Wartawan Jadi Korban Saat Aksi Bela Islam dan Ulama di Jalan Tanjung Raya Pontianak
Aksi Bela Islam dan Ulama di Jalan Tanjung Raya Pontianak. (Foto: Istimewa) |
Aksi Bela Islam dan Ulama di Jalan Tanjung Raya Pontianak. (Foto: Istimewa) |
-->
Aksi Bela Islam dan Ulama di Jalan Tanjung Raya Pontianak. (Foto: Istimewa) |
Aksi Bela Islam dan Ulama di Jalan Tanjung Raya Pontianak. (Foto: Istimewa) |
Peletakan batu pertama pembangunan TK Kartika XVII-3, Jalan Khatulistiwa, Siantan Hilir, Pontianak Utara. (Foto: Pendam XII/Tpr) |
Kunjungi Polda Kalbar, Komisi III DPR RI Diskusi Mengenai Pemberantasan Narkoba Di Perbatasan. (Foto: Istimewa) |
Jelang Natal dan Tahun Baru, Pangdam XII/TPR dan Forkopimda Ikuti Rakor Lintas Sektoral. (Foto: Istimewa) |
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson. |
Pelantikan 52 Pejabat Pengawas Kepala Sub Bagian Tata Usaha SMA / SMK di lungkungan Pemerintah Kalbar. |
Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Dr. R. Sigid Tri Hardjanto temui Rektor Universitas Tanjungpura. (Foto: HMS) |
BorneoTribun | Pontianak - Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Dr. R. Sigid Tri Hardjanto temui Rektor Universitas Tanjungpura pasca aksi demo mahasiswa yang sempat di warnai ricuh pada Rabu malam kemarin. Kamis (29/10)
Hal ini di benarkan Kabid Humas Kombes Pol Donny Charles Go. Ia mengkonfirmasi bahwa pimpinanya hari ini Kamis 29 Oktober 2020 melaksanakan pertemuan dengan Rektor Untan Prof. Dr. Garuda Wiko.
“Pertemuan Kapolda Kalbar bersama Rektor Untan untuk meluruskan informasi terkait aksi unjuk rasa kemarin” kata Donny
Kabid Humas melanjutkan, Kapolda Kalbar dengan di dampingi Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Akbp drg. Sugiyato menjelaskan kondisi terkini 2 mahasiswa yang sedang di rawat.
“Setelah aksi demo kemarin, memang ada dua mahasiswa yang dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara. Informasi ini yang ingin bapak Kapolda sampaikan langsung kepada Rektor” jelasnya
Ia menjelaskan, kemarin rumah sakit Bhayangkara menerima peserta unjuk rasa yang mengalami keluhan sakit berupa mual, pusing dan muntah, serta gejala lain.
Kemudian dilakukan pemeriksaan awal dan CT scan terhadap salah satu mahasiswa dengan hasil tidak ada cidera atau pendarahan di kepala.
“Ada beberapa tes yang dilakukan dari penanganan pertama hinga CT scan. Hasilnya tidak ditemukan adanya cidera atau pendarahan” ungkap Donny
Selanjutnya dilakukan tes Widal dimana didapatkan hasil mengalami sakit typus.
“Jadi dua mahasiswa ini satu typus dan satu mempunyai penyakit bawaan asma. Untuk mahasiswa yang penderita asma tersebut saat ini dalam keadaan sembuh” lanjutnya
Donny juga menyebutkan banyaknya informasi yang beredar bahwa mahasiswa yang dirawat akibat kekerasan atau pemukulan dari aparat kepolisian yang mengamankan demo tersebut. Ia memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar.
“Tujuan pertemuan ini lebih untuk meluruskan informasi tentang mahasiswa Untan yang sedang di rawat dan perkembangan kondisinya” tegasnya
Diberitakan sebelumnya, pada Rabu malam (28/10) aksi demo mahasiswa yang berpusat di bundaran digulist Kota Pontianak sempat terjadi kericuhan antara massa dan petugas kepolisian.
Dalam kesempatan ini Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Donny Charles Go juga mengungkapkan bahwa dalam aksi demo kemarin ditemukanya bubuk yang diduga penyabab letupan dan sempat terkena petugas kepolisian sehingga harus di rawat.
Berdasarkan informasi, serbuk tersebut mengenai 2 petugas kepolisian dimana salah satunya Karo Ops Polda Kalbar. Serbuk yang mengenai petugas ini menyebabkan perih pada mata. Bahkan 1 personel Polresta Pontianak harus dirawat di rumah sakit Bhayangkara.
“Saat ini sedang dilakukan penyelidikan terhadap serbuk yang diduga menyebabkan letupan dan juga efek atau akibat dari bubuk tersebut” tutup Donny. (YK/LB)
Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., menerima kunjungan Sekretaris Jendral Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Oscar Primadi. (Foto: HMS) |
BorneoTribun | Kalbar - Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., menerima kunjungan Sekretaris Jendral Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Oscar Primadi, untuk melihat perkembangan pembangunan gedung baru serta pelayanan RSUD Dr Soedarso, Rabu (28/10/2020).
Orang nomor satu di kalbar mengatakan,untuk bentuk fisik gedung bangunan dibangun oleh Pemprov, dan untuk peralatannya bersumber dari hibah Kemenkes RI.
“Rumah sakit itu kalau tanpa keluhan cari rumah sakit mane, namenye orang sakit pasti ada keluhan, kadang keluarga pasien merasa lebih pintar dari dokter. Makanya saya bangun. Fisik gedung seluruhnya kita bangun. Peralatan sebagian besar dibantu dari Kementerian Kesehatan,” bebernya.
Dirinya menjelaskan, kedepan pihaknya akan bekerja sama dengan dokter untuk pelayanan penyakit jantung. Begitu juga untuk pelayanan Covid bekerja sama dengan Rumah Sakit Gatot Subroto Jakarta. Ini dilakukan agar masyakrat Kalbar tidak berobat kemana-mana.
“Nah dulu kita kateter belum ada, sekarang sudah bisa. Kedepan kita kerja sama untuk penyakit jantung disini, di Pontianak biar dokternya yang datang, karena kita kerja sama. Nah pelayanan Covid kita juga kerja sama dengan rumah sakit Gatot Subroto, misalnya kalau perlu plasma darah kita ambil disana, ini semua antisipasi jangan sampai semua orang berobat ke Kuching, berobat kemane-mane padahal kite bise, kite lebih ahli,” jelasnya dengan logat Melayu.
Selanjutnya, Sutarmidji menambahkan akan membangun beberapa ruangan spesialis dengan kualitas bagus untuk melayani masyarakat Kalbar.
“Rumah Sakit infeksi ada nanti kita buat ruangannya disana, kemudian nanti ada Lab yang bagus, dan saya mau buat ruangan Check Up lengkap yang bagus, lalu ruang Poli Mata dan Gigi yang bagus supaya itu bisa menambah pendapatan Rumah Sakit Soedarso sehingga kesejahteraan dokter bisa diperhatikan dan lain-lain bisa diperhatikan,” terangnya.
Sedangkan untuk pembangunan gedung baru RSUD Dr Soedarso, Bang Midji, sapaan akrabnya, menyampaikan sudah berjalan bagus. Dia meminta kepada perusahaan agar segera menyelesaikan pembangunan.
"Pembangunannya sudah berjalan dengan bagus makanya kalau perusahannya bagus ya bagus. Hari ini pembangunan sudah progress plus 7%, nah kita akan tender secepatnya tapi dengan catatan saya mau rumah sakit ini selesai, bila pengusaha bersedia apabila keuangan tak memungkinkan, akan kita bayar tahun 2022. Pokoknya rumah sakit selesai dulu," tuturnya.
Kedepannya, segala persyaratan dan perlengkapan di RSUD Dr Soedarso akan selalu diperbaiki. Untuk dokter spesialis masih akan terus ditambah.
Sementara itu, Sekretaris Jendral Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Oscar Primadi mengatakan, progress pembangunan gedung RSUD Dr Soedarso cukup bagus. Dari Kemenkes sendiri, dirinya sudah menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan dari RSUD Dr Soedarso.
“Bagus, saya lihat ada progress yang cukup bagus. Kami tentunya dari Kemenkes sudah menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit Soedarso melalui pak Gubernur dan sudah banyak yang sudah kita alokasikan sesuai dengan kebutuhan," ucapnya.
Dirinya berharap kedepannya RSUD Dr Soedarso ini dapat melayani dan mensejahterakan masyarakat Kalimantan Barat.
"Tentunya kita berharap dapat direalisasikan, dapat melayani masyarakat Kalbar. Ini luar biasa artinya dari sisi fisik bangunan saya rasa ini yang terbaik dan telah dikaji. Melihat pembangunan ini, saya yakin dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat Kalbar," harapnya.
Dalam peningkatan pelayanan, pihak Kemenkes RI melalui Pemerintah Provinsi Kalbar untuk pelayanan di RSUD Dr Soedarso seperti sarana dan prasarana Kemenkes turut mendukung itu. Dari sisi manajemennya, Direktur RSUD Dr Soedarso sudah melakukan kerja sama dengan rumah sakit besar di Pulau Jawa untuk meningkatkan kompetensi tenaga profesionalnya.
"Dari sisi tadi perlengkapan sarana dan prasarana kita dukung. Dari sisi manajemen tentunya direktur sudah melakukan kerja sama dengan rumah sakit besar di Jawa dalam rangka upaya membangun kompetensi para tenaga-tenaga profesional disini. Itu saya dengar sudah ada kerja sama untuk itu," ungkapnya.
Kemudian, Oscar menerangkan bahwa RSUD Dr Soedarso ini akan menjadi kelas A dan di Pontianak juga telah ada Fakultas Kedokteran Untan. Ini dinilainya sangat bagus.
"Sebentar lagi rumah sakit ini akan menjadi kelas A, tentunya dengan perlakuan-perlakuan yang begitu khusus. Kemudian juga ada Fakultas Kedokteran disini, ini yang paling penting. Biar gimana pun rumah sakit bukan hanya sebagai pelayanan, dia bisa jadi center riset, center development untuk mengentaskan masalah kesehatan di Kalbar," tukasnya. (Hms)
Unjuk rasa penolakan undang undang cipta kerja yang terpusat di bundaran digulis Kota Pontianak. (Foto: BT/LB) |
BorneoTribun | Kalbar - Mahasiswa di Kalimantan Barat kembali menggelar aksi unjuk rasa penolakan undang undang cipta kerja yang terpusat di bundaran digulis Kota Pontianak.
Unjuk rasa penolakan undang undang cipta kerja yang terpusat di bundaran digulis Kota Pontianak. (Foto: BT/LB) |
Aksi mahasiswa yang tergabung dalam forum koordinasi BEM se Kalimantan Barat ini kurang lebih sebanyak 300 orang dan membubarkan diri setelah bernegosiasi dengan pihak kepolisian. Rabu (28/10)
“Hari ini Polda Kalbar bersama Polresta Pontianak Kota melakukan pengamanan terhadap aksi unjuk rasa atau penyampaian pendapat oleh teman teman BEM Kalbar” kata Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Donny Charles Go
Donny melanjutkan, aksi unjuk rasa sempat diwarnai ricuh saat menjelang malam hari.
“Sempat terjadi kericuhan saat menjelang malam, diawali dari pembakaran ban oleh pengunjuk rasa yang menganggu lalu lintas di sekitar lokasi” tambahnya
Kabid Humas Polda Kalbar menjelaskan, bahwa awal mula pihak kepolisian masih memberikan toleransi kepada pengunjuk rasa yang melakukan aksinya melebihi waktu yang ditentukan. Namun terjadi dorongan saat pendemo mulai ingin menutup jalan dan melakukan pembakaran ban.
“Setelah pukul 18.00, masa mencoba untuk menutup salah satu ruas jalan dan melakukan pembakaran ban dan dengan sengaja ban tersebut didorong ke arah petugas. Disaat itulah terjadi dorongan antara petugas dan masa” lanjutnya
Donny menginformasikan, bahwa sempat ada suara letupan yang berasal dari tempat berbeda disekitar kerumunan mahasiswa pendemo hingga menimbulkan asap tebal yang mengakibatkan formasi mahasiswa dan aparat keamanan tercerai berai.
Selanjutnya petugas kepolisian memisahkan mahasiswa dan masa yang melakukan pembakaran tersebut dengan tujuan mengantisipasi adanya provokator atau penyusup.
“Ada 15 orang yang sempat kita amankan di sekitar lokasi pembakaran ban, namun setelah dilakukan introgasi awal ternyata semuanya adalah mahasiswa sehingga saat itu juga dikembalikan ke korlap” jelasnya
Kombes Pol Donny Charles Go memastikan bahwa selama pengamanan petugas kepolisian tidak ada yang melakukan pemukulan terhadap pendemo. Ia juga menyebutkan sebelum pelaksanaan pengamanan unjuk rasa seluruh personel diberikan arahan untuk bersikap humanis bahkan personel dilarang untuk membawa senjata api.
Beberapa jam paska aksi unjuk rasa tersebut, Kabid Humas Kombes Pol Donny Charles Go menyebutkan terdapat 2 mahasiswa dan 1 anggota kepolisian yang saat ini mendapatkan perawatan medis di rumah sakit Bhayangkara.
“Dari laporan yang saya terima, saat ini ada 2 mahasiswa yang dirawat di rumah sakit Bhayangkara karena mengidap penyakit asma dan mengalami luka lecet yang tidak diketahui penyebab lukanya” kata Kabid Humas Polda Kalbar
Sedangkan untuk korban dari petugas kepolisian ada 2 orang yang salah satunya Karo Ops Polda Kalbar Kombes Pol Suyanto.
“Dari petugas kepolisian yang menjadi korban terdapat 2 orang, yaitu personel Polresta Pontianak Kota dan Karo Ops Polda Kalbar. Namun yang saat ini dirawat hanya personel Polresta saja, sedangkan Karo Ops menjalani rawat jalan” sebutnya
Adapun korban dari pihak kepolisian diduga terkena lemparan dalam bentuk serbuk yang mengenai mata sehingga harus mendapatkan perawatan kesehatan. (YK/LB)
Mahasiswa Kalbar yang tergabung dalam Aliansi Digulis. (Foto: Istimewa) |
BorneoTribun | Pontianak, Kalbar - Mahasiswa Kalbar yang tergabung dalam Aliansi Digulis Memanggil (ralat: sebelumnya ditulis Aliansi Mahasiswa untuk Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) menyayangkan tindakan represif aparat Polda Kalimantan Barat dalam aksi yang mereka lakukan di Bundaran Tugu Digulis Pontianak, Rabu (28/10/2020). Hal itu disampaikan Aliansi Mahasiswa Ampera dalam sebuah video pernyataan sikap yang dipimpin oleh Koordinator Lapangan Aksi, Ansharuddin.
“Hari ini di aksi 28 Oktober 2020 di Bundaran Digulis Kalimantan Barat, merupakan puncak kemarahan mahasiswa, pemuda dan masyarakat Kalimantan Barat terhadap persekongkolan kotor oleh kaum oligarki dan pengusaha yang tetap kekeh mengesahkan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja yang banyak mengalami penolakan di masyarakat di seluruh Indonesia. Kami menuntut Presiden Jokowi untuk segera mengeluarkan Perpu pembatalan UU Omnibus Law,” tegasnya.
“Tapi dalam perjuangan hari ini kami mahasiswa, pemuda dan masyarakat Kalbar sangat menyayangkan tindakan represif aparat yang secara brutal memukul mundur paksa massa aksi dan kami mengecam serta mengutuk keras tindakan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat Polda Kalbar,” timpalnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kalbar kembali turun ke jalan. Aksi yang digelar di kawasan Bundaran Tugu Digulis Untan Pontianak yang merupakan puncak kemarahan mahasiswa Kalbar ini kepada pemerintah yang tetap kekeh mengesahkan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja, Rabu (28/10/2020) sore. Mereka pun menuntut Presiden Jokowi menerbitkan Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang) untuk mencabut Undang-undang yang dinilai kontroversi itu.
“Ini adalah puncak kemarahan kita terhadap pemerintah dan DPR terutama kepada Presiden yang tetap kekeh mengesahkan UU Omnibus Law Cipta Kerja,” ujar koordinator aksi dalam orasinya.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga melakukan blokade yang mengakibatkan kemacetan panjang di ruas Jalan Ahmad Yani Pontianak. Para peserta aksi pun melakukan aksi bakar ban.
Aksi yang awalnya berjalan tertib itu pun mulai memanas dan berujung ricuh, Rabu (28/10/2020) sekitar pukul 18.30 WIB.
“Kawan-kawan saya harap saling jaga, jangan berpencar. Hari semakin malam, pandangan semakin terbatas, kawan-kawan saya minta saling jaga,” kata salah satu koordinator aksi.
“Kita tidak akan pulang, kita akan kembali ke rumah sampai Presiden mengeluarkan Perpu membatalkan UU Omnibus Law Cipta Kerja,” serunya.
Melihat massa yang sudah semakin tak terkontrol, pihak kepolisian pun melakukan tindakan tegas dengan memukul mundur massa.
Hingga berita ini diterbitkan belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.
(yk/jh/ko)
Demo Mahasiswa Kalbar Penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di Bundaran Digulis Untan. (Foto: JH/KO) |
BorneoTribun | Pontianak, Kalbar - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kalbar kembali turun ke jalan. Aksi yang digelar di kawasan Bundaran Tugu Digulis Untan Pontianak yang merupakan puncak kemarahan mahasiswa Kalbar ini kepada pemerintah yang tetap kekeh mengesahkan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja, Rabu (28/10/2020) sore.
Demo Mahasiswa Kalbar Penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di Bundaran Digulis Untan. (Foto: JH/KO) |
Mereka pun menuntut Presiden Jokowi menerbitkan Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang) untuk mencabut Undang-undang yang dinilai kontroversi itu.
“Ini adalah puncak kemarahan kita terhadap pemerintah dan DPR terutama kepada Presiden yang tetap kekeh mengesahkan UU Omnibus Law Cipta Kerja,” ujar koordinator aksi dalam orasinya.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga melakukan blokade yang mengakibatkan kemacetan panjang di ruas Jalan Ahmad Yani Pontianak. Para peserta aksi pun melakukan aksi bakar ban.
Aksi yang awalnya berjalan tertib itu pun mulai memanas dan berujung ricuh, Rabu (28/10/2020) sekitar pukul 18.30 WIB.
“Kawan-kawan saya harap saling jaga, jangan berpencar. Hari semakin malam, pandangan semakin terbatas, kawan-kawan saya minta saling jaga,” kata salah satu koordinator aksi.
“Kita tidak akan pulang, kita akan kembali ke rumah sampai Presiden mengeluarkan Perpu membatalkan UU Omnibus Law Cipta Kerja,” serunya.
Melihat massa yang sudah semakin tak terkontrol, pihak kepolisian pun melakukan tindakan tegas dengan memukul mundur massa.
Hingga berita ini diterbitkan belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian dan aliansi mahasiswa Kalbar.
(yk/jh/ko)
Training Cek Fakta yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dengan menggandeng Google News Initiative (GNI) secara daring atau virtual. (Foto: Screenshot) |
BorneoTribun | Pontianak – Guna mempersiapkan program Cek Fakta Debat Kandidat dan pada hari pemungutan sua pada Pilkada 2020, sejumlah jurnalis di Provinsi Kalimantan Barat mengikuti Training Cek Fakta yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dengan menggandeng Google News Initiative (GNI) secara daring atau virtual dengan dua orang Trainer, Donal Caniago dan Aribowo pada 27-29 Oktober 2020 malam.
“Tujuan pelatihan ini bertujuan untuk mengecek dan memverifikasi kebenaran berita di Pilkada Serentak 2020. Cek fakta untuk melawan hoaks di Pilkada bulan Desember dan sudah mulai kampanye pada bulan November,”kata Ketua AMSI Wilayah Kalbar, Kundori saat membuka acara, Selasa (27/10/2020) malam.
Pada training cek fakta ini, Trainer Google membahas dua poin yang disoroti yakni misinformasi dan disinformasi. Misinformasi, adalah informasi atau berita palsu yang beredar, namun orang yang berbagi tidak menyadarinya bahwa itu salah atau menyesatkan. Sedangkan, disinformasi, yakni suatu informasi yang dengan sengaja dirancang untuk menyebabkan kerugian.
“Kami berharap nantinya dengan bekal keahlian pelacakan digital jurnalis bisa memerangi misinformasi dan disinformasi,” ujar Kundori.
Kundori menambahkan, untuk Pilkada di Kalbar, AMSI didukung GNI akan menggelar program CekFakta pada Pilkada Sekadau, pada saat Debat Publik Kandidat pada 5 Nopember dan saat hari pemungutan suara pada 9 Desember 2020.
“CekFakta ini salah program AMSI Pusat dalam rangka memerangi berita bohong atau hoaks pada Pilkada. Para pemeriksa fakta yang disiapkan AMSI akan bekerja sesuai jadwal,” pungkas Kundori yang juga CEO Suara Media Grup ini. (Tim)
Apel gelar pasukan dengan sandi Ops Zebra Kapuas. (Foto: BT/LB) |
BorneoTribun | Pontianak, Kalbar - Jajaran Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri di seluruh Indonesia mulai hari ini menggelar operasi Zebra tahun 2020 serentak untuk menertibkan pengendara di jalan raya.
Polda Kalbar sendiri memulai operasi dengan dilaksanakannya apel gelar pasukan dengan sandi Ops Zebra Kapuas yang di pimpin langsung Wakapolda Brigjen Pol Asep Safrudin. Bertempat di halaman jananuraga Polda Kalbar. Senin 26 Oktober 2020.
Apel gelar pasukan dengan sandi Ops Zebra Kapuas. (Foto: BT/LB) |
“Apel gelar pasukan ini kita laksanakan untuk melihat kesiapan khususnya jajaran polisi lalu lintas yang akan melaksanakan operasi Zebra Kapuas selama 14 hari dari tanggal 26 Oktober hingga 8 November 2020” kata Brigjen Pol Asep Safrudin
Wakapolda melanjutkan, operasi zebra merupakan operasi kepolisian terpusat yang setiap tahun digelar serentak untuk mengkampanyekan dan mewujudkan keamanan keselamatan ketertiban kelancaran lalu lintas (Kamseltibcar lantas) kepada masyarakat.
Baca juga:
Tidak lupa Brigjen Pol Asep Safrudin juga mengingatkan kepada personel untuk mengedapankan sikap humanis dalam pelaksanaan operasi zebra Kapuas 2020.
“Laksanakan tugas dengan humanis, oprasi zebra ini juga ditujukan untuk mendukung hingga mengajak masyarakat melaksanakan protokol kesehatan” tambahnya
Ditempat yang sama, Direktur Lalu Lintas Polda Kalbar Kombes Pol Pol Agus Dwi Hermawan menyebutkan sebanyak 800 personel dilibatkan dalam operasi Zebra Kapuas 2020 dari tingkat Polda hingga ke jajaran.
“Selama 14 Hari kedepan Operasi Zebra akan melakukan penindakan dimana bagi para pengguna jalan yang melakukan pelanggaran seperti tidak menggunakan Helm yang SNI, menggunakan handphone disaat mengendarai berkendara, tidak menggunakan sabuk pengaman, penggunaan knalpot yang tidak sesuai standarnya, pengemudi yang masih dibawah umur dan tentunya kelengkapan surat saat berkendara” tutupnya
Turut hadir dalam apel gelar pasukan para pejabat utama Polda Kalimantan Barat. (YK/LB)
Pelaku curanmor di pontianak telah diamankan. (Foto: HMS/LB) |
BorneoTribun | Pontianak, Kalbar - Tidak sampai 3 jam pelaku pencurian sepeda motor di kota Pontianak berhasil dibekuk petugas kepolisian. Barang bukti berupa satu unit sepeda motor berhasil di selamatkan. Jumat (23/10)
Pengungkapan kasus pencurian ini dilakukan tim elang jati Polsek Pontianak Barat pada Kamis 22 Oktober 2020 sekitar pukul 00.30.
Kapolresta Pontianak Kombes Pol Komarudin melalui Kapolsek Pontianak Barat Akp Eko Mardianto mengungkapkan kronologis kejadian kasus pencurian tersebut.
“Pada hari Rabu 21 Oktober 2020 sekira pukul 21.30, korban bernama Randi Pebrino melaporkan kehilangan sepeda motor miliknya ke Polsek Pontianak Barat” kata Akp Eko Mardianto
Eko melanjutkan, pencurian tersebut memang diawali dari keteledoran korban yang memarkirkan sepeda motor dengan keadaan kunci masih menempel.
“Menindaklanjuti laporan tersebut, tim melakukan rangkaian penyelidikan dan kurang dari 3 jam pelaku yang berinsial A (35) bersama barang bukti berhasil diamankan di jalan Martapura Kecamatan Pontianak Selatan” tambahnya
Kapolsek Pontianak Barat Akp Eko Mardianto juga menyebutkan, barang bukti yang berhasil diamankan berupa 1 unit sepeda motor, 1 buah handphone korban yang disimpan di dalam jok dan 1 STNK kendaraan.
“Pelaku dan barang bukti saat ini diaman ke Mako Polsek Pontianak Barat untuk pemeriksaan dan penyeledikan lebih lanjut” tutupnya.
(YK/LB)
Direktorat Narkoba Polda Kalbar musnahkan barang bukti narkoba. (HMS/LB) |
BorneoTribun | Sekadau, Kalbar - Direktorat Narkoba Polda Kalbar musnahkan barang bukti narkoba, Jum’at (23/10/2020), Pagi. Kombes Pol Yohanes Hernowo, S.I.K.,M.H memimpin kegiatan pemusnahan barang bukti narkoba berupa kurang lebih 7.362,49 gram sabu-sabu dan 14.867 butir pil ekstasi yang diamankan dari 6 orang tersangka laki-laki dan 1 orang tersangka perempuan.
Dalam sambutanya, Kombes Pol Yohanes Hernowo mengatakan barang bukti narkoba ini adalah hasil pengungkapan Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalbar beserta aparat penegak hukum lain yang ada di Kalbar atas dasar laporan dari masyarakat.
"Pagi ini dari direktorat narkoba akan melaksanakan pemusnahan barang bukti di mana beberapa hari yang lalu, kita, BNNP, Beacukai, bekerja sama menindaklanjuti adanya laporan bahwa akan masuknya sabu-sabu." ujarnya.
Direktur Narkoba juga menyampaikan apresisasi kepada aparat penegak hukum lainnya karena memiliki komitmen yang sama untuk memberantas peredaran narkoba di Provinsi Kalimantan Barat,
"Ini adalah hal yang membanggakan, artinya, kita aparat penegak hukum sama-sama memiliki komitmen yang sama, yaitu bagaimana menghilangkan, mengungkap, menangkap para pengguna maupun mungkin pemilik modal, terkait peredaran narkoba di Provinsi Kalimantan Barat." ucap Kombes Pol Yohanes Hernowo.
Sebelum dimusnahkan dengan menggunakan mobil incenerator, barang bukti tersebut terlebih dulu dilakukan pengujian oleh tenaga ahli dari BNNP Kalbar dengan menggunakan cairan Markues untuk menentukan postif Met/Am, di hadapan para tamu undangan dan para awak media.
Dengan dimusnahkanya barang bukti kurang lebih 7.362,49 gram sabu-sabu dan 14.867 butir pil ekstasi, Polda Kalbar telah menyelamatkan kurang lebih 88.634 jiwa dari penggunaan barang haram tersebut. (HMS/Liber)
Kemenko Polhukam menerima usulan dari Gubernur Kalbar mengenai pemekaran Kapuas Raya. (Foto: Humas) |
BorneoTribun | Pontianak, Kalbar - Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Politik,Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) menerima usulan dari Gubernur Kalbar mengenai pemekaran Kapuas Raya.
Staf Ahli Kemenko Polhukam Bidang Ideologi dan Konstitusi, Brigjen Pol. Agung Makbul mengatakan, dirinya sudah menerima soal usulan pemekaran dari Gubernur Kalbar.
“Soal pemekaran pak Gubernur sudah menunggu tentunya kita akan respon. Karena masalahnya wilayah Kalimantan Barat cukup luas . Tadi saya baru mendengar dari bapak Gubernur luas sekali Kalbar ini dan ini sudah diusulkan dan ada kajian akademis nya yaitu tahun 2012 tapi usulannya sejak tahun 2009,” tuturnya di Kantor Gubernur Kalbar,Rabu (21/10/2020).
Terhadap usulan ini,dirinya menjelaskan akan menindaklanjuti karena merupakan bagian dari fungsi staf ahli Kemenko Polhukam.
“Ini kita akan respon dan akan kita tindak lanjuti karena itu kan tugas staff ahli Kemenpolhakam adalah mengkoordinasikan dan mengharmonisasikan kepada institusi terkait dalam hal ini Mendagri,” bebernya.
Selanjutnya ia mengatakan bisa saja usulan pemekaran dari Gubernur Kalbar menjadi prioritas. Akan tetapi,dirinya menerangkan banyak provinsi di Indonesia yang juga mengusulkan pemekaran.
“Dari seluruh Indonesia yang mengusulkan bukan cuma Kalbar saja tapi banyak yang mengusulkan itu. Dengan adanya kami disini dan masukkan dari pak Gubernur mungkin akan jadi prioritas,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Kalbar H Sutarmidji S.H., M.Hum., telah menyampaikan dokumen Pemekaran Provinsi Kapuas Raya kepada Staf Ahli Kemenko Polhulkam saat pertemuan di Ruang Kerja Gubernur Kalbar.
"Saya sudah sampaikan dokumen-dokumen Pemekaran kepada Sahli Kemenko Polhukam. Alasan-alasan pemekaran juga sudah saya sampaikan. Mudah-mudahan, dokumen pemekarannya bisa di bahas dengan pemekaran yang lain," harap H Sutarmidji S.H., M.Hum.
Tim Kemenko Polhulkam yang melaksanakan Kunjungan di Provinsi Kalbar diantaranya, Laksda TNI Yusup (SA. Bidang Dawilmar); Marsda TNI Achmad Sajili (Staf Ahli Bid. Ketahanan Nasional); Irjen Pol Agung Makbul (SA. Bidang Idkons); Mayjen TNI Alfret Denny D.Tuejeh (Staf Ahli Bid. SDM&Tek.); dan Asmarni,S.E., M.M.(Staf Ahli Bid. SDA & LH).
Kunjungan ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif sebagai bahan pengkayaan materi untuk penyusunan telaahan dan rekomendasi kebijakan bidang kedaulatan Wilayah dan Kemaritiman, Bidang Ketahanan Nasional, Bidang SDM dan Teknologi, Bidang Ideologi dan Konstitusi dan Bidang SDA dan Lingkungan Hidup.
Dikatakannya, Provinsi Kalbar memiliki kawasan perbatasan sepanjang 972 KM, sedangkan di Provinsi Papua memiliki kawasan sepanjang 777 KM dan Kalbar memiliki 5 PLBN, dan saat pemekaran jadi dilaksanakan, maka Provinsi Kalbar hanya memiliki 2 PLBN dan Provinsi Kapuas Raya akan memiki 3 PLBN.
"Saya juga sampaikan biaya operasional pemekaran Provinsi Kapuas Raya. Mau dia 1 Tahun, 2 Tahun, 3 Tahun, 4 Tahun, atau 5 Tahun, Provinsi Induk siap. Kita akan bantu Kantor Gubernurnya dan Gedung DPRDnya juga," jelasnya.
Dijelaskannya, dalam pemekaran ini, Provinsi Kalbar masih menunggu keputusan Pemerintah Pusat dengan undang-undang.
"Perjuangan Kapuas Raya menjadi Provinsi terus saya lakukan tanpa henti. Saya serius, itu bukan isu politik tapi kewenngan ada di Pemerintah Pusat," ujarnya.(Hms)
Subscribe di situs ini untuk mendapatkan update berita terbaru