Berita Borneotribun.com: Dunia Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Dunia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia. Tampilkan semua postingan

Jumat, 26 Januari 2024

Afrika Selatan Tuntut Israel di ICJ atas Serangan Gaza

Dengar pendapat publik mengenai kasus genosida Afrika Selatan terhadap Israel dimulai di ICJ di Den Haag, Belanda, pada 11 Januari 2024. ANTARA/Dursun Aydemir-Anadolu
Dengar pendapat publik mengenai kasus genosida Afrika Selatan terhadap Israel dimulai di ICJ di Den Haag, Belanda, pada 11 Januari 2024. ANTARA/Dursun Aydemir-Anadolu
JAKARTA - Israel mengharapkan bahwa Mahkamah Internasional (ICJ) akan menolak tuduhan genosida yang diajukan terhadap negara itu terkait dengan konflik di Jalur Gaza. 

Juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, menyatakan keyakinannya kepada wartawan pada hari Kamis (25/1), "Kami memperkirakan ICJ akan menolak tuduhan palsu dan tidak masuk akal ini."

Pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda, dijadwalkan untuk memberikan putusan atas gugatan genosida yang diajukan oleh Afrika Selatan terhadap Israel pada hari Jumat. 

Afrika Selatan mengajukan gugatan tersebut pada 29 Desember 2023, menuntut ICJ untuk mengeluarkan perintah terhadap Israel atas dugaan pelanggaran Konvensi Genosida selama serangan di Gaza.

Afrika Selatan menuntut sembilan perintah sementara dari ICJ, termasuk penghentian operasi militer Israel di Gaza dan langkah-langkah untuk mencegah genosida warga Palestina serta memastikan bantuan kemanusiaan tersedia bagi para pengungsi.

Serangan Israel di Jalur Gaza, yang dimulai setelah serangan oleh kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023, telah menyebabkan ribuan kematian dan luka-luka di antara warga Palestina dan Israel. 

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perang tersebut telah menciptakan situasi krisis kemanusiaan di Gaza, dengan sebagian besar penduduk menjadi pengungsi dan infrastruktur yang rusak parah.

Adina Moshe Berbagi Pengalaman Selama Ditawan Hamas

Warga Palestina membawa sandera Adina Moshe dari rumahnya di Kibbutz Nir Oz menuju Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. (Foto: AP)
Warga Palestina membawa sandera Adina Moshe dari rumahnya di Kibbutz Nir Oz menuju Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. (Foto: AP)
JAKARTA - Adina Moshe, seorang perempuan Israel berusia 72 tahun yang ditawan oleh militan Hamas selama hampir 50 hari, memberikan kesaksiannya kepada saluran televisi Israel Channel 12. 

Dia mengungkapkan pengalamannya yang menakutkan selama masa tawanan, termasuk pertemuannya dengan pemimpin tertinggi Hamas di Gaza, Yehya Sinwar.

Moshe menjelaskan bahwa dia ditahan pada 7 Oktober setelah rumahnya di Kibbutz Nir Oz diserbu oleh militan Hamas, yang juga menembak suaminya hingga tewas. 
Dia kemudian dibawa ke Gaza dengan motor bersama dua anggota militan bersenjata, yang memaksa dia melepaskan perhiasan dan kacamata yang dipakainya.

Setelah perjalanan panjang, Moshe dan sejumlah sandera lainnya tiba di jaringan terowongan Hamas yang gelap dan lembab. 

Mereka diarahkan ke sebuah ruangan rahasia di bawah tanah, di mana mereka diberi tahu bahwa mereka akan dibebaskan dalam waktu yang belum ditentukan.

Pernyataan Moshe muncul saat upaya sedang dilakukan untuk mencapai kesepakatan baru yang dapat membebaskan sisa-sisa sandera yang masih ditawan. 

Dia berbagi bahwa selama masa tawanan, mereka mendengarkan informasi yang diberikan oleh sesama sandera, namun menunggu dengan harapan akan pembebasan dari Israel.

"Halo. Bagaimana kabarmu? Semuanya baik-baik saja?" kata Sinwar kepada Moshe dalam bahasa Ibrani, yang dia pelajari selama ditahan di Israel. Moshe menceritakan bahwa mereka hanya diam dan menundukkan kepala sebagai tanggapan.

Keterangan Moshe memberikan gambaran baru tentang kondisi sulit yang dialami para sandera selama disandera oleh Hamas. 

Ini juga terjadi ketika upaya dilakukan untuk mencapai kesepakatan pembebasan lebih lanjut sebagai bagian dari gencatan senjata sementara.

"Mereka mengatakan kepada kami bahwa itu adalah hal pertama yang akan dilakukan oleh Israel," ujarnya, menunjukkan rasa harapan mereka akan pembebasan.

PBB Kecam Insiden Pesawat Militer Rusia di Perbatasan Rusia-Ukraina

Fragmen jet militer Sukhoi Su-34 terlihat di lokasi kecelakaan. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan mengadakan pertemuan darurat pada Kamis (25/1) setelah sebuah pesawat transpor militer Rusia jatuh di dekat perbatasan Rusia-Ukraina.(Foto: AFP)
Fragmen jet militer Sukhoi Su-34 terlihat di lokasi kecelakaan. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan mengadakan pertemuan darurat pada Kamis (25/1) setelah sebuah pesawat transpor militer Rusia jatuh di dekat perbatasan Rusia-Ukraina.(Foto: AFP)
JAKARTA - Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat pada Kamis (25/1) menyusul kejadian dramatis jatuhnya pesawat transpor militer Rusia di dekat perbatasan Rusia-Ukraina. Kecelakaan tersebut memicu tuntutan akan penyelidikan menyeluruh dari kedua negara terlibat.

"Pesawat itu membawa 74 orang, 65 di antaranya adalah orang Ukraina yang menjadi tawanan perang yang akan dipertukarkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

Menanggapi tragedi ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh Ukraina atas insiden tersebut. "Tawanan perang Ukraina diangkut ke kawasan Belgorod untuk pertukaran tahanan yang disepakati antara Moskow dan Kyiv," ujarnya kepada wartawan. "Alih-alih, pihak Ukraina malah meluncurkan rudal pertahanan udara dari kawasan Kharkiv, menargetkan pesawat dan ini merupakan serangan yang fatal."

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa pemerintahannya menyerukan penyelidikan internasional terkait kejadian tersebut. "Semua fakta harus dibuktikan," kata Zelenskyy. "Sebisa mungkin, mengingat pesawat itu jatuh di wilayah Rusia yang berada di luar kendali kami."

Zelenskyy menambahkan, "Rusia mempermainkan nyawa para tawanan perang Ukraina, perasaan kerabat mereka, dan emosi masyarakat kita."

Militer Ukraina belum memberikan tanggapan langsung terhadap klaim Rusia, namun mengonfirmasi bahwa telah terjadi insiden terkait pendaratan pesawat militer Rusia di Belgorod. Mereka juga menyatakan bahwa akan menargetkan pesawat-pesawat militer Rusia yang diduga membawa rudal untuk serangan pada masa mendatang.

Video kecelakaan yang diunggah di media sosial memperlihatkan pesawat jatuh dari angkasa dalam posisi miring sebelum meledak dan membentuk bola api raksasa saat menghantam tanah di Belgorod, wilayah di pedesaan di Rusia Barat yang bersalju.

Belgorod berbatasan dengan Kharkiv, wilayah Ukraina. Kedua pihak telah melakukan banyak pertukaran tahanan sejak Rusia menginvasi Ukraina hampir dua tahun yang lalu.

Selasa, 19 Desember 2023

Tindakan Brutal: Serangan Pemukim Israel Terhadap Jemaah Palestina di Masjid Ibrahimi, Hebron: Kisah Kekerasan di Wilayah Tepi Barat

Tindakan Brutal: Serangan Pemukim Israel Terhadap Jemaah Palestina di Masjid Ibrahimi, Hebron: Kisah Kekerasan di Wilayah Tepi Barat
Arsip foto - Ratusan jemaah yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pasaman Barat Peduli usai melaksanakan shalat ghaib di Masjid Agung Baitul Ilmi untuk muslim yang menjadi korban di Palestina, Sabtu (18/11/2023). ANTARA/Altas Maulana.
JAKARTA – Sejumlah jemaah Palestina di Masjid Ibrahimi di Kota Hebron, wilayah selatan dari daerah Tepi Barat yang dipertikaikan, dilaporkan menjadi sasaran serangan yang dilakukan oleh sekelompok pemukim Israel pada saat shalat magrib, Senin (18/12).

Menurut laporan dari kantor berita resmi Palestina, Wafa, serangan tersebut melibatkan penggunaan semprotan merica oleh pemukim Israel, yang menyebabkan para jemaah Palestina mengalami sesak napas dan luka bakar.

Video yang diunggah oleh sejumlah pegiat media sosial memperlihatkan kondisi para jemaah Palestina yang mengalami kesulitan pernapasan dan tergeletak akibat serangan tersebut.

Sementara otoritas Israel tidak memberikan komentar terkait insiden ini, peristiwa tersebut terjadi setelah pembantaian 29 jemaah Palestina oleh pemukim ekstremis Yahudi, Baruch Goldstein, pada tahun 1994.

Masjid Ibrahimi telah dibagi oleh otoritas Israel menjadi dua bagian antara jemaah Muslim dan Yahudi setelah insiden pembantaian tersebut. Pada Juli 2017, Komite Warisan Dunia UNESCO memasukkan Masjid Ibrahimi dan Kota Tua Hebron ke dalam Daftar Warisan Dunia.

Hebron menjadi tempat tinggal bagi sekitar 160.000 Muslim Palestina dan sekitar 500 pemukim Yahudi. Pemukim tersebut tinggal di daerah kantong khusus yang dijaga ketat oleh pasukan Israel.

Selasa, 07 Maret 2023

Serangan Pasukan Rusia ke Bakhmut, Ukraina: Warga Terperangkap dalam Kondisi Kritis

Serangan Pasukan Rusia ke Bakhmut, Ukraina: Warga Terperangkap dalam Kondisi Kritis
Prajurit Ukraina menembakkan howitzer self-propelled 2S5 Giatsint-S ke arah pasukan Rusia di luar kota garis depan Bakhmut di wilayah Donetsk, Ukraina, di tengah serangan Rusia, 5 Maret 2023. (REUTERS/Anna Kudriavtseva)

UKRAINA - Warga di Bakhmut, Ukraina, menggambarkan kondisi mengerikan di kota mereka ketika pasukan Rusia menyerang untuk merebutnya di Ukraina timur. Sementara pasukan Ukraina dan Ukraina berjuang untuk mempertahankan kota, warga kota semakin sulit bertahan hidup. Koresponden VOA Veronica Balderas Iglesias melaporkan tentang berbagai tantangan seiring dengan upaya diplomatik Ukraina untuk memperoleh dukungan internasional.

Pada hari Minggu (5/3), saat pertempuran semakin intensif di pinggiran Bakhmut, berbagai laporan muncul bahwa tentara Ukraina berusaha membantu warga sipil untuk melarikan diri. Menurut Natalia Ishkova, seorang penduduk lokal, kehidupan warga sangat terganggu oleh gerak maju tentara Rusia dan pasukan tentara bayaran yang dikenal sebagai Grup Wagner. “Ada masalah dengan makanan. Bantuan kemanusiaan hanya diberikan kepada kami sebulan sekali. Tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada gas,” jelasnya.

Serangan Pasukan Rusia ke Bakhmut, Ukraina: Warga Terperangkap dalam Kondisi Kritis
Penduduk setempat berlindung di tempat penampungan bawah tanah di desa Chasiv Yar, dekat kota Bakhmut di wilayah Donbas, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, 5 Maret 2023. (Aris Messinis/AFP)

Pasukan Ukraina berkomitmen untuk memukul mundur pasukan Rusia, kata seorang komandan bernama “Kurt”. “Mereka (pasukan Rusia) berharap untuk merebut kota (Bakhmut) tanpa kerugian besar, tetapi mereka telah kehilangan begitu banyak orang,” ujarnya.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, pada hari Senin (6/3) mengatakan bahwa menurutnya jika Bakhmut jatuh ke tangan pasukan Rusia, hal tersebut tidak akan menjadi "kemunduran operasional atau strategis" bagi Ukraina.

Pada hari Sabtu, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan pasukan Moskow telah menghancurkan beberapa kendaraan infanteri Ukraina dan menewaskan banyak tentara di wilayah Donetsk. “Selama operasi aktif yang sedang berlangsung dari unit kelompok pasukan selatan, serangan udara dan tembakan artileri, hingga 490 prajurit Ukraina tewas dan terluka setiap hari,” ungkapnya.

Kementerian pertahanan Rusia juga merilis gambar Menteri Pertahanan Sergei Shoigu yang sedang memeriksa pos komando di wilayah Donetsk, Ukraina timur, wilayah di mana kota Bakhmut berada.

Pada akhir pekan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola dan menguraikan tujuannya. “Tugasnya adalah mempersiapkan segala sesuatunya seaktif mungkin untuk keanggotaan negara kita di Uni Eropa, meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, dan memperkuat sanksi terhadap Rusia,” jelasnya.

Roberta Metsola menyerukan pembentukan pengadilan khusus untuk menyelidiki kejahatan perang. “Kami akan bertemu dengan personel PBB. Kami perlu memastikan bahwa kami memiliki mekanisme, pertama-tama, untuk mengumpulkan bukti, lalu menuntut mereka,” pungkasnya.

Oleh: VOA Indonesia/Editor: Yakop

Empat Warga Amerika Diculik Bersenjata Setelah Menyeberangi Perbatasan Meksiko: FBI dan Otoritas Meksiko Menyelidiki Kasusnya dan Tawarkan Hadiah $50.000 untuk Pembebasan Korban

Empat warga Amerika pada hari Minggu (5/3) diserang dan diculik oleh orang-orang bersenjata tak dikenal setelah mereka menyeberangi perbatasan Meksiko, menurut laporan dari FBI. Saat mereka melintasi perbatasan dari Brownsville, Texas ke Matamoros, negara bagian Tamaulipas, keempat orang Amerika yang menggunakan minivan putih dengan plat nomor North Carolina, ditembak dan kemudian diculik serta dimasukkan ke dalam kendaraan yang dikendarai oleh orang-orang bersenjata.  Pernyataan Kedutaan Besar Amerika di Meksiko mengumumkan bahwa hadiah sebesar $50.000 telah ditawarkan oleh FBI untuk pembebasan para korban dan penangkapan orang-orang bersenjata. Namun, sampai saat ini, para korban belum teridentifikasi.  Menurut berbagai laporan, pihak berwenang Meksiko juga sedang menyelidiki kasus tersebut. Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, dalam wawancara dengan wartawan, mengatakan bahwa para korban diduga memasuki wilayah Meksiko untuk membeli obat-obatan dan menjadi korban konfrontasi antara kelompok kriminal. Kementerian Keamanan Meksiko sedang bekerja sama dengan FBI untuk menemukan para korban.  Departemen Luar Negeri Amerika telah mengeluarkan peringatan agar warga Amerika tidak mengunjungi enam negara bagian di Meksiko, termasuk Tamaulipas, karena tingginya risiko kejahatan dan penculikan. Menurut panduan Departemen Luar Negeri yang dirilis pada Oktober lalu, kelompok kriminal sering kali menargetkan bus penumpang umum dan pribadi, serta mobil pribadi yang melintasi Tamaulipas, dan seringkali menculik penumpang dan menuntut uang tebusan.  Baku tembak yang terjadi di Matamoros pada hari Jumat lalu juga menyebabkan beberapa orang tewas dan terluka, menurut polisi Tamaulipas. Pejabat-pejabat Amerika telah mengeluarkan peringatan akan bahaya tersebut.
Polisi negara bagian Tamaulipas berjaga di dekat TKP terjadinya penculikan 4 warga AS di pusat kota Matamoros, Meksiko.

MEKSIKO - Empat warga Amerika pada hari Minggu (5/3) diserang dan diculik oleh orang-orang bersenjata tak dikenal setelah mereka menyeberangi perbatasan Meksiko, menurut laporan dari FBI. Saat mereka melintasi perbatasan dari Brownsville, Texas ke Matamoros, negara bagian Tamaulipas, keempat orang Amerika yang menggunakan minivan putih dengan plat nomor North Carolina, ditembak dan kemudian diculik serta dimasukkan ke dalam kendaraan yang dikendarai oleh orang-orang bersenjata.

Pernyataan Kedutaan Besar Amerika di Meksiko mengumumkan bahwa hadiah sebesar $50.000 telah ditawarkan oleh FBI untuk pembebasan para korban dan penangkapan orang-orang bersenjata. Namun, sampai saat ini, para korban belum teridentifikasi.

Menurut berbagai laporan, pihak berwenang Meksiko juga sedang menyelidiki kasus tersebut. Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, dalam wawancara dengan wartawan, mengatakan bahwa para korban diduga memasuki wilayah Meksiko untuk membeli obat-obatan dan menjadi korban konfrontasi antara kelompok kriminal. Kementerian Keamanan Meksiko sedang bekerja sama dengan FBI untuk menemukan para korban.

Departemen Luar Negeri Amerika telah mengeluarkan peringatan agar warga Amerika tidak mengunjungi enam negara bagian di Meksiko, termasuk Tamaulipas, karena tingginya risiko kejahatan dan penculikan. Menurut panduan Departemen Luar Negeri yang dirilis pada Oktober lalu, kelompok kriminal sering kali menargetkan bus penumpang umum dan pribadi, serta mobil pribadi yang melintasi Tamaulipas, dan seringkali menculik penumpang dan menuntut uang tebusan.

Baku tembak yang terjadi di Matamoros pada hari Jumat lalu juga menyebabkan beberapa orang tewas dan terluka, menurut polisi Tamaulipas. Pejabat-pejabat Amerika telah mengeluarkan peringatan akan bahaya tersebut.

Empat Warga Amerika Diculik Bersenjata Setelah Menyeberangi Perbatasan Meksiko: FBI dan Otoritas Meksiko Menyelidiki Kasusnya dan Tawarkan Hadiah $50.000 untuk Pembebasan Korban:

  1. Warga Amerika diserang dan diculik di perbatasan Meksiko
  2. FBI menawarkan hadiah $50.000 untuk pembebasan korban dan penangkapan pelaku
  3. Pihak berwenang Meksiko juga menyelidiki kasus tersebut
  4. Para korban diduga menjadi korban konfrontasi antara kelompok kriminal
  5. Departemen Luar Negeri Amerika memperingatkan warga untuk tidak mengunjungi enam negara bagian di Meksiko
  6. Tingginya risiko kejahatan dan penculikan di Tamaulipas
  7. Kelompok kriminal menargetkan bus dan mobil pribadi di Tamaulipas
  8. Baku tembak terjadi di Matamoros pada hari Jumat lalu dan menimbulkan korban jiwa dan luka
  9. Pejabat-pejabat Amerika mengeluarkan peringatan akan bahaya tersebut
  10. Kementerian Keamanan Meksiko sedang bekerja sama dengan FBI untuk menemukan para korban.

Serangan Bom Bunuh Diri Tewaskan 9 Anggota Pasukan Keamanan di Baluchistan Pakistan, Saat Negara Sedang Bahas Kerja Sama Kontraterorisme dengan AS

Serangan Bom Bunuh Diri Tewaskan 9 Anggota Pasukan Keamanan di Baluchistan Pakistan, Saat Negara Sedang Bahas Kerja Sama Kontraterorisme dengan AS
Sebuah mobil terlihat di bawah puing-puing masjid yang diserang oleh seorang pelaku bom bunuh diri pada Januari lalu, di kawasan Garis Polisi di Peshawar, Pakistan, 9 Februari 2023. (Foto: Reuters)

PAKISTAN - Pada hari Senin (6/3), terjadi serangan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya sembilan anggota pasukan keamanan dan melukai 13 orang di Sibi, distrik pusat di provinsi Baluchistan, Pakistan.

Truk yang mengangkut personel polisi menuju ke ibu kota provinsi, Quetta, diserang oleh pelaku yang bersepeda motor. 

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Beberapa korban cedera dalam kondisi kritis dan khawatir korban tewas mungkin meningkat. 

Baluchistan telah lama berada dalam cengkeraman pemberontakan etnis Baluch yang menuntut kemerdekaan provinsi itu dari Pakistan, sementara militan yang terkait dengan kelompok Taliban di Pakistan juga aktif di wilayah tersebut.

Serangan ini terjadi saat Pakistan menjadi tuan rumah pertemuan dengan Amerika Serikat untuk membahas kerja sama dalam menghadapi ancaman terorisme yang dihadapi kedua negara.

Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa delegasi antarlembaga AS dipimpin oleh Christopher Landberg, penjabat koordinator kontraterorisme di Departemen Luar Negeri AS, dalam pembicaraan di Islamabad. 

Dialog dua hari tersebut diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara kedua negara dalam bidang kontraterorisme. 

Pembicaraan tersebut berlangsung di tengah kebangkitan serangan teroris di Pakistan sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus 2021.

Oleh: VOA Indonesia/Editor: Yakop

Senin, 06 Maret 2023

Perang Ukraina-Rusia: Pasukan Rusia Mengandalkan Senjata Lawas dalam Pertempuran Brutal di Bakhmut

Perang Ukraina-Rusia: Pasukan Rusia Mengandalkan Senjata Lawas dalam Pertempuran Brutal di Bakhmut
Anggota pasukan Ukraina masih bertahan di Bakhmut di tengah pengepungan oleh Rusia, 4 Maret 2023.

UKRAINA - Kementerian Pertahanan Inggris hari Minggu (5/3) mengatakan sebagian besar invasi yang dilakukan Rusia di bagian timur Ukraina setahun terakhir ini telah bergulir menjadi pertempuran infanteri karena sebagian besar pasukan Rusia tidak memiliki amunisi artileri yang cukup.

Dalam kajian terbarunya, Inggris mengatakan, “Bukti terbaru menunjukkan meningkatnya pertempuran jarak dekat di Ukraina. Ini mungkin akibat komando dari Rusia yang bersikeras melakukan tindakan ofensif tetapi menurunkan serangan infanteri.”

Rusia Menggunakan Senjata Sekop Tua dalam Mobilisasi Pasukan Cadangan ke Ukraina, Inggris Mengomentari Teknologi Rendah Perang

Kementerian itu mengatakan akhir bulan lalu Rusia memobilisasi pasukan cadangan yang “diperintahkan untuk menyerang satu titik di Ukraina dengan hanya bersenjatakan senjata api dan sekop. “Sekop” kemungkinan adalah alat pertahanan yang digunakan untuk pertempuran jarak dekat.

Laporan itu menyatakan “kematian akibat alat MPL-50 edisi standar seperti sekop itu secara khusus ada dalam mitologi Rusia,” dan “hanya sedikit perubahan dibanding desain tahun 1869.”

Pejabat pertahanan Inggris mengatakan “penggunaan berkelanjutan MPL-50 sebagai senjata telah menyoroti pertempuran brutal dan teknologi rendah yang menjadi ciri sebagian besar perang. Salah satu personil pasukan cadangan itu menggambarkan kesiapannya “baik secara fisik maupun psikologis.”

Hadapi Serangan Hebat Rusia, Bahkmut Masih Terkendali

Sementara itu pasukan Ukraina yang bertahan di Bakhmut menghadapi tekanan yang kian meningkat dari Rusia akhir pekan ini, sehingga banyak warga sipil melarikan diri dari kota yang terkepung itu. Seorang personil tentara Ukraina mengatakan kepada Associated Press bahwa sebenarnya saat ini terlalu berbahaya untuk meninggalkan Bakhmut. Tentara Ukraina mendirikan jembatan sehingga warga sipil dapat mencapai desa terdekat, Khromove.

Seorang tentara lain yang membantu warga mengatakan seorang perempuan tewas dan dua laki-laki luka parah ketika mencoba melarikan diri melalui jembatan darurat itu.

Menurut pejabat-pejabat intelijen militer Inggris dan analis Barat lainnya, pasukan Ukraina telah menghancurkan dua jembatan utama di luar kota, termasuk satu jembatan ke arah Chasiv Yar, memotong rute pasokan terakhir yang tersisa. Penghancuran jembatan itu mungkin merupakan isyarat bahwa pasukan Ukraina bersiap meninggalkan wilayah itu.

Ini Dia! Taktik Terobosan Pasukan Ukraina: Menghancurkan Jembatan untuk Menghindar dari Kejaran Pasukan Rusia

Institute for the Study of War mengatakan dengan menghancurkan jembatan ke arah Chasiv Yar itu, pasukan Ukraina dapat “melakukan penarikan pasukan secara terbatas dan terkendali dari bagian yang sangat sulit di timur Bakhmut itu,” sambil mempersulit pasukan Rusia mengejar mereka.

Jika tentara Rusia berhasil merebut Bahkmut, itu akan menjadi kemenangan langka di medan perang setelah kemunduran Rusia selama beberapa bulan terakhir. Keberhasilan ini akan memungkinkan Rusia untuk memotong jalur pasokan Ukraina dan menekan kubu Ukraina lain di wilayah Donetsk.

Pasukan Ukraina Berhasil Menahan Serangan Rusia, Kota Bakhmut Masih Dikuasai

Menurut Wakil Panglima Garda Nasional Ukraina, Volodymyr Nazarenko, pihaknya masih mengendalikan kota itu meskipun ada serangan intensif dan berkelanjutan dari pasukan Rusia. "Setiap jam di Bakhmut ini seperti di neraka. Musuh berhasil masuk di bagian utara dan barat daya Bakhmut pekan lalu, tetapi pasukan Ukraina melawan. Berkat upaya dan kerja keras, dalam beberapa hari terakhir ini, kami berhasil menguasai kembali garis depan," ujarnya.

Hal senada disampaikan Wakil Walikota Bakhmut, Oleksandr Marchenko, kepada BBC, "berkat pasukan bersenjata Ukraina, Rusia masih belum dapat menguasai kota ini."

Marchenko menambahkan bahwa sekitar 4.000 warga sipil masih tinggal di kota yang sebelumnya memiliki 70.000 penduduk. Mereka tinggal di tempat penampungan tanpa gas, listrik, atau air bersih. [em/jm]

Presiden AS Joe Biden Berhasil Lawan Kanker Kulit, Siap Kembali Beraksi di Pilpres 2024?

Dunia,Joe Biden,Presiden AS,Pilpres 2024,Pemilihan Presiden 2024,Dunia,Kesehatan,
Presiden Joe Biden memberi keterangan pers kepada para jurnalis sebelum menaiki helikopter kepresidenan, Marine One, di halaman South Lawn, Gedung Putih, Washington, 11 Januari 2023. (Foto: Susan Walsh/AP Photo)

WASHINGTON DC - Presiden AS Joe Biden sukses menjalani operasi pengangkatan sel basal kanker kulit dari dadanya pada bulan Februari yang dilaporkan oleh dokter Gedung Putih, Kevin O’Connor. 

Menurut surat dari dokter Gedung Putih yang dikutip oleh Reuters, seluruh jaringan kulit yang terkena kanker berhasil diangkat dan Biden tidak memerlukan perawatan lanjutan. 

Sel basal karsinoma merupakan jenis kanker kulit yang paling umum.

Biden akan terus dipantau oleh dokter kulit sebagai bagian dari perawatan kesehatannya, meskipun bekas operasi pada kulitnya sudah sembuh. 

Para dokter sebelumnya menyatakan bahwa Presiden AS yang berusia 80 tahun itu sehat dan siap menjalankan tugas setelah menjalani tes kesehatan. 

Mereka telah mengangkat lesi kulit berukuran kecil dari dadanya dan mengirimnya untuk tes biopsi.

Dalam suratnya, O’Connor menjelaskan bahwa lesi sel basal karsinoma umumnya tidak menyebar atau metastasis. 

Kesehatan Biden menjadi sorotan karena dia sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2024. 

Istrinya, Jill Biden, telah mengumumkan rencananya untuk maju sebagai kandidat presiden pada pemilu mendatang, namun Biden sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai pencalonannya. [ft/pp]

Oleh: VOA Indonesia/Editor: Yakop

Memoir "Spare" Memperburuk Hubungan Pangeran Harry dengan Keluarga Kerajaan Inggris

Memoir "Spare" Memperburuk Hubungan Pangeran Harry dengan Keluarga Kerajaan Inggris
Masker bergambar Pangeran William kiri, Pangeran Harry, tengah, dan istrinya Meghan, kanan, terlihat dijual di sebuah toko di London, Jumat, 6 Januari 2023. (Foto: AP)

JAKARTA - Perseteruan antara anggota Kerajaan Inggris masih berlanjut dan semakin memanas, terutama setelah Pangeran Harry mengeluarkan curahan hatinya yang tak ada habisnya. 

Anak bungsu Raja Charles III tersebut dilaporkan mengungkapkan perasaannya bahwa dirinya sudah lama merasa "sedikit berbeda" dibandingkan dengan anggota keluarga kerajaan Inggris yang lain.

Harry dari Inggris: Keluarga Kerajaan Adalah "Broken Home"

Pada Sabtu (4/3), Harry berbicara dengan seorang ahli trauma bernama Dr. Gabor Mate dan mengungkapkan bahwa ia berasal dari keluarga "broken home." Dalam laporan wawancara tersebut, Harry berusaha untuk tidak menularkan "trauma itu" kepada anak-anaknya.

Wawancara tersebut merupakan tindak lanjut dari publikasi memoarnya yang kontroversial, "Spare", yang diterbitkan pada Januari. Dalam buku tersebut, Harry menceritakan tentang masa remajanya yang diwarnai dengan penggunaan obat-obatan dan alkohol, serta hubungannya yang buruk dengan ayahnya, Raja Charles III, dan kakaknya, William.

Terungkap: Harry Merasa Berbeda dari Keluarga Kerajaan dan Diduga Mengalami ADD

"Saya merasa sedikit berbeda dari anggota keluarga saya yang lain sepanjang hidup saya, terutama saat saya masih muda," ujar Harry dalam wawancara dengan Mate, seperti yang dilaporkan oleh beberapa media.

Memoir "Spare" Memperburuk Hubungan Pangeran Harry dengan Keluarga Kerajaan Inggris
William, Pangeran Wales dan Pangeran Harry di tengah prosesi pemakaman Ratu Elizabeth di London, Inggris, 14 September 2022. (Foto: REUTERS /Henry Nicholls)

Harry mengungkapkan bahwa dirinya merasa aneh berada di dalam keluarga kerajaan, dan ia percaya ibunya, Putri Diana, juga merasakan hal yang sama. Selain itu, Harry juga memuji istrinya, Meghan Markle, karena telah membantunya keluar dari dunia tersebut.

Dalam wawancara tersebut, Mate, yang merupakan penulis beberapa buku tentang trauma, kecanduan, dan penyakit, secara terbuka mendiagnosis Harry mengalami gangguan defisit perhatian (attention deficit disorder/ADD). Mate menyebutkan bahwa Harry telah mengalami banyak trauma dan penderitaan, termasuk kehilangan ibunya saat ia berusia 12 tahun dan pengalamannya sebagai prajurit Inggris di Afghanistan.

Harry dan Meghan Fokus pada Pengasuhan Anak-anak Setelah Meninggalkan Inggris dan Kehidupan Kerajaan

Harry dan Meghan meninggalkan Inggris dan kehidupan kerajaan pada tahun 2020, di tengah-tengah keretakan hubungan mereka dengan keluarga kerajaan Inggris. Mereka kini fokus pada pengasuhan dua anak mereka, Archie yang berusia tiga tahun dan Lilibet yang berusia satu tahun.

Harry menyatakan bahwa ia merasa bertanggung jawab untuk tidak mewariskan trauma atau pengalaman negatif apa pun yang dialaminya sebagai seorang anak atau dewasa kepada anak-anaknya. Ia dan Meghan berusaha untuk belajar dari masa lalu mereka dan tumpang tindih kesalahan-kesalahan tersebut untuk memutus siklus tersebut.

Wawancara : Pangeran Harry Menceritakan Trauma Masa Lalu dan Kebiasaan Mengonsumsi Ganja

Dalam memoarnya, Harry mengakui telah menggunakan ganja secara teratur di masa lalunya, dan kokain pada beberapa kesempatan ketika ia masih remaja. Meskipun ia mengatakan bahwa kokain "tidak berdampak apa pun baginya", ia menganggap bahwa ganja sangat membantunya.

Dalam wawancara tersebut, Harry menegaskan kepada Mate bahwa kokain "tidak berdampak apa-apa baginya," tetapi mariyuana "berbeda".

"(Mariyuana) benar-benar membantuku," katanya, seperti yang dilaporkan oleh Asosiasi Pers Inggris.

Memoir "Spare" yang memuat pengakuan Harry tentang pertengkaran dengan kakaknya, William, terkait Meghan, signifikan memperburuk hubungan pasangan yang telah mengasingkan diri mereka dari bangsawan senior Inggris lainnya. [ah/ft]

Oleh: VOA Indonesia/Editor: Yakop

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pilkada 2024

Lifestyle

Tekno