Berita Borneotribun.com: Rusia Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Rusia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rusia. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 April 2022

Kiev Merencanakan Provokasi Dengan Pembunuhan Massal Warga Sipil Untuk Menuduh Pasukan Rusia

Kiev Merencanakan Provokasi Dengan Pembunuhan Massal Warga Sipil Untuk Menuduh Pasukan Rusia
Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia Mikhail Mizintsev. (Vadim Savitsky/TASS)


BorneoTribun Moskow, Rusia -- Minggu (10/4) Pihak Ukraina berencana untuk merekam video palsu tentang pencarian tempat pemakaman massal warga sipil yang diduga dibunuh oleh pasukan Rusia


Dilansir BorneoTribun dari Tess, Senin (11/4), bahwa Kiev sedang merencanakan, dengan dukungan Barat, provokasi dengan pembantaian warga sipil di Republik Rakyat Lugansk (LPR) untuk menyalahkan tentara Rusia, Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, mengatakan pada hari Minggu.


"Pejabat Kiev, dengan dukungan dari beberapa negara Barat, terus merencanakan tindakan biadab dan kejam dengan pembunuhan massal warga sipil di Republik Rakyat Lugansk untuk kemudian menuduh angkatan bersenjata Rusia dan pasukan LPR," katanya.


Menurut Mizintsev, sebuah provokasi direncanakan di komunitas Ragovka di wilayah Kiev. 


Pihak Ukraina, dalam kata-katanya, sedang merencanakan untuk merekam video palsu tentang pencarian tempat-tempat pemakaman massal warga sipil yang diduga dibunuh oleh pasukan Rusia. 


"Tim ahli forensik Ukraina dan petugas polisi akan terlibat dalam provokasi agar terlihat lebih dapat dipercaya," katanya.


“Wartawan dari media massa asing telah tiba di kota Kremennaya di distrik Severodonetsk dan telah ditampung di gedung rumah sakit setempat. Mereka seharusnya merekam provokasi tentara Ukraina dengan dugaan penjualan mobil ambulans yang membawa pasien oleh pasukan Rusia. ," dia berkata.


Selain itu, dia mengatakan bahwa nasionalis Ukraina telah menambang reservoir dengan klorin di sebuah utilitas air di distrik Popyasnaya dan berencana untuk meledakkannya ketika pasukan Republik Rakyat Lugansk (LPR) mendekati kota.


(YK/ER)

Rabu, 06 April 2022

Usulan Embargo Gas Rusia Picu Penurunan Saham di Jerman

Usulan Embargo Gas Rusia Picu Penurunan Saham di Jerman
Sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Gas di kota Lingen, Jerman (foto: ilustrasi). Jerman dan Eropa sangat bergantung kepada Rusia dalam pasokan gas alam dan minyak.


BORNEOTRIBUN BERLIN, JERMAN -- Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht hari Senin (4/4) mengatakan para pejabat Eropa harus berunding tentang penghentian pasokan gas dari Rusia setelah munculnya laporan dugaan serangan keji terhadap warga sipil di kota Bucha, pinggiran ibu kota Kyiv, akhir pekan lalu.


Pernyataan Lambrecht ini memicu ketidakpastian di pasar saham Jerman, terkait dampak dari kemungkinan embargo gas Rusia tersebut.


Kepala Specialist Floor Equities ODDO BHF Group Oliver Roth, yang berbicara seusai pernyataan Lambrecht itu, mengatakan, “Skenario ini tidak diperhitungkan saat ini dan mengandung ketidakpastian yang besar.”


Ditambahkannya, “Kami tidak tahu apa arti keputusan ini terhadap industri Jerman, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang; dan hal ini mengarah pada ketidakpastian di pasar.”


Sejauh ini pemerintah Jerman dan beberapa negara Eropa telah menghindari untuk memboikot secara langsung gas alam Rusia karena khawatir akan dampaknya pada perekonomian mereka.


Empat puluh persen gas dan dua puluh lima persen minyak Eropa berasal dari Rusia, dan sejak invasi Rusia ke Ukraina tanggal 24 Februari lalu, Eropa telah bergegas mengajukan beberapa proposal untuk mengurangi ketergantungannya itu.


Di sisi lain Rusia juga bergantung pada Eropa, dan menggunakan pendapatan dari sektor minyak dan gas yang dominan itu untuk membiayai operasi pemerintah.


Perkiraan dampak boikot atau embargo gas di Eropa bervariasi, tetapi sebagian besar mencakup potensi hilangnya output ekonomi yang substansial.


Dalam perdagangan Senin pagi Index Jerman DAX terkoreksi negatif 0,36% menjadi 14.395. Meskipun di penutupan perdagangan kembali menguat hampir 72 point menjadi 14.518.


Fenomena serupa terjadi di indeks terkemuka zona Eropa, EuroStoxx 50, yang terkoreksi negatif 0,38% menjadi 3.903. Sementara indeks perusahaan-perusahaan medium di pasar bursa Jerman, MDax, bertahan dan kemudian menguat 0,20% menjadi 31.253. [em/jm]


Oleh: VOA Indonesia

Kamis, 31 Maret 2022

Miris! Trump Minta Putin Membeberkan Informasi Buruk Mengenai Keluarga Biden

Miris! Trump Minta Putin Membeberkan Informasi Buruk Mengenai Keluarga Biden
Mantan Presiden AS Donald Trump menunjukkan dokumen dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, Washington, ketika ia masih menjabat pada 20 April 2020. (Foto: AP/Alex Brandon)


BorneoTribun.com - Dalam sebuah wawancara, pada Selasa (29/3), mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara khusus meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk merilis informasi, yang menurut Trump, akan membeberkan peran keluarga Presiden AS Joe Biden dalam penyalahgunaan keuangan.


Dalam wawancara dengan program televisi Just the News di jaringan Real America's Voice, Trump mengindikasikan bahwa Putin mungkin akan memberikan informasi tersebut karena menurutnya itu akan merugikan Amerika.


“Selama Putin sekarang bukan penggemar negara kita,” kata Trump, seraya menambahkan bahwa pemimpin Rusia itu mungkin bersedia menjelaskan mengapa pada tahun 2014 pengusaha Rusia Elena Baturina, istri mendiang mantan Wali Kota Moskow, Yuri Luzhkov, membayar $3,5 juta ke sebuah perusahaan yang para pendukung Trump percaya bahwa perusahaan tersebut terkait dengan Hunter Biden, putra presiden.


"Saya rasa Putin akan tahu jawabannya," kata Trump. "Saya rasa ia harus merilisnya." Trump menyebut pembayaran itu untuk "keluarga Biden", tetapi sebenarnya kepada entitas bernama Rosemont Seneca Thornton.


Hunter Biden adalah pendiri pertama perusahaan dana investasi Rosemont Seneca, tetapi pengacaranya mengatakan ia tidak terkait atau punya kepentingan pada Rosemont Seneca Thornton.


"Hunter Biden tidak tertarik dan bukan 'salah seorang pendiri' Rosemont Seneca Thornton, jadi klaim bahwa ia dibayar $3,5 juta adalah palsu," kata pengacara George Mesires kepada PolitiFact pada September 2020.


Sementara urusan bisnis Hunter Biden diselidiki oleh jaksa federal setidaknya sejak 2018, informasi tentang pembayaran dari Baturina terungkap dalam penyelidikan Senat yang dipimpin Partai Republik.


Laporan tersebut tidak memberikan bukti bahwa pembayaran tersebut korup atau terkait sama sekali dengan dana investasi Hunter Biden. [my/jm]


Oleh: VOA Indonesia

Sabtu, 26 Februari 2022

Rusia melarang pesawat yang terhubung dengan Inggris melewati wilayah udaranya

Rusia melarang pesawat yang terhubung dengan Inggris melewati wilayah udaranya
Pesawat Boeing 777-3M0 milik maskapai penerbangan Rusia Aeroflot, mendarat di Bandara Internasional Ben Gurion Israel di Lod, sebelah timur Tel Aviv, 3 Agustus 2020. (JACK GUEZ / AFP)


BorneoTribun.com - Moskow pada hari Jumat (25 Februari) melarang semua pesawat yang terkait dengan Inggris, termasuk penerbangan transit, dari wilayah udaranya setelah kapal induknya, Aeroflot, dilarang terbang di atas Inggris menyusul serangan Rusia di Ukraina.


"Pembatasan dikenakan pada penggunaan wilayah udara Rusia untuk penerbangan pesawat yang dimiliki, disewa atau dioperasikan oleh organisasi yang terkait atau terdaftar di Inggris," kata otoritas penerbangan Rosaviatsia dalam sebuah pernyataan.


Larangan itu berlaku mulai pukul 11.00 waktu Moskow, kata pernyataan itu, dan termasuk penerbangan yang transit melalui wilayah udara Rusia. Pernyataan itu mengatakan keputusan itu diambil "sebagai tanggapan atas keputusan bermusuhan oleh otoritas penerbangan Inggris".


London, Kamis (24/2) melarang Aeroflot menggunakan wilayah udara Inggris. Inggris juga membekukan aset beberapa nama besar di bidang perbankan dan manufaktur senjata, dalam sanksi yang diumumkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina.


Rosaviatsia mengatakan telah mengirim proposal ke mitra Inggris untuk "melakukan konsultasi" pada Kamis (24/2) dan telah menerima "respon negatif" pada Jumat (25/2).


Pasukan Rusia mencapai ibukota Ukraina, Kyiv, pada hari Jumat. Putin mengabaikan sanksi internasional dan melanjutkan invasi, yang diumumkannya pada Kamis dini hari. [ab/uh]


Oleh: VOA Indonesia

Rusia memperingatkan warganya untuk tidak ambil bagian dalam protes anti-perang

Rusia memperingatkan warganya untuk tidak ambil bagian dalam protes anti-perang
Ratusan warga Rusia berkumpul di kota Saint Petersburg untuk melakukan protes antiperang hari Kamis (24/2), setelah Presiden Vladimir Putin mengotorisasi invasi militer Rusia ke Ukraina.


BorneoTribun.com - Pihak berwenang Rusia Kamis memperingatkan simpatisan anti-perang untuk tidak berkumpul untuk memprotes setelah Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina.


Komisi Investigasi, badan pemerintah yang menyelidiki kejahatan besar, memperingatkan Rusia tentang konsekuensi hukum jika mereka memprotes "situasi politik asing yang tegang". Dikatakan komisi itu menanggapi seruan di media sosial untuk memprotes keputusan Putin untuk menyerang Ukraina.


Kementerian dalam negeri Rusia mengatakan akan mengambil "semua tindakan yang diperlukan untuk menjaga ketertiban umum."


Rusia memiliki undang-undang anti-protes yang ketat. Demonstrasi sering berakhir dengan penangkapan massal.


Di media sosial, beberapa orang Rusia turun ke jalan untuk memprotes serangan di Ukraina. Pemantau hak asasi independen OVD-info mengatakan setidaknya 27 orang telah ditangkap di seluruh Rusia karena mengadakan protes anti-perang.


Sebelumnya, pemimpin oposisi Rusia yang dipenjara Alexei Navalny mengatakan pada hari Kamis bahwa dia menentang invasi tersebut. Dia menyatakan itu dalam persidangannya, yang diadakan di balik jeruji besi.[ka/lt]


Oleh: VOA Indonesia

Minggu, 13 Februari 2022

Lebih Seribu Orang Ukraina Protes Di Tengah Ancaman Invasi Rusia

Lebih Seribu Orang Ukraina Protes Di Tengah Ancaman Invasi Rusia
Warga Ukraina berdemo di pusat Kota Kyiv menentang kemungkinan peningkatan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Sabtu, 12 Februari 2022. (Foto: Efrem Lukatsky/AP Photo)


BorneoTribun.com - Lebih Seribu Orang Ukraina berunjuk rasa di Kyiv pada Sabtu (12/2/2022) untuk menunjukkan persatuan di tengah ancaman invasi Rusia.


Kantor berita AFP melaporkan bahwa penduduk mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan dalam cuaca dingin.


"Kepanikan tidak ada gunanya. Kita harus bersatu dan berjuang untuk kemerdekaan," kata mahasiswa Maria Shcherbenko, menggemakan sentimen yang diungkapkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari sebelumnya.


Shcherbenko mengangkat poster bertuliskan: "Saya tetap tenang. Saya cinta Ukraina."


Beberapa demonstran lainnya membawa poster lain yang bertuliskan "perang bukanlah jawaban". 


Yang lain membawa poster yang menyerukan rakyat Ukraina untuk "melawan."


Setelah konflik delapan tahun yang telah merenggut lebih dari 14.000 nyawa di timur yang dikuasai separatis yang didukung Moskow, Ukraina sekarang dalam bahaya invasi Rusia skala penuh.


Kremlin telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di sekitar perbatasan Ukraina. AS telah memperingatkan bahwa perang bisa pecah kapan saja. [vm/ft]


Oleh: VOA Indonesia

Gedung Putih: Rusia bisa menginvasi Ukraina sebelum Olimpiade berakhir

Gedung Putih: Rusia bisa menginvasi Ukraina sebelum Olimpiade berakhir
Tentara Rusia dalam latihan di lapangan tembak Kadamovskiy di wilayah Rostov di Rusia selatan, Kamis, 13 Januari 2022. Rusia telah menolak keluhan Barat tentang penumpukan pasukannya di dekat Ukraina. (Foto: AP)


BorneoTribun.com - Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan invasi Rusia ke Ukraina dapat dimulai "selama Olimpiade." Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Jumat, Sullivan mengatakan "kita berada dalam periode di mana invasi dapat dimulai kapan saja jika (Presiden Rusia) Vladimir Putin memutuskan untuk memerintahkannya."


Menurut banyak analis, Rusia tidak mungkin meluncurkan invasi sebelum Olimpiade Musim Dingin di China berakhir pada 20 Februari.


Rusia sekarang memiliki pasukan yang cukup di perbatasan Ukraina untuk melakukan operasi militer besar, kata Sullivan, dan Rusia dapat merebut "wilayah penting" di Ukraina, termasuk ibu kota, Kyiv, dalam satu serangan. Dia mendesak orang Amerika di Ukraina untuk pergi dalam waktu 24-48 jam. Dia mengatakan invasi Rusia mungkin dimulai dengan serangan udara yang akan mempersulit orang Amerika untuk keluar.


Juga pada Jumat (11/2), Presiden Joe Biden muncul dalam video call dengan para pemimpin dunia untuk membahas Ukraina. Selain Biden, ada pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Rumania, Inggris, NATO, Uni Eropa, dan Dewan Eropa.


"Para pemimpin sepakat tentang pentingnya upaya terkoordinasi untuk mencegah agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina, termasuk kesiapan mereka untuk menerapkan konsekuensi serius dan biaya ekonomi yang parah pada Rusia jika memilih eskalasi militer," kata pernyataan Gedung Putih.


Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan kepada wartawan bahwa Biden telah memerintahkan tambahan 3.000 tentara ke Polandia selain 1.700 yang sudah menuju ke sana. Pentagon mengatakan pasukan dikerahkan untuk meyakinkan sekutu NATO dan mencegah potensi agresi terhadap sayap timur NATO.


Berbicara pada hari Jumat dengan beberapa rekan NATO-nya, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan Amerika Serikat tetap "bersatu dengan sekutu NATO untuk mencegah dan mempertahankan diri dari agresi apa pun," menurut pernyataan Pentagon.


Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Jumat (11/2) "untuk menegaskan kembali dukungan kuat Amerika untuk Ukraina."


Komentar Amerika menyebabkan penurunan terbesar dalam nilai mata uang Rusia dalam hampir dua tahun. Rubel turun 2,8% terhadap dolar pada hari Jumat. [ka/hal]

Kamis, 10 Februari 2022

30.000 Pasukan Rusia berlatih bersama Militer Belarus selama 10 hari

30.000 Pasukan Rusia berlatih bersama Militer Belarus selama 10 hari
Beberapa tank tampak bergerak di wilayah Brestsky, Belarus, dalam latihan militer gabungan antara Rusia dan Belarus pada 4 Februari 2022. (Foto: Russian Defense Ministry Press Service via AP)


BorneoTribun.com - Panglima militer senior Rusia, pada Rabu (9/2), tiba di Belarus dan bersiap untuk mengawasi 30.000 pasukan Rusia yang berlatih dengan militer Belarus selama 10 hari.


Hal ini merupakan unjuk kekuatan terbaru yang dilakukan oleh pihak Moskow di sepanjang perbatasan dengan Ukraina.


Rusia telah memindahkan dua batalion yang dilengkapi sistem misil darat-ke-udara S 400 dan pesawat tempur ke Belarus untuk latihan ini, dimana Jenderal Valery Gerasimov, Kepala Staf Umum dari militer Rusia, memegang komando dari latihan yang akan dimulai pada Kamis (10/2/2022).


Latihan gabungan di Belarus ini merupakan ancaman terbaru bagi Ukraina, di mana lokasi ibu kotanya, Kyiv, hanya berjarak 210 kilometer dari wilayah perbatasan di bagian selatan.


Moskow sudah menempatkan kapal perang di Laut Hitam dan menempatkan lebih dari 100 ribu pasukan di sepanjang perbatasan timur dengan Ukraina.


Pemerintah Kyiv mengumumkan latihan militernya sendiri selama 10 hari, yang juga dimulai pada Kamis (10/2), menggunakan pesawat nirawak dan misil anti-tank yang dipasok oleh sekutu Ukraina dari negara-negara Barat. [jm/my]


Oleh: VOA Indonesia

Sabtu, 05 Februari 2022

Rusia dan China Berjuang Galang Persatuan Hadapi Amerika

Rusia dan China Berjuang Galang Persatuan Hadapi Amerika
Presiden China Xi Jinping (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin menjelang pembicaraan mereka di Beijing, China, Jumat, 4 Februari 2022. (Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Foto via AP)

BorneoTribun.com - Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping, Jumat (4/2) bertemu menjelang upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2022, suatu unjuk persatuan di tengah-tengah hubungan masing-masing negara yang semakin rumit dengan AS.

Putin memuji hubungan China-Rusia yang “benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya,” yang menurutnya merupakan contoh dari “hubungan bermartabat yang membantu masing-masing kita berkembang,” kata kantor berita resmi Rusia Tass.

Putin mengumumkan kesepakatan baru untuk menyediakan gas 10 miliar meter kubik per tahun untuk China dari kawasan Timur Jauh Rusia. Para pejabat Rusia juga telah menyatakan kedua pemimpin itu akan menandatangani lebih dari 15 kesepakatan dalam kunjungan tersebut.

Pada 2021, kedua pihak mencapai perdagangan bilateral yang mencatat rekor baru, 146 miliar dolar. Putin mengatakan kepada Xi hari Jumat bahwa ia percaya perdagangan bilateral dalam waktu dekat dapat mencapai 200 miliar dolar.

Xi, yang melakukan pertemuan tatap muka pertamanya dengan seorang pemimpin dunia dalam waktu setahun lebih ini, mengatakan kepada Putin bahwa pertemuan itu akan menyuntikkan lebih banyak vitalitas ke dalam hubungan kedua negara, menurut media pemerintah China.

Sekelompok kapal angkatan laut dari Rusia dan China melakukan patroli militer
Sekelompok kapal angkatan laut dari Rusia dan China melakukan patroli militer maritim bersama di perairan Samudra Pasifik, dalam gambar diam yang diambil dari video yang dirilis pada 23 Oktober 2021. (Foto: Kementerian Pertahanan Rusia via REUTERS)

Meskipun Rusia dan China tidak memiliki aliansi resmi, kedua negara semakin dekat dalam beberapa tahun belakangan sementara mereka berupaya melawan pengaruh AS.

China telah semakin vokal dalam mendukung Rusia, bahkan ketika Moskow mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di perbatasannya dengan Ukraina, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai konflik. Rusia telah menuntut Ukraina agar tidak bergabung dengan NATO dan menginginkan aliansi militer itu menarik pasukannya dari Eropa Timur.

Para analis mengatakan kerja sama Rusia-China dapat mempersulit AS dalam menghukum Moskow dengan sanksi-sanksi atau langkah-langkah lain jika Rusia menginvasi Ukraina. Menjelang kunjungan Putin, para pejabat Rusia menyatakan kedua pemerintah berupaya menciptakan hubungan ekonomi yang terlindung dari sanksi-sanksi yang diberlakukan negara lain.

Meningkatnya permusuhan AS-Rusia juga dapat mengalihkan perhatian Presiden AS Joe Biden, yang telah mengidentifikasi China sebagai prioritas kebijakan luar negeri terbesarnya. Namun, China juga mungkin tidak menyambut baik adanya distraksi kebijakan luar negeri penting.

Beijing, Jumat (42) menjadi tuan rumah acara pembukaan pesta olahraga Olimpiade yang berlangsung lebih dari dua pekan. Yang mungkin lebih penting lagi, Xi berada di tengah-tengah musim manuver politik dalam negeri penting yang dimaksudkan untuk membentuk apa yang diperkirakan akan membuat kekuasaannya tidak terbatas atas China.

“Beijing menginginkan stabilitas dan kemampuan memprediksi. Mereka tidak akan menyambut baik pergolakan asing,” kata Ryan Hass, pakar China di Brookings Institution yang berbasis di AS, di Twitter.


Xi dan Putin, dua pemimpin kuat yang memimpin pemerintahan otoriter, memiliki riwayat panjang. Menurut Beijing, ini adalah pertemuan ke-38 antara kedua orang itu.

Pada Desember lalu, Xi mengatakan ia menyambut baik kunjungan Putin, yang ia sebut sebagai “teman lamanya.” Putin adalah pemimpin internasional pertama yang menyatakan akan hadir dalam acara pembukaan Olimpiade Beijing, setelah AS mengumumkan boikot diplomatik terhadap pesta olahraga itu terkait tuduhan pelecehan China terhadap Muslim Uighur.

Dalam surat yang dipublikasikan awal pekan ini di kantor berita resmi China Xinhua, Putin mengecam boikot yang dipimpin AS, mengecamnya sebagai “upaya sejumlah negara untuk mempolitisasi olahraga untuk kepentingan egois mereka.” Surat Putin juga menyatakan bahwa kemitraan Rusia-China telah memasuki “era baru.”

Rusia dan China telah memiliki riwayat panjang bekerja sama untuk memblokir posisi AS di Dewan Keamanan PBB, di mana ketiga negara itu memiliki hak veto sebagai anggota tetap dewan.

Yang paling baru adalah, China dan Rusia memiliki kesamaan sikap mengenai Ukraina. Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China menyebut tentang “kekhawatiran keamanan yang sah” dari Rusia dan menyerukan diakhirinya “mentalitas Perang Dingin,” rujukan jelas untuk apa yang dianggapnya sebagai kebijakan luar negeri AS.

“China telah bertindak semakin dekat secara progresif ke sikap Rusia,” kata Evan Feigenbaum, dari lembaga kajian Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di Washington.

Ini merupakan pergeseran besar dari China. Selama invasi Rusia ke Georgia tahun 2008 dan invasinya ke Krimea pada tahun 2014, China “condong begitu jauh dalam kemitraan mereka dengan Rusia,” kata Feigenbaum, berbicara pada sebuah forum online.

“Kemitraan China-Rusia terlihat sangat berbeda bagi Amerika, bukan hanya dalam perencanaan pertahanan tetapi juga pemikiran strategis yang dimilikinya enam atau tujuh tahun lalu saja,” ujarnya.

Namun, China juga menyerukan diredakannya ketegangan terkait Ukraina dan mengusulkan penerapan perjanjian Minsk, kesepakatan tahun 2014-2015 untuk memulihkan perdamaian setelah berkobarnya kekerasan di perbatasan Rusia-Ukraina.

“China berada dalam kebuntuan diplomatik,” kata Hass. “Negara ini akan menghadapi kesulitan dan gejolak yang tidak diinginkan dari konflik di Ukraina, tetapi pada saat yang bersamaan China ingin mempertahankan hubungan kuat dengan Rusia dan tidak ingin membantu AS.” [uh/ab]

Oleh: VOA Indonesia

Jumat, 04 Februari 2022

Turki Tawarkan jadi Tuan Rumah Pembicaraan Ukraina-Rusia

Turki Tawarkan jadi Tuan Rumah Pembicaraan Ukraina-Rusia
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ketika bertemua Presiden Rusia Vladimir Putin di kota resor Sochi, Rusia September tahun lalu (foto: dok).

BorneoTribun.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Kamis (3/2) menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pembicaraan antara Ukraina dan Rusia.

"Saya menekankan bahwa kami akan dengan senang hati menjadi tuan rumah pertemuan puncak tingkat pimpinan atau tingkat teknis," kata Erdogan pada konferensi pers bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Sebaliknya, Zelenskyy mengatakan Ukraina siap menggunakan format apa pun demi mencapai perdamaian. "Tidak masalah di mana tepatnya Anda menghentikan perang. 

Penting bahwa semua orang dengan tulus siap untuk itu," kata Zelenskyy.

Erdogan menegaskan lagi komitmen Turki terhadap integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina. 

Turki dan Ukraina juga menandatangani delapan perjanjian dalam pertemuan itu, termasuk perjanjian perdagangan bebas, menurut kantor berita resmi Turki, Anadolu Agency.

Pertemuan itu terjadi sementara Rusia terus mengerahkan militer di sekitar Ukraina. Kini, sudah lebih dari 100.000 tentara yang ditempatkan Rusia di dekat perbatasan utara dan timur Ukraina, meningkatkan kekhawatiran bahwa Rusia akan menyerang lagi, seperti terjadi pada 2014, dan mengacaukan ekonomi Ukraina. Pejabat Rusia menyangkal berencana menyerang.[ka/jm]

Kamis, 24 Juni 2021

Militer Rusia Lepaskan Tembakan Peringatan ke Kapal Perusak Inggris di Laut Hitam

Militer Rusia Lepaskan Tembakan Peringatan ke Kapal Perusak Inggris di Laut Hitam
Kapal Perusak Inggris HMS Defender tiba di pelabuhan Odessa, Laut Hitam di Ukraina (18/6).

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Pasukan Rusia mengatakan pihaknya, Rabu (23/6) melepaskan tembakan peringatan ke kapal perusak Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang ikut dalam latihan angkatan laut yang dipimpin AS di Laut Hitam dekat semenanjung Krimea di Ukraina yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan tindakan itu diambil karena HMS Defender masuk 3 kilometer ke dalam wilayah perairan Rusia. Inggris mengatakan tidak ada tembakan ke arah kapal tersebut.
Kapal Perusak Inggris HMS Defender di Laut Hitam (foto: dok)

Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, kapal patroli Rusia melepaskan tembakan ke kapal perusak dan pesawat tempur Su-24M menjatuhkan empat bom fragmentasi berdaya ledak tinggi di dekat kapal itu.

Tindakan itu diambil hanya beberapa jam setelah para pejabat Rusia mengecam latihan perang itu yang diberi nama kode, Sea Breeze, dan melibatkan kapal-kapal dari 32 negara, termasuk Amerika , anggota NATO lainnya, dan Ukraina.
Twitter @RusEmbUSA

Kementerian Pertahanan Inggris menolak penjabaran Moskow atas insiden tersebut dan membantah ada tembakan peringatan yang ditembakkan ke HMS Defender.

Para pejabat pertahanan Inggris mengatakan kepada wartawan di London bahwa sejauh yang mereka ketahui, Rusia sedang melakukan latihan penembakan dan kapal perang Angkatan Laut Kerajaan "melintas damai melalui perairan teritorial Ukraina sesuai dengan hukum internasional."

Dalam pernyataan yang dipasang di akun Twitter kedutaan Rusia di Washington sebelum insiden itu, pejabat Rusia mengatakan, “Skala dan sifat agresif dari latihan 'Sea Breeze' sama sekali tidak membantu tantangan nyata untuk memastikan keamanan di wilayah Laut Hitam.”

Cuitan itu juga memperingatkan latihan itu akan "meningkatkan risiko insiden yang tidak disengaja."

Valery Gerasimov, kepala staf umum tentara Rusia, juga telah memperingatkan Inggris dan Amerika mengenai kehadiran kapal perang NATO yang “provokatif” di dekat perbatasan Rusia. [my/jm]

Oleh: VOA

Jumat, 18 Juni 2021

Bertemu di Jenewa, Pertemuan Biden-Putin Berlangsung Konstruktif

Bertemu di Jenewa, Pertemuan Biden-Putin Berlangsung Konstruktif
Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pertemuan puncak di Villa La Grange di Jenewa, Swiss hari Rabu (16/6).

BORNEOTRIBUN INTERNASIONAL - Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin Rabu (16/6) melangsungkan pertemuan di Jenewa. Dalam konferensi pers usai pertemuan, Putin menyebut pertemuan itu “konstruktif,” sementara Biden mengatakan “pertemuan tatap muka ini penting agar tidak ada salah sangka” di antara kedua pemimpin.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin hari Rabu (16/6) mengakhiri pertemuan puncak di Jenewa, Swiss, yang dipilih sebagai lokasi pembicaraan karena sejarah netralitas politik negara itu.

Joe Biden mengatakan pertemuan tatap muka selama empat jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa berlangsung “baik” dan “positif.” Sebagaimana dilaporkan Associated Press, dalam konferensi pers seusai pertemuan itu Biden menyatakan ada beberapa isu yang disepakati dan ada pula yang tidak. Namun yang pasti “pertemuan tatap muka ini penting agar tidak ada salah sangka” di antara kedua pemimpin.

Presiden AS Joe Biden memberikan konferensi pers usai pertemuan di Jenewa, Rabu (16/6).

“Penting untuk melangsungkan pertemuan secara langsung sehingga tidak ada kesalahan atau kesalahpahaman tentang apa yang ingin saya sampaikan. Saya telah melakukan apa yang harus saya lakukan. Pertama, mengidentifikasi bidang-bidang di mana kedua negara dapat mencapai kemajuan demi kepentingan bersama dan juga menguntungkan dunia. Kedua, mengkomunikasikan secara langsung, secara langsung apa yang menjadi kepentingan kita dan sekutu kita. Ketiga, menjabarkan secara jelas apa prioritas dan nilai-nilai kita; sehingga ia mendengarnya langsung dari saya.”

Lebih jauh Biden memuji suasana pertemuan di mana ia dan Putin sama-sama dapat langsung menyampaikan hal-hal yang mereka sepakati dan tidak “dalam suasana yang tidak hiperbolik.”

Putin Puji Pertemuan yang “Konstruktif”

Dalam konferensi pers terpisah, Putin juga memuji pertemuan yang disebutnya berlangsung “konstruktif,” dan bahwa pertemuan itu akan ditindaklanjuti dengan pertemuan duta besar dan diplomat kedua negara untuk membahas beberapa isu yang telah diangkat kedua pemimpin. Antara lain perjanjian soal pembatasan senjata nuklir atau dikenal sebagai perjanjian START yang baru dan akan berakhir pada 2026.
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan konferensi pers terpisah usai pertemuan di Jenewa, Rabu (16/6).

“Kami telah sepakat bahwa konsultasi tentang pembatasan hulu ledak nuklir akan dimulai di tingkat antar-kementerian di bawah wewenang Departemen Luar Negeri Amerika dan Kementerian Luar Negeri Rusia. Mitra-mitra kami akan bekerja untuk menentukan komposisi delegasi ini, lokasi dan frekuensi pertemuan itu.”

START adalah singkatan dari Strategic Arms Reduction Treaty atau Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis. Perjanjian yang ditandatangani pada 2010 ini merupakan landasan pengendalian senjata di dunia. Perjanjian ini membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang ditempatkan oleh Amerika dan Rusia, yaitu masing-masing 1.550 hulu ledak. Demikian pula jumlah rudal di darat dan di kapal selam, serta pesawat-pesawat pembom.

Departemen Luar Negeri pada awal Februari 2021 mengatakan Amerika akan menggunakan perpanjangan perjanjian START yang baru itu untuk memastikan pembatasan seluruh senjata nuklir Rusia. Perpanjangan ini berlaku untuk lima tahun, dan disepakati setelah pemerintahan Trump menarik diri dari dua perjanjian serupa, yang merupakan bagian dari pengunduran diri Amerika dari perjanjian-perjanjian internasional.

Putin Juga Sepakat Kembalikan Posisi Dubes Rusia & AS

Putin juga menyampaikan tercapainya kesepakatan awal untuk mengembalikan duta besar masing-masing ke posisinya. Rusia telah menarik pulang Duta Besar Rusia Untuk Amerika Anatoly Antonov tiga bulan lalu, sementara Duta Besar Amerika Untuk Rusia John Sullivan telah meninggalkan Moskow dua bulan lalu seiring memburuknya hubungan kedua negara. Putin mengatakan kedua duta besar diperkirakan akan segera kembali ke posisi semula dalam beberapa hari mendatang. Kedua hal ini menjadi isyarat pemulihan hubungan ke arah yang lebih baik.

Biden: Banyak Hal Tercapai dalam Perjalanan Pertama Ini

Pertemuan dengan Putin ini merupakan agenda terakhir Biden dalam lawatan selama lebih dari satu minggu ke Eropa untuk menghadiri KTT G-7 di Inggris, serta KTT NATO dan KTT Amerika-Uni Eropa di Brussels. Biden mengatakan dalam semua pertemuan penting itu ia telah menunjukkan kepada dunia bahwa Amerika telah kembali.

“Dalam seminggu terakhir ini, saya yakin, saya berharap, Amerika telah menunjukkan pada dunia bahwa kami telah kembali! Berdiri bersama sekutu-sekutu kami. Kami menggalang demokrasi untuk menunjukkan komitmen, menyelesaikan tantangan terbesar yang dihadapi dunia, dan kini menetapkan landasan yang jelas tentang bagaimana kami ingin berhubungan dengan Rusia, hubungan Amerika-Rusia. Bagaimana pun juga masih banyak pekerjaan di depan. Saya tidak mengatakan ini sudah selesai. Tetapi kita telah melakukan banyak hal dalam perjalanan kali ini.” [em/lt]

Oleh: VOA

Jumat, 11 Juni 2021

Gabungan Anggaran Pertahanan China dan Rusia Lampaui AS

Sejumlah pesawat nirawak milik militer China dalam parade di Lapangan Tiananmen, 1 Oktober 2019. (Foto: AFP).

BorneoTribun Internasional - Perwira tinggi militer Amerika Serikat (AS) mengatakan anggaran pertahanan gabungan China dan Rusia melebihi anggaran pertahanan AS ketika disesuaikan dengan daya beli.

Ini khususnya memungkinkan China memperkecil kesenjangan kemampuan dalam usahanya untuk menjadi negara adidaya militer global teratas pada pertengahan abad.

"Jika digabungkan, anggaran Rusia dan China melebihi anggaran kita," kata Ketua Gabungan Kepala Staf Jenderal Mark Milley kepada anggota Kongres, Kamis (10/6), selama kesaksian di depan Komite Angkatan Bersenjata Senat.

Ia menyebut tren peningkatan anggaran China "mengkhawatirkan".

China dan Rusia adalah dua pesaing terbesar militer AS. Menteri pertahanan mulai dari Jim Mattis hingga Lloyd Austin telah menyebut China sebagai "tantangan yang semakin mengkhawatirkan" bagi militer AS.

Senator Jim Inhofe, anggota Komisi Angkatan Bersenjata Senat, dalam artikel baru-baru ini menulis bahwa anggaran pertahanan China jika disesuaikan dengan daya beli adalah $604 miliar dan anggaran pertahanan Rusia adalah sekitar $200 miliar setelah penyesuaian.

Menurut pejabat, kesenjangan selama dua atau tiga dekade lalu antara kemampuan AS dan kemampuan militer China telah berkurang.

"Kita telah meminta militer bertindak terlampau banyak dengan anggaran yang sangat kecil dalam waktu yang lama," kata Inhofe, seorang anggota Partai Republik dari Oklahoma.

"Adalah kewajiban kita untuk membela bangsa ini, dan anggaran yang diusulkan ini tidak mencerminkannya," tambah Senator Roger Wicker, anggota Partai Republik dari Mississippi.

Senator lainnya, termasuk Marsha Blackburn, Republikan dari Tennessee, menunjukkan kesenjangan pendanaan antara apa yang diminta oleh beberapa pemimpin militer untuk pertahanan Pasifik dan apa yang ada dalam permintaan anggaran pemerintah saat ini.

Milley dan Austin mengatakan anggaran pertahanan, yang berjumlah $715 miliar, mengharuskan departemen untuk membuat pilihan sulit, tetapi itu merupakan sarana untuk memberi AS "pertahanan yang memadai."

“Kita menginginkan kemampuan yang sejalan dengan konsep operasional yang kita junjung dan memungkinkan kita bukan hanya kompetitif tetapi benar-benar dominan dalam kompetisi ini,” kata Austin.

Senator Tim Kaine, seorang Demokrat dari Virginia, membela anggaran pertahanan dan memberi tahu rekan-rekannya dari Partai Republik bahwa meskipun anggaran Biden lebih kecil $6 miliar dari anggaran pemerintahan Trump yang diusulkan untuk tahun ini, anggaran militer Trump sebenarnya lebih rendah karena ia berulang kali menggunakan anggaran Pentagon untuk "keadaan darurat nonmiliter" seperti membangun tembok di sepanjang perbatasan selatan AS. [my/pp]

Oleh: VOA

Sabtu, 22 Mei 2021

Presiden Putin Ancam "Rontokkan Gigi" Pengecam Rusia

Presiden Putin Ancam "Rontokkan Gigi" Pengecam Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin

BorneoTribun Internasional -- Presiden Rusia Vladimir Putin Kamis (20/5) menuduh bahwa beberapa musuh asing negara itu bermimpi ‘menggigit’ sebagian wilayah negara itu yang luas. Ia memperingatkan bahwa Moskow akan "merontokkan gigi mereka" jika berani mencoba.

Dalam sambutan yang keras dalam pertemuan dengan para pejabat, presiden Rusia itu mencatat bahwa upaya asing untuk mengalahkan Rusia sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Tanpa menyebut nama, Putin menuduh beberapa pengecam Rusia menyatakan adalah tidak adil menyimpan kekayaan alam yang melimpah untuk diri sendiri.

"Semua orang ingin menggigit kami atau mengambil sesuatu dari kami, tetapi mereka yang ingin melakukannya harus tahu bahwa kami akan mencabut gigi mereka sehingga mereka tidak bisa menggigit. Pembangunan militer adalah jaminannya," kata Putin.

Kremlin menjadikan modernisasi angkatan bersenjata negara itu sebagai prioritas utama di tengah ketegangan hubungan dengan Amerika dan sekutunya. Hubungan Rusia-Barat pada posisi terendah pasca-Perang Dingin setelah Rusia mencaplok Semenanjung Krimea di Ukraina pada 2014, selain tuduhan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden Amerika, serangan peretasan, dan masalah lain.

Putin mengklaim, Rusia kini memiliki kekuatan nuklir strategis paling modern dibandingkan kekuatan nuklir negara lain, mencakup senjata canggih seperti kendaraan luncur hipersonik Avangard. Ia mencatat, anggaran belanja pertahanan Rusia setara $42 miliar. Anggaran Pentagon di atas $700 miliar.[ka/jm]

Oleh: VOA

Rabu, 12 Mei 2021

Pemimpin Sembilan Negara Eropa Timur mengutuk 'Tindakan Agresif' Rusia

Pemimpin Sembilan Negara Eropa Timur mengutuk 'Tindakan Agresif' Rusia
Presiden Polandia Andrzej Duda (kanan) menginspeksi pasukan kehormatan bersama Presiden Romania Klaus Iohannis dalam upacara penyambutan di istana kepresidenan Cotroceni di Bukares, Romania, Senin, 10 Mei 2021. (Foto: Alexandru Dobre/AP)

BorneoTribun Internasional -- Pemimpin sembilan negara Eropa timur, Senin (10/5), mengutuk "tindakan agresif" Rusia, merujuk pada operasi terhadap Ukraina dan "sabotase" yang mereka duga ditujukan terhadap Republik Ceko.

"Sejumlah tindakan agresif dan upaya meningkatan kapasitas militer Rusia di sekitar wilayah NATO, termasuk eskalasi baru-baru ini di Laut Hitam, daerah perbatasan Ukraina dan Krimea yang dianeksasi secara tidak sah telah mengancam keamanan Euro-Atlantik," demikian petikan pernyataan tertulis pasca KTT negara-negara Eropa Timur, yang dilangsungkan secara virtual di Bukares.

Sejumlah pejabat yang turut bergabung secara daring bersama Presiden Joe Biden dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, menyatakan bahwa mereka "mengutuk tindakan sabotase Rusia di wilayah aliansi NATO," merujuk pada ledakan di sebuah depot amunisi Republik Ceko pada 2014 yang menewaskan dua orang.

Pernyataan itu juga menunjukkan keprihatinan atas tindakan "serupa" Rusia di Bulgaria, merujuk pada beberapa penyelidikan terhadap empat ledakan di depot amunisi antara 2011 dan 2020.

Dalam beberapa bulan terakhir, negara-negara Eropa tengah dan timur menanggapi tindakan agresif Rusia itu dengan mengusir diplomat Rusia sebagai solidaritas dengan Praha atas ledakan di Ceko. Namun Rusia menanggapi tuduhan keterlibatannya itu sebagai hal yang "tidak masuk akal" dan membalas dengan tindakan pengusiran serupa.

Presiden Rumania Klaus Iohannis yang sekaligus menjadi tuan rumah KTT itu, mengatakan ia menggunakan pertemuan pada Senin (10/5) itu untuk menyerukan "penguatan kehadiran militer negara-negara Sekutu – termasuk Amerika Serikat – di Rumania dan wilayah tenggara" Aliansi Atlantik Utara. [mg/em]

Oleh: VOA

Senin, 19 April 2021

Dua mata-mata Rusia dituduh terlibat serangan Racun Agen Saraf di Inggris, 20 diplomat Ceko diusir dari Rusia

Dua mata-mata Rusia dituduh terlibat serangan Racun Agen Saraf di Inggris, 20 diplomat Ceko diusir dari Rusia
Para polisi bersiaga di luar Kedutaan Besar Rusia di Praha, Ceko, saat berlangsung demo memprotes keterlibatan intel Rusia dalam ledakan gudang amunisi di Vrbetice pada 2014, Minggu, 18 April 2021. (Foto: David W. Cerny/Reuters)

BorneoTribun Rusia -- Rusia mengusir 20 diplomat Ceko pada Minggu (18/4) dalam konfrontasi terkait tuduhan Ceko bahwa dua mata-mata Rusia yang dituduh terlibat dalam serangan racun agen saraf di Inggris pada 2018, berada di balik ledakan di sebuah depot amunisi Ceko yang menewaskan dua orang.

Pada Sabtu (18/4), Praha memerintahkan 18 diplomat Rusia untuk meninggalkan negara itu. Langkah itu memicu Rusia untuk berjanji akan “membuat para pelaku provokasi ini untuk benar-benar memahami tanggung jawab mereka karena menghancurkan dasar hubungan normal antara negara kita.”

Moskow memberi para diplomat Ceko satu hari untuk pergi, sementara Praha memberi Rusia tiga hari.

Republik Ceko mengatakan telah memberitahu NATO dan sekutu-sekutu Uni Eropa bahwa Praha curiga Rusia menyebabkan ledakan 2014, dan para Menteri Luar Negeri Uni Eropa akan membahas masalah ini dalam pertemuan mereka pada Senin (19/4).

Departemen Luar Negeri AS memuji respons tegas Praha terhadap “aksi subversif Rusia di wilayah Ceko.”

Perselisihan itu adalah yang terbesar antara Praha dan Moskow sejak berakhirnya dominasi Soviet selama puluhan tahun di Eropa timur pada 1989. [vm/ft]

Oleh: VOA

Minggu, 18 April 2021

Dokter: Navalny 'Bisa Meninggal Sewaktu-waktu

Dokter: Navalny 'Bisa Meninggal Sewaktu-waktu
Alexei Navalny, pemimpin oposisi Rusia, menunjukkan simbol hati dalam persidangan di Moskow, Rusia.

BorneoTribun.com -- Dokter yang memeriksa Alexey Navalny, pemimpin oposisi Rusia yang sedang mogok makan di penjara, mengatakan kesehatannya menurun tajam dan bisa meninggal. Aksi mogok makan yang dilakukan pengkritik Rusia itu telah memasuki minggu ketiga.

Dokter Yaroslav Ashikhmin pada Sabtu (17/4) mengatakan hasil tes yang diterima dari keluarga Navalny memperlihatkan tingkat potasiumnya turun tajam, sehingga bisa mengalami serangan jantung. Selain itu, tingkat kreatininnya meningkat, yang memperlihatkan ginjalnya rusak.

"Pasien kami bisa meninggal sewaktu-waktu," katanya lewat Facebook.

Anastasia Vasilyeva, kepala serikat Aliansi para Dokter yang didukung Navalny, mencuit bahwa "harus ada tindakan yang segera diambil."

Navalny adalah penentang Presiden Vladimir Putin yang paling kentara dan pantang menyerah.

Dokter-dokter pribadinya tidak diizinkan menjenguknya di penjara. Navalny melakukan mogok makan untuk memprotes kebijakan yang melarang para dokter mengunjunginya ketika dia mulai mengalami sakit punggung hebat dan mati rasa pada kakinya. Lembaga pemasyarakatan Rusia telah mengatakan bahwa Navalny menerima semua bantuan medis yang dibutuhkannya.

Navalny ditangkap pada 17 Januari sekembalinya ke Rusia dari Jerman, di mana dia dirawat lima bulan setelah diserang racun agen saraf Soviet yang katanya dilakukan oleh Kremlin. Para pejabat Rusia membantah segala keterlibatan dan bahkan mempertanyakan apakah Navalny benar-benar diracun. Beberapa laboratorium Eropa telah mengonfirmasi bahwa Navalny diracun.

Dia diperintahkan menjalani hukuman penjara selama 2,5 tahun dengan tuduhan perawatannya yang lama di Jerman melanggar vonis yang telah dijatuhkan kepadanya sebelumnya dalam kasus penipuan. Navalny mengatakan kasus itu bermotif politik. [vm/ft]

Oleh: VOA

Kamis, 15 April 2021

Pejabat AS Prihatin atas Penempatan Militer Rusia di Krimea

Pejabat AS Prihatin atas Penempatan Militer Rusia di Krimea
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) ketika menyaksikan latihan Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam, Krimea, awal tahun lalu (foto: dok).

BorneoTribun Amerika -- Pengerahan besar-besaran pasukan militer Rusia ke Krimea memprihatinkan Amerika. Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika (CIA) menjawab pertanyaan komisi intelijen Senat mengenai pengerahan itu dan kemungkinan imbasnya.

Penempatan militer Rusia dalam jumlah besar di Krimea bisa memfasilitasi kemungkinan serangan militer terbatas, ujar Direktur CIA William Burns dalam sidang Komisi Intelijen Senat, Rabu (14/4).

"Menurut saya, jelas penempatan pasukan militer Rusia di Krimea dan di perbatasan Donbass sangat memprihatinkan. Itu, menurut saya, memberi sinyal Rusia hendak mencoba mengintimidasi kepemimpinan Ukraina, sinyal ke Amerika. Jumlah militer di sana telah mencapai titik di mana, itu juga bisa menjadi dasar akan serangan militer terbatas," kata Burns.

Direktur CIA William Burns

Direktur Badan Intelijen Pertahanan, Letnan Jenderal Scott Berrier menyuarakan keprihatinan serupa. Hadir dalam sidang yang sama, ia mengatakan bahwa Rusia dalam posisi siap "setiap saat" untuk melancarkan "serangan dengan sasaran terbatas."

Berrier mengatakan, "Bekerja sama dengan mitra kita di Staf Gabungan J2, Komando Eropa, NATO, dan lima mitra utama kita, Rusia telah memposisikan diri untuk memberi pilihan kepada diri mereka sendiri. Jadi, walaupun kita telah menyaksikan pengerahan besar pasukan militer di sana, mereka bisa jadi sebenarnya melakukan serangkaian latihan yang akan dimulai kapan saja. Atau, mereka bisa saja, jika mau, mungkin melakukan serangan dengan sasaran terbatas. Mereka mungkin akan mengambil pilihan itu. Sekarang ini kami tidak tahu apa rencana mereka. Saya setuju dengan Direktur Burns dan penilaiannya tentang situasi di sana. Kita bisa membahasnya lebih detail dalam sidang tertutup.”

Dalam beberapa pekan terakhir ini, negara-negara Barat telah menyatakan keprihatinan atas penempatan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina timur dan di Krimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014.

“Jadi, tidak hanya Amerika Serikat tetapi juga sekutu kita harus menganggap pengerahann pasukan militer itu sangat serius. Dan, saya tahu Direktur Haynes dan saya serta yang lainnya telah terlibat, demikian pula sejumlah pengarahan dan percakapan dengan sekutu kita, sehingga kita berbagi informasi dan, menurut saya, mereka juga mempunyai keprihatinan yang sama dengan kita. Dan itulah antara lain tujuan presiden menelepon Presiden Putin kemarin, untuk menyampaikan dengan sangat jelas betapa serius keprihatinan kami," tambah William Burns.

Rusia mengatakan pihaknya mengerahkan pasukannya ke mana saja sesuai keinginannya, termasuk untuk tujuan pertahanan.[ka/jm]

Oleh: VOA

Minggu, 11 April 2021

Amerika-Sekutu Pertanyakan Motif Kehadiran Rusia di Dekat Ukraina

Amerika-Sekutu Pertanyakan Motif Kehadiran Rusia di Dekat Ukraina
Prajurit bersenjata menunggu di kendaraan tentara Rusia di luar pos penjaga perbatasan Ukraina di Kota Krimea Balaclava, 1 Maret 2014. (Foto: REUTERS/Baz Ratner)

BorneoTribun Amerika, Internasional -- Amerika menuduh Rusia menyembunyikan niat sesungguhnya terkait pengerahan militernya di perbatasan dengan Ukraina. Tuduhan disampaikan setelah Amerika berkonsultasi dengan sekutu tentang ketegangan yang meningkat di wilayah itu.

Pejabat-pejabat Amerika, Jumat (9/4), menolak menjelaskan tentang jumlah atau jenis pasukan Rusia yang dikatakan berkumpul di dekat wilayah Ukraina. Menurut mereka, tindakan itu provokatif dan mendestabilisasi. Mereka menolak pernyataan bahwa tindakan itu hanya latihan militer.

Sekretaris pers Pentagon John Kirby kepada wartawan, Jumat (9/4), mengatakan bahwa "Ini adalah penumpukan besar, terbesar yang kami saksikan sejak 2014." Ia mencatat bahwa penumpukan kekuatan militer Rusia seperti itu sebelumnya tidak berakhir dengan baik untuk tetangga Rusia.

Di Gedung Putih, sekretaris pers Jen Psaki mengatakan Amerika sibuk bekerja sama dengan mitra dan sekutu untuk mempelajari situasi itu dan apa yang dapat dilakukan untuk meredakan ketegangan.

"Rusia harus meredakan ketegangan dan bertindak transparan sehubungan pergerakan pasukannya," tulis Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas di Twitter, setelah pembicaraan dengan Amerika.

Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken menulis, "Bersama mitra kami #EU & #NATO, kami akan memantau langkah-langkah selanjutnya dengan cermat."

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian juga meminta Rusia "menghentikan provokasinya" dan mengambil tindakan untuk meredakan ketegangan "tanpa penundaan."

Sejauh ini, seruan itu tampaknya tidak berpengaruh. Rusia membela tindakannya, Jumat (9/4), dan menyatakan Ukrainalah yang bertanggung jawab atas ketegangan yang meningkat.

Sementara itu, wakil menteri luar negeri Rusia tampaknya mengkhawatirkan laporan bahwa Amerika mengirim dua kapal perang ke Laut Hitam untuk menunjukkan dukungannya kepada Ukraina. Pejabat Turki mengatakan Jumat (9/4) bahwa Amerika akan mengirim dua kapal ke Laut Hitam minggu depan (14-15 April) dan bahwa mereka akan tetap di sana selama sekitar dua minggu.

Pejabat pertahanan Amerika menolak mengkonfirmasi pernyataan Turki tetapi mengatakan operasi semacam itu rutin. [ka/ah]

Oleh: VOA

Sabtu, 03 April 2021

Tambah Pasukan di Perbatasan Ukraina, Rusia Diperingatkan AS

Tambah Pasukan di Perbatasan Ukraina, Rusia Diperingatkan AS
Seorang pria mendorong sepeda melewati seorang tentara yang berjaga di sebuah jalan di Novhorodske, Wilayah Donetsk, Ukraina, 3 Maret 2021.

BorneoTribun.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Kamis (1/4), menuduh Rusia telah memperkuat pasukannya di perbatasan Ukraina, sementara AS memperingatkan Rusia agar tidak melakukan “intimidasi” terhadap Ukraina.

Kyiv telah terlibat dalam konflik dengan kelompok separatis yang didukung Rusia sejak 2014. Pekan ini, pejabat Ukraina melaporkan gerakan pasukan Rusia di Semenanjung Krimea yang dianeksasi serta di perbatasan, dekat wilayah yang dikuasai oleh kelompok separatis yang didukung Rusia.

Pada Kamis sejumlah menteri dari pemerintahan Zelensky membahas situasi keamanan dengan sekutu Barat termasuk Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin.

“Menunjukkan kekuatan dalam bentuk latihan militer dan kemungkinan provokasi di sepanjang perbatasan merupakan cara-cara tradisional Rusia,” kata Zelensky dalam sebuah pernyataan.

Zelensky menuduh Rusia hendak menciptakan “sebuah atmosfer yang menakutkan”, sementara Ukraina berharap untuk melanjutkan gencatan senjata yang dicapai tahun lalu.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pihaknya “benar-benar prihatin dengan eskalasi baru-baru berupa tindakan agresif dan provokatif Rusia di bagian timur Ukraina.”

“Yang kami tentang adalah tindakan agresif yang bermaksud mengintimidasi, mengancam, mitra kami Ukraina,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.

Beberapa pengamat mengatakan peningkatan kekuatan pasukan Rusia merupakan ujian bagi pemerintahan Presiden Joe Biden, yang menimbulkan kegaduhan di Rusia bulan lalu setelah menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin, sebagai seorang pembunuh.

Minggu ini, Rusia dan Ukraina saling tuduh sebagai penyebab peningkatan kekerasan antara pasukan pemerintah dan separatis yang didukung Kremlin di bagian timur Ukraina, yang telah memperlemah gencatan senjata.

Zelensky mengatakan 20 tentara Ukraina tewas dan 57 lainnya cedera sejak awal tahun ini. [jm/em]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno