Jalan Berbukitan, Mahasiswa Unsa Berjuang Bantu Korban Gempa Bumi di Majene
Mahasiswa Fakultas hukum Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar. (Foto: BT/Irwan) |
-->
Mahasiswa Fakultas hukum Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar. (Foto: BT/Irwan) |
Unsa Makassar Salur Bantuan Korban Gempa Bumi di Majene dan Mamuju. |
Situasi desa Kayuangin dilihat dari udara yang memperlihatkan salah satu rumah yang roboh akibat gempa bumi. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha) |
Seorang anak sedang makan diatas puing bangunan rumah yang roboh di desa Kayuangi, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha) |
Warga sedang mengantri mengakses air bersih dari sebuah tandon air dengan latar rumah yang rusak berat akibat gempa di desa Banua, Kecamatan Malunda. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha) |
Ibu Rida (baju kuning) saat berada di tenda terpal yang didirikan di depan rumahnya yang rusak berat akibat gempa di desa Kayuangi, Kecamatan Malunda. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha) |
Manager Operasional JNE cabang Utama NTB Iyut Wahyu Cahyadi. |
Bupati Sanggau Paolus Hadi. |
Sebuah pohon roboh akibat hantaman Badai Delta di Cancun, Meksiko, 7 Oktober 2020. |
BorneoTribun | Internasional - Pusat Badai Nasional AS, Rabu (7/10) menyatakan Badai Delta telah tiba di pesisir timur laut Semenanjung Yukatan Meksiko dengan membawa angin berkecepatan maksimum 175 km/jam.
Badai yang menguat pada hari Selasa ini, melemah selama 18 jam terakhir, tetapi tetap kuat dan membahayakan.
Para pakar cuaca menyatakan angin berkecepatan tinggi yang mengancam jiwa dan gelombang badai menghantam Semenanjung Yukatan dan banjir bandang kemungkinan terjadi di daerah-daerah perkotaan dan perdesaan, di mana lumpur longsor juga mungkin terjadi.
Hujan lebat akibat badai masih terus mengguyur Kuba hingga ke bagian timurnya.
Para peramal cuaca memperkirakan Delta akan menguat sewaktu bergerak menuju perairan Teluk Meksiko yang dalam dan hangat pada Rabu ini. Mereka menyatakan semua model komputer mengindikasikan Delta akan kembali menguat menjadi badai kategori 4.
Badai kategori 4, menurut skala Sapphire-Simpson yang mengukur kekuatan badai, disertai angin berkecepatan antara 209 dan 251 km/jam.
Pusat badai memproyeksikan Delta akan berbelok ke barat laut mengarah ke bagian tengah pesisir Teluk Meksiko di AS pada hari berikutnya. Meskipun Delta dapat melemah sewaktu mendekati pesisir pada Kamis malam, badai ini diperkirakan akan menjadi cukup besar dan kemungkinan besar menimbulkan kondisi berbahaya mulai dari bagian barat Louisiana hingga Florida.
Prakiraan cuaca Badai Tropis Delta (Sumber: National Hurricane Center dan Central Pacific Hurricane Center) |
Para peramal cuaca menyatakan apabila Delta tetap menjadi badai kuat hingga mencapai daratan, badai ini akan menjadi yang keempat yang menghantam kawasan ini, setelah Hanna, Laura dan Sally. Badai tropis yang lebih lemah, Marco dan Beta, juga menghantam kawasan tahun ini.
Delta adalah badai ke-25 dalam musim badai Atlantik. Sewaktu resmi terbentuk pada hari Senin, Delta menandai musim badai di mana 25 badai terjadi dalam rekor waktu paling singkat. (YK/VOA)
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau Matius Jon. (Foto: SB/IW) |
BorneoTribun | Sekadau, Kalbar - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/ Kota dengan berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Khusus untuk Kabupaten Sekadau, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau Matius Jon menyampaikan, bahwa pemerintah Daerah dalam penanganan bencana selama 4 tahun terkahir dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 sudah cukup baik.
Respon time penanganan bencana pada wilayah kerja kebakaran 100 persen baik, "Karena kurangnya kasus." terang Matius Jon pada awak media, Rabu (07/10/2020).
Matius Jon mengunkapkan, kebakaran dengan jarak 7 Km dari wilayah kerja pemadam kebakaran, sehingga indeks penanganan yang tepat waktu.
"Pernah terjadi, kebakaran salahsatu Bank karena korseling listrik dalam penangan titik api, puji tuhan pemadam kebakaran cepat tanggap hingga api tidak sempat membesar," ujarnya.
Matius Jon menambahkan, sejauh ini Pemerintah Daerah dalam hal mengatasi korban dampak bencana sudah sangat responsif dalam menangani bencana.
Setidaknya ada 5 Desa Tangguh bencana yang sudah kita bentuk yakni, Desa Merapi, Desa Nanga Mahap, Desa Nanga Taman, Desa Tanjung dan Desa Belitang.
"Desa tersebut yang kita anggap sebagai desa yang rawan bencana, seperti banjir dan sebagainya,"tutup Matius Jon. (Tim)
Ilustrasi. (Anadolu Agency/Khalis Surry) |
BORNEOTRIBUN - Kepolisian Resor Blora, Jawa Tengah, masih menyelidiki dugaan belasan kerbau tenggelam ke dalam lokasi kawah lumpur bercampur gas yang meletus di Blora, Jawa Tengah, Kamis (27/8/2020).
Dilansir dari CNN Indonesia, Letusan lumpur dan gas itu terjadi di kawasan Hutan Kesongo (Bumi Kesongo) yang biasa disebut oro-oro kesongo, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora.
"Hingga kini, kami belum bisa memastikan kerbau yang hilang tersebut benar-benar masuk ke dalam lokasi semburan lumpur atau lari dan masih hidup," kata Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Jati Polres Blora AKP Bajuri dihubungi lewat telepon dari Kudus, Kamis (27/8).
Bajuri menceritakan kronologi letusan lumpur yang menghilangkan belasan kerbau tersebut.
Kejadian berawal pada Kamis (27/8) pukul 05.00 WIB, ketika pemilik belasan kerbau, Marno, mengeluarkan hewan ternaknya dari kandang.
Selanjutnya, Marno mengarahkan kerbau-kerbaunya menuju kubangan lumpur yang selama ini digunakan untuk bermain kerbau. Letak kubangan lumpur itu tak jauh dari kandang kerbaunya.
"Tiba-tiba, muncul semburan lumpur yang disertai dengan gas yang diduga beracun," ujarnya.
Semburan lumpur tersebut diperkirakan berlangsung mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 06.30 WIB.
Atas kejadian tersebut, Marno terpaksa dilarikan ke Puskesmas terdekat karena diduga menghirup gas beracun.
"Korban hanya menjalani rawat jalan sehingga setelah diperiksa dokter, boleh pulang," ujarnya.
Sementara kerbau yang digembala, katanya, dikabarkan hilang. Namun kepastian keberadaan kerbau masih menunggu hasil penyelidikan mengingat informasi kehilangan belasan kerbau itu masih simpang siur.
Kompleks Oro-Oro Kesongo yang berada di wilayah Perhutani dikabarkan kerap mengeluarkan lumpur dan gas serta sering didatangi warga dari luar daerah untuk kepentingan tertentu.
Lahan kosong yang masuk kawasan hutan negara itu totalnya seluas 119,1 hektar berupa padang/gunungan lumpur, rumput, rawa, dan sudah ratusan tahun dalam kondisi kosong (tidak berproduksi).
(Antara/wis)
Rupinus meninjau lokasi rumah rusak disebabkan angin kencang.(Foto: BorneoTribun/er) |
BORNEOTRIBUN | SEKADAU - Bupati Sekadau Rupinus didampingi Wakil Bupati Sekadau Aloysius meninjau lokasi bencana angin puting beliung di dua Desa, Desa Sungai Ringin tepat di kampung tebal, sedangkan di Desa Tanjung rumah di tepian sungai kapuas, minggu (23/8/2020) pagi.
Tampak hadir, Kapolres Sekadau AKBP Marupa Sagala, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sekadau Zainal, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sekadau Matius Jon, Bhabinkamtibmas desa Tanjung Brigadir Andik Cahyono, dan Aparatur Desa.
Bersama rombongan, Rupinus-Aloysius tiba di lokasi langsung melakukan penyisiran, dari rumah ke rumah. Mendatangi warga yang rumahnya rusak diterjang angin kencang tersebut.
"Semalam, saya kebetulan masih diluar kota, dan menerima kabar ada musibah angin puting beliung, paginya kami
langsung meninjau memastikan kondisi di lapangan. Pemerintah Daerah bersama Dinas BPBP segera melakukan penanganan dan pendataan rumah yang rusak," kata Rupinus.
Rupinus meminta kepada dinas terkait supaya secepatnya mendata semua kerugian dan kerusakan agar bisa diberikan bantuan kepada warga yang berdampak dari angin kencang semalam.
Rupinus-Aloysius meninjau lokasi rumah rusak disebabkan angin kencang.(Foto: BorneoTribun/er) |
"Saya menghimbau kepada masyarakat, untuk berhati hati dan tetap waspada karena bencana alam ini bisa terjadi kapan saja, karena iklim tidak bisa kita prediksi," ujar orang nomor satu di Sekadau tersebut.
Rumah rusak tepian sungai Sekadau Kampung Tebal.(Foto: BorneoTribun/er) |
Kapolres Sekadau AKBP Marupa Sagala bersama rombongan Pemkab Sekadau meninjau jembatan suak belimbin yang tertimpa pohon besar.(Foto: Hms) |
Tiang listrik dan telkom hampir tumbang di Kampung Tebal.(Foto: BorneoTribun/er) |
Atap Rumah warga yang rusak di Kampung Tebal.(Foto: BorneoTribun/er) |
Atap Rumah warga yang rusak di Kampung Tebal.(Foto: BorneoTribun/er) |
Foto: butiran es yang jatuh dari langit saat hujan deras.(Foto: Netizen) |
(yk/er)
Subscribe di situs ini untuk mendapatkan update berita terbaru