Berita Borneotribun.com: Pendidikan Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 Maret 2024

Pj Gubernur Kalbar Terima Audiensi Dekan Fakultas Kehutanan Untan

Pj Gubernur Kalbar Terima Audiensi Dekan Fakultas Kehutanan Untan
Pj Gubernur Kalbar Terima Audiensi Dekan Fakultas Kehutanan Untan.
PONTIANAK - Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, dr. Harsison, M.Kes. menerima audiensi Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak Dr. Ir. Farah Diba, S.Hut., M.Si., MP. beserta jajarannya di Ruang Kerja Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (28/3/2024).

Usai audiensi, Dekan Fakultas Kegiatan UNTAN, Farah Diba mengatakan bahwa audiensi kali ini dalam rangka meminta PJ Gubernur Provinsi Kalimantan Barat untuk menjadi Keynote Speaker pada seminar Internasional yaitu seminar ke 16 yang akan dilaksanakan pada tanggal 10 dan 11 September di Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura.

Dimana pada kegiatan ini pesertanya adalah dari seluruh mahasiswa Fakultas Kehutanan Se Indonesia maupun Institusi Kehutanan yang berada di Luar Negeri. 

"Jadi seminar ini tentang kehutanan dan lingkungan. Kami ingin mendukung kehutanan di Kalimantan Barat agar bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat baik melalui program perhutanan sosial, peningkatan industri, peningkatan dari HTI dan juga hutan alam yang lebih hijau berkelanjutan dan bermanfaat untuk peningkatan Indeks Pembangunan di Kalimantan Barat," jelasnya.

Tak hanya itu, dirinya juga menyampaikan bahwa selain Bapak PJ Gubernur Kalimantan Barat menjadi Keynote Speaker juga akan ada juga dari Amerika Serikat, Jepang, China, Singapura dan dari Inggris.

"Jadi akan cukup lengkap meninjau hutan dari sisi pohonnya, hasil kayunya, kemudian Flora, Fauna, konservasinya juga kebijakan - kebijakan dan terkait ekonomi dari kehutanan itu sendiri," tutupnya.(irf)

Kamis, 21 Maret 2024

PMII Pontianak Raya Mendukung Kebijakan Polresta Pontianak tentang Jam Malam bagi Anak Pelajar di Bulan Ramadhan

PMII Pontianak Raya Mendukung Kebijakan Polresta Pontianak tentang Jam Malam bagi Anak Pelajar di Bulan Ramadhan
PMII Pontianak Raya Mendukung Kebijakan Polresta Pontianak tentang Jam Malam bagi Anak Pelajar di Bulan Ramadhan.
PONTIANAK - Pergerakan  Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pontianak Raya menyatakan dukungannya terhadap langkah yang diambil oleh POLRESTA Kota Pontianak dalam menerapkan jam malam bagi anak pelajar hingga pukul 22.00 WIB Langkah ini diambil untuk mengurangi kasus kekerasan atau perkelahian di kota Pontianak.

Dalam keterangan resminya, Ketua PMII Pontianak Raya, HUSNI KURNIAWAN, mengatakan bahwa langkah yang diambil oleh Polresta Pontianak merupakan langkah yang sangat tepat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekolah dan sekitarnya. "Kami mendukung kebijakan Polresta Pontianak karena langkah ini sejalan dengan upaya mencegah terjadinya tindakan kekerasan atau perkelahian yang sering terjadi di kalangan pelajar," ujar Husni Kurniawan.

Selain itu, Novianti, Ketua Kopri PMII Pontianak Raya juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka di luar rumah, terutama pada jam malam. "Kami juga mengajak orang tua untuk lebih aktif dalam mengawasi dan mengarahkan anak-anak mereka, serta memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekolah maupun di rumah," tambahnya.

Kebijakan jam malam bagi anak pelajar ini diyakini dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi muda di Kota Pontianak. PMII Pontianak Raya berharap agar langkah ini dapat diikuti dengan upaya-upaya lain yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan anak-anak di Pontianak.

Minggu, 10 Maret 2024

Dinas Pendidikan Kalimantan Barat Bantu Siswa Desa Terpencil dengan Sepatu Sekolah

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat Rita Hastaria memasang sepatu kepada salah satu siswi SDN 11 Tanjung Lokang Kecamatan Putussibau Selatan perbatasan Provinsi Kalimantan Timur, di wilayah pedalaman Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat. ANTARA/HO-Disdikbud Kalbar. (Teofilusianto Timotius)
KAPUAS HULU - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat telah memberikan bantuan berupa sepatu sekolah kepada siswa di Desa Tanjung Lokal, Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, sebuah daerah terpencil yang terletak di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

"Siswa SDN 11 Tanjung Lokang memiliki semangat belajar yang luar biasa, mereka tinggal di Hulu Sungai Kapuas, yang merupakan lokasi terjauh dan terpencil dari pusat kota. Di sana, sangat diperlukan adanya SMP," kata Rita Hastarita di Putussibau Kapuas Hulu pada hari Sabtu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat Rita Hastaria memasang sepatu kepada salah satu siswi SDN 11 Tanjung Lokang Kecamatan Putussibau Selatan perbatasan Provinsi Kalimantan Timur, di wilayah pedalaman Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat. ANTARA/HO-Disdikbud Kalbar. (Teofilusianto Timotius)
Rita menyatakan bahwa sekitar 50 persen anak di Desa Tanjung Lokang putus sekolah karena tidak adanya SMP di desa tersebut.

"Walaupun ada beberapa anak yang ingin melanjutkan ke SMP, mereka harus pergi ke pusat Kecamatan Putussibau Selatan atau ke Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu," tambah Rita.

Oleh karena itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu perlu membangun gedung SMP di Tanjung Lokang.

"Desa tersebut terletak sangat jauh, akses ke Tanjung Lokang hanya bisa dilakukan melalui sungai dengan perahu motor melawan arus yang sangat deras di Hulu Sungai Kapuas, kondisi ini benar-benar ekstrem," ujar Rita.

Rita mengaku sengaja mengunjungi Desa Tanjung Lokang untuk mengantarkan bantuan 53 pasang sepatu sekolah kepada siswa dan siswi di daerah tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui kondisi siswa dan fasilitas pendidikan di daerah terpencil tersebut.

Rita menjelaskan bahwa perjalanannya menghabiskan waktu 12 jam melalui jalur darat dari Kota Pontianak menuju Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, dan kemudian 6 jam lagi melalui jalur sungai untuk sampai ke Tanjung Lokang.

"Perjalanan kami penuh dengan rintangan, terutama di lokasi-lokasi seperti riam bakang yang memiliki arus sungai deras dan ekstrem, namun kami bersama tim berhasil melewatinya untuk sampai ke Tanjung Lokang," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat Rita Hastaria memasang sepatu kepada salah satu siswi SDN 11 Tanjung Lokang Kecamatan Putussibau Selatan perbatasan Provinsi Kalimantan Timur, di wilayah pedalaman Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat. ANTARA/HO-Disdikbud Kalbar. (Teofilusianto Timotius)
Rita memberikan pesan kepada siswa dan siswi SDN Tanjung Lokang untuk tetap semangat dalam mengejar cita-cita mereka sebagai generasi penerus bangsa.

"Walaupun berada di daerah terpencil, saya yakin anak-anak di pedalaman ini memiliki semangat yang sama dengan anak-anak di perkotaan, dan saya yakin mereka mampu bersaing dan meraih prestasi di sekolah untuk mencapai cita-cita mereka," tambahnya.

Dalam kegiatan ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat berkolaborasi dengan Perwakilan Faji Kapuas Hulu beserta Tim Rumah Zakat Kalimantan Barat.

Sumber: Antara/Teofilusianto Timotius
Editor: Yakop

Kamis, 07 Maret 2024

PWI Sekadau Goes To School ke SMKN 1 Sekadau, Beri Sosialisasi Jurnalistik

PWI Sekadau Goes To School ke SMKN 1 Sekadau, Beri Sosialisasi Jurnalistik
PWI Sekadau Goes To School ke SMKN 1 Sekadau, Beri Sosialisasi Jurnalistik.
SEKADAU – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sekadau melaksanakan program ‘PWI Sekadau Goes To School’, Kamis, 7 Maret 2024. Kali ini, PWI Sekadau mendatangi SMK Negeri 1 Sekadau. 

PWI Sekadau Goes To School merupakan salah satu program unggulan PWI Sekadau dalam rangka memberikan sosialisasi jurnalistik kepada para pelajar di Kabupaten Sekadau.

“Kami atas nama Pengurus PWI Sekadau mengucapkan terima kasih kepada Kepala SMK Negeri 1 Sekadau beserta jajaran yang telah bersedia sekolahnya kami kunjungi. Kami berharap ke depan kerja sama ini bisa ditingkatkan,” ujar Ketua PWI Kabupaten Sekadau, Dina Mariana. 

Dalam paparan materinya, Dina juga menyampaikan tentang perbedaan produk jurnalistik dan media sosial. Dijelaskannya, produk jurnalistik dan media sosial memiliki perbedaan, seperti output, cara produksi, sistem kerja dan tanggung jawab hingga batasan dalam penyampaian informasi. 

“Jadi, kami ingin menyampaikan kepada para pelajar bahwa produk jurnalistik dan media sosial itu berbeda. Harapan kami, melalui kegiatan ini para pelajar minimal tahu tentang jurnalistik dan dalam menggunakan media sosial mereka dapat memilah informasi secara bijak,” ucapnya.

Dia mengaku senang dengan antusiasme para pelajar dalam mengikuti sosialisasi ini. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan para pelajar tersebut. 

“Artinya ini menunjukkan keingintahuan mereka tentang jurnalistik, tentang profesi wartawan. Tentu kami sangat senang dan menyambut baik hal itu. Bahkan, ketika kami berikan pertanyaan, mereka juga mampu menjawabnya,” jelas Dina. 

Program PWI Sekadau Goes To School ini dilaksanakan dengan menyasar pelajar SMA/SMK sederajat di Kabupaten Sekadau. Dina pun berharap, kehadiran PWI Kabupaten Sekadau dapat memberikan manfaat bagi masyarakat serta mendukung program-program Pemkab Sekadau. 

“Kami juga terus membuka diri, membangun komunikasi, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak agar program-program yang ada bisa terwujud,” tukas Dina.

Dialog Publik Mengupas Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme

Dialog Publik Mengupas Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme
Dialog Publik Mengupas Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme.
PONTIANAK – Universitas Muhammadiyah Pontianak (UM Pontianak) menjadi tuan rumah Dialog Publik bertajuk “Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme” pada hari Rabu (6/3). Kegiatan ini diselenggarakan oleh BEM SI Wil Kalbar dan FKBK dengan menghadirkan 100 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Kota Pontianak.

Dekan UM Pontianak, Anshari, S.H., M.H., dalam sambutannya menyambut baik dan mengapresiasi terselenggaranya dialog publik ini. Ia menekankan pentingnya membangun sinergitas antara mahasiswa, akademisi, dan pemerintah dalam mencegah penyebaran paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme.

Dialog Publik Mengupas Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme
Dialog Publik Mengupas Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme.
“Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang bahaya radikalisme, intoleransi, dan terorisme. Mahasiswa sebagai agen perubahan dan generasi penerus bangsa harus dibentengi dari paham-paham yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Anshari.

Kabid Poldagri Kesbanpol Kota Pontianak, Nur Radliyanti, S.Sos., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia berharap mahasiswa dapat menjadi mitra dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi agen moderasi dan perdamaian. Kami berharap dialog publik ini dapat memberikan bekal kepada mahasiswa untuk mencegah penyebaran paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme di lingkungan kampus dan masyarakat,” kata Nur Radliyanti.

Dialog Publik Mengupas Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme
Dialog Publik Mengupas Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme.
Dialog publik ini menghadirkan narasumber yang memaparkan materi dari berbagai sudut pandang. 

Akademisi UM Pontianak, Anshari, S.H., M.H. menjelaskan pengertian radikalisme, intoleransi, dan terorisme, serta peran mahasiswa dalam mencegahnya. Ia menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai anti radikalisme, intoleransi, dan terorisme pada generasi muda. Anshari juga memberikan pemahaman tentang peran moderasi beragama dan ideologi bernegara, Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahada.

Kabid Poldagri Kesbanpol Kota Pontianak, Nur Radliyanti, S.Sos., M.Si. berbagi pengalaman dan tips dalam mencegah penyebaran paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme di lingkungan keluarga. Ia menghimbau mahasiswa untuk membangun komunikasi yang baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Nur Radliyanti juga menjelaskan program dan kegiatan Kesbangpol Kota Pontianak dalam menangkal paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme.

Dialog Publik Mengupas Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme
Dialog Publik Mengupas Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme.
Mantan Napiter, Salim Bin Saliyo Als Panji Gumbara/Panji Ghurobah berbagi pengalamannya tentang bagaimana ia terpapar paham radikalisme dan terorisme. Ia menjelaskan faktor-faktor yang mendorong seseorang terpapar paham radikalisme dan terorisme. Salim Bin Saliyo memberikan nasihat kepada mahasiswa agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan dan selalu mengedepankan akal sehat.

Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang antusias dari para peserta. Pertanyaan yang diajukan beragam, mulai dari strategi pencegahan radikalisme di lingkungan kampus, hingga peran mahasiswa dalam menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

Dialog publik ditutup dengan penyerahan plakat penghargaan kepada narasumber. Kegiatan ini berlangsung dengan lancar dan kondusif, serta mendapat apresiasi dari para peserta.

Sabtu, 02 Maret 2024

Sekda Kubu Raya: Persiapkan Generasi untuk Bonus Demografi 2030

Sekda Kubu Raya: Persiapkan Generasi untuk Bonus Demografi 2030
Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya, Yusran Anizam. (Prokopim Kubu Raya/Borneotribun)
KUBU RAYA - Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya, Yusran Anizam, mendorong orang tua dan guru untuk bersama-sama mempersiapkan generasi saat ini menghadapi bonus demografi yang diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030.

"Segera 6-10 tahun ke depan memasuki bonus demografi, yaitu anak-anak di usia SLTP ini," ujar Yusran Anizam dalam acara peringatan HUT ke-46 SMP Negeri 1 Sungai Raya, Kamis (29/2/2024).

Menurut Yusran, pada era bonus demografi, angka usia produktif akan meningkat signifikan dibandingkan dengan usia anak-anak dan orang tua, yang akan mengakibatkan persaingan yang lebih ketat. 

"Maka persaingan pada saat itu jauh lebih berat. Kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, tentu kita akan menyesal nantinya," tambahnya.

Yusran mengapresiasi semua pihak yang telah bersinergi dalam upaya menyiapkan generasi muda menyambut tibanya era bonus demografi. "Saya melihat setiap tampilan yang ada, saya optimis anak-anak SMPN 1 siap menghadapi era bonus demografi tersebut," katanya.

Ia juga meminta kepada seluruh jajaran dewan guru untuk terus bersinergi dalam mengimplementasikan program-program yang ada, khususnya untuk menyiapkan generasi emas Kubu Raya. 

"Kepada orang tua saya ucapkan terima kasih. Orang tua siswa sudah tepat menitipkan anak-anaknya di SMPN 1 Sungai Raya ini karena terbukti anak-anak bisa beraktualisasi sebagai pelajar Pancasila yang membanggakan," ungkapnya.

Yusran menekankan pentingnya menjaga dan memasyarakatkan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam pendidikan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. 

"Saya berharap semua pihak, termasuk komite sekolah, jajaran instansi vertikal dan daerah, dunia usaha, serta mitra lainnya, bisa terus bekerja bersama. Kami pemerintah Kabupaten sendiri tidak akan mampu mengakomodasi semua sekolah, karena se-Kubu Raya ini ada 414 SMP yang harus dibina," pungkasnya.

Selasa, 13 Februari 2024

100 Mahasiswa UNG Terlibat dalam Magang MBKM

Sebanyak 100 mahasiswa dari Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tengah berpartisipasi dalam program magang Mahasiswa Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM).
Sebanyak 100 mahasiswa dari Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tengah berpartisipasi dalam program magang Mahasiswa Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM).
JAKARTA - Sebanyak 100 mahasiswa dari Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tengah berpartisipasi dalam program magang Mahasiswa Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM). 

Mereka mendapatkan pelatihan yang komprehensif sebelum memulai penempatan di berbagai media pers, instansi pemerintah, dan perusahaan swasta, termasuk pembekalan dalam melakukan cek fakta.

Abdul Wahab Thomas, Sekretaris Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial UNG, menyatakan harapannya bahwa program magang ini akan memberikan dorongan bagi perkembangan kemampuan mahasiswa. 

"Melalui program magang ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan mereka saat mereka mendekati dunia kerja," ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa kehadiran mitra-mitra profesional serta mentor yang telah disiapkan dalam program ini akan membantu melengkapi pengetahuan yang diperoleh mahasiswa secara teoritis di dalam kelas. 

"Kemampuan yang diperoleh akan menjadi modal berharga ketika mereka melangkah ke dunia kerja, terutama sebagai sarjana," tambah Abdul Wahab pada Senin (12/2).

Jurusan Komunikasi berharap bahwa program magang MBKM ini akan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh mahasiswa. 

Rencananya, program ini akan dimulai pada bulan Maret 2024 di wilayah Provinsi Gorontalo dan Makassar, Sulawesi Selatan.

Dalam lingkup program ini, mahasiswa akan mendalami pengetahuan dan pengalaman praktis di bidang yang diminati, terutama dalam bidang Jurnalistik dan Komunikasi Strategis. Durasi magang ini direncanakan selama enam bulan, di mana bulan pertama akan dihabiskan untuk pembekalan, diikuti oleh tiga bulan praktik di 18 instansi mitra Jurusan Komunikasi.

Para peserta magang diberikan materi tambahan, termasuk dalam bidang Jurnalistik. Salah satu aspek penting yang ditekankan adalah pembekalan dalam melakukan cek fakta.

Pelatihan magang dalam bidang Jurnalistik telah dimulai sejak Rabu, 24 Januari hingga 20 Februari 2024. 

Beberapa materi yang disampaikan antara lain "Manajemen Media Pers" oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Stefanus Felix Lamuri, "Tantangan Jurnalis Milenial di Era Digital" oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Gorontalo Fadli Poli, dan "Jurnalisme Beretika" oleh Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo Wawan Akuba.

Pembekalan juga mencakup aspek "Cek Fakta", yang menjadi fokus utama dalam pelatihan tersebut. 

Materi ini disampaikan oleh para ahli, termasuk Pemeriksa Fakta Barakati.id Irfan Yasin dan Pemeriksa Fakta Kronologi.id Ahmad Dani Baderan.

Novita, salah satu mahasiswa peserta magang, mengungkapkan apresiasinya terhadap kesempatan ini. 

"Diberi kesempatan mengikuti program Magang MBKM ini memberikan banyak manfaat bagi kami sebagai mahasiswa. Kami dapat langsung mempraktikkan materi-materi perkuliahan dan merasakan atmosfer dunia kerja. Ini akan menjadi bekal berharga bagi kami setelah lulus kuliah nanti," tuturnya.

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno