Berita Borneotribun.com: Peristiwa Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan

Senin, 27 Februari 2023

Sulawesi Tengah Diguncang Gempa Magnitudo 5,5

Sulawesi Tengah Diguncang Gempa Magnitudo 5,5
Sulawesi Tengah Diguncang Gempa Magnitudo 5,5. Foto: Gempa bumi guncang 42 km Tenggara SIGI-SULTENG Gempa ini tidak berpotensi TSUNAMI. (Dok. BMKG)
SULTENG - Terjadinya gempa di Sulawesi Tengah dengan kekuatan Magnitudo 5,5 pada pukul 08.26.02 WIB. 

Hal tersebut disampaikan dalam laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada hari Senin (27/2/2023). 

"Gempa Magnitudo 5,5," tulis BMKG dalam keterangan tertulis.

Gempa tepatnya terjadi di titik 1,59LS, 120,21BT atau 42 km Tenggara Sigi dan 64 km Poso Sulawesi Tengah dengan ingkat kedalaman gempa adalah 10 km.

BMKG menyarankan agar masyarakat tetap tenang namun waspada terhadap gempa susulan yang mungkin terjadi serta cermat dalam menanggapi informasi yang muncul.

Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa tidak berpotensi tsunami.

Editor: Yakop

Minggu, 26 Februari 2023

Kisah Para Pejuang Mitigasi Bencana: Dari Olokan Sampai Dianggap “Sok Jadi Tuhan”

Kisah Para Pejuang Mitigasi Bencana: Dari Olokan Sampai Dianggap “Sok Jadi Tuhan”
Anak-anak sekolah di Kota Padang diajak berlatih menghadapi gempa dan tsunami oleh KOGAMI (Courtesy KOGAMI)
JAKARTA - Tinggal di kawasan yang berpotensi gempa dan tsunami, masyarakat Indonesia diharapkan tahu cara untuk memitigasi bencana tersebut. Sejumlah individu pun tergerak untuk memberdayakan komunitasnya agar siap siaga. Akan tetapi, masih ada sebagian orang yang enggan terlibat.

Masih jelas dalam ingatan Anis Faisal Reza kejadian empat tahun yang lalu. Warga Desa Panggarangan, Lebak, Banten, mengolok-oloknya ketika ia mendirikan tenda posko kesiapsiagaan fenomena La Nina. Anis, yang akrab disapa Abah Lala, adalah pendiri Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS), komunitas siaga bencana di desa tersebut.

"Ada aja yang iseng, 'Pak, memang tsunaminya jadi?' Kenyinyiran-kenyinyiran itu banyak sekali," ujarnya.
Masjid Raya Banda Aceh pasca tsunami 26 Desember 2004 (foto: dok. VOA/Eva M.).
Masjid Raya Banda Aceh pasca tsunami 26 Desember 2004 (foto: dok. VOA/Eva M.).

Sementara di Padang, Sumatra Barat, Patra Rina Dewi tergerak untuk menjadi seorang relawan pascatsunami Aceh. Patra, yang biasa dipanggil Uni, terkekeh saat menceritakan kembali pengalamannya pada tahun 2005. Saat itu, ia dihardik warga yang marah karena mengampanyekan bahaya tsunami dari pintu ke pintu.

“Kita tuh sampai dikejar sama parang, sama masyarakat, hehehe… [Mereka bilang] ‘Apa kalian? Memang bidang ilmu kalian apa? Sok-sok jadi Tuhan…” tuturnya, meniru ucapan warga.

Kini ia tertawa mengingatnya. Ia paham mengapa warga enggan diedukasi saat itu. Selain masih trauma dengan pemberitaan tsunami Aceh yang memilukan, mereka juga tidak percaya pada Patra dan rekan-rekannya yang sekonyong-konyong datang dan bicara tentang gempa dan tsunami sementara tak memiliki latar belakang pendidikan mengenai hal itu. Itu sebabnya ia kemudian mendirikan Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI) pada pertengahan 2005.

Berkompromi dengan Rasa Takut

Sembilan tahun lalu, Anis yang seorang aparatur sipil negara dipindahtugaskan dari Pandeglang ke kawasan pesisir Lebak selatan. Ia membawa serta keluarganya untuk tinggal di Desa Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten. Seperti yang sudah-sudah, ia mempelajari daerah tempat tinggal barunya tersebut.

“Pusat logistik, pusat pemerintahan Lebak selatan, puskesmas, pasar, semuanya ada di pesisir,” ungkapnya saat berbicara kepada VOA.

Suatu hari, dari artikel di sebuah majalah terkemuka, sang istri memberitahunya tentang potensi gempa besar di selatan pulau Jawa. Kabar itu bukan saja membuatnya terkejut, tapi juga membuat sang istri cemas bukan main.

“Sejak baca artikel itu kehidupan berubah,” ungkap Anis. “Kami tinggal dengan kekhawatiran bahwa sewaktu-waktu bisa terjadi gempa besar yang berpotensi tsunami.”

Alhasil, bayang-bayang gulungan ombak menerjang ia dan keluarganya terus melekat di dalam benak. Apalagi sekolah kedua anaknya berada persis di pinggir pantai.

Setahun kemudian, ia akhirnya memutuskan untuk “bernegosiasi dengan ketakutan”nya dan melakukan sesuatu.

Ia dan seorang kawan lantas membuat rencana untuk membangun jejaring radio komunikasi yang bisa membantu masyarakat desa tetap terhubung dalam kondisi darurat ketika bencana terjadi. Jaringan itu berdiri tahun 2018 dengan membangkitkan lagi komunitas radio setempat yang sudah lama tidak aktif.

Anis tidak berhenti di situ. Setelah dipertemukan dalam berbagai kesempatan dengan beberapa pihak, dari lembaga pemerintahan seperti BNPB dan BMKG, hingga LSM UInspire Indonesia dan akademisi ITB, Anis akhirnya mendirikan komunitas Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) pada tahun 2020.

“Saya rekrut teman-teman yang satu pemikiran,” ujarnya.

Meski demikian, nyatanya tidak mudah mencari relawan yang mau membantu komunitasnya mengampanyekan kesiapsiagaan menghadapi gempa dan tsunami di desa. Banyak masyarakat yang mengira ada upah yang bisa diperoleh dari kegiatan tersebut.

