Berita Borneotribun.com Hari ini -->

Selasa, 27 Juli 2021

Menepis Keraguan Setelah Di Vaksin, Ini Penjelasan dr. Iswandi ?


dr Iswandi saat menjalani vaksinasi tahap I pada 2 Februari 2021 lalu

Borneotribun Sekadau, Kalbar Pasca digalakkannya program vaksinasi Covid-19 diseluruh tanah air, mengundang sejumlah pertanyaan dari berbagai kalangan terhadap reaksi dari vaksin yang disuntikkan.

Menanggapi keluhan tersebut, mengutip dari rilis rekan sejawatnya, dr Iswandi pemilik salah satu Apotek terbesar dikabupaten Sekadau tersebut menjawab beberapa pertanyaan sesuai metologi para medis melalui Akun Facebook pribadinya beberapa waktu lalu.

Salah satu pertanyaan yang masuk yakni 'Dok seminggu setelah di vaksin malah batuk, demam, lantas positif COVID19? Apa gara-gara di vaksin?'

Jawab ; Ya, tidak

dr Iswandi menjelaskan, Salah satu vaksin yang tersedia di Indonesia adalah vaksin Sinovac, ini vaksin model lama berisi virus SARS COV2 yang tidak aktif, dimatikan, dan bisa di produksi di Indonesia. Namanya virus mati, dia tidak bisa bereplikasi dalam tubuh manusia. Jadi tidak bisa menyebabkan sakit. Selama ini vaksin inaktif sudah rutin digunakan untuk berbagai macam penyakit dan terbukti aman, baik untuk lansia, wanita hamil, menyusui atau anak-anak. Diluar sana sudah ada penelitian untuk anak 3 tahun, aman, tapi belum masuk rekomendasi, yang 
Dewasa saja masih banyak yang belum di vaksin.

Vaksin yang kedua, Astrazeneca. Vaksin ini berisi virus adenovirus simpanse yang dirubah, ditempel spike protein yang dimiliki virus SARS COV2. Tujuannya agar tubuh mengenali spike protein yang dimiliki SARS COV2 sebagai antigen dan mengembangkan antibodi yang sesuai yang juga mempan untuk COVID-19.

Kenapa dipilih adenovirus ? 
Karena virus ini dalam keadaan aktifnya hampir tidak pernah menyebabkan sakit serius pada manusia, setelah sembuh umumnya ada kekebalan jangka panjang. Jadi kalau misalnya dibuat vaksin berbasis adenovirus harapannya bisa didapat kekebalan yang tahan lama sehingga tidak perlu sering diberi booster. Ini salah satu harapan pencipta nya yang ingin menciptakan vaksin murah tidak perlu sering diulang seperti kebanyakan vaksin inaktif sebelumnya. Tapi ini perlu dibuktikan melalui penelitian jangka panjang apa betul demikian. Mudah-mudahan saja kekebalan yang terbentuk tahan lama ya.
Nah virus yang terkandung dalam vaksin AZ ini sudah dilemahkan dan dibuat tidak bisa bereplikasi, sehingga tidak bisa juga menimbulkan sakit terkena COVID19.

Respon berupa demam, nyeri badan, bisa saja timbul paska vaksinasi, tapi umumnya tidak berat dan itu bukan berarti anda jadi sakit akibat vaksin. Itu cara tubuh anda merespon vaksin dan membuat antibodi yang sesuai. Kemungkinan muncul reaksi alergi, atau respon autoimun terhadap vaksin memang masih mungkin terjadi, tapi kemungkinannya kecil dan biasa nya timbul sesaat paska Vaksinasi. Karena itu biasanya setelah vaksinasi diawasi dulu. Kalau ada kekhawatiran ada KIPI, silahkan hubungi nomer yang diberikan panitia vaksinasi. Nanti akan dicatat, dilaporkan bahkan diambil tindakan kalau gejalanya serius. Tapi selama ini sih pengalaman dari semua yang di vaksin di RS kami semuanya baik-baik saja. 

Bagaimana kalau lantas positif paska Vaksinasi? 

Jawab : Rata-rata waktu inkubasi virus, itu waktu dari saat terkena virus sampai munculnya gejala bervariasi antara 3-14 hari. Sebagian kecil bahkan ada yang baru bergejala 21 hari setelah terinfeksi. Jadi sangat mungkin kena virusnya beberapa hari, bahkan 1-2 minggu sebelum vaksinasi tapi baru bergejala setelah vaksinasi. 

Bisa juga terinfeksi saat vaksinasi, bukan karena vaksin tapi karena tertular orang disebelah anda. Coba lihat gambar dibawah, padat sekali. Kalau misalnya anda tidak pake masker (ganda) dengan benar, tidak jaga jarak, berada kerumunan, tidak mengenakan fasemask saat kontak dekat di ruang tertutup, maka sangat mungkin anda tertular saat di vaksin.

Vaksin tidak memberikan kekebalan pasif, tubuh harus mempelajari antigen yang diperkenalkan vaksin dan membuat antibodi yang sesuai. Prosesnya makan waktu 1-2 minggu setelah vaksinasi, setelah itu jika tidak diulang dosis ke-2, kadarnya justru akan menurun hingga akhirnya tidak ada manfaatnya. Kadar antibodi baru akan optimal 2 minggu setelah vaksinasi kedua. Jadi vaksinasi kedua itu jangan dilewatkan, data yang ada masih banyak yang baru vaksinasi 1x tidak lanjut vaksinasi ke dua, kalau begini efek protektif vaksin bisa dibilang belum terbentuk.

Apa Vaksin terbukti bermanfaat?

Jawab : Di Indonesia, yang sudah di vaksin lengkap hingga saat ini belum mencapai 10%. Secara epidemiologi kekebalan komunitas belum bisa dibilang sudah terbentuk, jadi virus masih bisa dengan mudah menyebar dari satu orang ke orang lain dengan mudah, menyebabkan banyak orang perlu dirawat bahkan meninggal. Di negara yang mayoritas masyarakat nya sudah di vaksin, seperti Amerika Serikat, Inggris dan Israel, program vaksinasi terbukti bisa menurunkan jumlah kasus positif. Dengan masuknya varian Delta, kasus kembali naik, sekarang 83% jumlah kasus baru Amerika Serikat ternyata diakibatkan oleh varian Delta.  Dari data di Israel memang kemanjuran vaksin Phizer yang banyak digunakan di Amerika terhadap varian delta ini agak turun sekitar 39%, tapi cukup efektif mencegah perawatan pada 88% kasus.

Di USA sendiri kasusnya naik di daerah yang penduduknya belum atau menolak di Vaksin, dan 97% kasus COVID19 yang perlu perawatan terjadi pada mereka yang belum di vaksin. Jadi jelas vaksin terbukti sangat bermanfaat dan mereka yang menolak Vaksinasi menjadikan wabah sulit terkendali.

dr Iswandi berharap tidak ada lagi keraguan untuk masyarakat khususnya di kabupaten sekadau.

"Semoga masyarakat kita tidak termakan hoax dan vaksinasi bisa tercapai khususnya di kabupaten sekadau," Harap Iswandi.


Reporter : Tim Liputan
Editor      : Hermanto   

Polres Sekadau dan Dinas Kesehatan Gelar Rapat Rencana Pelatihan Tracer

Polres Sekadau dan Dinas Kesehatan Gelar Rapat Rencana Pelatihan Tracer
Polres Sekadau dan Dinas Kesehatan Gelar Rapat Rencana Pelatihan Tracer. 

BORNEOTRIBUN SEKADAU, KALBAR -- Dalam rangka percepatan penanganan Covid-19, Polres Sekadau melalui Sat Binmas dan Dinas Kesehatan PP dan KB Kabupaten Sekadau mengadakan rapat koordinasi, Senin 26 Juli 2021.

Dalam pertemuan tersebut, Kasat Binmas Polres Sekadau Iptu Masdar dan Kepala Dinas Kesehatan PP dan KB Henry Alpius membahas rencana pelatihan Tracer yang akan digelar dalam waktu dekat ini.

"Pelatihan Tracer rencana akan dilaksanakan akhir bulan Juli dengan melibatkan TNI-Polri, komunitas dan tenaga relawan di Kabupaten Sekadau," kata Kasat Binmas usai rapat.

"Sedangkan lokasi kegiatannya di aula kantor Bupati Sekadau dengan narasumber petugas Dinas Kesehatan PP dan KB Kabupaten Sekadau yang telah ditunjuk," sambungnya.

Menurut Kasat Binmas, pelatihan Tracer sangat penting mengingat perkembangan Covid-19 di Kabupaten Sekadau terus mengalami peningkatan.

Dirinya pun berharap, pelatihan ini bisa menambah kemampuan para Tracer di lapangan dalam mencegah laju penyebaran dan penularan Covid-19 di Kabupaten Sekadau.

Sb: Humas Polres Sekadau

Koordinasi Penguatan Pengawasan Perbatasan Kanim Kelas II TPI Sanggau dengan Satgas Pamtas di Komando Taktis Badau

Koordinasi Penguatan Pengawasan Perbatasan Kanim Kelas II TPI Sanggau dengan Satgas Pamtas di Komando Taktis Badau
Koordinasi Penguatan Pengawasan Perbatasan Kanim Kelas II TPI Sanggau dengan Satgas Pamtas di Komando Taktis Badau. 

BORNEOTRIBUN SANGGAU, KALBAR - Kanim Kelas II TPI Sanggau melakukan kunjungan Koordinasi Pengawasan Perbatasan ke Pos Komando Taktis (KoTis) di Badau Kapuas Hulu dan diterima langsung oleh Komandan Satgas Letkol. Andri Suratman, Sabtu kemarin (24/7). 

Dalam kunjungannya Kanim Kelas II TPI Sanggau yg dipimpin oleh Kasi Lalu lintas dan Izin Tinggal Keimigrasian Oddy Permana,SH, Kasi TIKKIM Candra WH, Kaur Kepegawaian Jovial Repani beserta bbrp staf membahas berbagai hal berkenaan dengan Situasi dan kondisi serta pengawasan perbatasan wilayah timur (Jasa,Sei Kelik,Nanga Bayan,Semareh serta beberapa titik perbatasan lainnya).

Beberapa hal yang dibahas antara lain : akses jalan,kerawanan,koordinasi antar instansi,permasalahan perlintasan manusia,sikon kependudukan dan jaringan komunikasi serta sarana prasarana di perbatasan.

Komando Taktis merupakan Komando Satgas Pamtas yang membawahi seluruh Pos Pamtas sepanjang garis batas Kalimantan Barat dari Pos Kelawik Kapuas Hulu sampai Sungai Tekam Entikong Sekayam Sanggau sebanyak 29 pos pamtas.

Kunjungan ini merupakan kunjungan koordinasi lanjutan yang dilakukan sebelumnya ke jasa,senaning,sei kelik dalam rangka koordinasi pengawasan perbatasan wil timur sepanjang Garis Batas di Kab Sintang ke Pos Komando Utama Satgas Pamtas Yonif 144 / Jaya Yudha di Senaning dan Pos Pamtas Yonif 144 / Jaya Yudha di Sei Kelik dan meninjau perkembangan Percepatan Pembangunan PLBN Sei Kelik tanggal 15 Juni 2021.

Diharapkan sinergitas antara TNI dan Imigrasi kedepannya semakin kuat dalam pengawasan perbatasan terutama di wilayah kerja Kanim Kelas II TPI Sanggau di Kab. Sintang dalam hal ini di perbatasan Jasa,Sei Kelik,Nanga Bayan,Semareh dan titik-titik perlintasan lainnya yang tidak terjangkau oleh Kantor Imigrasi Sanggau sesuai dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Imigrasi yang telah ditetapkan untuk periode 2020-2024.

Reporter: Libertus

Dalam Vicon, Kabarhakam Tekankan Arahan Presiden Jokowi Soal PPKM Level 4

Kepala Operasi (Kaops) Aman Nusa II Lanjutan, Arief
Kepala Operasi (Kaops) Aman Nusa II Lanjutan, Arief. 

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Arief Sulistyanto memimpin video conference (vicon) kepada seluruh jajaran terkait penanganan pandemi Covid-19 di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/7).

Selaku Kepala Operasi (Kaops) Aman Nusa II Lanjutan, Arief menekankan beberapa arahan Presiden Joko Widodo selama penerapan PPKM Level 4 yang diperpanjang hingga 2 Agustus 2021. 

"Intensifkan hasil Ops Aman Nusa II, laksanakan dengan konsisten, proaktif dan koordinatif," tekan Arif dalam keterangan tertulis. 

Adapun penekanan arahan Presiden Joko Widodo yang harus dengan baik diterjemahkan di lapangan antara lain, pengaturan operasional pasar tradisional, PKL dan warung makan. Terkait hal ini, Arief menekankan agar betul-betul dikontrol terkait jam buka dan penegakan protokol kesehatannya. 

"Koordinasi dengan Pemda dan Dinas Pasar. Lakukan pengurangan jumlah pedagang di pasar lalu dibuatkan atau usulkan lokasi perluasan di luar pasar hingga pengaturan parkir," ujar Arief. 

Kemudian, sambung Arief, selama penerapan PPKM Level 4 bagaimana Peran Polri mengurangi beban masyarakat. Dalam hal ini, penyaluran bantuan sosial, sembako yang harus dikawal sepenuhnya hingga tepat sasaran. 

Arief, sebagaimana penekanan Presiden Jokowi juga meminta memetakan wilayah dengan angka kematian tinggi, dengan memantau peningkatan kapasitas RS, isolasi terpusat hingga peningkatan ketersediaan oksigen. 

Oleh karena itu, pelaksanaan Operasi Aman Nusa II Lanjutan ini Arief meminta agar jajaran berkoordinasi dengan Forkompimda, kolaborasi dan sinergitas. 

"Polri agar mendinamisasi sinergitas seluruh komponen. Dan tak kalah penting kesehatan dan keselamatan personel diutamakan," tandas Arief. 

Lalu kemudian, Arief menekankan dalam rangka peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap prokes merupakan aspek penting dalam penurunan jumlah kasus positif. Dengan cara, melakukan sosialisasi dan edukasi masif baik secara langsung dengan mobil patroli maupun melalui media sosial. 

"Dilakukan pada komunitas level terkecil, penegakan prokes dilakukan dengan cara humanis, hindari cara arogan," tekan Arief.

Dalam pelaksanaan 3T, Arief mengarahkan agar mengintesifkan pada level PPKM Mikro dengan berkoordinasi kepada 4 pilar. Lalu bentuk tracer untuk laksanakan tracing sekaligus melaksanakan sosialisasi atau edukasi prokes dan memastikan ketersediaan alat testing (antigen/PCR). 

Sejauh ini, kata Arief, jumlah tracer di 34 Polda berjumlah 61.217, yang terbagi 58,929 tracer di lapangan 2,288 tracer di ruang digital. 

Pelaksanaan vaksinasi juga turut menjadi atensi, untuk itu agar personel memperhatikan dan memastikan jumlah warga yang telah dilakukan vaksin. Arief menekankan agar akselerasi vaksinasi di elaborasi sehingga target herd immunity segera tercapai, di komunitas.(*) 

Pak De Jhoni berkeliling Indonesia menggunakan sepeda ontel sampai di Sanggau

Pak De Jhoni berkeliling Indonesia menggunakan sepeda ontel sampai di Sanggau
Pak De Jhoni berkeliling Indonesia menggunakan sepeda ontel sampai di Sanggau. 

BORNEOTRIBUN SANGGAU, KALBAR - Disporapar Sanggau – Plt. Kadis Porapar Kab. Sanggau, Rizma Aminin, S.IP.,M.Si  didampingi Sekretaris Disporapar, Libertus Toto Martono, S.Sos,.M.Si dan Kabid Pariwisata Deny Reynaldy, ST., M.Eng menerima kunjungan dari salah seorang warga asal kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, yang telah menetap di Kabupaten Bengkalis, Prov. Riau  bernama JHONI . Pak De Jhoni begitu dia sapa berkeliling Indonesia dengan menggunakan sepeda ontel,  didampingi salah seorang anggota HPI Sanggau.

Pada kesempatan itu, Pak De Jhoni mengungkapkan bahwa, Kalimantan Barat merupakan tujuan akhir dari Nazar nya mengelilingi Indonesia dengan sepeda, yaitu provinsi ke-34. Rencananya Beliau akan melanjutkan perjalananya untuk kembali pulang ke kampung halamannya jika telah selesai berkunjung ke 5 Kabupaten yang ada di Kalimantan Barat.

Plt. Kadis Porapar Rizma Aminin, S.IP.,M.Si  dalam perbincangan dengan Pak De Jhoni mengungkapkan bahwa Sanggau memiliki keragaman budaya dan kekayaan alam yang sangat menarik untuk beliau kenali saat berada di Sanggau.  Sarannya  selama di Sanggau P De Jhoni  bisa berinteraksi dengan masyarakat dan menikmati suasana Sanggau, termasuk mengunjungi berbagai destinasi wisata yang menakjubkan dan indah seperti Kawasan Wisata Pancur AJi, Keraton Surya Negara, Rumah Betang, Kampung Wisata Sentana serta Kawasan Kraton Surya Negara yang berada di tepian Sungai Kapuas dan destinasi lainnya. Harapannya Pak  De Jhoni dapat mempromosikan destinasi wisata yang ada di Sanggau.


Selanjutnya Setelah  pertemuan di Disporapar  Pak De Jhoni diajak untuk menikmati  makan siang bersama di Rumah Makan Padang di Sekitar Disporapar Kabupaten Sanggau

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno