Pentagon: 13% Pasukan AS Sudah Ditarik dari Afghanistan
Tentara AS meninggalkan pangkalan militer AS di Bagram, utara Kabul, Afghanistan, 14 Juli 2011. (Foto: dok). |
-->
Tentara AS meninggalkan pangkalan militer AS di Bagram, utara Kabul, Afghanistan, 14 Juli 2011. (Foto: dok). |
TNI Angkatan Laut Indonesia dan China melakukan latihan bersama, termasuk di antaranya latihan SAR dan manuver taktis. (Foto: Courtesy/TNI AL) |
TNI Angkatan Laut Indonesia dan China melakukan latihan bersama, termasuk di antaranya latihan SAR dan manuver taktis. (Foto: Courtesy/TNI AL) |
TNI Angkatan Laut Indonesia dan China melakukan latihan bersama, termasuk di antaranya latihan SAR dan manuver taktis. (Foto: Courtesy/TNI AL) |
Seorang tentara irak berjaga dekat sebuah pesawat jet tempur F-16 di Pangkalan Udara Balad, Irak, 13 Februari 2018. Pada Minggu, 18 April 2021, lima roket menghantam pangkalan itu. (Foto: AP/arsip) |
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) ketika menyaksikan latihan Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam, Krimea, awal tahun lalu (foto: dok). |
Direktur CIA William Burns |
Anggota militer China di Aula Besar Rakyat, 9 November 2017, di Beijing, Tiongkok. (Foto: AP) |
Laksamana Philip Davidson. (Foto: Dok.) |
Sejumlah kendaraan militer berpartisipasi dalam parade peringatan 75 Tahun berdirinya Partai Rakyat Korea, Sabtu, 10 Oktober 2020. (Foto: KCNA via Reuters) |
BorneoTribun | Internasional - Korea Utara memamerkan apa yang disebut para pengamat pertahanan sebagai rudal balistik antar benua (Intercontinental Ballistic Missile/ICBM) baru dan sistem senjata baru lain dalam parade militer yang tertata rapi pada Sabtu (10/10) dini hari.
Rudal itu sepertinya merupakan ICBM terbesar yang diperlihatkan Korea Utara. Banyak analis meyakini itu merupakan "senjata strategis baru" yang dijanjikan oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un awal tahun ini.
Kim menyaksikan parade itu, yang merupakan bagian dari kegiatan perayaan untuk memperingati 75 tahun Partai Pekerja Korea yang berkuasa di Korea Utara.
Kim, yang mengenakan jas dan dasi, terlihat meneteskan air mata beberapa kali ketika menyampaikan pidato kepada ribuan orang yang bersorak-sorai. Para penonton, yang tak mengenakan masker, memadati Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang pusat.
"Kami akan terus memperkuat sistem pertahanan untuk mencegah, mengontrol dan menghadapi semua upaya berbahaya dan aksi yang mengancam, termasuk ancaman nuklir yang semakin besar, dari pasukan musuh," kata Kim dalam pidato selama 25 menit.
Meskipun dia tidak secara langsung menyebut AS, Kim mengirim "salam hangat" kepada Korea Selatan, menyatakan harapan agar kedua negara itu bisa segera memperbaiki hubungan yang memburuk tahun ini.
Kim juga meminta maaf atas isu ekonomi, mengakui negaranya menghadapi "tantangan tak terbayangkan" tahun ini, termasuk banjir besar dan pandemi virus corona.
Namun, Kim mengklaim tidak ada "seorangpun" di Korea Utara yang tewas akibat Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona. Para pakar telah mengatakan klaim semacam itu sulit diverifikasi dan hampir pasti tidak benar.
Meski Korea Utara telah berusaha menutup sepenuhnya perbatasan karena pandemi, parade itu menampilkan kesan kepercayaan diri. Tidak ada pemimpin negara, peserta parade ataupun penonton yang mengenakan masker ataupun menjaga jarak. (YK/VOA)
Batalyon Infanteri 407/Padma Kusuma. (Foto: Ist) |
BORNEOTRIBUN | KUBURAYA - Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad selaku Pangkoopsdam XII/TPR memimpin upacara pemberangkatan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI - Malaysia Batalyon Infanteri 407/Padma Kusuma yang akan melaksanakan tugas operasi di sektor timur Kalimantan Barat di lapangan apel Makodam XII/Tpr, sabtu (12/9).
Dipimpin oleh Mayor Inf Catur Irawan, S.I.P., selaku Komandan Satgas ini tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Perbatasan RI - Malaysia, dan akan menjaga kedaulatan NKRI di wilayah Kalbar selama kurang lebih 9 bulan kedepan.
Pangkoopsdam XII/Tpr mengucapkan selamat datang kepada Satgas Pamtas RI - Malaysia Yonif 407/PK di Bumi Khatulistiwa Provinsi Kalimantan Barat, disertai harapan semoga pelaksanaan tugas operasi selama di perbatasan nantinya dapat berjalan aman dan lancar.
Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad menyampaikan, Operasi Pamtas RI-Malaysia sesuai dengan Undang - Undang Nomor 34 tahun 2004, pasal 7 ayat 2 tentang Tentara Nasional Indonesia yaitu Tugas Pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang salah satunya adalah turut serta mengamankan wilayah perbatasan.
Wilayah perbatasan RI - Malaysia merupakan kawasan yang strategis dan vital dengan adanya fakta secara geopolitik yang berhubungan dengan aspek kedaulatan negara dan rasa kebangsaan, serta berkaitan erat dengan bidang ideologi, politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan.
Kerawanan di wilayah perbatasan mencakup perubahan pada patok - patok batas wilayah, illegal trafficking, illegal logging, peredaran Narkoba antar negara dan penyelundupan barang - barang illegal serta masih banyak lagi permasalahan lain yang menjadi fenomena kejahatan Lintas Negara.
Satgas Pamtas Yonif 407/PK untuk selalu berkoordinasi dengan aparat atau instansi terkait yang ada di perbatasan. Meningkatkan patroli - patroli keamanan maupun pemeriksaan patok batas serta pembinaan terhadap masyarakat agar budaya gotong - royong, kesadaran berbangsa dan bernegara meningkat.
"Berbuat dan bertindaklah yang terbaik bagi masyarakat, hormati adat istiadat dan kearifan lokal yang berlaku di daerah penugasan dalam setiap pelaksanaan kegiatan, sehingga berbagai pelanggaran dapat dicegah serta kemanunggalan TNI dengan rakyat dapat tercapai," tegas Pangkoopsdam XII/Tpr.
Pangdam XII/Tpr juga menegaskan, agar melaksanakan tugas operasi ini dengan penuh rasa tanggung jawab, menjaga keamanan personel maupun materiil, mempedomani Protap Pengamanan Perbatasan serta melakukan serah terima pos dengan baik dan maksimal, sehingga dalam pelaksanaan tugas nantinya tidak mengalami kendala yang berarti.
"Hindari pelanggaran sekecil apapun di medan tugas, utamakan faktor keamanan, pedomani Sumpah Prajurit, Sapta Marga dan 8 Wajib TNI selama bertugas," tegasnya juga.
Selanjutnya berkaitan dengan penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru, Pangkoopsdam XII/Tpr juga menekankan kepada seluruh prajurit agar selalu mempedomani protokol kesehatan dalam setiap melaksanakan kegiatan.
"Jadilah contoh dan teladan bagi masyarakat wilayah perbatasan, serta sosialisasikan kepada masyarakat tentang penerapan adaptasi kebiasaan baru guna mewujudkan masyarakat produktif dan aman Covid-19," pungkas Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad.
Penulis : Pendam XII/Tpr
Editor : Hermanto
Ilustrasi. Kapal perang China gelar latihan militer di LCS untuk memberikan peringatan untuk Taiwan. (AFP/MARK SCHIEFELBEIN) |
BORNEOTRIBUN - Garnisun Tentara Pembebasan Rakyat di Hong Kong merilis rekaman latihan tembakan langsung kapal perang China yang berbasis di Hong Kong, Huizhou, di Laut China Selatan, pada Minggu (16/8) waktu setempat.
Rekaman latihan ini dirilis sehari setelah kapal induk milik angkatan laut Amerika Serikat, USS Ronald Reagan, melakukan latihan militer di Laut China Selatan.
Rekaman itu memuat gambar kapal perang Huizhou menembakkan meriam dan torpedo. Gambar itu juga memperlihatkan personel militer yang tengah melakukan operasi anti-pembajakan dan anti-terorisme.
Dikutip dari South China Morning Post, garnisun Hong Kong mengatakan, Huizhou merupakan satu dari dua kapal perang berbasis di Hong Kong yang berukuran kecil, terutama digunakan untuk tujuan pertahanan di wilayah pesisir. Selain torpedo, kapal perang ini juga memiliki senjata rudal.
Pakar militer yang berbasis di Beijing, Zhou Chenming mengatakan, latihan ini adalah tindakan simbolis sebagai peringatan bagi pasukan di Taiwan yang ingin merdeka dari China. Belakangan, Taiwan terlihat semakin rapat dengan Amerika Serikat (AS).
AS sendiri diketahui memiliki prioritas untuk mengendalikan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang cenderung menginginkan kemerdekaan dari China. Hal ini membuat China kesal.
"Berdasarkan senjata-senjata konvensional yang digunakan dalam latihan ini, cukup jelas bahwa China telah berusaha keras untuk tidak memprovokasi AS," kata Zhou. Pasalnya, lanjut dia, tak ada uji coba rudal dalam latihan tersebut.
Zhou menuturkan, latihan itu tidak berintensitas tinggi. Latihan penembakan menggunakan torpedo, menurutnya, mengindikasikan bahwa fokus utamanya adalah pertahanan.
Pekan lalu, China telah mengumumkan bahwa mereka akan latihan tembak-menembak di dekat Taiwan, sehari setelah Presiden Tsai menyebut hubungan AS dan Taiwan memiliki sejarah yang tinggi.
Washington dan Taipei, sebagai ibu kota masing-masing negara juga semakin dekat satu sama lain dalam beberapa tahun terakhir di tengah hubungan yang memburuk dengan Beijing.
Pekan lalu, Menteri Kesehatan AS Alex Azar juga baru saja mengunjungi Taiwan. Kunjungan ini merupakan kunjungan tertinggi oleh seorang pejabat AS, sejak Washington secara resmi mengalihkan pengakuan diplomatik ke Beijing pada 1979.
Pemerintah China menilai Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan harus disatukan kembali, sekalipun itu harus dilakukan dengan cara kekerasan.
Zhou mengatakan, keterlibatan kapal perang berbasis di Hong Kong dalam latihan tersebut memiliki nilai simbolis tambahan setelah pemberlakuan UU Keamanan Nasional yang sempat kontroversial.
"Tapi seharusnya kapal perang Huizhou tidak boleh terlalu terlibat dalam pelatihan," ucapnya.(cnn/p/ar)
Subscribe di situs ini untuk mendapatkan update berita terbaru