Berita Borneotribun.com: Peristiwa Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 Juni 2021

Turki Berupaya Atasi 'Wabah Lendir' di Laut Marmara

Turki Berupaya Atasi 'Wabah Lendir' di Laut Marmara
Foto udara menunjukkan lapisan "lendir laut" yang menutupi permukaan Laut Marmara di Istanbul, Turki.

BorneoTribun Internasional -- Menteri Lingkungan Turki, Minggu (6/6) berjanji untuk mengalahkan wabah "lendir laut" yang mengancam Laut Marmara dengan rencana manajemen bencana yang dilaporkan dapat mengamankan kelestarian lingkungan laut itu.

Lapisan bahan organik berlendir tebal, yang dikenal sebagai lendir laut tersebut menyebar melalui laut di selatan Istanbul. Itu menimbulkan ancaman bagi kehidupan laut dan industri perikanan.

Pelabuhan, garis pantai, dan aliran air laut telah diselimuti oleh zat kental berwarna keabu-abuan, sebagian juga telah mencapai di bawah lapisan ombak dan mengancam kehidupan di dasar laut.

“Semoga kita bersama-sama dapat melindungi Marmara dalam kerangka rencana penanggulangan bencana,” kata Menteri Lingkungan Hidup Murat Kurum, berbicara dari sebuah kapal penelitian kelautan yang telah mengambil sampel zat berlendir itu.

"Kami akan mengambil semua langkah yang dibutuhkan dalam waktu 3 tahun dan mewujudkan proyek-proyek yang akan menyelamatkan tidak hanya saat ini tapi juga pada masa depan bersama-sama," kata Kurum sekaligus menambahkan bahwa ia akan segera memberikan rincian rencana aksi.

Sejumlah ilmuwan menyatakan perubahan iklim dan polusi telah berkontribusi pada proliferasi zat-zat organik, yang mengandung berbagai macam mikroorganisme dan dapat berkembang ketika limbah yang kaya nutrisi mengalir ke laut.

Presiden Tayyip Erdogan menyalahkan wabah pada air laut tersebut pada limbah (air yang tidak diolah) dari kota-kota termasuk Istanbul, tempat tinggal bagi 16 juta orang, dan bertekad untuk "membersihkan laut dari momok lendir itu." [mg/lt]

Oleh: VOA

Rombongan Santri Kecelakaan di Semuntai Sanggau, 5 Tewas, 4 Orang Luka-luka

Rombongan Santri Kecelakaan di Semuntai Sanggau, 5 Tewas, 4 Orang Luka-luka
Rombongan Santri Kecelakaan di Semuntai Sanggau, 5 Tewas, 4 Orang Luka-luka.

BorneoTribun Sanggau, Kalbar -- Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Semuntai-Sekadau, Kecamatan Mukok, Kabupaten Sanggau, Kalbar, membawa rombongan santri, Minggu (6/6/2021).

Kecelakaan tunggal ini dialami mobil Grand Livina dengan nomor polisi KB 1785 SC menyebabkan 5orang meninggal dunia dan 4 luka-luka.

Rombongan Santri Kecelakaan di Semuntai Sanggau
Rombongan Santri Kecelakaan di Semuntai Sanggau, 5 Tewas, 4 Orang Luka-luka.

Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Kanit Laka Lantas) Polres Sanggau Iptu Sukadi membenarkan peristiwa itu. Dia mengatakan, polisi saat ini masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dijelaskan dia, mobil yang mengangkut sembilan penumpang di antaranya para santri dari salah satu pondok pesantren di Kecamatan Sekayam itu terguling dan menabrak pohon kelapa sawit.

“Kami olah TKP terlebih dahulu. Setelah olah TKP, sekalian kami melakukan pemeriksaan terhadap para saksi guna mengetahui penyebab kecelakaan tunggal hingga menyebabkan lima orang meninggal,” katanya.

Dugaan sementara penyebab kecelakaan karena mobil sempat mepet ke sebelah kiri lalu ke kanan jalan hingga keluar jalur kemudian menabrak pohon sawit.

“Kendaraan keluar aspal dengan kecepatan tinggi, lalu menabrak pohon sawit,” ujarnya.

Dia menyebutkan kesembilan korban masing-masing berinisial W (35) warga Dusun Rintau, Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam (trauma tumpul dada dan perut), kemudian DF (32) warga Dusun Tuak, Desa Sotok, Kecamatan Sekayam (luka sobek punggung kaki kiri, patah tulang selangka kiri), dan R (3) warga Dusun Tuak, Desa Sotok, Kecamatan Sekayam (luka sobek dahi, luka lecet tangan kanan dan kaki kiri).

Berikutnya, AMP (39) warga Dusun Tuak, Desa Sotok, Kecamatan Sekayam (luka sobek kepala dan retak tulang tengkorak), AS (60) warga Desa Bungkang Kecamatan Sekayam (meninggal dunia), RF (50) warga Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam (MD), Hj S (80) warga Dusun Rintau, Kecamatan Sekayam (meninggal dunia), PAA (8) warga Dusun Tuak, Desa Sotok, Kecamatan Sekayam (meninggal dunia), dan N (6) warga Dusun Rintau Kecamatan Sekayam (meninggal dunia).

Sementara Kasat Lantas Polres Sanggau, AKP Anne Tria Sefyna menyebutkan dari sembilan orang yang berada di mobil, lima meninggal dunia.

“Empat orang selamat masih dirawat di Rumah Sakit Centra Medika Sanggau. Sementara korban meninggal dunia saat ini di RSUD MTg Djaman,” katanya. (*)

Jumat, 04 Juni 2021

Kebakaran Besar Kilang Minyak di Iran Masih Belum Padam

Kebakaran Besar Kilang Minyak di Iran Masih Belum Padam
Api berkobar di sebuah kilang minyak di ibu kota Iran, Teheran, 2 Juni 2021. (Foto: Vahid AHMADI / TASNIM NEWS / AFP)

BorneoTribun Internasional - Kebakaran besar di sebuah kilang minyak di dekat ibu kota Iran masih belum padam, Kamis (3/6). Para petugas pemadam kebakaran terus berjuang memadamkan api.

Kebakaran di kilang milik perusahaan pemerintah ini, Tondgooyan Petrochemical Co., mulai terjadi Rabu malam. Gumpalan besar asap hitam yang diakibatkannya mewarnai langit ibu kota.

Kantor berita SHANA mengatakan, kebakaran terjadi karena kebocoran di dua tangki limbah di fasilitas tersebut. Pihak berwenang secara tersirat awalnya mengungkapkan bahwa kebakaran itu mempengaruhi pipa gas minyak cair di kilang itu.

Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengunjungi lokasi kebakaran semalam. Meski ia berusaha meyakinkan publik bahwa api tidak akan mempengaruhi produksi, banyak warga Iran mengantre untuk mendapatkan bensin pada Kamis pagi, awal akhir pekan di Republik Islam tersebut.

SHANA juga mengutip juru bicara kilang Shaker Khafaei yang mengatakan pihak berwenang berharap api akan padam dengan sendirinya setelah bahan bakar habis dilalap si jago merah dalam beberapa jam mendatang.

Belum jelas apa yang memicu kebakaran itu. Suhu di Teheran mencapai hampir 40 derajat Celsius pada Rabu. Suhu tinggi pada musim panas di Iran pernah menyebabkan kebakaran di masa lalu.

Kebakaran itu terjadi pada hari yang sama kebakaran melanda kapal perang terbesar di Angkatan Laut Iran, yang kemudian tenggelam di Teluk Oman. [ab/uh]

Oleh: VOA

Minggu, 30 Mei 2021

Jembatan Gantung di Sekadau Miring, Ini Tanggapan Kadis PUPR Sekadau

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Sekadau, Akhmad Suryad
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Sekadau, Akhmad Suryadi.

BorneoTribun Sekadau, Kalbar -- Menanggapi peristiwa miringnya jembatan gantung di Nanga Kiungkang, Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau, Kalbar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Sekadau, Akhmad Suryadi mengatakan pihaknya akan pantau langsung ke lapangan.

Hal tersebut untuk memastikan kronologis penyebab dari miringnya jembatan gantung di Nanga Kiungkang.

Jembatan yang berada di Desa Nanga Kiungkang Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau, Kalbar, memiliki panjang 75 meter, lebar 1 meter, dengan ketinggian sekitar 10 meter, melintas di atas Sungai Sekadau.

Anggota BPD Nanga Kiungkang, Dedi membenarkan bahwa jembatan lama miring dan nyaris roboh.

"Kejadian sekitar jam 4 sore, saat itu Warga melewati jembatan mau ke arah gereja di seberang, setelah sampai ke seberang tiba-tiba jembatan roboh.  Sementara tidak ada korban dalam peristiwa tersebut," cerita Dedi.

Dedi mengungkapkan, diduga kayu penahan kawat seling sudah berumur atau sudah rapuh.

"Kayu galang penahan tali kawat seling rapuh," ungkap Dedi kepada BorneoTribun via WhatsApp, Minggu (30/5).

Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Sekadau, Akhmad Suryadi mengatakan, bahwa akan menurunkan tim Teknis dan konsultan untuk memantau kondisi dilapangan.

"Kalau jembatan gantung tersebut dianggap penting bagi masyarakat dan merupakan salah satu arus lalu lintas maka akan di usulkan melalu dana tanggap darurat," ungakapnya.

Lebih lanjut, Akhmad mengatakan, jembatan itu dikerjakan semasa masih Kabupaten Sanggau, dan dilakukan renovasi tahun 2012 oleh program PNPM.

"Untuk tindak lanjutnya, kita belum memastikan, kita menunggu tim teknis dan konsultan untuk memantau ke lokasi tesebut," tutup Akhmad.

Berita ini telah ditayangkan BorneoTribun Melawi dengan Judul Jembatan Gantung di Nanga Kiungkang Miring, Ini Tanggapan Kadis PUPR Sekadau.

Reporter: Yakop

Penahan Tali Seling Rapuh, Jembatan Gantung di Nanga Kiungkang Roboh

Penahan Tali Seling Rapuh, Jembatan Gantung di Nanga Kiungkang Nyaris Roboh
Penahan Tali Seling Rapuh, Jembatan Gantung di Nanga Kiungkang Nyaris Roboh.

BorneoTribun Sekadau, Kalbar - Akibat kayu galang penahan kawat seling rapuh, sebuah jembatan gantung di Nanga Kiungkang, miring dan roboh, minggu (30/5) sekitar pukul 16.39 WIB. Jembatan itu dikerjakan tahun 2012 oleh PNPM masa presiden SBY.

Jembatan yang berada di Desa Nanga Kiungkang Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau, Kalbar, memiliki panjang 75 meter, lebar 1 meter, dengan ketinggian sekitar 10 meter, melintas di atas Sungai Sekadau.

Dedi, Anggota BPD Kiungkang membenarkan bahwa jembatan lama miring dan nyaris roboh.

"Kejadian sekitar jam 4 sore, saat itu Warga melewati jembatan mau ke arah gereja di seberang, setelah sampai ke seberang tiba-tiba jembatan roboh.  Sementara tidak ada korban dalam peristiwa tersebut," cerita Dedi.

Dedi mengungkapkan, diduga kayu penahan kawat seling sudah berumur atau sudah rapuh.

"Kayu galang penahan tali kawat seling rapuh," ungkap Dedi kepada BorneoTribun via WhatsApp, Minggu (30/5).

Reporter: Yakop

Sabtu, 29 Mei 2021

Sebanyak 107 Warga Janapria Diduga Keracunan Massal

Sebanyak 107 Warga Janapria Diduga Keracunan Massal
Laporan Adbravo. Sebanyak 107 Warga Janapria Diduga Keracunan Massal.

BorneoTribun Lombok Tengah, NTB - Tercatat sebanyak 107 orang warga Dusun Lingkok Teres Desa Persiapan Prako (Desa Loang Maka) Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah mengalami keracunan massal, Jumat tanggal (28/5) pukul 13.30 Wita.

Kapolres Lombok Tengah AKBP Esty Setyo Nugroho, SIK melalui Kapolsek Janapria, Iptu H. Muhdar menjelaskan, para warga mengalami keracunan massal itu diduga setelah mengonsumsi nasi bungkus acara hajatan ngurisan di rumah warga setempat selesai Jumatan.

"Selesai acara zikiran, para warga itu pulang sambil membawa nasi bungkus lengkap dengan laukpauk yang telah disediakan oleh tuan rumah," kata Kapolsek Janapria.

Dikatakan Kapolsek, warga yang diduga keracunan mulai berdatangan ke Puskesmas Langko sekitar pukul 19.30 Wita. Mereka rata-rata mengalami gejala seperti pusing, lemas, mual dan muntah-muntah.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Dusun Lingkok Teres Rizalul Kamil, kata Kapolsek, bahwa pemilik hajatan yakni Sahdan dan istrinya Rahimin tidak memasak langsung nasi bungkus yang dimakan warga tersebut, melainkan memesan dari warga setempat.

Para warga yang datang ke puskesmas kemudian mendapatkan perawatan medis untuk menentukan kondisi pasien untuk penanganan lebih lanjut, serta memberikan infus bagi warga yang mengalami muntah dan Lemas. 

"Petugas Puskesmas juga telah melakukan observasi dengan memberikan obat serta disarankan minum air kelapa muda atau susu," pungkas Kapolsek. 

Aparat Kepolisian dari Sektor Janapria sejak menerima laporan itu langsung melakukan pengamanan di Puskesmas Langko, sekaligus berkoordinasi kepada Dokter dan Perawat guna mengevaluasi tingkat keparahan dari masing-masing korban agar bisa dilakukan percepatan penanganan rujukan ke RSUD Praya jika dibutuhkan.

Kapolsek bersama anggota juga melakukan himbauan kepada warga agar tidak berkumpul guna menghindari penularan COVID-19 sekaligus membagikan masker kepada warga. 

"Kami juga berkoordinasi dengan Sat. Reskrim Polres Loteng, dan Unit Identifikasi guna menindaklanjuti sebab-sebab terjadinya peristiwa Keracunan tersebut," kata Kapolsek Iptu H. Muhdar.

Kapolsek menyebutkan, data yang diperoleh dari perawat Puskesmas Syukri, S. Kep, warga yang mengalami keracunan sebanyak 107 orang,  68 orang berobat jalan dan 39 masih dalam pantauan Puskesmas.

 Aparat keamanan juga telah diamankan barang bukti berupa nasi bungkus yang diduga sebagai sumber keracunan warga.(Adbravo)

Jumat, 28 Mei 2021

Warga SP 2 Sopan Pelangkan Meninggal Dunia usai Tersambar Petir di Lahan Sawit

Warga SP 2 Sopan Pelangkan Meninggal Dunia usai Tersembar Petir di Lahan Sawit
Ilustrasi tersambar petir. ©2016 Merdeka.com 

BORNEOTRIBUN SEKADAU - Agus warga SP 2 Sopan Pelangkan Desa Landau Kodah dikabarkan meninggal dunia usai tersambar petir saat sedang bekerja di lahan sawit.

Peristiwa itu terjadi di Jalur 12, SP 12, Dusun Teluk Pasir, Desa Tanjung Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalbar, Jumat (28/5) sekitar pukul 17.00 WIB sore.

Berdasarkan keterangan salah seorang warga SP 12,  Dana mengatakan, saat kejadian korban sedang bekerja di lahan sawit. Tiba-tiba ada petir, petir pertama yang cukup kuat.

“Diduga, korban tersambar petir yang pertama dan meninggal ditempat,” tulis Dana via pesan WhatsApp saat dihubungi BorneoTribun.

Sampai berita ini ditayangkan, kabar terakhir korban akan dimakamkan besok pagi (29/5).

Reporter: Yakop

Tak senang Bunyi Knalpot Sepeda Motor Keras, ES Tusuk Korban gunakan Dodos Sawit

Ilustrasi penusukan.

BORNEOTRIBUN SANGGAU - Kapolres Sanggau melalui Kapolsek Beduai AKP Eeng Suwenda membenarkan adanya dugaan kasus penganiayaan yang terjadi di Kecamatan Beduai.

Kapolsek Beduai menjelaskan, kejadian tersebut terjadi pada hari Jumat, tanggal 28 Mei sekira pukul 10.00 Wib telah terjadi kasus penganiayaan di Dusun Beduai, Desa Bereng Bekawat, yang dilakukan oleh tersangka ES (40) dengan cara menusuk korban N 21 Tahun menggunakan Dodos Sawit, sehingga mengakibatkan korban luka-luka dan dibawa kerumah Sakit atau Puskesmas Beduai.

Tak senang Bunyi Knalpot Sepeda Motor Keras-keras, ES Tusuk Korban gunakan Dodos Sawit.

"Untuk tersangka dan barang bukti sudah kita amankan di Polsek Beduai,"ucap Kapolsek.

"Situasi sampai saat ini dalam keadaan aman dan terkendali. Laporan lengkap menyusul, untuk motif masih kita dalami, informasi sementara berdasarkan keterangan saksi, tersangka merasa tidak senang kepada korban membunyikan knalpot sepeda motor keras-keras,"tutur Kapolsek. 

Reporter: Libertus 

Kamis, 27 Mei 2021

Ritual Adat Dayak Penyelesaian Sengketa Tumpang Tindih SPT di Atas SPT di Dusun Jirak

Ritual Adat Dayak Penyelesaian Sengketa Tumpang Tindih SPT di Atas SPT di Dusun Jirak
Ritual Adat Dayak Penyelesaian Sengketa Tumpang Tindih SPT di Atas SPT di Dusun Jirak.

BorneoTribun Bengkayang, Kalbar - Konflik Sengketa Tanah merupakan peristiwa yang selalu terjadi di kalangan masyarakat akibat kurangnya informasi serta pengetahuan yang luas mengenai status kepemilikan lahan Serta legalitas yang sah menurut peraturan yang telah di tetapkan.

Hal inilah yang terkadang menjadi pemicu adanya konflik di tengah tengah masyarakat, bahkan terindikasi ada pihak yang bermain.

Seperti kasus yang terjadi saat ini di Desa Samalantan, Kecamatan Samalantan, Kabupaten Bengkayang, Kalbar, tepatnya terjadi di Dusun Jirak.

Sengketa lahan ini bermula ada pihak yang mengaku memiliki lahan, yang mana lahan tersebut Notabene sudah mempunyai legalitas kepemilikan yang sah sesuai dengan ketentuan.


Namun di sisi lain ada oknum yang datang dengan Serta merta melakukan pengukuran terhadap lahan atau tanah yang sudah ada bukti kepemilikannya, dari sinilah awal mula adanya kasus Pemukulan.

Kasus ini sudah Selesai dengan secara kekeluargaan, dan pihak korban sudah mencabut laporannya penganiayaan di polres Bengkayang.


Hal ini di ungkapkan oleh salah satu pemilik Lahan Frengki Pabayo Kepada awak media ini.

"Awal dari pemukulan sebenarnya orang tidak tahu, berawal darimana, dan ritual hari ini adalah menghukum orang yang telah melakukan penyerobotan tanah warga Desa Jirak, ada lima orang termasuk saya ada di dalamnya," ungkapnya.

Lanjutnya, untuk kasus penganiayaan terhadap Sdr Putu Budi Asmika, sudah selesai secara kekeluargaan dan mencabut laporan di Polres Bengkayang.

"Kegiatan hari ini yaitu melakukan ritual adat menghukum mereka yang telah melakukan penyerobotan terhadap tanah Masyarakat yang tanpa sepengetahuan Mereka," ujarnya.

Lanjut Frengki, untuk laporan mengenai hal penyerobotan lahan atau tanah kita tidak tahu apakah di cabut atau bagaimana yang jelas proses tetap berjalan dan untuk informasi lebih lanjut silahkan teman teman media untuk menghubungi pihak kepolisian yaitu Polres Bengkayang.

"Kami berterima kasih kepada pihak kepolisian Kapolres Bengkayang, Kasat Intel, Kasat Reskrim, Ketua DPR Bengkayang, Ketua Fraksi, Ketua DAD Bengkayang yang telah ambil andil dalam permasalahan ini," ucapnya.

Frengki menyampaikan, apabila ada orang lain atau orang luar, seharusnya dari Desa Atau Kepala Desa lebih Bijak, sebaiknya jangan Sembarangan menerbitkan surat apabila tanah tersebut sudah orang tempati.

"Sama halnya yang saya tempati surat saya sudah ada tapi kog di timpa, itukan SPT di atas SPT maka terjadilah peristiwa itu, jadi harapan saya kedepan hal ini tidak perlu terjadi lagi khususnya di kecamatan Samalantan,lembah Bawang dan pada umumnya di kabupaten Bengkayang",pesan Frengki. 

Penulis : RA/IJ

Viral! Warga Tandu Ibu Hamil, Ini Kata Kadis Sekadau

Viral! Warga Tandu Ibu Hamil, Ini Kata Kadis Sekadau.

BORNEOTRIBUN SEKADAU - Menanggapi postingan akun Facebook milik 'Petra Mu***ng' dilaman Sekadau Informasi dan pemberitaan di beberapa media tentang warga Dusun Rengat tandu seorang Ibu yang akan melahirkan.

Sebelumnya, dalam postingan 'Petra Mu***ng' menyebutkan kondisi tersebut dipicu tak adanya Bidan yang menetap, seolah-olah tidak ada penanganan pemerintah.

Bahkan, hal seperti itu juga bukan yang pertama dilakukan warga ditengah majunya teknologi.

Warga tandu ibu hamil di Sekadau.

“Kami Dusun Rengat Desa sungai tapah,  tadi pagi menandu orang yg mau lahiran,  Di Dusun kami tidak Ad Bidan yg Netap...,” tulis @Petra Mu***ng

“Fenomena seperti ini bukan baru terjadi disana khusus nya dudun rengat, desa sungai tapah, kec. belitang hulu kab. Sekadau, bukan juga soal pejabat yang tidak tahu menau. tapi mungkin soal rasa kemanusian yg sudah tidak ada,” Komen @Daniel E** Se*****di

Warga tandu ibu hamil di Sekadau.

Selain itu, dilaman komentar, @Mik** dengan tegas meminta Ketua RT atau Kades untuk segera mengusulkan supaya Dinas Kesehatan dapat meninjau langsung.

“Klo ada ketua rt atau kades , diusulkan saja supaya ada dinas kesehatan tugas/paling tidak ada yang jalan ke sana 1 Minggu sekali,” Komen @Mik**

Plt. Kepala Dinas Kesehatan PP dan KB Kabupaten Sekadau, Hendry Alpius.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan PP dan KB Kabupaten Sekadau, Hendry Alpius mengatakan sangat riskan bila warga ditandu dalam kondisi yang seperti itu.

"Sungai Tapah ada bidan yang kita siapkan bang,"Tulisnya Saat dikonfirmasi Via WhatsApp, Kamis (27/5/21).

Kendati demikian, Hendry Alpius juga mengakui wilayah Dusun Rengat, Desa Sungai Tapah, Belitang Hulu memang masih terkendala infrastruktur.

"Rengat dusun bang, tapi wilayahnya Pustu Sei Tapah. Bidan wilayahnya sampai Rengat, ada bidan di Sei Tapah. Hanya perlu infrastruktur pendukunglah ke Rengat sehingga jangkauan wilayahnya mudah," Tandasnya.

Warga tandu ibu hamil di Sekadau.

Sementara itu, postingan 'Petra Mu***ng' dilaman Sekadau Informasi terus mendapat dukungan dan mengundang simpati Netizen.

Sampai berita ini ditayangkan, BorneoTribun masih mencari kelanjutan informasi keadaan ibu hamil tersebut.

Reporter: Hermanto
Editor: Yakop

Foto Warga Belitang Hulu Tandu Seorang Perempuan Mau Melahirkan Viral di Medsos

Warga Belitang Hulu menandu seorang perempuan mau melahirkan viral di media sosial. (Foto: @Petra Mu***)

BorneoTribun Sekadau, Kalbar - Foto warga Belitang Hulu menandu seorang perempuan mau melahirkan viral di media sosial. 

Kejadian itu terjadi di Dusun Rengat Desa Sungai Tapa, Kecamatan Belitang Hulu,  Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat (Kalbar).

Kondisi ini lantaran di Desa tersebut tidak ada Bidan yang menetap.

Foto viral membuat netizen prihatin, karena seolah-olah tidak ada penanganan pemerintah.


“Kami Dusun Rengat Desa sungai tapah,  tadi pagi menandu orang yg mau lahiran,  Di Dusun kami tidak Ad Bidan yg Netap...,” tulis @Petra Mu***ng

“Fenomena seperti ini bukan baru terjadi disana khusus nya dudun rengat, desa sungai tapah, kec. belitang hulu kab. Sekadau, bukan juga soal pejabat yang tidak tahu menau. tapi mungkin soal rasa kemanusian yg sudah tidak ada.” Komen @Daniel E** Se*****di

“Di tengah majunya teknologi, tapi masih ada dusun yg belum di perhatikan pemerintah jangan kan akses perbaikan jalan , dinas kesehatan saja tidak ada.....semoga postingan ini bisa menggerakkan hati pemerintah untuk memperhatikan dusun ini agar di sediakan bidan/mentri tetap di dsn tersebut....” beber @Viee Na****h Mualang

“Klo ada ketua rt atau kades , diusulkan saja supaya ada dinas kesehatan tugas/paling tidak ada yang jalan ke sana 1 Minggu sekali.” Komen @Mik** 

Warga Belitang Hulu menandu seorang perempuan mau melahirkan viral di media sosial. (Foto: @Petra Mu***)

Dilansir BorneoTribun dari PenaKhatulistiwa.id, Kamis (27/5), Salahsatu warga Dusun Rengat Desa sungai tapah, Petra mengungkapkan kejadian tersebut memang tidak asing bagi warga Rengat.

"Setiap ada orang sakit atau mau melahirkan, kami harus tandu karena kondisi jalan tidak memungkinkan untuk kendaraan masuk.” ujarnya.

Tadi pagi, kata Dia, mereka tandu sekitar 3 kilometer untuk dibawa ke Semirau karena disana ada bidan. 

“Untungnya berapa hari ini tidak ada hujan, jadi mobil bisa masuk setengah perjalanan. Jarak dari Rengat ke Semirau kurang lebih tujuh kilometer," ucap Petra, Kamis (27/5).

Petra menuturkan, dulu sempat ada bidan yang bertugas di Rengat. Namun, sudah pindah tugas.

"Mungkin karena tidak mampu akses jalannya makanya minta pindah. Waktu masih bertugas disana, warga menyediakan Balai Dusun untuk tempat praktik bidan," terang Petra.

Hingga saat ini, sambung Petra, belum ada fasilitas kesehatan di Rengat. Pembangunan jalan pun belum ada.

"Kami berharap supaya dibangun jalan dulu. Kalau ada jalan bisa masuk mobil, tidak perlu lagi harus ditandu bawa orang sakit dan makan waktu lama," ucap Petra.

Sampai berita ini ditayangkan, BorneoTribun masih mencari kelanjutan informasi keadaan ibu hamil tersebut.

Reporter: Yakop

Rabu, 26 Mei 2021

Seorang Lansia di Monjok Culik Ditemukan Tewas Gantung Diri

Seorang Lansia di Monjok Culik Ditemukan Tewas Tergantung Diri
Seorang Lansia di Monjok Culik Ditemukan Tewas Tergantung Diri.

BorneoTribun Mataram, NTB - Warga Monjok Culik, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, pada Selasa (25/05) siang dikagetkan seorang pria lanjut usia (lansia) tewas Gantung Diri Dirumahnya.

Kepala Kepolisian Sektor Mataram AKP Elyas Ericson, SIK di Mataram membenarkan adanya seorang warga yang berada di wilayah hukumnya ditemukan dalam kondisi tewas tergantung.

"Informasi warga yang menemukan korban tewas tergantung itu masuk sekitar siang tadi. Warga menemukannya dalam posisi tergantung di tali nilon pada besi yang membentang di bagian atap rumah," kata Ericson.

Tindak lanjut dari informasi tersebut, jelasnya, pihak Polsek Mataram langsung menghubungi Tim Inafis Polresta Mataram untuk mendatangi lokasi kejadian.

"Dari hasil Visum sementara, pada jenazah terdapat tanda-tanda yang menguatkan dugaan bahwa korban tewas karena gantung diri," ujarnya.

Menurut keterangan saksi maupun pihak keluarga, dikatakan Ericson bahwa korban sudah lama mengidap tumor di paru-paru. 

"Dari penuturan saksi-saksi, korban diduga stres karena penyakit keras yang dialaminya, ada tumor di bagian paru-paru korban," katanya.

Lebih lanjut, Ericson mengatakan bahwa jenazah korban kini telah disemayamkan di rumah duka, di wilayah Monjok Culik. Pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. 

"Dengan adanya kejadian ini, pihak keluarga korban kini sudah mengikhlaskan kepergian almarhum dan rencananya besok akan langsung dimakamkan," ucapnya.

Reporter: Adbravo
Editor: Yakop

Hampir Terlihat Diseluruh Daerah di Indonesia, Gerhana Bulan Total 26Mei

Hampir Terlihat Diseluruh Daerah di Indonesia, Gerhana Bulan Total 26Mei
ILUSTRASI. Gambar istock

BorneoTribun Sains - Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon akan terjadi hari ini, tepatnya pada tanggal 26 Mei 2021. Fenomena ini terjadi bertepatan dengan Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.

Berdasarkan unggahan akun Instagram resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) disebutkan bahwa Gerhana Bulan Total kali lebih spesial karena beriringan dengan terjadinya Perige, yakni ketika bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.

Karena fenomena Perige ini, maka bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa. Selain itu, Bulan juga akan tampak merah karena pembiasan cahaya Matahari oleh lapisan atmosfer Bumi, sehingga Gerhana Bulan Total tahun ini disebut sebagai Super Blood Moon. Fenomena ini dianggap sangat langka karena hanya terjadi tiap 195 tahun sekali.

Gerhana Bulan Total kali ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia. Mulai dari arah Timur hingga Tenggara. Bahkan tanpa menggunakan alat bantu optik apapun terletak di dekat konstelasi Scorpius. Durasi fase total gerhana kali ini diperkirakan cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik.

Lebih lanjut Lapan menyebut, Gerhana Bulan Total ini terjadi bertepatan dengan detik-detik Waisak, yakni pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Budha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB atau 19.13.30 WITA atau 20.18.30 WIT dengan jarak 357.416 Km dari Bumi.

Pada fase gerhana awal penumbra, wilayah yang dapat menyaksikan ialah Papua, Kep. Aru, pada pukul 15.46.12 WIB atau 16.46.12 WITA atau 17.46.12 WIT.

Untuk fase puncak gerhana, seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikannya kecuali Aceh, Pulau Nias, dan sebagian Sumatera Utara, pada pukul 18.18.43 WIB atau 19.18.43 WITA atau 20.18.43 WIT.

Sementara waktu Gerhana Bulan Total yang dapat disaksikan oleh seluruh wilayah Indonesia adalah pada fase akhir total, akhir sebagian, hingga akhir penumbra, tepatnya mulai pukul 18.27.57 WIB atau 19.27.57 WITA atau 20.27.57 WIT, hingga pukul 20.51.16 WIB atau 21.51.16 WITA atau 22.51.15 WIT.

Selain Indonesia, secara universal wilayah lainnya yang dapat menyaksikan Gerhana Bulan Total ialah negara-negara di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian Timur kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago. Brazil bagian timur, Guyana, Suriname dan Guyaha Prancis.

Seorang Pria Paruh baya Dilaporkan Hilang Saat Berburu di Hutan Melapi Putussibau

Seorang Pria Paruh baya Dilaporkan Hilang Saat Berburu di Hutan Melapi Putussibau
ILUSTRASI.

BorneoTribun Kapuas Hulu, Kalbar - Seorang pria paruh baya, atas nama Hamdani (61), warga Jalan Kom Yos Sudarso, Kelurahan Putussibau Kota, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, dilaporkan hilang saat berburu di hutan, di wilayah Desa Malapi, Kecamatan Putussibau Selatan, Senin (24/5/2021).
Yang bersangkutan pergi berburu bersama teman-temannya, dengan jumlah delapan orang.

Adapun kronologis kejadian, berawal pada Senin (25/5/2021) sekitar pukul 08.00 WIB, korban bersama rombongan berangkat ke Desa Melapi dengan menggunakan perahu bermesin (Speed/tempel), dengan tujuan berburu.

Sekitar pukul 09.30 WIB, rombongan tiba di lokasi berburu di wilayah Desa Melapi.

Kemudian mereka beristirahat selama beberapa jam di lokasi tersebut.

Sekitar pukul 12.00 WIB, rombongan pun berburu, dengan menggunakan alat jaring dan tombak secara terpisah satu sama lain.

Sekitar pukul 14.00 WIB setelah berburu, rombongan kemudian bermaksud untuk pulang, namun rombongan menyadari bahwa yang bersangkutan belum kembali ke titik kumpul awal.

Romobongan kemudian melakukan pencarian terhadap yang bersangkutan di sekitar lokasi berburu hingga pukul 20.00 WIB, namun tidak berhasil menemukan korban.

Rombongan pun kemudian melaporkan hal tersebut kepada RT setempat di Desa Melapi dan melaporkannya pula ke Polsek Putussibau Selatan.

Pada pukul 01.00 WIB, TRC dan Tagana beserta anggota Polsek Putussibau Selatan, menggelar apel kesiapan pencarian terhadap yang bersangkutan dan berangkat menuju TKP.

Apel dipimpin oleh Kanit Intelkam Polsek Putussibau Selatan, Aipda Wan Hidayat.

Hingga pukul 03.00 WIB, pencarian dihentikan dan dilanjutkan keesokan harinya (hari ini).

"Hingga saat ini, yang bersangkutan belum ditemukan dan Polsek Putussibau Selatan beserta Tagana, TRC Pramuka dan keluarga yang bersangkutan serta rekan yang bersangkutan masih terus melakukan pencarian, yang dipimpin oleh Ps. Kanit Intelkam Polsek Putussibau Selatan, Aipda Wan Hidayat," ujar Kapolsek Putussibau Selatan, Ipda Faldo Yefri Oktavianus, Selasa (25/5/2021) malam. (Uncak/NT)

Penemuan Sesosok mayat pria di Ketapang Ditemukan Gantung Diri di Rumah Pacarnya

Penemuan Sesosok mayat pria di Ketapang Ditemukan Gantung Diri di Rumah Pacarnya
Penemuan Sesosok mayat pria di Ketapang Ditemukan Gantung Diri di Rumah Pacarnya. (KO/AD)

BorneoTribun Ketapang, Kalbar - Penemuan Sesosok mayat pria dalam keadaan tergantung di rumah pacarnya beralamat di perumahan Bumi Pawan Residence Blok D nomor 30 Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Delta Pawan, Selasa (25/5/2021) siang.

Mayat tersebut ditemukan oleh warga dalam posisi tergantung di pintu kamar dengan kain gorden yang melilit di leher. Penemuan mayat itu lantas membuat heboh dan mengundang perhatian warga lainnya.

Kapolres Ketapang, AKBP Wuryantono melalui Kasat Reskrim Polres Ketapang, AKP Primastya mengatakan penemuan mayat yang diduga gantung ini terjadi sekitar pukul 14.50 Wib.

“Kejadian tersebut diketahui pertama kali oleh Adelia Yulpani yang juga adalah pacar korban,” katanya saat dihubungi, Selasa (25/5/2021) malam.

Ia menyebutkan, saat pacar korban menemukan mayat di rumahnya itu langsung menghubungi polisi. Polisi mengidentifikasi mayat tersebut, yakni Hendri (24), warga Dusun Pandan Sembuat, Desa Pandan Sembuat, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau.

Primastya menjelaskan kalau berdasarkan keterangan dari pacar korban, sebelumnya sempat terjadi cekcok antara korban dan dirinya. Kemudian pacar korban meninggalkan rumah dan kembali lagi keesokannya pada hari selasa tanggal 25 Mei 2021 sekitar pukul 10.00 WIB. Saat akan memasuki rumah, kondisi rumah terkunci dari dalam.

“Pacar korban berusaha membuka paksa pintu rumahnya yang terkunci. Saat ditemukan korban sudah dalam posisi gantung diri di depan pintu kamar menggunakan kain gorden,” ujarnya.

Saat ini polisi telah melakukan olah TKP di lokasi rumah pacar korban. Di lokasi kejadian polisi hanya menemukan barang-barang milik korban. Terhadap mayat korban juga telah dilakukan visum.

“Dugaan sementara korban melakukan tindakan bunuh diri dikarenakan adanya perselisihan dalam hubungan asmara antara korban dengan pacarnya,” tandasnya. (KO/AD)

Pasca Letusan Gunung, Sejumlah Anak di Kongo Hilang

Pasca Letusan Gunung, Sejumlah Anak di Kongo Hilang
Aliran lava dari letusan gunung Nyiragongo tampak membelah wilayah permukiman di Buhene, Goma utara, Kongo, Senin (24/5).

BorneoTribun Internasional - Keluarga yang kehilangan anak-anak mereka setelah erupsi Gunung Nyiragongo di bagian timur Republik Demokratik Kongo akhir pekan lalu menunggu di luar sebuah rumah sakit di Goma, dengan harapan akan mendengar kabar tentang orang-orang yang mereka kasihi.

Para orang tua yang putus asa itu hari Selasa (25/5) mencari informasi tentang anak-anak mereka yang hilang setelah letusan gunung yang menewaskan sedikitnya 32 orang itu.

“Saya berada di sini karena sejak Sabtu lalu saya belum lagi bertemu dengan anak saya yang terpisah ketika gunung itu meledak,” ujar Neema Sifa, ibu seorang anak perempuan berusia sembilan tahun di RS Propinsi North-Kivu.

Lebih dari 170 anak-anak dikhawatirkan hilang, dan para pejabat UNICEF mengatakan mereka kini membentuk satu pusat singgah untuk membantu anak-anak tanpa pendamping pasca bencana alam itu.

“Kami bahkan mengirim komunikasi lewat radio, tetapi sayangnya kami tidak mendapat sinyal dari anak itu sehingga tidak tahu di mana ia berada. Kami sangat sedih,” ujar Amani Fiston Butondo, ayah seorang anak berusia enam tahun yang saat ini hilang.

UNICEF mengatakan erupsi Gunung Nyiragongo membuat sekitar 5.000 orang mengungsi dari Goma – suatu kota berpenduduk sekitar dua juta orang – menuju ke Rwanda. Dua puluh lima ribu lainnya mengungsi ke Sake, di Republik Demokratik Kongo barat laut.

Pada hari Minggu (23/5) ribuan penduduk telah kembali, tetapi sejumlah rumah di daerah-daerah dekat gunung itu tertutup lahar.

Erupsi Gunung Nyiragongo membuat langit gelap menjadi merah menyala dan lahar mengalir ke desa-desa yang menghancurkan lebih dari 500 rumah, kata para pejabat dan korban yang selamat.

Hingga laporan ini disampaikan daerah itu masih dalam keadaan siaga, beberapa gempa bumi masih dirasakan di Kongo dan Rwanda. [em/lt]

Oleh: VOA

Senin, 24 Mei 2021

Cuaca Ekstrem di China, 21 Pelari Tewas Dalam Lomba Lari Meraton

Cuaca Ekstrem di China, 21 Pelari Tewas Dalam Lomba Lari Meraton
Cuaca Ekstrem di China, 21 Pelari Tewas Dalam Lomba Lari Meraton. Petugas penyelamat mengevakuasi korban tewas dari lokasi lomba lari maraton di kota Baiying, provinsi Gansu, di China barat laut, Minggu (23/5).

BorneoTribun Internasional - Upaya penyelamatan para peserta lomba lari maraton yang menjadi korban cuaca ekstrem berakhir hari Minggu (23/5). 

Menurut markas penyelamat setempat, sedikitnya 21 pelari tewas dalam lomba lari maraton melintasi gunung (cross-country mountain) sepanjang 100 kilometer di kota Baiying, provinsi Gansu, di China barat laut. Jenazah 21 korban telah dipindahkan dari lokasi kejadian.

Lebih dari 1.200 anggota tim penyelamat dengan peralatan lengkap dan pesawat-pesawat militer dikerahkan dalam operasi penyelamatan yang berlangsung selama 24 jam.

Seratus lima puluh satu peserta lainnya dipastikan aman, delapan diantaranya dilaporkan cedera ringan dan dalam kondisi stabil, namun masih mendapat perawatan di rumah sakit.

Direktur Komisi Kesehatan Propinsi Gansu Guo Yufen mengatakan telah membentuk tim khusus untuk transportasi pasien, perawatan dan intervensi psikologis.

Insiden keselamatan publik itu terjadi karena perubahan cuaca secara mendadak. 

Dalam konferensi pers Minggu pagi (23/5) Walikota Baiyin, Zhang Xuchen mengatakan telah membentuk tim penyelidik untuk mengetahui lebih lanjut penyebab insiden itu.

Lomba lari maraton dengan 172 peserta ini berlangsung Sabtu pagi (22/5) di lokasi wisata Yellow River Stone Forest, di kabupaten Jingtai, di kota Baiyin.

Menurut markas penyelamat, sekitar jam 1 siang terjadi hujan es yang membeku dan angin kencang di kawasan perlombaan yang berada di ketinggian, antara kilometer 20 dan 31. 

Para peserta merasa tidak nyaman karena penurunan suhu udara secara tiba-tiba dan perlombaan dihentikan ketika sejumlah peserta hilang.

Pemerintah setempat segera memulai operasi penyelamatan setelah diberitahu panitia dan mengorganisir pasukan penyelamat untuk mencari mereka yang hilang.

Suhu udara kembali turun pada malam hari karena medan dan topografi daerah itu yang rumit. Operasi penyelamatan pun menghadapi kendala.

Pada hari Minggu (23/5) pukul tiga dini hari tim penyelamat menemukan 16 orang dalam kondisi meninggal, lima lainnya masih hilang. Peserta terakhir yang hilang ditemukan meninggal pada pukul 9.30 pagi.

Kabupaten Jingtai terletak di bagian tengah propinsi Gansu, dengan ketinggian tertinggi mencapai 3.321 meter dan ketinggian terendah pada 1.276 meter. [em/lt]

Oleh: VOA

Gunung Nyiragongo di Kongo Meletus, Lahar Mengalir di Jalan-Jalan Kota

Gunung Nyiragongo di Kongo Meletus, Lahar Mengalir di Jalan-Jalan Kota
Lahar terlihat di kota Goma, pasca letusan gunung Nyiragongo di Kongo, Minggu (23/5).

BorneoTribun Internasional - Gunung Nyiragongo di Kongo meletus dan mengeluarkan lahar yang menghancurkan sejumlah rumah di pinggiran kota Goma. Tetapi saksi-saksi mata hari Minggu (23/5) mengatakan kota berpenduduk sekitar dua juta orang itu aman setelah letusan gunung pada Sabtu malam (22/5) yang membuat orang-orang melarikan diri dalam keadaan panik.

Pihak berwenang mengatakan sedikitnya lima orang meninggal dalam kecelakaan di jalan raya ketika berupaya meninggalkan kota Goma. Tetapi mereka memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk memberi informasi soal korban meninggal di komunitas yang paling terpukul itu.

Gubernur Goma Constand Ndima mengatakan lebih dari 500 rumah hancur.

Warga mengatakan hanya ada sedikit peringatan dini sebelum langit yang gelap berubah menjadi merah menyala, memicu kekhawatiran bahwa letusan gunung itu dapat menimbulkan kerusakan yang sama seperti letusan tahun 2002 yang menewaskan ratusan orang.

Misi Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Kongo Sabtu malam mengatakan berdasarkan pemantauan udara, tampaknya lahar Gunung Nyiragongo tidak mengalir menuju Goma. 

Tetapi ribuan warga Goma telah meninggalkan rumah mereka karena khawatir dengan kemungkinan terburuk. 

Sebagian warga naik perahu menuju Danau Kivu, lainnya berupaya mencapai Gunung Goma, titik ketinggian tertinggi di wilayah itu. 

Sedikitnya 3.000 orang melintasi perbatasan menuju Rwanda.

Pada hari Minggu warga memberanikan diri kembali ke kampung mereka untuk mengevaluasi kerusakan yang ditimbulkan. Asap mengepul dari tumpukan lahar yang membara di Buhene, dekat kota.

Goma adalah pusat bagi banyak badan kemanusiaan di kawasan itu dan sekaligus lokasi Misi Pasukan Penjaga Perdamaian PBB. 

Meskipun Goma merupakan kediaman bagi banyak personil penjaga perdamaian dan pekerja bantuan, banyak wilayah di bagian timur Kongo yang berada dalam ancaman kelompok bersenjata yang berlomba-lomba ingin menguasai sumber daya mineral yang kaya di wilayah itu. [em/jm]

Oleh: VOA

Kereta Gantung di Resor Italia Jatuh, Sedikitnya 9 Orang Tewas

Kereta Gantung di Resor Italia Jatuh, Sedikitnya 9 Orang Tewas
Sebuah foto yang diambil dan dibagikan pada 23 Mei 2021 oleh The Italian National Alpine and Speleological Rescue Corps menunjukkan sebuah kereta gantung yang jatuh ke tanah di kota resor Stresa di tepi Danau Maggiore di wilayah Piedmont, Italia.

BorneoTribun Internasional - Sebuah kereta gantung yang membawa pengunjung ke puncak gunung, yang dapat membuat pengunjung menikmati pemandangan beberapa danau paling indah di Italia, hari Minggu (23/5) jatuh dari ketinggian. Sedikitnya sembilan orang tewas dan dua anak-anak dilarikan ke rumah sakit.

Sebuah foto yang diambil petugas pemadam kebakaran Italia menunjukkan puing-puing kereta gantung yang hancur di hutan pohon pinus di dekat puncak Mottarone yang menghadap ke Danau Maggiore.

Juru bicara tim penyelamat mengatakan di lokasi yang terletak sekitar 100 meter sebelum tempat singgah terakhir, kabel-kabel kereta gantung terletak sangat tinggi dari tanah.

Penyebab kecelakaan ini masih belum diketahui.

Kereta gantung itu telah direnovasi tahun 2016 dan dibuka kembali baru-baru ini setelah dilonggarkannya kebijakan pembatasan sosial karena pandemi virus corona, yang sebelumnya membuat seluruh jalur ski di Italia ditutup.

Hari Minggu ini suasanya sangat indah dan cerah, dan kota Milan menghipnotis banyak keluarga untuk menikmati cuaca yang indah untuk menikmati alam setelah berbulan-bulan hanya berada di dalam rumah.

Italia baru saja memulai kembali seluruh kegiatan beberapa minggu lalu, mengijinkan perjalanan antar kawasan setelah pembatasan sosial pada musim dingin lalu. [em/lt]

Oleh: VOA

Minggu, 23 Mei 2021

Isak Tangis berubah Penyerangan, Sekelompok warga Serang Pejabat Daerah dan Kapolda Papua

Isak Tangis berubah Penyerangan, Sekelompok warga Serang Pejabat Daerah dan Kapolda Papua
Gambar Screenshot YouTube.

BorneoTribun Papua  -- Suasana duka dan isak tangis mendadak berubah saat kelompok warga yang diduga kerabat Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mengamuk dan menyerang pejabat daerah termasuk Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri.

Kedatangan jenazah wagub Papua disambut isak tangis keluarga. Suasana duka terasa saat jenazah diturunkan dari mobil jenazah di kediaman wagub.

Namun, suasana duka mendadak berubah saat kelompok warga yang diduga kerabat Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mengamuk dan menyerang pejabat daerah termasuk Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri.

Tak hanya kapolda, sejumlah pejabat daerah yang sedang memberikan arahan kepada warga juga diserang.

Sebelumnya, Pejabat daerah sedang memberikan pengarahan kepada warga. Mendadak masa melempar dan menyerang beberapa pejabat daerah papua termasuk Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri yang sedang berdiri didepan kediaman wakil Gubernur papua.

Tak hanya itu, masa juga emosi merusak karangan bunga didepan rumah Wakil Gubernur Papua.

Ruangan tamu kediaman wakil gubernur papua dan sejumlah perabotan rusak akibat amukan massa.

Belum diketahui motif penyerangan kerabatan Wakil Gubernur Papua tersebut.

Stuasi kota jaya pura sempat mencekam lebih awal akibat tersebar isu-isu adanya penyerangan oleh sekelompok warga terkait kematian Wakil Gubernur Papua yang mendadak.

Reporter: Er

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno