Berita Borneotribun.com: Wanita Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Maret 2021

Sembilan Manfaat Laser Wajah, Jenis, hingga Risikonya untuk Kulit

Sembilan Manfaat Laser Wajah, Jenis, hingga Risikonya untuk Kulit

Laser wajah adalah salah satu jenis perawatan kulit yang popularitasnya kian hari kian meningkat. Meski untuk melakukannya Anda perlu merogoh kocek yang cukup dalam, banyaknya manfaat laser wajah yang bisa didapat membuat banyak orang tak ragu untuk mencoba prosedur ini.

Namun ingat, kalau Anda tertarik untuk menjalaninya, pastikan bahwa operator yang akan melakukan laser adalah dokter yang terpercaya. Sebab biar bagaimanapun, laser tetaplah salah satu tindakan medis yang memiliki risiko merusak kulit apabila dilakukan dengan cara yang salah. Anda pun disarankan untuk mempelajari jenis, serta kelebihan, dan kekurangannya secara detail agar bisa mengambil keputusan yang tepat soal perawatan ini.

Manfaat laser wajah

Manfaat laser untuk wajah ada beragam, karena prosedur ini memang bisa digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kulit. Mulai dari mengatasi gangguan kulit yang berkaitan dengan usia, paparan matahari berlebih hingga hormon, berikut ini manfaat laser wajah yang perlu diketahui.

Membantu menghilangkan bercak kecokelatan di kulit akibat pertambahan usia atau age spot
Memudarkan bekas luka
Menghilangkan bekas jerawat
Membuat wajah terlihat lebih kencang dengan menghilangkan kerut halus dan keriput
Mengencangkan kulit
Meratakan warna kulit
Mengecilkan kelenjar minyak agar wajah tidak berminyak
Menghilangkan kutil di wajah
Mengencangkan sudut-sudut mata agar terlihat lebih muda
Jenis-jenis laser wajah
Untuk mendapatkan manfaat laser wajah secara maksimal, Anda harus memilih metode yang paling cocok dengan kondisi kulit. Secara umum, perawatan ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ablatif dan non-ablatif.

Laser ablatif

Laser ablatif disebut juga sebagai wounding laser. Artinya, laser ini akan menimbulkan perlukaan baru untuk memicu pembentukan kolagen.

Pada metode ini, laser akan menyingkirkan lapisan terluar kulit yang disebut epidermis dan menghangatkan lapisan di bawahnya yang disebut dermis. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan serat-serat kolagen di kulit.

Nantinya saat epidermis kembali terbentuk, area kulit akan terlihat lebih halus dan kencang.

Laser non-ablatif

Laser non-ablatif adalah prosedur yang juga akan memicu pertumbuhan kolagen di kulit, tapi tanpa perlukaan. Karena itu, prosedur ini dapat juga disebut sebagai tindakan laser non-ablatif.

Dengan menjalani laser non-ablatif, kulit dirangsang untuk membentuk kolagen, yang secara perlahan akan memperbaiki tekstur dan meratakan warna kulit. Laser jenis ini lebih ringan dibanding laser ablatif dan waktu penyembuhan yang dibutuhkan lebih singkat. Namun, prosedur ini membutuhkan waktu yang lebih lama hingga hasilnya bisa benar-benar terlihat.

Laser ablatif dan non-ablatif bisa dibagi lagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, seperti berikut ini.

1. Laser CO2

Laser ini termasuk ke dalam jenis laser ablatif, yang biasanya digunakan untuk mengatasi kutil, bekas jerawat, hingga keriput.

2. Laser erbium

Laser erbium ada yang masuk ke dalam jenis ablatif maupun non-ablatif. Laser ini bekerja dengan cara memicu terjadinya perubahan pembentukan kolagen, sehingga cocok dijalankan untuk mengatasi garis-garis halus di wajah, keriput, dan age spots.

3. Laser pulsed-dye

Laser ini termasuk sebagai laser non-ablatif yang bekerja dengan cara menghangatkan kulit dan menyerap pigmen penyebab kemerahan, hiperpigmentasi, pecahnya pembuluh kapiler, dan rosacea.

4. Laser fraksional

Laser fraksional sendiri bisa dibagi menjadi beberapa jenis laser ablatif dan non-ablatif. Biasanya, laser ini digunakan untuk mengatasi masalah kulit yang berhubungan dengan tanda-tanda penuaan.

5. Laser IPL

Laser IPL atau intense pulse light secara teknis sebenarnya berbeda dari tindakan laser lain. Namun, cara kerja dan risiko yang ditimbulkannya mirip dengan perawatan laser wajah. Biasanya, prosedur ini dilakukan untuk mengobati kerusakan kulit yang terjadi akibat paparan sinar matahari berlebih, jerawat, rosacea, dan hiperpigmentasi.

Risiko laser wajah

Laser wajah, baik jenis ablasi maupun non-ablasi memiliki risiko yang perlu Anda waspadai. Berikut ini risiko yang bisa timbul akibat prosedur laser ablasi:

Kemerahan, bengkak, dan gatal di kulit

Area kulit yang menjalani perawatan dengan laser bisa mengalami bengkak dan gatal selama beberapa hari setelah perawatan. Sementara itu warna kemerahan yang muncul di kulit bisa bertahan hingga beberapa bulan setelah prosedur.

Jerawat

Jerawat juga mungkin muncul setelah prosedur, terutama jika Anda menggunakan produk krim tertentu dan perban untuk menutup wajah setelah prosedur. Selain jerawat, bintik-bintik kecil berwarna putih yang disebut milia juga bisa muncul.

Infeksi

Pada beberapa orang, laser jenis ablasi bisa memicu kambuhnya infeksi virus seperti herpes. Selain itu, prosedur ini pun berisiko membuat kulit jadi lebih rentan terkena infeksi bakteri dan jamur.

Perubahan warna kulit

Setelah mengetahui berbagai fakta mulai dari manfaat laser wajah hingga jenis dan risikonya, Anda diharapkan bisa memahami betul soal prosedur ini sebelum menjalani. Konsultasikan juga pada dokter kulit yang merawat mengenai kelebihan dan kekurangan laser wajah sesuai dengan kondisi kulit Anda.

Sabtu, 27 Maret 2021

Ingin Kulit Sehat Terawat? Coba Konsumsi Vitamin Kulit Kering Ini

Ingin Kulit Sehat Terawat? Coba Konsumsi Vitamin Kulit Kering Ini
@Silviarita / 648 images (Foto: Fixabay)

BorneoTribun -- Memiliki kulit kering tentu menjadi kondisi yang tidak diinginkan oleh setiap orang. Kulit kering kerap menjadi bersisik, gatal, dan pecah-pecah yang bisa sangat mengganggu. Bahkan kondisi ini juga dapat menurunkan kepercayaan diri orang yang mengalaminya.

Kulit kering umumnya disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain dehidrasi, penuaan, perubahan musim, alergi, dan kekurangan vitamin. Terdapat beberapa vitamin kulit kering yang bisa Anda gunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Berbagai jenis vitamin kulit kering

Selain menghindari paparan sinar UV terlalu lama, Anda juga disarankan untuk memerhatikan asupan gizi sehari-hari, termasuk vitamin guna menjaga kelembapan kulit dan menyehatkannya secara keseluruhan. Adapun vitamin untuk kulit kering yang sebaiknya Anda konsumsi, yaitu:

Vitamin E

Foto: Fixabay

Vitamin E dapat digunakan sebagai suplemen dan obat topikal untuk mengatasi kulit kering. Ketika dikonsumsi secara oral, sifat antioksidan vitamin E yang kuat dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan. Selain itu, vitamin E juga berfungsi sebagai anti peradangan yang dapat menenangkan kulit kering, kemerahan, dan gatal. Sementara, ketika digunakan secara topikal sebagai pelembap wajah, vitamin E dapat membantu menjaga kelembapan kulit.

Vitamin D

Vitamin D
Foto: Fixabay

Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Umumnya, ditemukan dalam salmon, jamur kancing, susu, sereal yang diperkaya vitamin D, dan hati sapi. Vitamin ini sangat penting untuk berbagai aspek kesehatan, termasuk kesehatan kulit. 

Vitamin D memainkan peran dalam melindungi kulit, mendorong pertumbuhan sel kulit, serta menjaga sistem kekebalan kulit yang bertindak sebagai garis pertahanan pertama dalam melawan patogen berbahaya.

Suplemen vitamin D juga telah terbukti secara signifikan memperbaiki gejala gangguan kulit yang menyebabkan kulit kering dan gatal. Bahkan studi kecil selama 12 minggu yang melibatkan 50 wanita menunjukkan bahwa perawatan harian dengan suplemen nutrisi yang mengandung 600 IU vitamin D dapat meningkatkan hidrasi kulit.

Vitamin C

Vitamin C
@Silviarita / 648 images (Foto: Fixabay)

Vitamin C merupakan antioksidan kuat, pelindung kulit, dan sangat penting untuk memproduksi kolagen sehingga menjadikannya nutrisi yang sangat baik bagi kesehatan kulit. Penelitian menunjukkan bahwa suplemen vitamin C dapat meningkatkan banyak faktor kesehatan kulit, termasuk menghidrasi kulit sehingga mencegah kulit menjadi kering.

Ketika digunakan dalam kombinasi dengan nutrisi lain, vitamin C dapat membantu meningkatkan kelembapan kulit. Suatu penelitian selama 6 bulan pada 47 pria menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen yang mengandung 54 mg vitamin C, protein laut, dan kombinasi nutrisi lainnya secara signifikan dapat meningkatkan hidrasi kulit dibandingkan kelompok plasebo. 

Sebagian besar penelitian merujuk pada efek kombinasi vitamin C dengan nutrisi lain. Meski begitu, suplemen vitamin C tetap dapat meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan dan membantu memerangi kulit kering.

Kolagen

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen berbasis kolagen dapat memiliki berbagai manfaat untuk kulit, termasuk mengurangi kerutan dan meningkatkan hidrasi kulit. Sebuah studi pada 69 wanita menemukan jika partisipan yang mengonsumsi 2,5-5 gram kolagen per hari selama 8 minggu memiliki peningkatan elastisitas dan hidrasi kulit yang signifikan daripada kelompok plasebo.

Studi lain selama 12 minggu pada 72 wanita mencatat bahwa mengonsumsi suplemen yang mengandung 2,5 gram kolagen peptida bersama dengan vitamin C dan zinc secara signifikan meningkatkan hidrasi kulit. Sementara, sebuah tinjauan dari 11 studi pada tahun 2011 menyimpulkan bahwa mengonsumsi 2,5-10 gram suplemen kolagen per hari selama 4-24 minggu meningkatkan hidrasi kulit dan mengatasi kulit kering.

Lutein dan Zeaxanthin

Kedua karotenoid ini merupakan antioksidan kuat yang tidak diproduksi di dalam tubuh sehingga harus ditambahkan melalui asupan. Satu studi menemukan bahwa suplemen lutein dan zeaxanthin dapat meningkatkan kelembapan kulit sehingga membuatnya tidak kekeringan. Anda juga bisa mendapatkannya melalui sayuran berdaun hijau, seperti kangkung dan bayam.

Sumber:  sehatq.com

Selasa, 23 Maret 2021

Cewek Cantik Penjual Ayam Potong, Kamu jangan Gensi, "Malulah sama Penjual Ayam Potong"

Cewek Cantik Penjual Ayam Potong, Kamu jangan Gensi, "Malulah sama Penjual Ayam Potong"
Akun Instagram @bungaarabhella.

BorneoTribun -- Akun Instagram @bungaarabhella dibanjiri followers hngga kini sudah memiliki pengikut lebih dari 490 ribu. Dalam postingannya terlihat seorang wanita cantiik penjual ayam potong di sebuah pasar tradisional. Karena memiliki paras yang cantik inilah, menarik perhatian warganet.

Wanita yang memiliki rambut pa**ang itu juga sering membagikan potret aktivitasnya saat berjualan ayam potong di pasar. Ia terlihat tidak malu untuk berjualan ayam potong di pasar. 

Kamu jangan Gensi, "Malulah sama Penjual Ayam Potong"
Akun Instagram @bungaarabhella.

Memiliki wajah yang cantik tidak membuatnya malu untuk membagikan momen saat ia berjualan di pasar. Parasnya yang cantik ini tekadang membuat banyak orang salah fokus.

“ Semangat jualan guys,” tulisnya di sebuah postingan.

Wanita yang juga diketahui sudah memiliki suami ini ternyata populer di kalangan masyarakat dan media sosial. Karena memiliki banyak followers, kini wanita bernama Bunga ini membuka jasa endrose di akun priadinya.

“ Gengsi ga buat kamu kaya, tapi buat kamu sengsara,” tulis Bunga dalam salah satu keterangan foto.

Bunga sudah memiliki suami. Hal ini diketahui dari salah satu unggahan di Instagramnya. Bersama sang suami, ia membagikan potret lapak jualannya. Potret mereka di depan lapak jualannya terlihat sangat romantis.

“ My husband,” tulisnya dalam keterangan foto.

Setiap potret yang ia uanggah dalam akun instagramnya selalu dibanjiri beragam komentar dari warganet. Bahkan, terlihat beberapa dari mereka memberikan komentar meledek Bunga dengan tujuan bercanda.

” Maaf ya dek aku hrs mninggalkanmu, krna peganganmu Golok…ngeriihhhh,” komentar salah satu warganet.

” Gak berani macam-macam lah jago main pisau ini mbaknya, takut disikat,” tulis @ayongopi.

” Waduh penjual ayamnya cantik banget laris terus nih pasti,” kata @casaanova

” Mbak masih teteap jualan di pasar kah? Udah jadi selebgram padahal. Semangat mbak cantik,” kata @akh.rady.  (*)

Sabtu, 06 Maret 2021

Masa Pandemi Covid-19, Bukan Berarti Tidak Ada Gaya Rambut Baru di Tahun 2021

Masa Pandemi Covid-19, Bukan Berarti Tidak Ada Gaya Rambu Baru di Tahun 2021
Ilustrasi gambar model rambut. (Foto: Image google)

BorneoTribun Jakarta -- Saat ini dunia masih dilanda pandemi COVID-19, namun bukan berarti tidak ada tren baru terutama pada gaya rambut.

Diana Hadisuwarno, Art Director Hairbeat Beauty Lounge, mengatakan pandemi membuat orang menginginkan penampilan yang tidak terlalu rumit. Karena itu, potongan bob adalah pilihan paling populer.

Pandemi lebih merupakan pemotongan yang effortless, itu berarti Anda tidak akan terlalu banyak blow, seperti tekstur bob karena wanita sekarang menginginkan sesuatu yang praktis, kata Diana pada konferensi pers virtual di "CBD Hair Institute 2021", Jumat.

Diana mengatakan bob pendek, medium dan tekstur bob cocok untuk pemilik rambut lurus hingga ikal. Dengan gaya rambut ini, para wanita tidak perlu melakukan blow khususnya jika terburu-buru untuk ikut zoom meeting.

Diana mengatakan tekstur bob pendek, medium bob, dan bob cocok untuk pemilik rambut lurus hingga keriting. Dengan gaya rambut ini, wanita tidak perlu melakukan blow, apalagi jika mereka sedang terburu-buru untuk mengikuti zoom meeting.

Dia kan (rambut bob) tinggal wash and go, sudah bagus, kata Diana.

Selain itu, rambut pixie atau super pendek juga kembali menjadi tren. Bedanya, teknik pemotongan kini diberi tekstur agar lebih variatif.

“Untuk guntingan panjang, yang kembali adalah guntingan layer shaggy. Meski ada guntingan panjang yang natural, kami bisa memberi layer agar teksturnya terlihat lebih cantik,” kata Diana.

Oleh: Antara

Kamis, 04 Maret 2021

WHO Peringatkan Hampir 2,5 Milyar Orang Alami Gangguan Pendengaran pada Tahun 2050

Ilustrasi telinga (shutterstock)

BorneoTribun Internasional -- Sehubungan dengan Hari Pendengaran Sedunia yang jatuh tanggal 3 Maret, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyerukan tindakan untuk membendung epidemi gangguan pendengaran, yang saat ini mempengaruhi 1,5 miliar orang di seluruh dunia. Sebuah peta berisi rencana tindakan dimuat dalam laporan dunia WHO seputar pendengaran.

Pejabat WHO memperingatkan hampir 2,5 milyar orang akan hidup dengan berbagai gangguan pendengaran pada tahun 2050, jika tidak ada tindakan apa pun yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kondisi ini. Mereka mengatakan, hampir sepertiga akan membutuhkan rehabilitasi pendengaran.

Biaya yang dibutuhkan baik pribadi dan ekonomi terkait kondisi ini sangatlah besar. Banyak orang yang tuli atau menderita gangguan pendengaran dengan tingkat yang berbeda-beda mengalami stigma dan menghabiskan sebagian besar hidup mereka dalam isolasi. Tidak hanya itu, WHO melaporkan kehilangan pendengaran yang tidak tertangani telah merugikan ekonomi global hampir satu triliun dolar setiap tahunnya.

Ilustrasi telinga (shutterstock)

Ketua program WHO untuk pencegahan ketulian dan gangguan pendengaran, Shelly Chadha mengatakan kebanyakan dari kondisi kehilangan pendengaran bisa dicegah.

“Banyak kasus kehilangan pendengaran yang disebabkan oleh mendengarkan musik yang terlalu keras dengan menggunakan headphone atau penyuara jemala dan penyuara telinga dapat dicegah,” kata Shelly Chadha.

“Begitu pula dengan kehilangan pendengaran yang disebabkan oleh suara yang keras di tempat kerja. Penyebab kehilangan pendengaran lainnya yang umum antara lain diakibatkan oleh infeksi telinga, rubella, dan meningitis, yang dapat dicegah melalui berbagai strategi kesehatan masyarakat yang telah ditetapkan,” tambahnya.

Shelly Chadha mencatat lebih dari 60 persen kehilangan pendengaran pada anak-anak disebabkan oleh berbagai hal yang tidak dapat dihindari seperti infeksi telinga dan komplikasi saat lahir. Menurutnya, solusinya tersedia. Ia mengatakan teknologi pendengaran, seperti alat bantu dengar dan implant koklea yang disertai dengan terapi rehabilitasi dapat mengurangi efek gangguan pendengaran yang merugikan.

“Jutaan orang di seluruh dunia telah merasakan manfaat dari berbagai intervensi tersebut. Namun, mereka adalah kelompok yang sedikit eksklusif, karena kami memperkirakan bahwa di seluruh dunia hanya terdapat 17 persen yang memerlukan layanan ini, yang benar-benar bisa merasakan manfaatnya,” ujar Shelly Chadha.


Orang-orang yang berasal dari negara-negara berpendapatan rendah adalah yang paling kurang terlayani, karena mereka kekurangan spesialis, ahli audiologi, dan terapis wicara yang dapat memberikan perawatan yang diperlukan. WHO mengatakan, kesenjangan ini dapat ditutup dengan mengintegrasikan perawatan telinga dan pendengaran ke dalam layanan perawatan kesehatan utama nasional.

WHO menyebut hal ini sebagai investasi besar, karena setiap dolar yang digunakan untuk perawatan gangguan pendengaran, dapat mendatangkan pengembalian yang mencapai hampir 16 dolar untuk pemerintah. [di/jm]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno