Berita Borneotribun.com: Sains Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Sains. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sains. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 Mei 2021

Mesir Buka 2 Museum Baru di Bandara Kairo

Mesir Buka 2 Museum Baru di Bandara Kairo
Pengunjung melihat mumi di museum baru di Bandara Internasional Kairo, Mesir, 18 Mei 2021. (REUTERS / Mohamed Abd El Ghany)

BorneoTribun Sains - Mesir meresmikan dua museum di Bandara Internasional Kairo pertengahan bulan Mei, untuk merayakan Hari Museum Internasional.

Kementerian Kerpubakalaan Mesir meresmikan dua museum di Bandara Internasional Kairo pada 18 Mei lalu, untuk merayakan Hari Museum Internasional.

Pameran artefak di museum baru di Bandara Internasional Kairo, di Kairo, Mesir ,18 Mei 2021. (REUTERS / Mohamed Abd El Ghany)

Kedua museum tersebut, masing-masing didirikan di Terminal 2 dan Terminal 3 di Bandara Utama Kairo, menampung hampir 360 artefak, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan. Museum-museum serupa rencananya juga akan diresmikan di bandara-bandara lainnya di berbagai penjuru Mesir.

Langkah ini diambil sementara Mesir berharap akan menyambut lebih banyak lagi pengunjung pada tahun ini, karena industri pariwisatanya telah terpukul keras oleh pandemi COVID-19 pada tahun 2020.

Menteri Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir, Khaled El-Anany, mengatakan, “Kami membuka dua museum kecil baru di Terminal 2 dan 3 Bandara Internasional Kairo. Yang pertama, di Terminal 2, menampung 304 objek dari semua era peradaban Mesir sejak periode pradinasti, masa Firaun, era Yunani-Romawi, monumen-monumen Yahudi, Kristen dan Islam, serta beberapa artefak dari era modern. Di Terminal 3, ada 59 objek dan seperti yang Anda lihat, semuanya merupakan koleksi yang beragam.”

Sarkofagus dipamerkan di museum baru di Bandara Internasional Kairo, Mesir, 18 Mei 2021. (REUTERS / Mohamed Abd El Ghany)

Sewaktu mengunjungi museum-museum baru itu, Menteri El-Anany mengemukakan, "Saya pikir ini akan merupakan kunjungan yang sangat menarik bagi wisatawan dan orang-orang Mesir yang meninggalkan Bandara Internasional Kairo maupun para penumpang yang transit di Kairo. Tiket masuknya sangat terjangkau. Hanya sekitar tiga dolar bagi wisatawan dan tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada mereka peradaban Mesir yang luar biasa, sebelum mereka meninggalkan Kairo.

Pendapatan dari sektor pariwisata, sumber penting pemasukan devisa bagi Mesir, merosot 70 persen pada tahun 2020 karena pandemi virus corona. Pariwisata biasanya menyumbang hingga 15 persen dari Produk Domestik Bruto Mesir.

Pendapatan bulanan dari sektor pariwisata mencapai kisaran 500 juta dolar pada bulan April, separuh dari pendapatan sebelum pandemi. Tetapi Mesir mengharapkan situasi pulih pada akhir tahun, karena Mesir menargetkan vaksinasi staf pariwisata di resor-resor di kawasan Laut Merah dan menetapkan daerah itu sebagai tujuan wisata bebas COVID, kata Khaled El-Anany. [uh/ab]

Oleh: VOA

Minggu, 09 Mei 2021

Gambar Kepala Beruang Da Vinci Ditaksir Bernilai Rp236 miliar

Gambar Kepala Beruang Da Vinci Ditaksir Bernilai Rp236 miliar
Gambar "kepala beruang" terlihat pada gambar selebaran yang tidak bertanggal ini. (Foto: Hak Cipta Christie's2021 via REUTERS)

BorneoTribun -- Rumah Lelang Christie’s, Sabtu (8/5), mengatakan gambar kepala beruang atau head of bear, goresan Leonardo da Vinci ditaksir bernilai hingga $16,7 juta atau sekitar Rp236 miliar pada pelelangan yang akan dilakukan pada Juli. Angka itu berpotensi mencetak rekor.

Berukuran 7 cm (hanya di bawah 3 inci) kuadrat, "Kepala Beruang" adalah gambar silverpoint di atas kertas krem merah muda. Rumah lelang mengatakan itu adalah "satu dari kurang dari delapan gambar Leonardo yang masih bertahan dan berada di tangan pribadi di luar koleksi milik Kerajaan Inggris dan Devonshire Collections di Chatsworth."

Lukisan itu diprediksi dapat mengalahkan penjualan tahun 2001 untuk "Horse and Rider" milik Da Vinci seharga lebih dari 8 juta pound.

"Saya memiliki banyak alasan untuk percaya kami akan mencapai rekor baru pada bulan Juli untuk ‘Kepala Beruang’, salah satu gambar terakhir Leonardo yang diharapkan masuk ke pasar," Stijn Alsteens, Kepala Departemen Internasional, Old Masters Group, Christie Paris, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

‘Kepala Beruang’ akan dipamerkan di Christie's di New York pada hari Sabtu, kemudian di Hong Kong pada akhir bulan sebelum dipamerkan di London pada bulan Juni. [ah]

Oleh: VOA

Selasa, 04 Mei 2021

Mumi Hamil Pertama Ditemukan di Polandia

Mumi Hamil Pertama Ditemukan di Polandia
Mumi seorang perempuan Mesir yang hamil muda di Universitas Warsawa, Polandia.

BorneoTribun.com -- Mumi seorang perempuan Mesir yang hamil muda ditemukan sejumlah ilmuwan di Universitas Warsawa.

Penemuan itu merupakan bagian dari Proyek Mumi Warsawa di Universitas Warsawa, yang telah melangsungkan riset sejak tahun 2015. Dalam penelitiannya, para ilmuwan secara keseluruhan melakukan 250.000 kali CT scan. Mumi perempuan hamil itu merupakan temuan terbaru dari mumi-mumi yang ditemukan dan dianalisa semasa penelitian itu.

Namun demikian para ilmuwan menyimpan informasi tentang temuan rahasia itu, bahkan dari anggota keluarga mereka sendiri.

“Mumi ini telah berganti kelamin tiga kali karena ketika ia tiba di Warsawa tahun 1826, awalnya diperkirakan sebagai mumi perempuan,” ujar Dr. Wojciech Ejsmond, arkeolog dari Akademi Ilmiah Polandia kepada televisi swasta TVN24.

“Lalu pada tahun 1920an, sebuah prasasti hieroglif di sebuah sarkofagus menunjukkan mumi ini adalah laki-laki, seorang pendeta bernama Hor-Jehuti yang hidup pada abad pertama sebelum Masehi,” ujar Dr. Ejsmond.

Tahun 2016, pakar di Proyek Mumi Warsama mendapati bahwa mumi yang diberi nama pendeta Hor-Djehuti itu sebenarnya adalah tubuh perempuan. Hal ini diketahui setelah digunakannya pemindai modern CT scan, karena mumi ini masih lengkap maka perban yang menyelimutinya tidak dicopot demi tujuan penelitian.

Tim peneliti kemudian mulai menganalisa hasil pemindaian dan juga foto-foto ronsen secara lebih mendalam. Saat itulah dimungkinkan untuk melihat seluruh janin secara lebih rinci.

“Ketika kami melihat apa yang ada di panggul yang lebih kecil, seperti apa bentuknya, kami mulai curiga bahwa itu adalah janin. Ini tidak saja merupakan kejutan besar bagi kami, tetapi juga kebahagiaan yang sangat luar biasa karena kami tahu ini unik. Tidak akan ada mumi kedua seperti ini,” ujar Marzena Ozarek-Szilke, koordinator proyek ini pada TVN24.

Untuk saat ini diketahui bahwa janin itu berada dalam posisi embrio. Jenis kelaminnya belum diketahui. Para peneliti berencana melakukan kajian tambahan atas mumi perempuan hamil itu. [em/lt]

Oleh: VOA

Minggu, 02 Mei 2021

Empat Astronaut Tinggalkan ISS Menuju Bumi

Astronot NASA Shane Kimbrough dan Megan McArthur, astronaut JAXA Akihiko Hoshide, dan astronaut ESA Thomas Pesquet tiba untuk menaiki roket SpaceX Falcon 9 dengan kapsul Crew Dragon. (Foto: Reuters)

BorneoTribun Amerika -- Empat astronaut meninggalkan Stasiun Antariksa Internasional (ISS) Sabtu (1/5) menaiki sebuah kendaraan SpaceX, setelah lebih dari 160 hari di luar angkasa yang akan berakhir dengan mencebur ke pantai Florida.

Kapsul Crew Dragon meninggalkan ISS Sabtu (1/5) malam. Perjalanan menuju Bumi diperkirakan memakan waktu 6.5 jam. Para awak dijadwalkan mencebur dalam kegelapan malam di lepas Panama City, Florida, di Teluk Meksiko pada pukul 02:57 waktu setempat.

"Pemisahan Dragon telah dikonfirmasi secara visual," kata seorang komentator NASA, setelah dua dari enam kait kapsul terlepas dari ISS.

Kapsul itu kemudian mengeluarkan dorongan disertai percikan api dan perlahan-lahan menjauh dari ISS.

Tujuh astronaut masih berada di ISS, termasuk sebuah kru baru beranggotakan empat orang yang tiba dengan sebuah pesawat SpaceX lain pekan lalu. [vm/ft]

Oleh: VOA

Senin, 26 April 2021

Prototipe Koin Dolar AS Pertama Dilelang Seharga Rp12,2 Miliar

Sekeping prototipe koin dolar AS pertama tahun 1974, dilelang seharga Rp12,2 Miliar. (Emily Clements/Heritage Auctions via AP)

BorneoTribun Jakarta -- Sepotong tembaga yang dibuat oleh badan pencetak uang Amerika Serikat, U.S. Mint, di Philadelphia pada 1794 dan merupakan prototipe untuk uang resmi negara yang baru berdiri itu, dilelang seharga $840 ribu atau setara dengan Rp12,2 miliar. Seorang pejabat mengatakan harga lelang itu jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Juru bicara rumah lelang Heritage, Eric Bradley, mengatakan lelang "No Stars Flowing Hair Dollar" dibuka pada harga $312 ribu ketika ditawarkan pada Jumat (23/4) malam. Namun, "dalam waktu kurang dari satu menit, penawaran yang berlangsung intens dengan cepat mendorong koin ke harga lelang terakhir $840 ribu."

Koin, yang sebelumnya dimiliki oleh pengusaha dan kepala Texas Rangers Bob Simpson, kata Bradley, diharapkan terjual seharga $350 ribu hingga $500 ribu.

Meskipun sangat mirip dengan dolar perak yang dicetak di Philadelphia, koin itu mendapatkan namanya karena tidak memiliki gambar bintang. Jacob Lipson dari rumah lelang Heritage mengatakan sebelumnya bahwa koin tanpa bintang dianggap oleh kolektor dan institusi sebagai "prototipe satu-satunya untuk contoh perak yang akan menyusul."

Dikenal sebagai contoh, bagian depan koin itu menampilkan potret rambut Liberty dan tanggal 1794, sedangkan sisi sebaliknya menunjukkan elang kecil di atas batu di dalam karangan bunga. Contoh koin tanpa bintang serupa adalah bagian dari Koleksi Numismatik Nasional Lembaga Smithsonian.

Bagian belakang sepotong tembaga prototipe untuk uang negara AS. (Foto: Heritage Auctions/(Emily Clements/Heritage Auctions via AP)

Koin pola tersebut terlupakan saat lembaga pencetak uang itu melanjutkan proses pembuatan dolar perak pertama AS.

"Pengetahuan mengumpulkan koin menyatakan koin langka unik itu digali dari situs Philadelphia Mint pertama sebelum 1876," kata Lipson. Begitulah cara pemilik pertama koin menggambarkan sejarahnya dalam pelelangan pertama pada 1890.

Koin pola itu berkarat dan tidak dalam kondisi sempurna, kata Lipson, kemungkinan karena terkubur di lokasi Mint asli. Ada beberapa goresan dan tanda lain pada permukaannya yang berwarna cokelat. Menurut rumah lelang, koin tersebut telah berpindah tangan sebanyak delapan kali.

Simpson, yang berusia 73 tahun, membelinya bersama dengan koin pola lainnya pada 2008 untuk menambahkan koleksinya.

“Saya pikir koin harus dihargai hampir sebagai karya seni,” katanya. [ah/au/ft]

Oleh: VOA

Sabtu, 10 April 2021

Tim Arkeolog Temukan Kota Kuno Mesir

Tim Arkeolog Temukan Kota Kuno Mesir
Kota berusia 3.000 tahun, yang dijuluki "The Rise of Aten" dari masa pemerintahan Amenhotep III, ditemukan oleh tim ahli purbakala Mesir di dekat Luxor, dalam gambar yang dirilis oleh Kementerian Purbakala Mesir, 8 April 2021. (AFP PHOTO / HO / EGYPTIAN MINISTRY OF ANTIQUITIES)

BorneoTribun -- Satu tim arkeolog telah menemukan kota yang terkubur di bawah pasir di Mesir, yang “selama ribuan tahun tidak tersentuh, ditinggalkan oleh penduduk kunonya seolah-olah baru kemarin terjadi,” sebut tim itu dalam suatu pernyataan hari Kamis.

Tim itu menyatakan setelah berpekan-pekan menyingkirkan pasir, mereka menemukan “sebuah kota besar dalam kondisi terpelihara dengan baik, dengan tembok-tembok yang hampir sepenuhnya utuh, dan ruang-ruang yang dipenuhi dengan peralatan kehidupan sehari-hari.”

Sebuah foto selebaran tak bertanggal yang dirilis Kamis, 8 April 2021 oleh Zahi Hawass Center For Egyptology menunjukkan penemuan arkeologi sebagai bagian dari 'Kota Emas yang Hilang' di Luxor, Mesir. (Foto: Zahi Hawass Center For Egyptology via AP)

Penemuan kota Aten, di dekat Luxor, adalah “temuan arkeologis paling penting kedua sejak makam Tutankhamun,” kata Betsy Bryan, profesor seni dan arkeologi Mesir di Johns Hopkins University, dalam sebuah pernyataan.

Aten “akan memberi kita gambaran yang sangat jarang mengenai kehidupan orang Mesir kuno ketika kaisar berada dalam masa terkayanya.”

Sebuah foto selebaran tak bertanggal yang dirilis Kamis, 8 April 2021 oleh Zahi Hawass Center For Egyptology menunjukkan penemuan arkeologi sebagai bagian dari 'Kota Emas yang Hilang' di Luxor, Mesir. (Foto: Zahi Hawass Center For Egyptology via AP)

Zahi Hawass, arkeolog Mesir terkemuka dan mantan menteri kepurbakalaan, memimpin tim penggalian. “Banyak misi asing yang mencari kota ini dan tak pernah menemukannya,” ujarnya.

Para arkeolog percaya kota itu merupakan kawasan pemerintahan dan industri, yang berasal dari masa pemerintahan Amenhotep III, yang berkuasa dari tahun 1391 hingga 1353 SM. Tim ini juga meyakini bahwa Aten akhirnya digunakan oleh Tutankhamen dan penerusnya, Raja Ay. [uh/ab]

Oleh: VOA

Jumat, 09 April 2021

Aplikasi Realitas Virtual Hidupkan Situs Warisan Dunia

Teknologi memungkinkan para turis mengunjungi kota kuno Baalbek, salah satu situs sejarah terbesar di Lebanon di era pandemi COVID-19. (Foto: Facebook/Flyover Zone)

BorneoTribun.com -- Sebuah aplikasi realitas virtual memungkinkan para turis untuk mengunjungi kota kuno Baalbek, salah satu situs sejarah terbesar di Lebanon, meskipun pandemi telah menghentikan sebagian besar perjalanan global.

Kuil Baalbek telah hadir secara digital. Kuil itu merupakan salah satu kuil tertua yang masih berdiri dari zaman Romawi dan menarik minat turis untuk mengunjungi Lebanon.

Kini, sebuah proyek telah memindahkan kuil kuno itu ke dalam realitas virtual sehingga tempat itu dapat dijelajahi oleh siapapun dari seluruh dunia.

Institut Arkeologi Jerman bersama dengan Direktoral Jenderal Kepurbakalaan Lebanon dan perusahaan Amerika Flyover Zone, menciptakan sebuah aplikasi yang disebut “Baalbek Reborn:Temples” yang dapat membawa penggunanya mengunjungi situs itu dan sekitarnya.

Koordinator proyek tersebut, Henning Burwitz dari Institut Arkelogi Jerman mengatakan, "Ini merupakan tempat yang sangat penting dan menarik. Dan di antara kuil-kuil yang paling terawat baik yang dapat Anda temukan di situs itu adalah Kuil Bacchus. Jadi ini adalah tempat yang jangan Anda lewatkan. "

Kuil yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO itu dibangun selama dua abad lebih, yang dimulai sejak abad pertama Sebelum Masehi. Beberapa bangunan lainnya tidak pernah selesai dibangun.

Kuil Jupiter dan Bacchus di Baalek telah menjadi saksi sejarah selama dua ribu tahun. Aplikasi ini menggunakan gambar-gambar 3 dimensi (3D) termasuk pemandangan panorama situs itu. Selain itu, aplikasi itu juga dilengkapi dengan tur audio. Pengguna aplikasi dapat mengunjungi dan menjelajahi 38 lokasi di kuil itu.

Pemilik Flyover Zone, Bernard Frischer bersama CEO Nathanael Tavares. (Facebook/Flyover Zone)

Bernard Frischer adalah pemilik Flyover Zone, perusahaan yang mengembangkan aplikasi itu. Ia menggunakan cetak biru arkeologi dari Institut Arkeologi Jerman, yang telah bekerja di situs itu selama 20 tahun terakhir.

"Ini memberi banyak keuntungan karena lebih mendalam dan interaktif. Ini membuatnya lebih terlihat seperti nyata dan memberi kesan seperti hadir langsung di sana bagi penggunanya," jelasnya.

Flyover Zone juga mengembangkan aplikasi realitas virtual bagi banyak situs bersejarah lainnya, termasuk kota Romawi kuno.

Dengan pandemi yang memasuki tahun kedua, Lebanon mengalami krisis ekonomi besar-besaran dan pariwisata ke Lebanon sangat terpukul. Ini memberi ruang bagi aplikasi semacam ini untuk mengajak orang mengunjungi situs itu.

Menjelajah masa kejayaan Romawi Kuno dengan teknologi teletour yang dikembangkan oleh Flyover Zone. (Facebook/FlyoverZone).

Frischer mengatakan, realitas virtual semakin berkembang pada masa pandemi karena orang-orang dapat bepergian jauh tanpa harus meninggalkan rumah mereka.

"Kita telah memiliki teknologi ini sejak lama, namun kita tidak benar-benar menggunakannya. Bahkan jika perangkatnya gratis dan tersedia, kita tidak melakukannya," komentarnya.

"COVID-19 membuat kita terdorong untuk menggunakan dan mencoba perangkat ini. Saya kira, sama saja halnya dengan berwisata secara virtual. Dan bahkan setelah COVID-19 selesai, pariwisata virtual akan tetap bermanfaat," lanjut Frischer.

Dengan perjalanan global yang masih terbatas, realitas virtual mungkin akan menjadi hal yang terbaik saat ini. [lj/uh]

Oleh: VOA

Kamis, 18 Maret 2021

Mesir Pamerkan Sejumlah Peti Mati Berusia 2.500 Tahun

Mesir Pamerkan Sejumlah Peti Mati Berusia 2.500 Tahun
Peti emas bekas mumi Nedjemankh, seorang pendeta pada Zaman Ptolemeus sekitar 2.000 tahun yang lalu, dipajang di Museum Nasional Peradaban Mesir, di Kairo Lama, Mesir, Selasa, 1 Oktober 2019. (Foto: AP)

BorneoTribun.com - Mesir memamerkan lebih dari 100 peti mati berusia 2.500 tahun menyusul adanya penemuan terbaru dan terbesar tahun ini di pemakaman kuno Saqqara Necropolis.

Reuters mengutip sekretaris jenderal dewan tertinggi barang antik, Mostafa Waziri, melaporkan peti mati dinasti ke-26 tersebut disegel, dicat halus dan diawetkan dengan baik.

Lima puluh sembilan peti mati ditemukan pada bulan Agustus di situs warisan dunia UNESCO yang sama. Waziri berharap akan banyak harta karun ditemukan di sana.

Peti mati yang baru ditemukan, mumi dan artefak terkait, akan dipamerkan di Grand Egyptian Museum. Musem ini diharapkan dibuka tahun depan.[ah]

Oleh: VOA Indonesia

Rabu, 17 Maret 2021

Ahli Arkeologi Israel Temukan Gulungan Naskah Laut Mati Baru

Ahli Arkeologi Israel Temukan Gulungan Naskah Laut Mati Baru
Bagian dari gulungan Laut Mati kuno dipamerkan di Museum Israel di Yerusalem pada 14 Mei 2008. (Foto: REUTERS/Baz Ratner)

BorneoTribun Israel, Internasional -- Para pakar arkeologi Israel, Selasa (16/3), mengumumkan penemuan puluhan potongan Gulungan Naskah Laut Mati (Dead Sea Scroll) baru yang memuat teks alkitab. Naskah itu ditemukan di sebuah gua di gurun dan diyakini disembunyikan selama pemberontakan Yahudi melawan Roma hampir 1.900 tahun yang lalu.

Associated Press,mengutip Israel Antiquities Authority, Selasa (16/3), melaporkan potongan-potongan perkamen tersebut menggunakan teks bahasa Yunani dari kitab Zakharia dan Nahum dan telah diberi penanggalan radiokarbon tertanggal abad ke-2 Masehi. Naskah itu adalah gulungan-gulungan naskah baru pertama yang ditemukan dalam penggalian arkeologi di gurun selatan Yerusalem dalam 60 tahun terakhir.

Potongan-potongan perkamen baru itu diyakini sebagai bagian dari potongan perkamen yang ditemukan sebelumnya di sebuah situs yang dikenal sebagai "The Cave of Horror.” Diberi nama demikian karena di gua itu ditemukan 40 kerangka manusia selama penggalian pada 1960-an. Selain itu nama tersebut juga mengandung terjemahan bahasa Yunani dariTwelve Minor Prophets. Gua itu terletak di ngarai terpencil di Gurun Yudea, selatan Yerusalem.

Potongan-potongan tersebut diyakini telah disimpan di dalam gua selama Pemberontakan Bar Kochba, pemberontakan bersenjata Yahudi melawan Roma selama pemerintahan Kaisar Hadrian, pada 132 dan 136 Masehi.

Artefak tersebut ditemukan dalam operasi oleh Otoritas Barang Antik Israel di Gurun Yudea untuk menemukan gulungan dan artefak lain untuk mencegah kemungkinan penjarahan. Pihak berwenang mengadakan konferensi pers pada Selasa (16/3) untuk mengungkap penemuan itu.

Gulungan Naskah Laut Mati adalah kumpulan teks Yahudi yang ditemukan di gua-gua gurun di Tepi Barat dekat Qumran pada 1940-an dan 1950-an. Naskah tersebut berasal dari abad ke-3 Sebelum Masehi sampai abad ke-1 Masehi. Mereka termasuk salinan paling awal dari teks-teks alkitab dan dokumen-dokumen yang menguraikan kepercayaan dari sekte Yahudi yang sedikit dipahami. [ah/au/ft]

Oleh: VOA Indonesia

Jumat, 05 Maret 2021

Ditemukan di Argentina, Fosil Tertua Titanosaurus

Ditemukan di Argentina, Fosil Tertua Titanosaurus
Ahli paleontologi berpose di samping penggalian tulang dinosaurus dan fosil yang mungkin milik dinosaurus terbesar yang pernah ditemukan, di Neuquen, Argentina, 12 November 2016, sebagai ilustrasi. (Foto: CTyS-UNLaM via REUTERS)

BorneoTribun Argentina, Internasional -- Para ilmuwan Argentina menemukan fosil yang kemungkinan merupakan anggota tertua dari kelompok dinosaurus yang dikenal sebagai titanosaurus. Hewan tersebut termasuk hewan darat terbesar dalam sejarah Bumi.

Para peneliti, Senin (1/3), mengatakan bahwa fosil tersebut mewakili spesies dinosaurus bernama Ninjatitan zapatai yang hidup 140 juta tahun lalu selama Zaman Kapur. Mereka mengidentifikasi Ninjatitan sebagai titanosaurus, sekelompok dinosaurus pemakan tumbuhan berleher panjang yang berjalan dengan empat kaki seperti pilar.

Sisa-sisa kerangka dinosaurus yang tidak lengkap ditemukan di selatan Kota Neuquen. Para peneliti mengatakan Ninjatitan menunjukkan bahwa titanosaurus adalah kelompok pertama kali muncul lebih lama dari yang diketahui sebelumnya.

"Ini adalah rekor tertua yang diketahui, tidak hanya dari Argentina, tetapi juga di seluruh dunia," kata Pablo Gallina, seorang peneliti di Dewan Nasional untuk Penelitian Ilmiah dan Teknis Argentina (CONICET), kepadaReuters. “Titanosaurs tercatat di berbagai belahan dunia, tetapi catatan tertua yang diketahui lebih modern daripada penemuan ini.”

Reutersmelaporkan, dengan panjang sekitar 20 meter, Ninjatitan adalah dinosaurus besar, tetapi jauh lebih kecil dari titanosaurus berikutnya, seperti Argentinosaurus yang mencapai panjang sekitar 35 meter. Para peneliti juga mengatakan kehadiran titanosaurus awal di Patagonia mendukung gagasan bahwa titanosaurus berasal dari belahan bumi selatan.

Penemuan ini dipublikasikan di jurnal ilmiah Ameghiniana.

Titanosaurus adalah bagian dari kelompok dinosaurus yang lebih besar yang disebut sauropoda yang mencakup dinosaurus lain dengan desain tubuh serupa seperti Brontosaurus dan Diplodocus yang hidup di Amerika Utara selama Periode Jurassic, yang mendahului Periode Cretaceous.

Sejumlah titanosaurus yang menghuni Patagonia adalah Argentinosaurus, Patagotitan, dan Dreadnoughtus.

José Luis Carbadillo, peneliti CONICET lainnya, mengatakan kepada publikasi universitas lokal di sini bahwa usia sisa-sisa Ninjatitan dapat membuat orang berasumsi bahwa tulang-tulang itu milik kelompok dinosaurus yang sudah berumur titanosaurus.

"Di Patagonia, titanosaurus hanya diketahui kurang dari 120 juta tahun yang lalu," katanya.[ah/au]

Oleh: VOA Indonesia

Kamis, 28 Januari 2021

Fosil Beruang Gua Zaman Es dalam Kondisi Utuh Ditemukan di Pulau Rusia

Foto dari North-Eastern Federal University menunjukkan kepala beruang gua zaman es yang ditemukan di Pulau Bolshoy Lyakhovsky atau Great Lyakhovsky, di bagian utara Rusia.

BORNEOTRIBUN - Para ilmuwan di sebuah universitas Rusia mengumumkan penemuan fosil beruang gua zaman es dalam kondisi yang sangat baik, dengan sebagian besar jaringan tulang lunaknya termasuk hidung, daging, dan giginya masih utuh.

Dalam sebuah pernyataan, sejumlah ilmuwan dari North-Eastern Federal University (NEFU) di Yakutsk menyatakan beberapa penggembala rusa kutub pulau Great Lyakhovsky di kepulauan New Siberian Islands menemukan fosil di lapisan es yang mencair. NEFU termasuk pusat utama penelitian terhadap mamut berbulu dan spesies prasejarah lainnya, pada jaman es.

Beberapa ilmuwan di pusat penelitian itu memuji hasil temuan itu sebagai sebuah terobosan. Sebelumnya, sejumlah pakar hanya meneliti tulang beruang gua. Spesies, atau subspesies yang hidup di Eurasia pada periode pertengahan dan akhir dari masa Pleistosen dan mengalami kepunahan sekitar 15.000 tahun yang lalu.

Analisa awal menunjukkan spesimen itu berusia antara 22.000 dan 39.500 tahun, tetapi akan diberi penanggalan karbon untuk memastikan hal tersebut.

Beberapa tahun terakhir terjadi beberapa penemuan besar atas mammoth, badak berbulu, anak kuda pada jaman Es, beberapa anak anjing dan singa gua ketika lapisan es dalam lingkar kutub Arktik mencair. [mg/pp]

Oleh: VOA Indonesia

Embrio Fosil Dinosaurus Gambarkan Ukuran Dinosaurus Dewasa yang Mengejutkan

Embrio Fosil Dinosaurus Gambarkan Ukuran Dinosaurus Dewasa yang Mengejutkan
Ahli paleontologi Adam Yates, kedua kiri, memamerkan tulang fosil spesies dinosaurus baru, Aardonyx Celestae, dari periode Jurassic awal (berusia sekitar 200 juta tahun) di Universitas Witwatersrand, sebagai ilustrasi. (Foto: AP)

BorneoTribun | Jakarta - Tengkorak embrio dinosaurus dari Argentina memberikan detail mengejutkan tentang fitur wajah bayi yang terdapat pada satu spesies dari kelompok dinosaurus bernama titanosaurus. Jenis ini adalah termasuk hewan darat terbesar yang pernah hidup di Bumi.

Kantor berita Reuters melaporkan, Kamis (27/8), para ilmuwan mengatakan fosil rapuh itu adalah salah satu sisa-sisa embrio dinosaurus paling terawat yang pernah ditemukan. Bentuknya berupa tengkorak yang hampir utuh dengan panjang sekitar 1,2 inci (3 cm) yang tetap dalam bentuk tiga dimensi, dan tidak diratakan selama proses fosilisasi.

“Kami dulu sangat senang dengan kerangka dinosaurus raksasa, tetapi selalu ada perbedaan ketika kami melihat ke dalam telur raksasa ini,” kata ahli paleobiologi Martin Kundrat dari Pusat Ilmu Pengetahuan Interdisipliner Universitas Pavol Jozef Safarik di Slovakia. Ia adalah penulis utama penelitian yang dipublikasikan di jurnal “Current Biology.”

Fosil Zaman Kapur dari Patagonia diyakini berusia sekitar 80 juta tahun. Dinosaurus terlihat memiliki fitur wajah khusus yang berubah seiring bertambahnya usia. Teknologi pencitraan mengungkapkan karakteristik yang tidak terduga, termasuk tanduk kecil yang menonjol dari moncong serta mata menghadap ke depan, yang menunjukkan penglihatan binokuler.

Titanosaurus adalah bagian dari kelompok dinosaurus pemakan tumbuhan yang disebut sauropoda. Jenis tersebut dikenal dengan lehernya yang panjang, ekornya yang panjang, dan kaki yang seperti pilar. Yang terbesar, seperti Argentinosaurus dan Patagotitan, memiliki panjang sekitar 120 kaki (35 meter). Spesies pasti dari mana embrio ini berasal masih belum jelas. Tengkoraknya memiliki kemiripan dengan Titanosaurus berukuran sedang yang disebut Tapuiasaurus yang panjangnya kira-kira 43 kaki (13 meter). [ah/ft]

Oleh: VOA Indonesia

Ilmuwan Yunani Temukan Fosil Pohon Berumur 20 Juta Tahun

Ilmuwan Yunani Temukan Fosil Pohon Berumur 20 Juta Tahun
Sebuah fosil pohon terlihat di sebuah taman nasional di Pulau Lesbos, Yunani, 21 Januari 2021. (Foto: Reuters/Elias Marcou)

BorneoTribun - Ilmuwan Yunani di pulau vulkanik, Lesbos, mengatakan mereka telah menemukan pohon fosil langka yang cabang dan akarnya masih utuh setelah 20 juta tahun.

Pohon itu, sebagaimana dilaporkan Reuters, Rabu (27/1), ditemukan saat perbaikan jalan di dekat hutan kuno yang membatu jutaan tahun yang lalu.

Profesor Nikos Zouros dari Museum Sejarah Alam Hutan yang Membatu Lesbos mengatakan ini adalah pertama kalinya sebuah pohon ditemukan dalam kondisi bagus, lengkap dengan cabang dan akarnya sejak penggalian dimulai pada 1995.

“Ini adalah penemuan yang unik,” katanya. “(Pohon ini) diawetkan dalam kondisi sangat baik dan dari mempelajari fosil kayu kami akan dapat mengidentifikasi jenis tanaman asalnya."

Hutan Lesbos yang membatu adalah sebuah situs seluas 15 ribu hektar yang dilindungi UNESCO. Hutan tersebut adalah hasil dari letusan gunung berapi 20 juta tahun lalu yang membekap ekosistem hutan subtropis pulau itu dalam lahar.

Pohon yang ditemukan itu memiliki panjang sekitar 19 meter, diawetkan oleh lapisan tebal abu vulkanik setelah tumbang. Sejumlah besar daun pohon buah ditemukan di tempat yang sama. [ah/au]

Oleh: VOA Indonesia

Selasa, 15 Desember 2020

Mesir Pamerkan Sejumlah Peti Mati Berusia 2.500 Tahun

Peti emas bekas mumi Nedjemankh, seorang pendeta pada Zaman Ptolemeus sekitar 2.000 tahun yang lalu, dipajang di Museum Nasional Peradaban Mesir, di Kairo Lama, Mesir, Selasa, 1 Oktober 2019. (Foto: AP)

BorneoTribun | Sains - Mesir memamerkan lebih dari 100 peti mati berusia 2.500 tahun menyusul adanya penemuan terbaru dan terbesar tahun ini di pemakaman kuno Saqqara Necropolis, Sabtu (14/11/2020) bulan lalu.

Reuters mengutip sekretaris jenderal dewan tertinggi barang antik, Mostafa Waziri, melaporkan peti mati dinasti ke-26 tersebut disegel, dicat halus dan diawetkan dengan baik.

Lima puluh sembilan peti mati ditemukan pada bulan Agustus di situs warisan dunia UNESCO yang sama. Waziri berharap akan banyak harta karun ditemukan di sana.

Peti mati yang baru ditemukan, mumi dan artefak terkait, akan dipamerkan di Grand Egyptian Museum. Musem ini diharapkan dibuka tahun depan.[ah]

Oleh: VOA Indonesia

Dua Jasad Sisa Letusan Gunung 2.000 Tahun Lalu Ditemukan

Dua Jasad Sisa Letusan Gunung 2.000 Tahun Lalu Ditemukan
Dua jasad yang diyakini adalah orang kaya dan budak prianya yang melarikan diri dari letusan gunung berapi Vesuvius hampir 2.000 tahun yang lalu. (Foto: AP)

BorneoTribun - Sisa-sisa kerangka dua manusia akibat letusan gunung berapi yang meletus hampir 2.000 tahun lalu ditemukan di Pompeii. Pejabat di taman arkeologi di Italia mengatakan mayat tersebut diyakini sebagai orang kaya dan budak prianya yang berusaha melarikan diri dari kematian akibat letusan Gunung Vesuvius.

Associated Press melaporkan, bagian dari tengkorak dan tulang kedua pria itu ditemukan dalam penggalian reruntuhan tempat yang dulunya merupakan vila elegan dengan pemandangan Laut Mediterania di pinggiran kota Romawi kuno. Kota tersebut hancur akibat letusan gunung berapi pada tahun 79 Masehi.

Pejabat Pompeii mengatakan orang-orang itu tampaknya lolos dari abu vulkanik Gunung Vesuvius, tetapi akhirnya menyerah pada ledakan vulkanik kuat yang terjadi keesokan paginya. Ledakan berikutnya "tampaknya menyerbu daerah itu dari banyak titik, mengelilingi dan mengubur para korban dalam abu," kata pejabat Pompeii dalam sebuah pernyataan.

Mereka mengatakan sisa-sisa dua korban itu berbaring bersebelahan di punggung mereka, ditemukan di lapisan abu abu-abu sedalam setidaknya dua meter.

Seperti yang telah dilakukan ketika sisa-sisa lain telah ditemukan di situs Pompeii, para arkeolog menuangkan kapur cair ke dalam rongga, atau kekosongan, yang ditinggalkan oleh tubuh yang membusuk di abu dan batu apung yang turun dari gunung berapi dekat Napoli modern dan menghancurkan tingkat atas vila.

Teknik yang dirintis pada tahun 1800-an ini tidak hanya memberikan gambaran tentang bentuk dan posisi korban ketika meninggal, tetapi juga membuat sisa-sisa "tampak seperti patung," kata Massimo Osanna, seorang arkeolog yang merupakan direktur jenderal arkeologi. taman dioperasikan di bawah yurisdiksi Kementerian Kebudayaan Italia.

Pria satunya memiliki struktur tulang yang kuat, terutama di area dadanya, dan meninggal dengan tangan di dada dan kakinya ditekuk dan terbuka lebar. Para pejabat memperkirakan ia berusia 30- hingga 40 tahun. Fragmen cat putih ditemukan di dekat wajah pria itu, mungkin sisa-sisa dinding atas yang runtuh.

Kedua kerangka tersebut ditemukan di ruang samping di sepanjang koridor bawah tanah, atau lorong, yang pada zaman Romawi kuno dikenal sebagai cryptoporticus, yang mengarah ke lantai atas vila.

Gunung Vesuvius merupakan sisa dari gunung berapi aktif. Sementara penggalian berlanjut di situs dekat Napoli, wisatawan saat ini dilarang masuk ke taman arkeologi untuk memendam perebakan virus Covid-19. [ah/au]

Oleh: VOA Indonesia

Kamis, 01 Oktober 2020

Ditemukan, Panas Planet "Neraka" 3.200 Derajat Celcius

Ditemukan, Panas Planter "Neraka" 3.200 Derajat Celcius
ILUSTRASI. Exoplanet ini juga mengorbit dekat dengan bintang dan seperti "Neptunus panas". (Foto: NASA/JPL-Caltech)


BorneoTribun - Exoplanet, sebutan untuk planet di luar Tata Surya kita, kembali ditemukan. Kali ini bukan planet biasa, bahkan dideskripsikan sebagai salah satu planet paling ekstrem yang pernah terdeteksi. Kenapa demikian? Salah satunya karena sangat panas.


Menggunakan teleskop antariksa CHEOPS, periset dari University of Bern Swiss mengamati dengan seksama planet yang disebut sebagai WASP-189b tersebut. Ia mengorbit pada bintang bernama HD 133112, salah satu bintang paling panas yang punya sistem planet.


"Sistem planet itu jauhnya 322 tahun cahaya dan lokasinya di konstelasi Libra. WASP-189b terutama, menarik karena merupakan planet gas raksasa yang mengorbit begitu dekat dengan bintangnya itu," cetus Monike Lendl yang memimpin riset ini.


"Planet itu membutuhkan kurang dari 3 hari untuk mengitari bintangnya dan jaraknya 20 kali lebih dekat daripada antara Bumi ke Matahari," tambah dia, seperti dikutip dari Detikcom dan Mirror, Kamis (1/10/2020).


"Berdasarkan observasi dengan menggunakan CHEOPS, kami mengestimasi temperatur WASP-189b adalah 3.200 derajat Celcius. Planet itu disebut Jupiter yang sangat panas. Besi saja meleleh dalam suhu yang setinggi itu. Obyek ini merupakan salah satu planet paling ekstrem yang kami ketahui," tambah dia.


Karena planet itu begitu jauh, teleskop CHEOPS menggunakan pengukuran berbasis kecemerlangannya. Exoplanet tersebut satu sisinya mengalami malam secara permanen dan satu sisinya lagi juga selalu siang hari.


Bintangnya sendiri juga tidak kalah istimewa. "Bintang itu besar dan 2.000 derajat Celcius lebih panas daripada Matahari kita. Karena sangat panas, penampilannya biru dan bukannya kuning putih seperti Matahari. Hanya sedikit saja exoplanet yang mengorbit pada bintang sepanas itu," sebut para peneliti itu. (*)

Minggu, 23 Agustus 2020

Proses Terjadinya Hujan Es


Fhoto : Illustrasi 

Oleh : Robiantinus Hermanto

BORNEOTRIBUN I SAINS - Belum banyak masyarakat yang tahu apa sebenarnya penyebab fenomena hujan es tersebut, ternyata hujan es salah satu bagian dari proses transisi ( Pancaroba musim ) atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Salah satu penyebabnya yaitu terjadinya kondensasi uap air yang sangat dingin akibat presipitasi melalui kondensasi uap air yang sangat dingin di atmosfer pada lapisan diatas titik beku. 

Pada masa pancaroba, akan terjadi pembentukan awan konvektif yang mengakibatkan udara basah terangkat ke atas dan membentuk awan yang puncaknya melebihi level dingin dan terjadinya proses pengintian es.

Hujan es juga dapat turun dengan berbagai ukuran dan jika disertai dengan angin kencang dapat mengakibatkan korban jiwa seperti yang terjadi pada 30 april 1888 di india yang menewaskan 230 orang.

Sebelumnya pada 23 juli 2010 pernah terjadi juga hujan es dengan ukuran terbesar yakni mencapai 20 centimeter di Vivian, Dakota Selatan, Amerika Serikat.

Dampak yang fatal dari hujan es dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan dan lahan pertanian yang beresiko akan gagal panen.

Kendati demikian, seperti halnya hujan es yang terjadi dikabupaten sekadau pada 22 agustus 2020 malam tidak perlu dikhawatirkan meskipun telah mengakibatkan sejumlah bangunan rusak, karena biasanya hujan es hanya berlangsung singkat dan jarang ada hujan es susulan. Hanya saja warga juga wajib waspada karena kita ketahui perubahan alam terkadang tidak selalu bisa terdeteksi.

Untuk diketahui, ciri-ciri akan terjadinya hujan es dan angin puting beliung diprediksi udara akan tersa panas, bila siang akan gelap bagai malam dan ditandai dengan adanya petir yang menggelegar. Dan bila hal tersebut terjadi, hendaknya masyarakat segera berlindung dan mawas diri akan segala sesuatu yanb terjadi


Editor : Redaksi






Senin, 20 April 2020

Planet Mirip Bumi Ukuran dan Temperaturnya Serupa

Exoplanet Kepler-1649c Ditemukan, Ukuran dan Suhunya Mirip Bumi (Foto: NASA/Ames Research Center/Daniel Rutter)

BORNEOTRIBUN -- Kepler, wahana pencari planet baru milik NASA mungkin telah dipensiunkan. Tapi penemuannya tetap berguna dan menarik perhatian astronom.

Ilmuwan yang menganalisis data dari Keppler menemukan sesuatu yang mengejutkan, yaitu exoplanet yang memiliki ukuran dan suhu mirip Bumi. Exoplanet tersebut dinamakan Kepler-1649 dan lokasinya berada 300 tahun cahaya dari Bumi.

Dikutip dari CNN, Jumat (17/4/2020) Kepler-1649c berukuran 1,06 kali lebih besar dari Bumi dan menerima sekitar 75% cahaya yang didapat Bumi dari Matahari. Ini menandakan temperatur permukaan di exoplanet tersebut bisa jadi mirip seperti Bumi.

Lokasi planet ini juga berada di lokasi yang tepat dengan bintangnya, dengan jarak yang sesuai untuk agar air bisa muncul di permukaannya. Ini juga menandakan bahwa Kepler-1649c bisa mendukung kehidupan.

Tapi exoplanet ini mengelilingi bintang katai merah yang jauh lebih kecil dan lebih dingin dibanding Matahari kita. Jaraknya dengan bintang tersebut juga jauh lebih dekat dibanding jarak Bumi ke Matahari.

Kepler-1649c hanya membutuhkan 19,5 hari untuk mengorbit bintangnya. Artinya, exoplanet ini bisa saja dihujani pancaran radiasi dari lingkungannya dan mengancam potensi kehidupan di permukaannya. Tapi saat ini belum ditemukan adanya pancaran tersebut.

"Dunia yang menarik dan jauh ini memberi kita harapan yang lebih besar bahwa Bumi kedua berada di antara bintang-bintang, menunggu untuk ditemukan," kata Associate Administrator Science Mission Directorate NASA Thomas Zurbuchen.

"Data yang dikumpulkan oleh misi seperti Kepler dan Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) akan terus menghasilkan penemuan yang luar biasa karena komunitas sains memperbaiki kemampuannya untuk mencari planet menjanjukan dari tahun ke tahun," sambungnya.

Selain temuan di atas, ilmuwan tidak banyak mengetahui soal Kepler-1649c atau atmosfernya, yang bisa mengubah perkiraan tentang atmosfernya. Tapi mereka tahu bahwa ada planet kedua dalam sistem ini, yang jaraknya lebih dekat lagi dengan bintangnya.

Exoplanet ini menambah panjang daftar planet yang memiliki ukuran mirip dengan Bumi. Seperti TRAPPIST-1f yang berjarak 39 tahun cahaya dari Bumi serta TRAPPIST-1D dan TOI 700d yang temperaturnya dinilai sama dengan Kepler 1649-c. (vmp/fay)

Sumber: Detikcom

Kamis, 12 Maret 2020

Lintasi Bumi Di Bulan April 2020, Ini Fakta Asteroid Raksasa

Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan dites virus corona usai tiga menterinya mengisolasi diri. (Foto: Noel CELIS / AFP)

BORNEO TRIBUN | JAKARTA -- Badan Antariksa Amerika (NASA) melalui NASA's Center for Near Earth Studies (NEA) menyebut sebuah asteroid seukuran bukit bakal melintasi bumi pada 29 April 2020.

Asteroid itu diberi nama 1998 OR2 dan akan melewati Bumi pada jarak 4 juta mil atau 6 juta km. Sementara panjang asteroid diperkirakan mencapai 2,5 mil atau 4,1 kilometer.

Berikut fakta-fakta terkait asteroid 1998 OR2, seperti dilansir Universe Guide:

1. 1998 OR2 mengorbit di antara Matahari, Mars, dan Jupiter.
2. Asteroid membutuhkan waktu selama 3,7 tahun untuk mengelilingi Matahari.
3. Kecerahan objek mencapai 15,8 magnitudo.
4. Asteroid 1998 OR2 memiliki albedo objek sebanyak 1 (albedo adalah jumlah radiasi yang dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh suatu objek).
5. 1998 OR2 mempunyai garis bujur 27,06365 derajat.
6. Asteroid memiliki besar sudut perihelion sebesar 174,4659 derajat.
7. Sudut anomali rata-rata 264,79582.
8. Bidang orbital 1998 OR2 sebesar 5,87713 derajat.
9. Orbit 1998 OR2 telah diamati sejak 30 Juni 1987 hingga 21 Februari 2020.
10. Simulasi orbit 1998 OR2 bisa diakses lewat https://www.spacereference.org/solar-system#ob=52768-1998-or2 seperti dilansir Space Reference.

NASA Solar System Ambassador Eddie Irizarry mengatakan ada sejumlah cara untuk mengamati 1998 OR2. Jika tak memiliki teleskop, orang-orang bisa memanfaatkan Proyek Teleskop Virtual yang berbasis di Roma karena menyiarkan secara streaming fenomena itu sejak 28 April 2020.

Jika terlewatkan, Irizarry mengatakan asteroid seukuran kota kecil akan kembali melintasi bumi pada 2079. Sedangkan asteroid berukuran yang lebih kecil dapat diamati paling dekat tahun 2024 dan 2027. Pada 2029, mega-asteroid Apophis yang sebenarnya sedikit lebih kecil dari 1998 OR2 juga akan melintas lebih dekat.

Melansir Earth Sky, pendekatan terdekat 1998 OR2  pada 29 April sekitar pukul 5:56 pagi Waktu Siang Timur (09:56 UTC). Tidak ada peluang tabrakan antara asteroid itu dengan Bumi. Sebab, asteroid (52768) 1998 OR2 berada sekitar 16 kali jarak Bumi-bulan.

Para astronom di Arecibo Observatory di Puerto Rico berencana mempelajari asteroid (52768) 1998 OR2 mulai 8-24 April 2020, ketika batuan antariksa itu bergerak melalui ruang angkasa dengan kecepatan 19.461 mil per jam (31.320 km / jam).

(din/DAL)

Sumber CNN Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pilkada 2024

Lifestyle

Tekno