Berita Borneotribun.com: Amerika Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Amerika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amerika. Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 Februari 2022

Seorang Warga Amerika Digugat Karena Pelihara Babi di Dalam Rumahnya

Seorang Warga Amerika Digugat Karena Pelihara Babi di Dalam Rumahnya
Wyverne Flatt dan Ellie, babi gemuk peliharaannya di rumahnya di Canajoharie, New York, Rabu, 2 Februari 2022. (AP/Hans Pennink)


BorneoTribun.com - Anjing atau kucing sebagai  binatang peliharaan sudah lazim di Amerika dan bahkan berbagai penjuru dunia. Namun, bagaimana dengan babi? Seorang pria di sebuah kota di negara bagian New York terlibat dalam pertikaian hukum dengan banyak  warga setempat gara-gara memelihara babi di dalam rumahnya.  


Bagi Wyverne Flatt, Ellie adalah anggota keluarganya. Babi gemuk itu dibiarkan berkeliaran dalam rumahnya, dan bahkan tidur di dapur.


Ellie, babi yang dipelihara di dalam rumah dan dianggap
Ellie, babi yang dipelihara di dalam rumah dan dianggap sebagai hewan pendukung emosional bagi Wyverne Flatt, berbaring di tempat tidurnya di Canajoharie, New York, Rabu, 2 Februari 2022. (AP/Hans Pennink)


"Dia adalah bagian dari keluarga saya. Dan saya tidak pernah bermimpi untuk menyingkirkannya dari kehidupan saya,. Dia tahu ketika saya pulang, dia sangat pintar. Dia lebih pintar daripada anjing saya,” jelasnya.


Pendapat Flatt tidak sejalan dengan kebanyakan warga kota Canajoharie, di mana ia tinggal. Bagi mereka, babi adalah hewan ternak dan Flatt dituding menempatkan Ellie di rumahnya secara ilegal. Pertikaian hukum pun terjadi dan kemungkinan Flatt akan diadili.


Namun, sebelum kasus itu bergulir di pengadilan, kasus Flatt dan babinya, Ellie, telah menarik perhatian publik Amerika. Para pecinta babi bersikeras mengatakan, babi seharusnya juga dihormati sebagai sahabat, bukan hanya sebagai sumber makanan. Apalagi, kata Flatt dan para pencinta babi, Ellie adalah hewan pintar yang dirawat dengan bersih.


“Saya menghadapi gugatan pidana karena dianggap menyembunyikan babi ternak secara ilegal. Dia bukan babi ternak. Dia sangat penting bagi saya dan saya akan berjuang untuk membelanya. Saya berharap ini menjadi preseden agar orang-orang memahami bahwa babi bisa menjadi hewan peliharaan. Babi bukan sekadar hewan yang bisa Anda sembelih dan makan," jelasnya.


Wali Kota Canajoharie, Jeff Baker, mengatakan dewan kota tidak bersedia berkomentar sementara menunggu berlangsungnya proses pengadilan. Tetapi seorang pengacara yang mewakili banyak penduduk kota itu mengatakan, babi berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.


Ia berpendapat bahwa jika Flatt diizinkan mengabaikan peraturan zonasi, kota itu ibarat komunitas tanpa hukum.


Nasib Ellie bergantung pada interpretasi pedoman perumahan federal yang menyatakan pemerintah kota harus menyediakan "akomodasi yang wajar" untuk hewan bantuan yang dibutuhkan seseorang untuk kebutuhan pengobatan gangguan kesehatan.


Pengacara Flatt berpendapat bahwa kliennya memenuhi persyaratan itu. Ia mengatakan bahwa Ellie memungkinkan Flatt menghentikan ketergantungannya pada obat dan membantu mengatasi gangguan kecemasannya. [ab/uh]


Oleh: VOA Indonesia

Senin, 07 Februari 2022

Pasukan Elit Amerika Tiba di Polandia, Dekat Perbatasan Ukraina

Pasukan Elit Amerika Tiba di Polandia, Dekat Perbatasan Ukraina
Pasukan AS rombongan pertama ketika tiba di bandara Rzeszow-Jasionka, Polandia (5/2).


BorneoTribun.com - Pasukan elit Amerika hari Minggu (6/2) tiba di bagian tenggara Polandia yang dekat dengan perbatasan Ukraina.


Pasukan ini merupakan bagian dari 1.700 tentara Amerika yang dikerahkan atas perintah Presiden Joe Biden, di tengah kekhawatiran potensi invasi Rusia ke Ukraina.


Pasukan infantri udara Divisi Lintas Udara ke-82 tiba di bandara Rzeszow-Jasionka.


Komandan mereka adalah Mayjen, Christopher Donahue, yang merupakan tentara Amerika terakhir yang meninggalkan Afghanistan pada 30 Agustus lalu.


Biden memerintahkan tambahan pasukan Amerika ke Polandia, Romania dan Jerman untuk menunjukkan kepada sekutu dan sekaligus musuh tentang komitmen Amerika di sayap timur NATO, di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.


Polandia, yang merupakan anggota NATO, berbatasan langsung dengan Rusia dan Ukraina. Sementara Romania berbatasan dengan Ukraina.


Divisi ini dapat dengan cepat menyebar dalam waktu 18 jam dan melakukan serangan parasut untuk mengamankan tujuan utama. Divisi yang berbasis di Fort Bragg, North Carolina ini telah berdinas sejak tahun 1917.


Awal pekan ini pesawat-pesawat Amerika membawa berbagai peralatan dan pasukan logistik untuk persiapan kedatangan elemen-elemen divisi ke bandara yang terletak sekitar 90 kilometer dari perbatasan Polandia dengan Ukraina.


Juru bicara Divisi Mekanik ke-18 Angkatan Darat Polandaia, Mayor Przemyslaw Lipczynski mengatakan tentara Polandia sebelumnya telah bekerjasama dengan divisi ini dalam misi di Irak dan Afghanistan, dan telah melakukan latihan bersama.


Sejak tahun 2017 ada sekitar 4.000 tentara Amerika yang ditempatkan di Polandia secara bergilir. [em/jm]


Oleh: VOA Indonesia

Sabtu, 05 Februari 2022

Pesawat Amerika bersama Pasukan Logistik Tiba di Polandia

Pesawat Amerika bersama Pasukan Logistik Tiba di Polandia
Pasukan utama AS, elemen Divisi Lintas Udara ke-82, saat berangkat dari Fort Bragg, North Carolina, Jumat (4/2/2022).

BorneoTribun.com - Kementerian Pertahanan Polandia mengatakan tambahan pasukan Amerika tiba di negara itu setelah Presiden Joe Biden memerintahkan pengerahan 1.700 tentara di sana di tengah kekhawatiran akan terjadinya invasi Rusia ke Ukraina.

Kementerian itu mengatakan pesawat Amerika dengan peralatan dan pasukan logistik mendarat untuk mempersiapkan kedatangan pasukan utama, elemen Divisi Lintas Udara ke-82 dari Fort Bragg, North Carolina.

“Pasukan pertama sudah tiba di Polandia, pasukan utama sedang dalam perjalanan,” kata kementerian itu lewat cuitan di Twitter. Pasukan utama diharapkan tiba pada hari Sabtu, menurut militer Polandia.

Lokasi kedatangan itu tidak diungkapkan, tetapi pesawat angkut Angkatan Darat Amerika dengan peralatan dan beberapa tentara tiba di bandara Rzeszow-Jasionka, sekitar 90 kilometer dari perbatasan Polandia dengan Ukraina.

Sekitar 4.000 tentara Amerika telah ditempatkan di Polandia sejak 2017, secara bergilir. [lt/pp]

Oleh: VOA Indonesia

Jumat, 04 Februari 2022

Presiden Amerika Joe Biden Luncurkan upaya Baru Perangi Kejahatan Senjata Api

Presiden Amerika Joe Biden Luncurkan upaya Baru Perangi Kejahatan Senjata Api
Senapan berburu dipajang di Firearms Unknown, toko senjata di Oceanside, California, AS, 12 April 2021. (Foto: REUTERS/Bing Guan)

BorneoTribun AS - Presiden Amerika Joe Biden pada hari Kamis (3/2) meluncurkan upaya baru untuk memerangi kejahatan dengan senjata api, meningkatkan penuntutan terhadap pelaku kejahatan dengan kekerasan dan memulai upaya baru untuk melacak aliran senjata ilegal dan memburu penjualan senjata ilegal.

Biden mengunjungi Kota New York dan berbicara dengan walikota baru kota itu, Eric Adams, seorang mantan kapten polisi, yang pada bulan pertamanya menjabat harus bergulat dengan pembunuhan dua anggota polisi dan penembakan terhadap satu anggota lainnya.

Biden mengatakan pemerintah federal akan mengirimkan $350 juta ke kota-kota di seluruh Amerika untuk menghadapi gelombang kejahatan yang meningkat selama dua tahun pandemi virus corona.

Partai Republik sering menuduh kalangan Demokrat seperti Biden bersikap lunak dalam pencegahan kejahatan dan berusaha memotong anggaran untuk penegakan hukum.

Tetapi Joe Biden sendiri menyatakan, “jawaban untuk menyelesaikan masalah ini bukan dengan menghentikan anggaran polisi.”

Kontrol kepemilikan senjata adalah salah satu masalah politik di Amerika yang paling kontroversial, dan Konstitusi Amerika menjamin hak kepemilikan senjata. Selama beberapa dekade, perdebatan sengit telah berlangsung mengenai sejauh mana hak itu dapat diatur atau dibatasi.

Terlepas dari pembunuhan massal yang sering terjadi di sekolah, mal, dan bisnis di Amerika, upaya di Kongres untuk memberlakukan kontrol yang lebih ketat terhadap kepemilikan senjata atau melarang penjualan senjata otomatis secara selama ini telah gagal.

Biden tidak mengumumkan upaya baru untuk mengendalikan kepemilikan senjata, tetapi mengatakan produsen senjata “harus bertanggung jawab.” Dia mengatakan, “saya kira sangat keterlaluan” bahwa penjualan rokok saja di AS dapat dikendalikan, tetapi penjualan senjata hanya dikendalikan pada tingkat yang terbatas.

Gedung Putih mengatakan dengan upaya baru itu, Departemen Kehakiman telah memerintahkan para jaksa federal di seluruh Amerika “meningkatkan sumber daya yang khusus didedikasikan untuk strategi penanganan kejahatan dengan kekerasan di distrik-distrik khusus... untuk menghilangkan kekerasan bersenjata yang sering terulang dari jalan-jalan kita.” [lt/em]

Oleh: VOA Indonesia

Amerika: Pemimpin ISIS Bunuh Diri dalam Aksi Pengecut

Bangunan tiga lantai di Suriah barat laut tampak rusak pasca operasi militer AS yang menewaskan pemimpin ISIS, Amir Muhammad Sa'id Abdal-Rahman al-Mawla, di Idlib Suriah, Kamis (3/2).

BorneoTribun.com - Beberapa bulan setelah operasi intelijen Amerika melacak pemimpin kelompok ISIS ke satu bangunan perumahan di Suriah barat laut, Amir Muhammad Sa'id Abdal-Rahman al-Mawla, meledakkan bom, membunuh diri dan keluarganya, sewaktu pasukan Amerika mendekat.

Laporan kematian pemimpin ISIS itu pada Kamis (3/2), dari pejabat senior pemerintah Amerika, muncul beberapa jam setelah laporan operasi besar kontraterorisme Amerika pertama kali dimulai dari Atmeh, kota di provinsi Idlib, tidak jauh dari perbatasan dengan Turki.

Akun di media sosial menggambarkan helikopter dan pasukan Amerika turun ke gedung tiga lantai sebagai bagian dari operasi berjam-jam. Sebagian mengatakan pasukan Amerika menggunakan pengeras suara untuk mengeluarkan warga sipil dari gedung itu sebelum terjadi baku tembak yang sengit.

Namun para pejabat Amerika, yang berbicara tanpa mau disebut namanya, mengatakan sebagian besar kematian dan kerusakan disebabkan oleh al-Mawla, juga dikenal sebagai Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi dan sebagai Hajji 'Abdallah, dan salah satu dari ajudannya juga tinggal di gedung itu, mereka bertekad untuk tidak ditangkap hidup-hidup.

Para pejabat Amerika mengatakan mereka tidak bisa memastikan berapa banyak warga sipil yang tewas dalam operasi itu, tetapi menekankan bahwa pemimpin ISIS itu tampaknya memilih untuk tinggal di gedung perumahan justru karena adanya warga sipil, termasuk keluarga dengan anak-anak. 

Berbagai organisasi, seperti Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris Kamis mengatakan bahwa setidaknya 13 tewas, termasuk tiga wanita dan empat anak-anak.

Presiden Amerika Joe Biden mengonfirmasi kematian al-Mawla dalam pernyataan Kamis pagi. Dia memuji "keterampilan dan keberanian Angkatan Bersenjata kita."

Berbicara beberapa jam kemudian di Gedung Putih, Biden mengatakan, operasi untuk menyingkirkan al-Mawla dari medan perang harus mengirim pesan yang kuat. 

"Operasi ini merupakan bukti jangkauan dan kemampuan Amerika untuk mengatasi ancaman teroris di mana pun mereka mencoba bersembunyi," kata Biden.

Presiden Joe Biden juga mengatakan Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi tewas seperti yang dilakukan al-Baghdadi, dengan meledakkan bom yang membunuh dirinya sendiri dan anggota keluarganya, termasuk perempuan dan anak-anak, ketika pasukan AS mendekat.

"Kita tahu bahwa ketika pasukan kita mendekati untuk menangkap teroris dalam tindakan terakhir dari pengecut yang putus asa, tanpa memperhatikan kehidupan keluarganya sendiri atau orang lain di dalam gedung, ia memilih untuk meledakkan dirinya sendiri, bukan hanya pada rompinya, tetapi untuk meledakkan lantai tiga bangunan itu daripada diadili atas kejahatan yang telah dilakukannya, menewaskan beberapa anggota keluarganya bersamanya, seperti yang dilakukan pendahulunya."

Para pejabat Amerika mengatakan, Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris menyaksikan jalannya operasi itu dari Situation Room Gedung Putih. 

Mereka sangat menyadari betapa berbahayanya upaya menciduk pemimpin teror itu karena dia bersembunyi di antara warga sipil.

Rekaman kantor berita Associated Press setelah serangan itu menunjukkan, lantai bagian atas rumah yang hampir hancur total dalam serangan hari Kamis, dengan langit-langit dan dinding yang roboh.

Darah tampak di dinding dan lantai bangunan yang tersisa, yang terdiri dari kamar tidur yang rusak dengan tempat tidur kayu anak di lantai. 

Di salah satu dinding yang rusak, ayunan anak-anak dari plastik biru masih tergantung dan dapurnya menghitam akibat kebakaran.

Operasi itu dilakukan saat ISIS berusaha bangkit kembali, dengan serangkaian serangan di kawasan itu, termasuk serangan 10 hari akhir bulan lalu untuk merebut sebuah penjara.

Operasi itu dilakukan saat ISIS berusaha bangkit kembali, dengan serangkaian serangan di kawasan itu, termasuk serangan 10 hari akhir bulan lalu untuk merebut sebuah penjara.

Pasukan khusus AS mendarat dengan helikopter dan menyerang sebuah rumah di sudut Suriah yang dikuasai pemberontak, bentrok selama dua jam dengan orang-orang bersenjata, kata saksi mata.

Oman Saleh penduduk yang tinggal di dekat bangunan tersebut menyaksikan peristiwa saat penyerbuan di bangunan rumah tersebut.

“Kami mendengar seorang laki-laki yang memiliki aksen seperti orang Irak atau Saudi dan ia berbicara dengan seorang perempuan. Ia menyuruhnya untuk menyerahkan diri. Ada upaya terus-menerus (laki-laki yang berbicara melalui speaker) dan pesawat melayang selama sekitar 45 menit dan tidak ada yang menjawab. Kemudian ada tembakan dari pesawat dan kemudian saya mendengar suara seperti parasut."

Pentagon Kamis juga mengkonfirmasi misi kontraterorisme yang “berhasil” di barat laut Suriah.

Serangan malam hari itu terjadi di provinsi Idlib, Suriah, daerah terakhir yang dikuasai pemberontak, dekat perbatasan dengan Turki. 

Daerah itu juga merupakan tempat tinggal beberapa tokoh senior al-Qaida dan kelompok militan lainnya. [ka/my/jm]

Sumber: VOA Indonesia

Amerika Kirim Dua Helikopter Black Hawk ke Kroasia

Amerika Kirim Dua Helikopter Black Hawk ke Kroasia
Helikopter Black Hawk dipakai dalam operasi militer AS di Afghanistan (foto: ilustrasi).

BorneoTribun Amerika - Pada hari Kamis (3/2/2022), Amerika telah menyerahkan dua helikopter Black Hawk ke Kroasia di tengah perlombaan senjata dengan tetangganya, Serbia, yang merupakan sekutu Rusia, dan ketegangan yang membara di wilayah Balkan itu pascaperang.

Kedutaan Besar Amerika di ibu kota Kroasia, Zagreb, mengatakan helikopter multiguna UH-60M akan melengkapi kemampuan pertahanan dan kesiapan militer Kroasia dalam mendukung NATO. Kuasa Usaha Amerika, Mark Fleming, mengatakan Black Hawk menyediakan kemampuan dalam berbagai kemungkinan misi, dari operasi khusus hingga transportasi pasukan taktis hingga evakuasi aeromedis.

Menteri Pertahanan Kroasia Mario Banozic berterima kasih kepada Amerika atas sumbangan tersebut.

Kroasia bulan lalu mencapai kesepakatan dengan Amerika untuk membeli 89 kendaraan tempur Bradley sebagai bagian dari kerjasama dengan Washington dan rencana sebagai anggota NATO untuk membentuk brigade infanteri.

Kroasia yang juga anggota Uni Eropa, tahun lalu juga sepakat membeli 12 jet tempur Rafale dari Prancis.[ka/jm]

Sumber: VOA Indonesia

Sabtu, 29 Januari 2022

8.500 Pasukan Amerika Siap Bergabung dengan Pasukan NATO

8.500 Pasukan Amerika Siap Bergabung dengan Pasukan NATO
Para tentara AS memberikan salam hormat dalam upacara pembukaan "Rapid Trident", sebuah latihan militer internasional yang diselenggarakan di luar Kota Lviv, Ukraina, pada 3 September 2018. (Foto: AFP/Yuriy Dyachyshyn)

BorneoTribun Amerika - Pentagon mengatakan pangkalan militer Amerika Serikat di mana 8.500 tentara telah ditempatkan berada dalam siaga tinggi, dengan kemungkinan penempatan di luar negeri sebagai bagian dari Pasukan Respons NATO.

Juru bicara Pentagon John Kirby hari Kamis mengkonfirmasi kepada wartawan bahwa belum ada perintah penempatan pasukan yang dikeluarkan, tetapi peringatan itu dikeluarkan beberapa hari yang lalu di tengah meningkatnya ketegangan atas penumpukan pasukan Rusia di perbatasannya dengan Ukraina.

Kirby mengatakan unit tersebut termasuk elemen Divisi Lintas Udara ke-82 di Fort Bragg, serta elemen unit di Fort Carson, Colorado, dan Fort Campbell, Kentucky.

Dia juga mengatakan elemen unit yang telah ditempatkan dalam siaga tinggi termasuk pasukan di pangkalan militer di Texas, Louisiana, Arizona, Washington, Georgia, Ohio dan beberapa negara bagian lainnya.

“Unit-unit ini, semuanya, termasuk dukungan medis, dukungan penerbangan, dukungan logistik dan, tentu saja, formasi tempur,” katanya.

Kirby juga mengomentari perintah Menteri Pertahanan Lloyd Austin kepada stafnya untuk segera mengembangkan "rencana aksi" untuk meningkatkan bagaimana Pentagon membatasi dan menanggapi korban sipil yang disebabkan oleh serangan udara Amerika.

Kirby mengatakan dalam Perlindungan warga sipil tetap diutamakan dalam operasi ini, hal itu sudah dalam catatan Menteri Pertahanan.

"itu adalah keharusan strategis dan keharusan moral,” katanya. 

Austin mengatakan dalam sebuah memo kepada pejabat sipil dan militer senior bahwa dia ingin rencana itu tiba di mejanya dalam waktu 90 hari. Austin juga memerintahkan pembentukan “pusat keunggulan untuk perlindungan sipil” untuk melembagakan perbaikan dalam perlindungan warga sipil. [lt/k]

Voa Indonesia

Rabu, 15 September 2021

Badai Tropis Nicholas Bergerak Melintasi Texas

Badai Tropis Nicholas Bergerak Melintasi Texas
Badai Tropis Nicholas Bergerak Melintasi Texas. 

BORNEOTRIBUN.COM -- Pusat Badai Nasional Amerika mengatakan Nicholas melemah menjadi badai tropis tak lama setelah melanda Texas Selasa (14/9) pagi, mencurahkan hujan lebat, gelombang badai dan angin yang memutus aliran listrik ke ratusan ribu rumah dan bisnis sewaktu bergerak melintasi daerah itu. 

PowerOutage.US, situs yang memantau jaringan listrik dan utilitas, melaporkan bahwa 515.000 pelanggan mengalami pemadaman listrik Selasa pagi. 

Dalam pernyataan di situsnya, utilitas lokal CenterPoint Energy mengatakan sedang mempelajari kerusakan dan berusaha untuk memulihkan listrik ke sebagian daerah. 

Perusahaan itu memasok listrik ke sekitar 1,4 juta pelanggan di wilayah Houston. 

Pada laporan terakhir, badai itu berkecepatan angin sekitar 95 km per jam, menjadikannya badai tropis yang kuat. 

Badai itu terus mencurahkan hujan lebat, antara 12 dan 24 sentimeter sementara bergerak di jalur timur laut di luar Houston Selasa siang menuju Louisiana, negara bagian di sebelahnya. 

Louisiana semakin pulih dari Badai Ida yang melanda dua pekan lalu. Nicholas diperkirakan akan mencurahkan hujan antara 15 dan 30 sentimeter di wilayah tersebut. [ka/lt]

VOA

AS, Jepang dan Korsel Bertemu di Tokyo Bahas Nuklir Korut

AS, Jepang dan Korsel Bertemu di Tokyo Bahas Nuklir Korut
AS, Jepang dan Korsel Bertemu di Tokyo Bahas Nuklir Korut. 

BorneoTribun Amerika -- Utusan khusus Amerika dan Korea Selatan Selasa berada di Tokyo untuk pembicaraan tentang program senjata nuklir Korea Utara, menyusul uji coba oleh negara itu pada Sabtu dan Minggu. 

Sung Kim, utusan khusus Amerika untuk Korea Utara, dan Noh Kyu-duk, utusan khusus Korea Selatan untuk urusan perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea, bergabung dengan direktur jenderal urusan Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Jepang, Takehiro Funakoshi, untuk pertemuan tentang cara mengatasi perkembangan terakhir dengan Korea Utara. 

Media pemerintah Korea Utara mengukuhkan negara itu menguji coba "rudal jelajah jarak jauh yang baru dikembangkannya" pada Sabtu dan Minggu. 

Rudal jelajah itu terbang pada ketinggian yang relatif rendah dan dapat dipandu. Rudal itu mampu terbang di bawah atau di sekitar radar pertahanan rudal. 

Menurut analis, rudal itu secara visual mirip Tomahawk, rudal jelajah berkemampuan nuklir milik Amerika dengan jangkauan sekitar 1.600 kilometer. 

Korea Utara mengisyaratkan bahwa rudal itu berkemampuan nuklir, tetapi tidak jelas apakah Korea Utara memiliki hulu ledak nuklir yang cukup kecil yang pas dipasang di hulu. 

Terlepas dari itu, rudal tersebut mewakili komponen mematikan lainnya di gudang senjata Korea Utara, yang telah berkembang secara signifikan sejak 2019 ketika melanjutkan uji coba senjata utama. 

Sung Kim mengatakan uji coba baru-baru ini oleh Korea Utara adalah pengingat akan pentingnya komunikasi dan kerja sama yang erat antara Jepang, Korea Utara, dan Amerika. 

Noh setuju, dan mengatakan bahwa ketiga utusan bisa melakukan diskusi terbuka tentang bagaimana "terlibat dengan Korea Utara berdasarkan pemahaman bersama tentang urgensi denuklirisasi." 

Dalam komentar baru-baru ini, Kim mengindikasikan Amerika tetap terbuka untuk diplomasi dalam menangani isu-isu Korea Utara. 

Pyongyang sejauh ini menolak tawaran itu, dan mengatakan tidak ada yang berubah dari Amerika. 

Negara itu mengutip isu-isu seperti sanksi yang sedang berlangsung dan latihan militer gabungan dengan Korea Selatan. [ka/lt]

VOA

Senin, 13 September 2021

Warga Sikh AS Masih Berjuang Hadapi Diskriminasi Pasca Serangan 11 September

Warga Sikh AS Masih Berjuang Hadapi Diskriminasi Pasca Serangan 11 September
Warga Sikh AS Masih Berjuang Hadapi Diskriminasi Pasca Serangan 11 September. 

BorneoTribun Amerika -- Lelaki Sikh biasanya berjenggot dan mengenakan serban khas sebagai penanda identitas keamanan mereka. Bagi orang-orang yang tidak mengerti, mereka kerap keliru diduga lelaki Muslim. 

Setelah serangan teroris pada 11 September 2001 di Amerika Serikat yang dilakukan kelompok Islamis, lelaki Sikh masih sering menghadapi diskriminasi dan serangan terhadap mereka, mulai dari perundungan (bullying) hingga kejahatan berbasis kebencian.

Setelah 20 tahun serangan teroris itu, warga Sikh ternyata masih juga menghadapi hal serupa. 

Raghuvinder Singh tidak pernah membayangkan ayahnya akan berada dalam bahaya, sewaktu sang ayah berkunjung sebagai seorang pendeta tamu ke sebuah kuil Sikh di Oak Creek, Wisconsin, pada Agustus 2012. 

Namun sang ayah termasuk satu di antara tujuh umat Sikh yang akhirnya meninggal dunia karena peristiwa pembantaian pada 5 Agustus tahun tersebut. 

Mereka tewas di tangan seorang veteran Angkatan Darat Amerika pendukung supremasi kulit putih yang melepaskan tembakan ke arah kuil. 

Ayah Singh terkena tembakan di bagian kepala dan kemudian tubuhnya lumpuh separuh. 

“Ia selalu dalam keadaan lumpuh dan semikoma. Ia tak dapat berbicara. Ia tak dapat bergerak. 

Ia tak dapat berjalan. Hidupnya berubah total," kata Singh. Ayah Singh menderita karena cedera yang dialaminya selama tujuh tahun lebih, dan akhirnya meninggal dunia pada 2 Maret 2020. Orang-orang muda Sikh Amerika masih berjuang satu generasi kemudian. 

Mereka menghadapi diskriminasi yang dipicu oleh peristiwa 11 September 2001 berupa serangan terhadap orang tua mereka maupun mereka sendiri. 

Serangan-serangan itu beragam, mulai dari perundungan di sekolah hingga ke profil rasial  sampai ke kejahatan berdasarkan kebencian – terutama terhadap kaum lelaki Sikh, yang biasanya memelihara jenggot dan serban untuk menunjukkan kepercayaan mereka. 

Satjeet Kaur, Direktur Eksekutif di The Sikh Coalition, sewaktu berbicara mengenai persepsi warga Amerika Sikh setelah serangan 11 September, mengatakan,"Orang melihat serban dan jenggot sebagai sesuatu yang ditakuti.” 

Sementara itu, hingga menjelang peringatan 20 tahun serangan teroris 11 September, generasi muda Sikh menyatakan masih banyak yang perlu diperbaiki terkait dengan kejahatan berbasis kebencian terhadap komunitas mereka. 

Biro Investigasi Federal (FBI) bahkan baru mulai melacak kejahatan berbasis kebencian khususnya terhadap warga Sikh pada tahun 2015, dan banyak badan penegak hukum setempat yang gagal mencatat serangan semacam itu secara komprehensif. 

FBI mencatat 67 kejahatan anti-Sikh pada tahun 2020, jumlah tahunan tertinggi sejak kategori ini diciptakan pada tahun 2015.

“Sering kali kita lupa bahwa itulah kenyataan sesungguhnya dari kebencian. Kebencian ini berdampak pada kehidupan orang-orang, pada keluarga mereka," tambah Satjeet. 

Serangan-serangan semacam itu dapat dirasakan sangat berat terhadap kaum muda Sikh, yang menghadapi bullying dari teman-teman sekelas mereka yang berusaha merenggut serban mereka atau mengolok-olok mereka sebagai “keponakan Osama” atau “Saddam Hussein.” 

"Orang-orang mulai mengaitkannya karena menganggap inilah tampilan ‘teroris'," kata Satjeet Kaur. 

Mereka seringkali harus bergumul dengan falsafah Sikh yang disebut chardi kala, suatu ajakan untuk tetap optimistis pada saat menghadapi penindasan. Tejpaul Bainiwal, 25 tahun, adalah seorang kandidat doktor di University of California, Riverside.

Ia mempelajari sejarah Sikh yang pertama kali mulai berdatangan di AS pada akhir tahun 1800-an. Bainiwal mengakui bahwa ia banyak terlibat baku hantam semasa di SMA dengan para pelajar lain yang merenggut penutup kepalanya dan kemudian mengejeknya.

Ia mengatakan keluarga-keluarga Sikh yang ketakutan, termasuk keluarganya sendiri, berdebat mengenai apakah akan terus menunjukkan tanda kepercayaan mereka, seperti serban, setelah pembantaian 5 Agustus 2012 di kuil Sikh di Oak Creek, Wisconsin, yang pada akhirnya menewaskan tujuh orang.

"Saya dulu seorang anak yang pemberang. Saya bingung karena, saya lahir dan besar di sini, jadi mengapa mereka seperti memilih saya?" kata Tejpaul Bainiwal. 

Perlu waktu lama bagi Bainiwal sebelum ia akhirnya menghargai konsep Sikh mengenai chardi kala. Ia menjelaskan, "Untuk menyeimbangkan chardi kala dan kemarahan ini, saya pikir … saya bisa bilang ini rumit, karena kita manusia dan kita penuh dengan emosi. Dan salah satu hal yang diajarkan oleh kepercayaan Sikh adalah mengendalikan kemarahan kita." 

Sewaktu ayah Singh masih hidup, ia dapat berkomunikasi dengan cara mengedipkan mata sekali untuk menandakan ‘tidak’ dan berkedip dua kali untuk ‘ya.’ Singh yang kini berusia 49 tahun mengatakan, pelajaran terbesar yang diberikan ayahnya adalah bagaimana cara menjalankan chardi kala.

“Sewaktu saya menanyainya, ‘Papa Ji, apakah Anda sedang menjalankan chardi kala? Ia akan berkedip dua kali, sengaja berkedip dua kali dan ia akan mengatakan, ‘ya, saya dalam keadaan chardi kala.’ Sehingga kami belajar, kami belajar darinya, bahwa dalam kondisi seperti itu, jika ia dapat hidup dalam chardi kala, mengapa kita tidak bisa?” katanya. [uh/ab]

VOA

Jumat, 10 September 2021

Dinas Pendidikan Los Angeles: Semua Pelajar Usia 12 Tahun Ke Atas Wajib Vaksin

 
Dinas Pendidikan Los Angeles: Semua Pelajar Usia 12 Tahun Ke Atas Wajib Vaksin
Dinas Pendidikan Los Angeles: Semua Pelajar Usia 12 Tahun Ke Atas Wajib Vaksin. 

BorneoTribun Internasional -- Dinas Pendidikan Los Angeles pada hari Kamis (9/9) memutuskan untuk mewajibkan seluruh pelajar berusia 12 tahun ke atas divaksinasi vaksin COVID-19 sebelum mengikuti pembelajaran tatap muka di distrik dengan jumlah sekolah terbesar kedua di Amerika itu.  

Langkah ini menjadikan Los Angeles sejauh ini sebagai distrik terbesar – dari sejumlah kecil distrik – yang mewajibkan vaksinasi untuk para pelajar. 

Sebelumnya Culver City di dekat Los Angeles telah memberlakukan kebijakan serupa atas 7.000 pelajar kota itu bulan lalu. 

Los Angeles Unified School District, yang memiliki lebih dari 600.000 pelajar – sebagian besar diantaranya adalah pelajar keturunan Amerika Latin – sudah melakukan uji medis pada semua pelajar dan staf sekolah setiap minggu, dan mewajibkan penggunaan masker di dalam dan luar ruangan. Distrik itu juga memerintahkan semua staf sekolah untuk divaksinasi.  

Berdasarkan rencana ini, pelajar yang berusia 12 tahun ke atas dan ikut serta dalam pelajaran olahraga dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lain diharuskan telah mulai divaksinasi selambat-lambatnya pada Oktober mendatang. Sementara, para pelajar lainnya diberi waktu hingga 19 Desember.

Los Angeles Unified School Disctrict adalah salah satu distrik terbesar terakhir yang memulai kembali kelas tatap muka langsung pada musim semi lalu. Namun serikat guru menentang langkah itu selama beberapa bulan karena alasan kesehatan. 

Hampir tiga perempat pelajar di distrik ini adalah anak-anak Amerika-Latin dan banyak yang miskin. Di antara warga dewasa, jumlah kelompok warga Amerika-Latin yang telah divaksinasi berada pada tingkat yang lebih rendah dari rata-rata di negara bagian itu. 

Berdasarkan rencana baru yang diumumkan hari ini, seluruh pelajar berusia 12 tahun ke atas di distrik itu akan sudah divaksinasi penuh ketika kembali ke sekolah setelah libur musim dingin pada 11 Januari. Mereka yang ikut serta dalam pelajaran olahraga dan kegiatan lain akan menerima dosis pertama pada 3 Oktober dan dosis kedua pada 31 Oktober. 

Sementara pelajar-pelajar lainnya sudah harus divaksinasi dosis pertama pada 21 November dan dosis kedua selambatnya tanggal 19 Desember. (em/lt) 

VOA

Minggu, 05 September 2021

Jumlah Korban Tewas Badai Ida di Lousiana Menjadi 12

Jumlah Korban Tewas Badai Ida di Lousiana Menjadi 12
Jumlah Korban Tewas Badai Ida di Lousiana Menjadi 12.

BorneoTribun Amerika - Jumlah korban tewas akibat Badai Ida di negara bagian Louisiana, Amerika Serikat (AS), bertambah menjadi 12 orang pada Sabtu (4/9/2021).

Gubernur Bel Edwards mengumumkan penambahan jumlah korban tewas, dalam konferensi pers.

Dia memperingatkan angkanya bisa bertambah karena banyak orang bergantung pada generator untuk menyalakan listrik. Gubernur mengatakan dari ke-12 korban itu, empat di antaranya tewas karena keracunan karbon monoksida terkait penggunaan generator.

Lebih dari 718.500 pelanggan di Louisiana masih belum mendapatkan aliran listrik. Jumlah itu berkurang dari 1,1 juta orang sebelumnya. New York dan New Jersey termasuk beberapa negara bagian yang terkena dampak paling buruk dari badai tersebut.

Bencana itu menewaskan lebih dari 44 orang dan menyebabkan transportasi umum di New York City terhenti.

Para operator transportasi berjanji untuk memulihkan beberapa jalur sebelum dimulainya hari kerja pada Selasa (7/9). 

Presiden AS Joe Biden akan mengunjungi New Jersey dan New York pada Selasa (7/9), hanya beberapa hari setelah dia mengunjungi Louisiana di mana badai itu melanda hampir sepakan lalu. 

Gedung Putih mengatakan Biden juga akan mengunjungi Manville, New Jersey, dan area Queens di New York City. [vm/ft]

VOA

Sabtu, 04 September 2021

Pistol Pembunuh Billy the Kid Terjual $6 Juta

Pistol Pembunuh Billy the Kid Terjual $6 Juta
Pistol Pembunuh Billy the Kid Terjual $6 Juta. 

BorneoTribun Amerika - Pistol yang membunuh penjahat legendaris Amerika, Billy the Kid, terjual lebih dari $6 juta atau setara dengan Rp86,4 miliar di sebuah lelang di Los Angeles pada Jumat (27/8). 

Angka tersebut melebihi dua kali lipat dari perkiraan pra-penjualan. 

Juru lelang Bonhams mengatakan pistol Colt yang digunakan Sheriff Pat Garrett untuk menjatuhkan Billy the Kid pada 1881 dibeli melalui telepon oleh seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya. 

Bonhams menggambarkan senjata itu sebagai "harta paling ikonik dalam sejarah Barat awal.” Mereka mengatakan harga $6,03 juta itu merupakan rekor dunia untuk senjata api apa pun. 

Padahal sebelumnya pistol tersebut hanya diharapkan meraup antara $2 juta dan $3 juta. Billy the Kid adalah seorang buron di Arizona dan New Mexico. Ia membunuh delapan orang. 

Setelah pengejaran selama berbulan-bulan, Garrett melacaknya ke sebuah peternakan di Fort Sumner, New Mexico. Ia berhasil menembak dan membunuhnya pada 14 Juli 1881. 

Saat itu Billy the Kid berusia 21 tahun. Pistol itu berasal dari koleksi pasangan asal Texas Jim dan Theresa Earle, yang mengumpulkan senjata api Barat dan artefak lainnya selama sekitar 50 tahun. Jim Earle meninggal pada 2019. [ah]

VOA

Sabtu, 28 Agustus 2021

Pembunuh Robert F. Kennedy Diberi Pembebasan Bersyarat

Pembunuh Robert F. Kennedy Diberi Pembebasan Bersyarat
Pelaku.

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Pembunuh Robert F. Kennedy (RFK), Jumat (27/8), diberi pembebasan bersyarat setelah dua putra RFK mendukung pembebasan Sirhan Sirhan, sementara tim jaksa menolak berargumen bahwa ia seharusnya tetap ditahan di balik jeruji besi. 

Keputusan itu merupakan kemenangan besar bagi tahanan berusia 77 tahun itu, meski tidak menjamin pembebasannya. 

Putusan oleh panel yang terdiri dari dua orang dalam sidang pembebasan bersyarat ke-16 bagi Sirhan Sirhan itu akan dikaji dalam 90 hari ke depan oleh staf Dewan Pembebasan Bersyarat California. 


Hasil kajian itu akan dikirim ke gubernur, yang memiliki waktu 30 hari untuk memutuskan apakah akan memberikan pembebasan bersyarat yang disetujui itu, menolak atau memodifikasinya. 

Douglas Kennedy, yang masih kanak-kanak ketika ayahnya ditembak mati tahun 1968, mengatakan ia menangis mendengar penyesalan Sirhan dan mengatakan jika Sirhan tidak lagi menjadi ancaman bagi orang lain maka seharusnya ia dibebaskan. 

Robert F. Kennedy, senator New York yang juga saudara laki-laki Presiden John F. Kennedy, adalah kandidat presiden dari Partai Demokrat ketika ia ditembak mati pada 6 Juni 1968 di Ambassador Hotel di Los Angeles, beberapa saat setelah menyampaikan pidato kemenangan dalam pemilihan pendahuluan yang penting di California. 

Sirhan, yang dihukum karena pembunuhan tingkat pertama, mengatakan ia tidak ingat pembunuhan itu. Pengacaranya, Angela Berry, menilai Dewan Pembebasan Bersyarat seharusnya mendasarkan putusannya pada siapa Sirhan hari ini.


Berdasarkan kebijakan Jaksa Distrik Los Angeles George Gascon, seorang mantan polisi yang menjabat tahun lalu setelah mendorong reformasi, jaksa menolak untuk menyetujui atau menentang pembebasan Sirhan Sirhan. 

Gascon, yang mengatakan ia mengidolakan keluarga Kennedy dan berduka dengan pembunuhan RFK, yakin bahwa peran jaksa berakhir ketika vonis dijatuhkan, dan bahwa jaksa seharusnya tidak mempengaruhi keputusan untuk membebaskan tahanan. [em/pp]

VOA

Minggu, 22 Agustus 2021

Kedutaan AS Imbau Warga AS Agar Tidak Mendatangi Bandara Kabul

Kedutaan AS Imbau Warga AS Agar Tidak Mendatangi Bandara Kabul
Kedutaan AS Imbau Warga AS Agar Tidak Mendatangi Bandara Kabul. 

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Kedutaan Besar Amerika Seritkat (AS) di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, mengeluarkan peringatan keamanan pada Sabtu (21/8) mengimbau warga AS untuk tidak datang ke bandara tanpa "instruksi tertentu dari seorang perwakilan pemerintah AS." 

Peringatan itu juga menyebut kemungkinan adanya ancaman keamanan oleh ISIS di luar gerbang bandara. 

Kedutaan Jerman mengeluarkan peringatan serupa, mengatakan pasukan Taliban melakukan kontrol yang semakin ketat di area itu. Seorang pejabat AS mengatakan, Sabtu (21/8), seperti dikutip oleh Associated Press bahwa berbagai ancaman keamanan telah memicu militer AS untuk mencari cara-cara untuk membawa warga yang akan dievakuasi menuju bandara. 

Salah satu solusinya, kata sumber itu, adalah melibatkan kelompok-kelompok kecil berkumpul di titik-titik tertentu dimana militer AS akan menjemput mereka. 

Para pejabat AS yang berbicara dengan syarat identitasnya dirahasiakan menolak merincikan tentang ancaman ISIS itu, tapi mengatakan ancaman itu signifikan, meski belum ada konfirmasi terjadinya serangan. 

AS juga terus berkomunikasi dengan komandan Taliban setempat untuk mengizinkan orang-orang melalui pos pemeriksaan mereka. 

Militer AS mengevakuasi sekitar 3.000 orang dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul dalam 24 jam belakangan, kata Gedung Putih pada Sabtu (21/8), dan 17.000 sejak 14 Agustus, sebelum Taliban memasuki Kabul. 

Gedung Putih mengatakan sekitar 22.000 orang telah dievakuasi sejak akhir Juli. [vm/ft]

VOA

Kamis, 19 Agustus 2021

Bahas Afghanistan, Merkel Telepon Biden

Bahas Afghanistan, Merkel Telepon Biden
Bahas Afghanistan, Merkel Telepon Biden. 

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Kantor Kanselir Jerman, Rabu (18/8), mengatakan Kanselir Angela Merkel berbicara melalui telpon dengan Presiden Joe Biden tentang situasi di Afghanistan. 

Dalam pembicaraan telpon itu, Merkel menekankan pentingnya mengevakuasi sebanyak mungkin warga Afghanistan yang mendukung upaya militer dan masyarakat madani Jerman selama ini. 

Kedua pemimpin “setuju untuk menerbangkan sebanyak mungkin orang yang membutuhkan perlindungan,” tambah kantor Merkel. 

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan sejak hari Minggu lalu (15/8) Jerman telah menerbangkan lebih dari 500 orang keluar dari Afghanistan, termasuk 200 warga Afghanistan, dan “kami akan terus melanjutkan hal itu dalam jumlah yang sama selama beberapa hari mendatang.” 

Maas mengatakan ada asumsi bahwa jangka waktu untuk penerbangan evakuasi itu akan terbatas, “tetapi semua yang berada di lapangan dalam posisi siaga, khususnya Amerika, yang berupaya menggunakan waktu ini sebaik mungkin.” 

Ditambahkannya, menurut informasi yang diperolehnya, saat ini ada ratusan – atau mungkin ribuan orang – yang berkumpul di luar gerbang bandara, dan terjadi aksi kekerasan sporadis. 

Maas mengatakan Jerman juga berusaha membawa pasokan makanan ke Kabul bagi mereka yang menunggu proses evakuasi, dan memiliki sebuah pesawat Medevac di kawasan itu. 

Menteri Pertahanan Annegret Kram-Karrenbauer mengatakan Jerman akan “melakukan apapun yang dapat dilakukan untuk mengevakuasi sebanyak mungkin staf lokal dari Kabul.” [em/jm]

VOA

Minggu, 01 Agustus 2021

Jutaan Warga Amerika Terancam Diusir dari Rumah

Jutaan Warga AS Terancam Diusir dari Rumah
Jutaan Warga AS Terancam Diusir dari Rumah. 

BorneoTribun Internasional -- Larangan pengusiran dari rumah yang diberlakukan oleh pemerintah karena pandemi akan habis masa berlakunya Sabtu (31/7) tengah malam. 

Akibatnya jutaan warga AS berisiko diusir dari rumah mereka. Pada Jumat (30/7), DPR AS melakukan reses tanpa meninjau isu perlindungan pengontrak setelah seorang anggota Kongres dari Partai Republik memblok upaya untuk memperpanjangnya hingga 18 Oktober. 

Para pemimpin Demokrat mengatakan mereka kekurangan dukungan yang cukup untuk menggulirkan usulan menjadi pemungutan suara resmi. 

Senat AS mengadakan sesi Sabtu (31/7), tapi para pemimpin tidak memberi indikasi mereka akan mempertimbangkan untuk memperpanjang larangan pengusiran itu.

Gedung Putih telah mengambil sikap bahwa pihaknya tidak akan memperpanjang perlindungan itu secara sepihak, karena tak punya otoritas hukum untuk melakukannya. 

Lebih dari 15 juta orang dalam 6.5 juta rumah tangga AS menunggak biaya kontrakan, menurut sebuah studi oleh Aspen Institute dan COVID-19 Eviction Defense Project. 

Secara kolektif, mereka mengutang lebih 20 milyar dolar kepada pemilik kontrakan. Kelompok-kelompok pemilik kontrakan menentang moratorium itu. 

Dan sebagian pemilik kesulitan membayar KPR, pajak dan premi asuransi terkait properti tanpa pendapatan dari sewa. [vm/ft]

VOA

Minggu, 18 Juli 2021

Los Angeles Kembali Wajibkan Pemakaian Masker

Los Angeles Kembali Wajibkan Pemakaian Masker
Los Angeles Kembali Wajibkan Pemakaian Masker. 

BORNEO TRIBUN INTERNASIONAL -- Mulai akhir pekan ini, Los Angeles County akan mewajibkan semua penduduk kembali memakai masker di dalam ruangan di tempat umum, tidak peduli apakah mereka sudah atau belum divaksinasi.

Peningkatan cepat dan berkelanjutan kasus di county itu mengharuskan mandat masker lagi di dalam ruangan, kata Dr. Muntu Davis, pejabat kesehatan masyarakat county dengan 10 juta penduduk itu.

Perintah itu akan berlaku Sabtu, tepat sebelum tengah malam. Dalam tiga minggu ini, kasus COVID-19 naik dua kali lipat di 36 rumah sakit Kaiser Permanente di California, menjadi lebih dari 400.

Dengan varian delta yang sangat menular menyebar dengan cepat, kasus di Amerika naik sekitar 70% pada minggu lalu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit naik sekitar 36% dan kematian naik 26%, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Jumat (16/7). 

Ketakutan sebagian rumah sakit adalah mereka harus kembali menunda perawatan non-COVID-19 yang berisiko memperburuk kesehatan pasien.

Kematian COVID-19 dan infeksi baru yang dikonfirmasi di seluruh Amerika masih jauh lebih rendah daripada selama musim dingin. 

Namun untuk pertama kali sejak itu, kasus meningkat di seluruh 50 negara bagian. 

Upaya vaksinasi nasional melambat. Hanya sekitar 48% populasi yang sepenuhnya terlindungi. Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky memperingatkan bahwa wabah di Amerika menjadi "pandemi orang yang tidak divaksinasi" karena hampir semua pasien dan kematian di rumah sakit adalah mereka yang belum diimunisasi.[ka/pp]

VOA

Minggu, 11 Juli 2021

Amerika Kirim Pejabat FBI dan Keamanan Dalam Negeri Untuk Bantu Haiti

Amerika Kirim Pejabat FBI dan Keamanan Dalam Negeri Untuk Bantu Haiti
Amerika Kirim Pejabat FBI dan Keamanan Dalam Negeri Untuk Bantu Haiti.

BORNEO TRIBUN - Pemerintah Biden mengirim pejabat senior Biro Penyidik Federal FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri DHS ke Ibu Kota Port-au-Prince, menjawab permintaan pemerintah Haiti untuk memberikan bantuan keamanan dan penyelidikan pasca pembunuhan Presiden Jovenel Moise. 

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada Jumat (9/7) mengatakan pada wartawan bahwa sejumlah pejabat Amerika akan “mengkaji situasi dan bagaimana kami dapat membantu.” 

Ditambahkannya, “Amerika masih melakukan konsultasi erat dengan mitra-mitra internasional dan di Haiti untuk mendukung rakyat Haiti pasca pembunuhan presiden itu.”  

Haiti berada dalam kekacauan sejak Moise ditembak mati di kediaman pribadinya, Rabu (7/7) dini hari. Pejabat-pejabat Haiti telah meminta bantuan Amerika untuk menjaga keamanan dan membantu penyelidikan untuk menemukan mereka yang bertanggungjawab atas pembunuhan itu.

Duta Besar Haiti Untuk Amerika Bocchit Edmond telah mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Amerika Anthony Blinken, meminta dijatuhkannya sanksi terhadap mereka yang terlibat dalam kejahatan itu. 

“Selanjutnya kami meminta pemerintahan Biden untuk menjatuhkan sanksi berdasarkan UU Magnitsky Global terhadap semua pelaku yang secara langsung bertanggungjawab atau membantu dan bersekongkol dalam eksekusi pembunuhan Presiden Moise.  

Kami berharap dapat bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika di Port-au-Prince saat mencari kebenaran dan keadilan bagi Presiden Moise dan rakyat Haiti,” demikian petikan surat tersebut. 

Psaki mengatakan Haiti tahun ini sedianya menerima bantuan bernilai 75,5 juta dolar dari Amerika, untuk menjalankan “pemerintahan yang demokratis, layanan kesehatan, pendidikan, pembangunan pertanian, penguatan kegiatan pra-pemilu, penguatan perdamaian, dan penegakan hukum.” 

Ditambahkannya, memperkuat “kapasitas penegakan hukum” tetap menjadi prioritas utama Amerika.

Pemerintahan Biden telah mengalokasikan sekitar lima juta dolar untuk pasukan Kepolisian Nasional Haiti PNH, yang telah menerima bantuan dari Biro Urusan Penegakan Hukum dan Narkotika Internasional di Departemen Luar Negeri Amerika.

Anggaran itu akan digunakan untuk mengatasi kekerasan antar geng. Dalam beberapa tahun terakhir ini Kepolisian Haiti telah dikecam karena pelanggaran HAM, korupsi dan salah urus sumber daya.

Di bidang imigrasi, Psaki mengatakan Amerika telah memperpanjang Status Perlindungan Sementara TPS untuk warga Haiti yang saat ini tinggal di Amerika dan telah memenuhi syarat.

Keputusan itu diumumkan oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas bulan Mei lalu.

Untuk membantu Haiti mengatasi lonjakan Covid-19 sejak bulan lalu, Psaki mengatakan Amerika berencana mengirimkan vaksin virus corona ke Haiti “paling cepat minggu depan.” 

Bandara Haiti ditutup beberapa jam setelah pembunuhan presiden ketika aparat penegak hukum berupaya memotong rute pelarian para tersangka.

Psaki mengatakan pengiriman vaksin akan tergantung pada status bandara. [em/ah]

VOA

Sabtu, 10 Juli 2021

Terbuki Memeras, Pengacara Terkenal Divonis 2,5 Tahun Penjara

Terbuki Memeras, Pengacara Terkenal Divonis 2,5 Tahun Penjara
Michael Avenatti (kiri) bersama pengacaranya, Danya Perry (kanan), dalam konferensi pers di Pengadilan Federal Manhattan, Rabu, 8 Juli 2021.

BORNEOTRIBUN - Seorang hakim New York, Kamis (8/7), telah menjatuhkan hukuman 2,5 tahun penjara terhadap seorang pengacara terkenal dari California, Michael Avenatti, karena terbukti bersalah melakukan pemerasan bernilai $25 juta terhadap Nike.

Pengacara berusia 50 tahun tahun lalu dinyatakan bersalah atas beberapa tuduhan termasuk usaha pemerasan dan penipuan terkait dengan perwakilannya untuk liga bola basket remaja LA yang marah kepada Nike karena mengakhiri pemberian sponsor kepada liga itu.

Hakim distrik Paul G. Gardephe mengumumkan hukuman itu di Manhattan, di mana tim juri pada awal 2020 menyatakan Avenatti bersalah atas tuduhan yang mencakup pemerasan dan penipuan. 

Ia menyebut perilaku Avenatti memalukan. Avenatti, menurutnya, telah “membajak klaim kliennya dan menggunakan klaim tersebut untuk memajukan agenda pribadinya berupa pemerasan jutaan dolar dari Nike.” 

Ditambahkannya, Avenatti “telah menjadi mabuk dengan kekuatan dari platform yang dimilikinya, atau apa yang dipersepsikannya adalah kekuatan platformnya. Dia menjadi seseorang yang beroperasi seakan-akan hukum dan aturan yang berlaku untuk orang lain tidak berlaku untuk dirinya.” 

Sebelum hakim menyampaikan putusannya, Avenatti diberi kesempatan berbicara, dan secara emosional dan berlinang air mata dia mengatakan “Yang Mulia, saya telah belajar bahwa semua ketenaran, ketenaran dan uang di dunia tidak ada artinya. TV dan Twitter, Yang Mulia, tidak ada artinya.” 

Avenatti menjadi terkenal ketika dia mewakili bintang pornografi Stormy Daniels dalam penuntutan terhadap Presiden Donald Trump ketika itu.

Vonis ini menandai bab lainnya dalam jatuhnya seorang tokoh yang tiga tahun lalu cukup populer di media sosial dan program televisi sampai-sampai dia mempertimbangkan mencalonkan diri untuk jadi presiden. [jm/em]

VOA

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno