Berita Borneotribun.com: Bencana Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Bencana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bencana. Tampilkan semua postingan

Selasa, 02 Februari 2021

Jalan Berbukitan, Mahasiswa Unsa Berjuang Bantu Korban Gempa Bumi di Majene

Mahasiswa Fakultas hukum Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar. (Foto: BT/Irwan)

BorneoTribun | Makassar - Mahasiswa Fakultas hukum Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar harus berjuang menemui korban gempa bumi di Sulawesi Barat yang berada diatas perbukitan guna menyalurkan langsung bantuan logistik, Majene (selasa, 2/2/2021)

Pengungsi yang berada diperbukitan itu harus dijangkau dengan berjalan kaki, selain karena akses kendaraan yang sulit mereka lebih memilih membangun tenda pengunsian diatas bukit karena kuatir terjadinya gempa susulan dan tsunami.

Yudha jaya Koordinator Mahasiswa FH. UNSA Makassar mengatakan bahwa kami harus berjalan kaki untuk menemui langsung para pengungsi yang berada di atas perbukitan.

"Kami sengaja menyentuh mereka karena mereka jarang mendapatkan bantuan, bahkan kami sempat ketemu dengan salah satu pengungsi di Kecamatan Malunda Kabupaten Majene Sulbar yang dalam keadaan sakit dan menggunkan kursi roda," ungkap Yudha.

Selain itu di Kecamatan Tapalang kabupaten Mamuju kami juga menemui beberapa kepala keluarga yang sudah mengungsi sejak terjadinya gempa bumi dan mengaku rumahnya sudah rusak parah bahkan ada diantara pengungsi yang salah satu keluarganya meninggal dunia akibat reruntuhan bangunan.

"Yah sangat memprihatinkan memang namun kami melihatnya mereka sangat sabar dengan kondisi yang sekarang dan atas nama Mahasiswa Fakultas Hukum Unsa makassar kami ikut berduka dan semoga sulbar cepat bangkit", ucap Yudha pimpinan rombongan dari FH. Unsa Makassar.

(Yk/Irwan)

Senin, 01 Februari 2021

Unsa Makassar Salur Bantuan Korban Gempa Bumi di Majene dan Mamuju

Unsa Makassar Salur Bantuan Korban Gempa Bumi di Majene dan Mamuju.

BorneoTribun | Makassar - Dekan fakultas hukum Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar melakukan penyaluran bantuan logistik untuk korban bencana alam (Gempa bumi) Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat di Halaman Kampus Unsa Makassar Jalan Kandea III Kota Makassar Senin (1/2/2021).

DR. Hj. Asmah, SH.,MH Dekan Fakultas Hukum Unsa Makassar saat melepas Mahasiswa Fak. Hukum Unsa ke lokasi Gempa bumi di Sulbar mengatakan bahwa semoga bantuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat Sulbar yang terkena dampak gempa bumi dan merupakan program kemanusiaan FH. Unsa juga bukti nyata pengabdian kemasyarakat. 

"Sumber anggarannya selain dari penggalangan dana mahasiswa FH. Unsa secara mandiri juga sumbangan dari Fakultas hukum itu sendiri, rombongan Fak. Hukum Unsa kami juga tekankan untuk prokes kesehatan Covid-19," Ujar Hj. Asmah.

Koordinator aksi kemanusian FH. Unsa Makassar Yudha jaya juga menyampaikan bahwa terima kasih kepada Ibu Dekan FH. Unsa yang mensupport kami dan ini amanah yang wajib kami lakukan apalagi ini menyangkut aksi kemanusiaan.

Turut hadir saat pelepasan ini beberapa Dosen FH. Unsa Makassar yakni Nurmiati Muhiddin dan Sri Handayani.

Oleh: Irwan

Minggu, 31 Januari 2021

Gempa Sulbar: Penyintas Bencana Butuh Tambahan Terpal untuk Tenda Darurat

Situasi desa Kayuangin dilihat dari udara yang memperlihatkan salah satu rumah yang roboh akibat gempa bumi. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

BorneoTribun | Majene, Sulbar - Kebutuhan pasokan terpal untuk tempat tinggal sementara para penyintas gempa bumi di Sulawesi Barat sangat mendesak. Tenda darurat yang ada saat ini penuh sesak. Akibatnya penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 sulit dilakukan.

Pengungsi gempa Sulawesi Barat membutuhkan pasokan terpal tambahan untuk digunakan sebagai tenda darurat. Tenda-tenda darurat yang dibangun di halaman rumah warga saat ini sangat tidak memadai karena terlalu penuh sesak. Rata-rata satu tenda bisa dihuni hingga tujuh keluarga atau sekitar 36 orang. Padahal di tengah situasi pandemi COVID-19, para penduduknya seharusnya saling menjaga jarak.

“Ada tujuh kepala keluarga dalam satu tenda, itu kan 36 orang lebih. Ukuran terpal empat kali enam meter, disambung-sambung,” papar Muhammad Yusuf, Kepala Desa Kayuangin di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Padahal, lanjutnya, ukuran terpal yang ideal setidaknya berukuran lima kali tujuh meter untuk satu keluarga.

Seorang anak sedang makan diatas puing bangunan rumah yang roboh di desa Kayuangi, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

Mengutip laporan Pusdalops BNPB, per tanggal 27 Januari 2021 pukul 20.00 WIB, jumlah rumah penduduk yang rusak akibat gempa di Kabupaten Majene mencapai 1.150 unit, dan masih akan bertambah karena pendataan masih terus dilakukan. Gempa tersebut juga mengakibatkan 27.537 jiwa mengungsi di 20 lokasi.

Desa Kayuangin, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, merupakan salah satu desa yang terdampak cukup parah oleh guncangan gempa magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1). Berdasarkan pemantauan VOA pada Jumat (30/1), kondisi rumah warga di desa yang dihuni 372 keluarga (1.572 jiwa) itu rusak, baik roboh, retak, maupun kehilangan bagian dinding rumah yang terlepas akibat guncangan gempa.

Warga sedang mengantri mengakses air bersih dari sebuah tandon air dengan latar rumah yang rusak berat akibat gempa di desa Banua, Kecamatan Malunda. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

“Sembilan puluh persen –yang rusak- paling tidak yang rusak ringan ya rumah-rumah kayu. Kalau semua rumah batu ada yang sekalian hancur, ada yang retak tidak bisa lagi masuk,” kata Yusuf. Pria berusia 56 tahun itu mengungkapkan korban jiwa bisa dihindari karena sejak gempa pertama dengan magnitudo 5,9 Skala Ritcher pada Kamis (14/1) siang warga di desa itu sudah tidur di luar rumah pada malam harinya.

Yusuf juga menekankan harapannya bantuan segera turun ke desa tersebut. Bantuan tersebut bisa berupa kunjungan tim medis dan juga pembuatan sarana sanitasi mandi, cuci, kakus, agar warga tidak lagi buang air besar sembarangan.

Ibu Rida (baju kuning) saat berada di tenda terpal yang didirikan di depan rumahnya yang rusak berat akibat gempa di desa Kayuangi, Kecamatan Malunda. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

Rida (32) seorang ibu rumah tangga yang berada di salah satu tenda darurat kepada VOA mengatakan dampak gempa membuat sumber-sumber air tidak lagi dapat digunakan, kini dia sangat membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk air minum.

“Biar air untuk dipakai masak dan mencuci susah juga Pak karena disini tidak ada sumur,” ujar Rida.

Anisa (43) berharap ada bantuan alat memasak karena perlengkapan dapur miliknya rusak tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya roboh.

“Pinjam dari teman-teman disini, pancinya, tidak ada panciku, piring habis” ujar Anisa yang tinggal di tenda terpal bersama suami, lima anak dan satu cucunya. [yl/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Rabu, 27 Januari 2021

JNE NTB Buka Posko Pengiriman Gratis

Manager Operasional JNE cabang Utama NTB  Iyut Wahyu Cahyadi.

BorneoTribun | Mataram, NTB - kita tau bahwa di beberapa daerah di seluruh indonesia saat ini sedang mengalami bencana alam seperti, banjir, longsor, gempa bumi serta bencana bencana lain. Dimana bencana ini sangat berdampak bagi masyarakat yang daerah nya sedang tertimpa bencana, seperti di sumedang jawa barat, kalimantan selatan dan Sulawesi barat.

Sedang di daerah-daerah yang saat ini tidak mengalami ini terdorong untuk mengulur kan tangannya dalam rangka membantu saudara saudara kita yang sedang tertimpa bencana, kelompok serta komunitas atau lembaga dan organisasi organisasi ikut turun tangan untuk  berdonasi, bahkan mengkoordinir masyarakat yang menyumbang dalam bentuk barang seperti  sembakau, pakaian dan lain lain.

Menyikapi hal tersebut diatas maka JNE cabang utama Nusa Tenggara Barat yang beralamat di jl. Amir hamzah krg sukun mataram salah adalah satu pemain yang bergerak di bidang jasa pengiriman juga ikut turun tangan membantu saudara saudara kita yang tertimpa bencana dengan membuka jasa pengiriman secara gratis untuk  tujuan daerah yang mengalami bencana baru baru ini, hal ini di ungkapkan oleh Manager Operasional JNE cabang Utama NTB  Iyut Wahyu Cahyadi. 

Beliau menjelaskan bahwa pengiriman secara gratis dan berketentuan ini mulai di buka pada tanggal 21 - 31 januari dengan membuat posko khusus di halaman kantor  JNE cabang utama yang terletak di Mataram.

Lebih lanjut Iyut sapaan akrab manager muda ini menjelaskan pengiriman secara gratis ini memiliki  beberapa ketentuan seperti max pengiriman 10 kg, tidak boleh dilakukan secara pribadi melainkan berkelompok atau atas nama organisasi organisasi. 

Jenis barang pun memiliki beberapa ketentuan dimana pihak kami kata manager Iyut selalu berkoordinasi dengan daerah lokasi bencana tentang bahan atau barang apa saja yg sangat di butuh kan dan yang sudah oper jumlah nya, sehingga  kami hanya melayani jenis barang yang saat ini sedang di butuh kan.

Oleh karena keterbatasan tenaga kami sehingga kami memberikan batasan jumlah pengiriman dan berat yang dikirim, satu kelompok pengirim hanya bisa mengirim 5 x ujar Iyut. 

Sebagai harapan kita smua semoga dengan keikhlasan kita ini saudara saudara kita yang sedang mengalami kesusahan diberi kekuatan dan kesabaran dan merasa sangat terbantu oleh kita smua, ungkap manager Iyut.(Ad)

Jumat, 22 Januari 2021

Sanggau Ditetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir, Angin Puting Beliung dan Tanah Longsor

Bupati Sanggau Paolus Hadi.

BORNEOTRIBUN | SANGGAU, KALBAR - Pemerintah Kabupaten  telah menetapkan Kabupaten Sanggau dalam status tanggap darurat bencana banjir, angin puting beliung dan tanah longsor (batingsor).(22/1/21)

Hal tersebut di ungkapkan oleh Bupati Sanggau Paolus Hadi. "Sekarang  Kabupaten Sanggau telah ditetapkan tanggap darurat batingsor. Perlu saya sampaikan, perkembangan banjir yang saat ini terjadi. Nah, kalau untuk Sanggau memang sudah musim penghujan dengan intensitas tinggi setiap tahun, itu biasanya memang banjir. Pantauan kita, banjir dari daerah perhuluan itu sudah mulai turun,”ungkapnya.

Menurut pria yang akrab disapa PH ini, pihaknya memerintahkan kepada BPBD dan instansi terkait di Pemkab Sanggau untuk menemui para korban yang terdampak banjir, puting beliung maupun tanah longsor.

“Sudah saya perintahkan kepada BPBD maupun instansi terkait lalinnya, untuk memastikan masyarakat aman. Masyarakat harus dikunjungi. Karena Ini bukti bahwa pemerintah hadir di tengah – tengah mereka. Dari kunjungan ke masyarakat itu nantinya saya akan minta catatan – catatan penting apa yang harus dibuat Pemerintah Daerah,” paparnya.

Bukan hanya itu saja, dalam setiap kunjungan bertemu masyarakat, PH juga memerintahkan BPBD dan instansi terkait memberikan bantuan langsung.

“Untuk bantuan tidak ada masalah, kita punya dana cadangan tak terduga dan cadangan pangan tak terduga, ini bisa kita pakai,”pungkasnya.

(Yk/Lb)

Selasa, 03 November 2020

Proyek Rekonstruksi Tanggul Sungai Bantaeng, Tuai Sorotan


Tanggul sungai dampak banjir bandang di Bantaeng, Sulsel ( IR/Agindo/BT)

Borneotribun I Bantaeng, Sulsel - Proyek pengerjaan rekontruksi tanggul sungai dampak banjir bandang di Kabupaten Bantaeng bulan Juni 2020 lalu yang sumber anggarannya dari tanggap darurat bencana alam yakni Alokasi pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Sulawesi selatan tahun 2020 kini mulai menuai sorotan dari berbagai kalangan.

Pemerintah provinsi Sulawesi selatan pasca banjir bandang memberikan bantuan tanggap bencana sebesar 16:milyar rupiah kepada pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Bantaeng untuk anggaran tanggap darurat 1 milyar rupiah dan rekontruksi 15 milyar rupiah yang diakibatkan oleh banjir bandang di Kabupaten Bantaeng tahun 2020 yang jumlah totalnya adalah 16 milyar rupiah.

Salah satunya adalah proyek pengerjaan (Rekontruksi) tanggul sungai di kelurahan bonto atu Kecamatan Bissappu Bantaeng yang diduga tidak sesuai perencanaan atau bestek.

Berdasarkan pantauan atau investigasi langsung Amanah garuda indonesia (Agindo) dilokasi proyek yang berada di Kelurahan Bonto atu kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng yang tidak jauh dari kediaman pribadi Prof. Nurdin abdullah (Gubernur) Provinsi Sulawesi selatan di Jalan Lingkar itu nampak tanggul yang dikerjakan secara asal-asalan dan itu kami anggap tidak sesuai bestek (Perencanaa).

Proyek tanggul sungai tersebut disinyalir dikerjakan oleh rekanan yang diduga adalah salah satu dari tim pemenangan Prof. Nurdin abdullah-sudirman sulaiman (Prof Andalan) saat Pilgub Sul-Sel tahun 2018 lalu.

Rekonstruksi tanggul sungai dampak banjir bandang bulan juni 2020 lalu yang berada di jalan lingkar tersebut diduga telah di nyatakan rampung 100% oleh pihak PPTK dari Dinas Pekerjaan umum (PU) Kabupaten Bantaeng padahal faktanya dilapangan belum selesai sampai saat ini dan dilapangan sudah tidak ada aktivitas (Pekerjaan).

Aswar ketua Agindo menambahkan bahwa Kami berharap pihak Inspektorat Kabupaten Bantaeng, Inspektorat Provinsi Sulawesi selatan dan Badan pemeriksa keuangan (BPK) Republik Indonesia perwakilan Sulawesi selatan untuk turun ke Lapangan untuk menunjau langsung sekaligus mengaudit proyek tersebut karena sumber anggarannya berasal dari uang rakyat atau Alokasi pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Sulawesi selatan tahun anggaran 2020 dampak bencana alam jangan sampai ada indikasi korupsi didalamnya.

Penulis : Irwan/ Agindo
Editor    : Redaksi

Kamis, 08 Oktober 2020

Semenanjung Yukatan di Meksiko di Terjang Badai Delta

Semenanjung Yukatan di Meksiko di Terjang Badai Delta
Sebuah pohon roboh akibat hantaman Badai Delta di Cancun, Meksiko, 7 Oktober 2020.


BorneoTribun | Internasional - Pusat Badai Nasional AS, Rabu (7/10) menyatakan Badai Delta telah tiba di pesisir timur laut Semenanjung Yukatan Meksiko dengan membawa angin berkecepatan maksimum 175 km/jam.


Badai yang menguat pada hari Selasa ini, melemah selama 18 jam terakhir, tetapi tetap kuat dan membahayakan.


Para pakar cuaca menyatakan angin berkecepatan tinggi yang mengancam jiwa dan gelombang badai menghantam Semenanjung Yukatan dan banjir bandang kemungkinan terjadi di daerah-daerah perkotaan dan perdesaan, di mana lumpur longsor juga mungkin terjadi.


Hujan lebat akibat badai masih terus mengguyur Kuba hingga ke bagian timurnya.


Para peramal cuaca memperkirakan Delta akan menguat sewaktu bergerak menuju perairan Teluk Meksiko yang dalam dan hangat pada Rabu ini. Mereka menyatakan semua model komputer mengindikasikan Delta akan kembali menguat menjadi badai kategori 4.


Badai kategori 4, menurut skala Sapphire-Simpson yang mengukur kekuatan badai, disertai angin berkecepatan antara 209 dan 251 km/jam.


Pusat badai memproyeksikan Delta akan berbelok ke barat laut mengarah ke bagian tengah pesisir Teluk Meksiko di AS pada hari berikutnya. Meskipun Delta dapat melemah sewaktu mendekati pesisir pada Kamis malam, badai ini diperkirakan akan menjadi cukup besar dan kemungkinan besar menimbulkan kondisi berbahaya mulai dari bagian barat Louisiana hingga Florida.

Semenanjung Yukatan di Meksiko di Terjang Badai Delta
Prakiraan cuaca Badai Tropis Delta (Sumber: National Hurricane Center dan Central Pacific Hurricane Center)


Para peramal cuaca menyatakan apabila Delta tetap menjadi badai kuat hingga mencapai daratan, badai ini akan menjadi yang keempat yang menghantam kawasan ini, setelah Hanna, Laura dan Sally. Badai tropis yang lebih lemah, Marco dan Beta, juga menghantam kawasan tahun ini.


Delta adalah badai ke-25 dalam musim badai Atlantik. Sewaktu resmi terbentuk pada hari Senin, Delta menandai musim badai di mana 25 badai terjadi dalam rekor waktu paling singkat. (YK/VOA)

Ini 5 Desa Tangguh Bencana Se Kabupaten Sekadau

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau Matius Jon
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau Matius Jon. (Foto: SB/IW)


BorneoTribun | Sekadau, Kalbar - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/ Kota dengan berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana


Khusus untuk Kabupaten Sekadau, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau Matius Jon menyampaikan, bahwa pemerintah Daerah dalam penanganan bencana selama 4 tahun terkahir dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 sudah cukup baik.


Respon time penanganan bencana pada wilayah kerja kebakaran 100 persen baik, "Karena kurangnya kasus." terang Matius Jon pada awak media, Rabu (07/10/2020).


Matius Jon mengunkapkan, kebakaran dengan jarak 7 Km dari wilayah kerja pemadam kebakaran, sehingga indeks penanganan yang tepat waktu.


"Pernah terjadi, kebakaran salahsatu Bank karena korseling listrik dalam penangan titik api, puji tuhan pemadam kebakaran cepat tanggap hingga api tidak sempat membesar," ujarnya.


Matius Jon menambahkan, sejauh ini Pemerintah Daerah dalam hal mengatasi korban dampak bencana sudah sangat responsif dalam menangani bencana.


Setidaknya ada 5 Desa Tangguh bencana yang sudah kita bentuk yakni, Desa Merapi, Desa Nanga Mahap, Desa Nanga Taman, Desa Tanjung dan Desa Belitang.


"Desa tersebut yang kita anggap sebagai desa yang rawan bencana, seperti banjir dan sebagainya,"tutup Matius Jon. (Tim)

Senin, 14 September 2020

Fraksi Golkar Imbau Warga Waspada Bencana


BORNEOTRIBUN I SEKADAU - Tingginya Intensitas curah hujan yang melanda kabupaten sekadau akhir-akhir ini mengundang empati dari kalangan legislatif. Salah satunya Fraksi partai Golkar.

Seperti yang diungkapkan Wakil Ketua DPRD sekadau, Zainal masyarakat diharapkan untuk lebih waspada dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Tingginya intensitas curah hujan bisa mengakibatkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan lain-lain.

" Masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan akan bencana ," ucap Zainal, senin ( 14/9).

Zainal juga menyebutkan kendati curah hujan dikalimantan barat sudah merata, akan tetapi bila curah hujan terus meningkat khususnya wilayah sekadau merupakan salah satu wilayah rawan akan banjir terutama pemukiman masyarakat disekitaran bibir pantai.

Penulis : Mus Mussin
Editor    : Hermanto

Jumat, 28 Agustus 2020

Dugaan Belasan Kerbau Tenggelam Dalam Lumpur Bercampur Gas di Blora

Ilustrasi. (Anadolu Agency/Khalis Surry)


BORNEOTRIBUN - Kepolisian Resor Blora, Jawa Tengah, masih menyelidiki dugaan belasan kerbau tenggelam ke dalam lokasi kawah lumpur bercampur gas yang meletus di Blora, Jawa Tengah, Kamis (27/8/2020).


Dilansir dari CNN Indonesia, Letusan lumpur dan gas itu terjadi di kawasan Hutan Kesongo (Bumi Kesongo) yang biasa disebut oro-oro kesongo, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora.


"Hingga kini, kami belum bisa memastikan kerbau yang hilang tersebut benar-benar masuk ke dalam lokasi semburan lumpur atau lari dan masih hidup," kata Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Jati Polres Blora AKP Bajuri dihubungi lewat telepon dari Kudus, Kamis (27/8).


Bajuri menceritakan kronologi letusan lumpur yang menghilangkan belasan kerbau tersebut.


Kejadian berawal pada Kamis (27/8) pukul 05.00 WIB, ketika pemilik belasan kerbau, Marno, mengeluarkan hewan ternaknya dari kandang.


Selanjutnya, Marno mengarahkan kerbau-kerbaunya menuju kubangan lumpur yang selama ini digunakan untuk bermain kerbau. Letak kubangan lumpur itu tak jauh dari kandang kerbaunya.


"Tiba-tiba, muncul semburan lumpur yang disertai dengan gas yang diduga beracun," ujarnya.


Semburan lumpur tersebut diperkirakan berlangsung mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 06.30 WIB.


Atas kejadian tersebut, Marno terpaksa dilarikan ke Puskesmas terdekat karena diduga menghirup gas beracun.


"Korban hanya menjalani rawat jalan sehingga setelah diperiksa dokter, boleh pulang," ujarnya.


Sementara kerbau yang digembala, katanya, dikabarkan hilang. Namun kepastian keberadaan kerbau masih menunggu hasil penyelidikan mengingat informasi kehilangan belasan kerbau itu masih simpang siur.


Kompleks Oro-Oro Kesongo yang berada di wilayah Perhutani dikabarkan kerap mengeluarkan lumpur dan gas serta sering didatangi warga dari luar daerah untuk kepentingan tertentu.


Lahan kosong yang masuk kawasan hutan negara itu totalnya seluas 119,1 hektar berupa padang/gunungan lumpur, rumput, rawa, dan sudah ratusan tahun dalam kondisi kosong (tidak berproduksi).


(Antara/wis)

Minggu, 23 Agustus 2020

Hujan Beserta Butiran Es, Rupinus-Aloysius Meninjau Rumah Yang Rusak Akibat Angin Puting Beliung

Rupinus meninjau lokasi rumah rusak disebabkan angin kencang.(Foto: BorneoTribun/er)


BORNEOTRIBUN | SEKADAU - Bupati Sekadau Rupinus didampingi Wakil Bupati Sekadau Aloysius meninjau lokasi bencana angin puting beliung di dua Desa, Desa Sungai Ringin tepat di kampung tebal, sedangkan di Desa Tanjung rumah di tepian sungai kapuas, minggu (23/8/2020) pagi.

 

Tampak hadir, Kapolres Sekadau AKBP Marupa Sagala, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sekadau Zainal, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sekadau Matius Jon, Bhabinkamtibmas desa Tanjung Brigadir Andik Cahyono, dan Aparatur Desa.


Bersama rombongan, Rupinus-Aloysius tiba di lokasi langsung melakukan penyisiran, dari rumah ke rumah. Mendatangi warga yang rumahnya rusak diterjang angin kencang tersebut.

 

"Semalam, saya kebetulan masih diluar kota, dan menerima kabar ada musibah angin puting beliung, paginya kami langsung meninjau memastikan kondisi di lapangan. Pemerintah Daerah bersama  Dinas BPBP segera melakukan penanganan dan pendataan rumah yang rusak," kata Rupinus.

 

Rupinus meminta kepada dinas terkait supaya secepatnya mendata semua kerugian dan kerusakan agar bisa diberikan bantuan kepada warga yang berdampak dari angin kencang semalam.

Rupinus-Aloysius meninjau lokasi rumah rusak disebabkan angin kencang.(Foto: BorneoTribun/er)


"Setelah semua terdata, bantuan akan disalurkan melalui dinas BPBD, bantuan berupa perabot rumah tangga, seng dan material lainnya," terang Rupinus.

 

Tidak lupa Bupati Sekadau, Rupinus menyampaikan turut prihatin pasca bancana alam ini


"Saya menghimbau kepada masyarakat, untuk berhati hati dan tetap waspada karena bencana alam ini bisa terjadi kapan saja, karena iklim tidak bisa kita prediksi," ujar orang nomor satu di Sekadau tersebut.

Rumah rusak tepian sungai Sekadau Kampung Tebal.(Foto: BorneoTribun/er)

Kapolres Sekadau AKBP Marupa Sagala bersama rombongan Pemkab Sekadau meninjau jembatan suak belimbin yang tertimpa pohon besar.(Foto: Hms)

Tiang listrik dan telkom hampir tumbang di Kampung Tebal.(Foto: BorneoTribun/er)

Atap Rumah warga yang rusak di Kampung Tebal.(Foto: BorneoTribun/er)


Atap Rumah warga yang rusak di Kampung Tebal.(Foto: BorneoTribun/er)

Foto: butiran es yang jatuh dari langit saat hujan deras.(Foto: Netizen)


 (yk/er)

Rabu, 22 Juli 2020

Waspada Banjir, Forkopimka Belitang Lakukan Patroli Cek Intensitas Air



BORNEOTRIBUN I BELITANG, SEKADAU - Kembali wilayah Kecamatan Belitang khususnya desa Belitang Dua dilanda banjir dikarenakan meningkatnya curah hujan sehingga intensitas air naik  di beberapa daerah sekitar bantaran sungai Kapuas.

Alhasil beberapa rumah warga yang berada di bantaran sungai seperti di komplek pasar Belitang dusun Kobi dan Rt Plomar dusun Belitang desa Belitang Dua mengalami dampak meluapnya air sungai kapuas.

Menyikapi hal tersebut Polsek Belitang bersama Forkopimka melakukan pengecekan wilayah yang terkena dampak banjir di desa Belitang Dua sekitar tepian sungai kapuas. Selasa, 21/7/2020.

Dengan berjalan kaki menyisiri wilayah serta menggunakan spead Forkopimka yang terdiri dari Kapolsek, Camat, Danramil melakukan patroli mulai dari dusun Kobi sampai dengan dusun Belitang desa Belitang Dua.

Adapun daerah yang terkena dampak banjir di wilayah desa Belitang Dua yang diperkirakan kedalaman air mencapai sekitar 1,5 M menggenangi jalan Syukur Yasin arah ke Rt Plomar dusun Belitang yang terjadi hampir sepekan lamanya.

Untuk kerugian materil warga sementara belum ada dan intensitas air akan mengalami kenaikan apabila dilanda hujan terus-menerus serta sebagian merupakan banjir kiriman dari Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang dan Melawi.

Selain pemukiman warga, Puskesmas Kecamatan Belitang juga terkena dampak banjir tetapi pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan seperti biasanya dengan menerapkan protokol kesehatan ditengah pandemi Covid-19.

Camat Belitang Hermansyah mengungkapkan agenda patroli yang dilakukannya bersama Forkopimka dan Kades Belitang Dua Effendi untuk mengetahui kondisi wilayah dan warga yang terkena dampak banjir.

Hermansyah juga menyampaikan bahwa imbas dari banjir dapat mengakibatkan terhambatnya transportasi darat dan disektor perekonomian seperti aktivitas petani menjadi terhambat.

Kapolsek Belitang IPTU Suritno juga mengungkapkan bahwa akan menurunkan personelnya bersama instansi terkait untuk mengantisipasi luapan air sungai kapuas serta membantu evakuasi warga.

Tidak lupa Kapolsek juga berpesan kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan apabila intensitas air sungai kapuas naik serta mengamankan barang elektronik yang berada dirumah.


Penulis : Daiky
Editor    : Herman

Rabu, 15 Juli 2020

Banjir Genangi Pemukiman, Ini Himbauan Bhabinkamtibmas Untuk Warga


Fhoto : Banjir Genangi Pemukiman Warga Di Kecamatan Sekadau Hulu

BORNEOTRIBUN I RAWAK, SEKADAU - Tingginya curah hujan yang melanda beberapa wilayah dikalimantan barat akhir-akhir ini membuat hampir semua wilayah pesisir banjir hingga menggenangi pemukiman warga.

Melihat situasi diwilayah binaan, bhabinkamtibmas desa rawak hulu dan desa perongkan, Juniardi dari jajaran polsek sekadau hulu melakukan monitoring. Rabu, 15/7/20.

Menurutnya, sehubungan tingginya curah hujan yang berakibat terjadinya banjir atau tanah longsor terutama di daerah perhuluan, Juniardi menyampaikan himbauan kepada segenap masyarakat desa rawak hulu dan sekitarnya yang berada di pesisir Sungai agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi kemungkinan banjir kiriman dan atau tanah longsor.

Selain itu, warga juga dihimbau untuk menghindari aktivitas yang mengharuskan  berada di daerah aliran sungai terutama para wanita, anak-anak dan lansia serta  tetap menjaga kebersihan guna menghindari penyakit akibat banjir.

" Meskipun ini banjir kiriman karena efek hujan deras, warga juga harus waspada demi keselamatan bersama ". Ujar Juniardi yang juga salah satu anggota polri yang mendapatkan Pin Emas dari Kapolri beberapa waktu lalu pada hari bhayangkara ke-74.


Penulis : Herman
Editor    : Redaksi


Banjir Genangi Pemukiman Warga, Ini Kata Kasi pembangunan Desa Sotok


Fhoto : Kasi Pembangunan Desa Sotok, Karubinus Budi / Ist

BORNEOTRIBUN I SANGGAU - Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan puluhan rumah warga terendam banjir akibat air hujan yang mengguyur Dusun Sotok, Desa Sotok, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar.

Kasi pembangunan Desa Sotok, Karubinus Budi pun angkat bicara. Menurutnya,  mereka sudah pernah berkomunikasi dengan pihak Desa dan Pihak Pemda tentang masalah tersebut.
Pihaknya juga sudah siap dalam pembangunan dalam mengatasi masalah warganya yang terdampak banjir tersebut.

Menurutnya, kendala yang dihadapi saat itu adalah salah satu warga di dusun Sotok tersebut tidak mau di buatkan drainase karena terkena rumah yang dihuninya.

"Kami sudah turun ke lokasi dan cek langsung ke lapangan, bersama pihak perusahaan dan Laskar Peduli Lingkungan Desa Sotok. Kita mencari solusinya, mudah - mudahan kita dapat solusi yang terbaik bagi warga kita di Desa Sotok ". Ungkapnya. Rabu, 15/7/20.

Penulis : Libertus
Editor    : Herman

Buruknya Drainase, Banjir Rendam Pemukiman Warga


Fhoto : Monitoring Kawasan Banjir Di Pemukiman Warga

BORNEOTRIBUN I SANGGAU - Dusun Sotok, Desa Sotok, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar digenangi banjir pasca dilanda hujan deras menyebabkan puluhan rumah warga terendam air yang di sebabkan air hujan. 

Deki, warga Desa Sotok, menuturkan banjir atau genangan air kerap terjadi di pemukiman warga.

"Hal Ini sering terjadi di wilayah sini. Permukiman warga terkena imbas banjir saat hujan deras apalagi dengan durasi hujan yang panjang, untuk Tahun ini durasi genangan yang cukup lama sudah Dua mingguan belum juga ada perubahan air untuk berkurang ". Ujar Deki. Rabu, 15/7/20.

Hal senada juga diungkapkan Yanto dari Persaudaraan Dayak Serumpun (PDS ) yang menyebutkan penyebab banjir tersebut lantaran saluran drainase yang belum ada sehingga tidak ada tempat pembuangan air.

"Tidak ada Saluran air di wilayah sini sehingga sering meluap jika terjadi hujan deras. Ditambah lagi kontur tanah yang menurun ". Ujarnya.
 
Ia juga meminta kepada pihak pemerintah Kabupaten Sanggau supaya cepat di tanggapi hal ini, karena genangan air tersebut sudah  lama menggenangi rumah warga. 
Yanto meminta kepada pihak BPBD supaya cepat tanggap, mengingat dampak yang di timbulkan terhadap kehidupan warga.


Penulis : Libertus Liber
Editor    : Herman

Intensitas Air Naik, Banjir Genangi Wilayah Belitang Satu Dan Belitang Dua


Fhoto : Tinjau Wilayah Banjir

BORNEOTRIBUN I BELITANG, SEKADAU - Intensitas air kembali naik karena cuaca dalam beberapa hari terakhir mengalami hujan di wilayah Kecamatan Belitang khususnya di bantaran sungai kapuas.

Seperti yang dialami di desa Belitang Satu dan Belitang Dua tepat berada di tepian sungai kapuas, banyak warga yang berdomisili dan beberapa rumah juga terkena dampak luapan air tersebut.

Sektor perekonomian juga terkena dampaknya karena komplek pasar di desa Belitang Dua tepat berada di tepian sungai kapuas dan saat ini air sudah naik ke jalan raya sekitar 30 cm.

Menyikapi hal tersebut Kapolsek Belitang IPTU Suritno beserta personelnya melakukan pengecekan dibeberapa titik yang dianggap rawan terkena dampak luapan air sungai kapuas. Rabu, 15/7/20.

Dengan menyisiri komplek pasar Belitang dimulai dari jalan ampera dan jalan syukur yasin, Kapolsek bersama anggota melakukan patroli mengecek kedalaman air dan mendata warga yang terkena dampak.

Selama dilakukan patroli dalam kurun waktu dua hari hanya kerugian materil yang dirasakan oleh warga karena aktivitas terhambat dan sektor perekonomian juga mengalami dampaknya.

Selanjutnya Kapolsek Belitang menjelaskan dengan dilakukan patroli menyisiri wilayah yang berada di tepian sungai kapuas dapat mengantisipasi intensitas air dan luapan yang akan terjadi.

Kapolsek Belitang juga menghimbau warga untuk tingkatkan kewaspadaan pada musim hujan saat ini khususnya barang elektronik yang ada dirumah agar segera diamankan.

"Personel juga akan disiagakan selama intensitas air naik dan bekerjasama dengan pihak Koramil, Sat Pol PP Kecamatan untuk bersama-sama mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan ". Ungkap Kapolsek.


Penulis : Daiky
Editor    : Herman

Senin, 06 Juli 2020

Banjir Melanda Desa Upe Kecamatan Bonti 16 KK Terdampak


Fhoto : Banjir Musiman Di Dusun Seribot, Bonti.

BORNEOTRIBUN I SANGGAU - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau, Siron membenarkan bahwa telah terjadi banjir di Dusun Seribot, Desa Upe, Kecamatan Bonti, Kabupaten Sanggau, Kalbar, yang terjadi melanda 16 Kepala Keluarga. Minggu, 5/7/20.

Menurut Siron, Subuh dini hari tadi kami mendapatkan informasi banjir di Dusun Seribot, Desa Upe Kecamatan Bonti, Kabupaten sanggau.

Hari ini BPBD telah mengutus anggotanya ke lokasi banjir untuk memantau perkembangan banjir di Dusun Seribot tersebut.

Untuk itulah, Siron meminta kepada masyarakat yang terkena dampak banjir untuk tetap waspada. Hal itu mengingat curah hujan cukup tinggi dalam sepekan terakhir.

Siron juga memerintahkan stafnya ke sana. Sekarang masih menunggu laporan berapa rumah yang terdampak dan nanti kita bicarakan langkah selanjutnya.

“Ini banjir musiman yang biasanya terjadi saat hujan lebat dan biasanya pun tidak berlangsung lama ". Ujar Siron.

Tapi tetap kami mengimbau masyarakat waspada jangan sampai lengah, terutama anak-anak dipantau terus, karena mungkin saja akan terjadi banjir yang lebih besar dan lebih parah. Intinya tetap waspada,”himbaunya.

Sementara itu, Kasi Pencegahan Bencana BPBD Sanggau, Christian Hendro mengatakan, Ada 16 Kepala Keluarga yang terkena dampak banjir di Dusun Seribot Desa Upe, Kecamatan Bonti, Kabupaten Sanggau, KalBar.

"Dusun Seribot ini memang daerah rendah dan hujan dari tadi malam sampai pagi tadi, makanya terdampak banjir. Warga juga mengeluhkan ikan yang mereka pelihara di kolam pada lepas semua ". ungkapnya.

Penulis : Libertus
Editor    : Herman

Hukum

Peristiwa

Pilkada 2024

Kesehatan

Lifestyle

Tekno