“Ternyata mereka belum paham kerelawanan itu adalah kerja kemanusiaan yang tanpa ada imbalan,” kata Anis. “Akhirnya dari puluhan relawan yang mendaftar, tersisa sangat sedikit."

Sekarang ia hanya berdelapan mengelola komunitas tersebut: dirinya, sang istri, kedua anaknya yang masih duduk dibangku SD dan SMP, dua relawan usia SMA serta dua relawan pegawai kantoran.

“Silakan bayangkan betapa sulitnya, hehehe,” imbuhnya. “Tapi nggak masalah, lanjut terus.”

Sejak berdiri, komunitasnya telah melakukan berbagai kegiatan bersama pihak-pihak lain, dari sosialisasi ancaman dan mitigasi tsunami ke sekolah-sekolah, melakukan survei literasi kebencanaan, hingga simulasi evakuasi tsunami di Desa Panggarangan.

‘Mau Kayak di Aceh Atau Berbuat Sesuatu?’

Patra terjun ke Aceh sebagai sukarelawan pada awal tahun 2005 untuk membantu kondisi pascatsunami di Serambi Mekah. Tetapi kesadarannya untuk mengampanyekan kesiapsiagaan tsunami baru muncul setelah para relawan asing yang mengajaknya ke Aceh dulu mengajukan satu pertanyaan: “Kalian mau membiarkan masyarakat kalian meninggal seperti di Aceh atau berbuat sesuatu?”

Pertanyaan itu muncul setelah artikel sebuah majalah terkemuka saat itu menyebut Kota Padang sebagai kota paling rawan tsunami di dunia.

Patra, yang sulit melupakan kemungkinan terjadinya bencana tersebut, bersama rekan-rekannya memilih untuk berbuat sesuatu. Mereka mulai belajar cara membuat peta evakuasi tsunami, bagaimana cara mengevakuasi warga, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana tersebut.

Mereka juga bekerja sama dengan sekelompok profesional dari kalangan pemerintahan dan akademisi yang kala itu sudah sadar akan potensi tsunami di Padang. “Kalau begitu kita bersatu aja. Kami jadi pemikirnya, kalian eksekusinya,” ungkap Patra menirukan ajakan kelompok profesional itu.

Tanpa nama dan dengan perangkat sederhana, Patra dan kawan-kawannya kemudian melakukan kampanye. Mereka mengetuk rumah warga satu demi satu, memperkenalkan diri sebagai relawan untuk mensosialisasikan ancaman tsunami.

Namun, tak disangka, gerakan itu justru memancing amarah warga. Patra melihat orang-orang berusaha menyangkal potensi tsunami di kota tempat mereka tinggal. Bagaimanapun, beberapa bulan sebelumnya tsunami dahsyat yang tergolong salah satu bencana alam terbesar dalam sejarah modern baru saja menerjang sisi utara pulau itu. Ia paham, warga masih trauma.

Di luar itu, ia juga sadar kehadiran mereka yang tak jelas asal-usulnya membuat warga jadi curiga. “Saya master biologi, tiba-tiba ngomongin gempa tsunami. Yang lain lulusan ekonomi, ada yang guru… Nggak matching banget, nggak ada background kegempaan dan tsunami.”

Itu sebabnya Patra dan rekan-rekannya akhirnya mendirikan Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI) pada tahun 2005. “Kalau kayak gitu masyarakat nggak akan marah,” ujarnya.

Sejak saat itu, kegiatan mereka lebih terstruktur dan terukur. Mereka memasang baliho-baliho berisi imbauan dan materi edukasi di berbagai sudut kota. Perlahan-lahan masyarakat mulai mau menerima informasi yang dibagikan dan mengakui bahaya yang mereka hadapi, hingga pada satu titik mau ikut serta dalam simulasi evakuasi.

“Kalau sekarang masyarakat sudah hampir semuanya mulai memahami kalau mereka memang berada di daerah rawan tsunami, karena kita sudah pernah kena gempa: 12 September 2007 [gempa] besar di atas 7 [magnitudo], 13 September 2007, dua hari berturut-turut itu di atas 7 [magnitudo]. Kemudian 30 September 2009 besar juga 7.9 [magnitudo] kan, seribu lebih yang meninggal di Sumatra Barat. Kesadaran itu sudah mulai terbentuk.”

Dalam 17 tahun terakhir, KOGAMI telah melakukan berbagai hal bersama mitra-mitranya, baik dari pemerintah seperti LIPI, maupun entitas nonpemerintah seperti UNESCO, Universitas Andalas dan organisasi kemanusiaan Mercy Corps International. Mereka melakukan advokasi pembentukan peraturan daerah Kota Padang tentang penanggulangan bencana, advokasi peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan tentang program satuan pendidikan aman bencana, membentuk kelompok siaga bencana percontohan, mengadakan sosialisasi dan simulasi evakuasi tsunami, hingga menjadi pembicara untuk berbagai pertemuan tentang mitigasi tsunami di luar Indonesia.

Pada 26 Desember 2022 lalu, bertepatan dengan peringatan 18 tahun tsunami Aceh, Kelurahan Lolong Belanti dan Kelurahan Purus di Kota Padang, yang didampingi KOGAMI dan mitra lainnya, menerima pengakuan Komisi Oseanografi Antarpemerintah UNESCO (IOC-UNESCO) sebagai Komunitas Siap Tsunami (Tsunami Ready Community).

Komunitas Siap Tsunami

Pengakuan yang sama juga telah diberikan kepada tujuh komunitas lainnya di Indonesia, termasuk masyarakat Desa Panggarangan di Lebak, Banten, yang dipelopori GMLS.

Pengakuan IOC-UNESCO itu diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang telah memenuhi dua belas indikator komunitas siaga tsunami yang sudah ditetapkan. Dalam aspek penilaian, suatu komunitas harus sudah memiliki peta bahaya, memperkirakan jumlah orang yang ada di daerah rawan, serta mendaftar sumber daya ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial yang ada di wilayah masing-masing.

Dalam aspek kesiapsiagaan, masyarakat harus memiliki peta evakuasi tsunami yang mudah dipahami, memasang rambu-rambu dan papan informasi yang bisa dilihat siapa saja, menyebarluaskan materi kesiapsiagaan tsunami, menggelar sosialisasi setidaknya tiga kali setahun, serta mengadakan simulasi evakuasi tsunami minimal dua tahun sekali.

Sementara dalam aspek respons, rencana tanggap darurat tsunami suatu komunitas harus sudah disepakati bersama, komunitas mampu mengelola operasi tanggap darurat, serta adanya sarana dan prasarana untuk bisa menerima sekaligus menyebarluaskan peringatan dini tsunami kepada masyarakat setiap saat.

“Jadi, kami membangun rasa tanggung jawab untuk melakukan upaya pengurangan risiko tsunami dan kesiapsiagaan tsunami di masyarakat,” ungkap Ardito M. Kodijat, Kepala Pusat Informasi Tsunami Samudera Hindia (IOTIC) IOC-UNESCO, kepada VOA. “Tanggung jawab untuk mempertahankan keberlanjutan tingkat kesiapsiagaan itu harus dijaga oleh masyarakat.”
GMLS menggelar simulasi evakuasi tsunami di Desa Panggarangan, Lebak, Banten (Courtesy GMLS)

Ardito menjelaskan, program lembaganya itu bersifat sukarela. Komunitas yang sudah membangun kapasitas kesiapsiagaan dan memenuhi seluruh indikator Tsunami Ready Community dapat mengajukan diri kepada National Tsunami Ready Board (NTRB) untuk dipertimbangkan.

Meski tidak diganjar dengan dukungan finansial, status ‘siap tsunami’ yang disematkan kepada suatu komunitas, menurutnya, akan memberi motivasi bagi komunitas lain untuk mengikuti jejaknya. Hal itu akan memperkuat kesiapsiagaan masyarakat yang lebih luas, karena bagaimanapun juga, “kesiapsiagaan satu desa akan terpengaruh oleh ketidaksiapsiagaan desa sebelahnya, karena tsunami itu kan tidak hanya menarget satu desa saja,” imbuhnya.

Di samping itu, status itu bisa membuat suatu komunitas memiliki daya tawar lebih tinggi saat menjajaki kesempatan menjalin kerja sama dengan pihak lain.

Di Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengetuai NTRB, dewan nasional siap tsunami. Mereka bertugas mendampingi, meninjau sekaligus memberikan penilaian terhadap komunitas yang mengajukan diri untuk menjadi komunitas siap tsunami.

Champion

Selain program yang digagas IOC-UNESCO, BMKG juga menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi (SLG) untuk melatih kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi dan tsunami. Sejak 2015, program itu sudah diselenggarakan di 114 lokasi. Masih ada program-program pemerintah lain – Desa Tangguh Bencana (Destana) dari BNPB atau Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Kementerian Sosial RI – yang diselenggarakan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat menghadapi bencana alam secara umum.

Akan tetapi, BMKG mengaku kesiapsiagaan masyarakat masih harus lebih ditingkatkan.

“Masih sangat jauh,” kata Suci Dewi Anugrah, koordinator penyiapan tsunami ready dari BMKG. “Dari 5744 desa yang rawan tsunami [di Indonesia], sementara kita baru edukasi 114 lokasi.”

Keterbatasan anggaran hingga banyaknya daerah rawan menjadi alasan upaya itu belum optimal, menurut Suci. Itu sebabnya metode training on trainers (TOT), alias pelatihan terhadap pelatih, digalakkan agar edukasi mitigasi itu bisa disebarluaskan.

Suci sendiri menyebut sosok-sosok seperti Anis dan Patra sebagai “champion,” alias pejuang. Menurutnya, pendekatan ke masyarakat akan lebih mengena jika dilakukan oleh anggota komunitas itu sendiri, karena dianggap lebih memahami karakter warga setempat dan bisa melakukan upaya secara lebih intensif.

“Seperti di Lebak itu, dia masuk lewat dongeng-dongeng, petuah-petuah nenek moyang mereka zaman dulu, cerita terkait Caah Laut. Mungkin Caah Laut itu sebetulnya fenomena tsunami,” tuturnya. “Kan kita nggak tahu nih [cerita ini] kalau orang-orang kementerian/lembaga yang ada di pusat […] Tapi kalau orang daerah, mereka tahu apa yang sudah ada, yang jadi pesan moral dari cerita-cerita nenek moyangnya.”

Suci mengingatkan, kesiapsiagaan itu amat penting mengingat empat puluh persen pesisir pantai Indonesia berada di wilayah rawan tsunami. Belum lagi, kapan tsunami terjadi tidak dapat diprediksi.

“Meskipun jarang – tsunami itu bencana yang jarang terjadi – tapi di Indonesia ini frekuensinya cukup tinggi dibandingkan dengan yang lain. Dari [tahun] 1600 sampai 2021 kita mengalami 246 tsunami, meskipun tidak semuanya berdampak signifikan,” ujarnya. “Tetapi ketika dia berdampak signifikan, korbannya bisa sangat banyak melebihi bencana lainnya.”

Tsunami Aceh pada 2004, atau disebut juga sebagai tsunami Samudera Hindia, menewaskan lebih dari 200.000 orang di empat belas negara, termasuk Indonesia. Tsunami itu diawali gempa di atas 9 magnitudo.

Dua tsunami terakhir yang menerjang Indonesia terjadi pada tahun 2018, yaitu tsunami Palu, yang menewaskan sekitar 2.000 orang, dan tsunami Selat Sunda, yang menewaskan sekitar 400 orang. Tsunami Palu diawali oleh gempa berkekuatan 7,5 magnitudo yang disusul dengan peristiwa likuifaksi, sedangkan tsunami Selat Sunda terjadi akibat longsor bawah laut setelah erupsi Gunung Anak Krakatau.

Menurut Katalog Desa/Kelurahan Rawan Tsunami yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2019, terdapat 1.013 desa yang tergolong rawan tinggi tsunami dan 4.731 desa yang rawan sedang di Indonesia. [rd/ka/ab]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop

Kamis, 23 Februari 2023

Tulang manusia di dalam mobil cocok dengan pria Georgia yang hilang sejak 1976

Tulang manusia di dalam mobil cocok dengan pria Georgia yang hilang sejak 1976
Foto: Mayor Terry "Tj" Wood/Chambers County Sheriff's Department via AP, File.
LAGRANGE, GA — Sheriff Georgia mengungkapkan Tulang manusia yang ditemukan di dalam mobil yang terendam di dekat garis negara bagian Georgia-Alabama pada 2021 telah dicocokkan dengan seorang mahasiswa yang telah hilang selama 47 tahun.

Kyle Clinkscales , 22, dari LaGrange, menghilang pada bulan Januari 1976 setelah meninggalkan klub Georgia tempat dia bekerja.

Penyelidik mendapat kasus ini pada Desember 2021, ketika seseorang melihat sebuah mobil di sungai Alabama yang keruh. 

Ford Pinto tahun 1974 yang ditarik dari air adalah milik Clinkscales, dan beberapa barangnya masih ada di dalam. Begitu pula sekitar 50 tulang, termasuk bagian dari tengkorak.

Kantor Sheriff Troup County James Woodruff mengumumkan dalam sebuah pernyataan hari Minggu bahwa tes forensik oleh Biro Investigasi Georgia dan FBI telah menyimpulkan bahwa tulang yang ditemukan di dalam mobil lebih dari setahun yang lalu adalah sisa-sisa Clinkscales.

“Saat ini belum ada laporan resmi yang diselesaikan atau dirilis oleh GBI terkait dengan penyebab kematiannya,” menurut pernyataan sheriff.

Juru bicara GBI Nelly Miles mengkonfirmasi Rabu bahwa penyelidik belum menentukan bagaimana Clinkscales mati atau apakah ada orang lain yang terlibat.

Pada tahun 2006, Jimmy Earl Jones mengaku bersalah membuat pernyataan palsu kepada pihak berwenang tentang kematian Clinkscales dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara. 

Jones telah memberi tahu penyelidik bahwa Clinkscales ditembak mati oleh orang lain, tetapi dia memberikan laporan yang bertentangan yang menurut jaksa tidak jelas untuk mengungkap kebenaran.

Pete Skandalakis, mantan jaksa wilayah yang menuntut Jones, mengatakan setelah mobil Clinkscales ditemukan bahwa "penjelasan yang paling masuk akal" atas kematiannya adalah karena dia tidak sengaja keluar dari jalan raya.

Editor: Yakop

Selasa, 21 Februari 2023

Jembatan di Desa Sungai Tapah Belitang Hulu Ambruk

Jembatan di Desa Sungai Tapah Belitang Hulu Ambruk
Jembatan di Desa Sungai Tapah Belitang Hulu Ambruk.
SEKADAU, KALBAR – Sebuah jembatan di desa Sungai Tapah, Kecamatan Belitang Hulu, Kabupaten Sekadau, Kalbar Ambruk, selasa (21/2/2023). 

Penyebabnya ambruk jembatan tersebut dikarena tertimpa batang pohon mentawa yang tumbang. 

Jembatan yang di bangun pada masa Sekadau masih bergabung dengan Kabupaten Sanggau itu pernah direhab. 

Seorang warga di Kecamatan Belitang Hulu, Tri mengatakan, jembatan penyeberangan sungai Ngaring  yang ambruk disebabkan tertimpa pohon mentawa. 

Jembatan di Desa Sungai Tapah Belitang Hulu Ambruk
Jembatan di Desa Sungai Tapah Belitang Hulu Ambruk.
"Itu penyebab nya tertimpa pohon mentawa di samping jembatan," kata Tri. 

Terlebih lagi, kata Tri, jembatan itu sudah memang tua, dibangun masih kabupaten sanggau dulu.

"Kalau tak salah pernah direhab," ungkap Tri. 

Tri menjelaskan, pohon tersebut memang mau tumbang ke arah jembatan.

"Ya di tebang lah sekalian oleh  warga setempat. Kalau tak salah sih, karena pohon itu tidak mampu di tarik pakai tali," jelas Tri. 

Jembatan di Desa Sungai Tapah Belitang Hulu Ambruk
Jembatan di Desa Sungai Tapah Belitang Hulu Ambruk.
Sementara, warga setempat membuat jembatan darurat menggunakan perahu besar. 

Hal itu supaya warga hingga anak sekolah bisa menyeberangi sungai Ngaring. 

Editor: Ery

Senin, 20 Februari 2023

Dua WNI di Dyarbakir Ditemukan Meninggal Pasca Gempa Bumi, Korban Bekerja Sebagai Terapis Spa Profesional

Dua WNI di Dyarbakir Ditemukan Meninggal Pasca Gempa Bumi, Korban Bekerja Sebagai Terapis Spa Profesional
Dua warga ngara Indonesia di Diyarbakir, Turki, menjadi korban tewas dalam gempa bumi di negara itu dua pekan lalu, menambah korban tewas menjadi empat orang. (Foto: Courtesy/KBRI Ankara)
JAKARTA - Dua Warga Negara Indonesia (WNI) di Diyarbakir, Turki, menjadi korban tewas dalam gempa bumi di negara itu dua pekan lalu, menambah korban tewas menjadi empat orang.  

Dua warga negara Indonesia (WNI) di Dyarbakir, Turki, yang pasca gempa bumi belum berhasil dikontak oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal.

Kedua WNI tersebut adalah Irma Lestari asal Lombok dan Ni Wayan Supini asal Bali. Keduanya ditemukan pada Jumat (17/2) di antara reruntuhan Apartemen Galeria di Dyarbakir.

Mereka adalah pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai terapis spa profesional di Dyarbakir. Apartemen tempat mereka tinggal hancur total akibat gempa. Secara keseluruhan 89 orang penghuni apartemen itu tewas.
Dua WNI di Dyarbakir Ditemukan Meninggal Pasca Gempa Bumi, Korban Bekerja Sebagai Terapis Spa Profesional
Salat jenazah WNI yang menjadi korban gempa Turki. (Foto: Courtesy/KBRI Ankara)
Sebelumnya, pada 16 Februari 2023, tim gabungan KBRI dan INASAR (BASARNAS) yang dipimpin langsung oleh Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, telah berangkat menuju Diyarbakir untuk melakukan pencarian kedua WNI tersebut. Dalam proses pencarian di lokasi apartemen tersebut, tim gabungan itu berkoordinasi dengan AFAD (Badan Penanggulangan Bencana Turki).

Segera setelah kedua jenazah ditemukan, dilakukan proses identifikasi dengan dukungan tim DVI Polri yang berada di Hatay.

Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, telah menyampaikan langsung kabar duka itu kepada keluarga di Indonesia.

"Kita semua sangat berduka cita. Insyaallah dengan telah terkonfirmasinya jenazah kedua saudara kita, KBRI Ankara dan Kementerian Luar Negeri akan segera mengupayakan pemulangan jenazah ke kampung halaman masing-masing,” ujarnya.

Saat ini tim KBRI sedang melakukan pemulasaraan jenazah untuk kemudian dibawa dari Diyarbakir ke Adana dan selanjutnya dipulangkan ke Tanah Air. Jenazah akan diberangkatkan dari Adana ke Jakarta pada 22 Februari 2023.

Ratusan WNI Masih Bertahan di Lokasi Gempa

Ada sekitar 500 WNI yang berada di sekitar lokasi gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,8 magnitudo itu. Sebanyak 128 orang sudah berhasil dievakuasi dari lokasi gempa, tetapi sekitar 350 lainnya masih berada di berbagai tempat penampungan di sekitar lokasi gempa. Dari jumlah itu 10 orang mengalami luka berat.

Dengan penemuan dua jenazah WNI di Diyarbakir, jumlah korban WNI yang tewas kini menjadi empat orang.

Dalam perkembangan lainnya, KBRI Ankara dan KJRI Istanbul juga menerima sejumlah laporan bahwa seorang dosen Universitas Islam Indonesia (UII),Yogyakarta, berinisial ARP yang hingga kini juga tidak dapat dikontak. Ia dilaporkan melakukan perjalanan ke Oslo, Norwegia, pada 4 Februari dalam rangka tugas kampus, dan seharusnya kembali pada pada 12 Februari melalui Istanbul dengan penerbangan Turkish Airlines.

“Terakhir berkontak pada Minggu, 12 Februari 2023 kemarin. Saat itu posisi beliau berada di Bandara Oslo,” ucap istri ARP dalam pesan Whatsapp yang diterima KBRI Ankara.

Segera setelah menerima informasi tersebut, KJRI Istanbul melakukan komunikasi formal dan informal dengan sejumlah otoritas terkait di Istanbul guna mencari petunjuk kemungkinan keberadaan yang bersangkutan.

“KJRI sudah menghubungi imigrasi dan otoritas bandara untuk meminta sejumlah informasi yang bisa menjadi petunjuk kemungkinan keberadaan yang bersangkutan. Selain itu KJRI juga Sudah menanyakan kepada simpul-simpul masyarakat Indonesia di Istanbul,” ujar Konsul Jenderal RI Istanbul, Imam Asyari.

Banyak yang berspekulasi ARP menjadi korban gempa, tetapi Dubes Lalu Muhamad mengatakan ada banyak kemungkinan terkait kehilangan tersebut. Apalagi belum bisa dipastikan apakah yang bersangkutan masih berada di Oslo atau sudah di Istanbul. Kecil kemungkinan ARP menjadi korban gempa karena ia baru menuju ke Turki pada 12 Februari, sedangkan gempa terjadi pada 6 Februari.

Korban Tewas Gempa Tembus 45.000 Orang

Hingga laporan ini disampaikan lebih dari 40.000 orang di Turki dan hampir 5.000 lainnya di Suriah tewas dalam dua gempa bumi itu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan jumlah korban di Suriah bisa jadi lebih besar karena banyak wilayah terpencil yang belum dapat diakses, baik karena hancurnya jalan dan bangunan, maupun karena masih terus berkobarnya perang saudara.

Kantor berita Associated Press melaporkan tim SAR berhasil mengevakuasi sepasang suami-istri dan anak mereka yang berusia 12 tahun dari reruntuhan apartemen di Antakya, ibu kota provinsi Hatay, pada hari ke-13 operasi pencarian.

Stasiun televisi lokal melaporkan ketiganya segera dilarikan dengan ambulans ke rumah sakit setelah terjebak puing-puing reruntuhan selama lebih dair 296 jam. Namun sang anak meninggal dalam perawatan di rumah sakit.

Associated Press juga melaporkan Christian Atsu, pesepak bola profesional asal Ghana yang bermain di klub Chelsea dan Newcastle pada Liga Premier lalu, juga tewas dalam gempa bumi di Turki. 

Tim SAR menemukan jenazah Atsu di antara puing reruntuhan gedung apartemen mewah setinggi 12 lantai di Antakya di mana ia tinggal.

Atsu bergabung dengan klub Turki Hatayspor pada September lalu dan membukukan kemenangan bagi tim baru itu dalam pertandingan melawan Kasimpasa SK pada 5 Februari, hanya beberapa jam sebelum gempa mengguncang sebagian Turki pada 6 Februari. [fw/em]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop

Minggu, 19 Februari 2023

Korban Tewas Topan di Selandia Baru Capai 9 Orang

Korban Tewas Topan di Selandia Baru Capai 9 Orang
Kerusakan akibat hantaman Topan Gabrielle di Lembah Esk dekat Napier, Selandia Baru, 18 Februari 2023. (AFP)
JAKARTA - Jumlah korban tewas akibat Topan Gabrielle di Selandia Baru bertambah menjadi sembilan orang, Sabtu (18/2) di tengah aksi tim penyelamatan orang hilang dan pembersihan di Pulau Utara.

Topan itu menghantam wilayah paling atas Pulau Utara pada Minggu (12/2) dan menyusuri pantai timur, menyebabkan kerusakan yang meluas.

Polisi, Sabtu (18/2) mengatakan mereka sedang menyelidiki kemungkinan kematian seseorang terkait topan di wilayah Hawke's Bay yang terpukul parah, sehingga jumlah korban tewas menjadi sembilan.

Mendapatkan bantuan untuk masyarakat yang terkena dampak juga menjadi prioritas. Pihak Angkatan Laut mengatakan sebuah kapal dengan 26 ton perbekalan sedang dalam perjalanan ke Napier, di Hawke's Bay.

Perdana Menteri Chris Hipkins mengatakan aksi cepat tanggap terhadap krisis "masih berlangsung dan terdapat sumber daya manusia di seluruh Pulau Utara yang bekerja sepanjang waktu.”

Hipkins menyebut Gabrielle sebagai bencana alam terbesar yang melanda Selandia Baru abad ini.

Ia mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat karena para kru melakukan kontak dengan ratusan komunitas yang terputus.

Hampir 5.000 orang pada Jumat (17/2) malam terdaftar di polisi karena tidak dapat berhubungan dengan teman atau keluarga sejak topan melanda, kata pihak berwenang pada Sabtu (18/2), sementara 885 orang telah terdaftar aman. [ah/es]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop

Sebanyak 69 Pengungsi Rohingya Mendarat di Pantai Aceh, KontraS Aceh Desak Pemerintah Bentuk Satgas PPLN

Sebanyak 69 Pengungsi Rohingya Mendarat di Pantai Aceh, KontraS Aceh Desak Pemerintah Bentuk Satgas PPLN
Sebuah perahu yang membawa pengungsi Rohingya terdampar di pantai Lampanah, provinsi Aceh, 16 Februari 2023. (REUTERS/Hidayatullah Tajuddin)
ACEH - Sebanyak 69 pengungsi Rohingya mendarat di Aceh, Kamis (16/2). Menyikapi terus berdatangannya para pengungsi, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh meminta agar pemerintah membentuk Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN) untuk menangani masalah pengungsi.
“Ini jadi satu tantangan dalam penanganan pengungsi. Urgensi untuk adanya Satgas PPLN ini semakin besar,” ucap Koordinator KontraS Aceh, Azharul Husna, kepada VOA, Jumat (17/2).

Husna mengatakan dasar pembentukan Satgas PPLN telah cukup jelas, mengingat adanya Peraturan Presiden No 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri. Satgas PPLN, ,menurutnya, berfungsi menciptakan koordinasi antar instansi dan organisasi yang terlibat dalam urusan pengungsi.

“Satgas ini akan bekerja untuk penanganan pengungsi dari luar negeri mulai dari penampungan, penempatan, dan lainnya,” katanya.

Menurut catatan KontraS Aceh, ada 26 kedatangan Rohingya di provinsi Aceh hingga sejauh ini. Pada November 2022, sudah 644 pengungsi Rohingya tiba di Aceh.

Di bulan Desember 2022, 242 pengungsi lagi tiba, dan 184 berikutnya menyusul bulan lalu. Mereka ditampung di tiga wilayah, yakni Aceh Besar, Lhokseumawe, dan Pidie. KontraS memperkirakan jumlah itu akan membengkak.

Sebanyak 69 Pengungsi Rohingya Mendarat di Pantai Aceh, KontraS Aceh Desak Pemerintah Bentuk Satgas PPLN
Sebuah perahu yang membawa pengungsi Rohingya terdampar di pantai Lampanah, provinsi Aceh, 16 Februari 2023. (REUTERS/Hidayatullah Tajuddin)
Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto, mengatakan sebanyak 69 pengungsi Rohingya kembali terdampar di pesisir pantai Gampong Ujong Keupula, Lampanah, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Kamis (16/2) sekitar pukul 10.00 WIB. Para pengungsi Rohingya itu tiba di Aceh menggunakan kapal kayu dalam kondisi lemah dan lapar.

“Terdiri dari 26 laki-laki dewasa, 23 perempuan dewasa, dan 20 anak-anak,” katanya melalui sebuah keterangan tertulis.

Menurut Joko, semua pendatang baru itu itu telah dibawa ke penampungan sementara Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Sosial Aceh Rumoh Seujahtera Beujroh Meukaya Ladong, Aceh Besar. Di situ mereka akan didata dan diminta menjalani pemeriksaan kesehatan.

“Dibawa ke tempat penampungan di UPTD Dinas Sosial di Ladong untuk ditindaklanjuti oleh Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Pengungsi (IOM),” tandas Joko.

Sampai saat ini, baik UNHCR maupun IOM belum memberikan keterangan apa pun terkait kedatangan 69 pengungsi Rohingya tersebut.

Kantor berita Associated Press sebelumnya memberitakan ada 71 orang Rohingya yang mendarat di Aceh dengan dua di antara mereka dilaporkan meninggal saat dalam perjalanan melintasi lautan karena kelaparan. [aa/ab]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop

Sabtu, 18 Februari 2023

Plafon Gedung SMK Roboh di Ketapang Ternyata Bukan Dikerjakan Komite Sekolah

Plafon Gedung SMK Roboh di Ketapang Ternyata Bukan Dikerjakan Komite Sekolah
Siswa SMK I Matan Hilir Selatan saat melihat kondisi plafon roboh.
Ketapang, Kalbar - Ambruknya langit-langit atau plafon gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 di desa Sungai Bakau kecamatan Matan Hilir Selatan Ketapang pada Rabu pagi (15/02/23) diketahui bukan dikerjakan oleh komite sekolah. 

Hal itu terkonfirmasi dari penyampaian anggota komite sekolah tersebut bernama Kamaruddin.

Menurut Kamaruddin, komite sekolah hanya dipakai nama alias penanggung jawab secara administratif sedangkan penyelesaian pekerjaannya dilakukan oleh PT Khatulistiwa Mandiri.

Kata Kamaruddin, gedung itu dibangun oleh dinas Pendidikan Provinsi Kalbar menggunakan dana APBD Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp 486 juta dan saat ini belum difungsikan dan belum serah terima 

"Proyek sudah selesai, cuma masih dalam masa pemeliharaan, belum serah terima. Tapi, karena siswa tidak ada ruangan, jadi menumpang lah siswa disitu," kata Kamar, Jumat (17/02/23). 

Kamaruddin mengatakan, robohnya plafon tersebut karena faktor alam, dimana saat peristiwa itu terjadi, tiupan angin sangat kencang dan berakibat merobohkan seluruh plafon gedung sekolah baru tersebut. 

"Ini faktor alam," ujarnya singkat. 

Berdasarkan video yang diperoleh Borneo Tribun, plafon yang roboh itu rencananya akan difugsikan sebagai ruangan perpustakaan siswa.

Plafon yang terbuat dari asbes yang terpasang di rangka baja nampak berserakan menimpa meja dan kursi.

"Seluruh dek runtuh pada satu ruangan belajar karena tiupan angin yang sedikit kencang disertai hujan," kata suara lelaki pembuat Vidio yang diperoleh Borneo Tribun itu. 
 
Mirnawati salah seorang guru SMK tersebut mengkonfirmasi gedung sekolah ini baru dibangun. Dalam kejadian itu, ada beberapa siswa yang mengalami luka-luka saat hendak menyelamatkan diri.

"Tadi ada yang cedera sedikit karena mencoba menyelamatkan diri lompat dari jendela keluar dari ruang kelas ini," katanya.

Oleh: Muzahidin
Editor: Yakop

Selasa, 14 Februari 2023

Video Viral Tandu Warga Sakit di Sekadau, Anggota DPRD Minta Pemkab dan Perusahaan Agendakan Perbaikan Jalan

Video Viral Menandu Warga Sakit di Sekadau, Anggota DPRD Minta Pemkab dan Perusahaan Agendakan Perbaikan Jalan
Video Viral Menandu Warga Sakit di Sekadau, Anggota DPRD Minta Pemkab dan Perusahaan Agendakan Perbaikan Jalan.
SEKADAU, KALBAR - Viral sebuah video menayangkan sekelompok warga tengah menandu seorang warga yang sakit untuk dibawa ke RSUD Sekadau. 

Didalam video tersebut memperlihatkan sipemilik video menanyakan kepada salah satu warga yang ikut menggotong warga yang sakit dengan tandu seadanya "Ini mau kemana bang? 

"Mau ke Sekadau bawa orang sakit," Jawab warga yang diketahui bernama Aang Junaidi

Kemudian perekam video tersebut bertanya kenapa tidak menggunakan mobil saja? 

Aang Junaidi mengatakan bahwa beginilah kondisi warga Desa Semabi jika sudah terkena hujan maka jalan ini tidak bisa dilewati Mobil akibat jalanya licin dan rusak parah.

"Semoga kedepan jalan kita diperhatikan pemerintah, sebab sudah berapa kali kejadian seperti ini," Ungkap Aang.

Mengetahui hal tersebut anggota komisi II DPRD Sekadau Ari Kurniawan Wiro (AKW) mendesak pemerintah untuk memperhatikan kondisi infrastruktur di Daerah tersebut.

Mengingat jalan menuju Desa Semabi Kecamatan Sekadau Hilir ini sudah lama mengalami kerusakan.

"Kita minta pemkab dan perusahaan di daerah tersebut segera mengagendakan perbaikan jalan tersebut, mengingat akses jalan menuju Desa Semabi itu merupakan akses vital aktivitas ekonomi masyarakat sehingga harus diperhatikan," Kata Ari. 

Ari juga turut prihatin atas peristiwa itu, kendati demikian ia juga mengapresiasi kekompakan dan saling peduli sesama yang diperlihatkan Masyarakat Semabi terhadap warganya yang sakit.

"Salut buat warga Semabi, semoga ini menjadi acuan agar akses kesana cepat diperbaiki," Ungkapnya

(Yakop/IS)

Tim SAR Gabungan Berhasil Menemukan Satu Orang Korban Tugboat Sinar Pawan 1 yang Tenggelam di Sungai Kendawang Ketapang

Tim SAR Gabungan Berhasil Menemukan Satu Orang Korban Tugboat Sinar Pawan 1 yang Tenggelam di Sungai Kendawang Ketapang
Tim SAR Gabungan Berhasil Menemukan Satu Orang Korban Tugboat Sinar Pawan 1 yang Tenggelam di Sungai Kendawang Ketapang.

KETAPANG - Tim Search And Rescue (SAR) gabungan berhasil menemukan satu orang korban Tugboat Sinar Pawan 1 yang tenggelam di Sungai Kendawangan, Ketapang, yakni nakhoda kapal tunda tersebut dan dalam kondisi meninggal dunia, pada Senin (13/2/2023).

Tugboat Sinar Pawan 1 pada Minggu (12/2) tenggelam di muara Sungai Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat karena dihantam cuaca buruk. Dua dari sembilan korban kapal tersebut dinyatakan hilang.

"Hari ini Senin (13/2) satu kru kapal telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Korban merupakan nakhoda kapal naas tersebut," kata Kepala Kantor SAR Pontianak I Made Junetra di Pontianak.

Made mengatakan, korban yang ditemukan itu atas nama Wardi. Korban ditemukan masih dalam radius pencarian.

"Korban itu kami temukan sekitar 6,7 Nautical Mile dari tenggelamnya kapal atau masih dalam radius pencarian kami dari tim SAR gabungan," ujar Made.

Hingga kini, kata Made kembali menjelaskan pencarian akan terus dilanjutkan. Setelah korban ditemukan tim SAR gabungan melanjutkan pencarian korban berikutnya atas nama Rio.

"Korban Rio ini merupakan Jurumudi 2, untuk memudahkan pencarian hari kedua dibagi menjadi dua sektor, pertama dengan luas 58 Nautical mile berada di utara lokasi tenggelamnya kapal sedangkan sektor kedua dengan luas 54 Nautical Mile berada di sebelah selatan," tutur Made.

Berikut data korban (ABK) :

Kondisi selamat 7 orang yaitu :

1. Fauzan (Juru Mudi)

2. Triaji Mega (Masinis 3)

3. Teguh (Masinis 2)

4. Mardin( Mualim 1)

5. Rudi (KKM)

6. Siri (Oiler)

7. Erlindo (Koki)


Sementara dua orang korban dalam pencarian yaitu :

1. Wardi (Kapten) ditemukan di hari kedua pencarian dalam kondisi meninggal dunia.

2. Rio (Jurumudi 2) masih dalam pencarian.


Pewarta : Nurul Hayat/Antara

Editor : Yakop

Sabtu, 11 Februari 2023

Ketua KPU Kalsel Sarmuji Meninggal Dunia

Ketua KPU Kalsel Sarmuji Meninggal Dunia
Ketua KPU Kalsel Sarmuji Meninggal Dunia. (Ho-Antara)
BANJARMASIN, KALSEL- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Sarmuji meninggal dunia di Kabupaten Banjar pada Sabtu (11/2/22023).
 
Kabar tersebut dibenarkan salah satu anggota KPU Kalsel Hatmiati Masyud saat dihubungi di Banjarmasin, Sabtu.
 
"Benar (Ketua KPU Kalsel Sarmuji) meninggal dunia," ujarnya lewat pesan singkat telepon seluler.
 
Hatmiati menuturkan Sarmuji meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel sekitar pukul 10.20 WITA.
 
"Saya juga belum melayat, karena masih di luar kota," ujarnya.
 
Komisioner KPU Kalsel lainnya, Edy Ariansyah juga membenarkan Sarmuji meninggal dunia saat di rawat di RSUD Ratu Zalecha Martapura pada hari ini.
 
Bahkan, saat ini Edy mengaku berada di RSUD Ratu Zalecha mendampingi jenazah sebelum di bawa pulang keluarga ke rumah duka.
 
Menurut Edy, jenazah Sarmuji yang akan berakhir masa jabatan tahun ini tersebut akan dibawa ke rumah duka di Anjir, Kabupaten Barito Kuala, Kalsel.
 
"Mohon doanya, beliau diberikan Allah SWT tempat yang tertinggi di sisi-Nya, karena beliau orang baik," ujar Edy.
 
Kabar meninggalnya Ketua KPU Kalsel ini pun tersiar ke mana-mana, khususnya masuk ke grup aplikasi pesan singkat "WhatsApp".
 
Banyak masyarakat yang mengenal sosok Sarmuji yang sudah dua periode sebagai anggota KPU Kalsel tersebut merasa kehilangan, menyampaikan dukacita yang mendalam, memanjatkan doa agar arwahnya di terima sang pencipta.
 
Belum ada keterangan resmi penyebab sakit Sarmuji hingga meninggal dunia. Demikian juga akan dimakamkan di mana.

Pewarta : Sukarli/Antara
Editor : Yakop

Rabu, 08 Februari 2023

Ratusan Orang di Suriah dan Turki Tewas Akibat Gempa Besar Bermagnitudo 7,8

Ratusan Orang di Suriah dan Turki Tewas Akibat Gempa Besar Bermagnitudo 7,8
Ratusan Orang di Suriah dan Turki Tewas Akibat Gempa Besar Bermagnitudo 7,8.
JAKARTA - Ratusan orang di Suriah dan Turki tewas akibat gempa besar bermagnitudo 7,8 yang mengguncang dua negara tetangga itu.

Gempa ini merupakan yang terkuat sejak gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter menghancurkan Provinsi Erzincan pada tahun 1939 dan merenggut hingga 30.000 jiwa.

Sejumlah pemberitaan media asing menyebut gempa dahsyat yang melanda Turki kerap terjadi karena Turki berada di jalur gempa yang termasuk paling aktif di dunia, terutama karena adanya dua patahan di Lempeng Anatolia.

Kedua patahan tersebut adalah Sesar Anatolia Utara yang membentang antara Lempeng Anatolia dan Eurasia di utara daratan Turki, dan Sesar Anatolia Timur yang membentang sepanjang Lempeng Arab hingga tenggara Turki.

Pergerakan di Sesar Anatolia Timur inilah yang diyakini menjadi pemicu gempa dahsyat yang terjadi Senin ini.

Padahal, gempa yang mengguncang 6 Februari itu sendiri berpusat di tenggara Turki, yang dekat dengan perbatasan Turki-Suriah.

Sejauh ini gempa ini telah merenggut 640 jiwa yang diperkirakan akan terus bertambah. Jumlah korban yang begitu tinggi ditemukan di wilayah Turki tenggara dan Suriah utara.

Guncangan gempa juga dirasakan di Siprus yang berada di Mediterania atau Laut Tengah, Lebanon yang berbatasan dengan Suriah, dan Mesir.

Tim pencarian dan penyelamatan Turki dan Suriah berusaha menemukan korban yang masih terkubur di bawah rentetan bangunan runtuh yang diguncang gempa.

Otoritas Turki mengatakan 1.718 bangunan runtuh dan 2.023 orang terluka.

"Tim SAR akan segera dikirim ke daerah yang terkena dampak gempa," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melalui Twitter, Senin.

Berikut dua peristiwa penting dari gempa dahsyat tersebut seperti dikutip dari laman Al Jazeera.

Kapan dan dimana tepatnya gempa ini terjadi?

Terjadi pada pukul 04.17 waktu setempat atau 08.17 WIB dengan pusat gempa di Kahramanmaras di Provinsi Gaziantep yang berjarak 33 km dari ibu kota provinsi yang juga bernama Gaziantep.

Gaziantep berpenduduk dua juta orang yang juga menjadi rumah bagi ratusan ribu pengungsi akibat perang sipil Suriah yang dimulai pada 2011.

Gempa ini langsung disusul 40 gempa susulan, salah satunya bermagnitudo 6,7.

Menurut Chris Elders dari School of Earth and Planetary Sciences di Curtin University di Perth, Australia, gempa susulan membentang sekitar 200 km di sepanjang garis patahan utama, Patahan Anatolia Timur, di sepanjang tenggara Turki.

Mengapa gempa ini begitu mematikan?

Chris Elders mengungkapkan gempa ini sangat dahsyat dan dahsyat karena kedalamannya hanya 18 km dari permukaan bumi atau sangat dangkal.

Akibatnya, tidak hanya menimbulkan suara yang mengerikan, tetapi juga melepaskan energi yang jauh lebih besar daripada gempa bumi jauh di dalam kerak bumi.

Bahkan seorang seismolog Turki mendesak pemerintah negara ini untuk memeriksa retakan pada beberapa bendungan di wilayah gempa untuk mengantisipasi kemungkinan jebolnya bendungan tersebut sehingga menimbulkan banjir bandang.

Sebagian Turki berada tepat di atas Lempeng Anatolia yang memiliki dua patahan besar, yakni Sesar Anatolia Utara dan Sesar Anatolia Timur. Lempeng ini berbelit ke selatan di Lempeng Arab.

Karena letak geologisnya, seperti sebagian Indonesia dan negara rawan gempa lainnya seperti Iran dan Jepang, Turki merupakan salah satu zona seismik teraktif di dunia.

Gempa serupa berkekuatan 7,4 mengguncang Turki pada tahun 1999 menewaskan lebih dari 17.000 orang, termasuk sekitar 1.000 di kota terbesar di negara itu, Istanbul. (*)

Hukum

Peristiwa

Pilkada 2024

Kesehatan

Lifestyle

Tekno