Berita Borneotribun.com: Corona Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Corona. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Corona. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 September 2020

Cegah Penyebaran Covid-19, Bhabinkamtibmas Tegur Bagi Warga Yang Tidak Pakai Masker

Cegah Penyebaran Covid-19, Bhabinkamtibmas Tegur Bagi Warga Yang Tidak Pakai Masker
Bhabinkamtibmas Polsek Kuala Behe Bripka Heri Candra Simatupang. (Foto: BT/HY)


BorneoTribun | Kuala Behe, Landak - Sebagai upaya dalam mencegah penyebaran virus Covid 19, Bhabinkamtibmas Polsek Kuala Behe Bripka Heri Candra Simatupang mengajak Warganya untuk mensosialisasikan Era New Normal atau tatanan hidup era baru ditengah Pandemi Covid–19 dengan memperhatikan beberapa protokol kesehatan dan juga berikan teguran kepada warganya yang tidak memakai masker. Minggu (20/9/2020)


Bripka HC Simatupang untuk melakukan edukasi dan penyampaikan pesan Kamtibmas terkait era New Normal yang akan di terapkan pemerintah yakni melakukan aktivitas seperti biasa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19, seperti selalu memakai masker saat beraktivitas diluar rumah, tetap menjaga jarak, tidak melakukan kontak fisik, rajin mencuci tangan dengan sabun ataupun antiseptik


Selain itu juga menyampaikan imbauan humanis dengan kebijakan pemerintah dalam pencegahan penyebaran Covid-19, agar warga masyarakat memahami dan mematuhi anjuran pemerintah serta paham akan bahaya dari Covid-19, sehingga menjalankan aturan protokol kesehatan pada saat menjalankan New Normal (Tatanan Hidup Baru).


Kapolsek Kuala Behe Ipda Rinto,S.sos Ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa,” Bhabikamtibmas kami perintahkan untuk melakukan upaya dalam melakukan pencegahan penyebaran Virus Covid-19 sehingga penyebaran virus corona di desa binaan dapat dicegah serta untuk mengedukasi warga terkait New Normal,” ungkap Kapolsek


Penulis : Heriyanto

Sabtu, 19 September 2020

Cegah Virus Corona, Kantor Dan Asrama Polisi Disemprot Cairan Disenfektan

Cegah Virus Corona, Kantor Dan Asrama Polisi Disemprot Cairan Disenfektan
Anggota Polsek Kuala Behe, Landak. (Foto: BT/HR)


Borneotribun | Kuala Behe, Kalbar - Cegah Virus Corona, Kantor Dan Asrama Polisi Disemprot Cairan Disenfektan, Dalam rangka mengantisipasi atau mencegah penyebaran Virus Corona (covid-19), Anggota Polsek Kuala Behe melakukan upaya pencegahan dengan penyemprotan cairan disinfektan di sekitar kantor di ruangan kerja dan Asrama supaya tidak ada anggota yang terkena wabah berbahaya dan juga warganya yang hendak datang ke kantor tidak mudah terjangkit Virus Corona, Sabtu (19/9/2020)


Kegiatan penyemprotan tersebut untuk pencegahan penyebaran Virus Corona dan juga supaya untuk memutuskn mata rantai Virus Corona, supaya melakukan pelayanan kepada warganya bisa terjamin dengan adanya penyemprotan cairan disenfektan


Kapolsek Kuala Behe Ipda Rinto,S.sos Mengatakan bahwa penyemprotan cairan Desinfektan di Mako dan di Asrama ini adalah bentuk pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang sekarang sudah mulai menyebar ke seluruh indonesia khususnya, jangan sampai di Kecamatan Kuala Behe terkena Virus Corona dan sampai saat sekarang belum ada faksin yang bisa menyembuhkan virus corona.

"Makanya kita lakukan langkah-langkah pencegahan dengan melakukan penyemprotan desinfektan di Mako dan di Asrama," ungkap Kapolsek


Penulis: Heri

Jumat, 18 September 2020

Polsek Kuala Behe Apresiasi Kepada Pelajar Yang Menggunakan Masker

Anggota Polsek Kuala Behe sosialisasi protokol kesehatan pada pelajar. (Foto: BT/HY)

BORNEOTRIBUN | LANDAK, KALBAR -- Sebagai upaya dalam mencegah penyebaran virus Covid 19, Anggota Polsek Kuala Behe Aipda Heriyanto mengajak Warganya untuk mensosialisasikan Era New Normal atau tatanan hidup era baru ditengah Pandemi Covid–19 dengan memperhatikan beberapa protokol kesehatan dan juga terima kasih kepada Pelajar yang telah memakai masker sesuai standar Protokol Kesehatan, Jumat (18/9/2020).

Aipda Heriyanto untuk melakukan edukasi dan penyampaikan pesan Kamtibmas terkait era New Normal yang akan di terapkan pemerintah yakni melakukan aktivitas seperti biasa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19, 

Seperti selalu memakai masker saat beraktivitas diluar rumah, tetap menjaga jarak, tidak melakukan kontak fisik, rajin mencuci tangan dengan sabun ataupun antiseptik

Selain itu juga menyampaikan imbauan humanis dengan kebijakan pemerintah dalam pencegahan penyebaran Covid-19, agar warga masyarakat memahami dan mematuhi anjuran pemerintah serta paham akan bahaya dari Covid-19, sehingga menjalankan aturan protokol kesehatan pada saat menjalankan New Normal (Tatanan Hidup Baru).

Kapolsek Kuala Behe Ipda Rinto,S.sos Ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa,” Bhabikamtibmas kami perintahkan untuk melakukan upaya dalam melakukan pencegahan penyebaran Virus Covid-19.

"sehingga penyebaran virus corona di desa binaan dapat dicegah serta untuk mengedukasi warga terkait New Normal,” ungkap Kapolsek

Penulis : Heriyanto

Rabu, 16 September 2020

3 Bintang Film Inggris Produktif Mengisi Lockdown

Aktris Katherine Waterston menghadiri Festival Film Venesia di Venesia, Italia, 6 September 2020. (Foto: Invision via AP)


BORNEOTRIBUN -- Sebagian besar industri di dunia, termasuk industri film dan TV, terhenti pada awal tahun karena pandemi virus corona. Namun, tiga pemeran utama dalam film drama "The Third Day”, yaitu Naomie Harris, Jude Law dan Katherine Waterston, bersyukur penggarapan film itu tuntas sebelum pandemi.


Jude Law menghadiri penayangan perdana film "Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald," di London, 13 November 2018.


Selama diterapkan pembatasan wilayah atau lockdown, ketiga bintang film mengaku, hanya diam di rumah, mematuhi imbauan pemerintah. Namun, mereka tidak tinggal diam. Mereka mengisi waktu dengan mengerjakan proyek-proyek kecil.


Waterston mengakui bahwa ia sempat mengidap Covid-19. Setelah pulih, ia mengisi hari-harinya dengan menjadi relawan untuk badan amal. Ia mengajak Jude Law untuk juga menjadi sukarelawan.

Jude Law menghadiri penayangan perdana film "Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald," di London, 13 November 2018.


"Kami bekerja untuk organisasi yang membuat pakaian bagi petugas medis. Hasil produksi kami bawa ke rumah-rumahsakit. Kami juga mengantar makanan kepada siswa yang tinggal di rumah. Siswa biasanya bergantung pada makan siang sekolah, yang gratis," kata Waterston yang memerankan Jess dalam film itu.


Aktris Naomie Harris menghadiri acara di Spago, Beverly Hills, California, 6 Februari 2017.


Naomie Harris juga menemukan cara produktif untuk mengisi hari-harinya ketika Inggris memberlakukan, yaitu dengan menulis. Padahal, sebelum lockdown, Naomie mengaku "Tidak ada waktu" saat seorang teman memintanya menulis. 


"Lockdown membuat saya punya waktu untuk menulis. Saya dan teman itu menulis satu proyek dan kini kami mendapat dana untuk proyek itu. Jadi, sekarang saya adalah seorang penulis. Saya keluar dari masa lockdown sebagai penulis," ujar Naomie.

Aktris Naomie Harris menghadiri acara di Spago, Beverly Hills, California, 6 Februari 2017.


Film "The Third Day" dibagi menjadi tiga, dengan jalan cerita yang saling terkait. "Summer" dibintangi Jude Law, "Winter," dibintangi Naomie Harris, "Autumn" direncanakan menjadi pertunjukan langsung selama 12 jam dan dibintangi Jude Law. Syuting film ini dilakukan sekaligus dan akan ditayangkan pada 3 Oktober.


Proyek ini dibuat dengan bekerja sama dengan perusahaan teater interaktif Punchdrunk. "The Third Day" akan tayang di Amerika mulai 14 September, dan di Inggris mulai 15 September.


Sumber: www.voaindonesia.com

Sabtu, 12 September 2020

AS Berikan Fasilitas Cuci Tangan dengan Sabun kepada Indonesia untuk Melawan Covid-19

 

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Amerika Serikat Heather Variava dalam acara serah terima fasilitas cuci tangan dengan sabun di Puskesmas Ciawi di Bogor, 10 September 2020. (Foto: USAID)


BORNEOTRIBUN -- Pemerintah AS melalui United States Agency for International Development (USAID) hari Kamis (10/9) menyerahkan 20 fasilitas cuci tangan dengan sabun kepada Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Amerika Serikat Heather Variava dan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bogor Renaldi Yushab Fiansyah berpartisipasi dalam acara serah terima tersebut yang berlangsung di Puskesmas Ciawi di Bogor.


Dilansir dari voaindonesia.com, dalam rilis pers Kedubes AS di Jakarta disebutkan bahwa fasilitas cuci tangan tersebut adalah bagian pertama dari 250 fasilitas cuci tangan dengan sabun yang akan dipasang di sembilan kota berpenduduk padat (Jakarta, Medan, Surabaya, Deli Serdang, Depok, Kabupaten Bogor, Sidoarjo, Gresik, dan Kota Malang), yang merupakan bagian dari bantuan darurat AS untuk Covid-19. Secara total, 250 fasilitas cuci tangan dengan sabun tersebut akan meningkatkan akses air bersih dan sabun bagi 250.000 orang..


“Saat krisis kesehatan global muncul, Amerika merespons dengan bantuan yang tepat waktu, sesuai, dan profesional. Kami terus berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam memerangi Covid-19, meskipun kami sendiri juga masih memerangi pandemi ini di dalam negeri. Donasi fasilitas cuci tangan dengan sabun ini akan membantu mencegah penyebaran penyakit,” kata KUAI Variava dalam sambutannya.

Foto bersama usai acara serah terima fasilitas cuci tangan dengan sabun kepada Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 10 September 2020. (Foto: USAID)


Sekitar 82 persen masyarakat Indonesia tidak memiliki akses saluran air yang memadai. Konsekuensi layanan air, sanitasi dan higiene (WASH) yang rendah paling dirasakan oleh keluarga berpenghasilan kecil di daerah perkotaan. USAID membantu Pemerintah Indonesia memberdayakan sumber daya untuk meningkatkan akses terhadap layanan WASH dan meningkatkan perilaku bersih dan sehat. Untuk memastikan keberlanjutan, USAID memperkuat sistem pelayanan WASH agar dapat menjangkau masyarakat yang paling miskin dan paling rentan secara lebih efektif. Melalui USAID, Pemerintah AS telah mendukung program air dan sanitasi di Indonesia selama lebih dari 15 tahun. Kemitraan tersebut telah meningkatkan akses air minum dan sanitasi bagi hampir 5,7 juta orang di Indonesia.


“Situasi pandemi Covid-19 telah meningkatkan kebutuhan masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun. Kami berterima kasih yang setulusnya kepada Pemerintah Amerika Serikat dan USAID yang telah membantu dan mendukung program kebersihan dan sanitasi sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat di Kabupaten Bogor,” demikian kata Bupati Bogor Ade Yasin seperti yang disampaikan oleh Renaldi. Di Bogor, 20 fasilitas cuci tangan dengan sabun akan dipasang di sepuluh pasar dan sepuluh puskesmas.


Amerika Serikat merupakan kontributor terbesar kesehatan global, dan terus membantu sahabat dan sekutu melalui upaya “All-of-America” yang mencakup bantuan dari pemerintah, multilateral, dunia usaha, LSM, dan organisasi keagamaan. Selama 20 tahun terakhir, USAID telah menginvestasikan lebih dari satu miliar dolar AS atau 14,3 triliun Rupiah di sektor kesehatan Indonesia sehingga membangun landasan yang kuat untuk mengatasi Covid-19 secara lebih efektif. Fasilitas cuci tangan dengan sabun ini hanyalah salah satu bentuk bantuan darurat Kedutaan Besar AS untuk Indonesia dalam perang melawan Covid-19. [ab/uh]

Jumat, 11 September 2020

Lampaui 900 Ribu Kematian Global Akibat Covid-19

Seorang petugas keamanan duduk di antara potret orang yang meninggal akibat Covid-19, di Katedral, Lima, Peru, Sabtu, 13 Juni 2020. (Foto: AP)


BORNEOTRIBUN -- Dengan angka kematian global akibat pandemi Covid-19 kini melampaui 900 ribu, pakar penyakit menular di AS menyatakan penghentian uji coba akhir di tingkat global oleh perusahaan farmasi AstraZeneca terhadap vaksin eksperimentalnya menunjukkan efektivitas langkah pengamanan yang diterapkan dalam uji coba itu.


“Penting untuk menunjukkan bahwa itulah alasan mengapa kita melakukan berbagai tahap pengujian, untuk menentukan apakah, pada kenyataannya, calon-calon vaksin ini aman,” kata Dr. Anthony Fauci, kepala Institut Nasional bagi Alergi dan Penyakit Menular, dalam wawancara dengan CBS This Morning, Rabu (9/9).


Perusahaan farmasi raksasa Inggris-Swedia itu menghentikan uji cobanya karena seorang partisipan sukarela jatuh sakit setelah menerima vaksin eksperimental itu.

Anthony Fauci, Direktur National Institute for Allergy and Infectious Diseases, Jumat, 31 Juli 2020 di Capitol Hill di Washington. (Foto: Kevin Dietsch/Pool via AP)


“Sayang sekali hal ini terjadi, dan mudah-mudahan mereka dapat melanjutkan uji coba,” kata Fauci. “Tapi kita tidak tahu. Mereka perlu menyelidikinya lebih jauh,” lanjutnya.


Perusahaan itu hari Selasa mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan jeda dalam pengujian merupakan “tindakan rutin, yang harus dilakukan kapan saja terjadi kondisi sakit yang berpotensi tidak dapat dijelaskan dalam salah satu uji coba, sambil ini diinvestigasi, memastikan kami menjaga integritas uji coba.”


AstraZeneca mengembangkan vaksin AZD1222, bekerja sama dengan University of Oxford, Inggris. Vaksin ini sedang memasuki pengujian Fase 2 dan Fase 3 berskala besar di beberapa negara, di antaranya AS, Inggris, Brazil, Afrika Selatan dan India. AZD1222 adalah satu dari tiga vaksin Covid-19 yang sedang dalam uji coba tahap akhir Fase 3 di AS.


Perusahaan itu tidak mengungkap kondisi partisipan yang sakit itu. Namun, harian The New York Times melaporkan bahwa sukarelawan yang berbasis di Inggris itu didiagnosis mengalami myelitis transversa, sindrom peradangan yang mempengaruhi sumsum tulang belakang dan kerap dipicu oleh infeksi virus. Namun, The Times menyatakan tidak diketahui apakah ini terkait langsung dengan vaksin AZD1222.


Ini adalah kedua kalinya AstraZeneca menghentikan uji coba berskala besar terhadap vaksin eksperimentalnya setelah seorang sukarelawan jatuh sakit setelah divaksinasi. Jurnal ilmiah Nature menyebutkan uji coba dihentikan pada bulan Juli setelah seorang partisipan lainnya di Inggris juga menunjukkan sindrom myelitis transversa.


AstraZeneca adalah satu dari sembilan perusahaan farmasi raksasa yang berjanji tidak akan meminta persetujuan dari badan-badan regulator pemerintah AS bagi suatu vaksin sebelum seluruh data menunjukkan vaksin itu aman dan efektif.


Kesembilan perusahaan itu mencakup Johnson & Johnson, Merck, Moderna dan Novavax, serta perusahaan yang memimpin dua proyek vaksin bersama, Pfizer dan BioNTech, serta Sanofi dan GlaxoSmithKline. Mereka mengemukakan janji dalam suatu pernyataan yang dilansir hari Selasa (8/9), beberapa jam sebelum AstraZeneca mengumumkan penghentian uji coba vaksinnya.


Janji bersama yang tidak biasa itu dimaksudkan untuk menghilangkan kekhawatiran yang berkembang di kalangan pakar kesehatan bahwa perusahaan-perusahaan farmasi berada di bawah tekanan politik cukup besar untuk segera mengembangkan dan menyediakan vaksin Covid-19. Presiden AS Donald Trump telah berulang kali memberi kesan bahwa suatu vaksin yang berhasil dalam uji coba dapat siap sebelum pemilihan presiden AS 3 November.


PM Inggris Boris Johnson, Rabu (9/9), mengumumkan pemerintahnya akan meluncurkan program ambisius untuk melakukan tes Covid-19 terhadap sedikitnya setengah juta orang setiap hari, dengan hasil yang diketahui dalam beberapa menit. Johnson menyatakan ia berharap program ini akan berlangsung sebelum tahun depan, dan akan membuat Inggris kembali ke semacam situasi normal dan memberi keleluasaan lebih besar bagi mereka yang hasil tesnya negatif.


Johnson menambahkan pernyataannya dengan perintah baru yang membatasi jumlah orang yang boleh hadir dalam sebagian besar pertemuan sosial menjadi enam orang, berkurang dari 30 yang berlaku sekarang ini.


Batas baru ini akan berlaku mulai pekan depan. Inggris mengalami lonjakan hampir 3.000 kasus baru per hari dalam beberapa pekan ini, angka tertinggi sejak bulan Mei.


Pejabat kesehatan tertinggi Inggris Chris Whittey menyatakan peraturan baru itu kemungkinan besar akan tetap berlaku selama beberapa bulan.


Kamis, 10 September 2020

Bagaimana ‘Penular Super’, Warga, dan Tempat-tempat Perluas Pandemi Covid-19 di AS

Orang-orang berkumpul di One-Eyed Jack's Saloon selama Sturgis Motorcycle Rally ke-80 di Sturgis, 7 Agustus 2020. (Foto: AP)


BORNEOTRIBUN -- Resepsi pernikahan di Maine tercatat menyebabkan hampir 160 kasus Covid-19. Sebuah acara reli sepeda motor di South Dakota juga menularkan virus corona ke lebih dari 230 orang, dan bahkan diperkirakan bisa mencapai 250 ribu orang. Sedangkan, pesta yang diselenggarakan di rumah dan klub-klub malam di kota-kota tempat perguruan tinggi berlokasi di seluruh AS turut memicu wabah yang membuat pejabat kesehatan masyarakat makin sakit kepala.


Pakar kesehatan mengatakan beberapa peristiwa memicu sejumlah kasus infeksi virus corona. Peristiwa “superspreader” atau ‘penular super’ ini tampaknya sedang meningkat. Mereka khawatir bahwa peristiwa ini akan membalikan tren penurunan secara keseluruhan kasus Covid-19 dan berujung pada kematian ketika musim panas berlalu, berganti dengan suhu yang dingin. Pada cuaca seperti itu, acara hiburan akan diselenggarakan di dalam ruang.


"Tanpa memberlakukan aturan darurat militer atau semacamnya, kita akan selalu melihat orang-orang yang mulai santai dan mencoba menciptakan rasa normal dalam hidup mereka lagi," kata kata Michael Mina, seorang ahli epidemiologi di Harvard T.H. Chan, Sekolah Kesehatan Masyarakat. "Saya hanya berharap kami dapat mengendalikan virus sebelumnya, sebelum orang-orang mencapai titik di mana mereka tidak peduli lagi."


Sebuah Acara di Maine


Untuk alasan yang belum sepenuhnya dipahami, sejumlah kecil kasus mengakibatkan jumlah infeksi yang tidak proporsional. Orang-orang ini disebut sebagai ‘penular super’ atau “superspreaders.”


Sekitar 65 orang menghadiri resepsi pernikahan di Big Moose Inn di Millinocket, Maine, pada 7 Agustus.


Menurut inspektur kesehatan negara bagian, penginapan itu melebihi kapasitas, dan para tamu tidak memakai masker.


Satu bulan kemudian, tiga orang meninggal karena Covid-19, dan hampir 160 kasus yang terlacak ternyata terkait dengan kejadian tersebut.

Orang-orang berjalan di sepanjang Jalan Utama selama Reli Sepeda Motor Sturgis ke-80 di Sturgis, South Dakota pada 8 Agustus 2020. (Foto: AFP)


Yang mengherankan, tidak satu pun dari tiga korban yang meninggal dunia yang menghadiri resepsi itu. Disimpulkan, ketiga korban tersebut tertular virus corona secara tidak langsung dari pihak lain.


Ini adalah "pengingat yang sempurna mengenai kemungkinan acara berdurasi panjang (dalam ruangan) dengan sejumlah besar orang di mana mengenakan masker bukanlah suatu hal yang lazim,” kata Nirav Shah, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Maine pada konferensi pers, Selasa (8/9).


Hal ini pulalah yang menyebabkan pejabat kesehatan masyarakat menganggap reli sepeda motor Sturgis, acara tahunan sejak 1938, berpotensi sebagai skenario penyebaran Covid-19 terburuk.


Hampir setengah juta pengendara sepeda motor memasuki Kota South Dakota pada awal Agustus, mengunjungi bar, salon tato, dan tempat konser. Foto-foto dari acara tersebut menunjukkan tindakan pencegahan virus corona diabaikan secara luas.


Media melaporkan telah melacak setidaknya 236 kasus di 10 negara bagian. Sebuah studi menggunakan data ponsel dan perhitungan matematika memperkirakan lebih dari 260 ribu tertular, membutuhkan dana lebih dari $12 miliar (Rp 176,4 triliun) untuk biaya perawatan.


Manusia dan Tempat


“Penularan Super’ atau “Superspreading” tidak mengherankan dalam kasus Covid-19. Dalam wabah Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) 2015 di Korea Selatan, lima pasien menyebarkan penyakit itu ke 154 orang, sementara 186 pasien tidak menulari orang lain. Lima pasien menginfeksi 144 orang lainnya dalam wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) tahun 2003.


Sistem kekebalan yang melemah atau kasus yang lebih parah dapat berarti seseorang akan membawa virus dan menyebarkannya dalam jumlah lebih banyak dengan durasi lebih lama.


Perilaku seseorang juga dapat mempengaruhi seberapa banyak mereka akan menyebarkan virus. Fakta orang dapat terinfeksi tanpa gejala yang jelas menunjukkan mereka dapat menyebarkan virus tanpa menyadarinya.


"Itulah alasan utama kita semua harus memakai masker,” kata ahli penyakit menular Universitas Vanderbilt William Schaffner.


Berkumpul dalam waktu lama di dalam ruangan dengan ventilasi terbatas jelas merupakan masalah, seperti yang ditunjukkan beberapa studi kasus. Di sebuah restoran di Guangzhou, China, pada Januari, satu pasien menginfeksi sembilan orang lainnya melalui aliran udara lewat AC. Di sebuah call center di Korea Selatan pada Februari, lebih dari 40 persen pekerja di satu lantai terinfeksi, hampir semuanya berada di satu sisi gedung.


Berteriak, berbicara keras, atau bernyanyi juga dapat melepaskan lebih banyak partikel yang mengandung virus daripada sekadar bernapas. Satu orang yang terinfeksi menyebarkan virus ke-52 orang lainnya di sebuah latihan paduan suara di negara bagian Washington pada Maret.

Sebuah tanda yang memberitahu siswa untuk memakai masker terlihat di kampus Universitas Southern California (USC) yang kosong, di tengah wabah Covid-19, di Los Angeles, California, AS, 17 Agustus 2020. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)


The New York Times melaporkan lebih dari 100 kota perguruan tinggi melihat peningkatan kasus virus corona ketika kuliah tatap muka kembali dimulai. Peningkatan itu tak lepas dari aktivitas mahasiswa, baik di bar maupun mengadakan pesta.


Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), jumlah kasus dan kematian umumnya menurun di Amerika Serikat, tetapi rata-rata penyebaran Covid-19 masih sekitar 40 ribu kasus per hari. Kebanyakan pakar memperkirakan infeksi akan meningkat lagi saat cuaca mendingin.


"Jika kita mengalami musim gugur ini dengan 40 ribu kasus sehari," kata Mina dari Harvard, "kita berisiko mengalami wabah yang tidak terkendali."


Sumber: www.voaindonesia.com

Senin, 07 September 2020

PBB Serukan Dunia Tetap Prioritaskan Pendidikan di Tengah Pandemi

Seorang siswa yang memakai masker mengikuti ujian Diploma of Secondary Education (DSE) di sebuah sekolah di Hong Kong, Jumat, 24 April 2020. (Foto: AP)


BORNEOTRIBUN -- Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyerukan kepada pemerintahan di seluruh dunia agar memprioritaskan pendidikan, dan memperingatkan pandemi Covid-19 mempertaruhkan nasib masa depan dari sebuah generasi anak-anak.


Sebuah dana global (global fund) yang dibentuk untuk membantu anak-anak di masa krisis ini sebuah pendidikan, melaporkan lebih dari satu miliar orang muda tidak bersekolah sebagai akibat langsung dari pandemi.


Program "Education Cannot Wait", yang diselenggarakan oleh UNICEF, memperingatkan, banyak anak-anak kemungkinan tidak bisa kembali bersekolah. Tetapi ada juga yang bisa asalkan dibantu.


Direktur Eksekutif dari dana itu, Yasmin Sherif, mengatakan kepada VOA, program "Education Cannot Wait" ditujukan untuk membantu.


“Ini bukan lagi masalah bagaimana, karena kami sedang melakukannya. Ini berlangsung sementara kita bicara. Kami berusaha mengerahkan pendidikan dan itu kami lakukan dari sudut pandang sebuah krisis,” katanya.


Sherif menjelaskan, dana global dibentuk khususnya untuk berfungsi di dalam sebuah krisis dan situasi darurat.


“Program "Education Cannot Wait" sebagai bagian dari dana ini, dirancang untuk menanggapi bencana, eskalasi konflik, dan malahan juga pandemi,” kata Sherif.


Dana global ini dibentuk pada KTT Kemanusiaan Dunia di Istanbul pada 2016. Sejak itu 3,5 juta anak-anak yang terperangkap dalam konflik berhasil dibantu. Mereka hidup sebagai pengungsi, kehilangan tempat tinggal atau terkena bencana terkait iklim. Mereka yang tertolong adalah generasi muda di kawasan Sahel di Afrika Barat, sub sahara Afrika, Afghanistan, Bangladesh, dan Timur Tengah.


Sherif mengatakan, dana global kini beroperasi di 35 negara. Menurut ia pandemi telah memaksa perubahan yang radikal dalam cara PBB dan lembaga nirlaba untuk menyajikan pendidikan. Mereka harus menyesuaikannya dengan kenyataan perlunya untuk menjaga jarak sosial. Metode-metode baru diciptakan untuk menggantikan ketidakmampuan banyak siswa di negara berkembang dalam mengakses pembelajaran jarak jauh selama sekolah masih ditutup.

Siswa kelas satu berkumpul menandai dimulainya tahun ajaran baru. Sekolah dibuka kembali setelah liburan musim panas dan lockdown karena wabah Covid-19, di Moskow, Rusia 1 September 2020. (Foto: Reuters)


“Jadi kami menggunakan teknologi. Kami menggunakan radio. Kami menggunakan guru-guru. Kami menggunakan fasilitas sekolah untuk menanggapi kebersihan dan sanitasi, juga pemberian makanan, sehingga anak-anak tidak kehilangan kesempatan mendapat makanan sehari-hari yang sangat penting bagi mereka,” kata Sherif.


Sebelum pandemi, sekitar 75 juta anak-anak dan remaja di daerah yang dilanda krisis tidak bisa memperoleh pendidikan. Sherif mengatakan, angka itu semakin membesar sejak terjadi pandemi Covid-19.


"Education Cannot Wait", kata Sherif, membutuhkan dana sebesar $ 310 juta untuk bisa membantu perempuan dan laki-laki yang rentan dan berisiko tertinggal dalam pendidikan mereka.


Sumber: www.voaindonesia.com

Jumat, 04 September 2020

Terlahir Tanpa Lengan Kiri, Perempuan ini Menginspirasi di Tengah Pandemi Covid-19

 

Terapis pernapasan Savannah Stuard yang terlahir tanpa lengan bawah, di Ochsner Medical Center di New Orleans (AP Photo/Gerald Herbert)


BORNEOTRIBUN -- Terapis pernapasan adalah salah satu pekerja di garda terdepan paling penting, dalam melawan COVID 19. Seperti dilansir dari situs Associated Press, Savannah Stuard adalah salah satunya.


Sehari-harinya, Savannah bertugas mengoperasikan ventilator, yang menjadi penyelamat jiwa, atau secara manual memompa udara ke dalam paru-paru pasien melalui teknik yang disebut “bagging.” 


Namun, ada satu hal yang menjadi tantangan bagi Savannah. Terapis muda yang baru dua tahun lulus dari sekolah kedokteran ini, membantu menyelamatkan jiwa pasien di Ochsner Medical Center di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat, hanya dengan menggunakan satu tangan.


Terlahir tanpa lengan bawah bagian kiri, Savannah seringkali bekerja hingga 12 jam, dengan mengenakan alat pelindung diri dari kepala sampai ujung kaki. Bagian ujung lengan bawah di bagian kirinya, ditutup dengan sarung tangan yang direkat dengan pita pelekat, untuk melindunginya. 


"Ketika masuk, semua orang mengenakan baju pelindung diri. Mereka mengenakan masker dan merawat pasien mereka. Sebagai terapis pernapasan, saya masuk setiap empat hingga enam jam atau bahkan lebih,” jelas Savannah.


“Setiap harinya, terapis pernapasan bertanggung jawab atas empat hingga lima ventilator. Kali ini, jumlah ventilatornya telah meningkat sangat tinggi, sehingga kami harus melakukan terapi lebih dari itu. Saya menemui sekitar 11 hingga 12 pasien dalam satu waktu,” tambahnya.


Menurutnya, bekerja di lingkungan yang steril, banyak tantangannya, mengingat ia tidak memiliki dua tangan.


“Jadi saya harus berpikir, apa yang harus saya pegang selanjutnya, dan apa yang harus saya gunakan untuk melindungi tangan saya, agar tetap steril,” kata Savannah.


Savannah mengatakan, bahwa pekerjaannya ini sangat memuaskan hati. Ia bahkan mendatangkan inspirasi antar sesama, dan mengangkat semangat para pasien.


“Kebanyakan pasien yang melihat keadaan saya lalu terkejut. Mereka banyak bertanya kepada saya. Sungguh luar biasa,” paparnya.


Savannah juga menjadi relawan di berbagai organisasi, dimana ia menjadi mentor anak-anak muda, yang juga tidak memiliki bagian tubuh tertentu. 


Terlahir Tanpa Lengan Kiri, Perempuan Ini Menginspirasi di Tengah Pandemi

Sebagai mentor, ia menunjukkan bagainana cara mempelajari berbagai hal, seperti mengikat tali sepatu, berpartisipasi dalam olah raga senam, karate, dan olah raga lainnya. 


Ia juga bertemu dengan banyak pasien yang juga tidak memiliki bagian tubuh tertentu, yang bercerita mengenai kisah hidup masing-masing.


“Ada yang bercerita, ‘saya kehilangan kaki saya, karena kecelakaan mobil, dan kamu telah memberikan saya banyak harapan.’ Saya senang mendengarnya. Inilah yang saya inginkan, yaitu membantu orang untuk menjadi lebih baik, karena mereka telah melihat sosok orang yang juga memiliki bagian tubuh yang kurang, tetapi tetap bisa melakukan banyak hal," katanya.


Kisah hidup Savannah berhasil menarik perhatian pemain quarterback futbol dari tim New Orleans Saints, Drew Brees, yang telah beramal untuk membantu para pekerja medis di garis depan, serta menyediakan layanan kesehatan di komunitas yang kurang terlayani di New Orleans dan Baton Rouge. 

Pemain quarterback futbol Drew Brees dari tim New Orleans Saints saat latihan di Ochsner Sports Performance Center di Metairie, LA (David Grunfeld/The Advocate via AP, Pool)

Drew Brees mengatakan, upayanya adalah bagian dari keterlibatannya dalam The Real Heroes Project, yang merupakan kolaborasi dari 15 liga olah raga laki-laki dan perempuan. Para atlet yang berpartisipasi juga mengirimkan ucapan terima kasih kepada para pekerja medis, melalui media sosial.

“Dia menulis nama saya di bagian belakang seragam futbolnya dan bilang, “semua ini adalah untukmu, pahlawan yang sesungguhnya,’ dan ia berterima kasih kepada saya atas apa yang saya lakukan. Bisa diakui seperti itu sangat luar biasa dan menyenangkan,” katanya. 


Kisah hidup Savannah Stuard berhasil mendorong semangat dan menginspirasi sesama, untuk bisa melakukan lebih banyak hal lagi. [di]


Rabu, 02 September 2020

Jurnalis SMANSA Putussibau Kalbar Raih Prestasi Lomba Vlog Bawaslu

Jurnalis SMANSA Putussibau beserta pembimbing.(Foto: SMANSA Putussibau)


BORNEOTRIBUN -- Jurnalis SMA Negeri 1 (SMANSA) Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, meraih prestasi di tengah pandemi Covid-19.


Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Kalimantan Barat mengadakan lomba "Vlog Bawaslu" yang diikuti oleh 4 (empat) kategori peserta, diantaranya kategori Umum, Mahasiswa, SMA, dan Alumni SKKP pada Rabu (20 Juli 2020) lalu.


Jurnalis SMA Negeri 1 (SMANSA) Putussibau pun ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.


Video buatan Jurnalis SMANSA yang berjudul "Suara Dari Hati Bukan Dari Materi" yang mengusung tema ''Membangun Strategi Pengawasan Uang yang Efektif''.


Video tersebut berhasil mendapatkan juara 2 (dua) pada kategori  SMA dari 7 SMA yang mengikuti lomba.


Tak hanya itu, namun juga berhasil masuk 25 video favorit Bawaslu dari 87 peserta, sehingga diupload ke laman youtube HUMAS BAWASLU KALBAR, untuk memilih pemenang kategori favorit yang ditentukan dari banyaknya orang yang menyukai video tersebut.


Penyerahan hadiah dilaksanakan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada hari senin (31/8/2020) kemarin, bertempat di Sekretariat Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat, dengan menghadirkan seluruh pemenang dari semua kategori peserta.


Acara tersebut dibuka langsung oleh Ketua Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat, Ruhermansyah.


Ruhermansyah mengatakan, video yang dibuat oleh para peserta sungguh luar biasa, dimana gagasan-gagasan yang terdapat dalam video tersebut memang sungguh kreatif sehingga ia sulit untuk menilainya.


Tak hanya itu saja, Ruhermansyah juga mengaku sangat bangga kepada para peserta karena telah ikut berpartisipasi dalam lomba Vlog Bawaslu tersebut.


"Saya ucapkan terimakasih kepada para peserta lomba. Saya yakin para peserta tidak mengharapkan hadiah, akan tetapi mereka ingin berkreasi serta menuangkan ide-ide kreatif yang mereka miliki," ucapnya.


Pada kesempatan tersebut, Ruhermansyah juga berharap kepada para peserta agar tidak hanya berkreasi sampai di sini saja, melainkan dapat menjadi lebih dari hal tersebut.


"Saya berharap, semoga para peserta tidak hanya sampai di sini saja, akan tetapi dapat menjadi yang lebih dari ini kedepannya, serta ikut berpartisipasi bersama Bawaslu dalam pengawasan serta mencegah pelanggaran dalam Pilkada seperti politik uang dan politisasi SARA," harap Ruhermansyah.


Sementara itu, Kepada SMAN 1 Putussibau, Moch Djusanudin, turut bangga akan pencapaian Jurnalis SMANSA untuk pertama kalinya.


"Jurnalis SMANSA merupakan ekskul baru yang ada di SMANSA, namun saya sangat bangga kepada mereka. Karena walaupun mereka baru, tetapi telah berhasil mengharumkan nama SMANSA ditingkat Provinsi. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa," ungkap Djusanuddin, Selasa (1/8).


Pada kesempatan yang sama, pembimbing Jurnalis SMANSA, Fajar Bahari, mengaku sangat bangga kepada para siswa yang telah berhasil dalam pembuatan video tersebut.


Dikatakannya, meskipun terdapat kendala waktu yang singkat, namun Jurnalis SMANSA tetap bisa mengatasinya dan berhasil memenangkan lomba.


"Saya turut bangga kepada Jurnalis SMANSA. Ini merupakan prestasi perdana Jurnalis SMANSA. Walaupun terhalang oleh waktu yang singkat, tetapi mereka bisa menghasilkan yang terbaik, terus berkarya dan berprestasi. Saya harap semoga kedepannya Jurnalis SMANSA bisa berpartisipasi dalam berbagaai event lainnya serta dapat mengharumkan kembali nama SMAN 1 Putussibau," ujar Fajar Bahari.


Penulis: Jurnalis SMANSA (Khairunisa Fadila)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno