akan tumbuh negatif di kisaran minus 0,6 persen hingga minus 1,7 persen. Meski begitu, jika dibandingkan dengan negara-negara di Eropa, perekonomian Indonesia jauh lebih baik. Ia mencontohkan, perekonomian Spanyol pada kuartal III diperkirakan tumbuh minus 12,3 persen, Inggris minus 10 persen, Perancis minus 19 persen, Italia minus 9,7 persen. Sementara negara tetangga seperti Malaysia perekonomiannya pada kuartal-III diperkirakan akan menyentuh minus 4,5 persen, Filipina minus 6,3 persen, Singapura minus 6,0 persen.


“Semua negara baik di barat, timur, utara, selatan, maju maupun emerging maupun developing country, semuanya mengalami tekanan yang luar biasa, kita melihat mungkin magnitude dari tekanannya saja yang berbeda. Dan mereka melakukan berbagai tindakan untuk mengurangi penurunan ekonominya, mereka juga melakukan apa yang disebut countercyclical . Kalau kita lihat countercyclical-nya di berbagai negara juga cukup dalam,” kata Ani.


Ekonom INDEF Bhima Yudistira Adhinegara kepada VOA mengatakan perekonomian Indonesia belum pulih secara signifikan. Bahkan ia menyebut, perekonomian Indonesia baru bisa tumbuh positif pada kuartal-II atau kuartal-III 2021 dengan asumsi tidak terjadi gelombang dua perebakan virus corona.


“Pemerintah sering mengklaim bahwa Indonesia ekonominya relatif bagus, dibandingkan negara di ASEAN dan negara G20, padahal pada faktanya, Vietnam sudah tumbuh positif bahkan sejak kuartal-II, tumbuh positif 0,3 persen, kuartal-III positif 2,62 persen,” ungkap Bhima.


Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi karena penanganan pandemi di Vietnam jauh lebih serius dibandingkan dengan di Indonesia. Dengan kasus baru corona harian yang masih bertambah di atas 4.000 kasus setiap hari ditambah kegaduhan UU Cipta Kerja, akan sulit rasanya untuk menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di tanah air. Ia menambahkan, dari sisi industri manufaktur juga masih berjalan sangat lambat, hal ini terlihat dari skor purchasing managing index (PMI) yang masih berada di bawah angka 50.


Utang Menumpuk Karena Pandemi


Dalam kesempatan ini, Ani mengakui utang Indonesia terus membengkak khususnya akibat terjadinya pandemi. Namun, ia menyatakan, bahwa hal serupa tidak terjadi di Indonesia saja, namun di seluruh dunia. Peningkatan jumlah utang, ujarnya, pasti akan terjadi karena tingginya kebutuhan stimulus fiskal untuk menopang penurunan ekonomi alias countercyclical.


Ia mencontohkan, rasio utang Amerika Serikat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mendekati 131 persen, Perancis 111 persen, Kanada 114 persen, Jepang 266 persen, Tiongkok 61 persen, Thailand 50 persen, Filipina 48 persen. Sedangkan rasio utang Indonesia saat ini menyentuh level 38,5 persen.


"Indonesia sendiri dengan proyeksi defisit anggaran 6,34 persen dan rasio utang 38 persen, kita sudah lihat potensi pemulihan ekonomi. Kita sudah lakukan konsolidasi fiskal dengan hati-hati dan penuh kalkulasi agar ekonomi bisa membaik," tekannya.


Sementara itu, Bhima mengingatkan pemerintah agar memperhatikan bunga utang yang terus meningkat seiring penambahan beban utang. Bunga utang bisa memakan 20 persen dari total belanja pemerintah pusat.


Selama ini, kata Bhima, pemerintah hanya memperhatikan rasio utang terhadap PDB. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kemampuan pemerintah membayar utang, khususnya utang luar negeri.


“Indikator yang mungkin pemerintah tidak menyampaikan, yaitu debt to service ratio (DSR). DSR ini jadi indikator penting, kalau utangnya pakai dolar atau valas, maka ngebalikin nya juga harus pakai valas. Kalau terjadi mismatch gak sehat, DSR kita di kuartal-II 2020 itu sudah di atas 29 persen, makin meningkat, jadi ini kemampuan bayar utang luar negeri. Pemerintah ngelihatnya cuma debt ratio to GDP, padahal indikator kesehatan utang banyak,” katanya.


Bila dibiarkan menumpuk, kata Bhima, pemerintahan Jokowi-Ma’ruf akan mewariskan begitu banyak utang kepada generasi dan pemerintahan selanjutnya, apalagi ada utang pemerintah yang jatuh tempo pada 2050.


Ia menyarankan pemerintah merestruktur utang agar jumlah utang tidak terlalu membengkak nantinya.


“Jadi restrukturisasi ini termasuk negosiasi kembali kepada kreditur-kreditur multilateral maupun bilateral. Jadi, kaya ngomong ke Bank Dunia, kita mau produksi vaksin, mau memulihkan ekonomi, itu harusnya bisa menjadi pengurang utang, pengurang pokok utangnya. Jadi utang kita bisa dikurangi dengan cara-cara debt swap atau menukar utang dengan program,” paparnya. (VOA)

Jumat, 04 September 2020

Utang Pemerintah Amerika Hampir Sama dengan PDB Amerika

Uang kertas dolar AS, 22 Juni 2017. (Foto: Reuters/Ilustrasi)


BORNEOTRIBUN | JAKARTA -- Kantor Anggaran Kongres (CBO) Amerika Serikat yang nonpartisan mengatakan, Rabu (2/9), nilai utang pemerintah AS pada akhir 2020 kira-kira akan sama dengan Produk Domestik Bruto (PDB) AS dan akan melampauinya pada 2021.


CBO mengatakan ketidakseimbangan fiskal belum dialami Amerika sejak akhir Perang Dunia II. 


Pada akhir tahun ini, analis kongres mengatakan utang AS akan mencapai 98 persen dari PDB atau sekitar $19 triliun dan tahun depan akan melampaui besarnya PDB AS. 


Alasannya sederhana: besarnya bantuan pemerintah untuk bisnis, sebagian besar rumah tangga AS, dan pekerja yang menganggur yang terkena dampak pandemi virus corona telah melambungkan defisit anggaran pemerintah. 


Terakhir kali tingkat utang AS melampaui PDB adalah pada 1946, ketika mencapai 106 persen setelah pengeluaran militer selama bertahun-tahun untuk membantu mengakhiri Perang Dunia II. 


Defisit anggaran tahunan pemerintah diproyeksikan meningkat menjadi $3,3 triliun pada akhir tahun fiskal pada 30 September, lebih dari tiga kali lipat dari tahun lalu. Defisit ini sudah meningkat tajam karena pemotongan pajak pemerintah yang disetujui Kongres dan peningkatan anggaran, tetapi pandemi menambah lagi defisit tahunan. 


Publik, termasuk investor perorangan, bank AS dan pemerintah asing, serta pemerintah negara bagian dan lokal AS memiliki $20 triliun, atau 77 persen, dari utang nasional sedangkan sisa utang dipegang institusi antar pemerintah, seperti dana pensiun dan layanan kesehatan bagi lansia Amerika. 


Dengan pengeluaran ekstra untuk pandemi, defisit federal tahunan AS pada tahun 2020 diperkirakan sama dengan sekitar 16 persen ekonomi nasional dan akan menjadi jumlah terbesar sejak 1945. 


Anggota Kongres sering mengatakan ingin menurunkan defisit di bawah 3 persen, meskipun sebagian pendukung Partai Republik sering mengatakan, bahkan ingin menghapus defisit. 


Defisit anggaran dianggap pantas untuk membantu ekonomi negara, yang terbesar di dunia untuk bangkit kembali dari kehancuran akibat pandemi. Jutaan pekerja masih menganggur di AS. [my/pp]


Sumber: www.voaindonesia.com

Selasa, 21 Juli 2020

Paripurna, Eksekutif Sampaikan Pertanggungjawaban Keuangan Tahun Anggaran 2019



BORNEOTRIBUN I SEKADAU - Wakil Bupati Sekadau Aloysius hadiri rapat paripurna DPRD kabupaten Sekadau dalam rangka pembahasan Raperda tentang pertanggungjawaban APBD tahun anggaran 2019, di ruang rapat paripurna DPRD Sekadau, komplek Pemda Sekadau, Kalbar. Senin, 20/7/20.

Pada rapat yang dipimpin Ketua DPRD kabupaten Sekadau Radius Efendy dan dihadiri anggota DPRD Kabupaten Sekadau itu.
Wakil Bupati Sekadau Aloysius membacakan pengantar nota rancangan peraturan daerah Bupati Sekadau Rupinus, tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Sekadau tahun 2019.

Aloysius mengatakan sebelumnya Kabupaten Sekadau mendapatkaan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-RI perwakilan Provinsi Kalbar untuk tahun anggaran 2019.

Terkait penyusunan Raperda tentang pertanggungjawaban APBD tahun 2019, Aloysius menyebut Raperda tersebut lebih diarahkan pada penjelasan mengenai pertanggungjawaban keuangan, sebagimana yang tertuang dalam laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Sekadau tahun anggaran 2019.
Sedangkan penjelasan-penjelasan yang berkaitan dengan pelaksanaan APBD berupa output program maupun kegiatan, dijelaskan pada laporan keterangan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran 2019.

Dalam penyampaian nota pengantar itu, Wakil Bupati Sekadau Aloysius, yang didampingi PJ Sekda Sekadau Nurhadi, menyampaikan laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas dalam rangka pengungkapan yang memadai.

Untuk realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 2019 adalah sebesar Rp. 877,35 miliar atau 97,25% dari target anggaran sebesar Rp. 902,14 miliar.

Diakhir Wakil Bupati Sekadau menjelaskan untuk Ekuitas awal Pemerintahan Kabupaten Sekadau anggaran tahun 2019 adalah sebesar Rp. 1,80 triliun, surplus laporan operasional sebesar Rp. 107,38 miliar, koreksi nilai beban sebesar Rp. 1,003 miliar, koreksi nilai utang sebesar Rp. 913 juta, koreksi nilai penyusutan aset tetap sebesar Rp. 110,99 juta.

Sehingga saldo ekuitas akhir pemerintahan kabupaten Sekadau per 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp. 1,91 triliun.

Penulis : Mussin 
Editor    : Herman

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno